1. Pasien bernama An. R berusia 3,5 tahun dirawat di ruang Afiyah 3 Bed 3 dengan diagnosa Demam Berdarah Dengue Syok Syndrom (DSS) berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan laboratorium.
2. Perawatan yang diberikan mencakup monitoring tanda vital, status hidrasi, dan status gizi; kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat dan cairan; serta edukasi kepada keluarga tentang tanda bahaya dan peraw
1. ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN “An. R” DI RUANG
“AFFIYAH 3 BED 3” DENGAN DENGUE SYOK SYNDROM
Oleh : Sabarsa Ulung, A.Md.Kep
Ns. 3
2. Perawatan DBD yang
belum memadai dan
gejala klinis yang
memberat dapat
berakibat gangguan
pembuluh darah.
Smapai mengalami
perdarahan masif,
syok hingga kematian
02
Peran perawat
memberikan edukasi
terkait pentingnya
menerapkan (PHBS)
dan memberikan
nutrisi sesuai
kecukupan gizi anak.
03
Dari data (WHO)
terdapat sekitar 2,5
milyar orang di dunia
beresiko terinfeksi
virus dengue
penderitanya ialah
anak – anak yang
berusia kurang dari 15
tahun
04
Kasus kematian DBD
terbanyak dialami
anak – anak. Kondisi
ini disebabkan daya
tahan tubuh anak yang
belum sempurna.
01
3. Konsep Dasar DBD
Pengertian:
DBD adalah penyakit virus yang tersebar luas di seluruh dunia terutama di daerah
tropis. Penderitanya terutama adalah anak-anak berusia di bawah 15 tahun, tetapi
sekarang banyak juga orang dewasa terserang penyakit virus ini. Sumber penularan
utama adalah manusia, sedangkan penularannya adalah nyamuk Aedes (Soedarto,
2009).
Infeksi demam berdarah dengue (DBD) bisa memicu terjadinya komplikasi yang
disebut dengue shock syndrome (DSS). DSS adalah penyakit syok yang muncul
secara tiba-tiba dan progresif pada penderita demam berdarah.
Dengue Shock Syndrome (SSD) Dengue Syok Sindrom (DSS) adalah kasus deman
berdarah dengue disertai dengan manifestasi kegagalan sirkulasi/ syok/ renjatan.
Dengue Shok Syndrome (DSS) adalah sindroma syok yang terjadi pada penderita
Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) atau Demam Berdarah Dengue (DBD) menyebar
dengan luas dan tiba-tiba, tetapi juga merupakan permasalahan klinis. Karena 30 –
50% penderita demam berdarah dengue akan mengalami renjatan dan berakhir
dengan suatu kematian terutama bila tidak ditangani secara dini dan adekuat.
4.
5. Klasifikasi
1.DD (Demam Dengue)
2.DBD Derajat I
3.DBD Derajar II
4.DBD Derajat III
5.DBD Derajat IV
Komplikasi
1.Ensefalopati Dengue
2.Kelainan Ginjal
3.Udem Paru
6. Patofisiologi
Menurut Aristanaoka (2008) virus akan masuk kedalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegepti
yang kemudian akan bereaksi dengan anti bodi dan terbentuklah komplek virus anti bodi, terjadinya
cctrombositopenia, menurunya fungsi trombosit, menurunya fungsi pembekuan darah merupakan faktor
penyebab terjadinya perdarahan hebat terutama perdarahan pada saluran gastroentestinal pada DHF.
Virus degue Gigitan nyamuk orang yang terinfeksi Menyerang orang sehat gigitan nyamuk Anti bodi
menurun membawa virus Tubuh terinfeksi dan terjadi proteksi dari sistem imun tubuh Gg sistem
koagulasi vermis menyerang gastroentestinal suhu naik trombositopenia kelemahan fisik asam lambung
naik hipertermi Perdarahan tubuh nyeri akut intoleransi aktifitas anorexia mual muntah Syok
hipovolemik nutrisi kurang dari kebutuhan Kematian ansietas gangguan keseimbangan cairan elekrolit
Kurang pengetahuan. Sumber : aristanaoka (2008) carpenito (2000) Salah satu hal yang menentukan
beratnya penyakit adalah meningkatnya permeabilitas dinding pembuluh darah, menurunya volume
plasma darah, terjadinya hipotensi, trombositopenia, dan diatesis haemoragic. Nilai hematokrit
meningkat bersamaan dengan hilangnya plasma melalui endotel dinding pembuluh darah. Dan dengan
hilangnya plasma penderita mengalami hipovolemik apabila tidak diatasi bisa terjadi anorexia jaringan,
acidosis metabolic dan kematian.
9. Column
Style
Manifestasi Klinis
Salah satu manifestasi klinis DBD diantaranya
adalah :
Menurut Sunarto (2008) beberapa manifestasi
klinis dari demam dngue
diantaranya:
- Panas mendadak tinggi terus menerus 2-7 hari
- Manifestasi perdarahan melalui torniquet yang
menunjukan hasil positif
- Pembesaran hati atau hepar
- Syok atau renjatan yang manifestasinya cepat
dengan nadi melemah disertai nadi yang
menyempit juga hipotensi dengan ditandai
dengan kulit yang lembab, dingin dan gelisah.
1. Sistem pernafasan
2. Sistem sirkulasi
3. Sistem kardiovaskuler
4. Sistem otak
Pemeriksaan Diagnostik
Respon Tubuh
1. Pemeriksaan Darah
Lengkap
2. Pemeriksaan Rontgen
Thorax
10. Penatalaksanaan
Menurut Ngastiyah (2005), penyakit demam berdarah dengue atau DBD harus
segera diatasi dengan cara :
1. Renjatan atau perdarahan : Pengawasan tanda vital (nadi, tekanan darah dan pernafasan).
Perlu dilakukan secara kontinu, bila perlu setiap jam dan harus ada catatan yang diisi setiap
melakukan observasi pasien. Pemeriksaan hematokrit, hemoglobin, dan trombosit sesuai
permintaan dokter biasana setiap empat jam dan harus dicatat hasilnya secara rapi karena
pasien DBD memerlukan pemantauan yang terus menerus sampai akhir. Perhatikan apakah
pasien ada kencing atau tidak. Bila dijumpai kelainan seperti tersebut segera hubungi
dokter.
2. Perdarahan gastrointestinal :Periksa hematokrit dan hemoglobin serta trombosit, ukur
tekanan darah, nadi, pasang NGT untuk membantu pengeluaran darah dari lambung
3. Muntah bercampur darah perlu tindakan secepatnya baik obat obatan maupun darah yang
diperlukan. Makan dan minumpasien dihentikan. Bila pasien sebelumnya belum dipasang
infus maka segera dipasang lebih baik lebih dari satu infus. Pasien dikirim ke ruang rawat
DBD/dirujuk bila selama pemantauan didapati :
Terjadi perdarahan masif.
Trombosit terus menurun sampai < 50.000/ mm3
Dengan pemberian cairan diatas, terjadi perburukan kondisi klinis.
Terjadi komplikasi atau keadaan klinis yang tidak lazim, seperti kejang, penurunan
kesadaran, dan lainnya.
11. DSS
Pengkajian
Ruangan : Afiyah 3 /3
Tgl Masuk rumkit : 17 10 2022
Tgl Pengkajian : 17 10 2022
Diagnosa Medis : Dengue Syok Syndrom
No. Rekam Medik : 171022…
Biodata
Nama : An. R
Umur : 3,5 Tahun
Suku : Jawa
Agama : Islam
Alamat : Talang Jawa
Asuhan Keperawatan Meliputi :
1. Pengkajian Keperawatan
2. Diagnosa Keperawatan
3. Intervensi Keperawatan
4. Implementasi Keperawatan
5. Evaluasi
12. DSS
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Sakit Berat
Kesadaran : Somnolen
GCS : 11
Temperatur : 37,6 C
Nadi : 121x/m
Pernapasan : 26 x/m
BB : 10 kg
Riwayat Kesehatan Pasien
Keluhan Utama : Lemas
Riwayat Penyakit Sekarang : Ibu OS Mengatakan Anaknya SMRS Demam
3 Hari yang lalu, Batuk Disertai Pilek, lemas, tidak nafsu makan, nyeri perut,
Minum sedikit
Riwayat Penyakit Dahulu : Riwayat Kejang usia 8 Bulan, Riwayat
Mimisan .
Riwayat Kehamilan & persalinan : Spontan, Anak Ke 2 dari 3 bersaudara Berat
Lahir 2500 gram, panjang 49 cm
Riwayat Makanan : Asi Eksklusif Selama 2 bulan
Riwayat Tumbuh Kembang : Tengkurap 4 bulan, Duduk 6 Bulan,
Merangkak 8 Bulan, Bediri 11 Bulan, Bicara 3-6 kata dimengerti 12 Bulan
Riwayat Imunisasi : Lengkap
13. Pemeriksaan Penunjang : Laboratorium
Laboratorium Hari ke 1 Laboratorium Hari ke 2 Laboratorium Hari ke 3
15. DSS
Analisa Data
DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN
1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan
anorexia mual muntah.
2. Syok hipovolemik berhubungan dengan perdarahan
dari luar maupun dalam dan kurangnya cairan tubuh
akibat penyakit
No Data Etiologi Masalah Keperawatan
1
DS :
Ibu Os mengatakan anaknya
demam, batuk pilek
.riwayat Kejang usia 8 bulan,
lemas, mual muntah, minum
sedikit.
DO :
Kesadaran menurun
GCS : 11
Temp : 37,6 C
Nadi : 121 x/m
RR : 26 x/m
SPO2 : 98%
Anorexia mual muntah Kekurangan volume cairan
2
DS :
Ibu Os mengatakan nafsu
makan menurun. Minum
sedikit, lemas, nyeri perut.
Riwayat mimisan.
DO :
Kesadaran menurun
GCS : 11
Temp : 37,6 C
Nadi : 121 x/m
RR : 26 x/m
SPO2 : 98%
Perdarahan dari luar
maupun dalam dan
kurangnya cairan tubuh
akibat penyakit
Syok Hipovolemik
16. DSS
Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Tujuan Intervensi
1
Kekurangan
Volume Cairan
Setelah dilkukan tindakan
keperawatan selama 2x24 jam
kekurangan volume cairan dapat
teratasi
dengan Kriteria Hasil :
1. Mempertahankan urin output
sesuai dengan usia, BB, urine
normal dan HT normal
2. Tanda tanda vital dalam rentan
normal
3. Tidak ada tanda tanda dehidrasi,
elastisitas turgor kulit baik,
membrane mukosa lembab, tidak
ada rasa haus berlebihan
1. Observasi KU dan TTV
2. Monitor status hidrasi
3. Anjurkan pasien untuk banyak minum
4. Monitor status nuttisi
5. Dorong keluarga untuk membantu
pasien makan minum dan menambah
intake cairan tubuh
6. Obs intake, output dan TTV
7. Kolaborasi dengan DPJP pemberian
obat
8. Hitung dieresis follow up / jam
9. Cek laboratorium/24 jam
2 Syok Hipovolemik
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 2x24 jam
diharapkan tidak terjadinya syok
hipovolemik dengan Kriteria Hasil :
1. TTV dalam batas normal
2. Kesadaran membaik GCS 15
3. Tidak ada tanda – tanda
dehidrasi.
4. Nafsu makan dan minum pasien
membaik
5. Tidak terjadinya tanda – tanda
syok
6. Tidak terjadi pendarahan
1. Monitor keadaan umum pasien
2. Monitor TTV pasien
3. Monitor GCS dan kesadaran pasien
4. Monitor input dan output pasien
5. Jelaskan pada pasien dan keluarga
tanda perdarahan, dan segera
laporkan jika terjadi perdarahan.
6. Dorong keluarga untuk membantu
pasien makan dan minum dan
menambah intake cairan.
7. Obs pendarahan
8. Kolaborasi dengan DPJP dalam
pemberian obat cairan tubuh.
17. DSS Implementasi dan Evaluasi Kperawatan
Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi
17/10/2022
Kekurangan
Volume Cairan
+
Syok
hipovolemik
• Obs KU, TTV dan GCS pasien :
• Monitor jika terjadi pendarahan pada pasien.
• Monitor Input Output
• Memberikan edukasi kepada keluarga tentang dampak
yang timbul dari kekurangan volume cairan
• Jelaskan pada pasien dan keluarga tanda perdarahan, dan
segera laporkan jika terjadi perdarahan. (karna pasien
memiliki riwayat mimisan)
• Anjurkan keluarga untuk memberikan pasien makan dan
banyak minum untuk mengganti cairan tubuh yang hilang
• Kolaborasi pemberian obat dengan DPJP
IVFD RL 15 Tpm
Injeksi : Ampicillin 3x 400 mg, Dansepion 3x2mg, Omeprazole
2x10mg
Oral : Pamol Sirup 5 x 1 cth, Pulpis Batuk 3x1
• O2 in 1 Lpm
• Cek laboratorium / 24 jam
S :
Ibu pat mengatakan anaknya tidak demam.,
lemas, tidak mau makan dan minum.
O :
Temp : 36,5 c
Nadi : 105 x/m
RR : 30 x/m
SPO2 : 98%
GCS : 11
BB : 10 kg
Kesadaran : Samnolen
Total dieresis follow up/1jam :
Input
Minum : 15 cc
Infus : 500cc
Output
Urine : 410 cc
Hasil Lab: Trombosit : 119.000, HB : 13,9
A :
Dengue Syok Syndrom
P :
Intervensi dilanjutkan
18. DSS Implementasi dan Evaluasi Kperawatan
Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi
18/10/2022
Kekurangan
Volume Cairan
+
Syok
hipovolemik
• Obs KU, TTV dan GCS pasien :
• Monitor jika terjadi pendarahan pada pasien.
• Monitor Input Output
• Memberikan edukasi kepada keluarga tentang dampak
yang timbul dari kekurangan volume cairan
• Jelaskan pada pasien dan keluarga tanda perdarahan, dan
segera laporkan jika terjadi perdarahan. (karna pasien
memiliki riwayat mimisan)
• Anjurkan keluarga untuk memberikan pasien makan
banyak minum untuk mengganti cairan tubuh yang hilang
• Nadi bila lemah / tidak teraba lapor DPJP
• Kolaborasi pemberian obat dengan DPJP
IVFD RL 15 Tpm
Injeksi : Ampicillin 3x 400 mg, Dansepion 3x2mg, Omeprazole
2x10mg
Oral : Pamol Sirup 5 x 1 cth, Pulpis Batuk 3x1
• O2 in 1 Lpm
• Cek laboratorium / 24 jam
S :
Ibu pat mengatakan anaknya lemas, tidak mau
makan dan minum.
O :
Temp : 36,6 c
Nadi : 100 x/m
RR : 30 x/m
SPO2 : 98%
GCS : 11
Kesadaran : Samnolen
BB : 10 kg
Total dieresis :
Input
Minum : 26,5cc
Infus : 500 cc
Output 860 cc
Hasil Lab : Trombosit : 65.000, HB : 11,6
A :
Dengue Syok Syndrom
P :
Intervensi dianjutkan
19. DSS Implementasi dan Evaluasi Kperawatan
Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi
19/10/2022
Kekurangan
Volume Cairan
+
Syok
hipovolemik
• Obs KU, TTV dan GCS pasien :
• Monitor jika terjadi pendarahan pada pasien.
• Monitor Input Output
• Memberikan edukasi kepada keluarga tentang dampak
yang timbul dari kekurangan volume cairan
• Jelaskan pada pasien dan keluarga tanda perdarahan, dan
segera laporkan jika terjadi perdarahan. (karna pasien
memiliki riwayat mimisan)
• Anjurkan keluarga untuk memberikan pasien banyak
minum untuk mengganti cairan tubuh yang hilang
• Nadi bila lemah / tidak teraba lapor DPJP
• Kolaborasi pemberian obat dengan DPJP
IVFD RL 15 Tpm
Injeksi : : Ampicillin 3x 400 mg, Dansepion 3x2mg, Omeprazole
2x10mg Cortidex 3x3mg
Oral : Pamol Sirup 5 x 1 cth, Pulpis Batuk 3x1
• O2 in 1 Lpm
• Cek laboratorium / 24 jam
S :
Ibu pat mengatakan anaknya masih lemas,
makan sudah mulai mau dan minum sedikit.
O :
Temp : 36,6 c
Nadi : 110x/m
RR : 30x/m
SPO2 : 98%
GCS : 13
Kesadaran : Apatis
BB : 10 kg
Total dieresis f:
Input
Minum : 615 cc
Infus : 500 cc
Ouput
Urine : 1930 cc
Hasil Lab : Trombosit 41.000, HB : 12,0
A :
Dengue Syok Syndrom
P :
Intervensi dilanjutkan
20. DSS Implementasi dan Evaluasi Kperawatan
Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi
20/10/2022
Kekurangan
Volume Cairan
+
Syok
hipovolemik
• OBS KU , TTV dan GCS
• Monitor Input Output
• Memberikan edukasi kepada keluarga tentang dampak
yang timbul dari kekurangan volume cairan
• Jelaskan pada keluarga untuk membantu pasien agar mau
makan dan minum untuk menambah intake cairan tubuh.
• Anjurkan pasien banyak minum untuk mengganti cairan
tubuh yang hilang.
• Jelaskan pada pasien dan keluarga tanda perdarahan, dan
segera laporkan jika terjadi perdarahan. (karna pasien
memiliki riwayat mimisan)
• Nadi bila lemah / tidak teraba lapor DPJP
• Kolaborasi pemberian obat dengan DPJP :
IVFD RL 15 Tpm
Therapy Injeksi : Ampicillin 3x 400 mg, Dansepion
3x2mg,Omeprazole 2x10mg, Cortidex 3x3mg
Therapy Oral : Pamol Sirup 5 x 1 cth, Pulpis Batuk 3x1
• OBS tanda tanda Pendarahan
• Cek Laboraturium / 24 jam
S :
Ibu pat mengatakan anaknya tidak demam lagi,
lemas, minum sedikit sedikit, makan mulai mau.
O :
Temp : 36,8 c
Nadi : 98x/m
RR : 30x/m
SPO2 : 98%
GCS : 14
Kesadaran : Composmentis
Total dieresis :
Input
Minum : 2030 cc
Infus : 500cc
Ouput
Urine : 2781 cc
Hasil Lab : Trombosit 89.000, HB : 11,0
A :
Dengue Syok Syndrom
P :
Intervensi dilanjutkan
21. DSS Implementasi dan Evaluasi Kperawatan
Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi
21/10/2022
Kekurangan
Volume Cairan
+
Syok
hipovolemik
• OBS KU , TTV dan GCS
• Monitor Input Output
• Memberikan edukasi kepada keluarga tentang dampak
yang timbul dari kekurangan volume cairan
• Jelaskan pada keluarga untuk membantu pasien agar mau
makan dan minum untuk menambah intake cairan tubuh.
• Jelaskan pada pasien dan keluarga tanda perdarahan, dan
segera laporkan jika terjadi perdarahan. (karna pasien
memiliki riwayat mimisan)
• Pertahankan nutris dan intake cairan tubuh
• Anjurkan pasien banyak minum untuk mengganti cairan
tubuh yang hilang.
• Nadi bila lemah / tidak teraba lapor DPJP
• Kolaborasi pemberian obat dengan DPJP :
IVFD RL 10 Tpm
Therapy Injeksi : Ampicillin 3x 400 mg,, Cortidex 3x3mg
Therapy Oral : Pamol Sirup 5 x 1 cth, Pulpis Batuk 3x1
• OBS tanda tanda Pendarahan
• Cek Laboraturium / 24 jam
• Anjurkan Kompres Air Hangat ( JIka Demam )
S :
Ibu pat mengatakan anaknya, lemas, makan
minum sudah mulai mau.
O :
Temp : 36,5 c
Nadi : 98x/m
RR : 30x/m
SPO2 : 98%
GCS : 15
Kesadaran : Composmentis
Total dieresis :
Input
Minum : 26,5 cc
Infus : 500 cc
Ouput
Urine : 860 cc
Hasil Lab : Trombosit 80.000, HB : 10,2
A :
Dengue Syok Syndrom
P :
Intervensi dilanjutkan
22. DSS Implementasi dan Evaluasi Kperawatan
Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi
22/10/2022
Kekurangan
Volume Cairan
+
Syok
hipovolemik
• OBS KU , TTV dan GCS
• Pertahankan intake cairan tubuh dan nutrisi pasien.
• Kolaborasi pemberian obat dengan DPJP :
IVFD RL 10 Tpm
Therapy Injeksi : Ampicillin 3x 400 mg, , Cortidex 3x3mg
Therapy Oral : Pamol Sirup 5 x 1 cth, Pulpis Batuk 3x1 Pulpis
Pendarahan 3x1 (KP)
• OBS tanda tanda Pendarahan
S :
Ibu pat mengatakan anaknya makan minum
sudah mau.
O :
Temp : 36,6c
Nadi : 93x/m
RR : 30x/m
SPO2 : 98%
GCS : 15
Kesadaran : Composmentis
A :
Masalah teratasi
P :
Intervensi dihentikan
Advice dr. Aris Munanto,Sp.A Pasien Boleh
Pulang Kidyvit 2x1 Obat Pulang
23. DSS
Kesimpulan
Pada pengkajian klien diatas didapatkan diagnose pasien dengan Dengue Syok Syndrome dengan
masalah keperawatan utama kekurangan volume cairan dan syok hipovolemik, kekurangan volume cairan
diakibatkan karena adanya anorexia mual muntah yang mengakibatkan pasien lemas dan tidak mau
makan dan minum,. Sedangkan syok hipovolemik pasien disertai badan lemas dan penurunan
kesadaran. Ditandai dengan GCS 11 (samnollen). Berdasarkan analisis penatalaksanaan perawatan yang
benar dapat membantu mengatasi kekurangan volume cairan dan syok hipovolemik yang terjadi. Anjuran
edukasi yang diberikan kepada keluarga pasien dapat membantu lebih cepat pengobatan pada pasien
yang mengalami syok hipovolemik. Sehingga pasien lebih cepat mendapatkan cairan tubuh yang hilang
dengan dibantu kolaborasi pemberian obat analgetik oleh DPJP.