Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Bab i
1. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Penguasaan pengetahuan, keterampilan, dan sikap dari peserta didik
merupakan tujuan dari pendidikan, sehingga dapat digunakan dalam menghadapi
kehidupan nyata. Guru sebagai pendidik bertugas membuat sumber daya manusia
menjadi handal dan berkualitas. Keberhasilan utama seorang peserta didik dalam
belajar tidak terlepas dari peran aktif guru yang mampu menciptakan sistem
belajar yang aktif, kondusif, menyenangkan dan mampu memberi semangat
kepada peserta didik. Hal tersebut dapat dilakukan guru dengan menciptakan
pembelajaran yang efektif. Dalam kegiatan pembelajaran terjadi interaksi antara
dengan peserta didik, interaksi guru dengan peserta didik, maupun interaksi
peserta didik dengan sumber belajar.
Pada kurikulum 2013 diharapkan dapat menghasilkan insan Indonesia
yang produktif, kreatif, afektif dan inovatif melalui penguatan sikap,
keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi. Kurikulum 2013 menerapkan
perubahan pola pendidikan dari orientasi terhadap hasil dan materi kependidikan
sebagai proses, melalui pendekatan tematik integrative dengan Contextual
Teaching and Learning (CTL). Oleh karena itu, pembelajaran harus sebanyak
mungkin melibatkan peserta didik. Berdasarkan Permendikbud Nomor 65 Tahun
2013 tentang Standar Proses, model pembelajaran yang diutamakan dalam
implementasi kurikulum 2013 adalah inkuiri, discovery (project based learning),
berbasis proyek dan berbasis pemecahan masalah. Dalam kerangka inilah
perlunya kreativitas guru, agar mereka mampu menjadi fasilitator, dan mitra
belajar bagi peserta didik (Mulyasa, 2014)
SMK Negeri 3 Madiun merupakan salah satu Sekolah Menengah
Kejuruan yang menerapkan Kurikulum 2013. Penerapan Analisis Gravimetri
merupakan salah satu kompetensi dasar yang diharapkan mampu dikuasai oleh
peserta didik Kimia Analis (KA) yakni pada mata pelajaran Analisis Titrimetri
2. dan Gravimetri. Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan peneliti di SMK
Negeri 3 Madiun pada jurusan Kimia Analis kelas XI KA 2, terdapat beberapa
masalah yang perlu diperbaiki. Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan
dengan guru Analisis Titrimetri dan Gravimetri SMK Negeri 3 Madiun, diketahui
salah satu materi yang dianggap sulit oleh peserta didik semester genap adalah
Analisis Gravimetri. Materi tersebut menuntut peserta didik untuk dapat
menggabungkan antara penguasaan konsep-konsep kimia dan
mengaplikasikannya dalam perhitungan kimia. Apabila peserta didik kurang
menguasai konsep yang ada, maka peserta didik akan mengalami kesulitan untuk
menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan konsep materi analisis gravimetri.
Rendahnya hasil belajar peserta didik kelas XI KA 2 ditunjukkan dari
nilai Ulangan Harian (UH) 1 dan nilai Ulangan Akhir Semester (UAS) pada
semester ganjil. Berdasarkan perolehan nilai ketuntasan UH 1 peserta didik yakni
sebanyak 3 peserta didik dari 32 peserta didik kelas XI KA 2 atau 9,375% dengan
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 70. Sedangkan perolehan nilai
ketuntasan UAS semester ganjil peserta didik yakni sebanyak 4 peserta didik dari
31 peserta didik kelas XI KA 2 atau 12,5% dengan Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) sebesar 70.
Berdasarkan hasil pengamatan di kelas, proses pembelajaran kimia di
SMK Negeri 3 masih berpusat pada guru (teacher learning center). Guru dalam
menyampaikan materi analisis sudah menggunakan model pembelajaran
Discovery Learning yaitu namun berisi ceramah, tanya jawab dan kadang-kadang
diskusi hanya saat latihan soal, sehingga menimbulkan kebosanan, kepasifan dan
kemandirian peserta didik dalam memecahkan soal kurang.. Kondisi yang
demikian juga menyebabkan kegagalan dalam pencapaian tujuan pembelajaran
sehingga berimbas pada rendahnya prestasi belajar peserta didik.
Keberhasilan proses pembelajaran selain didasarkan pada faktor eksternal
juga memperhatikan faktor internal salah satunya adalah sikap ilmiah peserta
didik. Wawancara lanjutan dengan guru Anlisis Titrimetri dan Gravimetri yang
mengampu dikemukakan bahwa sikap ilmiah dalam pembelajaran kimia di SMK
Negeri 3 Madiun cenderung kurang pada kelas XI KA 2.
3. Hasil observasi yang dilakukan, peserta didik kelas XI KA 2 SMK
Negeri 3 Madiun cenderung kurang berani mengungkapkan pendapat ketika
berdiskusi maupun dalam kegiatan presentasi. Ketika kegiatan belajar-mengajar,
guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menjawab pertanyaan
dan mengerjakan soal di depan, peserta didik cenderung pasif dan takut. Pada saat
proses pembelajaran di kelas XI MIPA 3 terdapat 5 peserta didik yang kurang
tertarik dalam mengikuti pelajaran kimia, ada peserta didik yang berbicara sendiri
dengan teman sebangkunya. Dalam berdiskusi kelompok peserta didik bersikap
pasif, hanya satu atau dua orang saja yang mengemukakan pendapat dan yang
lainnya mengikut saja. Hal ini membuktikan bahwa sikap berpikir kritis, rasa
ingin tahu, tekun, teliti, menyampaikan gagasan yang merupakan bagian dari
karakteristik sikap ilmiah dinilai belum cukup baik.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa permasalahan
pembelajaran yang terjadi di kelas XI KA 2 adalah sikap ilmiah yang kurang dan
rendahnya prestasi belajar peserta didik. Selain dilihat dari hasil observasi selama
PPL dan prasiklus serta wawancara terhadap guru Analisis Titrimetri dan
Gravimetri yang mengampu kelas tersebut, kurangnya sikap ilmiah peserta didik.
Sikap ilmiah merupakan sikap yang dominan dimiliki peserta didik
dalam pembelajaran sains dan apalagi sangat diperlukan untuk mendukung
keberhasilan kurikulum 2013. Definisi sikap ilmiah adalah kecenderungan
individu untuk bertindak atau berperilaku dalam memecahkan masalah sistematis
melalui langkah-langkah ilmiah. Sikap ilmiah diharapkan dapat menjadikan
peserta didik yang aktif dan kreatif dalam pembelajaran. Umumnya peserta didik
yang memiliki sikap ilmiah yang tinggi memiliki prestasi belajar yang tinggi pula.
Hal ini didukung dari penelitian Pertiwi (2013) bahwa sikap ilmiah mengalami
peningkatan, dengan rata-rata persentase peningkatannya sebesar 57% pada siklus
I dan 74% pada siklus II. Pertiwi mengungkapkan bahwa sikap ilmiah peserta
didik yang meningkat juga diiringi dengan meningkatnya prestasi belajar peserta
didik.
Dari uraian permasalahan di atas, maka perlu alternatif meningkatkan
sikap ilmiah dan prestasi belajar peserta didik kelas XI MIPA 3 SMA Negeri 5
Surakarta. Tindak lanjut yang diperlukan dalam memecahkan masalah tersebut
4. maka perlu dilakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action
Rasearch (CAR) yang bertujuan memperbaiki kualitas proses pembelajaran
(Suyadi, 2012). Menurut Kasbolah (2001) untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran di sekolah, relevansi pendidikan, mutu hasil pendidikan serta
efisiensi pengelolaan pendidikan dapat dilaksanakan melalui PTK. Dalam
penelitian tindakan kelas, guru dan peneliti mengamati, menganalisis proses
pembelajaran dan melakukan penelitian terhadap pesertan didik dilihat dari segi
aspek interaksi dalam kegiatan belajar-mengajar di kelas. Sehingga guru dapat
memperbaiki proses pembelajaran agar menjadi lebih efektif. Peningkatan
ataupun perbaikan terhadap hasil belajar peserta didik tidak boleh bersifat
memaksa, melainkan guru harus memikirkan dan membuat perencanaan secara
saksama dalam meningkatkan kesempatan belajar bagi peserta didiknya serta
memperbaiki kualitas mengajarnya (Daryanto & Rahardjo, 2012).
Penentuan berhasil-tidaknya kegiatan belajar-mengajar, guru
diharuskan lebih kreatif dalam merancang strategi/model pembelajaran agar
tercipta suasana yang menyenangkan, menantang, mudah dipahami dan
membangun motivasi belajar peserta didik. Model pembelajaran yang dipilih
guru merupakan salah satu faktor eksternal yang menunjang keberhasilan peserta
didik. Selain itu diharapkan peserta didik akan lebih tertarik untuk mempelajari
materi Analisis Titrimetri dan Gravimetri khususnya pada materi pokok Analisis
Gravimetri. Sehingga dapat membantu peserta didik dalam memahami materi.
Berbagai model pembelajaran dalam dunia pendidikan diciptakan untuk
membantu terciptanya suasana belajar yang lebih mengedepankan keikutsertaan
peserta didik dalam proses belajar, Pemilihan model pembelajaran sesuai dengan
karakteristik mata pelajaran dan kurang optimalnya penerapan berbagai model
pendekatan sainstifik tersebut dalam pembelajaran kimia di kelas akan menjadi
solusi yang tepat
Salah satu model pembelajaran yang yang bersifat mencari pemecahan
permasalahan dengan cara kritis, analisis, dan ilmiah dengan menggunakan
langkah-langkah tertentu menuju suatu kesimpulan yang meyakinkan karena
didukung oleh data adalah model pembelajaran Problem Based Learning. Model
pembelajaran PBL merupakan pendekatan pembelajaran berdasarkan struktur
5. masalah yang nyata dengan kehidupan sehari-hari dan berkaitan dengan konsep
materi yang akan dipelajari (Bayrak dan Bayram, 2011). Dengan cara ini, peserta
didik mengetahui mengapa mereka belajar. Semua informasi akan mereka
kumpulkan melalui penelaahan materi ajar, eksperimen, ataupun diskusi dengan
temannya, untuk dapat memecahkan masalah yang dihadapinya.
Model Problem Based Learning (PBL) memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk menemukan konsep atau informasi yang dibimbing
oleh guru berdasarkan masalah yang kontekstual atau sesuai dengan kehidupan
sehari-hari. Dengan model pembelajaran Problem Based Learning mampu
meningkatkan sikap ilmiah peserta didik karena model ini memberi keleluasaan
peserta didik dalam berpikir kritis dan berpartisipasi aktif di kelas. Astika (2013)
juga menyatakan bahwa dengan menggunakan model PBL dapat meningkatkan sikap
ilmiah dan dan keterampilan berpikir kritis peserta didik.
Berdasarkan latar belakang di atas, dalam mengatasi permasalahan yang
ada pada kelas XI KA 2 SMK Negeri 3 Madiun, peneliti perlu melakukan
penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan sikap ilmiah dan prestasi belajar
peserta didik dengan implementasi model pembelajaran Problem Based Learning
pada materi analisis gravimetri kelas XI KA 2 di SMK Negeri 3 Madiun tahun
ajaran 2017/2018
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dirumuskan masalah sebagai
berikut:
1. Apakah pembelajaran dengan menggunakan model Problem Based Learning
dapat meningkatkan sikap ilmiah peserta didik pada materi pokok Analisis
Gravimetri Kelas XI KA 2 SMK Negeri 3 Madiun Tahun Ajaran 2017/2018?
2. Apakah model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan
prestasi belajar peserta didik pada materi pokok Analisis Gravimetri Kelas XI
KA 2 SMK Negeri 3 Madiun Tahun Ajaran 2017/2018?
6. C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini memiliki tujuan untuk:
1. Meningkatkan sikap ilmiah peserta didik pada materi pokok Analisis
Gravimetri dengan menggunakan model Problem Based Learning kelas XI
KA 2 SMK Negeri 3 Madiun Tahun Ajaran 2017/2018.
2. Meningkatkan prestasi belajar peserta didik pada materi materi pokok
Analisis Gravimetri dengan menggunakan model Problem Based Learning
kelas XI KA 2 SMK Negeri 3 Madiun Tahun Ajaran 2017/2018.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Penambah informasi dan sebagai bahan pertimbangan bagi peneliti
selanjutnya tentang penerapan model pembelajaran Problem Based
Learning.
b. Pemberi informasi tentang penggunaan model pembelajaran Problem
Based Learning pada materi Analisis Gravimetri.
c. Peningkatkan ilmu pengetahuan tentang penerapan model pembelajaran
Problem Based Learning terhadap sikap ilmiah dan prestasi belajar peserta
didik.
d. Pemberikan informasi pengaruh sikap ilmiah terhadap prestasi belajar
peserta didik pada materi Analisis Gravimetri.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peserta didik
Penelitian ini diharapkan meningkatkan sikap ilmiah peserta didik dalam
belajar dan penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning
diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik.
b. Bagi Guru
Hasil dari penelitian ini, memberikan masukan bagi guru dalam memilih
model atau strategi pembelajaran agar terciptakan suasana kelas yang aktif
dengan model pembelajaran Problem Based Learning.
c. Bagi Sekolah
7. Penelitian ini memberikan masukan penting dalam peningkatan kualitas
sekolah dan perbaikan proses pembelajaran yang dapat meningkatkan
prestasi belajar peserta didik.
d. Bagi Peneliti
Penelitian ini meningkatkan pengetahuan dalam bidang pendidikan dan
mendapatkan pengalaman langsung dalam proses belajar mengajar dengan
model pembelajaran pada mata pelajaran Analisis Titrimetri dan
Gravimetri.