SlideShare a Scribd company logo
1 of 44
ASUHAN KEPERAWATAN
DENGAN DHF
DI BUAT OLEH : Ns.IIM
HALIMAH, S.Kep
 PENGERTIAN
DHF (Dengue Haemoragic fever) adalah
penyakit yang disebabkan oleh virus dengue
sejenis virus yang tergolong arbovirus dan
masuk ke dalam tubuh penderita melalui
gigitan nyamuk Aedes Aegypti (betina).
ETIOLOGI
Virus dengue tergolong dalam famili/suku/
grup flaviviridae dan dikenal ada 4 serotipe
yang termasuk dalam grup B dari arthropedi
born viruses (arboviruses) yang ditularkan oleh
nyamuk aydes aegypty.
Lanjutan…
Virus dengue berbentuk batang, bersifat
termolabil, sensitif terhadap inaktivasi oleh
dietileter dan natrium dioksikolat, stabil pada
suhu 700 C. Dengue merupakan serotipe yang
paling banyak beredar.
 MANIFESTASI KLINIK
Gambaran klinis yang timbul bervariasi
berdasarkan derajat DHF dengan masa
inkubasi anatara 3 – 15 hari, tetapi rata-rata 5 –
8 hari. Gejala klinik timbul secara mendadak
berupa suhu tinggi, nyeri pada otot dan tulang,
mual, kadang-kadang muntah dan batuk
ringan.
Lanjutan…
Sakit kepala dapat menyeluruh atau berpusat
pada daerah supra orbital dan retroorbital.
Nyeri di bagian otot terutama dirasakan bila
otot perut ditekan. Sekitar mata mungkin
ditemukan pembengkakan, lakrimasi,
fotofobia, otot-otot sekitar mata terasa pegal.
Lanjutan…
Eksantem yang klasik ditemukan dalam 2 fase,
mula-mula pada awal demam (6 – 12 jam
sebelum suhu naik pertama kali), terlihat jelas
di muka dan dada yang berlangsung selama
beberapa jam dan biasanya tidak diperhatikan
oleh pasien.
Lanjutan…
Ruam berikutnya mulai antara hari 3 – 6, mula
– mula berbentuk makula besar yang kemudian
bersatu mencuat kembali, serta kemudian
timbul bercak-bercak petekia. Pada dasarnya
hal ini terlihat pada lengan dan kaki, kemudian
menjalar ke seluruh tubuh.
Lanjutan…
Pada saat suhu turun ke normal, ruam ini
berkurang dan cepat menghilang, bekas-
bekasnya kadang terasa gatal. Nadi pasien
mula-mula cepat dan menjadi normal atau
lebih lambat pada hari ke-4 dan ke-5.
Bradikardi dapat menetap untuk beberapa hari
dalam masa penyembuhan.
Lanjutan…
Gejala perdarahan mulai pada hari ke-3 atau
ke-5 berupa petekia, purpura, ekimosis,
hematemesis, epistaksis. Juga kadang terjadi
syok yang biasanya dijumpai pada saat demam
telah menurun antara hari ke-3 dan ke-7
dengan tanda :
Lanjutan…
anak menjadi makin lemah, ujung jari, telinga,
hidung teraba dingin dan lembab, denyut nadi
terasa cepat, kecil dan tekanan darah menurun
dengan tekanan sistolik 80 mmHg atau kurang.
 DIAGNOSIS
 Patokan WHO (1986) untuk menegakkan diagnosis
DHF adalah sebagai berikut :
a. Demam akut, yang tetap tinggi selama 2 – 7 hari
kemudian turun secara lisis demam disertai gejala
tidak spesifik, seperti anoreksia, lemah, nyeri.
b. Manifestasi perdarahan :
1)Uji tourniquet positif
2)Petekia, purpura, ekimosis
3)Epistaksis, perdarahan gusi
4)Hematemesis, melena.
Lanjutan…
c. Pembesaran hati yang nyeri tekan, tanpa
ikterus.
d. Dengan atau tanpa renjatan.
Renjatan biasanya terjadi pada saat demam
turun (hari ke-3 dan hari ke-7 sakit ). Renjatan
yang terjadi pada saat demam biasanya
mempunyai prognosis buruk.
e. Kenaikan nilai Hematokrit /
Hemokonsentrasi.
KLASIFIKASI
DHF diklasifikasikan berdasarkan derajat
beratnya penyakit, secara klinis dibagi menjadi
4 derajat (Menurut WHO, 1986) :
a.Derajat I
trombositopenia dan
hemokonsentrasi.Demam disertai gejala
klinis lain, tanpa perdarahan spontan, uji
tourniquet
Lanjutan…
b.Derajat II
Derajat I dan disertai pula perdarahan spontan
pada kulit atau tempat lain.
c.Derajat III
Ditemukan kegagalan sirkulasi, yaitu nadi
cepat dan lemah, tekanan daerah rendah
(hipotensi), gelisah, cyanosis sekitar mulut,
hidung dan jari (tanda-tanda dini renjatan).
d.Renjatan berat (DSS) dengan nadi tak teraba
dan tekanan darah tak dapat diukur.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
 Laboratorium
Terjadi trombositopenia (100.000/ml atau kurang)
dan hemokonsentrasi yang dapat dilihat dan
meningginya nilai hematokrit sebanyak 20 % atau
lebih dibandingkan nilaI hematokrit pada masa
konvalesen.
Pada pasien dengan 2 atau 3 patokan klinis disertai
adanya trombositopenia dan hemokonsentrasi
tersebut sudah cukup untuk klinis membuat diagnosis
DHF dengan tepat.
Lanjutan…
Juga dijumpai leukopenia yang akan terlihat
pada hari ke-2 atau ke-3 dan titik terendah
pada saat peningkatan suhu kedua kalinya
leukopenia timbul karena berkurangnya
limfosit pada saat peningkatan suhu pertama
kali.
 PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan penderita dengan DHF adalah
sebagai berikut :
a.Tirah baring atau istirahat baring.
b.Diet makan lunak.
c.Minum banyak (2 – 2,5 liter/24 jam) dapat
berupa : susu, teh manis, sirup dan beri
penderita sedikit oralit, pemberian cairan
merupakan hal yang paling penting bagi
penderita DHF.
Lanjutan…
d.Pemberian cairan intravena (biasanya ringer laktat,
NaCl Faali) merupakan cairan yang paling sering
digunakan.
e.Monitor tanda-tanda vital tiap 3 jam (suhu, nadi,
tensi, pernafasan) jika kondisi pasien memburuk,
observasi ketat tiap jam.
f.Periksa Hb, Ht dan trombosit setiap hari.
g.Pemberian obat antipiretik sebaiknya dari golongan
asetaminopen.
Lanjutan…
h.Monitor tanda-tanda perdarahan lebih lanjut.
i.Pemberian antibiotik bila terdapat kekuatiran
infeksi sekunder.
j.Monitor tanda-tanda dan renjatan meliputi
keadaan umum, perubahan tanda-tanda vital,
hasil pemeriksaan laboratorium yang
memburuk.
k.Bila timbul kejang dapat diberikan Diazepam
 PENCEGAHAN
 Prinsip yang tepat dalam pencegahan DHF ialah
sebagai berikut :
a.Memanfaatkan perubahan keadaan nyamuk akibat
pengaruh alamiah dengan melaksanakan
pemberantasan vektor pada saat sedikit terdapatnya
kasus DHF.
b.Memutuskan lingkaran penularan dengan menahan
kepadatan vektor pada tingkat sangat rendah untuk
memberikan kesempatan penderita viremia sembuh
secara spontan.
Lanjutan…
c.Mengusahakan pemberantasan vektor di
pusat daerah penyebaran yaitu di sekolah,
rumah sakit termasuk pula daerah penyangga
sekitarnya.
d.Mengusahakan pemberantasan vektor di
semua daerah berpotensi penularan tinggi.
Ada 2 macam pemberantasan vektor antara
lain :
Lanjutan…
a.Menggunakan insektisida.
Yang lazim digunakan dalam program
pemberantasan demam berdarah dengue adalah
malathion untuk membunuh nyamuk dewasa
dan temephos (abate) untuk membunuh jentik
(larvasida). Cara penggunaan malathion ialah
dengan pengasapan atau pengabutan.
Lanjutan…
Cara penggunaan temephos (abate) ialah
dengan pasir abate ke dalam sarang-sarang
nyamuk aedes yaitu bejana tempat
penampungan air bersih, dosis yang digunakan
ialah 1 ppm atau 1 gram abate SG 1 % per 10
liter air.
Lanjutan…
b.Tanpa insektisida
Caranya adalah :
1)Menguras bak mandi, tempayan dan tempat
penampungan air minimal 1 x seminggu
(perkembangan telur nyamuk lamanya 7 – 10 hari).
2)Menutup tempat penampungan air rapat-rapat.
3)Membersihkan halaman rumah dari kaleng bekas,
botol pecah dan benda lain yang memungkinkan
nyamuk bersarang.
 KONSEP DASAR
KEPERAWATAN
Pengkajian keperawatan
a.Data subyektif
Adalah data yang dikumpulkan berdasarkan
keluhan pasien atau keluarga pada pasien DHF,
data obyektif yang sering ditemukan yaitu :
1.)Lemah.
2.)Panas atau demam.
Lanjutan…
3.)Sakit kepala.
4.)Anoreksia, mual, haus, sakit saat
menelan.
5.)Nyeri ulu hati.
6.)Nyeri pada otot dan sendi.
7.)Pegal-pegal pada seluruh tubuh.
8.)Konstipasi (sembelit).
Lanjutan…
b.Data obyektif :
Adalah data yang diperoleh berdasarkan
pengamatan perawat atas kondisi pasien. Data
obyektif yang sering dijumpai pada penderita
DHF antara lain :
1)Suhu tubuh tinggi, menggigil, wajah tampak
kemerahan.
2)Mukosa mulut kering, perdarahan gusi, lidah
kotor.
Lanjutan…
3)Tampak bintik merah pada kulit (petekia),
uji torniquet (+), epistaksis, ekimosis,
hematoma, hematemesis, melena.
4)Hiperemia pada tenggorokan.
5)Nyeri tekan pada epigastrik.
6)Pada palpasi teraba adanya pembesaran hati
dan limpa.
7)Pada renjatan (derajat IV) nadi cepat dan
lemah, hipotensi, ekstremitas dingin, gelisah,
sianosis perifer, nafas dangkal.
Lanjutan…
Pemeriksaan laboratorium pada DHF akan
dijumpai :
1)Ig G dengue positif.
2)Trombositopenia.
3)Hemoglobin meningkat > 20 %.
4)Hemokonsentrasi (hematokrit meningkat).
5)Hasil pemeriksaan kimia darah menunjukkan
hipoproteinemia, hiponatremia, hipokloremia.
Lanjutan…
 Pada hari ke- 2 dan ke- 3 terjadi leukopenia,
netropenia, aneosinofilia, peningkatan limfosit,
monosit, dan basofil
1)SGOT/SGPT mungkin meningkat.
2)Ureum dan pH darah mungkin meningkat.
3)Waktu perdarahan memanjang.
4)Asidosis metabolik.
5)Pada pemeriksaan urine dijumpai albuminuria
ringan.
 DIAGNOSA KEPERAWATAN
DX 1
a.Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan
proses penyakit (viremia).
b.Nyeri berhubungan dengan proses patologis
penyakit.
c.Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi
kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
mual, muntah, anoreksia.
Lanjutan…
d.Kurangnya volume cairan tubuh berhubungan
dengan peningkatan permeabilitas dinding plasma.
e.Gangguan aktivitas sehari-hari berhubungan dengan
kondisi tubuh yang lemah.
f.Resiko terjadi syok hypovolemik berhubungan
dengan kurangnya volume cairan tubuh.
g.Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan
invasif (pemasangan infus).
Lanjutan…
h.Resiko terjadi perdarahan lebih lanjut
berhubungan dengan trombositopenia.
i.Kecemasan berhubungan dengan kondisi
pasien yang memburuk dan perdarahan yang
dialami pasien.
 INTERVENSI KEPERAWATAN
 Kaji saat timbulnya demam.
Rasional : untuk mengidentifikasi pola demam
pasien.
 Observasi tanda vital (suhu, nadi, tensi, pernafasan)
setiap 3 jam.
Rasional : tanda vital merupakan acuan untuk
mengetahui keadaan umum pasien.
2,5 liter/24 jam.7)
 Anjurkan pasien untuk banyak minum
Rasional : Peningkatan suhu tubuh mengakibatkan
penguapan tubuh meningkat sehingga perlu
diimbangi dengan asupan cairan yang banyak.
Lanjutan…
 Berikan kompres hangat.
Rasional : Dengan vasodilatasi dapat meningkatkan penguapan
yang mempercepat penurunan suhu tubuh.
 Anjurkan untuk tidak memakai selimut dan pakaian yang
tebal.
Rasional : pakaian tipis membantu mengurangi penguapan
tubuh.
 Berikan terapi cairan intravena dan obat-obatan sesuai
program dokter.
Rasional : pemberian cairan sangat penting bagi pasien dengan
suhu tinggi.
Lanjutan…
DX 2
1)Kaji tingkat nyeri yang dialami pasien
Rasional : untuk mengetahui berapa berat nyeri yang dialami
pasien.
2)Berikan posisi yang nyaman, usahakan situasi ruangan yang
tenang.
Rasional : Untuk mengurangi rasa nyeri
3)Alihkan perhatian pasien dari rasa nyeri.
Rasional : Dengan melakukan aktivitas lain pasien dapat
melupakan perhatiannya terhadap nyeri yang dialami.
4)Berikan obat-obat analgetik
Rasional : Analgetik dapat menekan atau mengurangi nyeri
pasien.
Lanjutan…
DX 3
1)Kaji keluhan mual, sakit menelan, dan muntah yang dialami
pasien.
Rasional : Untuk menetapkan cara mengatasinya.
2)Kaji cara / bagaimana makanan dihidangkan.
Rasional : Cara menghidangkan makanan dapat
mempengaruhi nafsu makan pasien.
3)Berikan makanan yang mudah ditelan seperti bubur.
Rasional : Membantu mengurangi kelelahan pasien dan
meningkatkan asupan makanan .
4)Berikan makanan dalam porsi kecil dan frekuensi sering.
Lanjutan…
DX 4
1)Kaji keadaan umum pasien (lemah, pucat, takikardi) serta
tanda-tanda vital.
Rasional : Menetapkan data dasar pasien untuk mengetahui
penyimpangan dari keadaan normalnya.
2)Observasi tanda-tanda syock.
Rasional : Agar dapat segera dilakukan tindakan untuk
menangani syok.
3)Berikan cairan intravena sesuai program dokter
Rasional : Pemberian cairan IV sangat penting bagi pasien
yang mengalami kekurangan cairan tubuh karena cairan tubuh
karena cairan langsung masuk ke dalam pembuluh darah.
Lanjutan…
4)Anjurkan pasien untuk banyak minum.
Rasional : Asupan cairan sangat diperlukan
untuk menambah volume cairan tubuh.
5)Catat intake dan output.
Rasional : Untuk mengetahui keseimbangan
cairan.
 IMPLEMENTASI
Pelaksanaan tindakan keperawatan pada klien
anak dengan DHF disesuaikan dengan
intervensi yang telah direncanakan.
 EVALUASI KEPERAWATAN
a.Suhu tubuh pasien normal (36- 370C), pasien
bebas dari demam.
b.Pasien akan mengungkapkan rasa nyeri
berkurang.
c.Kebutuhan nutrisi klien terpenuhi, pasien
mampu menghabiskan makanan sesuai dengan
porsi yang diberikan atau dibutuhkan.
d.Keseimbangan cairan akan tetap terjaga dan
kebutuhan cairan pada pasien terpenuhi.
Lanjutan…
e.Aktivitas sehari-hari pasien dapat terpenuhi.
f.Pasien akan mempertahankan sehingga tidak
terjadi syok hypovolemik dengan tanda vital
dalam batas normal.
g.Infeksi tidak terjadi.
h.Tidak terjadi perdarahan lebih lanjut.
i.Kecemasan pasien akan berkurang dan
mendengarkan penjelasan dari perawat tentang
proses penyakitnya.
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN DHF.ppt

More Related Content

Similar to ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN DHF.ppt

Similar to ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN DHF.ppt (20)

Atika Purna PPT Kel. 1 DHF.pptx
Atika Purna PPT Kel. 1 DHF.pptxAtika Purna PPT Kel. 1 DHF.pptx
Atika Purna PPT Kel. 1 DHF.pptx
 
Demam berdarah dengue
Demam berdarah dengue Demam berdarah dengue
Demam berdarah dengue
 
Dhf
DhfDhf
Dhf
 
Dbd
DbdDbd
Dbd
 
CRS DHF- Fariz Hidayatullah-dr.iskandar Sp.A(K).pptx
CRS DHF- Fariz Hidayatullah-dr.iskandar Sp.A(K).pptxCRS DHF- Fariz Hidayatullah-dr.iskandar Sp.A(K).pptx
CRS DHF- Fariz Hidayatullah-dr.iskandar Sp.A(K).pptx
 
150111001 ainun musrifah tohir studi kasus_bab 2
150111001 ainun musrifah tohir studi kasus_bab 2150111001 ainun musrifah tohir studi kasus_bab 2
150111001 ainun musrifah tohir studi kasus_bab 2
 
Demam tifoid
Demam tifoidDemam tifoid
Demam tifoid
 
DD, DHF, and DSS
DD, DHF, and DSSDD, DHF, and DSS
DD, DHF, and DSS
 
Askep dbd
Askep dbdAskep dbd
Askep dbd
 
Dbd AKPER PEMKAB MUNA
Dbd AKPER PEMKAB MUNA Dbd AKPER PEMKAB MUNA
Dbd AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep dbd AKPER PEMKAB MUNA
Askep dbd AKPER PEMKAB MUNA Askep dbd AKPER PEMKAB MUNA
Askep dbd AKPER PEMKAB MUNA
 
Virus dbd. bag.16
Virus  dbd.  bag.16Virus  dbd.  bag.16
Virus dbd. bag.16
 
P petri dbd
P petri dbdP petri dbd
P petri dbd
 
Infeksi dengue anak dan remaja update (1).pptx
Infeksi dengue anak dan remaja update (1).pptxInfeksi dengue anak dan remaja update (1).pptx
Infeksi dengue anak dan remaja update (1).pptx
 
Artikel bk demam berdarah
Artikel bk demam berdarahArtikel bk demam berdarah
Artikel bk demam berdarah
 
DSS casse report.pptx
DSS casse report.pptxDSS casse report.pptx
DSS casse report.pptx
 
Penyuluhan dbd
Penyuluhan dbdPenyuluhan dbd
Penyuluhan dbd
 
Demam berdarah
Demam berdarahDemam berdarah
Demam berdarah
 
Lp dbd
Lp dbdLp dbd
Lp dbd
 
194982607 demam-tifoid
194982607 demam-tifoid194982607 demam-tifoid
194982607 demam-tifoid
 

Recently uploaded

tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 

Recently uploaded (20)

tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN DHF.ppt

  • 1. ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN DHF DI BUAT OLEH : Ns.IIM HALIMAH, S.Kep
  • 2.  PENGERTIAN DHF (Dengue Haemoragic fever) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk ke dalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti (betina).
  • 3. ETIOLOGI Virus dengue tergolong dalam famili/suku/ grup flaviviridae dan dikenal ada 4 serotipe yang termasuk dalam grup B dari arthropedi born viruses (arboviruses) yang ditularkan oleh nyamuk aydes aegypty.
  • 4. Lanjutan… Virus dengue berbentuk batang, bersifat termolabil, sensitif terhadap inaktivasi oleh dietileter dan natrium dioksikolat, stabil pada suhu 700 C. Dengue merupakan serotipe yang paling banyak beredar.
  • 5.  MANIFESTASI KLINIK Gambaran klinis yang timbul bervariasi berdasarkan derajat DHF dengan masa inkubasi anatara 3 – 15 hari, tetapi rata-rata 5 – 8 hari. Gejala klinik timbul secara mendadak berupa suhu tinggi, nyeri pada otot dan tulang, mual, kadang-kadang muntah dan batuk ringan.
  • 6. Lanjutan… Sakit kepala dapat menyeluruh atau berpusat pada daerah supra orbital dan retroorbital. Nyeri di bagian otot terutama dirasakan bila otot perut ditekan. Sekitar mata mungkin ditemukan pembengkakan, lakrimasi, fotofobia, otot-otot sekitar mata terasa pegal.
  • 7. Lanjutan… Eksantem yang klasik ditemukan dalam 2 fase, mula-mula pada awal demam (6 – 12 jam sebelum suhu naik pertama kali), terlihat jelas di muka dan dada yang berlangsung selama beberapa jam dan biasanya tidak diperhatikan oleh pasien.
  • 8. Lanjutan… Ruam berikutnya mulai antara hari 3 – 6, mula – mula berbentuk makula besar yang kemudian bersatu mencuat kembali, serta kemudian timbul bercak-bercak petekia. Pada dasarnya hal ini terlihat pada lengan dan kaki, kemudian menjalar ke seluruh tubuh.
  • 9. Lanjutan… Pada saat suhu turun ke normal, ruam ini berkurang dan cepat menghilang, bekas- bekasnya kadang terasa gatal. Nadi pasien mula-mula cepat dan menjadi normal atau lebih lambat pada hari ke-4 dan ke-5. Bradikardi dapat menetap untuk beberapa hari dalam masa penyembuhan.
  • 10. Lanjutan… Gejala perdarahan mulai pada hari ke-3 atau ke-5 berupa petekia, purpura, ekimosis, hematemesis, epistaksis. Juga kadang terjadi syok yang biasanya dijumpai pada saat demam telah menurun antara hari ke-3 dan ke-7 dengan tanda :
  • 11. Lanjutan… anak menjadi makin lemah, ujung jari, telinga, hidung teraba dingin dan lembab, denyut nadi terasa cepat, kecil dan tekanan darah menurun dengan tekanan sistolik 80 mmHg atau kurang.
  • 12.  DIAGNOSIS  Patokan WHO (1986) untuk menegakkan diagnosis DHF adalah sebagai berikut : a. Demam akut, yang tetap tinggi selama 2 – 7 hari kemudian turun secara lisis demam disertai gejala tidak spesifik, seperti anoreksia, lemah, nyeri. b. Manifestasi perdarahan : 1)Uji tourniquet positif 2)Petekia, purpura, ekimosis 3)Epistaksis, perdarahan gusi 4)Hematemesis, melena.
  • 13. Lanjutan… c. Pembesaran hati yang nyeri tekan, tanpa ikterus. d. Dengan atau tanpa renjatan. Renjatan biasanya terjadi pada saat demam turun (hari ke-3 dan hari ke-7 sakit ). Renjatan yang terjadi pada saat demam biasanya mempunyai prognosis buruk. e. Kenaikan nilai Hematokrit / Hemokonsentrasi.
  • 14. KLASIFIKASI DHF diklasifikasikan berdasarkan derajat beratnya penyakit, secara klinis dibagi menjadi 4 derajat (Menurut WHO, 1986) : a.Derajat I trombositopenia dan hemokonsentrasi.Demam disertai gejala klinis lain, tanpa perdarahan spontan, uji tourniquet
  • 15. Lanjutan… b.Derajat II Derajat I dan disertai pula perdarahan spontan pada kulit atau tempat lain. c.Derajat III Ditemukan kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lemah, tekanan daerah rendah (hipotensi), gelisah, cyanosis sekitar mulut, hidung dan jari (tanda-tanda dini renjatan). d.Renjatan berat (DSS) dengan nadi tak teraba dan tekanan darah tak dapat diukur.
  • 16. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK  Laboratorium Terjadi trombositopenia (100.000/ml atau kurang) dan hemokonsentrasi yang dapat dilihat dan meningginya nilai hematokrit sebanyak 20 % atau lebih dibandingkan nilaI hematokrit pada masa konvalesen. Pada pasien dengan 2 atau 3 patokan klinis disertai adanya trombositopenia dan hemokonsentrasi tersebut sudah cukup untuk klinis membuat diagnosis DHF dengan tepat.
  • 17. Lanjutan… Juga dijumpai leukopenia yang akan terlihat pada hari ke-2 atau ke-3 dan titik terendah pada saat peningkatan suhu kedua kalinya leukopenia timbul karena berkurangnya limfosit pada saat peningkatan suhu pertama kali.
  • 18.  PENATALAKSANAAN Penatalaksanaan penderita dengan DHF adalah sebagai berikut : a.Tirah baring atau istirahat baring. b.Diet makan lunak. c.Minum banyak (2 – 2,5 liter/24 jam) dapat berupa : susu, teh manis, sirup dan beri penderita sedikit oralit, pemberian cairan merupakan hal yang paling penting bagi penderita DHF.
  • 19. Lanjutan… d.Pemberian cairan intravena (biasanya ringer laktat, NaCl Faali) merupakan cairan yang paling sering digunakan. e.Monitor tanda-tanda vital tiap 3 jam (suhu, nadi, tensi, pernafasan) jika kondisi pasien memburuk, observasi ketat tiap jam. f.Periksa Hb, Ht dan trombosit setiap hari. g.Pemberian obat antipiretik sebaiknya dari golongan asetaminopen.
  • 20. Lanjutan… h.Monitor tanda-tanda perdarahan lebih lanjut. i.Pemberian antibiotik bila terdapat kekuatiran infeksi sekunder. j.Monitor tanda-tanda dan renjatan meliputi keadaan umum, perubahan tanda-tanda vital, hasil pemeriksaan laboratorium yang memburuk. k.Bila timbul kejang dapat diberikan Diazepam
  • 21.  PENCEGAHAN  Prinsip yang tepat dalam pencegahan DHF ialah sebagai berikut : a.Memanfaatkan perubahan keadaan nyamuk akibat pengaruh alamiah dengan melaksanakan pemberantasan vektor pada saat sedikit terdapatnya kasus DHF. b.Memutuskan lingkaran penularan dengan menahan kepadatan vektor pada tingkat sangat rendah untuk memberikan kesempatan penderita viremia sembuh secara spontan.
  • 22. Lanjutan… c.Mengusahakan pemberantasan vektor di pusat daerah penyebaran yaitu di sekolah, rumah sakit termasuk pula daerah penyangga sekitarnya. d.Mengusahakan pemberantasan vektor di semua daerah berpotensi penularan tinggi. Ada 2 macam pemberantasan vektor antara lain :
  • 23. Lanjutan… a.Menggunakan insektisida. Yang lazim digunakan dalam program pemberantasan demam berdarah dengue adalah malathion untuk membunuh nyamuk dewasa dan temephos (abate) untuk membunuh jentik (larvasida). Cara penggunaan malathion ialah dengan pengasapan atau pengabutan.
  • 24. Lanjutan… Cara penggunaan temephos (abate) ialah dengan pasir abate ke dalam sarang-sarang nyamuk aedes yaitu bejana tempat penampungan air bersih, dosis yang digunakan ialah 1 ppm atau 1 gram abate SG 1 % per 10 liter air.
  • 25. Lanjutan… b.Tanpa insektisida Caranya adalah : 1)Menguras bak mandi, tempayan dan tempat penampungan air minimal 1 x seminggu (perkembangan telur nyamuk lamanya 7 – 10 hari). 2)Menutup tempat penampungan air rapat-rapat. 3)Membersihkan halaman rumah dari kaleng bekas, botol pecah dan benda lain yang memungkinkan nyamuk bersarang.
  • 26.  KONSEP DASAR KEPERAWATAN Pengkajian keperawatan a.Data subyektif Adalah data yang dikumpulkan berdasarkan keluhan pasien atau keluarga pada pasien DHF, data obyektif yang sering ditemukan yaitu : 1.)Lemah. 2.)Panas atau demam.
  • 27. Lanjutan… 3.)Sakit kepala. 4.)Anoreksia, mual, haus, sakit saat menelan. 5.)Nyeri ulu hati. 6.)Nyeri pada otot dan sendi. 7.)Pegal-pegal pada seluruh tubuh. 8.)Konstipasi (sembelit).
  • 28. Lanjutan… b.Data obyektif : Adalah data yang diperoleh berdasarkan pengamatan perawat atas kondisi pasien. Data obyektif yang sering dijumpai pada penderita DHF antara lain : 1)Suhu tubuh tinggi, menggigil, wajah tampak kemerahan. 2)Mukosa mulut kering, perdarahan gusi, lidah kotor.
  • 29. Lanjutan… 3)Tampak bintik merah pada kulit (petekia), uji torniquet (+), epistaksis, ekimosis, hematoma, hematemesis, melena. 4)Hiperemia pada tenggorokan. 5)Nyeri tekan pada epigastrik. 6)Pada palpasi teraba adanya pembesaran hati dan limpa. 7)Pada renjatan (derajat IV) nadi cepat dan lemah, hipotensi, ekstremitas dingin, gelisah, sianosis perifer, nafas dangkal.
  • 30. Lanjutan… Pemeriksaan laboratorium pada DHF akan dijumpai : 1)Ig G dengue positif. 2)Trombositopenia. 3)Hemoglobin meningkat > 20 %. 4)Hemokonsentrasi (hematokrit meningkat). 5)Hasil pemeriksaan kimia darah menunjukkan hipoproteinemia, hiponatremia, hipokloremia.
  • 31. Lanjutan…  Pada hari ke- 2 dan ke- 3 terjadi leukopenia, netropenia, aneosinofilia, peningkatan limfosit, monosit, dan basofil 1)SGOT/SGPT mungkin meningkat. 2)Ureum dan pH darah mungkin meningkat. 3)Waktu perdarahan memanjang. 4)Asidosis metabolik. 5)Pada pemeriksaan urine dijumpai albuminuria ringan.
  • 32.  DIAGNOSA KEPERAWATAN DX 1 a.Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses penyakit (viremia). b.Nyeri berhubungan dengan proses patologis penyakit. c.Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual, muntah, anoreksia.
  • 33. Lanjutan… d.Kurangnya volume cairan tubuh berhubungan dengan peningkatan permeabilitas dinding plasma. e.Gangguan aktivitas sehari-hari berhubungan dengan kondisi tubuh yang lemah. f.Resiko terjadi syok hypovolemik berhubungan dengan kurangnya volume cairan tubuh. g.Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan invasif (pemasangan infus).
  • 34. Lanjutan… h.Resiko terjadi perdarahan lebih lanjut berhubungan dengan trombositopenia. i.Kecemasan berhubungan dengan kondisi pasien yang memburuk dan perdarahan yang dialami pasien.
  • 35.  INTERVENSI KEPERAWATAN  Kaji saat timbulnya demam. Rasional : untuk mengidentifikasi pola demam pasien.  Observasi tanda vital (suhu, nadi, tensi, pernafasan) setiap 3 jam. Rasional : tanda vital merupakan acuan untuk mengetahui keadaan umum pasien. 2,5 liter/24 jam.7)  Anjurkan pasien untuk banyak minum Rasional : Peningkatan suhu tubuh mengakibatkan penguapan tubuh meningkat sehingga perlu diimbangi dengan asupan cairan yang banyak.
  • 36. Lanjutan…  Berikan kompres hangat. Rasional : Dengan vasodilatasi dapat meningkatkan penguapan yang mempercepat penurunan suhu tubuh.  Anjurkan untuk tidak memakai selimut dan pakaian yang tebal. Rasional : pakaian tipis membantu mengurangi penguapan tubuh.  Berikan terapi cairan intravena dan obat-obatan sesuai program dokter. Rasional : pemberian cairan sangat penting bagi pasien dengan suhu tinggi.
  • 37. Lanjutan… DX 2 1)Kaji tingkat nyeri yang dialami pasien Rasional : untuk mengetahui berapa berat nyeri yang dialami pasien. 2)Berikan posisi yang nyaman, usahakan situasi ruangan yang tenang. Rasional : Untuk mengurangi rasa nyeri 3)Alihkan perhatian pasien dari rasa nyeri. Rasional : Dengan melakukan aktivitas lain pasien dapat melupakan perhatiannya terhadap nyeri yang dialami. 4)Berikan obat-obat analgetik Rasional : Analgetik dapat menekan atau mengurangi nyeri pasien.
  • 38. Lanjutan… DX 3 1)Kaji keluhan mual, sakit menelan, dan muntah yang dialami pasien. Rasional : Untuk menetapkan cara mengatasinya. 2)Kaji cara / bagaimana makanan dihidangkan. Rasional : Cara menghidangkan makanan dapat mempengaruhi nafsu makan pasien. 3)Berikan makanan yang mudah ditelan seperti bubur. Rasional : Membantu mengurangi kelelahan pasien dan meningkatkan asupan makanan . 4)Berikan makanan dalam porsi kecil dan frekuensi sering.
  • 39. Lanjutan… DX 4 1)Kaji keadaan umum pasien (lemah, pucat, takikardi) serta tanda-tanda vital. Rasional : Menetapkan data dasar pasien untuk mengetahui penyimpangan dari keadaan normalnya. 2)Observasi tanda-tanda syock. Rasional : Agar dapat segera dilakukan tindakan untuk menangani syok. 3)Berikan cairan intravena sesuai program dokter Rasional : Pemberian cairan IV sangat penting bagi pasien yang mengalami kekurangan cairan tubuh karena cairan tubuh karena cairan langsung masuk ke dalam pembuluh darah.
  • 40. Lanjutan… 4)Anjurkan pasien untuk banyak minum. Rasional : Asupan cairan sangat diperlukan untuk menambah volume cairan tubuh. 5)Catat intake dan output. Rasional : Untuk mengetahui keseimbangan cairan.
  • 41.  IMPLEMENTASI Pelaksanaan tindakan keperawatan pada klien anak dengan DHF disesuaikan dengan intervensi yang telah direncanakan.
  • 42.  EVALUASI KEPERAWATAN a.Suhu tubuh pasien normal (36- 370C), pasien bebas dari demam. b.Pasien akan mengungkapkan rasa nyeri berkurang. c.Kebutuhan nutrisi klien terpenuhi, pasien mampu menghabiskan makanan sesuai dengan porsi yang diberikan atau dibutuhkan. d.Keseimbangan cairan akan tetap terjaga dan kebutuhan cairan pada pasien terpenuhi.
  • 43. Lanjutan… e.Aktivitas sehari-hari pasien dapat terpenuhi. f.Pasien akan mempertahankan sehingga tidak terjadi syok hypovolemik dengan tanda vital dalam batas normal. g.Infeksi tidak terjadi. h.Tidak terjadi perdarahan lebih lanjut. i.Kecemasan pasien akan berkurang dan mendengarkan penjelasan dari perawat tentang proses penyakitnya.