2. Nama : An. S
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Kayuloe Barat
Tgl. Lahir : 7 Januari 2011
Umur : 11 tahun
Tanggal Pemeriksaan : 20 Juli 2022
3. ANAMNESIS
• Keluhan Utama
Demam
• Riwayat Penyakit Sekarang
Demam dirasakan sejak 2 hari sebelum datang ke puskesmas. Demam dirasakan
terus menerus, menurun dengan pemberian paracetamol tetapi demam naik kembali. Demam
tanpa menggigil. Tanda-tanda perdarahan spontan tidak ada. Nyeri kepala dan nyeri
persendian ada. Lemas tidak ada.
Batuk tidak ada, nyeri saat menelan tidak ada, sesak tidak ada, nyeri dada tidak ada.
Mual dan muntah tidak ada, nyeri ulu hati tidak ada. Nafsu makan berkurang, penurunan BB
disangkal. Buang air besar belum sejak 3 hari lalu. Buang air kecil kesan lancar, tiada nyeri saat
bekemih, tiada darah dan tidak berpasir.
4. • Riwayat penyakit dahulu disangkal
• Riwayat adik dengan gejala yang sama ada, 1 bulan yang
lalu
• Riwayat penyakit keluarga tidak diketahui.
5. PEMERIKSAAN FISIS
Deskripsi Umum
Sakit sedang / Gizi baik / GCS E4M6V5 (compos mentis)
BB 37kg
TB 140 cm
IMT: 18.8 kg/m²
Tanda Vital
Nadi : 87 kali/menit, regular
Pernapasan : 20 kali/menit
Saturasi : 98%
Suhu : 38.5 °C
6. Kepala
Bentuk : Normal
Muka : Simetris
Deformitas : Tidak ada
Rambut : Hitam,
sukar dicabut
Mata
Konjungtiva : Tidak anemis
Sklera : Tidak ikterik
Pupil : Bulat, Isokor
2,5mm ODS
Hidung
Perdarahan: Tidak ada
Sekret : Tidak ada
Massa : Tidak ada
6
Telinga
Pendengaran : Dalam
batas normal
Perdarahan: Tidak ada
Otore : Tidak ada
Mulut
Bibir : Kering (-)
Gusi : Normal
Tonsil : Tidak hiperemis
Lidah : Bersih
Leher
KGB : Tidak ada pembesaran
7. Thoraks
Inspeksi : Simetris kiri dan kanan
Palpasi :Nyeri tekan tidak ada, krepitasi tidak ada, massa
tidak ada
Perkusi :Batas paru dalam batas normal
Auskultasi :Vesikuler, Ronkhi (-/-) , wheezing (-/-)
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
Perkusi : Batas jantung dalam batas normal
Auskultasi : Bunyi jantung I/II murni regular, bising tidak ada
8. Abdomen
Inspeksi : Datar ikut gerak napas
Auskultasi : Peristaltik ada kesan normal
Palpasi : Nyeri tekan tidak ada, tidak teraba pembesaran organ
maupun massa
Perkusi : Timpani, asites tidak ada
Ekstremitas
Turgor kulit : Baik
Sianosis : (-)
Akral : Hangat, CRT <2 detik
Tes turniquet : +
13. DEFINISI
• Demam Dengue dan demam berdarah dengue adalah penyakit infeksi yang
disebabkan oleh Virus Dangue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot dan
atau nyeri sendi yang disertai laukopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia
dan diatesis hemoragik. DBD juga ditandai dengan adanya manifestasi
perdarahan, yang bertendensi mengakibatkan renjatan yang dapat menyebabkan
kematian. DBD disebabkan oleh Arbovirus (arthropodborn virus) dan ditularkan
melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus.
Sudoyo A W, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S, Buku ajar Ilmu penyakit dalam, Pusat penerbitan departemen ilmu penyakit dalam FK-UI, jakarta, 2006, ed.4, (III) 1709-1713
14. • WHO (2011) melaporkan bahwa setiap tahunnya 50 juta penduduk
dunia terinfeksi virus dengue dan 2,5% dari mereka meninggal dunia
• Berdasarkan Surveilans Epidemiologi Kementrian Kesehatan RI, 2010:
Jakarta selalu menduduki angka insiden DBD tertinggi pada kurun
2005-2009 (penduduk yang banyak, lingkungan yang padat dan
arus urbanisasi yang tinggi)
• Depkes, 2013: Terdapat 12.254 kasus DBD dengan 7 di antaranya
meninggal dunia. Jakarta Timur merupakan area yang memiliki
insiden tertinggi DBD. Angka insiden DBD di wilayah Jakarta Timur
adalah 134 per 100.000 penduduk, dengan angka mortilitas tertinggi
yaitu 0,08% dan kematian 3 orang
Martina et al. 2018. Gambaran Praktik Pencegahan Demam Berdarah Dengue (Dbd) Di Wilayah Endemik DBD. Jurnal Keperawatan. Vol 9. No 1
EPIDEMIOLOGI
15. ETIOLOGI
Family : Flaviviridae
Genus : Flavivirus (Flavivirus merupakan virus dengan diameter
30 nm terdiri dari asam ribonukleat rantai
tunggal dengan berat molekul 4x10⁶)
Virus : Dengue Virus
Serotype : DEN-1, DEN-2, DEN-3 & DEN-4
Terbanyak di Indonesia : DEN-3
Sudoyo A W, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S, Buku ajar Ilmu penyakit dalam, Pusat penerbitan departemen ilmu penyakit dalam FK-UI, jakarta, 2006, ed.4, (III) 1709-1713
17. KLASIFIKASI INFEKSI VIRUS DENGUE
DF/DHF GRADE TANDA DAN GEJALA LAB
DF Demam ditambah dengan dua dari:
- Nyeri kepala
- Nyeri retrorbita
- Mialgia
- Arthralgia/nyeri tulang dan sendi
- Ruam
- Manifestasi perdarahan
- Tidak ada tanda-tanda kebocoran plasma
• Leukopenia (<5.000
sel/mm3)
• Trombositopenia
(<150.000 sel/mm3)
• Peningkatan
hematokrit 5%-10%)
DHF I Demam dan manifestasi perdarahan (tes turniket positif)
dan tanda kebocoran plasma
PLT <100.000sel/mm3;
HCT rise >=20%
DHF II DHF I + Perdarahan spontan
DHF III DHF II + kegagalan sirkulasi ( nadi lemah, tekanan nadi
<=20 mmHg, penurunan kesadaran)
DHF IV DHF III + nadi tidak teraba, tekanan darah tidak terukur
18. Tanda kebocoran plasma
• Peningkatan hematokrit >=20%
• Meningkatnya hematokrit setelah terapi cairan
• Adanya efusi pleura dan ascites yang terdeteksi radiologi
• Hiponatremia atau hipoalbuminemia
https://www.cdc.gov/dengue/resources/denguedhf-information-for-health-care-practitioners_2009.pdf
19. Manifestasi klinis
3 Fase penyakit DBD :
• Fase Febris (berlangsung 2-7 hari)
• Fase Kritis (pada hari ke-4 setelah demam)
• Fase Penyembuhan
20. Fase Febris
• Demam tinggi muncul tiba-tiba
• Gejala penyerta berupa kemerahan, eritem pada kulit,
nyeri pada sendi dan otot, nyeri retro-orbita, fotofobia,
dan nyeri kepala
• Tes Turniket (+)
21. Fase Kritis
• Demam turun (suhu sekitar 37,5-38 °C)
• Gejala awal kebocoran plasma
• Leukopenia disertai penurunan platelet
• Berlangsung 24-48 jam
• Dapat terjadi syok.
22. Fase Penyembuhan
• Berlangsung cepat
• Terjadi pengembalian cairan dari ekstravaskuler ke
intravaskuler secara perlahan.
• Pemulihan kondisi pasien (nafsu makan, hemodinamik stabil,
diuresis membaik)
• Recovery rash
23.
24. Pemeriksaan radiologis
• Efusi pleura (perembesan plasma hebat)
• Posisi lateral decubitus kanan
• Asites & efusi pleura : USG
Sudoyo A W, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S, Buku ajar Ilmu penyakit dalam, Pusat penerbitan departemen ilmu penyakit dalam FK-UI, jakarta, 2006, ed.4, (III) 1709-1713
30. Komplikasi
• Ensefalopati dengue dapat terjadi pada DHF dengan maupun tanpa syok
• Kelainan ginjal berupa gagal ginjal akut akibat syok berkepanjangan
• Edema paru, akibat over loading cairan
Sudoyo A W, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S, Buku ajar Ilmu penyakit dalam, Pusat penerbitan departemen ilmu penyakit dalam FK-UI, jakarta, 2006, ed.4, (III) 1709-1713