3. Di dalam suatu kelompok terdapat suatu Dinamika Kelompok, yang di dalamnya terkait dengan komunikasi atau
interaksi antaranggota kelompok, gejala-gejala proses kelompok, pembentukan tim yang efektif dan
penyelesaian masalah dalam kelompok yang efektif.
Interaksi Antaranggota Kelompok.
Interaksi antaranggota kelompok tersebut lah yang membuat setiap anggota dalam kelompok saling
mempengaruhi dan saling ketergantungan satu dengan yang lain. Dalam intensitas interaksi antaranggota
kelompok pun berbeda-beda.
5. Menurut Fiedler (dalam Munandar, 2001), ia memberikan tipologi dari kelompok kerja yang berdasarkan sifat dan
intensitas interaksi antaranggota, yaitu :
1. Kelompok interaksi (interacting groups)
Yaitu para anggotanya saling ketergantungan atau mereka harus mengerjakan dan menyusun bersama agar
penyelesaian tugas kelompok tersebut terselesaikan dengan baik. Dapat dikatakan pada kelompok interaksi ini
memerlukan kooperasi dan koordinasi yang baik. Kelompok ini lah yang paling mudah membangun kerja sama dan
intense interaksi yang sangat tinggi. Contohnya: tim voli, tim sepak bola
2. Kelompok koaktif
Yaitu para anggotanya saling bekerja sama dalam melaksanakan tugas, namun setiap anggotanya dapat melaksanakan
tugasnya secara mandiri dan tidak ketergantungan. Jadi, setiap anggotanya memiliki tugas dan tanggung jawab masing-
masing yang dapat dikerjakan tanpa harus saling ketergantungan. Hubungan ketergantungan akan terlihat dari
kelancaran masing-masing anggota menjalankan tugasnya. Contohnya: kelompok pramuniaga
3. Kelompok konteraktif
Yaitu para anggotanya saling bekerja sama untuk tujuan perundingan dan memufakatkan sasaran dan tuntutan yang
bertentangan. Kelompok ini belum memiliki sasaran yang akan dicapai dengan jelas, tujuan dari kelompok ini adalah
dapat menyelesaikan konflik dan kesepakatan tertentu. Jadi, pada kelompok ini dalam pelaksanaanya belum terlalu jelas
dan rinci. Contohnya: panitia perjanjian kerja bersama (PKB).
7. Menurut Munandar (2001) dalam proses kelompok yang di dalamnya terdapat interaksi dan melaksanakan fungsinya
terdapat gejala-gejala yang timbul, yaitu :
1. Konformisme
Yaitu dimana para anggota dalam kelompok tanpa sadar mereka telah mengikuti pola-pola perilaku tertentu yang
berlaku umum dikeseluruhan organisasi kerjanya dan merupakan ciri khas dalam kelompok tersebut. Hal ini terjadi
karena memang pada dasarnya fungsi kelompok adalah memenuhi kebutuhan afiliasi, dimana semua individu
menginginkan untuk dapat diterima dan diperlakukan layaknya seperti anggota dalam kelompok tertentu. Misalnya,
kebiasaan untuk tidak berbicara secara terus terang hanya karena merasa tidak enak dengan teman sendiri
2. Kelekatan (cohesiveness)
Yaitu kondisi dimana masing-masing anggotanya mau menerima kesepakatan dan mau bekerja sama dalam
mencapai sasaran yang sudah ditentukan sebelumnya. Selain itu, tinggi rendahnya kesepakatan para anggotanya
dalam menerima sasaran yang ingin dicapai menunjukkan derajat kelekatan (cohesiveness) kelompok.
3. Sinergi
Yaitu dalam pengambilan keputusan, keputusan yang diambil kelompok merupakan keputusan yang lebih baik dari
keputusan individu. Hal ini disebut gejala sinergi. Sinergi dapat terjadi apabila masing-masing anggotanya
memberikan seluruh data yang mereka miliki, sehingga jumlah data yang terkumpul akan lebih banyak.
8. 4. Groupthink
Menurut Janis (1972) berpikir kelompok merupakan suatu kemunduran
dari efisiensi mental, pengujian realitas, dan pertimbangan moral yang
dihasilkan oleh tekanan-tekanan dari dalam kelompoknya sendiri
(dalam Munandar 2008).
5. Polarisasi Kelompok
Adanya pergeseran keputusan yang menuju ke kedua ektrem,
keputusan yang sangat tinggi risikonya atau ke keputusan yang sangat
rendah derajat resikonya.
10. Menurut pandangan Likert (dalam Munandar 2008)
anggota dari setiap kelompok merupakan anggota juga
dari tingkat organisasi yang lebih rendah dan berfungsi
sebagai pasak penghubung, jadi apabila sudah ada
kesepakatan pada kelompok direksi, maka akan
tercapai juga kesepakatan dan kerjasama di kelompok
direksi.
12. Definisi Tim yaitu tim dan kelompok merupakan kata-kata yang
digunakan secara bergantian. Sebuah tim bisa dikatakan
sebagai sejumlah kecil dari orang-orang yang memiliki
keterampilan yang saling melengkapi satu sama lainnya, yang
berkomitmen untuk mencapai tujuan kinernya, dan untuk saling
bertanggung jawab dalam tim (McKenna, 2012).
14. Team building Models, pendekatan yang akan dibahas (McKenna, 2012) yaitu:
Models Of Group Development :
• Forming, yaitu proses paling awal yang dilakukan dalam pembentukan kelompok kerja. Yang
terjadi pada proses ini yaitu ketidak-pastian antara para anggota.
• Storming, yaitu proses ketika para orang dalam suatu kelompok itu saling menyesuaikan diri
dengan menyatukan nilai-nilai yang dianutnya.
• Norming, yaitu proses dimana konflik yang ada sudah mereda dan masing-masing dari orang
itu sudah mulai mementingan kepentingan tujuan yang akan dicapai oleh kelompoknya
dibandingkan mementingkan dirinya sendiri
• Forming, yaitu sebuah proses ketika masing-masing oleh telah menyatu dengan kelompoknya
dan menghasilkan sebuah karya kelompoknya itu.
• Adjournment, yaitu tahap yang anti klimaks. Proses ini terjadi pada kelompok yang sudah
merasa puas atas tujuan yang telah dicapai kelompoknya.
15. High-Performance Teams, dalam beberapa tahun terakhir telah karakteristik
yang berhubungan dengan kinerja-tinggi tim (McKenna, 2012) yaitu:
• Abilities and skill
• Commitment
• Potency
• Rewards
• Size
• High mutual trust
• Leadership
• Familiarity
• Capacity