Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...YuliaKartika6
Presentasi ini merupakan pemenuhan tugas evaluasi akhir semester mata kuliah Pengantar Filsafat ilmu oleh Sigit Sardjono, Dr,M.Ec.
Dimana berisi sekumpulan pertanyaan dan jawaban berbagai materi Filsafat Ilmu dengan sudut pandang Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi
Dalam power point ini akan dijelaskan tentang psikologi kepribadian yang dibuat oleh kelompok kami mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta Prodi Gizi S1 guna kepentingan tugas persentasi yang di berikan oleh dosen psikologi, dalam PPT ini masih belum sempurna harap maklum adanya.
Menurut John Watson, perilaku yang terbentuk merupakan hasil suatu pengondisian. Hubungan berantai sederhana antara stimulus dan respon yang membentuk rangkaian kompleks perilaku. Rangkaian kompleks perilaku meliputi; pemikiran, motivasi, kepribadian, emosi dan pembelajaran. Adapun teori Rogers didasarkan pada suatu "daya hidup" yang disebut kecenderungan aktualisasi. Kecenderungan aktualisasi tersebut diartikan sebagai motivasi yang menyatu dalam setiap diri makhluk hidup dan bertujuan mengembangkan seluruh potensinya semaksimal mungkin. Jadi, makhluk hidup bukan hanya bertujuan bertahan hidup saja, tetapi ingin memperoleh apa yang terbaik bagi keberadaannya. Dari dorongan tunggal inilah, muncul keinginan-keinginan atau dorongan-dorongan lain yang disebutkan oleh psikolog lain, seperti kebutuhan untuk udara, air, dan makanan, kebutuhan akan rasa aman dan rasa cinta, dan sebagainya.
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...YuliaKartika6
Presentasi ini merupakan pemenuhan tugas evaluasi akhir semester mata kuliah Pengantar Filsafat ilmu oleh Sigit Sardjono, Dr,M.Ec.
Dimana berisi sekumpulan pertanyaan dan jawaban berbagai materi Filsafat Ilmu dengan sudut pandang Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi
Dalam power point ini akan dijelaskan tentang psikologi kepribadian yang dibuat oleh kelompok kami mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta Prodi Gizi S1 guna kepentingan tugas persentasi yang di berikan oleh dosen psikologi, dalam PPT ini masih belum sempurna harap maklum adanya.
Menurut John Watson, perilaku yang terbentuk merupakan hasil suatu pengondisian. Hubungan berantai sederhana antara stimulus dan respon yang membentuk rangkaian kompleks perilaku. Rangkaian kompleks perilaku meliputi; pemikiran, motivasi, kepribadian, emosi dan pembelajaran. Adapun teori Rogers didasarkan pada suatu "daya hidup" yang disebut kecenderungan aktualisasi. Kecenderungan aktualisasi tersebut diartikan sebagai motivasi yang menyatu dalam setiap diri makhluk hidup dan bertujuan mengembangkan seluruh potensinya semaksimal mungkin. Jadi, makhluk hidup bukan hanya bertujuan bertahan hidup saja, tetapi ingin memperoleh apa yang terbaik bagi keberadaannya. Dari dorongan tunggal inilah, muncul keinginan-keinginan atau dorongan-dorongan lain yang disebutkan oleh psikolog lain, seperti kebutuhan untuk udara, air, dan makanan, kebutuhan akan rasa aman dan rasa cinta, dan sebagainya.
Teori humanistik adalah salah satu dari gerbong psikolgi. Teri ini lahir dikarenakan adanya penolakan dan sanggahan dari teori psikoanalisa dan behavirisme.
Teori ini dikenal dengan teori memanusiakan manusia. Bagaimana caranya? Silahkan dilihat dan di download ringkasan mengenai pendekatan teori humanistik ini.
Semoga bermanfaat!
Bagaimana manusia bertuhan-- materi kuliah agama islamchusnaqumillaila
slide ini dibuat untuk memenuhi tugas presentasi agama islam dan diperuntukkan kepada para pelajar yang sedang mencari dan memperbanyak pengetahuan tentang agama islam. semoga bermanfaat untuk kita.
by mahasiswa yang masih dalam proses belajar, mahasiswa semester awal perguruan tinggi negri yang berada di kota surakarta.
Teori humanistik adalah salah satu dari gerbong psikolgi. Teri ini lahir dikarenakan adanya penolakan dan sanggahan dari teori psikoanalisa dan behavirisme.
Teori ini dikenal dengan teori memanusiakan manusia. Bagaimana caranya? Silahkan dilihat dan di download ringkasan mengenai pendekatan teori humanistik ini.
Semoga bermanfaat!
Bagaimana manusia bertuhan-- materi kuliah agama islamchusnaqumillaila
slide ini dibuat untuk memenuhi tugas presentasi agama islam dan diperuntukkan kepada para pelajar yang sedang mencari dan memperbanyak pengetahuan tentang agama islam. semoga bermanfaat untuk kita.
by mahasiswa yang masih dalam proses belajar, mahasiswa semester awal perguruan tinggi negri yang berada di kota surakarta.
Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
1. Pandangan Psikoanalitik Tentang Hakikat Manusia
Tokoh psikoanalitik (Hansen, Stefic, Wanner, 1977) menyatakan bahwa manusia pada
dasarnya digerakkan oleh dorongan-dorongan dari dalam dirinya yang bersifat instingtif.
Tingkah laku seseorang ditentukan dan dikontrol oleh kekuatan psikologis yang sudah ada
pada diri seseorang, tidak ditentukan oleh nasibnya tetapi diarahkan untuk memenuhi
kebutuhan dan insting biologisnya.
Sigmund Freud mengemukakan bahwa struktur kepribadian seseorang terdiri dari tiga
komponen yakni: ide, ego dan super ego. Masing-masing komponen tersebut merupakan
berbagai insting kebutuhan manusia yang mendasari perkembangan individu. Dua insting
yang paling penting adalah insting seksual dan insting agresi yang menggerakkan manusia
untuk hidup dengan prinsip pemuasan diri. Dengan demikian fungsi ide adalah mendorong
manusia untuk memuaskan kebutuhannya setiap saat sepanjang hayat tetapi fungsi ide untuk
menggerakkan tersebut ternyata tidak dapat leluasa menjalankan fungsinya karena
menghadapi lingkungan yang tidak dapat diterobos begitu saja. Banyak pertimbangan yang
harus diperhatikan yang tidak dapat dilanggar begitu saja.
Lain halnya dengan ide maka fungsi ego adalah menjembatani tuntutan ide dengan realitas
dunia luar. Dia mengatur dan mengarahkan pemenuhan ide dalam memuaskan instingnya
selalu mempertimbangkan lingkungannya. Dengan demikian ego lebih berfungsi kepribadian,
sehingga perwujudan fungsi ide itu menjadi tidak tanpa arah.
Dalam perkembangan lebih lanjut, tingkah laku seseorang tidak hanya ditentukan oleh fungsi
ide dan ego saja, melainkan juga fungsi yang ketiga yakni super ego.
Super ego tumbuh berkat interaksi antaraindividu dan lingkungannya yang terdiri dari aturan,
nilai, moral, adat istiadat, tradisi, dsb. Dalam hal ini fungsi super ego adalah mengawasi agar
tingkah laku seseorang sesuai dengan aturan, nilai, moral, adat istiadat, yang telah meresap
pada diri seseorang. Dengan demikian super ego memiliki fungsi control dari dalam diri
individu.
Demikianlah bahwa kepribadian seseorang berpusat pada interaksi antara ide, ego dan super
ego menduduki peranan perantara antara ide dengan lingkungan dan antara ego dengan super
ego. Sedangkan peranan ego dalam menjembatani ide dengan super ego dapat dilihat dalam
kaitannya dengan kecenderungan seseorang untuk berada pada dua ekstrem.
Seseorang yang didominasi idenya tingkah lakunya impulsive, dan seseorang yang
didominasi super egonya cenderung berperilaku moralistik.
Dari pandangan yang tradisional di atas berkembanglah paham baru yang disebut
neoanalitik. Paham ini berpendapat bahwa manusia tidak seperti binatang yang digerakkan
oleh tenaga dalam (innate energy). Tingkah laku manusia itu banyak yang terlepas dan tidak
dapat disangkutkan dari dalam. Manusia pada dasarnya memiliki kemampuan untuk
menanggapi berbagai jenis perangsang dan perwujudan diri itu hanya sebagian saja yang
dapat dianggap sebagai hasil tenaga dalam. Pada masa bayi, manusia memang menanggapi
dunia dengan insting-instingnya untuk memenuhi kebutuhannya misalnya lapar. Namun,
tingkah laku instingtif tersebut makin dewasa makin berkurang dan akhirnya sebagian besar
tingkah laku tersebut didasarkan pada rangsangan dari lingkungannya.
Kaum neoanalis pada dasarnya masih meyakini adanya komponen ide, ego dan super ego,
namun lebih menekankan pentingnya ego sebagai pusat kepribadian individu. Ego tidak
dipandang sebagai fungsi pengarah perwujudan ide saja, melainkan sebagai fungsi pokok
yang bersifat rasional dan tanggung jawab atas tingkah laku intelektual dan sosial individu.
http://rajaboda.blogspot.com/2012/08/pandangan-psikoanalitik-tentang-hakikat.html
2. HAKEKAT MANUSIA
Hakekat manusia itu bisa di pandang dari berbagai sudut, ada 3 pandangan terhadap hakekat
manusia, tapi ke 3 hakekat manusia itu ada dalam setiap diri manusia, ketiganya saling
berinteraksi dan mempengaruhi dan resultan interaksi menghasilkan karakteristik manusia
yang berbeda.
3 pandangan terhadap manusia adalah :
1. Pandangan Psikoanalitik
Menurut kaum psikoanalis tradisional ( dalam Hansen dan Warner 1977 ) manusia di
gerakkan oleh dorongan dari dalam dirinya yang bersifat instink. Dalam hal ini individu tidak
memegang kendali atas nasibnya sendiri tetapi tingkah lakuknya tersebut semata – mata di
arahkan untuk memenuhi kebutuhan dan instink biologisnya.
Freud mengemukakan struktur kepribadian individu terbagi menjadi :
a. Id meliputi 2 instik manusia yaitu : instink seksualitas dan instink
agresi. Fungsi Id yaitu mendorong individu untuk memenuhi kebutuhan dirinya sepanjang
hidupnya.
b. Ego Fungsi kepribadian yang menjembati Id dengan dunia luar
individu.Ego ini berfungsi atas dasar prinsip realitas, mengatur gerak – gerik id agar dalam
memuaskan instinknya selalu memperhatkan lingkungan. Dengan demikian perwujudan
fungsi Id itu menjadi tidak tanpa arah.
c. Super Ego Tumbuh berkat interaksi antara individu dengan
lingkungannya, khususnya lingkungan yang bersifat aturan ( yang meliputi perintah,
larangan, gajaran dan hukuman ), nilai, moral, adat dan tradisi
Dalam individu tingkah laku, id sebagai penggerak, ego sebagai pengatur dan
pengarah dan super ego sebagai pengawas atau pengontrol.Sedangkan peranan ego dalam
menjembatani id dan super ego dapat di ilhat dalam kaitannya dengan kecendrungan individu
untuk berada dua ekstrim : individu yang didominasi oleh idnya sehingga tingkah lakunya
menjadi impulsive dan individu yang didominasi oleh suoer egonya sehingga tingkah lakunya
menjadi terlalu moralstik sehingga ego berperan agar individu tidak terjerumus pada salah
satu ekstrim.
Kemudian berkembang paham neo-analitik yang berpendapat bahwa manusia
hendakna tidak secara mudah saja dianggap sebagai binatang yang di gerakkan oleh tenaga
dalam ( innate energy ) yang ada pada dirinya. Kaum neo – analis mengakui adanya id, ego
dan super ego namu menekankan pentingnya ego sebagai pusat kepribadian individu.
2. Pandangan Humanistik
Pandangan humanistic tentang manusia ( dalam Hansen,dkk 1977 ) menolak
pandangan freud.Rogers yang menokohi pandangan humanistic berpendapat bahwa manusia
itu memiliki dorongan untuk mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif, manusia itu
rasional, terisosialisasikan dan untuk brbagai hal dapat menetukan nasibnya sendiri.
Selanjutnya rogers mengemukakan bahwa manusia itu meruakan keppribadian
yang tidak statis atau tidak kaku. Manusia pada hakekatnya dalam proses on becombing tidak
pernah selesai, tidak prenah sempurna.
Sedangkan prinsip belajar humanistic itu adalah : Hasrat untuk belajar ( lamiah ),
belajar yang berarti, belajar tanpa ancaman, belajar atas inisiatif sendiri dan belajar dan
perubahan.
3. Sedangkan menurut Abraham maslow motivasi amnesia di pengaruhi tingkat
kebutuhan.
3. Pandangan Behavioristik
Kaum behavioristik menganggap bahwa tingkah laku manusa di pengaruhi oleh
lingkungan. Hubungan itu di atur oleh hokum – hokum belajar, seperti teori pembiasan (
conditioning ) dan peniruan
Pandangan behavioristik sering di kritik sebagai pandangan yang merendahkan
derajat manusia ( dehumanisasi ) karena pandangan ini mengingkari adanya cirri – cirri yang
amat penting yang ada pada manusia dan tidak ada pada mesin atau binatang seperti
kemampuan memilih, menetapkan tujuan dan mencipta.
Pandangan behavioristik tidaklah mendehumanisasikan manusia, melainkan justru
men-dehomunkulisasikan manusia yaitu : mengatasi kekerdilan manusia. Hanya dalam
hubungannya dengan lingkungan yang didekati. Secara ilmiah kekerdilan manusia dapat
diatasi dan harkat manusia dipertinggi.
Setelah mengetahui hakekat manusia dari berbagai pandangan, upaya
pengorganisasian dan pengembanagn masyarakat ( PPM ) mampu memfasilitasi unsure
positif yang ada di setiap komponen tersebut sehingga bisa meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat.
http://duniaku84.blogspot.com/2012/10/hakekat-manusia.html