SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
ISSN 0215 - 8250
PENINGKATAN KUALITAS PERKULIAHAN TERMODINAMIKA
DENGAN MENGINTENSIFKAN PENGGUNAAN TES FORMATIF
MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERMODUL
oleh
Made Pujani
Jurusan Pendidikan Fisika
Fakultas Pendidikan MIPA, IKIP Negeri Singaraja
A B S T R A K
Penelitian ini bertujuan mengetahui (1) kualitas proses perkuliahan
Termodinamika dan (2) hasil belajar mahasiswa dalam perkuliahan
Termodinamika dengan mengintensifkan penggunaan tes formatif melalui
pembelajaarn kooperatif bermodul. Penelitian ini adalah penelitian tindakan
kelas. Data tentang proses perkuliahan digali melalui aktivitas belajar
mahasiswa dan dikumpulkan dengan metode observasi, data hasil belajar
mahasiswa dikumpulkan dengan metode tes, dan data respon mahasiswa
dikumpulkan dengan angket. Selanjutnya, data dianalisis menggunakan
statistik deskriptif. Temuan penelitian ini adalah kualitas proses
pembelajaran membaik dan hasil belajar mahasiswa mengalami
peningkatan, sedangkan respon mahasiswa terhadap strategi perkuliahan
yang diterapkan positif.
Kata kunci : tes formatif, pembelajaran bermodul, pendekatan pembelajaran
kooperatif
ABSTRACT
____________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 1 TH.
XXXIX Januari 2006
20
ISSN 0215 - 8250
This research aimed to show: (1) the quality of Termodynamics
teaching-learning process, and (2) the student achievement by using the
formative test intensification trough the module cooperative teaching and
learning. The research was a class room action research. The data were
collected by observation, test and questionaire. Then the data were analyzed
by using descriptive statistics. The results showed that the quality of
Termodynamics teaching learning process was increased, the students
achievement were improved, and their respons to the teaching and learning
strategy was positive.
Key words : formative test, instructional module, cooperative teaching and
learning approach
1. Pendahuluan
Dari pengalaman mengajar dapat diketahui bahwa mahasiswa
Jurusan Pendidikan Fisika umumnya masih banyak mengalami kesulitan
dalam memahami konsep-konsep fisika. Oleh karena itu, diperlukan adanya
pembenahan secara menyeluruh seperti peningkatan kualitas proses
perkuliahan. Dalam pelaksanaan perkuliahan Termodinamika, upaya
perbaikan proses pembelajaran sangat diperlukan. Hal ini disebabkan oleh
pencapaian hasil belajar mahasiswa dalam mata kuliah ini masih relatif
rendah. Hanya sekitar 15 % mahasiswa yang mampu memperoleh nilai A
dan B.
Hasil wawancara dengan mahasiswa yang telah pernah mengikuti
perkuliahan Termodinamika secara umum menunjukkan bahwa mahasiswa
kurang termotivasi dalam mengikuti perkuliahan ini dan menilai materi
____________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 1 TH.
XXXIX Januari 2006
21
ISSN 0215 - 8250
mata kuliah Termodinamika banyak mengandung perumusan matematis
dan perhitungan sehingga dipandang sebagai mata kuliah yang sulit. Di sisi
lain, mahasiswa sangat menyadari pentingnya penguasaan Termodinamika
karena akan memudahkan penguasaan mata kuliah lainnya terutama yang
menjadikan Termodinamika sebagai prasyarat. Namun, mereka sering
mengeluhkan, terutama setelah selesai ujian, bahwa mereka memahami
semua teori yang diajarkan tetapi tidak bisa memecahkan setiap soal yang
dihadapinya. Ungkapan ini mengindikasikan bahwa pemahaman mahasiswa
terhadap perkuliahan ini kurang mendalam. Hal ini tentu berimplikasi pada
rendahnya hasil belajar pada mata kuliah Termodinamika yang dicapai
mahasiswa.
Hasil evaluasi diri tim pengajar mata kuliah Termodinamika
menunjukkan bahwa, dalam perkuliahan, mahasiswa cenderung menunggu
informasi dari dosen. Sangat jarang mahasiswa melakukan diskusi
kelompok untuk memecahkan masalah. Hasil belajar mahasiswa selama ini
hanya diukur melalui ujian tengah semester (UTS), tugas, dan ujian akhir
semester (UAS). Mahasiswa sangat jarang diberi tes formatif. Padahal,
hasil tes formatif dapat dijadikan sebagai umpan balik bagi dosen untuk
perbaikan proses pembelajaran. Oleh karena itu, dalam sistem evaluasi,
dosen perlu mengintensifkan penggunaan tes formatif. Tes formatif yang
dilakukan secara sistematis diharapkan dapat memperbaiki kualitas proses
pembelajaran yang pada gilirannya bermuara pada peningkatan hasil belajar
mahasiswa. Tes sebagai alat pengukur dan penilaian hasil belajar dapat
memiliki manfaat, antara lain, sebagai diagnosis dan remedial untuk
mengukur kekuatan dan kelemahan seseorang dalam rangka memperbaiki
____________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 1 TH.
XXXIX Januari 2006
22
ISSN 0215 - 8250
penguasaan atau kemampuan dalam suatu program pendidikan tertentu
(Asmawi dan Noehi, 1993).
Di samping itu, keadaan mahasiswa di Jurusan pendidikan Fisika
masih sangat heterogen dalam hal jenis kelamin, bakat, kecepatan belajar,
dll. Penerapan modul dalam pembelajaran sangat memberikan peluang
yang baik bagi pembelajaran pada usia dewasa dan dapat mengatasi
perbedaan terutama dalam kecepatan belajar siswa (Tjipto Utomo dan Kies
Ruijter, 1990). Hasil penelitian terdahulu (Richard Duschl, 1993)
menemukan bahwa penggunaan modul dalam pembelajaran konsep
kesetimbangan kimia dapat mengubah miskonsepsi mahasiswa menuju
konsep ilmiah. Demikian pula hasil penelitian oleh Santyasa (1998)
menemukan bahwa penerapan modul dalam perkuliahan fisika dapat
meningkatkan hasil belajar mahasiswa.
Dalam seting kelas, mahasiswa lebih banyak belajar dari teman
yang satu ke yang lain daripada dosennya. Model pembelajaran kooperatif
memanfaatkan kecenderungan mahasiswa untuk berinteraksi dan memiliki
dampak positif terhadap mahasiswa yang rendah hasil belajarnya (Nur,
1996). Slavin (1994) dalam Wahyu Widada (1998) menyatakan bahwa
penerapan model pembelajaran kooperatif dapat menghasilkan pemikiran
dan tantangan pengubahan miskonsepsi mahasiswa. Di lain pihak, Samani
(1996) menyatakan bahwa jika mahasiswa memiliki keterampilan
kooperatif tingkat mahir, maka mereka akan memiliki kemampuan
mengelaborasi suatu konsep yang akan menghasilkan suatu pemahaman
lebih dalam dan hasil belajar yang lebih tinggi yang pada akhirnya akan
menumbuhkan motivasi positif dan sikap yang lebih baik. Model
pembelajaran kooperatif konstruktivistik menerapkan strategi pembelajaran
____________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 1 TH.
XXXIX Januari 2006
23
ISSN 0215 - 8250
dengan model elaborasi sebagai strategi pengorganisasian materi ajar,
menurut Degeng (1989), ternyata lebih efektif, lebih mudah dipelajari, lebih
menarik, dan dapat meningkatkan hasil belajarnya.
Berdasarkan uraian di atas, perlu diadakan tindakan perbaikan
proses pembelajaran dengan mengintensifkan penggunaan tes formatif
melalui pembelajaran kooperatif bermodul untuk meningkatkan kualitas
perkuliahan Termodinamika di Jurusan Pendidikan Fisika. Dalam seting
kelas, perkuliahan dilakukan melalui kerja kooperatif yang difasilitasi
modul dan LKM model pemecahan masalah.
Secara eksplisit dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai
berikut. (1) Seberapa jauh pemberian tindakan dengan mengintensifkan
penggunaan tes formatif melalui pembelajaran kooperatif bermodul dapat
meningkatkan kualitas proses perkuliahan Termodinamika? (2) Seberapa
jauh pemberian tindakan dengan mengintensifkan penggunaan tes formatif
melalui pembelajaran kooperatif bermodul dapat meningkatkan hasil
belajar mahasiswa? (3) Bagaimana respon mahasiswa terhadap
pelaksanaan pembelajaran Termodinamika dengan mengintensifkan
penggunaan tes formatif melalui pembelajaran kooperatif bermodul?
Sejalan dengan perumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini
adalah (1) untuk memperbaiki kualitas proses perkuliahan Termodinamika
dengan mengintensifkan penggunaan tes formatif melalui pembelajaran
kooperatif bermodul, (2) untuk meningkatkan hasil belajar mahasiswa
dengan mengintensifkan penggunaan tes formatif melalui pembelajaran
kooperatif bermodul, (3) untuk mengetahui respon mahasiswa terhadap
pelaksanaan pembelajaran Termodinamika dengan mengintensifkan
penggunaan tes formatif melalui pembelajaran kooperatif bermodul.
____________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 1 TH.
XXXIX Januari 2006
24
ISSN 0215 - 8250
Temuan penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman
langsung bagi dosen yang terlibat dalam penelitian ini dalam merancang
dan menerapkan model pembelajaran dengan mengintensifkan penggunaan
tes formatif melalui pembelajaran kooperatif bermodul. Memberi
pengalaman langsung bagi mahasiswa untuk berani mengungkapkan
ide/pendapatnya dalam diskusi kelompok dapat meningkatkan motivasi dan
aktivitas belajarnya yang akhirnya bermuara pada peningkatan hasil belajar
yang dicapai. Di samping itu, pembelajaran kooperatif juga diharapkan
dapat mengurangi sifat egosentris mahasiswa dengan terlibat aktif dalam
masing-masing kelompoknya untuk memperoleh pengetahuan.
Kerangka konseptual penelitian ini dibangun dari konsep bahwa
penilaian hasil belajar adalah suatu kegiatan yang tak terpisahkan dengan
proses pembelajaran. Penilaian merupakan suatu proses untuk mengambil
keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui
pengukuran hasil belajar baik yang menggunakan tes maupun nontes.
Secara garis besar, penilaian dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu
penilaian formatif dan penilaian sumatif (Asmawi dan Noehi, 1993).
Penilaian formatif dimaksudkan untuk memantau sejauh mana suatu
proses pendidikan telah berjalan sebagaimana yang direncanakan.
sedangkan penilaian sumatif dilakukan untuk mengetahui sejauh mana
telah dapat berpindah dari suatu unit pembelajaran ke unit pembelajaran
berikutnya. Manfaat penilaian di dalam pendidikan baik yang diperoleh
melalui tes maupun nontes adalah sebagai diagnosis dan remidial, umpan
balik, motivasi dan pembimbing belajar, perbaikan kurikulum dan program
pendidikan, dan pengembangan ilmu. Sebagai diagnosis dan remidial, tes
dapat dipakai untuk mengukur kekuatan dan kelemahan mahasiswa sebagai
____________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 1 TH.
XXXIX Januari 2006
25
ISSN 0215 - 8250
peserta didik dalam kerangka memperbaiki penguasaan atau kemampuan
dalam suatu program pembelajaran tertentu.
Sebagai salah satu alternatif untuk lebih memudahkan mahasiswa
dalam belajar, dapat dipilih pendekatan pembelajaran kooperatif yang
merupakan suatu model pendekatan pembelajaran dengan penekanan pada
aspek sosial dan menggunakan kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari
4-6 mahasiswa yang sederajat tetapi heterogin untuk menghasilkan
pemikiran dan tantangan miskonsepsi sebagai unsur kuncinya (Slavin, 1994
dalam Wahyu Widada, 1998). Ini berarti bahwa pembelajaran kooperatif
merupakan pembelajaran yang didasarkan pada paham konstruktivisme
yang mengasumsikan bahwa mahasiswa akan lebih mudah mengkonstruksi
pengetahuannya, lebih mudah menemukan dan memahami pemecahan
konsep-konsep yang sulit jika mereka saling mendiskusikan masalah yang
dihadapinya dengan temannya (Erni Maidiyah, 1989 dalam Nur, 1996).
Tujuan dibentuk kelompok kecil dalam mengimplementasikan
model pembelajaran kooperatif adalah untuk memberikan peluang kepada
mahasiswa terlibat secara aktif dalam kegiatan belajar. Ciri-ciri
pembelajaran kooperatif adalah (a) setiap anggota memiliki peran, (b)
terjadi interaksi langsung antar anggota, (3) setiap anggota bertanggung
jawab atas belajarnya, (d) dosen membantu mahasiswa dalam
mengembangkan keterampilan interpersonal kelompok, (e) dosen hanya
berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan (Carin, 1993 dalam Wahyu
Widada, 1998).
Dari teori perkembangan kognitif dapat diturunkan asumsi bahwa
interaksi antar mahasiswa dalam tugas-tugas yang sesuai akan
meningkatkan penguasaan mereka terhadap konsep-konsep yang sulit,
____________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 1 TH.
XXXIX Januari 2006
26
ISSN 0215 - 8250
sedangkan dari teori elaborasi kognitif dapat diturunkan asumsi apabila
informasi harus ditinggalkan dalam memori dan terkait dengan informasi
yang telah ada dalam memori tersebut, maka mahasiswa harus terlibat
dalam beberapa macam kegiatan restruktur (elaborasi kognitif) atas suatu
materi. Sebagai contoh, membuat ikhtisar dari suatu perkuliahan lebih baik
dibandingkan membuat catatan. Sebab untuk dapat membuat ikhtisar,
mahasiswa harus memiliki kemampuan mereorganisasi dan memilih materi
yang penting. Salah satu cara elaborasi yang paling efektif adalah
menjelaskan materi tersebut kepada orang lain (Nur, 1996 dalam Wahyu
Widada, 1998).
Jika kemampuan mahasiswa berbeda-beda (kecerdasan, bakat, dan
kecepatan belajar), maka perlu diadakan pengaturan dalam pengorganisasi
materi, sehingga semua mahasiswa dapat mencapai dan menguasai materi
pelajaran sesuai dengan yang telah ditargetkan dalam waktu yang
disediakan. Salah satu pengaturan yang dimaksud di atas, di samping cara
mengorganisasi materi pelajaran, juga cara-cara mengajar yang disesuaikan
dengan pribadi individu masing-masing mahasiswa. Bentuk pelaksanaan
cara mengajar yang demikian adalah membagi-bagi bahan pelajaran dalam
unit-unit pelajaran yang masing-masing bagian meliputi satu atau beberapa
pokok bahasan. Bagian-bagian materi ajar tersebut selanjutnya disebut
paket materi ajar atau modul. Jadi, modul adalah suatu cara/strategi
pengorganisasian materi pelajaran yang harus memperhatikan semua fungsi
pendidikan.
Modul yang akan diterapkan dalam penelitian ini memiliki ciri-ciri
berikut. (1) Didahului oleh pernyataan sasaran belajar. (2) Pengetahuan
disusun dalam suatu kerangka yang bertolak dari miskonsepsi yang dibawa
____________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 1 TH.
XXXIX Januari 2006
27
ISSN 0215 - 8250
mahasiswa tentang Fisika dengan memperhatikan kaitan antara konsepsi
mahasiswa dengan konsepsi ilmiah melalui suatu model logika matematika.
(3) Formula matematika yang diperlukan dalam menganalisis suatu konsep
fisika dibuat sedemikian sehingga dapat menggiring partisipasi mahasiswa
secara aktif. (4) Memuat sistem penilaian berdasarkan penguasaan. (5)
Memuat semua unsur bahan pelajaran dan semua tugas pelajaran. (6)
Memberi peluang bagi perbedaan antar individu mahasiswa. (7) Mengarah
pada suatu tujuan belajar tuntas.
Dalam mengakomodasi perbedaan antara konsepsi mahasiswa dan
konsep-konsep yang disajikan dalam modul, mereka biasanya
menggunakan beberapa strategi, sebagai berikut. (1) Mahasiswa membaca
untuk mengubah konsepsinya. (2) Berpegang pada pengetahuan awal
mereka dan berusaha mengubah konsep-konsep yang terkandung dalam
materi ajar pada modul yang tidak sesuai dengan konsepsi mereka. (3)
Berpegang pada fakta-fakta yang ada pada modul ditambah dengan dugaan-
dugaan pengetahuannya dan memisahkan pengetahuan awal mereka dengan
pengetahuan yang terdapat didalam paket materi ajar atau modul. (4)
Berpegang pada pengetahuan awal dan mengabaikan pengetahuan yang ada
pada paket materi ajar.
Dalam pelaksanaannya, scenario pembelajaran dengan
menggunakan modul memiliki perencanaan berikut ini. (1) Modul
dibagikan kepada mahasiswa paling lambat dua hari sebelum perkuliahan.
(2) Penterapan modul dalam perkuliahan menggunakan model
konstruktivis. (3) Evaluasi dilakukan pada akhir satu unit pembelajaran/
satu modul. (4) Hasil evaluasi dibagikan sedini mungkin sehingga dapat
diketahui pada modul yang mana mahasiswa telah berhasil dan pada bagian
____________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 1 TH.
XXXIX Januari 2006
28
ISSN 0215 - 8250
modul yang mana mereka belum berhasil. (5) Memberi kesempatan kepada
mahasiswa untuk mengulang pada salah satu modul atau beberapa modul
yang belum dikuasai.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diyakini bahwa penterapan
modul secara efektif akan dapat mengubah konsepsi siswa menuju konsep
ilmiah. Sehingga pada gilirannya hasil belajar mereka dapat ditingkatkan
seoptimal mungkin baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Hasil
penelitian terdahulu oleh Santyasa dkk. (1995) menunjukkan bahwa
penterapan modul berupa paket materi ajar dalam pembelajaran Vektor
satuan dan aplikasinya dalam analisis gerak dapat meningkatkan motivasi
mahasiswa dan hasil belajar mahasiswa. Oleh karena itu, bila penggunaan
modul ini dipadukan dengan mengintensifikan penggunaan tes formatif,
maka miskonsepsi yang timbul segera dapat diketahui untuk diperbaiki
pada setiap akhir satu unit pembelajaran. Hal ini akan menjadi lebih efektif
dan efisien bila pembahasan modul tersebut dilakukan secara kooperatif
dalam kelompok-kelompok kecil, sehingga intensifikasi penggunaan tes
formatif melalui pembelajaran kooperatif bermodul diyakini akan dapat
meningkatkan kualitas hasil dan proses belajar mahasiswa.
2. Metode Penelitian
Subjek dari penelitian ini adalah mahasiswa Jurusan Pendidikan
Fisika IKIP Negeri Singaraja tahun akademik 2004/2005 sebanyak 18
orang. Objek penelitian adalah (1) hasil belajar, (2) proses pembelajaran ,
dan (4) respon mahasiswa terhadap pembelajaran yang diterapkan.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang
dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus 1 mencakup materi Sistem dan
____________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 1 TH.
XXXIX Januari 2006
29
ISSN 0215 - 8250
Lingkungan, Hukum ke Nol Termodinamika, Persamaan Keadaan dan
Usaha; sedangkan siklus 2 mencakup materi Kalor, Hukum I
Termodinamika, Persamaan Energi, Energi Dalam dan Entalphi.
Prosedur penelitian untuk setiap siklus terdiri atas 4 tahap, yaitu
perencanaan, pelaksanaan, observasi dan evaluasi, serta tahap refleksi
tindakan.
a. Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan adalah menyiapkan
SAP, menyusun modul dan LKM pembelajaran, menyusun instrumen
penelitian seperti paket latihan soal, tes formatif, tes hasil belajar dan
pedoman observasi siswa.
b. Langkah-langkah pembelajaran pada tahap pelaksanaan tindakan adalah
membentuk kelompok diskusi, membagikan modul dilengkapi dengan
LKM; melakukan kerja kelompok dengan mempelajari dan memahami
isi modul dan LKM; melakukan diskusi/tanya jawab dan mengerjakan
soal-soal latihan secara berkelompok; memberi kesempatan kepada
salah satu wakil kelompok untuk menyampaikan hasil diskusinya di
depan kelas; menyimpulkan hasil kegiatan serta memperbaiki
kesalahan-kesalahan konsep yang terjadi; memberi tugas-tugas dan
latihan soal setiap akhir pembelajaran; memberikan tes formatif pada
setiap akhir satu unit pembelajaran; mengembalikan hasil tes formatif
atau tugas atau latihan soal dengan menambahkan catatan kecil sebagai
umpan balik kepada mahasiswa sebelum pelajaran unit baru dimulai;
Memberi remidial kepada mahasiswa yang belum berhasil menguasai
unit pelajaran yang telah diajarkan di luar jam kuliah dalam bentuk
tutorial
____________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 1 TH.
XXXIX Januari 2006
30
ISSN 0215 - 8250
c. Observasi dilakukan pada setiap kegiatan pembelajaran terhadap
aktivitas belajar mahasiswa di kelas, termasuk masalah-masalah yang
ditemukan dalam pelaksanaan tindakan, sedangkan evaluasi dilakukan
untuk mengetahui hasil pembelajaran dan respon mahasiswa terhadap
pembelajaran yang diterapkan.
d. Refleksi dilakukan terhadap hasil observasi dan evaluasi yang
dilaksanakan pada setiap siklus untuk memperbaiki dan
menyempurnakan tindakan yang akan dilaksanakan pada siklus
berikutnya.
Data mengenai kualitas proses perkuliahan yang digali dari aktivitas
belajar mahasiswa dengan teknik observasi, data hasil belajar yang
dikumpulkan dengan teknik tes yang berbentuk essai, dan data respon
mahasiswa terhadap pembelajaran yang diterapkan selanjutnya dianalisis
dengan statistik deskriptif. Penentuan kualitas hasil belajar didasarkan pada
nilai rata-ratanya dengan kreteria keberhasilan ditetapkan bila skor rata-rata
mencapai kategori cukup atau lebih. Data mengenai kualitas proses
perkuliahan dan respon mahasiswa dianalisis secara deskriptif kuantitatif
dengan kriteria keberhasilan untuk aktivitas tergolong aktif dan respon
terkategori positif.
3. Hasil dan Pembahasan
3.1 Hasil Penelitian
3.1.1 Kualitas Proses Perkuliahan
Hasil observasi terhadap proses perkuliahan yang dicerminkan oleh
aktivitas belajar mahasiswa selama perkuliahan Termodinamika yang telah
dilakukan selama dua siklus, menunjukkan bahwa kualitas perkuliahan
____________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 1 TH.
XXXIX Januari 2006
31
ISSN 0215 - 8250
Termodinamika setelah pemberian tindakan membaik. Hal ini tampak dari
dengan adanya peningkatan skor rata-rata aktivitas belajar mahasiswa.
Rata-rata skor aktivitas belajar pada siklus 1 sebesar 18,22 tergolong aktif
dan pada siklus 2 sebesar 20,5 yang tergolong sangat aktif. Ini berarti
terjadi peningkatan aktivitas belajar mahasiswa dari aktif menjadi sangat
aktif yang mengindikasikan terjadinya perbaikan kualitas proses
perkuliahan.
3.1.2 Hasil Belajar Mahasiswa
Hasil belajar yang dicapai mahasiswa selama pemberian tindakan
baik pada siklus 1 maupun siklus 2 dapat dicermati melalui nilai rata-rata
tes hasil belajar siswa. Pada siklus 1 nilai rata-ratanya sebesar 69,7
termasuk dalam kategori cukup, dengan jumlah mahasiswa yang mencapai
nilai cukup ke atas sebesar 66,67 % dan pencapaian hasil belajar mahasiswa
masih kurang dari 85 %. Rata-rata dari tes hasil belajar pada siklus 2
sebesar 75 termasuk dalam kategori baik dengan jumlah mahasiswa yang
mencapai nilai cukup ke atas sebesar 88,88 %. Bila dibandingkan dengan
ketuntasan belajar pada kurikulum, pencapaian hasil belajar mahasiswa
setelah siklus 2 sudah melebihi 85 %. Hal ini menunjukkan bahwa
pemberian tindakan dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa dari
kategori cukup menuju kategori baik.
3.1.3 Respon Mahasiswa
Hasil analisis respon mahasiswa terhadap pelaksanaan tindakan
dengan mengintensifkan penggunaan tes formatif menunjukkan bahwa
respon mahasiswa adalah positif dengan rata-rata skor respon sebesar 4,30.
____________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 1 TH.
XXXIX Januari 2006
32
ISSN 0215 - 8250
3.2 Pembahasan
Implementasi model pembelajaran kooperatif bermodul dengan
mengintensifkan pemberian tes formatif ternyata dapat memperbaiki
kualitas proses perkuliahan Termodinamika dengan meningkatnya aktivitas
belajar mahasiswa (Rata-rata siklus 1 = 18,22 dan siklus 2 = 20,5). Kondisi
ini disebabkan oleh hampir semua mahasiswa sudah berperan dalam
menyelesaikan permasalahan yang diberikan melalui Lembar Kerja
Mahasiswa.
Pemberian tes formatif secara intensif pada setiap akhir perkuliahan
yang diikuti dengan pengembalian hasil tes disertai catatan kecil memberi
kontribusi yang cukup besar dalam meningkatkan aktivitas belajar
mahasiswa. Penilaian yang dilakukan dengan tes formatif ini memang tidak
dimaksudkan untuk menilai mahasiswa, melainkan untuk mengukur
karakteristik yang ada pada diri mahasiswa, seperti tingkat penguasaan
pada bidang tertentu, sehingga hasil tes formatif yang diperoleh lebih
mencerminkan pada kualitas kegiatan pembelajaran yang dilakukan
mahasiswa. Dengan kata lain, hasil tes formatif dapat digunakan sebagai
indikator proses belajar yang dilaksanakan dan sebagai feed back bagi guru
untuk pelaksanaan tindakan selanjutnya. Hasil tes formatif pada setiap
siklus mengalami peningkatan, yang menunjukkan telah terjadi perbaikan
dalam proses perkuliahan.
Adanya perbaikan kualitas proses perkuliahan dimungkinkan pula
karena proses pembelajaran yang diterapkan menggunakan pendekatan
kooperatif. Dengan pendekatan ini, penggunaan kelompok-kelompok kecil
dapat meningkatkan interaksi multi arah karena belajar secara kooperatif
____________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 1 TH.
XXXIX Januari 2006
33
ISSN 0215 - 8250
dapat meningkatkan tanggung jawab dan rasa percaya diri yang bermuara
pada meningkatnya konsep diri setiap mahasiswa dan hasil belajarnya.
Melalui belajar kooperatif dapat dikembangkan aktivitas belajar yang lebih
didominasi oleh aktivitas mahasiswa. Aktivitas mengajukan pertanyaan dan
pendapat memberi kesempatan pada mahasiswa untuk menunjukkan
aktualisasi dirinya. Demikian pula pembelajaran secara kooperatif dapat
menumbuhkan sikap saling mengisi antar mahasiswa yang mengarah pada
makin terbukanya wawasan yang akan dimiliki. Kondisi ini akan membantu
mahasiswa yang kemampuannya lebih lemah. Penggunaan modul dalam
pembelajaran akan dapat mengatasi perbedaan antara individu, karena
melalui modul ini siswa akan dapat belajar sesuai dengan karakteristik yang
dimiliki.
Adanya peningkatan yang positif terhadap kualitas proses
perkuliahan membawa dampak yang positif pula terhadap capaian hasil
belajar mahasiswa. Hasil belajar yang dicapai mahasiswa digambarkan dari
rata-rata hasil tes akhir setiap siklus. Pada siklus I, rata-rata sebesar 69,7.
Bila dikonversi ke tabel 3.5, nilai ini berada pada kategori cukup. Jumlah
mahasiswa yang nilainya cukup ke atas mencapai 66,77%, dengan kata lain
ketuntasan belajar pada siklus I adalah 66,67%. Hasil belajar yang dicapai
pada siklus 2 mencapai rata-rata sebesar 75,0 dan termasuk dalam kategori
baik. Jumlah mahasiswa yang mencapai nilai cukup ke atas sebesar 88,88
% atau ketuntasan belajar siswa mencapai 88,88%. Bila dibandingkan
dengan ketuntasan dalam kurikulum pencapaian hasil belajar mahasiswa
setelah siklus 2 sudah melampaui 85 %. Ini berarti hasil belajar mahasiswa
mengalami peningkatan. Hasil-hasil tersebut menunjukkan bahwa model
pembelajaran Termodinamika dengan mengintensifkan penggunaan tes
____________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 1 TH.
XXXIX Januari 2006
34
ISSN 0215 - 8250
formatif melalui pendekatan kooperatif bermodul yang diterapkan dapat
meningkatkan hasil belajar mahasiswa.
Mengingat waktu penelitian telah berakhir sedangkan masih ada
hal-hal yang perlu diperbaiki dalam pembelajaran, maka diharapkan kepada
dosen untuk terus melanjutkan kegiatan pembelajaran ini dengan
menganalisis lebih jauh kesulitan-kesulitan belajar yang dialami
mahasiswa. Upaya yang terus-menerus dilakukan tentu akan dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran fisika khususnya Termodinamika dan
pada akhirnya akan dapat lebih meningkatkan hasil belajar mereka.
4. Penutup
Berdasarkan analisis data dan temuan dari penelitian ini, dapat
disimpulkan beberapa hal berikut ini. Pertama, intensifikasi penggunaan tes
formatif melalui pembelajaran kooperatif bermodul yang diterapkan pada
perkuliahan Termodinamika di Jurusan Pendidikan Fisika tahun ajaran
2004/2005 dapat meningkatkan kualitas proses perkuliahan dengan
kegiatan pembelajaran lebih didominasi oleh aktivitas belajar mahasiswa.
Kedua, dengan intensifikasi penggunaan tes formatif melalui pembelajaran
kooperatif bermodul pada perkuliahan Termodinamika di Jurusan
Pendidikan Fisika tahun ajaran 2004/2005 dapat meningkatkan kualitas
hasil belajar mahasiswa. Ketiga, respon mahasiswa terhadap pelaksanaan
pembelajaran yang diterapkan berupa intensifikasi penggunaan tes formatif
melalui pembelajaran kooperatif bermodul pada perkuliahan
Termodinamika di Jurusan Pendidikan Fisika tahun ajaran 2004/2005
adalah positif.
____________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 1 TH.
XXXIX Januari 2006
35
ISSN 0215 - 8250
Untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar
Termodinamika mahasiswa perlu dipertimbangkan saran berikut ini. (1)
Penilaian terhadap proses pembelajaran dilakukan secara teratur dan
terstruktur berupa tes, baik pemberian tes formatif ataupun tes sumatif.
Hasil belajar yang diperoleh mahasiswa melalui tes maupun tugas-tugas
agar dikembalikan kepada mahasiswa sehingga mahasiswa mengetahui
kelemahan dan kelebihannya untuk dapat melakukan perbaikan-perbaikan
yang diperlukan. (2) Modul yang digunakan dalam pembelajaran agar
dibagikan sebelum pembelajaran dimulai dan akan lebih baik bila dibagikan
paling lambat seminggu sebelumnya. (3) Pembentukan kelompok dalam
pembelajaran dengan pendekatan kooperatif perlu memperhatikan jumlah
anggota kelompok. Kelompok kecil lebih efektif menumbuhkan terjadinya
interaksi sosial antar individu.
DAFTAR PUSTAKA
Asmawi Zainul dan Noehi Nasoetion. 1990. Penilaian Hasil Belajar.
Dirjen Dikti. Jakarta: Depdikbud.
Degeng, I Nyoman Sudana. 1989. Pengaruh Interaktif Antara Cara
Penstrukturan Isi Teks Ajar dan Strategi Belajar Mahasiswa
Terhadap Perolehan Belajar Mengingat Fakta dan Memahami
Konsep. Laporan Penelitian. Lemlit. IKIP Malang.
Gagne, R.M. 1985. The Conditional of Learning and Theory of Instruction.
New York: Holt Rinehart and Winstone.
____________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 1 TH.
XXXIX Januari 2006
36
ISSN 0215 - 8250
Hasibuan, J.J.; Ibrahim dan A.J.E. Toenlioe. 1994. Proses Belajar
Mengajar Keterampilan Dasar Pengajaran Mikro. Bandung: P.T
Remaja Rosdakarya.
Maidiyah, Erni. 1989. Efektivitas Pembelajaran koperatif Pada Topik
Pecahan di Sekolah Dasar. Tesis. Program Pascasarjana IKIP
Surabaya.
Merrill, M.D.& Tennyson, R.D. 1977. Teaching Concept: An Instructonal
Design Guide. Englewood Cliffs, N.J: Educational Technology
Publication.
Nur. M. 1996. Pembelajaran Kopratif dalam Pembelajaran Kelas IPA
(Terjemahan dari Linda Lundgren 1994: Cooperative Learning In
The Science Classroom). Makalah. Disampaikan dalam Penyegaran
dan Pelatihan Penelitian Bagi Guru-guru Pembina KIR SMU di
IKIP Surabaya, 26 Agustus-7 September 1996.
PIP DUE-LIKE. 2003. Jurusan Pendidikan Fisika, FP MIPA, IKIP Negeri
Singaraja.
Samani. M. Memperkenalkan Keterampilan Koperatif. Makalah.
Disampaikan dalam Penyegaran dan Pelatihan Penelitian Bagi
Guru-guru Pembina KIR SMU di IKIP Surabaya, 26 Agustus-7
September 1996.
Santyasa I Wayan. dkk. 1995. Penerapan Paket Strategi Struktur Materi
Dalam Pembelajaran Konsep Vektor Satuan dan Aplikasinya Dalam
Analisis Gerak Mahasiswa Jurusan Pendidikan MIPA STKIP
Singaraja. Laporan penelitian. P3M STKIP Singaraja.
____________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 1 TH.
XXXIX Januari 2006
37
ISSN 0215 - 8250
---------, dkk. 1998 . Penerapan Modul Berorientasi Konstrukstivisme dalam
Perkuliahan Fsiika Dasar I sebagai upaya Mengubah Miskonsepsi
dan Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa Program Studi
Pendidikan Matematika STKIP Negeri Singaraja 1998/1999.
Laporan Penelitian. P3M STKIP Singaraja.
Tjipto Utomo dan Kees Ruijter. 1990. Peningkatan dan Pengembangan
Pendidikan. Manajemen Perkuliahan dan Metode Perbaikan
Pendidikan. Jakarta: Gramedia.
Wahyu Widada.1998.Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran Matematika
SMU yang Berorientasi Model Pembelajaran Koperatif Tipe Jigsaw.
Makalah Komprehensif. Program Pascasarjana IKIP Surabaya.
____________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 1 TH.
XXXIX Januari 2006
38

More Related Content

What's hot

Analisis validasi soal tes hasil belajar pada pelaksanaan program pembelajar...
Analisis validasi soal tes hasil  belajar pada pelaksanaan program pembelajar...Analisis validasi soal tes hasil  belajar pada pelaksanaan program pembelajar...
Analisis validasi soal tes hasil belajar pada pelaksanaan program pembelajar...mujahidah khilafah (Shintia Minandar)
 
Masalah pentaksiran
Masalah pentaksiranMasalah pentaksiran
Masalah pentaksiranRasimah Imah
 
PEMANFAATAN MEDIA KIT GENETIKA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOL...
PEMANFAATAN MEDIA KIT GENETIKA SEBAGAI  UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOL...PEMANFAATAN MEDIA KIT GENETIKA SEBAGAI  UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOL...
PEMANFAATAN MEDIA KIT GENETIKA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOL...SMK Negeri 6 Malang
 
04. elvinawati hal. 23 28
04. elvinawati hal. 23 2804. elvinawati hal. 23 28
04. elvinawati hal. 23 28Afwanilhuda Nst
 
Pengaruh kombinasi model pembelajaran problem based learning
Pengaruh kombinasi model pembelajaran problem based learningPengaruh kombinasi model pembelajaran problem based learning
Pengaruh kombinasi model pembelajaran problem based learningMutiaIranda
 
Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...
Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...
Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...Harsidi Side
 
KPN 4043 -PENGUJIAN, PENGUKURAN & PENILAIAN PENDIDIKAN
KPN 4043 -PENGUJIAN, PENGUKURAN & PENILAIAN PENDIDIKAN KPN 4043 -PENGUJIAN, PENGUKURAN & PENILAIAN PENDIDIKAN
KPN 4043 -PENGUJIAN, PENGUKURAN & PENILAIAN PENDIDIKAN Zuzan Michael Japang
 
Jurna Problem Solving dan Gaya Kognitif
Jurna Problem Solving dan Gaya Kognitif Jurna Problem Solving dan Gaya Kognitif
Jurna Problem Solving dan Gaya Kognitif Asta Wibawa
 
15.vina serevina solihan
15.vina serevina solihan15.vina serevina solihan
15.vina serevina solihanvinaserevina
 
Ptk ipa
Ptk ipaPtk ipa
Ptk ipaBayEvo
 
Konsep penelitian tindakan kelas
Konsep penelitian tindakan  kelasKonsep penelitian tindakan  kelas
Konsep penelitian tindakan kelasauliyadewii
 
Skripsi zainul hamid ( motivasi belajar)
Skripsi zainul hamid ( motivasi belajar)Skripsi zainul hamid ( motivasi belajar)
Skripsi zainul hamid ( motivasi belajar)guest06a4b9d
 
8.vina serevina r.thomas pramanto h
8.vina serevina r.thomas pramanto h8.vina serevina r.thomas pramanto h
8.vina serevina r.thomas pramanto hvinaserevina
 
1.vina serevina ahmad rampiki
1.vina serevina ahmad rampiki1.vina serevina ahmad rampiki
1.vina serevina ahmad rampikivinaserevina
 

What's hot (19)

Jurnal
JurnalJurnal
Jurnal
 
Analisis validasi soal tes hasil belajar pada pelaksanaan program pembelajar...
Analisis validasi soal tes hasil  belajar pada pelaksanaan program pembelajar...Analisis validasi soal tes hasil  belajar pada pelaksanaan program pembelajar...
Analisis validasi soal tes hasil belajar pada pelaksanaan program pembelajar...
 
Masalah pentaksiran
Masalah pentaksiranMasalah pentaksiran
Masalah pentaksiran
 
PEMANFAATAN MEDIA KIT GENETIKA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOL...
PEMANFAATAN MEDIA KIT GENETIKA SEBAGAI  UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOL...PEMANFAATAN MEDIA KIT GENETIKA SEBAGAI  UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOL...
PEMANFAATAN MEDIA KIT GENETIKA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOL...
 
04. elvinawati hal. 23 28
04. elvinawati hal. 23 2804. elvinawati hal. 23 28
04. elvinawati hal. 23 28
 
Pengaruh kombinasi model pembelajaran problem based learning
Pengaruh kombinasi model pembelajaran problem based learningPengaruh kombinasi model pembelajaran problem based learning
Pengaruh kombinasi model pembelajaran problem based learning
 
Jp kim ia121redhana
Jp kim ia121redhanaJp kim ia121redhana
Jp kim ia121redhana
 
Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...
Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...
Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...
 
Bab i ptk
Bab i ptkBab i ptk
Bab i ptk
 
KPN 4043 -PENGUJIAN, PENGUKURAN & PENILAIAN PENDIDIKAN
KPN 4043 -PENGUJIAN, PENGUKURAN & PENILAIAN PENDIDIKAN KPN 4043 -PENGUJIAN, PENGUKURAN & PENILAIAN PENDIDIKAN
KPN 4043 -PENGUJIAN, PENGUKURAN & PENILAIAN PENDIDIKAN
 
Jurna Problem Solving dan Gaya Kognitif
Jurna Problem Solving dan Gaya Kognitif Jurna Problem Solving dan Gaya Kognitif
Jurna Problem Solving dan Gaya Kognitif
 
Modul sce
Modul sceModul sce
Modul sce
 
15.vina serevina solihan
15.vina serevina solihan15.vina serevina solihan
15.vina serevina solihan
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Ptk ipa
Ptk ipaPtk ipa
Ptk ipa
 
Konsep penelitian tindakan kelas
Konsep penelitian tindakan  kelasKonsep penelitian tindakan  kelas
Konsep penelitian tindakan kelas
 
Skripsi zainul hamid ( motivasi belajar)
Skripsi zainul hamid ( motivasi belajar)Skripsi zainul hamid ( motivasi belajar)
Skripsi zainul hamid ( motivasi belajar)
 
8.vina serevina r.thomas pramanto h
8.vina serevina r.thomas pramanto h8.vina serevina r.thomas pramanto h
8.vina serevina r.thomas pramanto h
 
1.vina serevina ahmad rampiki
1.vina serevina ahmad rampiki1.vina serevina ahmad rampiki
1.vina serevina ahmad rampiki
 

Viewers also liked

WH Chapter 3 Section 3 Notes
WH Chapter 3 Section 3 NotesWH Chapter 3 Section 3 Notes
WH Chapter 3 Section 3 Notesjmarazas
 
Chapter 3 PowerPoint
Chapter 3 PowerPoint Chapter 3 PowerPoint
Chapter 3 PowerPoint rogergomes14
 
Penetapan pasar sasaran & penempatan produk
Penetapan pasar sasaran & penempatan produkPenetapan pasar sasaran & penempatan produk
Penetapan pasar sasaran & penempatan produkAndimega29
 
Doctoral Thesis Proposal: An Automatic Knowledge Discovery Strategy In Biomed...
Doctoral Thesis Proposal: An Automatic Knowledge Discovery Strategy In Biomed...Doctoral Thesis Proposal: An Automatic Knowledge Discovery Strategy In Biomed...
Doctoral Thesis Proposal: An Automatic Knowledge Discovery Strategy In Biomed...Universidad de los Llanos
 
Chapter 3 international marketing
Chapter 3   international marketingChapter 3   international marketing
Chapter 3 international marketingjuanconderevuelta2
 
Resume jurnal
Resume jurnalResume jurnal
Resume jurnalwandary
 
Chapter 3 History and Geography The Foundations of Culture
Chapter 3   History and Geography The Foundations of Culture  Chapter 3   History and Geography The Foundations of Culture
Chapter 3 History and Geography The Foundations of Culture Water Birds (Ali)
 
Resume jurnal internasional
Resume jurnal internasionalResume jurnal internasional
Resume jurnal internasionalakuayucantik
 
Resume jurnal internasional msdm
Resume jurnal internasional msdmResume jurnal internasional msdm
Resume jurnal internasional msdmVivianFlorin
 
Modul pembelajaran materi glb glbb sma
Modul pembelajaran materi glb glbb smaModul pembelajaran materi glb glbb sma
Modul pembelajaran materi glb glbb smaAjeng Rizki Rahmawati
 
Manajemen SDM - Slide Presentasi
Manajemen SDM - Slide PresentasiManajemen SDM - Slide Presentasi
Manajemen SDM - Slide PresentasiYodhia Antariksa
 
RPP SMK Perencanaan Pemasaraan Kelas X
RPP SMK Perencanaan Pemasaraan Kelas XRPP SMK Perencanaan Pemasaraan Kelas X
RPP SMK Perencanaan Pemasaraan Kelas XDiva Pendidikan
 

Viewers also liked (15)

Chapter 3
Chapter 3Chapter 3
Chapter 3
 
Jurnal inspirasi media relations strategy
Jurnal inspirasi media relations strategyJurnal inspirasi media relations strategy
Jurnal inspirasi media relations strategy
 
WH Chapter 3 Section 3 Notes
WH Chapter 3 Section 3 NotesWH Chapter 3 Section 3 Notes
WH Chapter 3 Section 3 Notes
 
Chapter 3 PowerPoint
Chapter 3 PowerPoint Chapter 3 PowerPoint
Chapter 3 PowerPoint
 
Penetapan pasar sasaran & penempatan produk
Penetapan pasar sasaran & penempatan produkPenetapan pasar sasaran & penempatan produk
Penetapan pasar sasaran & penempatan produk
 
Doctoral Thesis Proposal: An Automatic Knowledge Discovery Strategy In Biomed...
Doctoral Thesis Proposal: An Automatic Knowledge Discovery Strategy In Biomed...Doctoral Thesis Proposal: An Automatic Knowledge Discovery Strategy In Biomed...
Doctoral Thesis Proposal: An Automatic Knowledge Discovery Strategy In Biomed...
 
Chapter 3 international marketing
Chapter 3   international marketingChapter 3   international marketing
Chapter 3 international marketing
 
Resume jurnal
Resume jurnalResume jurnal
Resume jurnal
 
Chapter 3 History and Geography The Foundations of Culture
Chapter 3   History and Geography The Foundations of Culture  Chapter 3   History and Geography The Foundations of Culture
Chapter 3 History and Geography The Foundations of Culture
 
Resume jurnal internasional
Resume jurnal internasionalResume jurnal internasional
Resume jurnal internasional
 
Resume jurnal internasional msdm
Resume jurnal internasional msdmResume jurnal internasional msdm
Resume jurnal internasional msdm
 
Modul pembelajaran materi glb glbb sma
Modul pembelajaran materi glb glbb smaModul pembelajaran materi glb glbb sma
Modul pembelajaran materi glb glbb sma
 
Manajemen SDM - Slide Presentasi
Manajemen SDM - Slide PresentasiManajemen SDM - Slide Presentasi
Manajemen SDM - Slide Presentasi
 
Strategi pemasaran
Strategi pemasaranStrategi pemasaran
Strategi pemasaran
 
RPP SMK Perencanaan Pemasaraan Kelas X
RPP SMK Perencanaan Pemasaraan Kelas XRPP SMK Perencanaan Pemasaraan Kelas X
RPP SMK Perencanaan Pemasaraan Kelas X
 

Similar to 467

Similar to 467 (20)

widyaa.pdf
widyaa.pdfwidyaa.pdf
widyaa.pdf
 
karil revisi4.docx
karil revisi4.docxkaril revisi4.docx
karil revisi4.docx
 
Meningkatkan hasil belajar pada materi pecahan dan operasinnya melalui model ...
Meningkatkan hasil belajar pada materi pecahan dan operasinnya melalui model ...Meningkatkan hasil belajar pada materi pecahan dan operasinnya melalui model ...
Meningkatkan hasil belajar pada materi pecahan dan operasinnya melalui model ...
 
Meningkatkan hasil belajar pada materi pecahan dan operasinnya melalui model ...
Meningkatkan hasil belajar pada materi pecahan dan operasinnya melalui model ...Meningkatkan hasil belajar pada materi pecahan dan operasinnya melalui model ...
Meningkatkan hasil belajar pada materi pecahan dan operasinnya melalui model ...
 
Meningkatkanhasilbelajarpadamateripecahandanoperasinnyamelaluimodelpembelajar...
Meningkatkanhasilbelajarpadamateripecahandanoperasinnyamelaluimodelpembelajar...Meningkatkanhasilbelajarpadamateripecahandanoperasinnyamelaluimodelpembelajar...
Meningkatkanhasilbelajarpadamateripecahandanoperasinnyamelaluimodelpembelajar...
 
Proposal skripsi
Proposal skripsiProposal skripsi
Proposal skripsi
 
Implementasi pbl
Implementasi pblImplementasi pbl
Implementasi pbl
 
guIpi141253
guIpi141253guIpi141253
guIpi141253
 
Bab i ptk 3
Bab i ptk 3Bab i ptk 3
Bab i ptk 3
 
Ptk mami2
Ptk mami2Ptk mami2
Ptk mami2
 
Skripsi hasriyanti
Skripsi hasriyantiSkripsi hasriyanti
Skripsi hasriyanti
 
42622-75676629363-1-SM.pdf
42622-75676629363-1-SM.pdf42622-75676629363-1-SM.pdf
42622-75676629363-1-SM.pdf
 
Tgs 2. oral
Tgs 2. oralTgs 2. oral
Tgs 2. oral
 
Power oral emmi
Power oral emmiPower oral emmi
Power oral emmi
 
Laporan pkp ut
Laporan pkp utLaporan pkp ut
Laporan pkp ut
 
12 Artikel.pdf
12 Artikel.pdf12 Artikel.pdf
12 Artikel.pdf
 
Jurnal MPG
Jurnal MPGJurnal MPG
Jurnal MPG
 
1247-2601-1-SM.pdf Penerapan problem bas
1247-2601-1-SM.pdf Penerapan problem bas1247-2601-1-SM.pdf Penerapan problem bas
1247-2601-1-SM.pdf Penerapan problem bas
 
Versi lengkap
Versi lengkapVersi lengkap
Versi lengkap
 
Metodologi Penelitian
Metodologi PenelitianMetodologi Penelitian
Metodologi Penelitian
 

Recently uploaded

Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 

Recently uploaded (20)

Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 

467

  • 1. ISSN 0215 - 8250 PENINGKATAN KUALITAS PERKULIAHAN TERMODINAMIKA DENGAN MENGINTENSIFKAN PENGGUNAAN TES FORMATIF MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERMODUL oleh Made Pujani Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Pendidikan MIPA, IKIP Negeri Singaraja A B S T R A K Penelitian ini bertujuan mengetahui (1) kualitas proses perkuliahan Termodinamika dan (2) hasil belajar mahasiswa dalam perkuliahan Termodinamika dengan mengintensifkan penggunaan tes formatif melalui pembelajaarn kooperatif bermodul. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Data tentang proses perkuliahan digali melalui aktivitas belajar mahasiswa dan dikumpulkan dengan metode observasi, data hasil belajar mahasiswa dikumpulkan dengan metode tes, dan data respon mahasiswa dikumpulkan dengan angket. Selanjutnya, data dianalisis menggunakan statistik deskriptif. Temuan penelitian ini adalah kualitas proses pembelajaran membaik dan hasil belajar mahasiswa mengalami peningkatan, sedangkan respon mahasiswa terhadap strategi perkuliahan yang diterapkan positif. Kata kunci : tes formatif, pembelajaran bermodul, pendekatan pembelajaran kooperatif ABSTRACT ____________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 1 TH. XXXIX Januari 2006 20
  • 2. ISSN 0215 - 8250 This research aimed to show: (1) the quality of Termodynamics teaching-learning process, and (2) the student achievement by using the formative test intensification trough the module cooperative teaching and learning. The research was a class room action research. The data were collected by observation, test and questionaire. Then the data were analyzed by using descriptive statistics. The results showed that the quality of Termodynamics teaching learning process was increased, the students achievement were improved, and their respons to the teaching and learning strategy was positive. Key words : formative test, instructional module, cooperative teaching and learning approach 1. Pendahuluan Dari pengalaman mengajar dapat diketahui bahwa mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika umumnya masih banyak mengalami kesulitan dalam memahami konsep-konsep fisika. Oleh karena itu, diperlukan adanya pembenahan secara menyeluruh seperti peningkatan kualitas proses perkuliahan. Dalam pelaksanaan perkuliahan Termodinamika, upaya perbaikan proses pembelajaran sangat diperlukan. Hal ini disebabkan oleh pencapaian hasil belajar mahasiswa dalam mata kuliah ini masih relatif rendah. Hanya sekitar 15 % mahasiswa yang mampu memperoleh nilai A dan B. Hasil wawancara dengan mahasiswa yang telah pernah mengikuti perkuliahan Termodinamika secara umum menunjukkan bahwa mahasiswa kurang termotivasi dalam mengikuti perkuliahan ini dan menilai materi ____________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 1 TH. XXXIX Januari 2006 21
  • 3. ISSN 0215 - 8250 mata kuliah Termodinamika banyak mengandung perumusan matematis dan perhitungan sehingga dipandang sebagai mata kuliah yang sulit. Di sisi lain, mahasiswa sangat menyadari pentingnya penguasaan Termodinamika karena akan memudahkan penguasaan mata kuliah lainnya terutama yang menjadikan Termodinamika sebagai prasyarat. Namun, mereka sering mengeluhkan, terutama setelah selesai ujian, bahwa mereka memahami semua teori yang diajarkan tetapi tidak bisa memecahkan setiap soal yang dihadapinya. Ungkapan ini mengindikasikan bahwa pemahaman mahasiswa terhadap perkuliahan ini kurang mendalam. Hal ini tentu berimplikasi pada rendahnya hasil belajar pada mata kuliah Termodinamika yang dicapai mahasiswa. Hasil evaluasi diri tim pengajar mata kuliah Termodinamika menunjukkan bahwa, dalam perkuliahan, mahasiswa cenderung menunggu informasi dari dosen. Sangat jarang mahasiswa melakukan diskusi kelompok untuk memecahkan masalah. Hasil belajar mahasiswa selama ini hanya diukur melalui ujian tengah semester (UTS), tugas, dan ujian akhir semester (UAS). Mahasiswa sangat jarang diberi tes formatif. Padahal, hasil tes formatif dapat dijadikan sebagai umpan balik bagi dosen untuk perbaikan proses pembelajaran. Oleh karena itu, dalam sistem evaluasi, dosen perlu mengintensifkan penggunaan tes formatif. Tes formatif yang dilakukan secara sistematis diharapkan dapat memperbaiki kualitas proses pembelajaran yang pada gilirannya bermuara pada peningkatan hasil belajar mahasiswa. Tes sebagai alat pengukur dan penilaian hasil belajar dapat memiliki manfaat, antara lain, sebagai diagnosis dan remedial untuk mengukur kekuatan dan kelemahan seseorang dalam rangka memperbaiki ____________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 1 TH. XXXIX Januari 2006 22
  • 4. ISSN 0215 - 8250 penguasaan atau kemampuan dalam suatu program pendidikan tertentu (Asmawi dan Noehi, 1993). Di samping itu, keadaan mahasiswa di Jurusan pendidikan Fisika masih sangat heterogen dalam hal jenis kelamin, bakat, kecepatan belajar, dll. Penerapan modul dalam pembelajaran sangat memberikan peluang yang baik bagi pembelajaran pada usia dewasa dan dapat mengatasi perbedaan terutama dalam kecepatan belajar siswa (Tjipto Utomo dan Kies Ruijter, 1990). Hasil penelitian terdahulu (Richard Duschl, 1993) menemukan bahwa penggunaan modul dalam pembelajaran konsep kesetimbangan kimia dapat mengubah miskonsepsi mahasiswa menuju konsep ilmiah. Demikian pula hasil penelitian oleh Santyasa (1998) menemukan bahwa penerapan modul dalam perkuliahan fisika dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa. Dalam seting kelas, mahasiswa lebih banyak belajar dari teman yang satu ke yang lain daripada dosennya. Model pembelajaran kooperatif memanfaatkan kecenderungan mahasiswa untuk berinteraksi dan memiliki dampak positif terhadap mahasiswa yang rendah hasil belajarnya (Nur, 1996). Slavin (1994) dalam Wahyu Widada (1998) menyatakan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif dapat menghasilkan pemikiran dan tantangan pengubahan miskonsepsi mahasiswa. Di lain pihak, Samani (1996) menyatakan bahwa jika mahasiswa memiliki keterampilan kooperatif tingkat mahir, maka mereka akan memiliki kemampuan mengelaborasi suatu konsep yang akan menghasilkan suatu pemahaman lebih dalam dan hasil belajar yang lebih tinggi yang pada akhirnya akan menumbuhkan motivasi positif dan sikap yang lebih baik. Model pembelajaran kooperatif konstruktivistik menerapkan strategi pembelajaran ____________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 1 TH. XXXIX Januari 2006 23
  • 5. ISSN 0215 - 8250 dengan model elaborasi sebagai strategi pengorganisasian materi ajar, menurut Degeng (1989), ternyata lebih efektif, lebih mudah dipelajari, lebih menarik, dan dapat meningkatkan hasil belajarnya. Berdasarkan uraian di atas, perlu diadakan tindakan perbaikan proses pembelajaran dengan mengintensifkan penggunaan tes formatif melalui pembelajaran kooperatif bermodul untuk meningkatkan kualitas perkuliahan Termodinamika di Jurusan Pendidikan Fisika. Dalam seting kelas, perkuliahan dilakukan melalui kerja kooperatif yang difasilitasi modul dan LKM model pemecahan masalah. Secara eksplisit dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut. (1) Seberapa jauh pemberian tindakan dengan mengintensifkan penggunaan tes formatif melalui pembelajaran kooperatif bermodul dapat meningkatkan kualitas proses perkuliahan Termodinamika? (2) Seberapa jauh pemberian tindakan dengan mengintensifkan penggunaan tes formatif melalui pembelajaran kooperatif bermodul dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa? (3) Bagaimana respon mahasiswa terhadap pelaksanaan pembelajaran Termodinamika dengan mengintensifkan penggunaan tes formatif melalui pembelajaran kooperatif bermodul? Sejalan dengan perumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah (1) untuk memperbaiki kualitas proses perkuliahan Termodinamika dengan mengintensifkan penggunaan tes formatif melalui pembelajaran kooperatif bermodul, (2) untuk meningkatkan hasil belajar mahasiswa dengan mengintensifkan penggunaan tes formatif melalui pembelajaran kooperatif bermodul, (3) untuk mengetahui respon mahasiswa terhadap pelaksanaan pembelajaran Termodinamika dengan mengintensifkan penggunaan tes formatif melalui pembelajaran kooperatif bermodul. ____________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 1 TH. XXXIX Januari 2006 24
  • 6. ISSN 0215 - 8250 Temuan penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman langsung bagi dosen yang terlibat dalam penelitian ini dalam merancang dan menerapkan model pembelajaran dengan mengintensifkan penggunaan tes formatif melalui pembelajaran kooperatif bermodul. Memberi pengalaman langsung bagi mahasiswa untuk berani mengungkapkan ide/pendapatnya dalam diskusi kelompok dapat meningkatkan motivasi dan aktivitas belajarnya yang akhirnya bermuara pada peningkatan hasil belajar yang dicapai. Di samping itu, pembelajaran kooperatif juga diharapkan dapat mengurangi sifat egosentris mahasiswa dengan terlibat aktif dalam masing-masing kelompoknya untuk memperoleh pengetahuan. Kerangka konseptual penelitian ini dibangun dari konsep bahwa penilaian hasil belajar adalah suatu kegiatan yang tak terpisahkan dengan proses pembelajaran. Penilaian merupakan suatu proses untuk mengambil keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar baik yang menggunakan tes maupun nontes. Secara garis besar, penilaian dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu penilaian formatif dan penilaian sumatif (Asmawi dan Noehi, 1993). Penilaian formatif dimaksudkan untuk memantau sejauh mana suatu proses pendidikan telah berjalan sebagaimana yang direncanakan. sedangkan penilaian sumatif dilakukan untuk mengetahui sejauh mana telah dapat berpindah dari suatu unit pembelajaran ke unit pembelajaran berikutnya. Manfaat penilaian di dalam pendidikan baik yang diperoleh melalui tes maupun nontes adalah sebagai diagnosis dan remidial, umpan balik, motivasi dan pembimbing belajar, perbaikan kurikulum dan program pendidikan, dan pengembangan ilmu. Sebagai diagnosis dan remidial, tes dapat dipakai untuk mengukur kekuatan dan kelemahan mahasiswa sebagai ____________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 1 TH. XXXIX Januari 2006 25
  • 7. ISSN 0215 - 8250 peserta didik dalam kerangka memperbaiki penguasaan atau kemampuan dalam suatu program pembelajaran tertentu. Sebagai salah satu alternatif untuk lebih memudahkan mahasiswa dalam belajar, dapat dipilih pendekatan pembelajaran kooperatif yang merupakan suatu model pendekatan pembelajaran dengan penekanan pada aspek sosial dan menggunakan kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 mahasiswa yang sederajat tetapi heterogin untuk menghasilkan pemikiran dan tantangan miskonsepsi sebagai unsur kuncinya (Slavin, 1994 dalam Wahyu Widada, 1998). Ini berarti bahwa pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang didasarkan pada paham konstruktivisme yang mengasumsikan bahwa mahasiswa akan lebih mudah mengkonstruksi pengetahuannya, lebih mudah menemukan dan memahami pemecahan konsep-konsep yang sulit jika mereka saling mendiskusikan masalah yang dihadapinya dengan temannya (Erni Maidiyah, 1989 dalam Nur, 1996). Tujuan dibentuk kelompok kecil dalam mengimplementasikan model pembelajaran kooperatif adalah untuk memberikan peluang kepada mahasiswa terlibat secara aktif dalam kegiatan belajar. Ciri-ciri pembelajaran kooperatif adalah (a) setiap anggota memiliki peran, (b) terjadi interaksi langsung antar anggota, (3) setiap anggota bertanggung jawab atas belajarnya, (d) dosen membantu mahasiswa dalam mengembangkan keterampilan interpersonal kelompok, (e) dosen hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan (Carin, 1993 dalam Wahyu Widada, 1998). Dari teori perkembangan kognitif dapat diturunkan asumsi bahwa interaksi antar mahasiswa dalam tugas-tugas yang sesuai akan meningkatkan penguasaan mereka terhadap konsep-konsep yang sulit, ____________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 1 TH. XXXIX Januari 2006 26
  • 8. ISSN 0215 - 8250 sedangkan dari teori elaborasi kognitif dapat diturunkan asumsi apabila informasi harus ditinggalkan dalam memori dan terkait dengan informasi yang telah ada dalam memori tersebut, maka mahasiswa harus terlibat dalam beberapa macam kegiatan restruktur (elaborasi kognitif) atas suatu materi. Sebagai contoh, membuat ikhtisar dari suatu perkuliahan lebih baik dibandingkan membuat catatan. Sebab untuk dapat membuat ikhtisar, mahasiswa harus memiliki kemampuan mereorganisasi dan memilih materi yang penting. Salah satu cara elaborasi yang paling efektif adalah menjelaskan materi tersebut kepada orang lain (Nur, 1996 dalam Wahyu Widada, 1998). Jika kemampuan mahasiswa berbeda-beda (kecerdasan, bakat, dan kecepatan belajar), maka perlu diadakan pengaturan dalam pengorganisasi materi, sehingga semua mahasiswa dapat mencapai dan menguasai materi pelajaran sesuai dengan yang telah ditargetkan dalam waktu yang disediakan. Salah satu pengaturan yang dimaksud di atas, di samping cara mengorganisasi materi pelajaran, juga cara-cara mengajar yang disesuaikan dengan pribadi individu masing-masing mahasiswa. Bentuk pelaksanaan cara mengajar yang demikian adalah membagi-bagi bahan pelajaran dalam unit-unit pelajaran yang masing-masing bagian meliputi satu atau beberapa pokok bahasan. Bagian-bagian materi ajar tersebut selanjutnya disebut paket materi ajar atau modul. Jadi, modul adalah suatu cara/strategi pengorganisasian materi pelajaran yang harus memperhatikan semua fungsi pendidikan. Modul yang akan diterapkan dalam penelitian ini memiliki ciri-ciri berikut. (1) Didahului oleh pernyataan sasaran belajar. (2) Pengetahuan disusun dalam suatu kerangka yang bertolak dari miskonsepsi yang dibawa ____________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 1 TH. XXXIX Januari 2006 27
  • 9. ISSN 0215 - 8250 mahasiswa tentang Fisika dengan memperhatikan kaitan antara konsepsi mahasiswa dengan konsepsi ilmiah melalui suatu model logika matematika. (3) Formula matematika yang diperlukan dalam menganalisis suatu konsep fisika dibuat sedemikian sehingga dapat menggiring partisipasi mahasiswa secara aktif. (4) Memuat sistem penilaian berdasarkan penguasaan. (5) Memuat semua unsur bahan pelajaran dan semua tugas pelajaran. (6) Memberi peluang bagi perbedaan antar individu mahasiswa. (7) Mengarah pada suatu tujuan belajar tuntas. Dalam mengakomodasi perbedaan antara konsepsi mahasiswa dan konsep-konsep yang disajikan dalam modul, mereka biasanya menggunakan beberapa strategi, sebagai berikut. (1) Mahasiswa membaca untuk mengubah konsepsinya. (2) Berpegang pada pengetahuan awal mereka dan berusaha mengubah konsep-konsep yang terkandung dalam materi ajar pada modul yang tidak sesuai dengan konsepsi mereka. (3) Berpegang pada fakta-fakta yang ada pada modul ditambah dengan dugaan- dugaan pengetahuannya dan memisahkan pengetahuan awal mereka dengan pengetahuan yang terdapat didalam paket materi ajar atau modul. (4) Berpegang pada pengetahuan awal dan mengabaikan pengetahuan yang ada pada paket materi ajar. Dalam pelaksanaannya, scenario pembelajaran dengan menggunakan modul memiliki perencanaan berikut ini. (1) Modul dibagikan kepada mahasiswa paling lambat dua hari sebelum perkuliahan. (2) Penterapan modul dalam perkuliahan menggunakan model konstruktivis. (3) Evaluasi dilakukan pada akhir satu unit pembelajaran/ satu modul. (4) Hasil evaluasi dibagikan sedini mungkin sehingga dapat diketahui pada modul yang mana mahasiswa telah berhasil dan pada bagian ____________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 1 TH. XXXIX Januari 2006 28
  • 10. ISSN 0215 - 8250 modul yang mana mereka belum berhasil. (5) Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk mengulang pada salah satu modul atau beberapa modul yang belum dikuasai. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diyakini bahwa penterapan modul secara efektif akan dapat mengubah konsepsi siswa menuju konsep ilmiah. Sehingga pada gilirannya hasil belajar mereka dapat ditingkatkan seoptimal mungkin baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Hasil penelitian terdahulu oleh Santyasa dkk. (1995) menunjukkan bahwa penterapan modul berupa paket materi ajar dalam pembelajaran Vektor satuan dan aplikasinya dalam analisis gerak dapat meningkatkan motivasi mahasiswa dan hasil belajar mahasiswa. Oleh karena itu, bila penggunaan modul ini dipadukan dengan mengintensifikan penggunaan tes formatif, maka miskonsepsi yang timbul segera dapat diketahui untuk diperbaiki pada setiap akhir satu unit pembelajaran. Hal ini akan menjadi lebih efektif dan efisien bila pembahasan modul tersebut dilakukan secara kooperatif dalam kelompok-kelompok kecil, sehingga intensifikasi penggunaan tes formatif melalui pembelajaran kooperatif bermodul diyakini akan dapat meningkatkan kualitas hasil dan proses belajar mahasiswa. 2. Metode Penelitian Subjek dari penelitian ini adalah mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika IKIP Negeri Singaraja tahun akademik 2004/2005 sebanyak 18 orang. Objek penelitian adalah (1) hasil belajar, (2) proses pembelajaran , dan (4) respon mahasiswa terhadap pembelajaran yang diterapkan. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus 1 mencakup materi Sistem dan ____________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 1 TH. XXXIX Januari 2006 29
  • 11. ISSN 0215 - 8250 Lingkungan, Hukum ke Nol Termodinamika, Persamaan Keadaan dan Usaha; sedangkan siklus 2 mencakup materi Kalor, Hukum I Termodinamika, Persamaan Energi, Energi Dalam dan Entalphi. Prosedur penelitian untuk setiap siklus terdiri atas 4 tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan evaluasi, serta tahap refleksi tindakan. a. Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan adalah menyiapkan SAP, menyusun modul dan LKM pembelajaran, menyusun instrumen penelitian seperti paket latihan soal, tes formatif, tes hasil belajar dan pedoman observasi siswa. b. Langkah-langkah pembelajaran pada tahap pelaksanaan tindakan adalah membentuk kelompok diskusi, membagikan modul dilengkapi dengan LKM; melakukan kerja kelompok dengan mempelajari dan memahami isi modul dan LKM; melakukan diskusi/tanya jawab dan mengerjakan soal-soal latihan secara berkelompok; memberi kesempatan kepada salah satu wakil kelompok untuk menyampaikan hasil diskusinya di depan kelas; menyimpulkan hasil kegiatan serta memperbaiki kesalahan-kesalahan konsep yang terjadi; memberi tugas-tugas dan latihan soal setiap akhir pembelajaran; memberikan tes formatif pada setiap akhir satu unit pembelajaran; mengembalikan hasil tes formatif atau tugas atau latihan soal dengan menambahkan catatan kecil sebagai umpan balik kepada mahasiswa sebelum pelajaran unit baru dimulai; Memberi remidial kepada mahasiswa yang belum berhasil menguasai unit pelajaran yang telah diajarkan di luar jam kuliah dalam bentuk tutorial ____________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 1 TH. XXXIX Januari 2006 30
  • 12. ISSN 0215 - 8250 c. Observasi dilakukan pada setiap kegiatan pembelajaran terhadap aktivitas belajar mahasiswa di kelas, termasuk masalah-masalah yang ditemukan dalam pelaksanaan tindakan, sedangkan evaluasi dilakukan untuk mengetahui hasil pembelajaran dan respon mahasiswa terhadap pembelajaran yang diterapkan. d. Refleksi dilakukan terhadap hasil observasi dan evaluasi yang dilaksanakan pada setiap siklus untuk memperbaiki dan menyempurnakan tindakan yang akan dilaksanakan pada siklus berikutnya. Data mengenai kualitas proses perkuliahan yang digali dari aktivitas belajar mahasiswa dengan teknik observasi, data hasil belajar yang dikumpulkan dengan teknik tes yang berbentuk essai, dan data respon mahasiswa terhadap pembelajaran yang diterapkan selanjutnya dianalisis dengan statistik deskriptif. Penentuan kualitas hasil belajar didasarkan pada nilai rata-ratanya dengan kreteria keberhasilan ditetapkan bila skor rata-rata mencapai kategori cukup atau lebih. Data mengenai kualitas proses perkuliahan dan respon mahasiswa dianalisis secara deskriptif kuantitatif dengan kriteria keberhasilan untuk aktivitas tergolong aktif dan respon terkategori positif. 3. Hasil dan Pembahasan 3.1 Hasil Penelitian 3.1.1 Kualitas Proses Perkuliahan Hasil observasi terhadap proses perkuliahan yang dicerminkan oleh aktivitas belajar mahasiswa selama perkuliahan Termodinamika yang telah dilakukan selama dua siklus, menunjukkan bahwa kualitas perkuliahan ____________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 1 TH. XXXIX Januari 2006 31
  • 13. ISSN 0215 - 8250 Termodinamika setelah pemberian tindakan membaik. Hal ini tampak dari dengan adanya peningkatan skor rata-rata aktivitas belajar mahasiswa. Rata-rata skor aktivitas belajar pada siklus 1 sebesar 18,22 tergolong aktif dan pada siklus 2 sebesar 20,5 yang tergolong sangat aktif. Ini berarti terjadi peningkatan aktivitas belajar mahasiswa dari aktif menjadi sangat aktif yang mengindikasikan terjadinya perbaikan kualitas proses perkuliahan. 3.1.2 Hasil Belajar Mahasiswa Hasil belajar yang dicapai mahasiswa selama pemberian tindakan baik pada siklus 1 maupun siklus 2 dapat dicermati melalui nilai rata-rata tes hasil belajar siswa. Pada siklus 1 nilai rata-ratanya sebesar 69,7 termasuk dalam kategori cukup, dengan jumlah mahasiswa yang mencapai nilai cukup ke atas sebesar 66,67 % dan pencapaian hasil belajar mahasiswa masih kurang dari 85 %. Rata-rata dari tes hasil belajar pada siklus 2 sebesar 75 termasuk dalam kategori baik dengan jumlah mahasiswa yang mencapai nilai cukup ke atas sebesar 88,88 %. Bila dibandingkan dengan ketuntasan belajar pada kurikulum, pencapaian hasil belajar mahasiswa setelah siklus 2 sudah melebihi 85 %. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian tindakan dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa dari kategori cukup menuju kategori baik. 3.1.3 Respon Mahasiswa Hasil analisis respon mahasiswa terhadap pelaksanaan tindakan dengan mengintensifkan penggunaan tes formatif menunjukkan bahwa respon mahasiswa adalah positif dengan rata-rata skor respon sebesar 4,30. ____________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 1 TH. XXXIX Januari 2006 32
  • 14. ISSN 0215 - 8250 3.2 Pembahasan Implementasi model pembelajaran kooperatif bermodul dengan mengintensifkan pemberian tes formatif ternyata dapat memperbaiki kualitas proses perkuliahan Termodinamika dengan meningkatnya aktivitas belajar mahasiswa (Rata-rata siklus 1 = 18,22 dan siklus 2 = 20,5). Kondisi ini disebabkan oleh hampir semua mahasiswa sudah berperan dalam menyelesaikan permasalahan yang diberikan melalui Lembar Kerja Mahasiswa. Pemberian tes formatif secara intensif pada setiap akhir perkuliahan yang diikuti dengan pengembalian hasil tes disertai catatan kecil memberi kontribusi yang cukup besar dalam meningkatkan aktivitas belajar mahasiswa. Penilaian yang dilakukan dengan tes formatif ini memang tidak dimaksudkan untuk menilai mahasiswa, melainkan untuk mengukur karakteristik yang ada pada diri mahasiswa, seperti tingkat penguasaan pada bidang tertentu, sehingga hasil tes formatif yang diperoleh lebih mencerminkan pada kualitas kegiatan pembelajaran yang dilakukan mahasiswa. Dengan kata lain, hasil tes formatif dapat digunakan sebagai indikator proses belajar yang dilaksanakan dan sebagai feed back bagi guru untuk pelaksanaan tindakan selanjutnya. Hasil tes formatif pada setiap siklus mengalami peningkatan, yang menunjukkan telah terjadi perbaikan dalam proses perkuliahan. Adanya perbaikan kualitas proses perkuliahan dimungkinkan pula karena proses pembelajaran yang diterapkan menggunakan pendekatan kooperatif. Dengan pendekatan ini, penggunaan kelompok-kelompok kecil dapat meningkatkan interaksi multi arah karena belajar secara kooperatif ____________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 1 TH. XXXIX Januari 2006 33
  • 15. ISSN 0215 - 8250 dapat meningkatkan tanggung jawab dan rasa percaya diri yang bermuara pada meningkatnya konsep diri setiap mahasiswa dan hasil belajarnya. Melalui belajar kooperatif dapat dikembangkan aktivitas belajar yang lebih didominasi oleh aktivitas mahasiswa. Aktivitas mengajukan pertanyaan dan pendapat memberi kesempatan pada mahasiswa untuk menunjukkan aktualisasi dirinya. Demikian pula pembelajaran secara kooperatif dapat menumbuhkan sikap saling mengisi antar mahasiswa yang mengarah pada makin terbukanya wawasan yang akan dimiliki. Kondisi ini akan membantu mahasiswa yang kemampuannya lebih lemah. Penggunaan modul dalam pembelajaran akan dapat mengatasi perbedaan antara individu, karena melalui modul ini siswa akan dapat belajar sesuai dengan karakteristik yang dimiliki. Adanya peningkatan yang positif terhadap kualitas proses perkuliahan membawa dampak yang positif pula terhadap capaian hasil belajar mahasiswa. Hasil belajar yang dicapai mahasiswa digambarkan dari rata-rata hasil tes akhir setiap siklus. Pada siklus I, rata-rata sebesar 69,7. Bila dikonversi ke tabel 3.5, nilai ini berada pada kategori cukup. Jumlah mahasiswa yang nilainya cukup ke atas mencapai 66,77%, dengan kata lain ketuntasan belajar pada siklus I adalah 66,67%. Hasil belajar yang dicapai pada siklus 2 mencapai rata-rata sebesar 75,0 dan termasuk dalam kategori baik. Jumlah mahasiswa yang mencapai nilai cukup ke atas sebesar 88,88 % atau ketuntasan belajar siswa mencapai 88,88%. Bila dibandingkan dengan ketuntasan dalam kurikulum pencapaian hasil belajar mahasiswa setelah siklus 2 sudah melampaui 85 %. Ini berarti hasil belajar mahasiswa mengalami peningkatan. Hasil-hasil tersebut menunjukkan bahwa model pembelajaran Termodinamika dengan mengintensifkan penggunaan tes ____________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 1 TH. XXXIX Januari 2006 34
  • 16. ISSN 0215 - 8250 formatif melalui pendekatan kooperatif bermodul yang diterapkan dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa. Mengingat waktu penelitian telah berakhir sedangkan masih ada hal-hal yang perlu diperbaiki dalam pembelajaran, maka diharapkan kepada dosen untuk terus melanjutkan kegiatan pembelajaran ini dengan menganalisis lebih jauh kesulitan-kesulitan belajar yang dialami mahasiswa. Upaya yang terus-menerus dilakukan tentu akan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran fisika khususnya Termodinamika dan pada akhirnya akan dapat lebih meningkatkan hasil belajar mereka. 4. Penutup Berdasarkan analisis data dan temuan dari penelitian ini, dapat disimpulkan beberapa hal berikut ini. Pertama, intensifikasi penggunaan tes formatif melalui pembelajaran kooperatif bermodul yang diterapkan pada perkuliahan Termodinamika di Jurusan Pendidikan Fisika tahun ajaran 2004/2005 dapat meningkatkan kualitas proses perkuliahan dengan kegiatan pembelajaran lebih didominasi oleh aktivitas belajar mahasiswa. Kedua, dengan intensifikasi penggunaan tes formatif melalui pembelajaran kooperatif bermodul pada perkuliahan Termodinamika di Jurusan Pendidikan Fisika tahun ajaran 2004/2005 dapat meningkatkan kualitas hasil belajar mahasiswa. Ketiga, respon mahasiswa terhadap pelaksanaan pembelajaran yang diterapkan berupa intensifikasi penggunaan tes formatif melalui pembelajaran kooperatif bermodul pada perkuliahan Termodinamika di Jurusan Pendidikan Fisika tahun ajaran 2004/2005 adalah positif. ____________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 1 TH. XXXIX Januari 2006 35
  • 17. ISSN 0215 - 8250 Untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar Termodinamika mahasiswa perlu dipertimbangkan saran berikut ini. (1) Penilaian terhadap proses pembelajaran dilakukan secara teratur dan terstruktur berupa tes, baik pemberian tes formatif ataupun tes sumatif. Hasil belajar yang diperoleh mahasiswa melalui tes maupun tugas-tugas agar dikembalikan kepada mahasiswa sehingga mahasiswa mengetahui kelemahan dan kelebihannya untuk dapat melakukan perbaikan-perbaikan yang diperlukan. (2) Modul yang digunakan dalam pembelajaran agar dibagikan sebelum pembelajaran dimulai dan akan lebih baik bila dibagikan paling lambat seminggu sebelumnya. (3) Pembentukan kelompok dalam pembelajaran dengan pendekatan kooperatif perlu memperhatikan jumlah anggota kelompok. Kelompok kecil lebih efektif menumbuhkan terjadinya interaksi sosial antar individu. DAFTAR PUSTAKA Asmawi Zainul dan Noehi Nasoetion. 1990. Penilaian Hasil Belajar. Dirjen Dikti. Jakarta: Depdikbud. Degeng, I Nyoman Sudana. 1989. Pengaruh Interaktif Antara Cara Penstrukturan Isi Teks Ajar dan Strategi Belajar Mahasiswa Terhadap Perolehan Belajar Mengingat Fakta dan Memahami Konsep. Laporan Penelitian. Lemlit. IKIP Malang. Gagne, R.M. 1985. The Conditional of Learning and Theory of Instruction. New York: Holt Rinehart and Winstone. ____________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 1 TH. XXXIX Januari 2006 36
  • 18. ISSN 0215 - 8250 Hasibuan, J.J.; Ibrahim dan A.J.E. Toenlioe. 1994. Proses Belajar Mengajar Keterampilan Dasar Pengajaran Mikro. Bandung: P.T Remaja Rosdakarya. Maidiyah, Erni. 1989. Efektivitas Pembelajaran koperatif Pada Topik Pecahan di Sekolah Dasar. Tesis. Program Pascasarjana IKIP Surabaya. Merrill, M.D.& Tennyson, R.D. 1977. Teaching Concept: An Instructonal Design Guide. Englewood Cliffs, N.J: Educational Technology Publication. Nur. M. 1996. Pembelajaran Kopratif dalam Pembelajaran Kelas IPA (Terjemahan dari Linda Lundgren 1994: Cooperative Learning In The Science Classroom). Makalah. Disampaikan dalam Penyegaran dan Pelatihan Penelitian Bagi Guru-guru Pembina KIR SMU di IKIP Surabaya, 26 Agustus-7 September 1996. PIP DUE-LIKE. 2003. Jurusan Pendidikan Fisika, FP MIPA, IKIP Negeri Singaraja. Samani. M. Memperkenalkan Keterampilan Koperatif. Makalah. Disampaikan dalam Penyegaran dan Pelatihan Penelitian Bagi Guru-guru Pembina KIR SMU di IKIP Surabaya, 26 Agustus-7 September 1996. Santyasa I Wayan. dkk. 1995. Penerapan Paket Strategi Struktur Materi Dalam Pembelajaran Konsep Vektor Satuan dan Aplikasinya Dalam Analisis Gerak Mahasiswa Jurusan Pendidikan MIPA STKIP Singaraja. Laporan penelitian. P3M STKIP Singaraja. ____________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 1 TH. XXXIX Januari 2006 37
  • 19. ISSN 0215 - 8250 ---------, dkk. 1998 . Penerapan Modul Berorientasi Konstrukstivisme dalam Perkuliahan Fsiika Dasar I sebagai upaya Mengubah Miskonsepsi dan Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Negeri Singaraja 1998/1999. Laporan Penelitian. P3M STKIP Singaraja. Tjipto Utomo dan Kees Ruijter. 1990. Peningkatan dan Pengembangan Pendidikan. Manajemen Perkuliahan dan Metode Perbaikan Pendidikan. Jakarta: Gramedia. Wahyu Widada.1998.Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran Matematika SMU yang Berorientasi Model Pembelajaran Koperatif Tipe Jigsaw. Makalah Komprehensif. Program Pascasarjana IKIP Surabaya. ____________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 1 TH. XXXIX Januari 2006 38