SlideShare a Scribd company logo
Universitas Gadjah Mada
Bab 8
Analisis Tegangan dan Regangan Bidang
8.1. Pendahuluan
Dalam bab-bab sebelumnya telah dibahas tentang tegangan dan regangan normal
atau geser pada suatu batang. Tegangan-tegangan tersebut dapat terjadi akibat gaya
aksial, gaya lintang, momen lentur maupun torsi. Dalam bab ini akan dikembangkan
persamaan-persamaan transformasi tegangan dan regangan dengan merubah
orientasi sumbu-sumbu yang bertujuan untuk mendapatkan tegangan atau regangan
ekstrim (maksimum dan minimum). Nilai ekstrim ini mempunyai pengaruh yang sangat
penting pada perilaku bahan. Tegangan atau regangan ekstrim dapat digunakan untuk
mengetahui apakah struktur masih mampu menahan beban luar atau beban telah
melampaui kekuatan bahannya. Dalam perancangan, ukuran-ukuran batang hams
dipilih sedemikian rupa sehingga tegangan-tegangan normal dan geser yang terjadi
tidak melampaui tegangan.
Pada Gambar 8.1 diperlihatkan sebuah elemen dari suatu batang atau bagian struktur
beserta tegangan-tegangan yang terjadi pada permukaannya, yang berupa tegangan
normal dan geser. Tegangan-tegangan yang bekerja pada permukaan yang tidak
dapat dilihat tidak diperlihatkan dalam gambar.
Gambar 8.1 . Elemen dengan tegangan-tegangan normal dan geser pada
permukaannya
Universitas Gadjah Mada
8.2. Analisis Tegangan Bidang (Plain Stress)
Pada sub bab berikut akan dibahas kasus khusus yaitu tegangan bidang (plain stress),
dimana komponen-komponen tegangan hanya bekerja pada satu bidang saja. Sebagai
contoh tegangan-tegangan hanya bekerja pada bidang xy saja, seperti diperlihatkan
pada Gambar 8.2.(a). Dalam kondisi ini:
Analisis tegangan bidang dapat diterapkan jika struktur tipis dan beban hanya bekerja
dengan arab dan berada dalam bidang tersebut.
Gambar 8.2. Struktur bidang dan komponen tegangan bidang xy
Untuk selanjutnya sebagai pengganti notasi tegangan zzyyxx σσσ ,, akan digunakan
zyx σσσ ,, .
Universitas Gadjah Mada
8.2.1. Tansformasi Tegangan Bidang
Dalam analisis tegangan, biasanya tegangan-tegangan normal dan geser yang bekeria
pada elemen dan suatu kedudukan atau sumbu-sumbu acuan misalnya sumbu x dan y
sudah diketahui. Dengan tegangan-tegangan dan arah sumbu x dan y yang sudah
diketahui ini, dapat ditentukan tegangan-tegangan dalam arah sembarang. Tegangan-
tegangan ini akan dipengaruhi oleh orientasi sumbu-sumbunya.
Persamaan-persamaan keseimbangan dapat dibentuk dari sebuah elemen yang
dipotong dengan sudut kemiringan θ , seperti diperlihatkan pada Gambar 8.3 (a). Disini
transformasi tegangan dihitung dari sumbu acuan (sumbu xy) ke sumbu x’y’ dengan
sudut rotasi yx σσθ ,, dan xyτ adalah tegangan-tegangan yang sudah diketahui dari
sumbu acuan. Sebelumnya perlu diadakan perjanjian kesepakatan tanda yaitu:
• Tegangan normal dengan arah ke luar bidang (tarik) diambil positif, sedangkan
arah sebaliknva adalah negatif.
• Tegangan geser positif jika bekerja pada bidang sebelah kanan elemen BC dengan
arah ke atas atau yang memutar terhadap sumbu z benlawanan arah jarum jam.
(a) transformasi sumbu
(b) komponen tegangan (c) komponen gaya
Gambar 8.3. Keseimbangan gaya dalam elemen kecil atau bagian elemen kecil
Universitas Gadjah Mada
Selanjutnya ditinjau benda bebas AED, dimana bidang ED tegak lurus pada sumbu x’.
Bidang ED dianggap mernpunyai luas dA, sehingga luas bidang AE dan AD masing-
masing θsindA dan θcosdA Berdasarkan kriteria keseimbangan gaya pada benda
bebas (lihat Gambar 8.3(c), akan diperoleh:
Dengan bantuan rumus-rumus trigonometri antara lain:
maka Persamaan (8.2) dapat dituliskan:
Dengan cara yang sama dari 0'
=yF akan didapatkan:
θτθ
σσ
τ 2cos2sin
2
'' xy
yx
yx +
−
= (8.4)
Tegangan normal '
yσ dapat dihitung dengan Persamaan (8.3) dengan mengganti
2
π
θθ += , sehingga didapatkan:
θτθ
σσσσ
σ 2sin2cos
22
'
xy
yxyx
y −
−
−
+
= (8.5)
Dari Persamaan (8.3) dan (8.5), maka untuk sembarang sudut rotasi akan berlaku:
''
yxyx σσσσ +=+ (8.6)
8.2.2. Tegangan-tegangan Utama
Oleh karena tegangan merupakan fungsi dan sudut θ , maka pada sudut tertentu, akan
dicapai tegangan rnaksimun atau minimum (ekstrim). Tegangan ekstrim ini dapat
Universitas Gadjah Mada
diperoleh dengan menurunan fungsi terhadap θ dan menyamakannya dengan nol,
atau:
0'
=
θ
σ
d
d x
(8.7)
Turunan pertama dari Persamaan (8.3) terhadap θ akan didapat:
Sudut 1θ dari persamaan di atas menyatakan sudut yang menghasilkan
tegangantegangan ekstrim. Sumbu yang menghasilkan tegangan ekstrim ini disebut
sumbu utama dari tegangan ekstrim ini disebut tegangan-tegangan utama yang dapat
berupa nilai maksimum dan minimum. Dari Persamaan (8.8) dapat disimpulkan
beberapa hal sebagai berikut ini.
1) Sudut 1θ dan 2/1 πθ + memberikan tegangan ekstrim '
xσ , jika yang satu
memberikan nilai maksimum yang lain minimum.
2) Sudut ini menghasilkan sumbu-sumbu utama yang memberikan tegangan ekstrim
atau disebut juga tegangan utama, masing-masing:
• Jika 1θθ = dimasukkan dalam Persamaan (8.3), maka didapatkan tegangan
maksimum: xy
yxyx
maksx
2
2
'1
22
τ
σσσσ
σσ +
−
+
+
== (8.9)
• Jika 2/12 πθθ += dimasukkan dalam Persamaan (8.3), maka didapatkan
tegangan minimum: xy
yxyx
x
2
2
min'2
22
τ
σσσσ
σσ +
−
+
+
== (8.10)
• Pada sudut ini, tegangan geser 0== yzxy ττ
3) Ada dua buah sudut yang saling tegak lurus, dimana nilai xyτ mencapai nilai
ekstrim. Arah sumbunya membentuk sudut 45o
dari sumbu utama. Nilai-nilai
ekstrim dari xyτ dapat dihitung dengan menurunkan Persamaan (8.4) terhadap θ :
Universitas Gadjah Mada
0
''
=
θ
τ
d
d yx
Tegangan geser maksimum dan minimum masing-masing:
Sedangkan tegangan normal pada sudut ini adalah:
8.2.3. Lingkaran Tegangan Mohr
Arah sumbu dan tegangan utama dapat dicari dengan cara grafis dengan bantuan
Lingkaran Mohr. Dari persamaan dasar tegangan yang mengacu pada sumbu x
(Persamaan (8.3) dan (8.4)) dengan mengkuadratkan kedua persamaan tersebut,
kemudian keduanya dijumlahkan akan diperoleh:
Universitas Gadjah Mada
Dalam hal ini xyyx τσσ dan,, adalah tiga buah besaran yang telah diketahui,
sedangkan ''dan,
'
yxx τσ berupa variabel. Persamaan (8.14) dapat juga ditulis dalam
bentuk persamaan lingkaran sebagai berikut:
Persamaan ini tidak lain adalah persamaan sebuah lingkaran dengan sumbu-sumbu
''dan,
'
yxx τσ dan yang mempunyai koordinat titik pusat lingkaran (a,0) dan jari-jari b.
Sembarang titik pada lingkaran mempunyai ordinat ''
yx
τ dan absis
'
xσ . Lingkaran ini
disebut Lingkaran Mohr (Mohr‘s circle), yang dapat dilihat pada Gambar 8.4.
Sedangkan urutan penggambaran Iingkaran Mohr adalah sebagai benikut:
1. Buatlah sumbu mendatar xσ dan vertikal xyτ
2. Tentukan titik C dengan koordinat (a,0) sebagai pusat lingkaran
3. Dengan titik C sebagai pusatnya, buatlah lingkaran dengan jari-jari b
4. Perpotongan lingkaran dengan absis memberikan nilai tegangan ekstrim 1σ
(maksimum, berada di sebelah kanan) dan 2σ (minimum, berada di sebelah kiri)
5. Buatlah titik A dan B pada Iingkaran dengan koordinat masing-masing ),( xyx τσ dan
),( xyx τσ − . Titik A menunjukkan tegangan dengan sudut θ = 0°, pada titik ini
xx
σσ =' dan xyyx
ττ ='' . Jika ( )[ ]2// ''
yxxyCAAA σστ −= , maka sudut ACA’ sama
dengan 12θ .
Universitas Gadjah Mada
Gambar 8.4. Lingkaran Mohr untuk menentukan arah dan tegangan-tegangan utama
8.2.4. Beberapa Contoh Aplikasi
Berikut akan diberikan beberapa contohl/aplikasi dan analisis tegangan bidang dalam
bidang datar. Tegangan normal didapat dari rumus
I
M y
=σ (arah honisontal) dan
tegangan geser
bl
VS
=τ (arah vertikal). Akibat tegangan lentur dan geser ini, timbul
tegangan-tegangan utama dengan besar dari arah tertentu. Pada Gambar 8.5
ditunjukkan trayektori tegangan utama pada sebuah balok sederhana yang dibebani
merata bagian atasnya.
Gambar 8.5. Trayektori tegangan utama sebuah balok sederhana
Pada Gambar 8.6 diperlihatkan sebuah kolom pendek yang dibebani gaya P.
Tegangan-tegangan yang terjadi pada arah 45o
terhadap arah pembebanan dapat
ditentukan dengan persamaan-persamaan yang suthh dipelajari. Pada arah ini terjadi
tegangan geser maksimal, yang dapat menyebabkan terjadi kerusakan geser,
misalnya terjadi pada pengujian silinder beton.
Universitas Gadjah Mada
Gambar 8.6. Tegangan geser maksimum yang terjadi pada kolom
pendek yang dibebani secara sentries
Kolom/batang tersebut mengalami tegangan satu arah saja yaitu 0σσ =xx . Tegangan
normal dan geser pada sembarang sudut rotasi θ adalah:
Untuk mendapatkan tegangan-tegangan normal utama dan tegangan geser maksimum
dapat digambarkan Iingkaran tegangan Mohr (lihat Gambar 7.(b)):
Gambar 8.7. Lingkaran tegangan Mohr
Contoh beberapa aplikasi pada bangunan sipil seperti ditunjukkan pada Gambar 8.8
dan Gambar 8.9.
Universitas Gadjah Mada
Gambar 8.8. Bangunan minyak lepas pantai
Gambar 8 .9. Dinding geser gedung bertingkat dan box (bagian dan lembatan)
8.3. Analisis Regangan Bidang (Plain Strain)
Analisis regangan bidang dapat diterapkan pada suatu struktur, dirnana tidak terjadi
regangan yang arahnya tegak lurus bidang yang ditinjau. Sebagai contoh, suatu
struktur bendung yang cukup panjang dibandingkan derigan arah melintang, dimana
pada kedua ujungnya terdapat pengekangan arah memanjang (lihat contoh Gambar
8.10).
Universitas Gadjah Mada
Gambar 8.10. Struktur bendung yang dikekang pada kedua ujungnya
Regangan bidang (plain strain) untuk kasus pada Gambar 8. 10 terjadi dengan
0=== zyzxz γγε . Persamaan-persamaan transformasi secara umum untuk regangan
bidang didapatkan dan pertimbangan-pertimbangan geornetrik. Pandanglah sebuah
elemen yang mengalami deformasi seperti pada Gambar 8.11. Yang perlu diperhatikan
adalab pergeseran (displacement) relatif dan titik-titik yang berdekatan pada elemen.
Pergeseran (translasi) dan perputaran (rotation) elemen tidak berpengaruh karena
elemen dianggap dalam kondisi kaku. Dalam penentuan regangan hanya persamaan-
persamaan kinematik saja yang akan dibutuhkan.
Gambar 8. 11 . Semen yang mengalami deformasi
8.3.1. Transformasi Regangan Bidang
Untuk mendapatkan persamaan transforniasi regangan bidang, digunakan
kesepakatan bahwa regangan x
ε dan yε diambil positif jika elernen bertambah
Universitas Gadjah Mada
panjang atau lebar. Demikian pula regangan geser xyγ positif bila memperpanjang
diagonal elemen seperti ditunjukkan pada Gambar 8.12(a).
Persoalannya di sini adalah kita akan mencari besaran regangan-regangan normal dan
regangan geser xyγ (terhadap sumbu-sumbu transformasi x‘y‘) dan besaran-besaran
yang sudah diketahui yaitu xy
''
dan, γεε xx (terhadap sumbu-sumbu xy), seperti
diperlihatkan pada Gambar 8.12(b). Dengan meninjau salah satu titik sudut elemen
tetap (titik O), dapat dihitung pergeseran titik A pada elemen asal ke titik A‘‘‘ pada
elemen setelah mengaIami deformasi.
(a) deformasi elemen
Gambar 8.12. Deformasi elemen pada masing-masing sumbu
Universitas Gadjah Mada
Dari gambar 8.12 terlihat :
Dengan memperhatikan proyeksi pergeseran-pergeseran tersebut terhadap sumbu x’
dan y’ akan didapatkan pergeseran-pergeseran terhadap sumbu ini, yaitu:
Dengan membagi masing-masing dengan dx’ akan didapatkan:
Karena θcos'
=
dx
dx
dan θsin'
=
dx
dx
maka:
Pandanglah elemen asal OACB menjadi OA”C’’B”. Regangan geser didefinisikan
sebagai perubahan sudut AOB. Dalarn Gambar 8.12(b), perubahan sudut ini adalah.
Untuk deforniasi yang kecil, tangen sudut-sudut ini dapat dianggap sama dengan sudut
mi sendiri.
Oleh karena a cukup kecil, maka:
Pandanglah elemen asal OACB menjadi OA”’C”B”. Regangan geser didefinisikan
sebagai perubahan sudut AOB. Dalam Gambar 8.12(b), perubahan sudut ini adalah
x’y’ = +ß. Untuk deformasi yang kecil, tangen sudut-sudut ini dapat dianggap sama
dengan sudut ini sendiri.
Universitas Gadjah Mada
OIeh karena cukup kecil, maka:
(8.17)
dengan cara yang sama untuk ß kecil didapatkan:
Regangan geser
(8.17)
8.3.2 Regangan-regangan Utama
Dengan cara yang sama seperti pada penurunan rumus-rumus mengenai tegangan-
tegangan utama, akan didapatkan regangan-regangan utama sebagai berikut:
• Regangan maksimum dan minimum :
(8.19)
Yang terjadi pada sudut 1 dan 2 yang besarnya:
(8.20)
dan sumbu-sumbu dengan sudut 2 tegak lurus 1
• Regangan geser maksimum dan minimum :
(8.21)
Yang terjadi pada sudut 1 dan 2 yang arahnya 45o
dari sudut 2 dan 2, atau :
Universitas Gadjah Mada
(8.22)
dan sumbu dengan sudut 4 tegak lurus dengan 3.
8.3.3 Lingkaran Regangan Mohr
Dari Persamaan (8.17) dan (8.18) dan dengan cara yang sama pada tema lingkaran
tegangan Mohr, akan didapat persamaan Iingkaran dengan pusat (a,0) dan jari-jari b:
Dengan :
Regangan utama masing-masing :
(8.23)
dengan :
(8.24)
Selanjutnya lingkaran regangan Mohr dapat dilihat pada Gambar 8.13.
Gambar 8.13 Lingkaran Regangan Mohr
Universitas Gadjah Mada
8.3.4 Contoh/Aplikasi
Dalam praktek, pengukuran regangan dapat dilakukan dengan strain gage. Alat ukur
ini terbuat dari kawat-kawat kecil yang dapat memanjang/memendek bersama-sama
dengan objek yang diamati regangannya. Regangan didapatkan dari perubahan
tahanan listrik akibat perubahan panjang kawat pada strain gage. Alat ini hanya dapat
mengukur regangan normal dalam satu arah saja. Untuk mengukur regangan baja
tulangan yang dibebani tarik, hanya diperlukan satu buah strain gage saja. Namun jika
digunakan untuk mengukur regangan suatu bidang, diperlukan minimal 3 buah yang
ditempatkan pada satu titik (titik-titik yang saling berdekatan) dengan masing-masing
ditempatkan dengan arah yang berbeda misalnya masing-masing membentuk sudut 1,
2 3 terhadap arah tertentu. Kumpulan strain gage ini yang disebut sebagai roset
regangan (strain rosette). Dengan menggunakan persamaan-persamaan transformasi
seperti pada Persamaan (8.17) akan didapatkan:
(8.25)
Dari ketiga persamaan tersebut telah diketahui dan dan sudut 1, 2 3
sehingga regangan dan geser , dapat dicari, demikian pula regangan-
regangan utamanya, dan
(a) dengan sudut sembarang (b) dengan sudut miring 45o
Pada Gambar 8.14(b) diperlihatkan contoh sebuah roset regangan 45o
yang mengukur
regangan pada sudut 0°, 45o
dan 90°. Dengan substitusi langsung ke dalam
Persamaan (8.25) dapat diperoleh:
Universitas Gadjah Mada
Dari regangan normal dan geser dapat dicari regangan-regangan utama
Dan . Jika angka Poisson v bahan diketahui, maka regangan dapat juga dituliskan
menjadi:
(8.26)
Dengan penyelesaian persamaan-persamaan di atas didapatkan :
(8.27)
8.4 Contoh/ Aplikasi
Contoh 8.1. : Pada sebuah titik terjadi regangan yang didapatkan dari pengukuran
dengan roset 45° yang besarnya masing-masing 0004,0,0006,0 45 =−= εε o
O
dan
0003,090
=oε . Jika bahan mempunyai modulus elastisitas E = 2.105
MPa dan
Poisson’s ratio v = 0,3, berapakah tegangan-tegangan utama pada titik pengukuran
tersebut.
Penyelesaian :
Regangan-regangan normal utama (lihat Persamaan (8.19))
Universitas Gadjah Mada
Dari persamaan (8.27) didapatkan tegangan-tegangan normal masing-masing :
Contoh 8.2 : Tegangan sebuah titik seperti pada gambar di bawah.
Pertanyaan :
a) Tentukan komponen tegangan yang terjadi pada sumbu-sumbu yang diputar 15o
.
b) Hitunglah tegangan-tegangan normal utama dan tegangan-tegangan geser utama.
Penyelesaian :
a) Tegangan normal jika sumbu-sumbu 15o
adalah sebagai berikut (lihat Persamaan
8.3):
Universitas Gadjah Mada
b) Tegangan normal utama masing-masing:
Tegangan normal utama masing-masing :
Tegangan-tegangan utama ini terjadi pada sudut :
8.4 Soal-soal
1. Gambarlah Iingkaran Mohr untuk elemen kecil yang mengalami tegangan normal
hanya satu arah saja dan tegangan geser saja seperti ditunjukkan pada gambar
dibawah :
Universitas Gadjah Mada
2. Sebuah elemen kecil mengalami tegangan-tegangan x = - 60 MPa, yang 25 MPa
dan xy = 30 MPa seperti diperlihatkan pada gambar di bawah. Tentukan tegangan-
tegangan yang bekerja pada elemen dengan sudut rotasi = 600
terhadap sumbu
x.
3. Sebuah balok yang terletak di atas tumpuan sederhana dibebani merata seperti
diperlihatkan pada gambar dibawah. Hitunglah tegangan normal dan geser.
yang terjadi pada titik C dan D, yang keduanya terletak pada potongan I - I. Titik C
terletak 30 cm di atas garis netral penmapang sedangkan titik D 20 cm di atasnya
q - n. Pertanyaan :
a) Hitunglah tegangan utama pada titik-titik tersebut dan sudut-sudut terjadinya
tegangan utama terhadap sumbu memanjang balok, dengan cara analitis.
b) Sama dengan pertanyaan a) dengan cara grafik (lingkaran tegangan Mohr).
4. Sebuah kolom berpenampang lingkaran dengan diameter d = 30 cm menerima
puntiran T = 15 kN/m.
Pertanyaan:
a) Hitunglah tegangan-tegangan geser alam tegangan utama terbesar yang terjadi
b) Jika kolom dibebani tekan P = 1000 kN , berapakah tegangan utama
maksimum
Universitas Gadjah Mada
5. Pengujian pada suatu elemen struktur dilakukan pembacaan dari alat roset
tegangan 45°. Pembacaan-pembacaannya adalah 0 = 480.10-6
, 45
o
= 380.10-6
dan
90
o
= -60.10-6
. Tentukan regangan-regangan utama dan regangan geser
maksimumnya. Jika diketahui modulus elastis bahan E = 25.104
MPa dan angka
Poisson v = 0,2. Berapakah tegangan-tegangan utama yang terjadi.
Universitas Gadjah Mada
Daftar Pustaka
Bauld,N.R., 1982, Mechanics of Materials, Wadsworth, Inc.
Gere, J.M. and Timoshenko, S.P, 1985, Mechanics of Materials, Wadsworth, mc:
Ghali, A., Neville, A.M., Structural Analysis — A Unf led Classical and Matric Approach,
John Wiley and Sons.
Haupt, P., 1991, Einfuehrung in die Mechanik, Institut fuer Mechanik, Universitaet
Kassel
Popov, E. p., 1978, Mechanics of Materials, Prentice-Hall, Inc.
Wang, C-K., Statically Indeterminate Structures, McGraw-Hill Book Company, Inc.
Marjono, F., 1983, Bahan Ajar mekamka Teknik IV, JTS FT UGM
…………….., Tabel Bahasa Jerman
Universitas Gadjah Mada
LAMPIRAN A
Universitas Gadjah Mada
LAMPIRAN A

More Related Content

What's hot

Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan PorosElemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan PorosDewi Izza
 
Modul 1-pengertian-dasar-statika, STATIKA DAN MEKANIKA DASAR
Modul 1-pengertian-dasar-statika, STATIKA DAN MEKANIKA DASARModul 1-pengertian-dasar-statika, STATIKA DAN MEKANIKA DASAR
Modul 1-pengertian-dasar-statika, STATIKA DAN MEKANIKA DASARMOSES HADUN
 
Modul TKP M2KB3 - Mekanika Bahan
Modul TKP M2KB3 - Mekanika Bahan Modul TKP M2KB3 - Mekanika Bahan
Modul TKP M2KB3 - Mekanika Bahan PPGHybrid1
 
KESETIMBANGAN
KESETIMBANGANKESETIMBANGAN
KESETIMBANGANDwi Ratna
 
03 statika fluida
03 statika fluida03 statika fluida
03 statika fluidapraptome
 
Modul perpindahan panas konduksi steady state one dimensional
Modul perpindahan panas konduksi steady state one dimensionalModul perpindahan panas konduksi steady state one dimensional
Modul perpindahan panas konduksi steady state one dimensionalAli Hasimi Pane
 
Mekanika fluida 2 pertemuan 4 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 4 okkMekanika fluida 2 pertemuan 4 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 4 okkMarfizal Marfizal
 
05 lubang dan peluap
05 lubang dan peluap05 lubang dan peluap
05 lubang dan peluapVian Andreas
 
Soal-soal Tentang Pembebanan Aksial
Soal-soal Tentang Pembebanan AksialSoal-soal Tentang Pembebanan Aksial
Soal-soal Tentang Pembebanan AksialToro Jr.
 
Mekanika fluida 2 pertemuan 2 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 2 okkMekanika fluida 2 pertemuan 2 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 2 okkMarfizal Marfizal
 
03 tegangan regangan (2)
03   tegangan regangan (2)03   tegangan regangan (2)
03 tegangan regangan (2)tekpal14
 
04 momen inersia
04   momen inersia04   momen inersia
04 momen inersiatekpal14
 
2 modul analisa_struktur 1
2 modul analisa_struktur 12 modul analisa_struktur 1
2 modul analisa_struktur 1Jaka Jaka
 
2. sma kelas xi rpp kd 3.2;4.2 hukum newton ttg gravitasi (karlina 1308233) f...
2. sma kelas xi rpp kd 3.2;4.2 hukum newton ttg gravitasi (karlina 1308233) f...2. sma kelas xi rpp kd 3.2;4.2 hukum newton ttg gravitasi (karlina 1308233) f...
2. sma kelas xi rpp kd 3.2;4.2 hukum newton ttg gravitasi (karlina 1308233) f...eli priyatna laidan
 
Modul thermodinamika (penyelesaian soal siklus pembangkit daya)
Modul thermodinamika (penyelesaian soal  siklus pembangkit daya)Modul thermodinamika (penyelesaian soal  siklus pembangkit daya)
Modul thermodinamika (penyelesaian soal siklus pembangkit daya)Ali Hasimi Pane
 

What's hot (20)

Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan PorosElemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
 
Diktat getaran mekanik
Diktat getaran mekanikDiktat getaran mekanik
Diktat getaran mekanik
 
Kuliah dinamika-lengkap
Kuliah dinamika-lengkapKuliah dinamika-lengkap
Kuliah dinamika-lengkap
 
Modul 1-pengertian-dasar-statika, STATIKA DAN MEKANIKA DASAR
Modul 1-pengertian-dasar-statika, STATIKA DAN MEKANIKA DASARModul 1-pengertian-dasar-statika, STATIKA DAN MEKANIKA DASAR
Modul 1-pengertian-dasar-statika, STATIKA DAN MEKANIKA DASAR
 
Modul TKP M2KB3 - Mekanika Bahan
Modul TKP M2KB3 - Mekanika Bahan Modul TKP M2KB3 - Mekanika Bahan
Modul TKP M2KB3 - Mekanika Bahan
 
KESETIMBANGAN
KESETIMBANGANKESETIMBANGAN
KESETIMBANGAN
 
03 statika fluida
03 statika fluida03 statika fluida
03 statika fluida
 
Modul perpindahan panas konduksi steady state one dimensional
Modul perpindahan panas konduksi steady state one dimensionalModul perpindahan panas konduksi steady state one dimensional
Modul perpindahan panas konduksi steady state one dimensional
 
Mekanika fluida 2 pertemuan 4 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 4 okkMekanika fluida 2 pertemuan 4 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 4 okk
 
05 lubang dan peluap
05 lubang dan peluap05 lubang dan peluap
05 lubang dan peluap
 
Soal-soal Tentang Pembebanan Aksial
Soal-soal Tentang Pembebanan AksialSoal-soal Tentang Pembebanan Aksial
Soal-soal Tentang Pembebanan Aksial
 
Mekanika fluida 2 ok
Mekanika fluida 2 okMekanika fluida 2 ok
Mekanika fluida 2 ok
 
Mekanika fluida 2 pertemuan 2 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 2 okkMekanika fluida 2 pertemuan 2 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 2 okk
 
03 tegangan regangan (2)
03   tegangan regangan (2)03   tegangan regangan (2)
03 tegangan regangan (2)
 
04 momen inersia
04   momen inersia04   momen inersia
04 momen inersia
 
2 modul analisa_struktur 1
2 modul analisa_struktur 12 modul analisa_struktur 1
2 modul analisa_struktur 1
 
Bantalan (bearing)
Bantalan (bearing)Bantalan (bearing)
Bantalan (bearing)
 
2. sma kelas xi rpp kd 3.2;4.2 hukum newton ttg gravitasi (karlina 1308233) f...
2. sma kelas xi rpp kd 3.2;4.2 hukum newton ttg gravitasi (karlina 1308233) f...2. sma kelas xi rpp kd 3.2;4.2 hukum newton ttg gravitasi (karlina 1308233) f...
2. sma kelas xi rpp kd 3.2;4.2 hukum newton ttg gravitasi (karlina 1308233) f...
 
Pusat massa dan momentum
Pusat massa dan momentum Pusat massa dan momentum
Pusat massa dan momentum
 
Modul thermodinamika (penyelesaian soal siklus pembangkit daya)
Modul thermodinamika (penyelesaian soal  siklus pembangkit daya)Modul thermodinamika (penyelesaian soal  siklus pembangkit daya)
Modul thermodinamika (penyelesaian soal siklus pembangkit daya)
 

Viewers also liked

MEKANIKA TEKNIK - TEGANGAN
MEKANIKA TEKNIK - TEGANGANMEKANIKA TEKNIK - TEGANGAN
MEKANIKA TEKNIK - TEGANGANHettyk Sari
 
Analisis Tegangan Dan Regangan
Analisis Tegangan Dan ReganganAnalisis Tegangan Dan Regangan
Analisis Tegangan Dan ReganganUVRI - UKDM
 
Analisis simulasi tegangan twist lock rubber tired gantry crane (rtgc) pt. pe...
Analisis simulasi tegangan twist lock rubber tired gantry crane (rtgc) pt. pe...Analisis simulasi tegangan twist lock rubber tired gantry crane (rtgc) pt. pe...
Analisis simulasi tegangan twist lock rubber tired gantry crane (rtgc) pt. pe...Syauqi Rahmat Firdaus
 
TEDx Manchester: AI & The Future of Work
TEDx Manchester: AI & The Future of WorkTEDx Manchester: AI & The Future of Work
TEDx Manchester: AI & The Future of WorkVolker Hirsch
 

Viewers also liked (6)

MEKANIKA TEKNIK - TEGANGAN
MEKANIKA TEKNIK - TEGANGANMEKANIKA TEKNIK - TEGANGAN
MEKANIKA TEKNIK - TEGANGAN
 
Analisis Tegangan Dan Regangan
Analisis Tegangan Dan ReganganAnalisis Tegangan Dan Regangan
Analisis Tegangan Dan Regangan
 
Analisis simulasi tegangan twist lock rubber tired gantry crane (rtgc) pt. pe...
Analisis simulasi tegangan twist lock rubber tired gantry crane (rtgc) pt. pe...Analisis simulasi tegangan twist lock rubber tired gantry crane (rtgc) pt. pe...
Analisis simulasi tegangan twist lock rubber tired gantry crane (rtgc) pt. pe...
 
TEGANGAN
TEGANGANTEGANGAN
TEGANGAN
 
Dinamika partikel
Dinamika partikelDinamika partikel
Dinamika partikel
 
TEDx Manchester: AI & The Future of Work
TEDx Manchester: AI & The Future of WorkTEDx Manchester: AI & The Future of Work
TEDx Manchester: AI & The Future of Work
 

Similar to Analisis tegangan dan regangan bidang

tarik tekan dan geser bahan.pdf
tarik tekan dan geser bahan.pdftarik tekan dan geser bahan.pdf
tarik tekan dan geser bahan.pdfYusufNugroho11
 
2. Tegangan Sederhana pada bagian mesin.pdf
2. Tegangan Sederhana pada bagian mesin.pdf2. Tegangan Sederhana pada bagian mesin.pdf
2. Tegangan Sederhana pada bagian mesin.pdfTotohHanafiah1
 
Translate Bab 8 mechanics metallurgy Dieter (8.1-8.5)
Translate Bab 8 mechanics metallurgy Dieter (8.1-8.5)Translate Bab 8 mechanics metallurgy Dieter (8.1-8.5)
Translate Bab 8 mechanics metallurgy Dieter (8.1-8.5)indra mawan
 
Pertemuan_ke_5_Tegangan_dan_Regangan.pptx
Pertemuan_ke_5_Tegangan_dan_Regangan.pptxPertemuan_ke_5_Tegangan_dan_Regangan.pptx
Pertemuan_ke_5_Tegangan_dan_Regangan.pptxbagus281236
 
Elemen Mesin 1 - Keling 2
Elemen Mesin 1 - Keling 2Elemen Mesin 1 - Keling 2
Elemen Mesin 1 - Keling 2Charis Muhammad
 
Elemen Mesin 1 - Keling 1
Elemen Mesin 1 - Keling 1Elemen Mesin 1 - Keling 1
Elemen Mesin 1 - Keling 1Charis Muhammad
 
2 modul analisa_struktur 1
2 modul analisa_struktur 12 modul analisa_struktur 1
2 modul analisa_struktur 17abidin
 
MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL SESSION 3 TORSI.pptx
MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL SESSION 3 TORSI.pptxMEKANIKA KEKUATAN MATERIAL SESSION 3 TORSI.pptx
MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL SESSION 3 TORSI.pptxZAIDSULAIMAN5
 
Dasar dasar-kekuatan-bahan
Dasar dasar-kekuatan-bahanDasar dasar-kekuatan-bahan
Dasar dasar-kekuatan-bahanIshak Enginer
 
Present Mekanika Bahan.pptx
Present Mekanika Bahan.pptxPresent Mekanika Bahan.pptx
Present Mekanika Bahan.pptxAbiyyuHaidar2
 
bab-2- contoh perhitungan tegangan-tegangan.ppt
bab-2- contoh perhitungan tegangan-tegangan.pptbab-2- contoh perhitungan tegangan-tegangan.ppt
bab-2- contoh perhitungan tegangan-tegangan.pptGidion Turuallo
 
Soal dan penyelesaian kesetimbangan benda
Soal dan penyelesaian kesetimbangan benda Soal dan penyelesaian kesetimbangan benda
Soal dan penyelesaian kesetimbangan benda Ilham A
 
Bab iii analisis penampang lentur
Bab iii analisis penampang lenturBab iii analisis penampang lentur
Bab iii analisis penampang lenturKetut Swandana
 

Similar to Analisis tegangan dan regangan bidang (20)

tarik tekan dan geser bahan.pdf
tarik tekan dan geser bahan.pdftarik tekan dan geser bahan.pdf
tarik tekan dan geser bahan.pdf
 
2. Tegangan Sederhana pada bagian mesin.pdf
2. Tegangan Sederhana pada bagian mesin.pdf2. Tegangan Sederhana pada bagian mesin.pdf
2. Tegangan Sederhana pada bagian mesin.pdf
 
Translate Bab 8 mechanics metallurgy Dieter (8.1-8.5)
Translate Bab 8 mechanics metallurgy Dieter (8.1-8.5)Translate Bab 8 mechanics metallurgy Dieter (8.1-8.5)
Translate Bab 8 mechanics metallurgy Dieter (8.1-8.5)
 
Pertemuan_ke_5_Tegangan_dan_Regangan.pptx
Pertemuan_ke_5_Tegangan_dan_Regangan.pptxPertemuan_ke_5_Tegangan_dan_Regangan.pptx
Pertemuan_ke_5_Tegangan_dan_Regangan.pptx
 
Tegangan
TeganganTegangan
Tegangan
 
Elemen Mesin 1 - Keling 2
Elemen Mesin 1 - Keling 2Elemen Mesin 1 - Keling 2
Elemen Mesin 1 - Keling 2
 
Elemen Mesin 1 - Keling 1
Elemen Mesin 1 - Keling 1Elemen Mesin 1 - Keling 1
Elemen Mesin 1 - Keling 1
 
2 modul analisa_struktur 1
2 modul analisa_struktur 12 modul analisa_struktur 1
2 modul analisa_struktur 1
 
MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL SESSION 3 TORSI.pptx
MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL SESSION 3 TORSI.pptxMEKANIKA KEKUATAN MATERIAL SESSION 3 TORSI.pptx
MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL SESSION 3 TORSI.pptx
 
Makalah tugas kelompok mkm
Makalah tugas kelompok mkmMakalah tugas kelompok mkm
Makalah tugas kelompok mkm
 
Modul 8
Modul 8Modul 8
Modul 8
 
Modul Bab 01.pdf
Modul Bab 01.pdfModul Bab 01.pdf
Modul Bab 01.pdf
 
Dasar dasar-kekuatan-bahan
Dasar dasar-kekuatan-bahanDasar dasar-kekuatan-bahan
Dasar dasar-kekuatan-bahan
 
Bab vijb
Bab vijbBab vijb
Bab vijb
 
Lenturan 2
Lenturan 2Lenturan 2
Lenturan 2
 
Present Mekanika Bahan.pptx
Present Mekanika Bahan.pptxPresent Mekanika Bahan.pptx
Present Mekanika Bahan.pptx
 
bab-2- contoh perhitungan tegangan-tegangan.ppt
bab-2- contoh perhitungan tegangan-tegangan.pptbab-2- contoh perhitungan tegangan-tegangan.ppt
bab-2- contoh perhitungan tegangan-tegangan.ppt
 
Soal dan penyelesaian kesetimbangan benda
Soal dan penyelesaian kesetimbangan benda Soal dan penyelesaian kesetimbangan benda
Soal dan penyelesaian kesetimbangan benda
 
71-80 osn fisika (tkunci)
71-80 osn fisika (tkunci)71-80 osn fisika (tkunci)
71-80 osn fisika (tkunci)
 
Bab iii analisis penampang lentur
Bab iii analisis penampang lenturBab iii analisis penampang lentur
Bab iii analisis penampang lentur
 

Recently uploaded

Nor Azizah_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Nor Azizah_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfNor Azizah_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Nor Azizah_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfnorazizahnaa21
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxd2spdpnd9185
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERIPURWANTOSDNWATES2
 
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxmuhammadyudiyanto55
 
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfSusi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfSusiSusanti94678
 
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANG
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANGKERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANG
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANGEviRohimah3
 
1. Standar Operasional Prosedur PPDB Pada paud
1. Standar Operasional Prosedur PPDB Pada paud1. Standar Operasional Prosedur PPDB Pada paud
1. Standar Operasional Prosedur PPDB Pada paudMamanDiana
 
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...haryonospdsd011
 
CONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docx
CONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docxCONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docx
CONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docxAhmadBarkah2
 
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis JurnalRepi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnalrepyjayanti
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxnawasenamerta
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptDedi Dwitagama
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfgloriosaesy
 
PELAKSANAAN (di Hotel 101 Urban Thamrin Jkt) + Link2 MATERI Training_ "Effect...
PELAKSANAAN (di Hotel 101 Urban Thamrin Jkt) + Link2 MATERI Training_ "Effect...PELAKSANAAN (di Hotel 101 Urban Thamrin Jkt) + Link2 MATERI Training_ "Effect...
PELAKSANAAN (di Hotel 101 Urban Thamrin Jkt) + Link2 MATERI Training_ "Effect...Kanaidi ken
 
Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)saritharamadhani03
 
Solusi Masalah Pendidikan Kelompok 9 Wawasan Pendidikan.pptx
Solusi Masalah Pendidikan Kelompok 9 Wawasan Pendidikan.pptxSolusi Masalah Pendidikan Kelompok 9 Wawasan Pendidikan.pptx
Solusi Masalah Pendidikan Kelompok 9 Wawasan Pendidikan.pptxaristasaputri46
 
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisaiKonflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisaimuhammadmasyhuri9
 
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfHernowo Subiantoro
 
perumusan visi, misi dan tujuan sekolah.ppt
perumusan visi, misi dan tujuan sekolah.pptperumusan visi, misi dan tujuan sekolah.ppt
perumusan visi, misi dan tujuan sekolah.pptAryLisawaty
 

Recently uploaded (20)

Nor Azizah_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Nor Azizah_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfNor Azizah_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Nor Azizah_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
 
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
 
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfSusi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
 
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANG
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANGKERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANG
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANG
 
1. Standar Operasional Prosedur PPDB Pada paud
1. Standar Operasional Prosedur PPDB Pada paud1. Standar Operasional Prosedur PPDB Pada paud
1. Standar Operasional Prosedur PPDB Pada paud
 
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
 
CONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docx
CONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docxCONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docx
CONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docx
 
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis JurnalRepi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
 
PELAKSANAAN (di Hotel 101 Urban Thamrin Jkt) + Link2 MATERI Training_ "Effect...
PELAKSANAAN (di Hotel 101 Urban Thamrin Jkt) + Link2 MATERI Training_ "Effect...PELAKSANAAN (di Hotel 101 Urban Thamrin Jkt) + Link2 MATERI Training_ "Effect...
PELAKSANAAN (di Hotel 101 Urban Thamrin Jkt) + Link2 MATERI Training_ "Effect...
 
Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
 
Solusi Masalah Pendidikan Kelompok 9 Wawasan Pendidikan.pptx
Solusi Masalah Pendidikan Kelompok 9 Wawasan Pendidikan.pptxSolusi Masalah Pendidikan Kelompok 9 Wawasan Pendidikan.pptx
Solusi Masalah Pendidikan Kelompok 9 Wawasan Pendidikan.pptx
 
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisaiKonflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
 
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
 
perumusan visi, misi dan tujuan sekolah.ppt
perumusan visi, misi dan tujuan sekolah.pptperumusan visi, misi dan tujuan sekolah.ppt
perumusan visi, misi dan tujuan sekolah.ppt
 

Analisis tegangan dan regangan bidang

  • 1. Universitas Gadjah Mada Bab 8 Analisis Tegangan dan Regangan Bidang 8.1. Pendahuluan Dalam bab-bab sebelumnya telah dibahas tentang tegangan dan regangan normal atau geser pada suatu batang. Tegangan-tegangan tersebut dapat terjadi akibat gaya aksial, gaya lintang, momen lentur maupun torsi. Dalam bab ini akan dikembangkan persamaan-persamaan transformasi tegangan dan regangan dengan merubah orientasi sumbu-sumbu yang bertujuan untuk mendapatkan tegangan atau regangan ekstrim (maksimum dan minimum). Nilai ekstrim ini mempunyai pengaruh yang sangat penting pada perilaku bahan. Tegangan atau regangan ekstrim dapat digunakan untuk mengetahui apakah struktur masih mampu menahan beban luar atau beban telah melampaui kekuatan bahannya. Dalam perancangan, ukuran-ukuran batang hams dipilih sedemikian rupa sehingga tegangan-tegangan normal dan geser yang terjadi tidak melampaui tegangan. Pada Gambar 8.1 diperlihatkan sebuah elemen dari suatu batang atau bagian struktur beserta tegangan-tegangan yang terjadi pada permukaannya, yang berupa tegangan normal dan geser. Tegangan-tegangan yang bekerja pada permukaan yang tidak dapat dilihat tidak diperlihatkan dalam gambar. Gambar 8.1 . Elemen dengan tegangan-tegangan normal dan geser pada permukaannya
  • 2. Universitas Gadjah Mada 8.2. Analisis Tegangan Bidang (Plain Stress) Pada sub bab berikut akan dibahas kasus khusus yaitu tegangan bidang (plain stress), dimana komponen-komponen tegangan hanya bekerja pada satu bidang saja. Sebagai contoh tegangan-tegangan hanya bekerja pada bidang xy saja, seperti diperlihatkan pada Gambar 8.2.(a). Dalam kondisi ini: Analisis tegangan bidang dapat diterapkan jika struktur tipis dan beban hanya bekerja dengan arab dan berada dalam bidang tersebut. Gambar 8.2. Struktur bidang dan komponen tegangan bidang xy Untuk selanjutnya sebagai pengganti notasi tegangan zzyyxx σσσ ,, akan digunakan zyx σσσ ,, .
  • 3. Universitas Gadjah Mada 8.2.1. Tansformasi Tegangan Bidang Dalam analisis tegangan, biasanya tegangan-tegangan normal dan geser yang bekeria pada elemen dan suatu kedudukan atau sumbu-sumbu acuan misalnya sumbu x dan y sudah diketahui. Dengan tegangan-tegangan dan arah sumbu x dan y yang sudah diketahui ini, dapat ditentukan tegangan-tegangan dalam arah sembarang. Tegangan- tegangan ini akan dipengaruhi oleh orientasi sumbu-sumbunya. Persamaan-persamaan keseimbangan dapat dibentuk dari sebuah elemen yang dipotong dengan sudut kemiringan θ , seperti diperlihatkan pada Gambar 8.3 (a). Disini transformasi tegangan dihitung dari sumbu acuan (sumbu xy) ke sumbu x’y’ dengan sudut rotasi yx σσθ ,, dan xyτ adalah tegangan-tegangan yang sudah diketahui dari sumbu acuan. Sebelumnya perlu diadakan perjanjian kesepakatan tanda yaitu: • Tegangan normal dengan arah ke luar bidang (tarik) diambil positif, sedangkan arah sebaliknva adalah negatif. • Tegangan geser positif jika bekerja pada bidang sebelah kanan elemen BC dengan arah ke atas atau yang memutar terhadap sumbu z benlawanan arah jarum jam. (a) transformasi sumbu (b) komponen tegangan (c) komponen gaya Gambar 8.3. Keseimbangan gaya dalam elemen kecil atau bagian elemen kecil
  • 4. Universitas Gadjah Mada Selanjutnya ditinjau benda bebas AED, dimana bidang ED tegak lurus pada sumbu x’. Bidang ED dianggap mernpunyai luas dA, sehingga luas bidang AE dan AD masing- masing θsindA dan θcosdA Berdasarkan kriteria keseimbangan gaya pada benda bebas (lihat Gambar 8.3(c), akan diperoleh: Dengan bantuan rumus-rumus trigonometri antara lain: maka Persamaan (8.2) dapat dituliskan: Dengan cara yang sama dari 0' =yF akan didapatkan: θτθ σσ τ 2cos2sin 2 '' xy yx yx + − = (8.4) Tegangan normal ' yσ dapat dihitung dengan Persamaan (8.3) dengan mengganti 2 π θθ += , sehingga didapatkan: θτθ σσσσ σ 2sin2cos 22 ' xy yxyx y − − − + = (8.5) Dari Persamaan (8.3) dan (8.5), maka untuk sembarang sudut rotasi akan berlaku: '' yxyx σσσσ +=+ (8.6) 8.2.2. Tegangan-tegangan Utama Oleh karena tegangan merupakan fungsi dan sudut θ , maka pada sudut tertentu, akan dicapai tegangan rnaksimun atau minimum (ekstrim). Tegangan ekstrim ini dapat
  • 5. Universitas Gadjah Mada diperoleh dengan menurunan fungsi terhadap θ dan menyamakannya dengan nol, atau: 0' = θ σ d d x (8.7) Turunan pertama dari Persamaan (8.3) terhadap θ akan didapat: Sudut 1θ dari persamaan di atas menyatakan sudut yang menghasilkan tegangantegangan ekstrim. Sumbu yang menghasilkan tegangan ekstrim ini disebut sumbu utama dari tegangan ekstrim ini disebut tegangan-tegangan utama yang dapat berupa nilai maksimum dan minimum. Dari Persamaan (8.8) dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut ini. 1) Sudut 1θ dan 2/1 πθ + memberikan tegangan ekstrim ' xσ , jika yang satu memberikan nilai maksimum yang lain minimum. 2) Sudut ini menghasilkan sumbu-sumbu utama yang memberikan tegangan ekstrim atau disebut juga tegangan utama, masing-masing: • Jika 1θθ = dimasukkan dalam Persamaan (8.3), maka didapatkan tegangan maksimum: xy yxyx maksx 2 2 '1 22 τ σσσσ σσ + − + + == (8.9) • Jika 2/12 πθθ += dimasukkan dalam Persamaan (8.3), maka didapatkan tegangan minimum: xy yxyx x 2 2 min'2 22 τ σσσσ σσ + − + + == (8.10) • Pada sudut ini, tegangan geser 0== yzxy ττ 3) Ada dua buah sudut yang saling tegak lurus, dimana nilai xyτ mencapai nilai ekstrim. Arah sumbunya membentuk sudut 45o dari sumbu utama. Nilai-nilai ekstrim dari xyτ dapat dihitung dengan menurunkan Persamaan (8.4) terhadap θ :
  • 6. Universitas Gadjah Mada 0 '' = θ τ d d yx Tegangan geser maksimum dan minimum masing-masing: Sedangkan tegangan normal pada sudut ini adalah: 8.2.3. Lingkaran Tegangan Mohr Arah sumbu dan tegangan utama dapat dicari dengan cara grafis dengan bantuan Lingkaran Mohr. Dari persamaan dasar tegangan yang mengacu pada sumbu x (Persamaan (8.3) dan (8.4)) dengan mengkuadratkan kedua persamaan tersebut, kemudian keduanya dijumlahkan akan diperoleh:
  • 7. Universitas Gadjah Mada Dalam hal ini xyyx τσσ dan,, adalah tiga buah besaran yang telah diketahui, sedangkan ''dan, ' yxx τσ berupa variabel. Persamaan (8.14) dapat juga ditulis dalam bentuk persamaan lingkaran sebagai berikut: Persamaan ini tidak lain adalah persamaan sebuah lingkaran dengan sumbu-sumbu ''dan, ' yxx τσ dan yang mempunyai koordinat titik pusat lingkaran (a,0) dan jari-jari b. Sembarang titik pada lingkaran mempunyai ordinat '' yx τ dan absis ' xσ . Lingkaran ini disebut Lingkaran Mohr (Mohr‘s circle), yang dapat dilihat pada Gambar 8.4. Sedangkan urutan penggambaran Iingkaran Mohr adalah sebagai benikut: 1. Buatlah sumbu mendatar xσ dan vertikal xyτ 2. Tentukan titik C dengan koordinat (a,0) sebagai pusat lingkaran 3. Dengan titik C sebagai pusatnya, buatlah lingkaran dengan jari-jari b 4. Perpotongan lingkaran dengan absis memberikan nilai tegangan ekstrim 1σ (maksimum, berada di sebelah kanan) dan 2σ (minimum, berada di sebelah kiri) 5. Buatlah titik A dan B pada Iingkaran dengan koordinat masing-masing ),( xyx τσ dan ),( xyx τσ − . Titik A menunjukkan tegangan dengan sudut θ = 0°, pada titik ini xx σσ =' dan xyyx ττ ='' . Jika ( )[ ]2// '' yxxyCAAA σστ −= , maka sudut ACA’ sama dengan 12θ .
  • 8. Universitas Gadjah Mada Gambar 8.4. Lingkaran Mohr untuk menentukan arah dan tegangan-tegangan utama 8.2.4. Beberapa Contoh Aplikasi Berikut akan diberikan beberapa contohl/aplikasi dan analisis tegangan bidang dalam bidang datar. Tegangan normal didapat dari rumus I M y =σ (arah honisontal) dan tegangan geser bl VS =τ (arah vertikal). Akibat tegangan lentur dan geser ini, timbul tegangan-tegangan utama dengan besar dari arah tertentu. Pada Gambar 8.5 ditunjukkan trayektori tegangan utama pada sebuah balok sederhana yang dibebani merata bagian atasnya. Gambar 8.5. Trayektori tegangan utama sebuah balok sederhana Pada Gambar 8.6 diperlihatkan sebuah kolom pendek yang dibebani gaya P. Tegangan-tegangan yang terjadi pada arah 45o terhadap arah pembebanan dapat ditentukan dengan persamaan-persamaan yang suthh dipelajari. Pada arah ini terjadi tegangan geser maksimal, yang dapat menyebabkan terjadi kerusakan geser, misalnya terjadi pada pengujian silinder beton.
  • 9. Universitas Gadjah Mada Gambar 8.6. Tegangan geser maksimum yang terjadi pada kolom pendek yang dibebani secara sentries Kolom/batang tersebut mengalami tegangan satu arah saja yaitu 0σσ =xx . Tegangan normal dan geser pada sembarang sudut rotasi θ adalah: Untuk mendapatkan tegangan-tegangan normal utama dan tegangan geser maksimum dapat digambarkan Iingkaran tegangan Mohr (lihat Gambar 7.(b)): Gambar 8.7. Lingkaran tegangan Mohr Contoh beberapa aplikasi pada bangunan sipil seperti ditunjukkan pada Gambar 8.8 dan Gambar 8.9.
  • 10. Universitas Gadjah Mada Gambar 8.8. Bangunan minyak lepas pantai Gambar 8 .9. Dinding geser gedung bertingkat dan box (bagian dan lembatan) 8.3. Analisis Regangan Bidang (Plain Strain) Analisis regangan bidang dapat diterapkan pada suatu struktur, dirnana tidak terjadi regangan yang arahnya tegak lurus bidang yang ditinjau. Sebagai contoh, suatu struktur bendung yang cukup panjang dibandingkan derigan arah melintang, dimana pada kedua ujungnya terdapat pengekangan arah memanjang (lihat contoh Gambar 8.10).
  • 11. Universitas Gadjah Mada Gambar 8.10. Struktur bendung yang dikekang pada kedua ujungnya Regangan bidang (plain strain) untuk kasus pada Gambar 8. 10 terjadi dengan 0=== zyzxz γγε . Persamaan-persamaan transformasi secara umum untuk regangan bidang didapatkan dan pertimbangan-pertimbangan geornetrik. Pandanglah sebuah elemen yang mengalami deformasi seperti pada Gambar 8.11. Yang perlu diperhatikan adalab pergeseran (displacement) relatif dan titik-titik yang berdekatan pada elemen. Pergeseran (translasi) dan perputaran (rotation) elemen tidak berpengaruh karena elemen dianggap dalam kondisi kaku. Dalam penentuan regangan hanya persamaan- persamaan kinematik saja yang akan dibutuhkan. Gambar 8. 11 . Semen yang mengalami deformasi 8.3.1. Transformasi Regangan Bidang Untuk mendapatkan persamaan transforniasi regangan bidang, digunakan kesepakatan bahwa regangan x ε dan yε diambil positif jika elernen bertambah
  • 12. Universitas Gadjah Mada panjang atau lebar. Demikian pula regangan geser xyγ positif bila memperpanjang diagonal elemen seperti ditunjukkan pada Gambar 8.12(a). Persoalannya di sini adalah kita akan mencari besaran regangan-regangan normal dan regangan geser xyγ (terhadap sumbu-sumbu transformasi x‘y‘) dan besaran-besaran yang sudah diketahui yaitu xy '' dan, γεε xx (terhadap sumbu-sumbu xy), seperti diperlihatkan pada Gambar 8.12(b). Dengan meninjau salah satu titik sudut elemen tetap (titik O), dapat dihitung pergeseran titik A pada elemen asal ke titik A‘‘‘ pada elemen setelah mengaIami deformasi. (a) deformasi elemen Gambar 8.12. Deformasi elemen pada masing-masing sumbu
  • 13. Universitas Gadjah Mada Dari gambar 8.12 terlihat : Dengan memperhatikan proyeksi pergeseran-pergeseran tersebut terhadap sumbu x’ dan y’ akan didapatkan pergeseran-pergeseran terhadap sumbu ini, yaitu: Dengan membagi masing-masing dengan dx’ akan didapatkan: Karena θcos' = dx dx dan θsin' = dx dx maka: Pandanglah elemen asal OACB menjadi OA”C’’B”. Regangan geser didefinisikan sebagai perubahan sudut AOB. Dalarn Gambar 8.12(b), perubahan sudut ini adalah. Untuk deforniasi yang kecil, tangen sudut-sudut ini dapat dianggap sama dengan sudut mi sendiri. Oleh karena a cukup kecil, maka: Pandanglah elemen asal OACB menjadi OA”’C”B”. Regangan geser didefinisikan sebagai perubahan sudut AOB. Dalam Gambar 8.12(b), perubahan sudut ini adalah x’y’ = +ß. Untuk deformasi yang kecil, tangen sudut-sudut ini dapat dianggap sama dengan sudut ini sendiri.
  • 14. Universitas Gadjah Mada OIeh karena cukup kecil, maka: (8.17) dengan cara yang sama untuk ß kecil didapatkan: Regangan geser (8.17) 8.3.2 Regangan-regangan Utama Dengan cara yang sama seperti pada penurunan rumus-rumus mengenai tegangan- tegangan utama, akan didapatkan regangan-regangan utama sebagai berikut: • Regangan maksimum dan minimum : (8.19) Yang terjadi pada sudut 1 dan 2 yang besarnya: (8.20) dan sumbu-sumbu dengan sudut 2 tegak lurus 1 • Regangan geser maksimum dan minimum : (8.21) Yang terjadi pada sudut 1 dan 2 yang arahnya 45o dari sudut 2 dan 2, atau :
  • 15. Universitas Gadjah Mada (8.22) dan sumbu dengan sudut 4 tegak lurus dengan 3. 8.3.3 Lingkaran Regangan Mohr Dari Persamaan (8.17) dan (8.18) dan dengan cara yang sama pada tema lingkaran tegangan Mohr, akan didapat persamaan Iingkaran dengan pusat (a,0) dan jari-jari b: Dengan : Regangan utama masing-masing : (8.23) dengan : (8.24) Selanjutnya lingkaran regangan Mohr dapat dilihat pada Gambar 8.13. Gambar 8.13 Lingkaran Regangan Mohr
  • 16. Universitas Gadjah Mada 8.3.4 Contoh/Aplikasi Dalam praktek, pengukuran regangan dapat dilakukan dengan strain gage. Alat ukur ini terbuat dari kawat-kawat kecil yang dapat memanjang/memendek bersama-sama dengan objek yang diamati regangannya. Regangan didapatkan dari perubahan tahanan listrik akibat perubahan panjang kawat pada strain gage. Alat ini hanya dapat mengukur regangan normal dalam satu arah saja. Untuk mengukur regangan baja tulangan yang dibebani tarik, hanya diperlukan satu buah strain gage saja. Namun jika digunakan untuk mengukur regangan suatu bidang, diperlukan minimal 3 buah yang ditempatkan pada satu titik (titik-titik yang saling berdekatan) dengan masing-masing ditempatkan dengan arah yang berbeda misalnya masing-masing membentuk sudut 1, 2 3 terhadap arah tertentu. Kumpulan strain gage ini yang disebut sebagai roset regangan (strain rosette). Dengan menggunakan persamaan-persamaan transformasi seperti pada Persamaan (8.17) akan didapatkan: (8.25) Dari ketiga persamaan tersebut telah diketahui dan dan sudut 1, 2 3 sehingga regangan dan geser , dapat dicari, demikian pula regangan- regangan utamanya, dan (a) dengan sudut sembarang (b) dengan sudut miring 45o Pada Gambar 8.14(b) diperlihatkan contoh sebuah roset regangan 45o yang mengukur regangan pada sudut 0°, 45o dan 90°. Dengan substitusi langsung ke dalam Persamaan (8.25) dapat diperoleh:
  • 17. Universitas Gadjah Mada Dari regangan normal dan geser dapat dicari regangan-regangan utama Dan . Jika angka Poisson v bahan diketahui, maka regangan dapat juga dituliskan menjadi: (8.26) Dengan penyelesaian persamaan-persamaan di atas didapatkan : (8.27) 8.4 Contoh/ Aplikasi Contoh 8.1. : Pada sebuah titik terjadi regangan yang didapatkan dari pengukuran dengan roset 45° yang besarnya masing-masing 0004,0,0006,0 45 =−= εε o O dan 0003,090 =oε . Jika bahan mempunyai modulus elastisitas E = 2.105 MPa dan Poisson’s ratio v = 0,3, berapakah tegangan-tegangan utama pada titik pengukuran tersebut. Penyelesaian : Regangan-regangan normal utama (lihat Persamaan (8.19))
  • 18. Universitas Gadjah Mada Dari persamaan (8.27) didapatkan tegangan-tegangan normal masing-masing : Contoh 8.2 : Tegangan sebuah titik seperti pada gambar di bawah. Pertanyaan : a) Tentukan komponen tegangan yang terjadi pada sumbu-sumbu yang diputar 15o . b) Hitunglah tegangan-tegangan normal utama dan tegangan-tegangan geser utama. Penyelesaian : a) Tegangan normal jika sumbu-sumbu 15o adalah sebagai berikut (lihat Persamaan 8.3):
  • 19. Universitas Gadjah Mada b) Tegangan normal utama masing-masing: Tegangan normal utama masing-masing : Tegangan-tegangan utama ini terjadi pada sudut : 8.4 Soal-soal 1. Gambarlah Iingkaran Mohr untuk elemen kecil yang mengalami tegangan normal hanya satu arah saja dan tegangan geser saja seperti ditunjukkan pada gambar dibawah :
  • 20. Universitas Gadjah Mada 2. Sebuah elemen kecil mengalami tegangan-tegangan x = - 60 MPa, yang 25 MPa dan xy = 30 MPa seperti diperlihatkan pada gambar di bawah. Tentukan tegangan- tegangan yang bekerja pada elemen dengan sudut rotasi = 600 terhadap sumbu x. 3. Sebuah balok yang terletak di atas tumpuan sederhana dibebani merata seperti diperlihatkan pada gambar dibawah. Hitunglah tegangan normal dan geser. yang terjadi pada titik C dan D, yang keduanya terletak pada potongan I - I. Titik C terletak 30 cm di atas garis netral penmapang sedangkan titik D 20 cm di atasnya q - n. Pertanyaan : a) Hitunglah tegangan utama pada titik-titik tersebut dan sudut-sudut terjadinya tegangan utama terhadap sumbu memanjang balok, dengan cara analitis. b) Sama dengan pertanyaan a) dengan cara grafik (lingkaran tegangan Mohr). 4. Sebuah kolom berpenampang lingkaran dengan diameter d = 30 cm menerima puntiran T = 15 kN/m. Pertanyaan: a) Hitunglah tegangan-tegangan geser alam tegangan utama terbesar yang terjadi b) Jika kolom dibebani tekan P = 1000 kN , berapakah tegangan utama maksimum
  • 21. Universitas Gadjah Mada 5. Pengujian pada suatu elemen struktur dilakukan pembacaan dari alat roset tegangan 45°. Pembacaan-pembacaannya adalah 0 = 480.10-6 , 45 o = 380.10-6 dan 90 o = -60.10-6 . Tentukan regangan-regangan utama dan regangan geser maksimumnya. Jika diketahui modulus elastis bahan E = 25.104 MPa dan angka Poisson v = 0,2. Berapakah tegangan-tegangan utama yang terjadi.
  • 22. Universitas Gadjah Mada Daftar Pustaka Bauld,N.R., 1982, Mechanics of Materials, Wadsworth, Inc. Gere, J.M. and Timoshenko, S.P, 1985, Mechanics of Materials, Wadsworth, mc: Ghali, A., Neville, A.M., Structural Analysis — A Unf led Classical and Matric Approach, John Wiley and Sons. Haupt, P., 1991, Einfuehrung in die Mechanik, Institut fuer Mechanik, Universitaet Kassel Popov, E. p., 1978, Mechanics of Materials, Prentice-Hall, Inc. Wang, C-K., Statically Indeterminate Structures, McGraw-Hill Book Company, Inc. Marjono, F., 1983, Bahan Ajar mekamka Teknik IV, JTS FT UGM …………….., Tabel Bahasa Jerman