SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
ASKEP CA LARING
SISCHA WIDI ASTUTI
(2014610173)
Kasus
Seorang pasien laki-laki, RJM, umur 49 tahun datang ke IGD RSUP H. Adam Malik
tgl. 04-10-2015 dengan keluhan utama kesulitan menelan. Saat dilakukan pemeriksaan,
tampak terdapat benjolan di belakang lehernya. Pasien mengatakan benjolan tersebut
nyeri bila ditekan. Pasien mengatakan lehernya terasa panas seperti terbakar ketika
minum minuman yang hangat. Riwayat suara serak sejak 2 tahun yang lalu, sesak nafas
sejak 5 bulan yang lalu. Tn. RJM juga mengalami masalah bau mulut, tapi dianggapnya
sebagai hal yang biasa. Pasien mengalami penurunan BB dari 60 kg menjadi 50 kg, hal
ini terjadi akibat pasien menjadi kurang nafsu makan semenjak dia kesulitan menelan.
Saat ditanya pekerjaannya, pasien mengatakan bekerja di pertambangan asbes. Riwayat
merokok 2 bungkus dalam 1 hari.
A.Pengkajian
Perawat : Sischa W. Tanggal pengkajian : 4 Oktober 2015
• Identitas klien
• Nama : Tn. RJM
• Usia : 49 tahun
• Pekerjaan : Pekerja tambang asbes
• Riwayat kesehatan klien
• Keluhan utama : kesulitan menelan
• Keluhan tambahan : terdapat benjolan di belakang leher, rasa terbakar di leher, sesak nafas, suara serak.
• Riwayat penyakit sekarang : ca laring
• Riwayat penyakit dahulu : riwayat suara serak sejak 2 tahun yang lalu, sesak nafas sejak 5 bulan yang lalu.
• Riwayat keluarga
• Ibu pasien meninggal karena ca mamae.
• Pola Fungsi Kesehatan
• Persepsi kesehatan-pemeliharaan kesehatan
• Bekerja di tambang asbes
• Terdapat benjolan di bagian belakang leher
• Perokok (+), 2 bungkus dalam 1 hari
• Pola nutrisi metabolik
• Kesulitan menelan
• Rasa panas terbakar di leher ketika minum yang hangat
• BB turun, kurang nafsu makan, lemas
• Bau mulut
• Pola eliminasi
• BAB 1x dalam 2-3hari, tidak teratur akibat pasien jarang makan.
• Pola aktivitas & latihan
• Badan lemas
• Pola tidur-istirahat
• Pasien kesulitan tidur akibat sesak nafasnya
• Pola persepsi kognitif
• Tidak nafsu makan, badan terasa lemas
• Pola peran & hubungan
• Pasien kesulitan dalam berkomunikasi akibat suaranya yang serak terutama ketika banyak berbicara
• Pola reproduksi-seksualitas
• Tidak ada masalah dengan alat reproduksi
• Tidak ada penyimpangan seksual
• Pola mekanisme koping
• Pasien menganggap suara seraknya adalah hal yang biasa
• Saat sulit menelan, pasien menjadi tidak nafsu makan
• Pola persepsi & pola diri
• Bau mulut yang dirasakan dianggap sebagai hal yang biasa
• Pola kepercayaan
• Pasien yakin bahwa dengan berdoa dan beribadah Tuhan akan menyembuhkan penyakitnya
• Pemeriksaan Fisik
• Sensorium : Compos Mentis
• TB : 170 cm
• BB : 50 kg
• Tekanan darah : 130/80 mmHg
• Nadi : 90x/menit
• Pernafasan : 28x/menit
• Temperatur : 37 ̊C
• Pemeriksaan THT (inspeksi) :
• Telinga : tidak ada kelainan
• Hidung : tidak ada kelainan
• Tenggorokan : terdapat benjolan di belakang leher, nyeri tekan
• Pemeriksaan Penunjang :
• Hasil Laringoskopi Optik :
• Tampak massa memenuhi supraglotik. Massa merah dan berbenjol-benjol
• Pita suara tidak dapat dinilai
• Epiglotis edema & hiperemesis
B. Analisa Data
No Data Problem Etiologi
1. DS :
• Pasien mengatakan sesak nafas
sejak 5 bulan yang lalu
• Pasien mengatakan kesulitan
menelan
DO :
• Terdapat benjolan di belakang
leher
• Hasil laringoskopi : tampak
massa memenuhi supraglotik
Bersihan jalan nafas tidak efektif Obstruksi jalan nafas
Mengiritasi sel laring
Infeksi
Akumulasi secret
Gangguan kemampuan
untuk bernafas, batuk,
dan menelan
No Data Problem Etiologi
2. DS :
Pasien mengatakan benjolan dilehernya
terasa nyeri bila ditekan
DO :
Pasien tampak meringis kesakitan
Nyeri akut Agens cedera biologis (ca
laring)
3. DS :
• Pasien mengatakan sulit menelan
• Pasien mengatakan tidak nafsu makan
DO :
BB pasien mengalami penurunan yang
signifikan (60 menjadi 50 kg)
Ketidakseimbangan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh
Metastase supraglotik
obstruksi lumen esophagus
ketidakmampuan menelan
makanan
C. Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d. gangguan kemampuan untuk
bernafas, batuk, dan menelan.
2. Nyeri akut b.d. agens cedera biologis.
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d.
ketidakmampuan menelan makanan.
D. Intervensi Keperawatan
• Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d. gangguan kemampuan untuk bernafas, batuk,
dan menelan
Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 2 x 24 jam,
bersihan jalan nafas sudah efektif.
Kriteria hasil :
• Bunyi nafas bersih
• Tidak sesak
1) Awasi frekuensi atau kedalaman
pernafasan, auskultasi bunyi nafas,
selidiki kegelisahan, dyspnea dan
sianosis.
2) Tinggikan kepala 30-45 ̊
3) Dorong menelan bila pasien
mampu
4) Berikan humodifikasi, contoh
tekanan udara atau O2 dan
peningkatan masukan cairan.
5) Awasi GDA atau nadi oksimetri,
foto dada
1) Perubahan pada pernafasan,
adanya ronkhi, mengi, diduga
adanya retensi sekret
2) Memudahkan drainase sekret,
kerja pernafasan, ekspansi paru
3) Mencegah pengumpulan sekret
oral, menurunkan resiko aspirasi
4) Fisiologi normal (hidung) berarti
menyaring atau melembabkan
udara yang lewat. Tambahan
kelembaban memudahkan batuk.
5) Pengumpulan sekret dapat
menimbulkan pneumonia yang
memerlukan terapi lebih agresif.
• Nyeri akut b.d. agens cedera biologis
Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 2 x 24 jam, nyeri
akut teratasi
Kriteria hasil :
• Klien mengatakan nyeri hilang
• Tidak gelisah
1) Sokong kepala dan leher dengan
bantal. Tunjukkan pada pasien
bagaiman menyokong leher
selama aktivitas.
2) Anjurkan pasien untuk
memberitahu perawat bila terjadi
nyeri, selidiki perubahan
karakteristik nyeri.
3) Anjurkan penggunaan perilaku
manajemen stress : teknik
imajinasi, relaksasi
4) Kolaborasi pemberian analgesik
1) Kurang sokongan mengakibatkan
ketidaknyamanan pada daerah
leher.
2) Dapat menunjukkan terjadinya
komplikasi yang memerlukan
evaluasi lanjut atau intervensi.
3) Dapat menurunkan kebutuhan
analgesik dan meningkatkan
penyembuhan.
4) Menurunkan atau menghilangkan
nyeri.
• Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d. ketidakmampuan
menelan makanan
Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 2 x 24 jam,
kebutuhan nutrisi terpenuhi
Kriteria hasil :
• Menunjukkan peningkatan BB
• Menunjukkan pemahaman
pentingnya nutrisi untuk proses
penyembuhan dan kesehatan
secara umum
1) Awasi masukan & BB sesuai
indikasi
2) Berikan perawatan oral
3) Hindari makanan yang sangat
panas/sangat dingin
4) Timbang BB sesuai indikasi
5) Konsultasi ahli gizi/nutrisi
pendukung untuk memberikan
makanan yang mudah dicerna
1) Memberi informasi sehubungan
dengan kebutuhan nutrisi dan
keefektifan terapi
2) Rasa tidak enak, bau dan
penampilan adalah pencegahan
utama terhadap nafsu makan
3) Suhu ekstrem dapat
mencetuskan/meningkatkan
spasme buruk
4) Berguna untuk menentukan
kebutuhan kalori & evaluasi
keadekuatan rencana nutrisi
5) Metode makan & kebutuhan
kalori didasarkan pada situasi
kebutuhan individu.
E. Implementasi & Evaluasi
• Dx 1
Implementasi Evaluasi
1) Mengawasi frekuensi atau kedalaman pernafasan,
auskultasi bunyi nafas, selidiki kegelisahan, dyspnea
dan sianosis.
2) Meninggikan kepala 30-45 ̊
3) Mendorong menelan bila pasien mampu
4) Memberikan humodifikasi, contoh tekanan udara
atau O2 dan peningkatan masukan cairan.
5) Mengawasi GDA atau nadi oksimetri, foto dada
S :
Pasien mengatakan sudah tidak merasa sesak lagi dan
sudah bisa menelan
O :
• Pernafasan 22x/menit
• Tidak ada suara nafas tambahan
• Pasien tampak sudah bisa menelan
A :
Masalah sudah teratasi
P :
Intervensi dihentikan
• Dx 2
Implementasi Evaluasi
1) Menyokong kepala dan leher pasien dengan bantal.
2) Menganjurkan pasien untuk memberitahu perawat
bila terjadi nyeri, selidiki perubahan karakteristik
nyeri.
3) Menganjurkan penggunaan perilaku manajemen
stress : teknik imajinasi, relaksasi
4) Kolaborasi pemberian analgesik
S :
Pasien mengatakan sudah tidak merasakan nyeri lagi pada
tenggorokannya, baik nyeri tekan ataupun ketika menelan
O :
Pasien sudah tidak menampakkan ekspresi kesakitan
A :
Masalah sudah teratasi
P :
Intervensi dihentikan
• Dx 3
Implementasi Evaluasi
1) Mengawasi masukan & BB sesuai indikasi
2) Memberikan perawatan oral
3) Menghindari makanan yang sangat panas/sangat
dingin
4) Menimbang BB sesuai indikasi
5) Konsultasi ahli gizi/nutrisi pendukung untuk
memberikan makanan yang mudah dicerna
S :
Pasien mengatakan sudah menghabiskan porsi makan
yang diberikan, nafsu makannya sudah kembali
O :
• Pasien tampak menghabiskan makanan yg diberikan
• Pasien sudah memahami pentingnya nutrisi
ditunjukkan dengan kemampuan pasien menjawab
pertanyaan perawat
• Pasien tampak sudah bisa menelan
A :
Masalah sudah teratasi
P :
Intervensi dihentikan
ASKEP CA LARING

More Related Content

What's hot

What's hot (20)

Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2
 
Pembahasan Soal UKOM KMB
Pembahasan Soal UKOM KMBPembahasan Soal UKOM KMB
Pembahasan Soal UKOM KMB
 
Asuhan keperawatan pneumonia
Asuhan keperawatan pneumoniaAsuhan keperawatan pneumonia
Asuhan keperawatan pneumonia
 
Askep diare
Askep diareAskep diare
Askep diare
 
Santi askep dm
Santi askep dmSanti askep dm
Santi askep dm
 
134454836 lp-oksigenasi
134454836 lp-oksigenasi134454836 lp-oksigenasi
134454836 lp-oksigenasi
 
Askep diabetes mellitus
Askep diabetes mellitusAskep diabetes mellitus
Askep diabetes mellitus
 
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN APENDISITIS
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN APENDISITISASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN APENDISITIS
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN APENDISITIS
 
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdfImplementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
 
Resume hd tn.y
Resume hd tn.yResume hd tn.y
Resume hd tn.y
 
91722104 case-dr-andi-fajar
91722104 case-dr-andi-fajar91722104 case-dr-andi-fajar
91722104 case-dr-andi-fajar
 
Asuhan keperawatan
Asuhan keperawatanAsuhan keperawatan
Asuhan keperawatan
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
Askep pada pasien ppok
Askep pada pasien ppokAskep pada pasien ppok
Askep pada pasien ppok
 
Askep gastritis
Askep gastritisAskep gastritis
Askep gastritis
 
3. asuhan keperawatan pada batu ginjal
3. asuhan keperawatan pada batu ginjal3. asuhan keperawatan pada batu ginjal
3. asuhan keperawatan pada batu ginjal
 
Askep Demam Thypoid
Askep Demam ThypoidAskep Demam Thypoid
Askep Demam Thypoid
 
Analisa data ggk
Analisa data ggkAnalisa data ggk
Analisa data ggk
 
Pembahasan Soal Ukom Keperawatan Gawat Darurat
Pembahasan Soal Ukom Keperawatan Gawat DaruratPembahasan Soal Ukom Keperawatan Gawat Darurat
Pembahasan Soal Ukom Keperawatan Gawat Darurat
 
pathway dhfPathway dhf
pathway dhfPathway dhfpathway dhfPathway dhf
pathway dhfPathway dhf
 

Similar to ASKEP CA LARING

Similar to ASKEP CA LARING (20)

Hipertiroid
HipertiroidHipertiroid
Hipertiroid
 
Batu empedu
Batu empeduBatu empedu
Batu empedu
 
Inaayah Regita Putri
Inaayah Regita PutriInaayah Regita Putri
Inaayah Regita Putri
 
Inaayah Regita Putri
Inaayah Regita Putri Inaayah Regita Putri
Inaayah Regita Putri
 
Askep ca serviks
Askep ca serviksAskep ca serviks
Askep ca serviks
 
2C_KELOMPOK 1_ASKEP ANAK DIARE.pptx
2C_KELOMPOK 1_ASKEP ANAK DIARE.pptx2C_KELOMPOK 1_ASKEP ANAK DIARE.pptx
2C_KELOMPOK 1_ASKEP ANAK DIARE.pptx
 
PPT SEMINAR ANAK ASUHAN KEPERAWATAN RESPIRATOTY DISTRESS SYNDROM.pptx
PPT SEMINAR ANAK ASUHAN KEPERAWATAN RESPIRATOTY DISTRESS SYNDROM.pptxPPT SEMINAR ANAK ASUHAN KEPERAWATAN RESPIRATOTY DISTRESS SYNDROM.pptx
PPT SEMINAR ANAK ASUHAN KEPERAWATAN RESPIRATOTY DISTRESS SYNDROM.pptx
 
Appendikcitis
AppendikcitisAppendikcitis
Appendikcitis
 
PPT THYPOD .pptx
PPT THYPOD .pptxPPT THYPOD .pptx
PPT THYPOD .pptx
 
Asuhan Keperawatan pada Gangguan Sistem Pernafasan
Asuhan Keperawatan pada Gangguan Sistem PernafasanAsuhan Keperawatan pada Gangguan Sistem Pernafasan
Asuhan Keperawatan pada Gangguan Sistem Pernafasan
 
Laporan pendahuluan pasien dengan
Laporan pendahuluan pasien denganLaporan pendahuluan pasien dengan
Laporan pendahuluan pasien dengan
 
Hernia inguinal lateral
Hernia inguinal lateralHernia inguinal lateral
Hernia inguinal lateral
 
Askep gea
Askep geaAskep gea
Askep gea
 
Tugas askep kasus hipertensi
Tugas askep kasus hipertensiTugas askep kasus hipertensi
Tugas askep kasus hipertensi
 
Lk gangguan nutrisi
Lk gangguan nutrisiLk gangguan nutrisi
Lk gangguan nutrisi
 
Askep leukemia barudocx
Askep leukemia barudocxAskep leukemia barudocx
Askep leukemia barudocx
 
Bab iii
Bab iiiBab iii
Bab iii
 
Bab iii
Bab iiiBab iii
Bab iii
 
Askep
Askep Askep
Askep
 
B
BB
B
 

Recently uploaded

materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxfania35
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien DewasaUpdate 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien DewasaErdinataKusuma1
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxrachmatpawelloi
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 

Recently uploaded (20)

materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien DewasaUpdate 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 

ASKEP CA LARING

  • 1. ASKEP CA LARING SISCHA WIDI ASTUTI (2014610173)
  • 2. Kasus Seorang pasien laki-laki, RJM, umur 49 tahun datang ke IGD RSUP H. Adam Malik tgl. 04-10-2015 dengan keluhan utama kesulitan menelan. Saat dilakukan pemeriksaan, tampak terdapat benjolan di belakang lehernya. Pasien mengatakan benjolan tersebut nyeri bila ditekan. Pasien mengatakan lehernya terasa panas seperti terbakar ketika minum minuman yang hangat. Riwayat suara serak sejak 2 tahun yang lalu, sesak nafas sejak 5 bulan yang lalu. Tn. RJM juga mengalami masalah bau mulut, tapi dianggapnya sebagai hal yang biasa. Pasien mengalami penurunan BB dari 60 kg menjadi 50 kg, hal ini terjadi akibat pasien menjadi kurang nafsu makan semenjak dia kesulitan menelan. Saat ditanya pekerjaannya, pasien mengatakan bekerja di pertambangan asbes. Riwayat merokok 2 bungkus dalam 1 hari.
  • 3. A.Pengkajian Perawat : Sischa W. Tanggal pengkajian : 4 Oktober 2015 • Identitas klien • Nama : Tn. RJM • Usia : 49 tahun • Pekerjaan : Pekerja tambang asbes • Riwayat kesehatan klien • Keluhan utama : kesulitan menelan • Keluhan tambahan : terdapat benjolan di belakang leher, rasa terbakar di leher, sesak nafas, suara serak. • Riwayat penyakit sekarang : ca laring • Riwayat penyakit dahulu : riwayat suara serak sejak 2 tahun yang lalu, sesak nafas sejak 5 bulan yang lalu. • Riwayat keluarga • Ibu pasien meninggal karena ca mamae.
  • 4. • Pola Fungsi Kesehatan • Persepsi kesehatan-pemeliharaan kesehatan • Bekerja di tambang asbes • Terdapat benjolan di bagian belakang leher • Perokok (+), 2 bungkus dalam 1 hari • Pola nutrisi metabolik • Kesulitan menelan • Rasa panas terbakar di leher ketika minum yang hangat • BB turun, kurang nafsu makan, lemas • Bau mulut • Pola eliminasi • BAB 1x dalam 2-3hari, tidak teratur akibat pasien jarang makan. • Pola aktivitas & latihan • Badan lemas • Pola tidur-istirahat • Pasien kesulitan tidur akibat sesak nafasnya • Pola persepsi kognitif • Tidak nafsu makan, badan terasa lemas
  • 5. • Pola peran & hubungan • Pasien kesulitan dalam berkomunikasi akibat suaranya yang serak terutama ketika banyak berbicara • Pola reproduksi-seksualitas • Tidak ada masalah dengan alat reproduksi • Tidak ada penyimpangan seksual • Pola mekanisme koping • Pasien menganggap suara seraknya adalah hal yang biasa • Saat sulit menelan, pasien menjadi tidak nafsu makan • Pola persepsi & pola diri • Bau mulut yang dirasakan dianggap sebagai hal yang biasa • Pola kepercayaan • Pasien yakin bahwa dengan berdoa dan beribadah Tuhan akan menyembuhkan penyakitnya
  • 6. • Pemeriksaan Fisik • Sensorium : Compos Mentis • TB : 170 cm • BB : 50 kg • Tekanan darah : 130/80 mmHg • Nadi : 90x/menit • Pernafasan : 28x/menit • Temperatur : 37 ̊C • Pemeriksaan THT (inspeksi) : • Telinga : tidak ada kelainan • Hidung : tidak ada kelainan • Tenggorokan : terdapat benjolan di belakang leher, nyeri tekan • Pemeriksaan Penunjang : • Hasil Laringoskopi Optik : • Tampak massa memenuhi supraglotik. Massa merah dan berbenjol-benjol • Pita suara tidak dapat dinilai • Epiglotis edema & hiperemesis
  • 7. B. Analisa Data No Data Problem Etiologi 1. DS : • Pasien mengatakan sesak nafas sejak 5 bulan yang lalu • Pasien mengatakan kesulitan menelan DO : • Terdapat benjolan di belakang leher • Hasil laringoskopi : tampak massa memenuhi supraglotik Bersihan jalan nafas tidak efektif Obstruksi jalan nafas Mengiritasi sel laring Infeksi Akumulasi secret Gangguan kemampuan untuk bernafas, batuk, dan menelan
  • 8. No Data Problem Etiologi 2. DS : Pasien mengatakan benjolan dilehernya terasa nyeri bila ditekan DO : Pasien tampak meringis kesakitan Nyeri akut Agens cedera biologis (ca laring) 3. DS : • Pasien mengatakan sulit menelan • Pasien mengatakan tidak nafsu makan DO : BB pasien mengalami penurunan yang signifikan (60 menjadi 50 kg) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Metastase supraglotik obstruksi lumen esophagus ketidakmampuan menelan makanan
  • 9. C. Diagnosa Keperawatan 1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d. gangguan kemampuan untuk bernafas, batuk, dan menelan. 2. Nyeri akut b.d. agens cedera biologis. 3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d. ketidakmampuan menelan makanan.
  • 10. D. Intervensi Keperawatan • Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d. gangguan kemampuan untuk bernafas, batuk, dan menelan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Rasional Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam, bersihan jalan nafas sudah efektif. Kriteria hasil : • Bunyi nafas bersih • Tidak sesak 1) Awasi frekuensi atau kedalaman pernafasan, auskultasi bunyi nafas, selidiki kegelisahan, dyspnea dan sianosis. 2) Tinggikan kepala 30-45 ̊ 3) Dorong menelan bila pasien mampu 4) Berikan humodifikasi, contoh tekanan udara atau O2 dan peningkatan masukan cairan. 5) Awasi GDA atau nadi oksimetri, foto dada 1) Perubahan pada pernafasan, adanya ronkhi, mengi, diduga adanya retensi sekret 2) Memudahkan drainase sekret, kerja pernafasan, ekspansi paru 3) Mencegah pengumpulan sekret oral, menurunkan resiko aspirasi 4) Fisiologi normal (hidung) berarti menyaring atau melembabkan udara yang lewat. Tambahan kelembaban memudahkan batuk. 5) Pengumpulan sekret dapat menimbulkan pneumonia yang memerlukan terapi lebih agresif.
  • 11. • Nyeri akut b.d. agens cedera biologis Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Rasional Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam, nyeri akut teratasi Kriteria hasil : • Klien mengatakan nyeri hilang • Tidak gelisah 1) Sokong kepala dan leher dengan bantal. Tunjukkan pada pasien bagaiman menyokong leher selama aktivitas. 2) Anjurkan pasien untuk memberitahu perawat bila terjadi nyeri, selidiki perubahan karakteristik nyeri. 3) Anjurkan penggunaan perilaku manajemen stress : teknik imajinasi, relaksasi 4) Kolaborasi pemberian analgesik 1) Kurang sokongan mengakibatkan ketidaknyamanan pada daerah leher. 2) Dapat menunjukkan terjadinya komplikasi yang memerlukan evaluasi lanjut atau intervensi. 3) Dapat menurunkan kebutuhan analgesik dan meningkatkan penyembuhan. 4) Menurunkan atau menghilangkan nyeri.
  • 12. • Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d. ketidakmampuan menelan makanan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Rasional Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam, kebutuhan nutrisi terpenuhi Kriteria hasil : • Menunjukkan peningkatan BB • Menunjukkan pemahaman pentingnya nutrisi untuk proses penyembuhan dan kesehatan secara umum 1) Awasi masukan & BB sesuai indikasi 2) Berikan perawatan oral 3) Hindari makanan yang sangat panas/sangat dingin 4) Timbang BB sesuai indikasi 5) Konsultasi ahli gizi/nutrisi pendukung untuk memberikan makanan yang mudah dicerna 1) Memberi informasi sehubungan dengan kebutuhan nutrisi dan keefektifan terapi 2) Rasa tidak enak, bau dan penampilan adalah pencegahan utama terhadap nafsu makan 3) Suhu ekstrem dapat mencetuskan/meningkatkan spasme buruk 4) Berguna untuk menentukan kebutuhan kalori & evaluasi keadekuatan rencana nutrisi 5) Metode makan & kebutuhan kalori didasarkan pada situasi kebutuhan individu.
  • 13. E. Implementasi & Evaluasi • Dx 1 Implementasi Evaluasi 1) Mengawasi frekuensi atau kedalaman pernafasan, auskultasi bunyi nafas, selidiki kegelisahan, dyspnea dan sianosis. 2) Meninggikan kepala 30-45 ̊ 3) Mendorong menelan bila pasien mampu 4) Memberikan humodifikasi, contoh tekanan udara atau O2 dan peningkatan masukan cairan. 5) Mengawasi GDA atau nadi oksimetri, foto dada S : Pasien mengatakan sudah tidak merasa sesak lagi dan sudah bisa menelan O : • Pernafasan 22x/menit • Tidak ada suara nafas tambahan • Pasien tampak sudah bisa menelan A : Masalah sudah teratasi P : Intervensi dihentikan
  • 14. • Dx 2 Implementasi Evaluasi 1) Menyokong kepala dan leher pasien dengan bantal. 2) Menganjurkan pasien untuk memberitahu perawat bila terjadi nyeri, selidiki perubahan karakteristik nyeri. 3) Menganjurkan penggunaan perilaku manajemen stress : teknik imajinasi, relaksasi 4) Kolaborasi pemberian analgesik S : Pasien mengatakan sudah tidak merasakan nyeri lagi pada tenggorokannya, baik nyeri tekan ataupun ketika menelan O : Pasien sudah tidak menampakkan ekspresi kesakitan A : Masalah sudah teratasi P : Intervensi dihentikan
  • 15. • Dx 3 Implementasi Evaluasi 1) Mengawasi masukan & BB sesuai indikasi 2) Memberikan perawatan oral 3) Menghindari makanan yang sangat panas/sangat dingin 4) Menimbang BB sesuai indikasi 5) Konsultasi ahli gizi/nutrisi pendukung untuk memberikan makanan yang mudah dicerna S : Pasien mengatakan sudah menghabiskan porsi makan yang diberikan, nafsu makannya sudah kembali O : • Pasien tampak menghabiskan makanan yg diberikan • Pasien sudah memahami pentingnya nutrisi ditunjukkan dengan kemampuan pasien menjawab pertanyaan perawat • Pasien tampak sudah bisa menelan A : Masalah sudah teratasi P : Intervensi dihentikan