Dokumen tersebut membahas pengendalian internal pada sistem informasi, aktivitas pengendalian, dan pemantauan. Ia menjelaskan pengertian pengendalian internal secara umum, peran pentingnya, dan kelima komponennya menurut kerangka COSO. Dokumen ini juga menganalisis kasus pengendalian internal pada perusahaan manufaktur kertas dan menemukan kelemahan pada informasi, aktivitas pengendalian, dan pemantauan terkait penjualan k
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
KONTROL INTERNAL
1. Kelompok 8
Pengendalian Internal Pada Komponen
Information System, Control Activities,
Monitoring
Destia Juliana
Rima Rosiana
Nafis Kurnianto
2. Pengertian SPI secara umum
Sistem pengendalian internal merupakan suatu
perencanaan yang meliputi struktur organisasi dan semua
metode dan alat-alat yang dikoordinasikan yang digunakan di
dalam perusahaan dengan tujuan untuk menjaga keamanan
harta milik perusahaan, memeriksa ketelitian dan
kebenaran data akuntansi, mendorong efisiensi, dan
membantu mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen
yang telah ditetapkan.
3. Peran Penting Pengendalian
Internal
Membantu manajemen dalam mengendalikan dan
memastikan keberhasilan kegiatan organisasi
Menciptakan pengawasan serta mengurangi
kemungkinan terjadinya kesalahan dan kecurangan
Membantu auditor dalam menentukan ukuran
sampel dan pendekatan audit yang akan diterapkan
Membantu auditor dalam memastikan efektifitas
audit, dengan keterbatasan waktu dan biaya audit
5. 3. Information System
Entitas memerlukan informasi demi
terselenggaranya tanggung jawab pengendalian
internal yang mendukung pencapaian tujuan.
Manajemen harus memperoleh, menghasilkan,
dan menggunakan informasi yang relevan dan
berkualitas, baik yang berasal dari sumber
internal maupun eksternal, untuk mendukung
komponen-komponen pengendalian internal
lainnya berfungsi sebagaimana mestinya.
6. Komunikasi
Komunikasi sebagaimana yang dimaksud dalam
kerangka pengendalian internal COSO adalah proses
iteratif dan berkelanjutan untuk memperoleh,
membagikan, dan menyediakan informasi.
Komunikasi internal harus menjadi sarana
diseminasi informasi di dalam organisasi, baik dari
atas ke bawah, dari bawah ke atas, maupun lintas
fungsi.
7. 4. Control Activities
Control activities adalah kebijakan dan prosedur
yang memastikan bahwa petunjuk dan arahan
manajemen dilaksanakan. Contoh,
pengendalian yang memastikan bahwa barang
dagangan tidak dikirim ke pembeli yang
mempunyai catatan atau reputasi kredit yang
buruk, atau pembelian hanya boleh dilakukan
jika ada otorisasi. Pengendalian ini merupakan
tanggapan atas resiko yang jika tidak di
tanggulangi akan mengancam tercapainya
tujuan entitas.
8. Klasifikasi pengendalian
Preventive Controls
Mencegah kesalahan dan penyimpangan.
Detective Controls
Menemukan kesalahan dan lah-hal yang tidak lazim untuk kemudian dikoreksi
atau tindakan perbaikan dapat diambil.
Compensating Controls
Merupakan corrective controls, memberikan jaminan ketika ada kendala
sumber daya yang membuat pengendalian langsung tidak dapat dilakukan.
Steering Controls
Merupakan corrective controls, mengarahkan tindakan koreksi untuk mencapai
hasil yang diinginkan.
9. Contoh pengendalian di tingkat
bisnis
Pemisahan tugas (segregation of duties)
Pengendalian ini mengurangi peluang bagi seseorang melakukan kesalahan atau
kecurangan dan menyembunyikan perbuatannya.
Otorisasi (authorization controls)
Pengendalian ini menegaskan siapa yang berwenang menyetujui transaksi atau
peristiwa.
Rekonsiliasi (account reconciliations)
Meliputi penyusunan dan reviu atas rekonsiliasi secara tepat waktu dan tindakan
perbaikannya.
Aplikasi IT (IT application controls)
Pengendalian ini di program dalam aplikasi yang bersangkutan, misalnya aplikasi
penjualan atau pembelian.
Reviu angka-angka realisasi
Pengendalian berupa reviu atas realisasi (dibandingkan budget, forecast),
membandingkan data produksi dan data keuangan, membandingkan data entitas dengan
data industri. Perbedaan yang ditemukan, selanjutnya diselidiki
Pengendalian fisik (physical controls)
Pengendalian ini berhubungan dengan pengaman fisik atas aset dan pembatasan akses
(ke suatu ruang, file, data, program komputer,dan seterusnya).
10. 5. Monitoring
Monitoring menurut COSO (Committee of Sponsoring Organizations of
The Treadway Commissions) adalah proses yang menentukan
kualitas kinerja pengendalian intern sepanjang waktu.
Pemantauan mencakup penentuan desain dan operasi pengendalian
tepat waktu dan pengambilan tindakan koreksi.
Proses ini dilaksanakan melalui kegiatan yang berlangsung secara
terus menerus, evaluasi secara terpisah, atau dengan berbagai
kombinasi dari keduanya.
Aktivitas pemantauan dapat mencakup penggunaan informasi dan
komunikasi dengan pihak luar seperti keluhan pelanggan dan
respon dari badan pengatur yang dapat memberikan petunjuk
tentang masalah atau bidang yang memerlukan perbaikan
11. Monitoring
Pada komponen pemantauan menilai efektif kinerjanya
pengendalian internal dengan berjalannya waktu. Tujuannya
ialah untuk memastikan bahwa pengendalian berjalan dengan
baik jika tidak maka tindakan perbaikan diambil (correction
action)
Dalam pemantauan manajemen dapat memantau melalui kegiatan
yang sedang berjalan (on going activities) penelaahan atas
laporan penyimpangan (exception reports) yang dihasilkan
sistem informasi dan manajemen bisa melihat dari perbedaan
(variance) yang signifikan untuk menyempurnakan
pengendalian.
Ketika auditor mengevaluasi pemantauan atas pengendalian, ia
perlu memahami :
Sumber informasi yang berkaitan dengan kegiatan pemantauan
Apa yang mendasari kesimpulan manajemen bahwa informasi
tersebut cukup andal untuk tujuan pemantauan
12. Studi Kasus
PT. Setia Kawan merupakan salah satu perusahan
manufaktur penghasilkertas pembungkus yang melakukan
kegiatan operasionalnya yaitu menjual kertashasil produksinya
dengan sistem kredit kepada distributor atau langsung
keperusahaan yang membutuhkan. Hal yang sangat penting
dalam penjulan kredit,yaitu bagaimana perusahaan menerapkan
pengendalian yang baik atas penjualantersebut agar risiko-
risiko yang timbul atas penjualan kredit dapat
diminimalisir,seperti terjadinya piutang yang tidak tertagih.
Kendala penjualan kredit yang dihadapi PT. Setia Kawan
yaitu distributor yang merupakan pelanggan lama masih
memiliki hubungan keluarga sehingga kebijakan yang
ditetapkan olehperusahaan atas penjualan kredit terbilang
longgar dan berisiko terhadap besarnyapiutang yang tak
tertagih. Selain itu, dokumen yang digunakan dalam
transaksisiklus pendapatan dinilai masih sangat sederhana.
Hal ini dikhawatirkan jugadapat menimbulkan risiko-risiko
yang tidak diinginkan pada siklus pendapatan.
13. ANALISIS TERHADAP KOMPONEN
PENGENDALIAN INTERNAL
Analisis atas Informasi dan Komunikasi
(Information System)
Perusahaan ini belum memiliki software
khusus untuk pencatatan transaksi dalam
siklus operasional perusahaan. Namun,
pembuatan data keuangan dan non keuangan
telah dilakukan pada perusahaan ini.
Dokumen yang digunakan dalam transaksi
siklus pendapatan dinilai masih sangat
sederhana
14. Analisis atas Aktivitas Pengendalian
(Control Activities)
1. Otorisasi Transaksi
a. Tidak adanya otorisasi dari pihak hutang piutang dalam menetukan
siapa pelanggan yang berhak melakukan pembelian kredit. Semua
persetujuan hanya disahkan secara verbal. Seharusnya ada data
pelanggan sebagai bahan kajian apakah calon pelanggan tersebut layak
diotorisasi permintaan kreditnya.
b. Faktur Penjualan hanya ditandatangani oleh bagian administrasi
penjualan. Seharusnya faktur tersebut ditandatangani oleh bagian
hutang piutang yang sebelumnya telah mengotorisasi penjualan
kepada pelanggan serta bagian penyiapan nota sebagai pembuat nota.
c. Bukti Kas Masuk memiliki beberapa kolom tanda tangan mulai dari
direktur, bagian keuangan, pembukuan, dan kasir. Dan pada prosedur
yang tecipta secara tertulis semua bagian yang tertera dalam Bukti
Kas Masuk menandatanganinya. Namun, yang menandatangani hanya
kasir.
15. Analisis atas Monitoring
Aktivitas pengawasan atau monitoring dalam siklus pendapatan pada PT. Setia
Kawan dilakukan oleh kepala bagian. Kepala bagian bertugas untuk mengawasi
kinerja bawahannya agar kebijakan, prosedur dan dokumen yang terkait
dengan siklus pendapatan berjalan sesuai dengan yang telah ditetapkan
perusahaan.
Pada setiap prosedur dan dokumen yang terkait dengan siklus pendapatan,
peran pengawasan oleh kepala bagian dinilai masih sangat lemah. Hal ini dapat
terlihat dari otorisasi terkait pada prosedur siklus pendapatan. Kelemahan
tersebut antara lain otorisasi tersebut tidak dilakukan oleh semua kepala
bagian yang terkait dengan siklus penjualan dan pada bagian tertentu yang
melakukan otorisasi tidak diketahui siapa yang melaksanakan. Selain itu tidak
adanya komite audit yang membantu mengawasi kinerja perusahaan dalam
rangka melakukan pengevaluasian secara periodik untuk menilai pengendalian
internal perusahaan pada setiap proses kegiatan operasional perusahaan dan
melaporkan kelemahan kepada manajemen dan dewan direksi dengan
memberikan rekomendasi untuk perbaikan yang seharusnya dilakukan.