Dokumen tersebut membahas berbagai jenis dan ciri kurikulum serta perkembangan kurikulum di Indonesia mulai dari tahun 1947 hingga 2013. Dokumen tersebut menjelaskan konsep kurikulum, jenis-jenis kurikulum dari berbagai sudut pandang, dan ciri-ciri kurikulum yang berlaku di Indonesia pada masing-masing periode.
Penilaian Acuan Patokan (PAP) dan Penilaian Acuan Norma (PAN)verminusver
Penilaian Acuan Patokan mengacu pada suatu kriteria pencapaian tujuan pembelajaran atau indikator pembelajaran yang telah dirumuskan sebelumnya. Tujuannya untuk mengukur secara pasti tujuan atau kompetensi yang ditetapkan sebagai kriteria keberhasilannya.
Penilaian Acuan Norma (PAN) adalah penilaian yang dilakukan dengan mengacu pada norma kelompok atau nilai-nilai yang diperoleh siswa dibandingkan dengan nilai-nilai siswa lain dalam kelompok tersebut.
Salah satu model instruksional yang sering digunakan adalah model ASSURE. Model ini terdiri dari enam langkah, yaitu analisa peserta didik (A), menetapkan tujuan pembelajaran (S), memilih materi dan media (S), menggunakan materi dan media (U), partisipasi peserta didik (R), dan evaluasi-revisi (E).
Penilaian Acuan Patokan (PAP) dan Penilaian Acuan Norma (PAN)verminusver
Penilaian Acuan Patokan mengacu pada suatu kriteria pencapaian tujuan pembelajaran atau indikator pembelajaran yang telah dirumuskan sebelumnya. Tujuannya untuk mengukur secara pasti tujuan atau kompetensi yang ditetapkan sebagai kriteria keberhasilannya.
Penilaian Acuan Norma (PAN) adalah penilaian yang dilakukan dengan mengacu pada norma kelompok atau nilai-nilai yang diperoleh siswa dibandingkan dengan nilai-nilai siswa lain dalam kelompok tersebut.
Salah satu model instruksional yang sering digunakan adalah model ASSURE. Model ini terdiri dari enam langkah, yaitu analisa peserta didik (A), menetapkan tujuan pembelajaran (S), memilih materi dan media (S), menggunakan materi dan media (U), partisipasi peserta didik (R), dan evaluasi-revisi (E).
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)Rima Trianingsih
I. Perkembangan Moral Menurut Jean Piaget
Perkembangan moral dapat pula dipahami melalui pendekatan kognitif. Piaget (dalam Slavin, 2006:51) bahkan mempercayai bahwa struktur kognitif dan kemampuan kognitif anak adalah dasar dari pengembangan moralnya. Kemampuan kognitif itulah yang kemudian akan membantu anak untuk mengembangkan penalaran yang berkaitan dengan masalah sosial. Untuk mempelajari penalaran moral anak-anak, Piaget menghabiskan waktu yang panjang untuk mengamati anak-anak yang sedang bermain kelereng dan menanyakan kepada mereka tentang aturan permainan yang digunakan. Dalam permainan kelereng tersebut Piaget menemukan beberapa hal yaitu anak di bawah usia 6 tahun pada kenyataannya belum mengenal aturan permainan, sedangkan anak mulai usia 6 tahun sudah mengenal adanya aturan dalam permainan, meskipun mereka belum menerapkannya dengan baik dalam permainan. Anak usia 10-12 tahun , anak-anak sudah mampu mengikuti aturan permainan yang berlaku dan mereka sadar bahwa aturan tersebut dibuat untuk menghindari pertikaian antar pemain.
Piaget kemudian membagi tahap perkembangan moral anak menjadi dua tahapan, yaitu tahap heteronomous dan tahap autonomous.
II. Perkembangan Moral Menurut Lawrence Kohlberg
Mengembangkan teori dari Piaget, Lawrence Kohlberg membagi perkembangan moral menjadi tiga tingkatan, yaitu tingkat prekonvensional, tingkat konvensional, dan tingkat postkonvensional (Slavin, 2006:54). Menurut pandangan Kohlberg dari tiga tingkatan tersebut, anak harus melewati enam tahap dalam dirinya. Setiap tahap memberikan jalan untuk menuju ke tahap selanjutnya ketika anak mampu menemukan ‘aturan’ pada tahap itu, kemudian anak harus meninggalkan penalaran moral dari tahap awal menuju ke tahap berikutnya. Dengan cara tersebut, penalaran moral anak berkembang melalui tiga tingkat yang berbeda meskipun tidak semua anak mampu menguasainya (Manning, 1977:108).
Tahapan-tahapan perkembangan moral yang dikemukakan Kohlberg jauh lebih kompleks dibanding dengan tahapan-tahapan perkembangan moral dalam teori Piaget.
Banyak ahli yang merumuskan pengertian pengembangan kurikulum, menurut Miller dan Seler (1985:3) pengembangan kurikulum adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan secara terus menerus dimulai dari menentukan orientasi kurikulum, yakni kebijakan-kebijakan yang umum. Misalnya arah dan tujuan pendidikan, pandangan tentang hakekat kurikulum dan lainnya. Sementara itu Proses pengembangan kurikulum menurut Sagala (2000:232) ialah kebutuhan untuk menspesifikasi peranan-peranan lulusan menggambarkan kemampuan dan keterampilan yang harus dilaksanakan dalam bidang tertentu.
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)Rima Trianingsih
I. Perkembangan Moral Menurut Jean Piaget
Perkembangan moral dapat pula dipahami melalui pendekatan kognitif. Piaget (dalam Slavin, 2006:51) bahkan mempercayai bahwa struktur kognitif dan kemampuan kognitif anak adalah dasar dari pengembangan moralnya. Kemampuan kognitif itulah yang kemudian akan membantu anak untuk mengembangkan penalaran yang berkaitan dengan masalah sosial. Untuk mempelajari penalaran moral anak-anak, Piaget menghabiskan waktu yang panjang untuk mengamati anak-anak yang sedang bermain kelereng dan menanyakan kepada mereka tentang aturan permainan yang digunakan. Dalam permainan kelereng tersebut Piaget menemukan beberapa hal yaitu anak di bawah usia 6 tahun pada kenyataannya belum mengenal aturan permainan, sedangkan anak mulai usia 6 tahun sudah mengenal adanya aturan dalam permainan, meskipun mereka belum menerapkannya dengan baik dalam permainan. Anak usia 10-12 tahun , anak-anak sudah mampu mengikuti aturan permainan yang berlaku dan mereka sadar bahwa aturan tersebut dibuat untuk menghindari pertikaian antar pemain.
Piaget kemudian membagi tahap perkembangan moral anak menjadi dua tahapan, yaitu tahap heteronomous dan tahap autonomous.
II. Perkembangan Moral Menurut Lawrence Kohlberg
Mengembangkan teori dari Piaget, Lawrence Kohlberg membagi perkembangan moral menjadi tiga tingkatan, yaitu tingkat prekonvensional, tingkat konvensional, dan tingkat postkonvensional (Slavin, 2006:54). Menurut pandangan Kohlberg dari tiga tingkatan tersebut, anak harus melewati enam tahap dalam dirinya. Setiap tahap memberikan jalan untuk menuju ke tahap selanjutnya ketika anak mampu menemukan ‘aturan’ pada tahap itu, kemudian anak harus meninggalkan penalaran moral dari tahap awal menuju ke tahap berikutnya. Dengan cara tersebut, penalaran moral anak berkembang melalui tiga tingkat yang berbeda meskipun tidak semua anak mampu menguasainya (Manning, 1977:108).
Tahapan-tahapan perkembangan moral yang dikemukakan Kohlberg jauh lebih kompleks dibanding dengan tahapan-tahapan perkembangan moral dalam teori Piaget.
Banyak ahli yang merumuskan pengertian pengembangan kurikulum, menurut Miller dan Seler (1985:3) pengembangan kurikulum adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan secara terus menerus dimulai dari menentukan orientasi kurikulum, yakni kebijakan-kebijakan yang umum. Misalnya arah dan tujuan pendidikan, pandangan tentang hakekat kurikulum dan lainnya. Sementara itu Proses pengembangan kurikulum menurut Sagala (2000:232) ialah kebutuhan untuk menspesifikasi peranan-peranan lulusan menggambarkan kemampuan dan keterampilan yang harus dilaksanakan dalam bidang tertentu.
Pengertian, Peran dan Fungsi KurikulumMayawi Karim
Menjelaskan Pengertian Kurikulum (Secara Etimologis, Pandangan Lama dan Pandangan Baru), Perbandingan Kurikulum Lama dan Kurikulum Baru, Peran Kurikulum, Fungsi Kurikulum dan Kurikulum Matematika.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
1. Disusun Oleh :
KELOMPOK 1
LIA OKTAFIANI 1515140133
NURJANAH PUTERI AULIA 1515143179
SUCIPTO HADI PURNOMO 1515140135
PERENCANAAN PEMBELAJARAN ORANG DEWASA
JENIS-JENIS DAN CIRI KURIKULUM
2. PENGERTIAN KURIKULUM
Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang diberikan oleh
suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan
diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan.
Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Kurikulum
4. JENIS KURIKULUM MENURUT PARA AHLI
1. Menurut Galtthorn (7)
Recomendation Curriculum (Kurikulum Rekomendasi)
Arti :
Yaitu kurikulum yang direkondasikan oleh para ahli, asosiasi profesional, komisi
pembaharuan pendidikan dan juga berdasarkan kebijakan pemerintah.
Ciri :
Kurikulum ini menekankan keharusan untuk mempelajari konsep, keterampilan yang akan
dikembangkan menurut persepsi dan sisitem nilai sumber atau sponsor.
5. 2. Kurikulum Tertulis
Arti :
Yaitu kurikulum yang berfungsi sebagai pengendali untuk menjamin pencapaian tujuan
pendidikan.
Ciri :
Kurikulum inii lebih spesifik dan komprehensif bila dibandingkan dengan kurikulum
rekomendasi karena berisi dasar-dasar pertimbangan atau rasional kurikulum, tujuan yang
ingin dicapai sekuen yang harus diikuti serta kegiatan belajar yang harus dilakukan serta
bagaimana mengevaluasinya
6. 3. Supported Curriculum (Kurikulum Dukungan)
Arti :
Yaitu kurikulum yang dibentuk dari sumber-sumber yang dialokasi untuk menunjang
kurikulum.
Ciri :
Beberapa sumber atau bentuk dukungan yaitu alokasi waktu untuk mata pelajaran tertentu,
alokasi waktu untuk guru untuk aspek tertentu, alokasi personil guru yang digunakan, serta
bahan atau alat dan buku teks yang disediakan.
7. 4. The Thaught Curriculum (Kurikulum yang Diajarkan)
Arti :
Yaitu kurikulum yang tidak lain apa yang diajarkan oleh guru dikelas.
Ciri :
Kurikulum ini sudah tentu berdasarkan kurikulum tertulis.
8. 5. The Tested Curriculum (Kurikulum yang Diuji)
Arti :
Yaitu serangkain bahan pelajaran atau kegiatan beajar yang dinilai melalui tes, baik yang
sudah dibuat oleh guru maupun sudah baku.
9. 6. Learned Curriculum (Kurikulum yang Dipelajari)
Arti :
Yaitu kurikulum yang sering pula disebut kurikulum hasil belajar (Learning Curriculum)
yaitu perubahan nilai, persepsi dan ingkah laku yang terjadi dari pengalaman belajar.
Ciri :
Kurikulum ini merupakan apa yang telah dipelajari, dimengerti dan diingat siswa baik dari
kurikulum yang diinginkan maupun dari kurikulum yang tersembunyi .
10. 7. Hidden Curriculum (Kurikulum Tersembunyi)
Arti :
kurikulum yang tidak dipelajari tapi dapat dirumuskan sebagai aspek dari sekolah yang
lain dari kurikulum yang direncanakan namun berpengaruh terhadap perubahan tingkah
laku siswa.
11. 2. MENURUT GOODLAD (5)
Idealogical Curriculum (Kurikulum Ideal)
Arti :
Yaitu kurikulum yang sebagaimana yang diharapkan oleh para ahli dan guru, yang
mencerminkan pengetahuan yang diakumulasi berjaman-jaman.
12. • Formal Curriculum (Kurikulum Formal)
Arti :
Yaitu kurikulum yang disetujui dan disahkan oleh pemerintah.
• Perceived Curriculum (Kurikulum Bayangan)
Arti :
Yaitu kurikulum yang yang ada dalam pikiran yang diinginkan oleh orang tua dan guru.
• Operational Curriculum (Kurikulum Operasional)
Arti :
Yaitu kurikulum yang dilaksanakan di dalam kelas.
• Experience Curriculum (Kurikulum Pengalaman)
Arti :
Yaitu kurikulum yang dialami oleh murid.
13. JENIS KURIKULUM DARI SEGI
PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN
• Kurikulum kebijakan (Policy Curriculum)
• Kurikulum Rekomendasi ( Recomendation Curriculum)
• Kurikulum Ideal ( Idealogical Curriculum)
• Kurikulum yang diajarakan atau kurikulum nyata (Taught Curriculum atau Real Curriculum)
• Kurikulum Tersembunyi ( Hidden Curriculum)
• Kurikulum yang dialami siswa (Experience Curriculum)
• Kurikulum yang dipelajari (Learned Curriculum)
• Kurikulum yang diuji (Tested Curriculum)
• Kurikulum yang sebagai hasil belajar (Learning Result Curriculum)
14. JENIS KURIKULUM YANG ADA DI INDONESIA
• Kurikulum Tahun 1947 (Rentjana Pelajaran 1947)
Penjelasan :
Awalnya pada tahun 1947, kurikulum saat itu diberi nama Rentjana Pelajaran 1947. Pada
saat itu, kurikulum pendidikan di Indonesia masih dipengaruhi sistem pendidikan kolonial
Belanda dan Jepang, sehingga hanya meneruskan yang pernah digunakan sebelumnya.
Rentjana Pelajaran 1947 boleh dikatakan sebagai pengganti sistem pendidikan kolonial
Belanda.
Ciri :
Karena suasana kehidupan berbangsa saat itu masih dalam semangat juang merebut
kemerdekaan maka pendidikan sebagai development conformism lebih menekankan pada
pembentukan karakter manusia Indonesia yang merdeka dan berdaulat dan sejajar dengan
bangsa lain di muka bumi ini.
15. Kurikulum 1964 (Rentjana Pendidikan 1964)
Penjelasan :
Usai tahun 1952, menjelang tahun 1964, pemerintah kembali menyempurnakan sistem
kurikulum di Indonesia. Kali ini diberi nama Rentjana Pendidikan 1964.
Ciri :
Pokok-pokok pikiran kurikulum 1964 yang menjadi ciri dari kurikulum ini adalah bahwa
pemerintah mempunyai keinginan agar rakyat mendapat pengetahuan akademik untuk
pembekalan pada jenjang SD, sehingga pembelajaran dipusatkan pada program
Pancawardhana (Hamalik, 2004), yaitu pengembangan moral, kecerdasan, emosional/artistik,
keprigelan, dan jasmani.
16. Kurikulum 1952 (Rentjana Pelajaran 1952)
Penjelasan :
Setelah Rentjana Pelajaran 1947, pada tahun 1952 kurikulum di Indonesia mengalami
penyempurnaan. Pada tahun 1952 ini diberi nama Rentjana Pelajaran Terurai 1952.
Kurikulum ini sudah mengarah pada suatu sistem pendidikan nasional.
Ciri :
Yang paling menonjol dan sekaligus ciri dari kurikulum 1952 ini bahwa setiap rencana
pelajaran harus memperhatikan isi pelajaran yang dihubungkan dengan kehidupan sehari-
hari.
17. Kurikulum 1968 (Rencana Pendidikan 1968)
Penjelasan :
Kurikulum 1968 merupakan pembaharuan dari Kurikulum 1964, yaitu dilakukannya perubahan
struktur kurikulum pendidikan dari Pancawardhana menjadi pembinaan jiwa pancasila,
pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Kurikulum 1968 merupakan perwujudan dari
perubahan orientasi pada pelaksanaan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.
Ciri :
Dilihat dari segi tujuan pendidikan, Kurikulum 1968 memiliki ciri bahwa pendidikan ditekankan
pada upaya untuk membentuk manusia Pancasila sejati, kuat, dan sehat jasmani,
mempertinggi kecerdasan dan keterampilan jasmani, moral, budi pekerti, dan keyakinan
beragama. Isi pendidikan diarahkan pada kegiatan mempertinggi kecerdasan dan
keterampilan, serta mengembangkan fisik yang sehat dan kuat.
18. Kurikulum 1975
Penjelasan :
Kurikulum 1975 sebagai pengganti kurikulum 1968 menggunakan pendekatan-pendekatan
di antaranya sebagai berikut.
Berorientasi pada tujuan :
• Menganut pendekatan integrative dalam arti bahwa setiap pelajaran memiliki arti dan
peranan yang menunjang kepada tercapainya tujuan-tujuan yang lebih integratif.
• Menekankan kepada efisiensi dan efektivitas dalam hal daya dan waktu.
• Menganut pendekatan sistem instruksional yang dikenal dengan Prosedur
Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI). Sistem yang senantiasa mengarah kepada
tercapainya tujuan yang spesifik, dapat diukur dan dirumuskan dalam bentuk tingkah laku
siswa.
• Dipengaruhi psikologi tingkah laku dengan menekankan kepada stimulus respon
(rangsang-jawab) dan latihan (drill).
19. Kurikulum 1984 (Kurikulum CBSA)
Penjelasan :
• CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) merupakan suatu pendekatan yang diterapkan dalam
proses belajar-mengajar dengan menekankan pada keterlibatan kemampuan peserta didik,
baik secara fisik, mental, intelektual maupun emosionalnya sehingga diperoleh hasil belajar
yang berupa keteerpaduan antar aspek kognitif, afektif dan psikomotor dalam kesatuan
pribadi peserta didik yang utuh seperti yang diinginkan dalam tujuan pendidikan nasional.
Ciri :
• Berorientasi pada tujuan instruksional
• Pendekatan pembelajaran adalah berpusat pada anak didik; Pendekatan Cara Belajar
Siswa Aktif (CBSA)
• Pelaksanaan Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa (PSPB)
• Materi pelajaran menggunakan pendekatan spiral, semakin tinggi tingkat kelas semakin
banyak materi pelajaran yang di bebankan pada peserta didik.
• Menanamkan pengertian terlebih dahulu sebelum diberikan latihan.
20. Kurikulum 1994
Penjelasan :
• Kurikulum 1994 pada dasarnya dibuat sebagai penyempurnaan kurikulum 1984 dan
dilaksanakan sesuai dengan Undang-Undang no. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Hal ini berdampak pada sistem pembagian waktu pelajaran, yaitu dengan
mengubah dari sistem semester ke sistem caturwulan. Dengan sistem caturwulan yang
pembagiannya dalam satu tahun menjadi tiga tahap diharapkan dapat memberi kesempatan
bagi siswa untuk dapat menerima materi pelajaran cukup banyak.
Ciri :
• Perubahan dari semester ke Caturwulan (Cawu)
• Dari pola pengajaran berorientasi teori belajar mengajar menjadi beroreintasi pada muatan
(Isi)
• Bersifat populis yaitu yang memberlakukan satu sistem kurikulum untuk semua siswa di
seluruh Indonesia
• Dalam pelaksanaan kegiatan, guru hendaknya memilih dan menggunakan strategi yang
melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara mental, fisik, dan sosial. Dalam
mengaktifkan siswa guru dapat memberikan bentuk soal yang mengarah kepada jawaban
konvergen, divergen (terbuka, dimungkinkan lebih dari satu jawaban), dan penyelidikan.
21. Kurikulum 2004 (Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
Penjelasan :
• Kurikulum berbasis kompetensi (KBK) adalah suatu konsep kurikulum yang menekankan
pada pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-tugas dengan standar
performansi tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik, berupa
penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu. Dengan demikian, implementasi
kurikulum dapat menumbuhkan tanggung jawab, dan partisipasi peserta didik untuk belajar
menilai dan mempengaruhi kebijakan umum (public policy), serta memberanikan diri
berperan serta dalam berbagai kegiatan, baik di sekolah maupun dimasyarakat.
Ciri :
• Menekankan pd ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun klasikal.
• Berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan keberagaman.
• Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi.
• Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur
edukatif.
• Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau
pencapaian suatu kompetensi.
22. Kurikulum 2006 (KTSP Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)
Penjelasan :
• Secara substansial, pemberlakuan (baca: penamaan) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) lebih kepada mengimplementasikan regulasi yang ada, yaitu PP No. 19/2005.
Ciri :
• Esensi isi dan arah pengembangan pembelajaran tetap masih bercirikan tercapainya paket-
paket kompetensi (dan bukan pada tuntas tidaknya sebuah subject matter), yaitu:
• Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun klasikal.
• Berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan keberagaman.
• Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi.
• Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur
edukatif.
• Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau
pencapaian suatu kompetensi.
23. • Kurikulum 2013
Penjelasan :
• Inti dari Kurikulum 2013, adalah ada pada upaya penyederhanaan, dan tematik-
integratif. Kurikulum 2013 disiapkan untuk mencetak generasi yang siap di dalam
menghadapi masa depan. Karena itu kurikulum disusun untuk mengantisipasi
perkembangan masa depan. Titik beratnya, bertujuan untuk mendorong peserta didik
atau siswa, mampu lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan
mengkomunikasikan (mempresentasikan), apa yang mereka peroleh atau mereka
ketahui setelah menerima materi pembelajaran. Adapun obyek yang menjadi
pembelajaran dalam penataan dan penyempurnaan kurikulum 2013 menekankan pada
fenomena alam, sosial, seni, dan budaya.
Ciri dan karakteristik :
• Mewujudkan pendidikan berkarakter
• Menciptakan Pendidikan Berwawasan Lokal
• Menciptakan Pendidikan yang ceria dan Bersahabat
24. JENIS KURIKULUM
1. Separate Subject Curriculum (Kurikulum Terpisah-pisah)
Arti :
• Artinya segala bahan pelajaran yang disajikan dalam subject/mata pelajaran yang terpisah-pisah,
yang satu lepas dari yang lain.
• Subject atau mata pelajaran ialah hasil penglaman umat manusia sepanjang masa, atau
kebudayaan dan pengetahuan yang dikumpulkan oleh manusia sejak dahulu, lalu disusun secara
logis dan sistematis, disederhanakan dan disajikan kepada anak didik sesuai dengan usianya
masing-masing.
Ciri :
• Mata pelajarannya dirancang secara terpisah-pisah, misalnya mata pelajaran sejarah diberikan
terpisah dengan mata pelajaran geografi, dan seterusnya. Kurikulum sebelum tahun 1968 di
Indonesia termasuk salah satu contohnya.
25. • Keuntungan :
• Bahan pelajaran dapat disajikan
secara logis dan sistematis
• Sederhana, mudah direncanakan dan
dilaksanakan
• Mudah dinilai
• Dipakai di Perguruan Tinggi
• Sudah menjadi tradisi
• Memudahkan guru
• Mudah diubah
• Kekurangan :
• Memberikan mata pelajaran yang
lepas-lepas
• Tidak memperhatikan masalah-
masalah sosial yang dihadapi anak-
anak sehari-hari
• Menyampaikan pengalaman umat
manusia yang lampaui
• Tujuannya terlampau terbatas
• Kurang mengembangkan kemampuan
berfikir
• Statis dan ketinggalan zaman
26. Corelated Curriculum (Kurikulum Terkorelasi)
Arti :
• Kurikulum yang bahan ajarnya dberikan secara terpadu. Misalnya Ilmu Pengetahuan
Sosial merupakan fusi dari beberapa mata pelajaran geografi, ekonomi, sejarah, dan
sebagainya.
Macam :
• Korelasi secara Insidental
• Hubungan yang lebih erat, satu pokok bahasan dilihat dari berbagai sudut mata
pelajaran.
• Mata-mata pelajaran yang difusikan/disatukan, dengan menghilang-kan batas-masing-
masing. Misalnya IPS, IPA, Matematika, Kesenian (Broad field curriculum)
27. Ciri :
• Pertama, dalam proses pembelajaran dikenal dengan pembelajaran tematik yang diberikan di
kelas Sekolah Dasar. Kedua, Mata pelajaran lain diberikan dalam satu tema tertentu. Kurikulum
1968 di Indonesia termasuk dalam katagori kurikulum terpadu.
Keuntungan :
• Murid-murid mendapat informasi yang utuh/terintegrasi
• Minat murid bertambah
• Pengertian murid-murid tentang sesuatu lebih mendalam dan luas
• Memungkinkan murid-murid menggunakan pengetahuannya lebih fungsional
Kekurangan :
• Tidak menghubungkan dengan masalah yang aktual
• Guru sering tidak menguasai pendekatan interdisipliner
28. Integrated Curriculum (Kurikulum Terpadu)
Arti :
• Dalam integrated curiculum meniadakan batas-batas antara berbagai mata pelajaran dan
menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk unit atau keseluruhan sehingga diharapkan
akan membentuk anak-anak menjadi pribadi yang terintegrated.
Ciri :
• Bahan ajarnya dirancang dan disajikan secara terkorelasi dengan bahan ajar lainnya.
Kekurangan :
• Guru-guru tidak disiapkan untuk menjalankan kurikulum seperti ini
• Dianggap tidak mempunyai sistem organisasi yang logis – sistematis
• Memberatkan tugas guru
• Tidak memungkinkan ujian umum
• Alat-alat sangat kurang
29. Keuntungan :
• Merupakan suatu keseluruhan yang bulat
• Menerobos batas-batas mata pelajaran
• Didasarkan atas kebutuhan dan minat anak
• Life centered
• Perlu waktu panjang
• Anak-anak dihadapkan pada situasi-situasi yang mengandung problem.
• Dengan sengaja memajukan perkembangan sosial pada anak-anak.
• Direncanakan bersama oleh guru dan murid
30. Fused (Board) Curiculum
Arti :
• Dalam model ini mereka menyatukan beberapa mata pelajaran yang berdekatan atau
berhubungan menjadi satu bidang studi seperti sejarah, geografi, dan ekonomi digabung
menjadi ilmu pengetahuan social, aljabar, ilmu ukur, dan berhitung menjadi matematika, dan
sebagainya.
Ciri :
• Memiliki pemahaman yang bersifat menyeluruh. Bentuk kurikulum ini banyak digunakan di
sekolah dasar dan sekolah menengah pertama, di sekolah menengah atas penggunaannya
agak terbatas apalagi diperguruan tinggi sedikit sekali.
Kelebihan :
• Karena dasarnya bahan yang terpisah-pisah, walaupun sudah terjadi penyatuan beberapa mata
kuliah masih memungkinkan penyusunan warisan-warisan budaya secara sistematis dan teratur.
• Mengintegrasikan beberapa mata kuliah memungkinkan peserta didik melihat hubungan antara
berbagai hal.
31. Kelemahan :
• Kemampuan guru, untuk tingkat sekolah dasar guru mampu menguasi bidang yang
luas, tetapi untuk tingkat yang lebih tinggi, apalagi diperguruan tinggi sukar sekali.
• Karena bidang yang dipelajari itu luas, maka tidak dapat diberikan secara mendetil,
yang diajarkan hanya permukaannya saja.
• Pengintegrasian bahan ajar terbatas sekali, tidak menggambarkan kenyataan, tidak
memberikan pengalaman yang sesungguhnya bagi siswa, dengan demikian kurang
membangkitkan minat belajar.
• Meskipun kadarnya lebih rendah dibandingkan dengan subject design, tetapi model ini
tetap menekankan tujuan penguasaan bahan dan informasi. Kurang menekankan
proses pencapaian tujuan yang sifatnya afektif dan kognitif tingkat tinggi.
32. The Core Curriculum
Penjelasan :
• The core design kurikulum timbul sebagai reaksi utama kepada separate subject design, yang
sifatnya terpisah-pisah. Dalam mengintegrasikan bahan ajar, mereka memilih mata-mata
pelajaran/bahan ajar tertentu sebagai inti (core). Pelajaran lainnya dikembangkan di sekitar core
tersebut. Karena pengaruh pendidikan progresif, berkembang teori tentang core design yang
didasarkan atas pandangan progresif. Menurut konsep ini inti-inti bahan ajar dipusatkan pada
kebutuhan individual dan social.
• Terdapat banyak variasi pandangan tentang the core design. Mayoritas memandang core curriculum
sebagai suatu model pendidikan atau program pendidikan yang memberikan pendidikan umum.
Pada beberapa kurikulum yang berlaku di Indonesia dewasa ini, core curriculum disebut kelompok
mata kuliah atau pelajaran dasar umum, dan diarahkan pada pengembangan kemampuan-
kemampuan pribadi dan social. Kalau kelompok mata kuliah/pelajaran spesialisasi diarahkan pada
penguasaan keahlian/kejuruan tertentu, maka kelompok mata pelajaran ini ditujukan pada
pembentukan pribadi yang sehat, baik, matang, dan warga masyarakat yang mampu membina kerja
sama yang baik pula.
• The core curriculum diberikan guru-guru yang memiliki penguasaan dan berwawasan luas, bukan
spesialis. Di samping memberikan pengetahuan, niali-nlai dan keterampilan social, guru-guru
tersebut juga memberikan bimbingan terhadap perkembangan social pribadi peserta didik.
33. • Daftar Pustaka :
• Mandalika, Mulyadi. 2003. Dasar-Dasar Kurikulum. Surabaya. Surabaya Intellectual Club
• http://titiensatria.blogspot.com/2014/04/jenis-jenis-kurikulum.html
• http://dianasmarani.blogspot.com/2012/01/jenis-jenis-kurikulum.html
• Nasution, S. 2008. Asas-Asas Kurikulum. Jakarta: Bumi Aksara.
• Sukmadinata, Nana S. 2002. Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktek. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
• Suparlan. 2011. Tanya Jawab Pengembangan Kurikulum & Materi Pembelajaran. Jakarta :
PT Bumi Aksara
• http://fitriyantopendaki.blogspot.com/2013/12/jenis-kurikulum-berdasarkan-materi.html
• http://laodeimbabiologiunhalu.blogspot.com/2011/03/pengertian-dan-ciri-ciri-kurikulum.html
• Anonim, 1986. Pengantar Diodaktik Metode Kurikulum PBM. Rajawali. Jakarta.
• Dakir, 2003. Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum. Rineka Cipta Jakarta.
• http://sukmaadeaulia.blogspot.com/2013/10/membandingkan-kurikulum-ktsp-dan.html