Kapasitor bank digunakan untuk meningkatkan tegangan dan faktor daya pada sistem distribusi listrik. Kapasitor menghasilkan daya reaktif negatif untuk mengimbangi daya reaktif positif dari beban, sehingga mengurangi kerugian daya dan meningkatkan kapasitas jaringan. Meningkatkan faktor daya dapat menghemat biaya operasi pabrik dengan memanfaatkan sumber daya yang ada.
Dalam laboratorium diperlukan tegangan tinggi bolak-balik untuk percobaan dan
pengujian dengan arus bolak-balik serta untuk membangkitkan tegangan tinggi searah
dan pulsa.
Trafo uji yang biasa digunakan untuk keperluan tersebut memiliki daya
yang lebih rendah serta perbandingan belitan yang jauh lebih besar daripada trafo daya.
Tegangan impuls diperlakukan dalam pengujian tegangan tinggi untuk mensimulasi terpaan akibat tegangan lebih dalam dan luar serta untuk meneliti mekanisme tembus. Umumnya tegangan impuls dibangkitkan dengan meliuahkan
muatan kapasitor tegangan tinggi (melalui sela) pada suatu rangkaian resistor dan
kapasitor, untuk itu sering digunakan rangkaian pengali tegangan. Nilai puncak dari tegangan impuls dapat ditentukan dengan bantuan sela ukur atau dengan rangkaianelektronik yang dikombinasikan dengan pembagi tegangan.
Mekanisme kegagalan gas, yang disebut percikan, adalah peralihan dari pelepasan tak bertahan keberbagai jenis pelepasan yang bertahan sendiri. Percikan (spark) biasanya terjadi tiba-tiba. Sifat mendasar dari kegagalam percikan (spark breakdown) adalah bahwa tegangan pada (across) sela jatuh (menurun) karena proses yang menghasilkan kehantaran (conductivity) tinggi antara katoda dan anoda.
Partial discharge (PD) atau biasa juga disebut dengan peluahan merupakan fenomena peluahan muatan elektrik yang bisa menjembatani system isolasi baik secara sebagian maupun menyeluruh di dalam suatu bahan dielektrik. Fenomena tersebut timbul diakibatkan oleh banyak factor diantaranya adalah kualitas bahan dielektrik, celah/rongga dalam bahan dielektrik, maupun adanya kerusakan ataupun ketidak sempurnaan dalam proses pengerjaan. Apabila fenomena partial discharge terjadi secara terus menerus maka akan menimbulkan panas berlebih pada daerah tertentu yang nantinya akan merusak bahan isolasi dan mengarah kepada terjadinya kegagalan system.
Pengertian korona berdasarkan American Standards Association adalah peluahan sebagian (partial discharge) ditandai dengan timbulnya cahaya violet karena terjadi ionisasi udara disekitar permukaan konduktor ketika gradien tegangan permukaan konduktor melebihi nilai kuat medan kritis disruptifnya. Terjadinya korona juga ditandai dengan suara mendesis (hissing) dan bau ozone (O3). Korona makin nyata kelihatan pada bagian yang kasar, runcing dan kotor. Peristiwa korona semakin sering terjadi jika pada saluran transmisi diterapkan tegangan yang lebih tinggi daripada tegangan kritis dan ketika udara yang lembab serta cuaca buruk. Peristiwa korona menimbulkan rugi-rugi penyaluran, merusak bahan isolasiserta gejala tegangan tinggi berupa Audible Noise (AN) dan Radio Interference (RI).
System tenaga listrik adalah sekumpulan pusat listrik
Dan gardu induk yang satu sama lain dihubungkan oleh
Jaringan transmisi sehingga merupakan sebuah kesatuan
Interkoneksi. Biaya operasi dari system tenaga listrik pada
umumnya merupakan bagian biaya yang terbesar dari biaya
operasi suatu perusahaan listrik. Secara garis besar biaya
operasi dari suatu system tenaga listrik terdiri dari ;
Biaya pembelian tenaga listrik.
Biaya pegawai.
Biaya bahan bakar dan material operasi.
Biaya lain – lain.
Berbagai persoalan pokok yang dihadapi
dalam pengoperasian system tenaga listrik
antara lain;
Pengaturan frekuensi.
Pemeliharaan peralatan.
Biaya operasi.
Perkembangan system.
Tegangan dalam system.
Gangguan dalam system
Dalam laboratorium diperlukan tegangan tinggi bolak-balik untuk percobaan dan
pengujian dengan arus bolak-balik serta untuk membangkitkan tegangan tinggi searah
dan pulsa.
Trafo uji yang biasa digunakan untuk keperluan tersebut memiliki daya
yang lebih rendah serta perbandingan belitan yang jauh lebih besar daripada trafo daya.
Tegangan impuls diperlakukan dalam pengujian tegangan tinggi untuk mensimulasi terpaan akibat tegangan lebih dalam dan luar serta untuk meneliti mekanisme tembus. Umumnya tegangan impuls dibangkitkan dengan meliuahkan
muatan kapasitor tegangan tinggi (melalui sela) pada suatu rangkaian resistor dan
kapasitor, untuk itu sering digunakan rangkaian pengali tegangan. Nilai puncak dari tegangan impuls dapat ditentukan dengan bantuan sela ukur atau dengan rangkaianelektronik yang dikombinasikan dengan pembagi tegangan.
Mekanisme kegagalan gas, yang disebut percikan, adalah peralihan dari pelepasan tak bertahan keberbagai jenis pelepasan yang bertahan sendiri. Percikan (spark) biasanya terjadi tiba-tiba. Sifat mendasar dari kegagalam percikan (spark breakdown) adalah bahwa tegangan pada (across) sela jatuh (menurun) karena proses yang menghasilkan kehantaran (conductivity) tinggi antara katoda dan anoda.
Partial discharge (PD) atau biasa juga disebut dengan peluahan merupakan fenomena peluahan muatan elektrik yang bisa menjembatani system isolasi baik secara sebagian maupun menyeluruh di dalam suatu bahan dielektrik. Fenomena tersebut timbul diakibatkan oleh banyak factor diantaranya adalah kualitas bahan dielektrik, celah/rongga dalam bahan dielektrik, maupun adanya kerusakan ataupun ketidak sempurnaan dalam proses pengerjaan. Apabila fenomena partial discharge terjadi secara terus menerus maka akan menimbulkan panas berlebih pada daerah tertentu yang nantinya akan merusak bahan isolasi dan mengarah kepada terjadinya kegagalan system.
Pengertian korona berdasarkan American Standards Association adalah peluahan sebagian (partial discharge) ditandai dengan timbulnya cahaya violet karena terjadi ionisasi udara disekitar permukaan konduktor ketika gradien tegangan permukaan konduktor melebihi nilai kuat medan kritis disruptifnya. Terjadinya korona juga ditandai dengan suara mendesis (hissing) dan bau ozone (O3). Korona makin nyata kelihatan pada bagian yang kasar, runcing dan kotor. Peristiwa korona semakin sering terjadi jika pada saluran transmisi diterapkan tegangan yang lebih tinggi daripada tegangan kritis dan ketika udara yang lembab serta cuaca buruk. Peristiwa korona menimbulkan rugi-rugi penyaluran, merusak bahan isolasiserta gejala tegangan tinggi berupa Audible Noise (AN) dan Radio Interference (RI).
System tenaga listrik adalah sekumpulan pusat listrik
Dan gardu induk yang satu sama lain dihubungkan oleh
Jaringan transmisi sehingga merupakan sebuah kesatuan
Interkoneksi. Biaya operasi dari system tenaga listrik pada
umumnya merupakan bagian biaya yang terbesar dari biaya
operasi suatu perusahaan listrik. Secara garis besar biaya
operasi dari suatu system tenaga listrik terdiri dari ;
Biaya pembelian tenaga listrik.
Biaya pegawai.
Biaya bahan bakar dan material operasi.
Biaya lain – lain.
Berbagai persoalan pokok yang dihadapi
dalam pengoperasian system tenaga listrik
antara lain;
Pengaturan frekuensi.
Pemeliharaan peralatan.
Biaya operasi.
Perkembangan system.
Tegangan dalam system.
Gangguan dalam system
Tugas Kelompok 2 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...Anggita Mentari
Tugas Pertemuan 1 Teknik Tegangan Tinggi
Dosen : Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D
Disusun Oleh :
Anggita Mentari Putri 062.13.004
Vera Irene M. S. 062.13.007
Dandy Nurwidi N. 062.13.011
Teori kegagalan zat isolasi cair dapat
dibagi menjadi empat jenis sebagai berikut :
1. Teori kegagalan zat murni atau elektronik
2. Teori kegagalan gelembung udara atau kavitasi
3. Teori kegagalan bola cair
4. Teori kegagalan tak murnian padat
Mekanisme breakdown adalah sebuah fenomena yang komplek di dalam bentuk padat dan tergantung pada variasi tegangan dan waktu penerapannya.
Pada prinsipnya mekanisme kegagalan (breakdown) dalam zat padat sama dengan proses yang terjadi di gas dan udara. Suatu zat padat tergantung dari cara dan kondisi pengukuran.
mekanisme kegagalan tembus pada gas
Kegagalan tembus pada gas sendiri terdiri dari dua yaitu:
Mekanisme Townsend
Mekanisme strimer (streamer) atau kanal
Stabilisasi operasi sistem tenaga listrik didefinisikan sebagai kemampuan dari sistem untuk menjaga kondisi operasi yang seimbang dan kemampuan sistem tersebut untuk kembali ke kondisi operasi normal ketika terjadi gangguan
Proses penyaluran tenaga listrik dari tempat pembangkit tenaga listrik (Power Plant) hingga Saluran distribusi listrik (substation distribution) sehingga dapat disalurkan sampai pada konsumer pengguna listrik.
Sistem Pembangkit Listrik
Generator mengubah energi mekanis pada poros turbin menjadi energi listrik, melalui transformator penaik tegangan (step-up transformer).
Energi listrik dikirim melalui saluran transmisi bertegangan tinggi menuju pusat beban.
Peningkatan tegangan dimaksudkan untuk mengurangi jumlah arus yang mengalir pada saluran transmisi.
Dengan demikian saluran transmisi bertegangan tinggi akan membawa aliran arus yang rendah dan berarti mengurangi rugi panas (heat loss) I² . R yang menyertainya.
Elemen pokok sistem tenaga dapat dilihat pada diagram blok sistem pembangkit dibawah ini :
PRINSIP KERJA LISTRIK TENAGA AIR:
Pembangkitan tenaga air adalah suatu bentuk perubahan tenaga dari tenaga air dengan ketinggian dan debit tertentu menjadi tenaga listrik, dengan menggunakan turbin air dan generator. Daya (power) yang dihasilkan dapat dihitung berdasarkan rumus berikut :
Dimana:
P = Tenaga yang dikeluarkan secara teoristis
H= Tinggi jatuh air efektif (m); Q= Debit air (m3/s)
Alat utama yang dibutuhkan pada pembangkit listrik tenaga air adalah:
Turbin, dan
Generator.
Struktur Alat Utama PLTA
CARA KERJA LISTRIK TENAGA AIR:
Air yang telah ditampung di dalam bendungan dialirkan melalui dasar bendungan sehingga membentuk air terjun
Air terjun inilah yang dimanfaatkan untuk menggerakkan turbin karena air akan menabrak sudu - sudu turbin sehingga membuat turbin menjadi berputar.
Turbin ini terhubung secara langsung dengan generator, sehingga bila turbin bergerak secara berputar, maka secara otomatis generator juga akan ikut bergerak berputar.
Selama bergerak berputar, generator ini akan menghasilkan listrik. Listrik kemudian dialirkan ke rumah-rumah pelanggan.
Listrik adalah bentuk energi sekunder yang paling praktis penggunaanya oleh manusia, Kebutuhan listrik di masyarakat semakin meningkat seiring dengan meningkatnya pemanfaatan tenaga listrik. Sistem tenaga listrik yang baik adalah sistem tenaga yang dapat melayani beban secara kontinyu, tegangan dan frekwensi yang konstan, fluktuasi tegangan dan frekuensi yang terjadi harus berada pada batas toleransi yang diizinkan agar peralatan listrik konsumen dapat bekerja dengan baik dan aman
Untuk keperluan penyediaan tenaga listrik bagi para pelangggan, berbagai peralatan listrik ini dihubungkan satu sama lain dan secara keseluruhan membentuk suatu sistem tenaga listrik. Oleh karena itu dibutuhkan stabilitas pada operasi sistem tenaga listrik agar para pelanggan bisa menikmati tenaga listrik tanpa ada gangguan.
Proteksi sistem tenaga listrik adalah sistem proteksi yang dipasang pada peralatan-peralatan listrik, misalnya generator, transformator, jaringan dan lain-lain, terhadap kondisi abnormal operasi sistem itu sendiri. Kondisi abnormal itu dapat berupa antara lain: hubung singkat, tegangan lebih, beban lebih, frekuensi sistem rendah, asinkron dan lain-lain
Tugas Kelompok 2 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...Anggita Mentari
Tugas Pertemuan 1 Teknik Tegangan Tinggi
Dosen : Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D
Disusun Oleh :
Anggita Mentari Putri 062.13.004
Vera Irene M. S. 062.13.007
Dandy Nurwidi N. 062.13.011
Teori kegagalan zat isolasi cair dapat
dibagi menjadi empat jenis sebagai berikut :
1. Teori kegagalan zat murni atau elektronik
2. Teori kegagalan gelembung udara atau kavitasi
3. Teori kegagalan bola cair
4. Teori kegagalan tak murnian padat
Mekanisme breakdown adalah sebuah fenomena yang komplek di dalam bentuk padat dan tergantung pada variasi tegangan dan waktu penerapannya.
Pada prinsipnya mekanisme kegagalan (breakdown) dalam zat padat sama dengan proses yang terjadi di gas dan udara. Suatu zat padat tergantung dari cara dan kondisi pengukuran.
mekanisme kegagalan tembus pada gas
Kegagalan tembus pada gas sendiri terdiri dari dua yaitu:
Mekanisme Townsend
Mekanisme strimer (streamer) atau kanal
Stabilisasi operasi sistem tenaga listrik didefinisikan sebagai kemampuan dari sistem untuk menjaga kondisi operasi yang seimbang dan kemampuan sistem tersebut untuk kembali ke kondisi operasi normal ketika terjadi gangguan
Proses penyaluran tenaga listrik dari tempat pembangkit tenaga listrik (Power Plant) hingga Saluran distribusi listrik (substation distribution) sehingga dapat disalurkan sampai pada konsumer pengguna listrik.
Sistem Pembangkit Listrik
Generator mengubah energi mekanis pada poros turbin menjadi energi listrik, melalui transformator penaik tegangan (step-up transformer).
Energi listrik dikirim melalui saluran transmisi bertegangan tinggi menuju pusat beban.
Peningkatan tegangan dimaksudkan untuk mengurangi jumlah arus yang mengalir pada saluran transmisi.
Dengan demikian saluran transmisi bertegangan tinggi akan membawa aliran arus yang rendah dan berarti mengurangi rugi panas (heat loss) I² . R yang menyertainya.
Elemen pokok sistem tenaga dapat dilihat pada diagram blok sistem pembangkit dibawah ini :
PRINSIP KERJA LISTRIK TENAGA AIR:
Pembangkitan tenaga air adalah suatu bentuk perubahan tenaga dari tenaga air dengan ketinggian dan debit tertentu menjadi tenaga listrik, dengan menggunakan turbin air dan generator. Daya (power) yang dihasilkan dapat dihitung berdasarkan rumus berikut :
Dimana:
P = Tenaga yang dikeluarkan secara teoristis
H= Tinggi jatuh air efektif (m); Q= Debit air (m3/s)
Alat utama yang dibutuhkan pada pembangkit listrik tenaga air adalah:
Turbin, dan
Generator.
Struktur Alat Utama PLTA
CARA KERJA LISTRIK TENAGA AIR:
Air yang telah ditampung di dalam bendungan dialirkan melalui dasar bendungan sehingga membentuk air terjun
Air terjun inilah yang dimanfaatkan untuk menggerakkan turbin karena air akan menabrak sudu - sudu turbin sehingga membuat turbin menjadi berputar.
Turbin ini terhubung secara langsung dengan generator, sehingga bila turbin bergerak secara berputar, maka secara otomatis generator juga akan ikut bergerak berputar.
Selama bergerak berputar, generator ini akan menghasilkan listrik. Listrik kemudian dialirkan ke rumah-rumah pelanggan.
Listrik adalah bentuk energi sekunder yang paling praktis penggunaanya oleh manusia, Kebutuhan listrik di masyarakat semakin meningkat seiring dengan meningkatnya pemanfaatan tenaga listrik. Sistem tenaga listrik yang baik adalah sistem tenaga yang dapat melayani beban secara kontinyu, tegangan dan frekwensi yang konstan, fluktuasi tegangan dan frekuensi yang terjadi harus berada pada batas toleransi yang diizinkan agar peralatan listrik konsumen dapat bekerja dengan baik dan aman
Untuk keperluan penyediaan tenaga listrik bagi para pelangggan, berbagai peralatan listrik ini dihubungkan satu sama lain dan secara keseluruhan membentuk suatu sistem tenaga listrik. Oleh karena itu dibutuhkan stabilitas pada operasi sistem tenaga listrik agar para pelanggan bisa menikmati tenaga listrik tanpa ada gangguan.
Proteksi sistem tenaga listrik adalah sistem proteksi yang dipasang pada peralatan-peralatan listrik, misalnya generator, transformator, jaringan dan lain-lain, terhadap kondisi abnormal operasi sistem itu sendiri. Kondisi abnormal itu dapat berupa antara lain: hubung singkat, tegangan lebih, beban lebih, frekuensi sistem rendah, asinkron dan lain-lain
Varying Load Voltage Magnitude Impacts on Fault Level Constrained Optimal Pow...IJRES Journal
This paper mainly deals with OPF with fault level constraints (FLC) by using an iterative process. The OPF is to provide solutions in conditions where fault current levels at buses are within the specifications of switchgear. The aim of this paper is to consider the impacts of varying load voltage magnitudes to the bus impedance. This is done by formulating the bus impedance as a function of varying load voltages. FLC-OPF calculation was implemented by MATPOWER with corresponding modifications on its library source codes to cater non-linear constraints. The results showed that as FLC-OPF was imposed, the formulation considering the impact of varying voltage magnitude on the bus impedance have a better performance compared when the bus impedance is not considered to be a function of load voltage magnitude.
Optimal Capacitor Placement in Distribution System using Fuzzy TechniquesIDES Editor
To improve the overall efficiency of power system,
the performance of distribution system must be improved. It
is done by installing shunt capacitors in radial distribution
system. The problem of capacitor allocation in electric
distribution systems involves maximizing “energy and peak
power (demand) loss reductions” by means of capacitor
installations. As a result power factor of distribution system
improves. There is also lots of saving in terms of money. A 10
bus radial distribution system is taken as the model. Then a
load flow programs is executed on MATLAB. Then by using
load flow data & fuzzy techniques the determination of suitable
location of capacitor placement and its size is done. Shunt
capacitors to be placed at the nodes of the system will be
represented as reactive power injections. Fuzzy techniques have
advantages of simplicity, less computations & fast results. The
same techniques can be applied to complex distribution systems
& dynamic loads.
Fuzzy expert system based optimal capacitor allocation in distribution system-2IAEME Publication
One of the most popular image denoising methods based on self-similarity is called nonlocal
means (NLM). Though it can achieve remarkable performance, this method has a few shortcomings,
e.g., the computationally expensive calculation of the similarity measure, and the lack of reliable
candidates for some non repetitive patches. In this paper, we propose to improve NLM by integrating
Gaussian blur, clustering, and row image weighted averaging into the NLM framework.
Experimental results show that the proposed technique can perform denoising better than the original
NLM both quantitatively and visually, especially when the noise level is high.
Optimal Capacitor Placement in a Radial Distribution System using Shuffled Fr...IDES Editor
This paper presents a new and efficient approach
for capacitor placement in radial distribution systems that
determine the optimal locations and size of capacitor with an
objective of improving the voltage profile and reduction of
power loss. The solution methodology has two parts: in part
one the loss sensitivity factors are used to select the candidate
locations for the capacitor placement and in part two a new
algorithm that employs Shuffle Frog Leaping Algorithm
(SFLA) and Particle Swarm Optimization are used to estimate
the optimal size of capacitors at the optimal buses determined
in part one. The main advantage of the proposed method is
that it does not require any external control parameters. The
other advantage is that it handles the objective function and
the constraints separately, avoiding the trouble to determine
the barrier factors. The proposed method is applied to 45-bus
radial distribution systems.
Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...Rio Afdhala
Tugas Pertemuan 5 Teknik Tegangan Tinggi
Dosen : Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D
Disusun Oleh :
Addo Suryo 062.13.027
Andrew Jussac 062.13.029
Rio Afdhala 062.13.019
Thesar Pramanda 062.13.033
PPT instalasi tenaga listrik yang disajikan dalam perkuliahan oleh Amin, S.Pd (inshaAllah). PPT menceritakan Beban Instalasi Tenaga Listrik, daya, kapasitor bank,
ANALISIS PENCARIAN RUTE TERPENDEK PADA JARINGAN KOMPUTER DENGAN MENGGUNAKAN ...Simon Patabang
Salah satu cara mengatasi masalah kecepatan transfer data tersebut adalah dengan menggunakan algoritma genetika untuk melakukan proses pencarian rute terpendek yang akan dilewati oleh paket-paket data menuju titik tujuan. Algoritma genetika adalah metode yang akan digunakan untuk mencari rute terpendek sebagai lintasan optimal yang dilewati paket-paket data dari satu router ke router lain dalam jaringan komputer.
Analisis penggunaan swer untuk mengatasi masalah jatuhSimon Patabang
Dengan menggunakan sistem SWER, maka jatuh tegangan yang terjadi pada jaringan tegangan rendah untuk pedesaan Kapa’ dapat diperbaiki atau diturunkan menjadi 2,458 Volt atau 1,064 %. Hasil analisis menunjukkan bahwa sistem SWER sangat baik digunakan untuk melayani kebutuhan listrik di daerah pedesaan karena dapat meningkatkan kualitas pelayanan listrik ke konsumen.
Analisis pemanfaatan kapasitor daya untuk menambah kemampuanSimon Patabang
Besarnya daya listrik yang digunakan oleh setiap rumah tangga dibatasi berdasarkan
besarnya kapasitas daya listrik terpasang yang diminta kepada PLN. Ketika kebutuhan daya
listrik makin bertambah hingga melebihi kapasitas daya terpasang, maka aliran daya listrik
akan terputus. Hal ini menimbulkan gangguan dan ketidaknyamanan karena alat-alat listrik
tidak bekerja secara kontinu. Ada sebagian pelanggan PLN masih menunda penambahan
daya dengan alasan ekonomi, dimana tarif beban akan bertambah
Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat dengan Judul "Pelatihan Pembuatan Alat Pengolahan Air Alkali Berbasis Rumah Tangga" Lembaga Penelitian Univ Atma Jaya Makassar
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
2. Pendahuluan
• Dalam sistem distribusi tenaga listrik, pokok
permasalahan tegangan muncul karena konsumen
memakai peralatan dengan tegangan yang besarnya
sudah ditentukan. Misalnya 220 volt, 380 volt.
• Jika tegangan sistem terlalu tinggi/rendah sehingga
melewati batas-batas toleransi maka akan mengganggumelewati batas-batas toleransi maka akan mengganggu
dan bisa merusak peralatan konsumen.
• Beban sistem bervariasi dan besarnya berubah-ubah
sepanjang waktu. Bila beban meningkat maka tegangan
diujung penerima menurun dan sebaliknya bila beban
berkurang maka tegangan di ujung penerima
baik/normal.
3. • Faktor lain yang dapat mempengaruhi perubahan
tegangan sistem adalah rugi daya yang disebabkan oleh
adanya impedansi seri penghantar saluran, rugi daya ini
menyebabkan jatuh tegangan.
• Oleh karena itu konsumen yang letaknya jauh dari titik
pelayanan akan cenderung menerima tegangan relatif
lebih rendah, dibandingkan tegangan yang diterima
konsumen yang letaknya dekat dengan pusat pelayanan.
4. Hubungan Tegangan dan Daya Reaktif
• Perubahan tegangan pada dasarnya disebabkan oleh
adanya hubungan antara tegangan dan daya reaktif.
• Hubungan ini dinyatakan dengan persamaan : Q = C. V
• Jatuh tegangan dalam penghantar sebanding dengan
daya reaktif yang mengalir dalam penghantar tersebut.
Berdasarkan hubungan ini maka tegangan dapat
diperbaiki dengan mengatur aliran daya reaktif.
5. • Daya Listrik terdapat satu hubungan yang dapat
ditunjukkan pada Gambar Segi Tiga daya sbb:
Perbandingan antara daya aktif dengan daya semu disebut
faktor daya (cosφ),
Faktor daya ini terjadi karena adanya pergeseran fasa yang
disebabkan oleh adanya beban induktif/kumparan dan
atau beban kapasitif.
6. • Sudut φ merupakan sudut pergeseran fasa, semakin
besar sudutnya, semakin besar Daya Semu (S), dan
semakin besar pula Daya Reaktif (Q), sehingga faktor
dayanya (cosφ) semakin kecil.
• Daya reaktif adalah daya yang hilang, atau daya rugi-rugi
sehingga semakin besar sudutnya atau semakin kecil
faktor dayanya maka rugi-ruginya semakin besar.faktor dayanya maka rugi-ruginya semakin besar.
( )
cos
( )
P Watt
S VA
θ =
Cos θ disebut faktor daya beban
7. • Pada saluran transmisi jarak jauh dengan tegangan
ekstra tinggi atau tegangan ultra tinggi
membutuhkan peralatan kompensasi.
• Hal ini terutama dimaksudkan untuk mengontrol
tegangan kerja di setiap titik sepanjang saluran,
memperkecil panjang elektrik dari saluran dan untukmemperkecil panjang elektrik dari saluran dan untuk
menaikan kapasitas penyaluran.
• Alat-alat kompensasi pada saluran transmisi adalah
reaktor shunt, kapasitor seri atau kombinasi dari
keduanya.
8. • Kompensasi dengan reaktor shunt biasanya digunakan
pada saluran transmisi jarak menengah dan kompensasi
dengan kapasitor seri atau kombinasi reaktor shunt dan
kapasitor seri digunakan pada saluran yang lebih
panjang.
• Derajat kompensasi pada kompensasi dengan kapasitor
seri adalah XC/XL, dimana XC adalah reaktansi kapasitif
dari kapasitor seri dan XL adalah reaktansi induktif total
dari saluran per fasa.
9. Peranan Kapasitor
• Suatu kapasitor dinamakan ”bermuatan Q” jika kedua
konduktornya diberi muatan Q yang sama namun
berbeda jenis (yaitu +Q dan –Q).
• Proses pengisian kapasitor dilakukan dengan
menghubungkan kapasitor tersebut dengan bedamenghubungkan kapasitor tersebut dengan beda
potensial. Muatan yang tersimpan dalam kapasitor
berbanding lurus dengan beda potensial yang
diberikan : Q ∞ V
• Konstanta kesebandingan nya menyatakan kapasitas
(kapasitansi) kapasitor untuk menyimpan muatan.
Q = C.V
10. • Besarnya energi atau beban listrik yang dipakai
ditentukan oleh Reaktansi (R), Induktansi (L) dan
Capasitansi (C).
• Besarnya pemakaian energi listrik itu disebabkan
karena banyak dan beraneka ragam peralatan (beban)
listrik yang digunakan.
• Kapasitor pada sistem daya listrik menimbulkan daya
reaktif untuk memperbaiki tegangan dan faktor daya,
karenanya menambah sistem akan mengurangi
kerugian.
11. • Dalam kapasitor seri daya reaktif sebanding dengan
kuadrat arus beban, sedangkan kapasitor paralel
sebanding dengan kuadrat tegangan.
Q = I2 X (VAR) Q = V2 / X
12. • Untuk memperkecil sudut fasa (Ø) itu hal yang mungkin
dilakukan adalah memperkecil komponen daya reaktif
(kVAR).
• Berarti komponen daya reaktif yang ada bersifat induktif
harus dikurangi dan pengurangan itu bisa dilakukan
dengan menambah suatu sumber daya reaktif yaitu
berupa kapasitor.berupa kapasitor.
• Pemasangan peralatan kapasitor seri dan paralel pada
jaringan mengakibatkan losses akibat aliran daya reaktif
pada saluran dapat dikurangi sehingga kebutuhan arus
menurun dan tegangan mengalami kenaikan sehingga
kapasitas sistem bertambah.
13. • Biaya pemasangan kapasitor seri jauh lebih mahal
daripada kapasitor paralel, dan biaya kapasitor seri
dirancang dengan kapasitas yang lebih besar dengan
tujuan untuk mengantisipasi perkembangan beban untuk
masa-masa yang akan datang.
• Hal-hal tersebut menjadi alasan utama sehingga dalam
sistem yang dibahas banyak kapasitor paralel. Manfaat
penggunaan kapasitor paralel adalah :
14. • Mengurangi kerugian.
• Memperbaiki kondisi tegangan.
• Mempertinggi kapasitas pembebanan jaringan.
• Kapasitor paralel membangkitkan daya reaktif negatif• Kapasitor paralel membangkitkan daya reaktif negatif
(panah bawah) dan beban membangkitkan daya reaktif
positif (panah keatas), jadi pengaruh dari kapasitor
adalah untuk mengurangi aliran daya reaktif di dalam
jaringan sehingga daya reaktif yang berasal dari sistem
menjadi :
15. • Q2(total) = Q1 (beban) – Qc dimana Qc adalah daya
reaktif yang dibangkitkan oleh kapasitor paralel
Keuntungan :
1. Arus I berkurang dan karenanya kerugian I²R berkurang
2. % Kenaikan tegangan
16. Qc = KVAR
X = Reaktansi jaringan (ohm)
V = Tegangan nominal (kV antar fasa)
3. Karena arus berkurang untuk suatu daya (kw) maka
jaringan, trafo dan sebagainya agak berkurang beban KVAjaringan, trafo dan sebagainya agak berkurang beban KVA
nya. Jadi jaringan mampu mensuplai permintaan yang
lebih tinggi.
17. Drop Tegangan
• Drop tegangan pada sistem penyaluran transmisi sangat
berpengaruh dari segi pelayanan kepada konsumen,
karena tegangan yang terlalu rendah dari tegangan
toleransi yang diizinkan dapat mengakibatkan kerusakan
pada peralatan instalasi listrik, sehingga kinerja
perusahaan akan menjadi kurang baik.perusahaan akan menjadi kurang baik.
• Semakin jauh jarak penghantar ( L ), antara pembangkit
dengan Gardu Induk, maka semakin besar hambatan
penghantar ( R ), yang dapat dilihat pada rumus :
18. • Sehingga apabila beban penyaluran tinggi, maka
induktansinya semakin besar dan terjadi rugi-rugi
tegangan dan oleh sebab itu diimbangi dengan kapasitor,
seperti pada rumus ini :
1
2
cX
fCπ
= ( )L CZ R j X X= + −
2 fC
dimana :
V = Tegangan (Volt)
I = Arus (Ampere)
Z = Impedansi (Ohm)
V IZ=
19. Dari rumus diatas dapat disimpulkan bahwa dengan
menambah kapasitor (Xc), berarti menambah harga
impedansi (Z). Semakin besar impedansinya, maka
tegangan akan naik karena dalam hubungannya impedansi
(Z) berbanding lurus dengan tegangan (V)
20. Biaya kVArh oleh PLN
PLN membebankan biaya kelebihan pemakaian kVArh
kepada pelanggan pada golongan tarif tertentu apabila:
1. Faktor Daya (Cos phi) pada instalasi pelanggan
2. Pemakaian kVArh total > 0.62 x pemakaian kWh
totaltotal
KVArh = kVArh terpakai - ( 0.62 x kWh total
terpakai )
Solusi yang harus kita lakukan untuk dapat melakukan
penghematan energi listrik adalah dengan memperbaiki
Faktor Daya (Cos phi) agar dicapai nilai Cos phi > 0.85.
21. Kasus 1 :
Suatu pabrik mempunyai sumber daya berupa 3 buah
generator masing-masing 150kVA yang diparalel sehingga
total daya dari 3 buah generator adalah:
3x150kVA = 450kVA
Jumlah bebannya adalah 210 kW. Setelah dicek faktor daya
bebannya adalah 0.6. Berapakah kebutuhan daya seluruhbebannya adalah 0.6. Berapakah kebutuhan daya seluruh
beban (210kW) ?
P = S cos θ atau S = P / cos θ
S = 210kW/ 0.6 = 350kVA
Pada faktor daya 0,6, beban 210 KW membutuhkan daya
sebesar 350 KVA. Berarti, 3 generator harus dijalankan.
22. Tetapi setelah Cos phi nya ditingkatkan menjadi 0.95 maka
daya yang dibutuhkan untuk menjalankan seluruh beban
menjadi hanya:
S = 210kW/ 0.95 = 221kVA,
Pada faktor daya 0,95, beban 210 KW membutuhkan daya
sebesar 221 KVA. Berarti, 2 generator harus dijalankan.
Keuntungan yang diperoleh adalah:
1. Dapat dihemat pemakaian bahan bakar untuk 1
generator.
2. Pemakaian 3 generator dapat secara bergantian
sehingga memperpanjang umur genset.
23. Kasus 2 :
Suatu pabrik dengan sumber daya generator 500kVA,
Jumlah beban 310kW, faktor daya 0.65 maka daya yang
diperlukan adalah:
S = 310kW / 0.65 = 477kVA (berarti generator hampir
overload)overload)
Ketika bebannya akan ditambah 100kW, Hitunglah
komsumsi daya yang diperlukan dan bagaimana cara
mengatasinya kekurangan daya!
24. Jawab :
S = 410kW / 0.65 = 631kVA
Daya yang tersedia (500kVA) tidak mencukupi lagi untuk
me-nanggung beban sebesar 631kVA.
Cara mengatasi kekuarangan daya adalah denganCara mengatasi kekuarangan daya adalah dengan
memperbaiki faktor daya misalnya menjadi 0.95, maka:
S = 410kW / 0.95 = 432kVA
Dengan demikian beban 410 KV dapat dipenuhi oleh
generator dengan kapasitas 500 KVA.
25. Dari perhitungan pada kasus ini dapat diambil
kesimpulan bahwa:
Sebelum dilakukan penambahan beban 100 kW,
dengan ditingkatkannya Cos phi dari 0.65 menjadi 0.95
dapat dihemat daya sbb:dapat dihemat daya sbb:
S = 310 KW/0,95 = 326 KVA
Penghematan daya adalah :
477kVA – 326kVA = 151kVA
26. • Dengan ditingkatkannya Cos phi menjadi 0.95 maka
walaupun beban ditambah dengan 100kW masih dapat
dijalankan dengan generator 500kVA, bahkan bebannya
lebih ringan dari sebelumnya sehingga dengan makin
ringannya beban berarti usia generator dapat lebih
panjang.
• Bila Cos phi tidak diperbaiki (tetap 0.65) berarti harus
dilakukan penambahan sumber daya (generator). Dengan
demikian berarti dengan ditingkatkannya Cos phi maka
dapat menghemat biaya untuk membeli generator dan
bahan bakarnya.
27. Kasus 3
Sebuah pabrik menggunakan sumber daya PLN 520kVA. Jumlah
bebannya 340kW, Cos phi 0.68. Jika beban akan ditambah sebesar
120kW berapakah daya yang diperlukan?
Jawab :
Kebutuhan daya : S = 460kW / 0.68 = 676kVA.
Karena daya PLN (520kVA) sudah tidak cukup maka harus dilakukan
penambahan daya sebesar 156 kVA.
Namun dengan memperbaiki faktor daya menjadi 0.95, maka hanya
diperlukan daya sebesar:
S = 460kW / 0.95 = 484kVA
Penghematan daya : 676 KVA – 484 KVA = 192 KVA
28. Dari perhitungan pada kasus ini dapat diambil kesimpulan
bahwa:
• Dengan adanya penambahan beban tidak perlu dilakukan
penambahan daya PLN, sehingga dengan demikian dapat
dihemat biaya penyambungan daya ke PLN sebesar kira-dihemat biaya penyambungan daya ke PLN sebesar kira-
kira 10.000.000,-
• Dapat dihemat biaya beban tetap setiap bulan
(abunemen) yaitu sebesar kira-kira: Rp. 32.500,- x 192
kVA = Rp 6.240.000,- / bulan.
29. Kasus 4
Suatu pabrik terdiri dari 3 bangunan gedung yaitu
gedung A, gedung B dan gedung C. Pada gedung A akan
diperluas dimana sebelum perluasan arusnya sebesar
200A dan Cos phi 0.6 serta dipakai kabel NYY 4 x 96 mm2
dengan kemampuan hantar arus maksimal sebesar 200A.dengan kemampuan hantar arus maksimal sebesar 200A.
Perluasan tersebut mengakibatkan beban bertambah
menjadi 260A sehingga kabel sudah tidak mampu lagi
untuk dilalui arus tersebut. Bagaimana solusinya?
30. Pada Cos phi 0.6:
• Arus 200A berarti daya yang dipakai adalah:
200A x 380 x x 0.6 = 86kW
• Arus 260A berarti daya yang dipakai adalah:
260A x 380 x x 0.6 = 103kW (harus ganti kabel)
3
3
Pada Cos phi 0.95:
• Daya 86 kW, Arusnya menjadi :
. 3.cos
86
138
380. 3.0,95
P
I
V
KW
I A
θ
=
= =
31. • Daya 103 kW, Arusnya menjadi :
. 3.
103
165
P
I
V Cos
KV
I A
θ
=
= =165
380. 3.0,95
I A= =
Kesimpulan : tidak perlu ganti kabel
32. Dengan demikian berarti:
• Menghemat biaya penggantian / penambahan kabel
• Dengan turunnya arus listrik maka kemungkinan
timbulnya panas pada kabel dapat dihindari karena arus
(I) berbanding lurus dengan kalori/panas (Q). Bila I turun(I) berbanding lurus dengan kalori/panas (Q). Bila I turun
maka Q pun turun.
33. Analisa penghematan
Contoh :
Sebuah pabrik memiliki data instalasi sebagai berikut:
Trafo : 1.000 kVA
Waktu operasi : 07.00 – 17.00 (10 jam)Waktu operasi : 07.00 – 17.00 (10 jam)
Faktor daya : 0,65
Daya beban : 500 kW
Untuk alasan teknis, kepala pabrik akan meningkatkan
faktor dayanya menjadi 0,95
34. Perhitungan pemakaian:
Pemakaian Daya perbulan:
P = 10 jam/hari x 30 hari x 500 kW = 150.000 kWh
Batas kVArh yang dibebaskan oleh PLN:
Q = 0,62 x 150.000 = 93.000 kVArh
• Perhitungan sebelum kompensasi:
(cos θ = 0,65 maka tan θ = 1,17)
• Daya reaktif terpakai = Daya beban x tan θ
Q = 500 KW x 1.17
Q = 585 kVAr
35. • Pemakaian Daya Reaktif perbulan:
= 585 kVAr x 10 jam/hari x 30 hari
= 175.500 kVArh
Denda kelebihan Daya Reaktif:
(175.500 – 93.000) x Rp. 571,-
Rp. 46.822.000,-
36. • Perhitungan setelah kompensasi:
(cos θ = 0,95 maka tan θ = 0,33)
Daya reaktif terpakai:
Daya beban x tan θ
Q = 500 x 0,33
Q = 165 kVAr
Pemakaian daya reaktif perbulan:Pemakaian daya reaktif perbulan:
Q = 165 kVAr x 10 jam/hari x 30 hari
Q = 49.500 kVArh
Denda kelebihan daya reaktif:
(49.500 – 93.000) x Rp. 571,-
Negatif