SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
Download to read offline
1
PENINGKATAN HASIL BELAJAR FISIKA
SUB KONSEP GERAK MELINGKAR BERATURAN
MENGGUNAKAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA
DENGAN METODE EKSPERIMEN
PADA SISWA KELAS X.1 SMA N 3 BREBES
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Oleh : Sadimin
Guru SMA Negeri 3 Brebes, Jawa Tengah
Abstrak
Pembelajaran di SMA Negeri 3 Brebes masih cenderung bersifat
tradisional yaitu dengan menekankan pada hafalan-hafalan, disamping itu
sebagian besar siswa menganggap bahwa Fisika merupakan mata pelajaran yang
sulit, dan juga siswa jarang praktek di laboratorium. Permasalahan-permasalahan
tersebut menyebabkan hasil belajar Fisika kurang maksimal yang berdampak
tidak tercapainya ketuntasan belajar secara klasikal maupun individu. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui peningkatkan hasil belajar mata pelajaran Fisika
Sub konsep gerak melingkar beraturan dengan mengunakan teknologi tepat guna
berupa mesin pengiris bawang merah.Subyek penelitian ini adalah siswa kelas
X.1 SMA Negeri 3 Brebes tahun pelajaran 2010/2011 yang berjumlah 39 siswa.
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah data tentang kondisi awal
siswa diambil dari nilai ulangan sebelum penelitian, hasil belajar siswa diperoleh
dari pemberian evaluasi (tes tertulis) kepada siswa, dan data keaktifan siswa
diperoleh melalui kuisioner dan lembar observasi. Dari hasil penelitian diperoleh,
pada siklus I rata-rata nilai tes siswa 64,36 dengan ketuntasan belajar klasikal
61,54%; siklus II nilai rata-rata siswa 67,56 dengan ketuntasan belajar klasikal
87,18%. Hasil analisis kuesioner siswa, menunjukkan adanya peningkatan respon
siswa terhadap proses belajar mengajar fisika. Berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran Fisika dengan menggunakan teknologi tepat
guna dapat meningkatkan hasil belajar siswa materi Fisika Sub konsep gerak
melingkar beraturan pada kelas X.1 SMA Negeri 3 Brebea Tahun Pelajaran
2010/2011. Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan agar diadakan penelitian
lebih lanjut dan penggunaan teknologi tepat guna dalam pembelajaran fisika ini
dapat dijadikan sebagai alternatif pembelajaran bagi guru dalam upaya
meningkatkan hasil belajar siswa.
Kata Kunci : Hasil belajar, Teknologi tepat guna.
2
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam pembelajaran fisika membutuhkan motivasi serta kreatifitas
yang tinggi agar materi yang diajarkan kepada para siswa dapat dipahami
dengan baik. Untuk itu kemampuan guru sangat perlu ditingkatakan guna
mendukung ide-ide pemikiran tersebut. Kendala yang sering ditemui adalah
keterpurukan hasil belajar fisika yang diawali dengan kesulitan siswa untuk
memahami setiap konsep dalam pelajaran fisika khususnya Sub konsep
Gerak Melingkar Beraturan.
Salah satu upaya untuk meningkatkan hasil belajar fisika perlu
diciptakan alat praktikum yang memadai. Alat praktikum yang kami buat
adalah teknologi tepat guna (mesin pengiris bawang merah). Penulis
membuat teknologi tepat guna ini, disesuaikan dengan kondisi Kabupaten
Brebes yang merupakan salah satu sentra produksi bawang merah di
Indonesia. Mesin ini digunakan untuk kegiatan belajar mengajar mata
pelajaran fisika. Dengan harapan dapat menunjang peningkatan aktivitas
siswa dalam proses belajar mengajar, dapat memberi manfaat pada
peningkatan pemahaman konsep–konsep fisika, serta dapat meningkatkan
hasil belajar siswa.
Pembelajaran Fisika di SMA Negeri 3 Brebes masih cenderung
bersifat tradisional yaitu dengan menekankan pada hafalan-hafalan,
disamping itu sebagian besar siswa menganggap bahwa Fisika merupakan
mata pelajaran yang sulit, dan juga siswa jarang praktek di laboratorium.
Sehingga hasil belajar siswa tidak sesuai dengan ketuntasan daya serapnya.
Masih banyak siswa yang mendapatkan nilai prestasi belajar di bawah 62
dan ini lebih rendah dari KKM yang ditentukan. Siswa dianggap berhasil
dalam belajar jika nilai lebih besar atau sama dengan 62 (KKM mata
pelajaran fisika kurikulum 2006 SMA Negeri 3 Brebes tahun 2010/2011).
Dengan metode eksperimen siswa menemukan bukti kebenaran dari
teori sesuatu yang sedang dipelajarinya. Metode eksperimen mempunyai
kelebihan sebagai berikut : (a) Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran
3
atau kesimpulan berdasarkan percobaannya. (b) dalam membina siswa untuk
membuat terobosan-terobosan baru dengan penemuan dari hasil
percobaannya dan bermanfaat bagi kehidupan manusia. (c) Hasil-hasil
percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran umat
manusia.
Dalam metode eksperimen, guru dapat mengembangkan keterlibatan
fisik dan mental, serta emosional siswa. Siswa mendapat kesempatan untuk
melatih ketrampilan proses agar memperoleh hasil belajar yang maksimal.
Pengalaman yang dialami secara langsung dapat tertanam dalam ingatannya.
Keterlibatan fisik dan mental serta emosional siswa diharapkan dapat
diperkenalkan pada suatu cara atau kondisi pembelajaran yang dapat
menumbuhkan rasa percaya diri dan juga perilaku yang inovatif dan kreatif.
Pembelajaran dengan metode eksperimen melatih dan mengajar siswa untuk
belajar konsep fisika sama halnya dengan seorang ilmuwan fisika. Siswa
belajar secara aktif dengan mengikuti tahap-tahap pembelajarannya. Dengan
demikian, siswa akan menemukan sendiri konsep sesuai dengan hasil yang
diperoleh selama pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di kelas.
B. Permasalahan
Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka ada tiga
permasalahan yang perlu diperhatikan yaitu :
1. Pembelajaran Fisika di SMA Negeri 3 Brebes masih cenderung bersifat
tradisional yaitu dengan menekankan pada hafalan-hafalan, disamping
itu sebagian besar siswa menganggap bahwa Fisika merupakan mata
pelajaran yang sulit, dan juga siswa jarang praktek di laboratorium.
Sehingga siswa tidak sepenuhnya bisa memahami konsep dalam
pembelajaran Fisika.
2. Masih banyak siswa yang memiliki respons relatif rendah dalam
kegiatan belajar mengajar di kelas, sehingga mengakibatkan siswa tidak
dapat menguasai konsep dalam pembelajaran Fisika khususnya Sub
Konsep gerak melingkar.
4
3. Hasil belajar siswa masih rendah dalam mata pelajaran Fisika (belum
sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimum SMA Negeri 3 Brebes
tahun pelajaran 2010/2011 sebesar 62,00)
C. Rumusan Masalah
Bertolak dari latar belakang masalah dan tindakan yang dipilih, maka
rumusan masalah yang dikemukakan adalah :
1. Apakah pembelajaran Fisika sub konsep gerak melingkar beraturan
dengan menggunakan Teknologi Tepat Guna dengan metode
Eksperimen dapat meningkatkan keaktifan siswa?
2. Apakah pembelajaran Fisika sub konsep gerak melingkar beraturan
menggunakan Teknologi Tepat Guna dengan metode Eksperimen dapat
meningkatkan hasil belajar siswa ?
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan :
1. Untuk membuktikan bahwa pembelajaran Fisika sub konsep gerak
melingkar beraturan dengan menggunakan Teknologi Tepat Guna
dengan metode Eksperimen dapat meningkatkan keaktifan belajar
siswa.
2. Untuk membuktikan bahwa pembelajaran Fisika sub konsep gerak
melingkar beraturan dengan menggunakan Teknologi Tepat Guna
dengan metode Eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi siswa dan guru
dan sekolah :
1. Bagi siswa :
1).Dapat menjelaskan dan menerangkan materi fisika tentang sub
konsep gerak melingkar beraturan.
2).Dapat membuktikan kebenaran teori dan konsep/sub konsep fisika
melalui kegiatan eksperimen.
3).Meningkatkan keaktifan belajar siswa sehingga dapat
meningkatkan prestasi belajarnya.
5
2. Bagi guru :
1). Meningkatkan kepuasan guru dalam melaksanakan pembelajaran
fisika.
2). Dapat mengembangkan proses belajar mengajar yang sudah ada
ke arah yang lebih baik.
3). Mampu menemukan sendiri kelemahan-kelemahan yang terjadi
pada proses belajar mengajar terdahulu dan dapat memperbaiki
dan melengkapi kelemahan-kelemahan sebelumnya.
3. Bagi sekolah :
1). Dapat memberikan sumbangan yang baik pada sekolah dalam
rangka memperbaiki sistem pembelajaran di kelas.
2). Meningkatkan wawasan pembelajaran Fisika pada guru mata
pelajaran Fisika di sekolah.
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. landasan Teori
1. Pengertian Belajar
Menurut Aaron Q. Sartani dkk dalam Max Darsono (2000:3), belajar
adalah suatu perubahan perilaku sebagai hasil pengalaman. James O. Whittaker
dalam Max Darsono (2000:4), mengemukakan belajar adalah proses yang
menimbulkan atau merubah perilaku melalui latihan. atau pengalaman. Menurut
W. S. Winkel dalam Max Darsono (2000:4), belajar adalah suatu aktifitas
mental/psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang
menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,
ketrampilan dan nilai-sikap.
Belajar menurut Gagne (1997:148) terjadi bila suatu situasi stimulus
bersama dengan ingatan mempengaruhi siswa, sehingga perbuatannya berubah
dari waktu sebelum ia mengalami situasi ke waktu sesudah ia mengalami situasi
tadi.
Belajar menurut Hilgar dan Bower (1975:148) Berhubungan dengan
perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu dengan
disebabkan oleh pengalamannya berulang-ulang dalam situasi itu.
6
Belajar menurut Morgan (1978:148) adalah setiap perubahan yang relatif
menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau
pengalaman.
Atas dasar pendapat-pendapat tersebut dapatlah disimpulkan bahwa
belajar adalah suatu perubahan dalam diri seseorang (terbentuknya asosiasi-
asosiasi baru) berupa tingkah laku, pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan
nilai-sikap karena pengalaman atau interaksi dengan lingkungan. Max Darsono
(2000:30-31) mengemukakan ciri-ciri belajar antara lain:
1. Belajar dilakukan dengan sadar dan mempunyai tujuan sebagai arah kegiatan
dan sebagai tolak ukur keberhasilan.
2. Belajar merupakan pengalaman sendiri (bersifat individual), tidak dapat
diwakilkan oleh orang lain.
3. Belajar merupakan proses interaksi antara individu dengan lingkungan berarti
individu harus aktif dengan menggunakan berbagai potensi yang dimiliki
untuk belajar, misalnya perhatian, minat, pikiran, emosi, motivasi, dan lain-
lain.
4. Belajar mengakibatkan terjadinya perubahan yang bersifat internal dalam aspek
kognitif, afektif, dan psikomotorik yang terpisah satu dengan yang lain pada
diri orang yang belajar.
2. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah hasil yang dicapai oleh suatu usaha yang dilakukan
atau dikerjakan. Hasil belajar merupakan salah satu bentuk penilaian dalam
pelaksanaan kurikulum. Ada dua hal yang sangat penting untuk dijadikan sasaran
evaluasi dalam pelaksanaan kurikulum, yaitu hasil belajar siswa tiap semester dan
daya capai kurikulum pada tiap sekolah. Data hasil belajar siswa sangat
diperlukan oleh guru untuk mengetahui keterbatasan belajar siswa di kelas yang
menjadi tanggung jawabnya.
Suatu proses belajar diharapkan menghasilkan sesuatu yang disebut hasil
belajar. Hasil belajar itu dapat berupa pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang
dapat diklasifikasikan ke dalam aspek-aspek kognitif, afektif dan psikomotor.
Aspek kognitif mencakup kemampuan berpikir, termasuk kemampuan
7
memahami, menghapal, mengaplikasi, menganalisis, mensintesis, dan
mengevaluasi. Aspek afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat,
sikap, emosi, dan nilai. Aspek psikomotorik mencakup imitasi, manipulasi,
presisi, artikulasi, dan naturalisasi (Tim Peneliti Program Pasca Sarjana
UNY,2003:1-5).
Untuk memperoleh hasil belajar yang baik, perlu pemahaman terhadap
prinsip-prinsip atau asas-asas belajar yang dapat mengarahkan kepada cara belajar
yang efisien. Menurut Oemar Hamalik dalam Max Darsono (2000:27) prinsip-
prinsip belajar tersebut meliputi:
a. Belajar yang paling efektif apabila didasari oleh dorongan motivasi yang murni
(motivasi instrinsik) dan bersumber dari dalam diri sendiri.
b. Belajar harus bertujuan, terarah dan jelas bagi siswa.
c. Belajar memerlukan bimbingan.
d. Belajar memerlukan latihan dan ulangan agar apa-apa yang telah dipelajari
dapat dikuasai.
e. Belajar harus disertai keinginan dan kemauan yang kuat untuk mencapai hasil
atau tujuan.
f. Belajar dianggap berhasil apabila siswa telah sanggup menstranferkan atau
menerapkan ke dalam bidang praktek sehari-hari.
Berdasarkan pengetahuan dan pengalaman penulis bahwa pelaksanaan
proses belajar mengajar tanpa menggunakan media menyebabkan hasil belajar
siswa tidak memuaskan. Hal ini terbukti setiap diadakan tes tidak banyak siswa
yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Sehingga untuk
meningkatkan hasil belajar siswa, penulis mencoba menggunakan Teknologi
Tepat Guna dengan metode eksperimen dalam pembelajaran sub konsep gerak
melingkar. Harapan penulis dengan menggunakan metode ini hasil belajar siswa
bisa meningkat.
3. Pembelajaran Fisika
Fisika merupakan salah satu cabang Sains yang mempelajari gejala-gejala
alam melalui penelitian, percobaan dan pengukuran yang disajikan secara
8
matematis berdasarkan hukum-hukum dasar untuk menemukan hubungan antara
kenyataan yang ada di alam (Druxes, 1989:3).
Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar dan
sengaja oleh guru sedemikian rupa, sehingga tingkah laku siswa berubah ke arah
yang lebih baik. Oleh karena itu pembelajaran bertujuan membantu siswa agar
memperoleh berbagai pengalaman dan dengan pengalaman itu tingkah laku siswa
bertambah, baik kuantitas maupun kualitas. Tingkah laku yang dimaksud adalah
meliputi pengetahuan, ketrampilan, dan nilai atau norma yang berfungsi sebagai
pengendali sikap dan perilaku siswa (Darsono, 2000:24-26).
Mata pelajaran Fisika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan
sebagai berikut :
1) Membentuk sikap positif terhadap fisika dengan menyadari keteraturan dan
keindahan alam serta mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa.
2) Memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, obyektif, terbuka, ulet, kritis dan dapat
bekerjasama dengan orang lain.
3) Mengembangkan pengalaman untuk dapat merumuskan masalah, mengajukan
dan menguji hipotesis melalui percobaan, merancang dan merakit instrumen
percobaan, mengumpulkan, mengolah, dan menafsirkan data, serta
mengkomunikasikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis.
4) Mengembangkan kemampuan bernalar dalam berpikir analisis induktif dan
deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip fisika untuk menjelaskan
berbagai peristiwa alam dan menyelesaikan masalah baik secara kualitatif
maupun kuantitatif.
5) Menguasai konsep dan prinsip fisika serta mempunyai keterampilan
mengembangkan pengetahuan, dan sikap percaya diri sebagai bekal untuk
melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi serta mengembangkan
ilmu pengetahuan dan teknologi.
4. Teknologi Tepat Guna.
Teknologi dapat diartikan Ilmu tentang cara-cara melakukan sesuatu atau
memecahkan masalah tertentu melalui penerapan kaidah-kaidah ilmiah, teori-teori
ilmiah dan hasil penelitian ilmiah ke dalam bentuk praktis berupa perangkat keras
9
seperti benda, alat, pesawat, atau mesin maupun perangkat lunak seperti metode,
sistematika atau prosedur kerja tertentu. Tepat Guna adalah tepat sasaran
penggunaannya, atau diterapkan sesuai bidangnya sehingga bermanfaat bagi
bidang tersebut
Teknologi tepat guna adalah teknologi yang menggunakan sumber daya
yang ada untuk memecahkan masalah yang dihadapi/ada secara berdaya guna dan
berhasil guna atau untuk pelaksanaan tugas sehari-hari menjadi lebih mudah,
murah, dan sederhana. (Kepmendikbud No. 25/O/1995).
5. Pengertian Metode Eksperimen
Metode eksperimen menurut Djamarah (2002:95) adalah cara penyajian
pelajaran, di mana siswa melakukan percobaan dengan mengalami sendiri sesuatu
yang dipelajari. Dalam proses belajar mengajar, dengan metode eksperimen,
siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri,
mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, keadaan atau proses sesuatu.
Dengan demikian, siswa dituntut untuk mengalami sendiri , mencari
kebenaran, atau mencoba mencari suatu hukum atau dalil, dan menarik
kesimpulan dari proses yang dialaminya itu. Menurut Schoenherr (1996) yang
dikutip oleh Palendeng (2003:81) metode eksperimen adalah metode yang sesuai
untuk pembelajaran sains, karena metode eksperimen mampu memberikan
kondisi belajar yang dapat mengembangkan kemampuan berfikir dan kreativitas
secara optimal. Siswa diberi kesempatan untuk menyusun sendiri konsep-konsep
dalam struktur kognitifnya, selanjutnya dapat diaplikasikan dalam kehidupan
sehari-hari.
Penerapan pembelajaran dengan metode eksperimen akan membantu
siswa untuk memahami konsep. Pemahaman konsep dapat diketahui apabila siswa
mampu mengutarakan secara lisan, tulisan, maupun aplikasi dalam kehidupannya.
Dengan kata lain , siswa memiliki kemampuan untuk menjelaskan, menyebutkan,
memberikan contoh, dan menerapkan konsep pada materi yang diajarkan dalam
hal ini materi Sub konsep gerak melingkar.
10
6. Materi Gerak Melingkar
Setiap benda yang bergerak membentuk suatu lingkaran dikatakan
melakukan gerakan melingkar. Benda dikatakan bergerak melingkar beraturan
jika benda bergerak dengan kecepatan sudut konstan pada lintasan berbentuk
lingkaran. Sangat banyak gerakan benda yang berbentuk melingkar yang dapat
kita amati dalam kehidupan sehari-hari, termasuk gerakan mobil/sepeda motor
pada tikungan jalan, gerakan planet kesayangan kita (bumi), planet-planet lainnya,
satelit, bintang dan benda angkasa yang lain.
Besaran-besaran dalam gerak melingkar beraturan
1. Periode (T) adalah waktu yang diperlukan untuk satu kali putaran penuh
2. Frekuensi (f) adalah banyaknya putaran dalam satu detik
Hubungan f dengan T secara matematis adalah :
f = 1/T
Dimana: f adalah frekuensi satuannya Hertz
T adalah periode satuannya sekon
3. Kelajuan linier (v) adalah hasil bagi panjang lintasan dengan selang waktu
4. Kecepatan sudut (ω) yaitu hasil bagi sudut yang ditempuh benda dengan selang
waktu. Ditulis :
ω = 2П/T Satuan dari ω adalah rad/s
Hubungan antara v dengan ω adalah :
v = ω.r dengan r = jari-jari lingkaran (m)
Percepatan sentripetal
Percepatan sentripetal adalah percepatan yang arahnya menuju pusat lingkaran.
Percepatan sentripetal terjadi karena kecepatan linier benda yang terus berubah-
ubah. Secara matematis percepatan sentripetal ditulis
as = V2
/r
Dengan as = percepatan sentripetal (m/s2
)
V = kecepatan (m/s)
r = jari-jari lingkaran (m)
Posisi sudutnya dapat dihitung dengan persamaan :
 = ω .t , dengan t = waktu tempuh (s)
11
Gaya sentripetal
Gaya sentripetal adalah gaya yang arahnya menuju pusat lingkaran
Secara matematis ditulis :
Fs = m . as
Dengan Fs = gaya sentripetal (N)
m = massa (kg)
as = percepatan sentripetal (m/s2
)
B. Kerangka Berfikir
Menurut Bruner (Toeti 1997:24) individu akan belajar dengan baik jika
bahan ajar menarik dan disajikan dengan cara yang menarik. Pembelajaran Fisika
menggunakan teknologi tepat guna dengan metode eksperimen merupakan
metode pembelajaran yang sangat menarik, karena siswa akan memahami konsep
Fisika secara menyeluruh yaitu meliputi teknologi yang dapat diciptakan
berdasarkan konsep Fisika tersebut serta dampak- dampaknya terhadap
lingkungan dan masyarakat. Selanjutnya menurut Ausubel (Dahar 1989:110),
belajar dapat diklasifikasikan ke dalam dua dimensi. Dimensi pertama :
berhubungan dengan cara materi pembelajaran disajikan pada siswa melalui
penerimaan dan penemuan. Dimensi kedua : menyangkut bagaimana siswa dapat
menaikkan informasi pada struktur kognitif yang telah ada. Metode eksperimen
merupakan metode yang cocok untuk menyampaikan materi pembelajaran Fisika
khususnya sub konsep gerak melingkar beraturan, karena metode eksperimen
mengkaitkan antara materi pembelajaran dengan kehidupan nyata siswa, sehingga
dengan mengalami sendiri siswa akan belajar penemuan yang merupakan konsep
belajar bermakna.
C. Hipotesis
Berdasarkan kerangka berfikir tersebut di atas maka dapat dirumuskan
hipotesis tindakan sebagai berikut. Penggunaan teknologi Tepat Guna dengan
metode Eksperimen pada pembelajaran Fisika sub konsep gerak melingkar maka
dapat diduga:
a. Sekurang-kuranya 75 % siswa terlibat aktif dalam proses belajar mengajar.
12
b. Sekurang-kurangnya 85% dari jumlah siswa akan tuntas belajar dengan
Kriteria Ketuntasan Minimum 62. (KKM = 62).
METODOLOGI PENELITIAN
A. Setting Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas X.1 SMA Negeri 3
Kec. Brebes Kabupaten Brebes yang beralamatkan di Jalan MT.Haryono
No.78. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada bulan Juli 2010 sampai dengan
Desember 2010 tahun pelajaran 2010/2011. Penelitian dilaksanakan di sekolah
tersebut karena peneliti adalah tenaga pengajar di sekolah tersebut dengan
mengampu mata pelajaran Fisika.
B. Subyek Penelitian.
Subyek penelitian adalah siswa kelas X.1 SMA Negeri 3 Brebes tahun
pelajaran 2010/2011. Jumlah siswa kelas X.1 sebanyak 39 siswa yang terdiri
dari siswa laki-laki berjumlah 23 dan perempuan berjumlah 16 siswa,dengan
kemampuan rata-rata (sedang).
C. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini untuk mendapatkan data yang tepat,menggunakan
suatu alat pengumpul data sebagai berikut :
1. Kuisioner atau Angket.
Angket merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan mengajuklan pertanyaan secara tertulis kepada responden. Angket
ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang tanggapan atau pendapat
siswa terhadap penggunaan Teknologi Tepat Guna dengan metode
eksperimen dalam pembelajaran fisika sub konsep gerak melingkar
beraturan.
2. Obsevasi
Observasi digunakan untuk mengetahui tentang respon siswa pada saat
kegiatan belajar mengajar berlangsung.
3. Tes
Tes digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan pembelajaran fisika
para siswa sesaat setelah proses pembelajaran fisika dilaksanakan pada
13
kelas X.1 SMA Negeri 3 Brebes tahun pelajaran 2010/2011. Pada setiap
siklus guru memberikan tes untuk menunjukkan kemampuan siswa dalam
penguasaan materi dalam pembelajaran sub konsep gerak melingkar
beraturan. Tes yang dilaksanakan dengan menggunakan tes tertulis dalam
bentuk uraian.
D. Validasi Data
Validitas tes dilakukan dengan cara : 1) Face Falidity (anggota AR
saling mengecek validitas instrumen), dan 2) content (isi tes sesuai dengan
materi yang diajarkan/sesuai dengan isi kurikulum).
E. Analisa Data.
Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis dengan cara :
a. Data kualitatif.
Data yang diperoleh dari pengamatan atau observasi tentang respons siswa
yang merupakan gambaran mengenai keaktifan siswa dalam kegiatan
belajar mengajar dan kuisioner tentang tanggapan siswa terhadap
penggunaan Teknologi Tepat Guna dengan metode eksperimen dalam
pembelajaran fisika sub konsep gerak melingkar. Jika masih ada siswa
yang kurang memahami materi selanjutnya diberi kesempatan tanya jawab
(kolaborasi) antar teman dalam satu kelompok atau kepada teman pada
kelompok lain agar ditemukan solusi untuk mengatasinya sehingga akan
meningkatkan keaktifan siswa itu sendiri.
b. Data kuantitatif.
Data yang diperoleh dari hasil belajar siswa kemudian dihitung prosentase
ketuntasanya yaitu jumlah siswa yang memperoleh nilai 62 ke atas dibagi
jumlah siswa dalam satu kelas dikalikan dengan 100%.
Prosentase ketuntasan dihitung dengan ketentuan sebagai berikut :
St
Pk = ---- X 100%
S
Keterangan :
Pk = Prosentase ketuntasan
14
St = Jumlah siswa yang tuntas belajar
S = Jumlah siswa dalam satu kelas
F. Indikator Kinerja
Penelitian ini dinyatakan berhasil bila pembelajaran Fisika dengan
menggunakan Teknologi Tepat Guna dengan metode eksperimen dapat
meningkatkan jumlah siswa yang menguasai dan memahami lebih baik
terhadap materi sub konsep gerak melingkar. Pemahaman dan penguasaan
Sub konsep gerak melingkar beraturan ditunjukkan oleh meningkatnya hasil
belajar siswa. Target peningkatan yang hendak dicapai sekurang- kurangnya
20% dari kondisi awal (sebelum pelaksanaan tindakan kelas).
Keberhasilan lain yang ingin dicapai adalah pada akhir penelitian tahun
ajaran 2010/2011 jumlah siswa kelas X.1 SMA Negeri 3 Brebes yang
menguasai sub konsep gerak melingkar beraturan dengan baik meningkat
secara nyata, sebagaimana ditunjukkan oleh dua indikator utama yaitu :
1. Rata-rata keaktifan siswa lebih dari 75 %
2. Rata-rata ketuntasan belajar siswa lebih dari 85 %.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
1. Hasil Belajar Pada Siklus I
Berdasarkan hasil belajar pada siklus I menghasilkan data dan informasi
sebagai berikut.
a. Jumlah peserta ulangan harian 39 siswa
b. Jumlah siswa yang memperoleh nilai < 62 sebanyak 15 siswa
c. Jumlah siswa yang memperoleh nilai  62 sebanyak 24 siswa
d. Nilai rata – rata kelas 64,36
Berdasarkan data tersebut di atas, ketuntasan belajar Fisika yang dicapai
sebesar : 24/39 x 100% = 61,54%. Hasil ketuntasan belajar Fisika sebesar 61,54%
pada siklus I ini, belum mencapai indikator utama pada penelitian ini yaitu 85%
siswa memperoleh nilai ulangan harian  62.
15
2. Hasil Belajar Pada Siklus II
Berdasarkan hasil belajar pada siklus II menghasilkan data dan informasi
sebagai berikut.
a. Jumlah peserta ulangan harian 39 siswa
b. Jumlah siswa yang memperoleh nilai < 62 sebanyak 5 siswa
c. Jumlah siswa yang memperoleh nilai  62 sebanyak 34 siswa
d. Nilai rata-rata kelas 67.56
Berdasarkan data tersebut di atas, ketuntasan belajar Fisika yang dicapai
pada siklus II sebesar : 34/39 x 100% = 87,18%. Ketuntasan belajar Fisika
sebesar 87,18% pada siklus II menunjukkan adanya peningkatan ketuntasan
belajar dari siklus I dan sudah mencapai indikator utama pada penelitian ini yaitu
lebih dari 85% siswa telah mencapai ketuntasan belajar.
Tabel berikut ini menyajikan nilai rata-rata kelas dan ketuntasan belajar
sebelum Action Research (AR) , siklus I dan siklus II.
Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Tes Siswa Sebelum Penelitian dan Akhir Siklus I dan
Siklus II
Uraian
Sebelum AR
(UH.I)
Siklus I Siklus II
Nilai tertinggi 70 80 80
Nilai terendah 40 50 50
Nilai rata-rata kelas 55 64.35 67.56
Ketuntasan belajar 46,15% 61,54% 87,18%
3. Aktivitas Siswa dan Guru
a. Kuesioner tentang Perilaku Siswa dan Guru
Perilaku siswa dan guru mencerminkan aktivitas siswa dan guru selama kegiatan
belajar mengajar (KBM).
Dari hasil kuisioner antara kondisi awal (sebelum Action Research)
dengan akhir siklus I, dan akhir siklus II pada setiap perilaku siswa dan perilaku
guru terjadi peningkatan aktivitas siswa dan guru.
b. Observasi Anggota Action Research
Hasil observasi anggota Action Research (observer) selama kegiatan
belajar mengajar berlangsung dilakukan 2 kali dapat dilihat pada tabel berikut.
16
Tabel 2. Aktivitas Siswa
No.
Nomor
Perilaku yang diamati
Observasi ke :
(dalam persen (%))
1 2
1 1 74 87
2 2 77 87
3 3 77 87
4 4 77 87
5 5 74 82
6 6 77 95
7 7 84 95
8 8 74 87
9 9 82 95
10 10 77 87
Berdasarkan tabel tersebut di atas persentasi aktivitas siswa dari observasi
awal (1) sampai dengan observasi akhir (2) meningkat, kondisi semacam ini
menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar meningkat.
Tabel 3. Aktivitas Guru
No.
Nomor
Perilaku yang diamati
Observasi ke :
(dalam persen (%))
1 2
11 11 82 92
12 12 82 92
13 13 82 92
14 14 87 95
15 15 87 95
16 16 87 95
17 17 87 90
18 18 85 92
19 19 85 92
20 20 87 95
Berdasarkan tabel tersebut di atas persentasi aktivitas guru dari observasi
awal (1) sampai dengan observasi akhir (2) meningkat, kondisi semacam ini
menunjukkan bahwa aktivitas guru dalam proses belajar mengajar meningkat.
c. Hasil Wawancara dengan Siswa
Wawancara dilakukan tiga tahap, yaitu: tahap pertama sebelum Action
Research, tahap kedua pada akhir siklus I, tahap ke tiga pada akhir siklus II.
17
Adapun siswa yang diwawancarai adalah siswa yang tidak tuntas belajar
sebanyak 15 siswa. Hasil wawancara menunjukkan bahwa penggunaan
Teknologi Tepat Guna dengan metode eksperimen dalam pembelajaran Fisika
sub konsep gerak melingkar beraturan membuat siswa menjadi aktif, tidak bosan
dan menyukai pelajaran Fisika.
B. Pengujian Hipotesis
Hipotesis penelitian yang diajukan sebelumnya adalah Penggunaan
teknologi Tepat Guna dengan menggunakan metode Eksperimen pada
pembelajaran Fisika sub konsep gerak melingkar beraturan diduga :
a. Sekurang-kurangya 75 % siswa terlibat aktif dalam proses belajar mengajar.
b. Sekurang-kurangnya 85% dari jumlah siswa akan tuntas belajar dengan
Kriteria Ketuntasan Minimum 62. (KKM = 62).
Hipotesis tersebut dapat dibuktikan dengan data-data sebagai berikut.
1. Ketuntasan belajar Fisika yang dicapai pada siklus I sebesar : 24/ 39 x 100%
= 61,54%. Hasil ketuntasan belajar Fisika sebesar 61,54% pada siklus I ini,
belum mencapai indikator utama pada penelitian ini yaitu 85% siswa akan
tuntas belajar dengan memiliki nilai ulangan harian  62.
2. Ketuntasan belajar Fisika yang dicapai pada siklus II sebesar : 34/39 x 100%
= 87,18%. Hasil ketuntasan belajar Fisika sebesar 87,18% pada siklus II ini,
sudah mencapai indikator utama pada penelitian ini yaitu 85% siswa akan
tuntas belajar dengan memiliki nilai ulangan harian  62. Ketuntasan belajar
Fisika sebesar 87,18% pada siklus II menunjukkan adanya peningkatan
ketuntasan belajar dari siklus I . Dengan demikian menunjukkan bahwa pada
siklus II telah dapat membuktikan hipotesis penelitian yang dimaksud.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Proses pembelajaran Fisika menggunakan Teknologi Tepat Guna dengan
metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Keadaan tersebut
menunjukkan bahwa penggunaan Teknologi Tepat Guna dengan metode
eksperimen sangat cukup untuk mencapai hasil belajar siswa sesuai dengan
ketuntasan yang diharapkan. Demikian pula dari kemampuan guru yang dimiliki
18
telah mampu menerapkan metode eksperimen secara optimal, sehingga kualitas
pembelajaran menjadi lebih baik.
Dalam penggunaan Teknologi Tepat Guna dengan metode eksperimen
pada setiap siklus terjadi perubahan yang signifikan, jika sebelum dilakukan
action research (AR) ketuntasan belajar 45,16%, pada siklus I ketuntas belajar
menjadi 61,54%, pada siklus II menjadi 87,18%.
Dalam pembelajaran Fisika sub konsep gerak melingkar beraturan
menggunakan Teknologi Tepat Guna dengan metode eksperimen akan
memberikan dampak yang positif terhadap hasil belajar siswa, mengingat metode
tersebut berusaha untuk memadukan antara teori dengan keadaan yang
sebenarnya. Dengan adanya pengalaman belajar yang demikian, maka siswa
menjadi lebih mudah untuk mengingat, sehingga hasil test yang diberikan guru
menjadi lebih baik.
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Simpulan dalam penelitian ini, berdasarkan hasil dan pembahasan adalah
sebagai berikut :
1. Pengunaan Teknologi Tepat Guna dengan metode eksperimen dalam
pembelajaran Fisika sub konsep gerak melingkar beraturan pada kelas X.1
SMA Negeri 3 Brebes dapat meningkatkan keaktifan siswa dan guru.
2. Pengunaan Teknologi Tepat Guna dengan metode eksperimen dalam
pembelajaran Fisika sub konsep gerak melingkar beraturan pada kelas X.1
SMA Negeri 3 Brebes dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas ini dikemukakan beberapa
saran antara lain sebagai berikut.
1. Pengunaan Teknologi Tepat Guna dengan metode eksperimen dalam
pembelajaran Fisika sub konsep gerak melingkar sangat efektif untuk
dilakukan dalam Proses Belajar Mengajar. Untuk itu diharapkan guru bisa
menggunakan metode ekperimen dalam pelaksanaan pembelajaran khususnya
materi gerak melingkar beraturan.
19
2. Pembelajaran Fisika menggunakan Teknologi Tepat Guna dengan metode
eksperimen memerlukan sarana dan prasarana laboratorium yang memadai
untuk memberikan pengalaman pada siswa untuk itu sangat dianjurkan
kepada sekolah- sekolah untuk melengkapi sarana laboratorium.
3. Pembelajaran Fisika dengan menggunakan Teknologi Tepat Guna dengan
metode eksperimen memerlukan seorang guru yang benar-benar menguasai
materi dan peralatan laboratorium. Untuk itu diharapkan guru selalu
memperkaya pengetahuan yang berkaitan dengan materi Fisika.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, 1993, Prosedur Penelitian, Jakarta, Rineka Cipta.
BSNP, 2006, Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Fisika SMA/MA,
Jakarta.
Budi Purwanto, Drs, 2004, Fisika Dasar, Solo, PT Tiga Serangkai.
Darsono, Max. 2000. Belajar Pembelajaran. Semarang. IKIP : Semarang Press.
Djamarah. 2002. Strategi Belajar mengajar. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Depdiknas,2003, Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian,
Dirjend Dikdasmen,Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Jakarta
Herbert Druxt, dkk. 1986. Kompendium Didaktif Fisika. Bandung: CV Remaja
Karya.
Kanginan, Marthen. 1994. Fisika SMA Kelas I. Jakarta: Erlangga.
LPMP Jawa Tengah, 2004, Jurnal Pendidikan Widya Tama, Semarang.
Poerwodarminto. 1995. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : PN Persero
Balai Pustaka.
Sudjana, Nana. 2004. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung :
Remaja Rosda Karya.
Suparno, Satiro,Dr, 1991, Petunjuk Praktikum Program Kependidikan Fisika,
Jakarta, Universitas Terbuka, Depdikbud.
Tim Peneliti Program Pasca Sarjana UNY. 2003. Pedoman Penilaian Psikomotorik.
Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

More Related Content

What's hot

Meningkatkan partisipasi siswa kelas x
Meningkatkan partisipasi siswa kelas xMeningkatkan partisipasi siswa kelas x
Meningkatkan partisipasi siswa kelas xfadhyl_bagenda
 
”Meningkatkan Hasil Belajar IPA-Fisika Pada Materi Pokok Tekanan Dengan Mengg...
”Meningkatkan Hasil Belajar IPA-Fisika Pada Materi Pokok Tekanan Dengan Mengg...”Meningkatkan Hasil Belajar IPA-Fisika Pada Materi Pokok Tekanan Dengan Mengg...
”Meningkatkan Hasil Belajar IPA-Fisika Pada Materi Pokok Tekanan Dengan Mengg...Irma Mustika Sari
 
Contoh proposal ptk dan artikel ilmiah
Contoh proposal ptk dan artikel ilmiahContoh proposal ptk dan artikel ilmiah
Contoh proposal ptk dan artikel ilmiahSuaidin -Dompu
 
Peningkatan hasil belajar siswa
Peningkatan hasil belajar siswa Peningkatan hasil belajar siswa
Peningkatan hasil belajar siswa sinupid
 
Proposal skripsi metode inquiry dengan metode discovery
Proposal skripsi metode inquiry dengan metode discoveryProposal skripsi metode inquiry dengan metode discovery
Proposal skripsi metode inquiry dengan metode discoveryMuhammad Syafrullah
 
Perbandingan metode kooperatif jigsaw dengan metode ceramah terhadap hasil be...
Perbandingan metode kooperatif jigsaw dengan metode ceramah terhadap hasil be...Perbandingan metode kooperatif jigsaw dengan metode ceramah terhadap hasil be...
Perbandingan metode kooperatif jigsaw dengan metode ceramah terhadap hasil be...ast_189
 
Contoh proposal-usulan-penelitian-tindakan-kelas
Contoh proposal-usulan-penelitian-tindakan-kelasContoh proposal-usulan-penelitian-tindakan-kelas
Contoh proposal-usulan-penelitian-tindakan-kelasMuh Yusuf Manguluang
 
Xi bhs
Xi bhsXi bhs
Xi bhskmekoo
 
Contoh proposal ptk
Contoh proposal ptkContoh proposal ptk
Contoh proposal ptkAgoes Sholeh
 
Proposal Yang Telah Diseminarkan
Proposal Yang Telah DiseminarkanProposal Yang Telah Diseminarkan
Proposal Yang Telah DiseminarkanMuhammad Syafrullah
 
Proposal skripsi pendidikan geografi
Proposal skripsi pendidikan geografiProposal skripsi pendidikan geografi
Proposal skripsi pendidikan geografiimron_akun
 
Artikel ptk (Penelitian tinddakan Kelas) SMA Kimia
Artikel ptk (Penelitian tinddakan Kelas) SMA KimiaArtikel ptk (Penelitian tinddakan Kelas) SMA Kimia
Artikel ptk (Penelitian tinddakan Kelas) SMA KimiaM Wahyudi Haidar
 
76484559 proposal-penelitian-biologi
76484559 proposal-penelitian-biologi76484559 proposal-penelitian-biologi
76484559 proposal-penelitian-biologielisabethringo
 
Ptk ipa
Ptk ipaPtk ipa
Ptk ipaBayEvo
 
Proposal PTK Fisika Hukum Newton
Proposal PTK Fisika Hukum NewtonProposal PTK Fisika Hukum Newton
Proposal PTK Fisika Hukum NewtonEko Supriyadi
 

What's hot (19)

Meningkatkan partisipasi siswa kelas x
Meningkatkan partisipasi siswa kelas xMeningkatkan partisipasi siswa kelas x
Meningkatkan partisipasi siswa kelas x
 
”Meningkatkan Hasil Belajar IPA-Fisika Pada Materi Pokok Tekanan Dengan Mengg...
”Meningkatkan Hasil Belajar IPA-Fisika Pada Materi Pokok Tekanan Dengan Mengg...”Meningkatkan Hasil Belajar IPA-Fisika Pada Materi Pokok Tekanan Dengan Mengg...
”Meningkatkan Hasil Belajar IPA-Fisika Pada Materi Pokok Tekanan Dengan Mengg...
 
Proposal ptk
Proposal ptkProposal ptk
Proposal ptk
 
Contoh proposal ptk dan artikel ilmiah
Contoh proposal ptk dan artikel ilmiahContoh proposal ptk dan artikel ilmiah
Contoh proposal ptk dan artikel ilmiah
 
Peningkatan hasil belajar siswa
Peningkatan hasil belajar siswa Peningkatan hasil belajar siswa
Peningkatan hasil belajar siswa
 
Proposal skripsi metode inquiry dengan metode discovery
Proposal skripsi metode inquiry dengan metode discoveryProposal skripsi metode inquiry dengan metode discovery
Proposal skripsi metode inquiry dengan metode discovery
 
Perbandingan metode kooperatif jigsaw dengan metode ceramah terhadap hasil be...
Perbandingan metode kooperatif jigsaw dengan metode ceramah terhadap hasil be...Perbandingan metode kooperatif jigsaw dengan metode ceramah terhadap hasil be...
Perbandingan metode kooperatif jigsaw dengan metode ceramah terhadap hasil be...
 
Contoh proposal-usulan-penelitian-tindakan-kelas
Contoh proposal-usulan-penelitian-tindakan-kelasContoh proposal-usulan-penelitian-tindakan-kelas
Contoh proposal-usulan-penelitian-tindakan-kelas
 
Xi bhs
Xi bhsXi bhs
Xi bhs
 
Contoh proposal ptk
Contoh proposal ptkContoh proposal ptk
Contoh proposal ptk
 
Proposal Yang Telah Diseminarkan
Proposal Yang Telah DiseminarkanProposal Yang Telah Diseminarkan
Proposal Yang Telah Diseminarkan
 
Proposal skripsi pendidikan geografi
Proposal skripsi pendidikan geografiProposal skripsi pendidikan geografi
Proposal skripsi pendidikan geografi
 
Artikel ptk (Penelitian tinddakan Kelas) SMA Kimia
Artikel ptk (Penelitian tinddakan Kelas) SMA KimiaArtikel ptk (Penelitian tinddakan Kelas) SMA Kimia
Artikel ptk (Penelitian tinddakan Kelas) SMA Kimia
 
Contoh proposal biologi smu
Contoh proposal biologi smuContoh proposal biologi smu
Contoh proposal biologi smu
 
76484559 proposal-penelitian-biologi
76484559 proposal-penelitian-biologi76484559 proposal-penelitian-biologi
76484559 proposal-penelitian-biologi
 
Contoh proposal ptk
Contoh proposal ptkContoh proposal ptk
Contoh proposal ptk
 
Tugas 2 ptk febridawati - sma n 1 batanghari
Tugas 2 ptk febridawati - sma n 1 batanghariTugas 2 ptk febridawati - sma n 1 batanghari
Tugas 2 ptk febridawati - sma n 1 batanghari
 
Ptk ipa
Ptk ipaPtk ipa
Ptk ipa
 
Proposal PTK Fisika Hukum Newton
Proposal PTK Fisika Hukum NewtonProposal PTK Fisika Hukum Newton
Proposal PTK Fisika Hukum Newton
 

Viewers also liked

Rekap Survey Seminar dan Pelatihan
Rekap Survey Seminar dan PelatihanRekap Survey Seminar dan Pelatihan
Rekap Survey Seminar dan Pelatihanandrew gromiko
 
Handout Pelatihan Penyusunan Proposal PTK
Handout Pelatihan Penyusunan Proposal PTKHandout Pelatihan Penyusunan Proposal PTK
Handout Pelatihan Penyusunan Proposal PTKEsti Widiawati
 
Metodologi Penelitian (Penelitian Eksperimen)
Metodologi Penelitian (Penelitian Eksperimen)Metodologi Penelitian (Penelitian Eksperimen)
Metodologi Penelitian (Penelitian Eksperimen)Dýah Rahmawati Z
 
Media pembelajaran fisika tumbukan
Media pembelajaran fisika tumbukanMedia pembelajaran fisika tumbukan
Media pembelajaran fisika tumbukanmuhamad khanif
 
Lembar kerja siswa archimedes
Lembar kerja siswa archimedesLembar kerja siswa archimedes
Lembar kerja siswa archimedesIra Putri Jambak
 
Desain penelitian-eksperimen-7
Desain penelitian-eksperimen-7Desain penelitian-eksperimen-7
Desain penelitian-eksperimen-7Endi Nugroho
 
Angket motivasi siswa
Angket motivasi siswaAngket motivasi siswa
Angket motivasi siswarehulina89
 
PENGEMBANGAN SUMBER BELAJAR UNTUK MEMBANTU KEGIATAN SISWA KELAS X SMA MENGANA...
PENGEMBANGAN SUMBER BELAJAR UNTUK MEMBANTU KEGIATAN SISWA KELAS X SMA MENGANA...PENGEMBANGAN SUMBER BELAJAR UNTUK MEMBANTU KEGIATAN SISWA KELAS X SMA MENGANA...
PENGEMBANGAN SUMBER BELAJAR UNTUK MEMBANTU KEGIATAN SISWA KELAS X SMA MENGANA...Dedi Mukhlas
 
Contoh ptk
Contoh ptkContoh ptk
Contoh ptktonyvery
 
Jenis penelitian
Jenis penelitianJenis penelitian
Jenis penelitianzmeffendi
 
angket untu siswa bagi guru bimbingan konseling
angket untu siswa bagi guru bimbingan konselingangket untu siswa bagi guru bimbingan konseling
angket untu siswa bagi guru bimbingan konselingachmad hidayat
 
246826497 lks-fluida-statis 4
246826497 lks-fluida-statis 4246826497 lks-fluida-statis 4
246826497 lks-fluida-statis 4saharilbugis
 
LKS HUKUM ARCHIMEDES
LKS HUKUM ARCHIMEDESLKS HUKUM ARCHIMEDES
LKS HUKUM ARCHIMEDESMAFIA '11
 
Media Pembelajaran Tugas 6 Lembar Kerja Siswa
Media Pembelajaran Tugas 6 Lembar Kerja SiswaMedia Pembelajaran Tugas 6 Lembar Kerja Siswa
Media Pembelajaran Tugas 6 Lembar Kerja Siswasirisnawati
 

Viewers also liked (20)

Rekap Survey Seminar dan Pelatihan
Rekap Survey Seminar dan PelatihanRekap Survey Seminar dan Pelatihan
Rekap Survey Seminar dan Pelatihan
 
Poster
PosterPoster
Poster
 
Handout Pelatihan Penyusunan Proposal PTK
Handout Pelatihan Penyusunan Proposal PTKHandout Pelatihan Penyusunan Proposal PTK
Handout Pelatihan Penyusunan Proposal PTK
 
Metodologi Penelitian (Penelitian Eksperimen)
Metodologi Penelitian (Penelitian Eksperimen)Metodologi Penelitian (Penelitian Eksperimen)
Metodologi Penelitian (Penelitian Eksperimen)
 
Laporan alat peraga media
Laporan alat peraga mediaLaporan alat peraga media
Laporan alat peraga media
 
Media pembelajaran fisika tumbukan
Media pembelajaran fisika tumbukanMedia pembelajaran fisika tumbukan
Media pembelajaran fisika tumbukan
 
Tahapan ptk
Tahapan ptkTahapan ptk
Tahapan ptk
 
Lembar kerja siswa archimedes
Lembar kerja siswa archimedesLembar kerja siswa archimedes
Lembar kerja siswa archimedes
 
Desain penelitian-eksperimen-7
Desain penelitian-eksperimen-7Desain penelitian-eksperimen-7
Desain penelitian-eksperimen-7
 
Angket motivasi siswa
Angket motivasi siswaAngket motivasi siswa
Angket motivasi siswa
 
PENGEMBANGAN SUMBER BELAJAR UNTUK MEMBANTU KEGIATAN SISWA KELAS X SMA MENGANA...
PENGEMBANGAN SUMBER BELAJAR UNTUK MEMBANTU KEGIATAN SISWA KELAS X SMA MENGANA...PENGEMBANGAN SUMBER BELAJAR UNTUK MEMBANTU KEGIATAN SISWA KELAS X SMA MENGANA...
PENGEMBANGAN SUMBER BELAJAR UNTUK MEMBANTU KEGIATAN SISWA KELAS X SMA MENGANA...
 
Contoh ptk
Contoh ptkContoh ptk
Contoh ptk
 
Jenis penelitian
Jenis penelitianJenis penelitian
Jenis penelitian
 
Pengembangan bahan ajar 2
Pengembangan bahan ajar 2Pengembangan bahan ajar 2
Pengembangan bahan ajar 2
 
angket untu siswa bagi guru bimbingan konseling
angket untu siswa bagi guru bimbingan konselingangket untu siswa bagi guru bimbingan konseling
angket untu siswa bagi guru bimbingan konseling
 
246826497 lks-fluida-statis 4
246826497 lks-fluida-statis 4246826497 lks-fluida-statis 4
246826497 lks-fluida-statis 4
 
5464 17940-1-pb
5464 17940-1-pb5464 17940-1-pb
5464 17940-1-pb
 
LKS HUKUM ARCHIMEDES
LKS HUKUM ARCHIMEDESLKS HUKUM ARCHIMEDES
LKS HUKUM ARCHIMEDES
 
Lks fluida statis 1
Lks  fluida statis 1Lks  fluida statis 1
Lks fluida statis 1
 
Media Pembelajaran Tugas 6 Lembar Kerja Siswa
Media Pembelajaran Tugas 6 Lembar Kerja SiswaMedia Pembelajaran Tugas 6 Lembar Kerja Siswa
Media Pembelajaran Tugas 6 Lembar Kerja Siswa
 

Similar to PTK METODE EXPERIMENT

Similar to PTK METODE EXPERIMENT (20)

Latihan proposal ptk kel.c
Latihan proposal ptk kel.cLatihan proposal ptk kel.c
Latihan proposal ptk kel.c
 
Proposal ptk
Proposal ptkProposal ptk
Proposal ptk
 
Latihan proposal ptk kel perbaikan
Latihan proposal ptk kel perbaikanLatihan proposal ptk kel perbaikan
Latihan proposal ptk kel perbaikan
 
Fisika
FisikaFisika
Fisika
 
42622-75676629363-1-SM.pdf
42622-75676629363-1-SM.pdf42622-75676629363-1-SM.pdf
42622-75676629363-1-SM.pdf
 
2015
20152015
2015
 
Bab i s d bab iv, lampiran - pkp rino kusno
Bab i s d bab iv, lampiran - pkp rino kusnoBab i s d bab iv, lampiran - pkp rino kusno
Bab i s d bab iv, lampiran - pkp rino kusno
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
Laporan pkp ipa
Laporan pkp ipaLaporan pkp ipa
Laporan pkp ipa
 
Laporan pkp ipa
Laporan pkp ipaLaporan pkp ipa
Laporan pkp ipa
 
Jurnal yeni
Jurnal yeniJurnal yeni
Jurnal yeni
 
Sogol ptk plpg
Sogol ptk plpgSogol ptk plpg
Sogol ptk plpg
 
Modul kelas x unit 1 besaran
Modul kelas x unit 1 besaranModul kelas x unit 1 besaran
Modul kelas x unit 1 besaran
 
(20) JURNAL YULIANA.docx
(20) JURNAL YULIANA.docx(20) JURNAL YULIANA.docx
(20) JURNAL YULIANA.docx
 
Miskonsepsi
MiskonsepsiMiskonsepsi
Miskonsepsi
 
Pemodelan Jangka Sorong
Pemodelan Jangka SorongPemodelan Jangka Sorong
Pemodelan Jangka Sorong
 
Analisis pemahaman siswa terhadapa pembelajaran kimia di sma pab 4 sampali
Analisis pemahaman siswa terhadapa pembelajaran kimia di sma pab 4 sampaliAnalisis pemahaman siswa terhadapa pembelajaran kimia di sma pab 4 sampali
Analisis pemahaman siswa terhadapa pembelajaran kimia di sma pab 4 sampali
 
Tugas 4
Tugas 4Tugas 4
Tugas 4
 
Karya ilmiah nur sabaniah
Karya ilmiah nur sabaniahKarya ilmiah nur sabaniah
Karya ilmiah nur sabaniah
 
Makalah kajian fisika sekolah
Makalah kajian fisika sekolahMakalah kajian fisika sekolah
Makalah kajian fisika sekolah
 

More from Esti Widiawati

Cergam seri binatang 1 singa dan tikus
Cergam seri binatang 1 singa dan tikusCergam seri binatang 1 singa dan tikus
Cergam seri binatang 1 singa dan tikusEsti Widiawati
 
Struktur bumi dan dinamikanya
Struktur bumi dan dinamikanyaStruktur bumi dan dinamikanya
Struktur bumi dan dinamikanyaEsti Widiawati
 
template kalender 2018
template kalender 2018template kalender 2018
template kalender 2018Esti Widiawati
 
Kalender tamplate 2018 by idan part 1
Kalender tamplate 2018 by idan part 1Kalender tamplate 2018 by idan part 1
Kalender tamplate 2018 by idan part 1Esti Widiawati
 
Permendikbud No 10 Tahun 2017
Permendikbud No 10 Tahun 2017Permendikbud No 10 Tahun 2017
Permendikbud No 10 Tahun 2017Esti Widiawati
 
preview BAB 1 Materi IPA Kelas VIII Smt 1
preview BAB 1 Materi IPA Kelas VIII Smt 1preview BAB 1 Materi IPA Kelas VIII Smt 1
preview BAB 1 Materi IPA Kelas VIII Smt 1Esti Widiawati
 
Mendidik anak berlandaskan Al Quran
Mendidik anak berlandaskan Al QuranMendidik anak berlandaskan Al Quran
Mendidik anak berlandaskan Al QuranEsti Widiawati
 
PEMBAHASAN PREDIKSI SOAL UN IPA PAKET A
PEMBAHASAN PREDIKSI  SOAL UN IPA PAKET APEMBAHASAN PREDIKSI  SOAL UN IPA PAKET A
PEMBAHASAN PREDIKSI SOAL UN IPA PAKET AEsti Widiawati
 
PREDIKSI SOAL UJIAN NASIONAL IPA SMP PAKET B
PREDIKSI SOAL UJIAN NASIONAL IPA SMP PAKET BPREDIKSI SOAL UJIAN NASIONAL IPA SMP PAKET B
PREDIKSI SOAL UJIAN NASIONAL IPA SMP PAKET BEsti Widiawati
 
PREDIKSI UJIAN NASIONAL IPA
PREDIKSI UJIAN NASIONAL IPAPREDIKSI UJIAN NASIONAL IPA
PREDIKSI UJIAN NASIONAL IPAEsti Widiawati
 
Children learn what they live
Children learn what they liveChildren learn what they live
Children learn what they liveEsti Widiawati
 
Zat adiktif dan psikotropika by esti
Zat adiktif dan psikotropika by estiZat adiktif dan psikotropika by esti
Zat adiktif dan psikotropika by estiEsti Widiawati
 
MATERI IPA KELAS VIII DISERTAI LATIHAN SOAL
MATERI IPA KELAS VIII DISERTAI LATIHAN SOALMATERI IPA KELAS VIII DISERTAI LATIHAN SOAL
MATERI IPA KELAS VIII DISERTAI LATIHAN SOALEsti Widiawati
 
Ebook ringkasan ipa smp kelas viii
Ebook ringkasan ipa smp kelas viiiEbook ringkasan ipa smp kelas viii
Ebook ringkasan ipa smp kelas viiiEsti Widiawati
 

More from Esti Widiawati (20)

Cergam seri binatang 1 singa dan tikus
Cergam seri binatang 1 singa dan tikusCergam seri binatang 1 singa dan tikus
Cergam seri binatang 1 singa dan tikus
 
Corona
CoronaCorona
Corona
 
Struktur bumi dan dinamikanya
Struktur bumi dan dinamikanyaStruktur bumi dan dinamikanya
Struktur bumi dan dinamikanya
 
Tata surya
Tata suryaTata surya
Tata surya
 
Bab 6 tata surya
Bab 6 tata suryaBab 6 tata surya
Bab 6 tata surya
 
template kalender 2018
template kalender 2018template kalender 2018
template kalender 2018
 
Kalender tamplate 2018 by idan part 1
Kalender tamplate 2018 by idan part 1Kalender tamplate 2018 by idan part 1
Kalender tamplate 2018 by idan part 1
 
Permendikbud No 10 Tahun 2017
Permendikbud No 10 Tahun 2017Permendikbud No 10 Tahun 2017
Permendikbud No 10 Tahun 2017
 
UU No. 14 Tahun 2005
UU No. 14 Tahun 2005UU No. 14 Tahun 2005
UU No. 14 Tahun 2005
 
Etika Profesi Guru
Etika Profesi GuruEtika Profesi Guru
Etika Profesi Guru
 
preview BAB 1 Materi IPA Kelas VIII Smt 1
preview BAB 1 Materi IPA Kelas VIII Smt 1preview BAB 1 Materi IPA Kelas VIII Smt 1
preview BAB 1 Materi IPA Kelas VIII Smt 1
 
Mengenal Bakteri
Mengenal BakteriMengenal Bakteri
Mengenal Bakteri
 
Mendidik anak berlandaskan Al Quran
Mendidik anak berlandaskan Al QuranMendidik anak berlandaskan Al Quran
Mendidik anak berlandaskan Al Quran
 
PEMBAHASAN PREDIKSI SOAL UN IPA PAKET A
PEMBAHASAN PREDIKSI  SOAL UN IPA PAKET APEMBAHASAN PREDIKSI  SOAL UN IPA PAKET A
PEMBAHASAN PREDIKSI SOAL UN IPA PAKET A
 
PREDIKSI SOAL UJIAN NASIONAL IPA SMP PAKET B
PREDIKSI SOAL UJIAN NASIONAL IPA SMP PAKET BPREDIKSI SOAL UJIAN NASIONAL IPA SMP PAKET B
PREDIKSI SOAL UJIAN NASIONAL IPA SMP PAKET B
 
PREDIKSI UJIAN NASIONAL IPA
PREDIKSI UJIAN NASIONAL IPAPREDIKSI UJIAN NASIONAL IPA
PREDIKSI UJIAN NASIONAL IPA
 
Children learn what they live
Children learn what they liveChildren learn what they live
Children learn what they live
 
Zat adiktif dan psikotropika by esti
Zat adiktif dan psikotropika by estiZat adiktif dan psikotropika by esti
Zat adiktif dan psikotropika by esti
 
MATERI IPA KELAS VIII DISERTAI LATIHAN SOAL
MATERI IPA KELAS VIII DISERTAI LATIHAN SOALMATERI IPA KELAS VIII DISERTAI LATIHAN SOAL
MATERI IPA KELAS VIII DISERTAI LATIHAN SOAL
 
Ebook ringkasan ipa smp kelas viii
Ebook ringkasan ipa smp kelas viiiEbook ringkasan ipa smp kelas viii
Ebook ringkasan ipa smp kelas viii
 

Recently uploaded

adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanNiKomangRaiVerawati
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 

Recently uploaded (20)

adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 

PTK METODE EXPERIMENT

  • 1. 1 PENINGKATAN HASIL BELAJAR FISIKA SUB KONSEP GERAK MELINGKAR BERATURAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA DENGAN METODE EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS X.1 SMA N 3 BREBES TAHUN PELAJARAN 2010/2011 Oleh : Sadimin Guru SMA Negeri 3 Brebes, Jawa Tengah Abstrak Pembelajaran di SMA Negeri 3 Brebes masih cenderung bersifat tradisional yaitu dengan menekankan pada hafalan-hafalan, disamping itu sebagian besar siswa menganggap bahwa Fisika merupakan mata pelajaran yang sulit, dan juga siswa jarang praktek di laboratorium. Permasalahan-permasalahan tersebut menyebabkan hasil belajar Fisika kurang maksimal yang berdampak tidak tercapainya ketuntasan belajar secara klasikal maupun individu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatkan hasil belajar mata pelajaran Fisika Sub konsep gerak melingkar beraturan dengan mengunakan teknologi tepat guna berupa mesin pengiris bawang merah.Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X.1 SMA Negeri 3 Brebes tahun pelajaran 2010/2011 yang berjumlah 39 siswa. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah data tentang kondisi awal siswa diambil dari nilai ulangan sebelum penelitian, hasil belajar siswa diperoleh dari pemberian evaluasi (tes tertulis) kepada siswa, dan data keaktifan siswa diperoleh melalui kuisioner dan lembar observasi. Dari hasil penelitian diperoleh, pada siklus I rata-rata nilai tes siswa 64,36 dengan ketuntasan belajar klasikal 61,54%; siklus II nilai rata-rata siswa 67,56 dengan ketuntasan belajar klasikal 87,18%. Hasil analisis kuesioner siswa, menunjukkan adanya peningkatan respon siswa terhadap proses belajar mengajar fisika. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Fisika dengan menggunakan teknologi tepat guna dapat meningkatkan hasil belajar siswa materi Fisika Sub konsep gerak melingkar beraturan pada kelas X.1 SMA Negeri 3 Brebea Tahun Pelajaran 2010/2011. Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan agar diadakan penelitian lebih lanjut dan penggunaan teknologi tepat guna dalam pembelajaran fisika ini dapat dijadikan sebagai alternatif pembelajaran bagi guru dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa. Kata Kunci : Hasil belajar, Teknologi tepat guna.
  • 2. 2 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam pembelajaran fisika membutuhkan motivasi serta kreatifitas yang tinggi agar materi yang diajarkan kepada para siswa dapat dipahami dengan baik. Untuk itu kemampuan guru sangat perlu ditingkatakan guna mendukung ide-ide pemikiran tersebut. Kendala yang sering ditemui adalah keterpurukan hasil belajar fisika yang diawali dengan kesulitan siswa untuk memahami setiap konsep dalam pelajaran fisika khususnya Sub konsep Gerak Melingkar Beraturan. Salah satu upaya untuk meningkatkan hasil belajar fisika perlu diciptakan alat praktikum yang memadai. Alat praktikum yang kami buat adalah teknologi tepat guna (mesin pengiris bawang merah). Penulis membuat teknologi tepat guna ini, disesuaikan dengan kondisi Kabupaten Brebes yang merupakan salah satu sentra produksi bawang merah di Indonesia. Mesin ini digunakan untuk kegiatan belajar mengajar mata pelajaran fisika. Dengan harapan dapat menunjang peningkatan aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar, dapat memberi manfaat pada peningkatan pemahaman konsep–konsep fisika, serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pembelajaran Fisika di SMA Negeri 3 Brebes masih cenderung bersifat tradisional yaitu dengan menekankan pada hafalan-hafalan, disamping itu sebagian besar siswa menganggap bahwa Fisika merupakan mata pelajaran yang sulit, dan juga siswa jarang praktek di laboratorium. Sehingga hasil belajar siswa tidak sesuai dengan ketuntasan daya serapnya. Masih banyak siswa yang mendapatkan nilai prestasi belajar di bawah 62 dan ini lebih rendah dari KKM yang ditentukan. Siswa dianggap berhasil dalam belajar jika nilai lebih besar atau sama dengan 62 (KKM mata pelajaran fisika kurikulum 2006 SMA Negeri 3 Brebes tahun 2010/2011). Dengan metode eksperimen siswa menemukan bukti kebenaran dari teori sesuatu yang sedang dipelajarinya. Metode eksperimen mempunyai kelebihan sebagai berikut : (a) Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran
  • 3. 3 atau kesimpulan berdasarkan percobaannya. (b) dalam membina siswa untuk membuat terobosan-terobosan baru dengan penemuan dari hasil percobaannya dan bermanfaat bagi kehidupan manusia. (c) Hasil-hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran umat manusia. Dalam metode eksperimen, guru dapat mengembangkan keterlibatan fisik dan mental, serta emosional siswa. Siswa mendapat kesempatan untuk melatih ketrampilan proses agar memperoleh hasil belajar yang maksimal. Pengalaman yang dialami secara langsung dapat tertanam dalam ingatannya. Keterlibatan fisik dan mental serta emosional siswa diharapkan dapat diperkenalkan pada suatu cara atau kondisi pembelajaran yang dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan juga perilaku yang inovatif dan kreatif. Pembelajaran dengan metode eksperimen melatih dan mengajar siswa untuk belajar konsep fisika sama halnya dengan seorang ilmuwan fisika. Siswa belajar secara aktif dengan mengikuti tahap-tahap pembelajarannya. Dengan demikian, siswa akan menemukan sendiri konsep sesuai dengan hasil yang diperoleh selama pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di kelas. B. Permasalahan Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka ada tiga permasalahan yang perlu diperhatikan yaitu : 1. Pembelajaran Fisika di SMA Negeri 3 Brebes masih cenderung bersifat tradisional yaitu dengan menekankan pada hafalan-hafalan, disamping itu sebagian besar siswa menganggap bahwa Fisika merupakan mata pelajaran yang sulit, dan juga siswa jarang praktek di laboratorium. Sehingga siswa tidak sepenuhnya bisa memahami konsep dalam pembelajaran Fisika. 2. Masih banyak siswa yang memiliki respons relatif rendah dalam kegiatan belajar mengajar di kelas, sehingga mengakibatkan siswa tidak dapat menguasai konsep dalam pembelajaran Fisika khususnya Sub Konsep gerak melingkar.
  • 4. 4 3. Hasil belajar siswa masih rendah dalam mata pelajaran Fisika (belum sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimum SMA Negeri 3 Brebes tahun pelajaran 2010/2011 sebesar 62,00) C. Rumusan Masalah Bertolak dari latar belakang masalah dan tindakan yang dipilih, maka rumusan masalah yang dikemukakan adalah : 1. Apakah pembelajaran Fisika sub konsep gerak melingkar beraturan dengan menggunakan Teknologi Tepat Guna dengan metode Eksperimen dapat meningkatkan keaktifan siswa? 2. Apakah pembelajaran Fisika sub konsep gerak melingkar beraturan menggunakan Teknologi Tepat Guna dengan metode Eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar siswa ? D. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan : 1. Untuk membuktikan bahwa pembelajaran Fisika sub konsep gerak melingkar beraturan dengan menggunakan Teknologi Tepat Guna dengan metode Eksperimen dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa. 2. Untuk membuktikan bahwa pembelajaran Fisika sub konsep gerak melingkar beraturan dengan menggunakan Teknologi Tepat Guna dengan metode Eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar siswa. E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi siswa dan guru dan sekolah : 1. Bagi siswa : 1).Dapat menjelaskan dan menerangkan materi fisika tentang sub konsep gerak melingkar beraturan. 2).Dapat membuktikan kebenaran teori dan konsep/sub konsep fisika melalui kegiatan eksperimen. 3).Meningkatkan keaktifan belajar siswa sehingga dapat meningkatkan prestasi belajarnya.
  • 5. 5 2. Bagi guru : 1). Meningkatkan kepuasan guru dalam melaksanakan pembelajaran fisika. 2). Dapat mengembangkan proses belajar mengajar yang sudah ada ke arah yang lebih baik. 3). Mampu menemukan sendiri kelemahan-kelemahan yang terjadi pada proses belajar mengajar terdahulu dan dapat memperbaiki dan melengkapi kelemahan-kelemahan sebelumnya. 3. Bagi sekolah : 1). Dapat memberikan sumbangan yang baik pada sekolah dalam rangka memperbaiki sistem pembelajaran di kelas. 2). Meningkatkan wawasan pembelajaran Fisika pada guru mata pelajaran Fisika di sekolah. LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS A. landasan Teori 1. Pengertian Belajar Menurut Aaron Q. Sartani dkk dalam Max Darsono (2000:3), belajar adalah suatu perubahan perilaku sebagai hasil pengalaman. James O. Whittaker dalam Max Darsono (2000:4), mengemukakan belajar adalah proses yang menimbulkan atau merubah perilaku melalui latihan. atau pengalaman. Menurut W. S. Winkel dalam Max Darsono (2000:4), belajar adalah suatu aktifitas mental/psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan nilai-sikap. Belajar menurut Gagne (1997:148) terjadi bila suatu situasi stimulus bersama dengan ingatan mempengaruhi siswa, sehingga perbuatannya berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi ke waktu sesudah ia mengalami situasi tadi. Belajar menurut Hilgar dan Bower (1975:148) Berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu dengan disebabkan oleh pengalamannya berulang-ulang dalam situasi itu.
  • 6. 6 Belajar menurut Morgan (1978:148) adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman. Atas dasar pendapat-pendapat tersebut dapatlah disimpulkan bahwa belajar adalah suatu perubahan dalam diri seseorang (terbentuknya asosiasi- asosiasi baru) berupa tingkah laku, pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan nilai-sikap karena pengalaman atau interaksi dengan lingkungan. Max Darsono (2000:30-31) mengemukakan ciri-ciri belajar antara lain: 1. Belajar dilakukan dengan sadar dan mempunyai tujuan sebagai arah kegiatan dan sebagai tolak ukur keberhasilan. 2. Belajar merupakan pengalaman sendiri (bersifat individual), tidak dapat diwakilkan oleh orang lain. 3. Belajar merupakan proses interaksi antara individu dengan lingkungan berarti individu harus aktif dengan menggunakan berbagai potensi yang dimiliki untuk belajar, misalnya perhatian, minat, pikiran, emosi, motivasi, dan lain- lain. 4. Belajar mengakibatkan terjadinya perubahan yang bersifat internal dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik yang terpisah satu dengan yang lain pada diri orang yang belajar. 2. Hasil Belajar Hasil belajar adalah hasil yang dicapai oleh suatu usaha yang dilakukan atau dikerjakan. Hasil belajar merupakan salah satu bentuk penilaian dalam pelaksanaan kurikulum. Ada dua hal yang sangat penting untuk dijadikan sasaran evaluasi dalam pelaksanaan kurikulum, yaitu hasil belajar siswa tiap semester dan daya capai kurikulum pada tiap sekolah. Data hasil belajar siswa sangat diperlukan oleh guru untuk mengetahui keterbatasan belajar siswa di kelas yang menjadi tanggung jawabnya. Suatu proses belajar diharapkan menghasilkan sesuatu yang disebut hasil belajar. Hasil belajar itu dapat berupa pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang dapat diklasifikasikan ke dalam aspek-aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Aspek kognitif mencakup kemampuan berpikir, termasuk kemampuan
  • 7. 7 memahami, menghapal, mengaplikasi, menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi. Aspek afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai. Aspek psikomotorik mencakup imitasi, manipulasi, presisi, artikulasi, dan naturalisasi (Tim Peneliti Program Pasca Sarjana UNY,2003:1-5). Untuk memperoleh hasil belajar yang baik, perlu pemahaman terhadap prinsip-prinsip atau asas-asas belajar yang dapat mengarahkan kepada cara belajar yang efisien. Menurut Oemar Hamalik dalam Max Darsono (2000:27) prinsip- prinsip belajar tersebut meliputi: a. Belajar yang paling efektif apabila didasari oleh dorongan motivasi yang murni (motivasi instrinsik) dan bersumber dari dalam diri sendiri. b. Belajar harus bertujuan, terarah dan jelas bagi siswa. c. Belajar memerlukan bimbingan. d. Belajar memerlukan latihan dan ulangan agar apa-apa yang telah dipelajari dapat dikuasai. e. Belajar harus disertai keinginan dan kemauan yang kuat untuk mencapai hasil atau tujuan. f. Belajar dianggap berhasil apabila siswa telah sanggup menstranferkan atau menerapkan ke dalam bidang praktek sehari-hari. Berdasarkan pengetahuan dan pengalaman penulis bahwa pelaksanaan proses belajar mengajar tanpa menggunakan media menyebabkan hasil belajar siswa tidak memuaskan. Hal ini terbukti setiap diadakan tes tidak banyak siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Sehingga untuk meningkatkan hasil belajar siswa, penulis mencoba menggunakan Teknologi Tepat Guna dengan metode eksperimen dalam pembelajaran sub konsep gerak melingkar. Harapan penulis dengan menggunakan metode ini hasil belajar siswa bisa meningkat. 3. Pembelajaran Fisika Fisika merupakan salah satu cabang Sains yang mempelajari gejala-gejala alam melalui penelitian, percobaan dan pengukuran yang disajikan secara
  • 8. 8 matematis berdasarkan hukum-hukum dasar untuk menemukan hubungan antara kenyataan yang ada di alam (Druxes, 1989:3). Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar dan sengaja oleh guru sedemikian rupa, sehingga tingkah laku siswa berubah ke arah yang lebih baik. Oleh karena itu pembelajaran bertujuan membantu siswa agar memperoleh berbagai pengalaman dan dengan pengalaman itu tingkah laku siswa bertambah, baik kuantitas maupun kualitas. Tingkah laku yang dimaksud adalah meliputi pengetahuan, ketrampilan, dan nilai atau norma yang berfungsi sebagai pengendali sikap dan perilaku siswa (Darsono, 2000:24-26). Mata pelajaran Fisika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut : 1) Membentuk sikap positif terhadap fisika dengan menyadari keteraturan dan keindahan alam serta mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa. 2) Memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, obyektif, terbuka, ulet, kritis dan dapat bekerjasama dengan orang lain. 3) Mengembangkan pengalaman untuk dapat merumuskan masalah, mengajukan dan menguji hipotesis melalui percobaan, merancang dan merakit instrumen percobaan, mengumpulkan, mengolah, dan menafsirkan data, serta mengkomunikasikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis. 4) Mengembangkan kemampuan bernalar dalam berpikir analisis induktif dan deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip fisika untuk menjelaskan berbagai peristiwa alam dan menyelesaikan masalah baik secara kualitatif maupun kuantitatif. 5) Menguasai konsep dan prinsip fisika serta mempunyai keterampilan mengembangkan pengetahuan, dan sikap percaya diri sebagai bekal untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi serta mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. 4. Teknologi Tepat Guna. Teknologi dapat diartikan Ilmu tentang cara-cara melakukan sesuatu atau memecahkan masalah tertentu melalui penerapan kaidah-kaidah ilmiah, teori-teori ilmiah dan hasil penelitian ilmiah ke dalam bentuk praktis berupa perangkat keras
  • 9. 9 seperti benda, alat, pesawat, atau mesin maupun perangkat lunak seperti metode, sistematika atau prosedur kerja tertentu. Tepat Guna adalah tepat sasaran penggunaannya, atau diterapkan sesuai bidangnya sehingga bermanfaat bagi bidang tersebut Teknologi tepat guna adalah teknologi yang menggunakan sumber daya yang ada untuk memecahkan masalah yang dihadapi/ada secara berdaya guna dan berhasil guna atau untuk pelaksanaan tugas sehari-hari menjadi lebih mudah, murah, dan sederhana. (Kepmendikbud No. 25/O/1995). 5. Pengertian Metode Eksperimen Metode eksperimen menurut Djamarah (2002:95) adalah cara penyajian pelajaran, di mana siswa melakukan percobaan dengan mengalami sendiri sesuatu yang dipelajari. Dalam proses belajar mengajar, dengan metode eksperimen, siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, keadaan atau proses sesuatu. Dengan demikian, siswa dituntut untuk mengalami sendiri , mencari kebenaran, atau mencoba mencari suatu hukum atau dalil, dan menarik kesimpulan dari proses yang dialaminya itu. Menurut Schoenherr (1996) yang dikutip oleh Palendeng (2003:81) metode eksperimen adalah metode yang sesuai untuk pembelajaran sains, karena metode eksperimen mampu memberikan kondisi belajar yang dapat mengembangkan kemampuan berfikir dan kreativitas secara optimal. Siswa diberi kesempatan untuk menyusun sendiri konsep-konsep dalam struktur kognitifnya, selanjutnya dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Penerapan pembelajaran dengan metode eksperimen akan membantu siswa untuk memahami konsep. Pemahaman konsep dapat diketahui apabila siswa mampu mengutarakan secara lisan, tulisan, maupun aplikasi dalam kehidupannya. Dengan kata lain , siswa memiliki kemampuan untuk menjelaskan, menyebutkan, memberikan contoh, dan menerapkan konsep pada materi yang diajarkan dalam hal ini materi Sub konsep gerak melingkar.
  • 10. 10 6. Materi Gerak Melingkar Setiap benda yang bergerak membentuk suatu lingkaran dikatakan melakukan gerakan melingkar. Benda dikatakan bergerak melingkar beraturan jika benda bergerak dengan kecepatan sudut konstan pada lintasan berbentuk lingkaran. Sangat banyak gerakan benda yang berbentuk melingkar yang dapat kita amati dalam kehidupan sehari-hari, termasuk gerakan mobil/sepeda motor pada tikungan jalan, gerakan planet kesayangan kita (bumi), planet-planet lainnya, satelit, bintang dan benda angkasa yang lain. Besaran-besaran dalam gerak melingkar beraturan 1. Periode (T) adalah waktu yang diperlukan untuk satu kali putaran penuh 2. Frekuensi (f) adalah banyaknya putaran dalam satu detik Hubungan f dengan T secara matematis adalah : f = 1/T Dimana: f adalah frekuensi satuannya Hertz T adalah periode satuannya sekon 3. Kelajuan linier (v) adalah hasil bagi panjang lintasan dengan selang waktu 4. Kecepatan sudut (ω) yaitu hasil bagi sudut yang ditempuh benda dengan selang waktu. Ditulis : ω = 2П/T Satuan dari ω adalah rad/s Hubungan antara v dengan ω adalah : v = ω.r dengan r = jari-jari lingkaran (m) Percepatan sentripetal Percepatan sentripetal adalah percepatan yang arahnya menuju pusat lingkaran. Percepatan sentripetal terjadi karena kecepatan linier benda yang terus berubah- ubah. Secara matematis percepatan sentripetal ditulis as = V2 /r Dengan as = percepatan sentripetal (m/s2 ) V = kecepatan (m/s) r = jari-jari lingkaran (m) Posisi sudutnya dapat dihitung dengan persamaan :  = ω .t , dengan t = waktu tempuh (s)
  • 11. 11 Gaya sentripetal Gaya sentripetal adalah gaya yang arahnya menuju pusat lingkaran Secara matematis ditulis : Fs = m . as Dengan Fs = gaya sentripetal (N) m = massa (kg) as = percepatan sentripetal (m/s2 ) B. Kerangka Berfikir Menurut Bruner (Toeti 1997:24) individu akan belajar dengan baik jika bahan ajar menarik dan disajikan dengan cara yang menarik. Pembelajaran Fisika menggunakan teknologi tepat guna dengan metode eksperimen merupakan metode pembelajaran yang sangat menarik, karena siswa akan memahami konsep Fisika secara menyeluruh yaitu meliputi teknologi yang dapat diciptakan berdasarkan konsep Fisika tersebut serta dampak- dampaknya terhadap lingkungan dan masyarakat. Selanjutnya menurut Ausubel (Dahar 1989:110), belajar dapat diklasifikasikan ke dalam dua dimensi. Dimensi pertama : berhubungan dengan cara materi pembelajaran disajikan pada siswa melalui penerimaan dan penemuan. Dimensi kedua : menyangkut bagaimana siswa dapat menaikkan informasi pada struktur kognitif yang telah ada. Metode eksperimen merupakan metode yang cocok untuk menyampaikan materi pembelajaran Fisika khususnya sub konsep gerak melingkar beraturan, karena metode eksperimen mengkaitkan antara materi pembelajaran dengan kehidupan nyata siswa, sehingga dengan mengalami sendiri siswa akan belajar penemuan yang merupakan konsep belajar bermakna. C. Hipotesis Berdasarkan kerangka berfikir tersebut di atas maka dapat dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut. Penggunaan teknologi Tepat Guna dengan metode Eksperimen pada pembelajaran Fisika sub konsep gerak melingkar maka dapat diduga: a. Sekurang-kuranya 75 % siswa terlibat aktif dalam proses belajar mengajar.
  • 12. 12 b. Sekurang-kurangnya 85% dari jumlah siswa akan tuntas belajar dengan Kriteria Ketuntasan Minimum 62. (KKM = 62). METODOLOGI PENELITIAN A. Setting Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas X.1 SMA Negeri 3 Kec. Brebes Kabupaten Brebes yang beralamatkan di Jalan MT.Haryono No.78. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada bulan Juli 2010 sampai dengan Desember 2010 tahun pelajaran 2010/2011. Penelitian dilaksanakan di sekolah tersebut karena peneliti adalah tenaga pengajar di sekolah tersebut dengan mengampu mata pelajaran Fisika. B. Subyek Penelitian. Subyek penelitian adalah siswa kelas X.1 SMA Negeri 3 Brebes tahun pelajaran 2010/2011. Jumlah siswa kelas X.1 sebanyak 39 siswa yang terdiri dari siswa laki-laki berjumlah 23 dan perempuan berjumlah 16 siswa,dengan kemampuan rata-rata (sedang). C. Teknik dan Alat Pengumpulan Data Dalam penelitian ini untuk mendapatkan data yang tepat,menggunakan suatu alat pengumpul data sebagai berikut : 1. Kuisioner atau Angket. Angket merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengajuklan pertanyaan secara tertulis kepada responden. Angket ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang tanggapan atau pendapat siswa terhadap penggunaan Teknologi Tepat Guna dengan metode eksperimen dalam pembelajaran fisika sub konsep gerak melingkar beraturan. 2. Obsevasi Observasi digunakan untuk mengetahui tentang respon siswa pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. 3. Tes Tes digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan pembelajaran fisika para siswa sesaat setelah proses pembelajaran fisika dilaksanakan pada
  • 13. 13 kelas X.1 SMA Negeri 3 Brebes tahun pelajaran 2010/2011. Pada setiap siklus guru memberikan tes untuk menunjukkan kemampuan siswa dalam penguasaan materi dalam pembelajaran sub konsep gerak melingkar beraturan. Tes yang dilaksanakan dengan menggunakan tes tertulis dalam bentuk uraian. D. Validasi Data Validitas tes dilakukan dengan cara : 1) Face Falidity (anggota AR saling mengecek validitas instrumen), dan 2) content (isi tes sesuai dengan materi yang diajarkan/sesuai dengan isi kurikulum). E. Analisa Data. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis dengan cara : a. Data kualitatif. Data yang diperoleh dari pengamatan atau observasi tentang respons siswa yang merupakan gambaran mengenai keaktifan siswa dalam kegiatan belajar mengajar dan kuisioner tentang tanggapan siswa terhadap penggunaan Teknologi Tepat Guna dengan metode eksperimen dalam pembelajaran fisika sub konsep gerak melingkar. Jika masih ada siswa yang kurang memahami materi selanjutnya diberi kesempatan tanya jawab (kolaborasi) antar teman dalam satu kelompok atau kepada teman pada kelompok lain agar ditemukan solusi untuk mengatasinya sehingga akan meningkatkan keaktifan siswa itu sendiri. b. Data kuantitatif. Data yang diperoleh dari hasil belajar siswa kemudian dihitung prosentase ketuntasanya yaitu jumlah siswa yang memperoleh nilai 62 ke atas dibagi jumlah siswa dalam satu kelas dikalikan dengan 100%. Prosentase ketuntasan dihitung dengan ketentuan sebagai berikut : St Pk = ---- X 100% S Keterangan : Pk = Prosentase ketuntasan
  • 14. 14 St = Jumlah siswa yang tuntas belajar S = Jumlah siswa dalam satu kelas F. Indikator Kinerja Penelitian ini dinyatakan berhasil bila pembelajaran Fisika dengan menggunakan Teknologi Tepat Guna dengan metode eksperimen dapat meningkatkan jumlah siswa yang menguasai dan memahami lebih baik terhadap materi sub konsep gerak melingkar. Pemahaman dan penguasaan Sub konsep gerak melingkar beraturan ditunjukkan oleh meningkatnya hasil belajar siswa. Target peningkatan yang hendak dicapai sekurang- kurangnya 20% dari kondisi awal (sebelum pelaksanaan tindakan kelas). Keberhasilan lain yang ingin dicapai adalah pada akhir penelitian tahun ajaran 2010/2011 jumlah siswa kelas X.1 SMA Negeri 3 Brebes yang menguasai sub konsep gerak melingkar beraturan dengan baik meningkat secara nyata, sebagaimana ditunjukkan oleh dua indikator utama yaitu : 1. Rata-rata keaktifan siswa lebih dari 75 % 2. Rata-rata ketuntasan belajar siswa lebih dari 85 %. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data 1. Hasil Belajar Pada Siklus I Berdasarkan hasil belajar pada siklus I menghasilkan data dan informasi sebagai berikut. a. Jumlah peserta ulangan harian 39 siswa b. Jumlah siswa yang memperoleh nilai < 62 sebanyak 15 siswa c. Jumlah siswa yang memperoleh nilai  62 sebanyak 24 siswa d. Nilai rata – rata kelas 64,36 Berdasarkan data tersebut di atas, ketuntasan belajar Fisika yang dicapai sebesar : 24/39 x 100% = 61,54%. Hasil ketuntasan belajar Fisika sebesar 61,54% pada siklus I ini, belum mencapai indikator utama pada penelitian ini yaitu 85% siswa memperoleh nilai ulangan harian  62.
  • 15. 15 2. Hasil Belajar Pada Siklus II Berdasarkan hasil belajar pada siklus II menghasilkan data dan informasi sebagai berikut. a. Jumlah peserta ulangan harian 39 siswa b. Jumlah siswa yang memperoleh nilai < 62 sebanyak 5 siswa c. Jumlah siswa yang memperoleh nilai  62 sebanyak 34 siswa d. Nilai rata-rata kelas 67.56 Berdasarkan data tersebut di atas, ketuntasan belajar Fisika yang dicapai pada siklus II sebesar : 34/39 x 100% = 87,18%. Ketuntasan belajar Fisika sebesar 87,18% pada siklus II menunjukkan adanya peningkatan ketuntasan belajar dari siklus I dan sudah mencapai indikator utama pada penelitian ini yaitu lebih dari 85% siswa telah mencapai ketuntasan belajar. Tabel berikut ini menyajikan nilai rata-rata kelas dan ketuntasan belajar sebelum Action Research (AR) , siklus I dan siklus II. Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Tes Siswa Sebelum Penelitian dan Akhir Siklus I dan Siklus II Uraian Sebelum AR (UH.I) Siklus I Siklus II Nilai tertinggi 70 80 80 Nilai terendah 40 50 50 Nilai rata-rata kelas 55 64.35 67.56 Ketuntasan belajar 46,15% 61,54% 87,18% 3. Aktivitas Siswa dan Guru a. Kuesioner tentang Perilaku Siswa dan Guru Perilaku siswa dan guru mencerminkan aktivitas siswa dan guru selama kegiatan belajar mengajar (KBM). Dari hasil kuisioner antara kondisi awal (sebelum Action Research) dengan akhir siklus I, dan akhir siklus II pada setiap perilaku siswa dan perilaku guru terjadi peningkatan aktivitas siswa dan guru. b. Observasi Anggota Action Research Hasil observasi anggota Action Research (observer) selama kegiatan belajar mengajar berlangsung dilakukan 2 kali dapat dilihat pada tabel berikut.
  • 16. 16 Tabel 2. Aktivitas Siswa No. Nomor Perilaku yang diamati Observasi ke : (dalam persen (%)) 1 2 1 1 74 87 2 2 77 87 3 3 77 87 4 4 77 87 5 5 74 82 6 6 77 95 7 7 84 95 8 8 74 87 9 9 82 95 10 10 77 87 Berdasarkan tabel tersebut di atas persentasi aktivitas siswa dari observasi awal (1) sampai dengan observasi akhir (2) meningkat, kondisi semacam ini menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar meningkat. Tabel 3. Aktivitas Guru No. Nomor Perilaku yang diamati Observasi ke : (dalam persen (%)) 1 2 11 11 82 92 12 12 82 92 13 13 82 92 14 14 87 95 15 15 87 95 16 16 87 95 17 17 87 90 18 18 85 92 19 19 85 92 20 20 87 95 Berdasarkan tabel tersebut di atas persentasi aktivitas guru dari observasi awal (1) sampai dengan observasi akhir (2) meningkat, kondisi semacam ini menunjukkan bahwa aktivitas guru dalam proses belajar mengajar meningkat. c. Hasil Wawancara dengan Siswa Wawancara dilakukan tiga tahap, yaitu: tahap pertama sebelum Action Research, tahap kedua pada akhir siklus I, tahap ke tiga pada akhir siklus II.
  • 17. 17 Adapun siswa yang diwawancarai adalah siswa yang tidak tuntas belajar sebanyak 15 siswa. Hasil wawancara menunjukkan bahwa penggunaan Teknologi Tepat Guna dengan metode eksperimen dalam pembelajaran Fisika sub konsep gerak melingkar beraturan membuat siswa menjadi aktif, tidak bosan dan menyukai pelajaran Fisika. B. Pengujian Hipotesis Hipotesis penelitian yang diajukan sebelumnya adalah Penggunaan teknologi Tepat Guna dengan menggunakan metode Eksperimen pada pembelajaran Fisika sub konsep gerak melingkar beraturan diduga : a. Sekurang-kurangya 75 % siswa terlibat aktif dalam proses belajar mengajar. b. Sekurang-kurangnya 85% dari jumlah siswa akan tuntas belajar dengan Kriteria Ketuntasan Minimum 62. (KKM = 62). Hipotesis tersebut dapat dibuktikan dengan data-data sebagai berikut. 1. Ketuntasan belajar Fisika yang dicapai pada siklus I sebesar : 24/ 39 x 100% = 61,54%. Hasil ketuntasan belajar Fisika sebesar 61,54% pada siklus I ini, belum mencapai indikator utama pada penelitian ini yaitu 85% siswa akan tuntas belajar dengan memiliki nilai ulangan harian  62. 2. Ketuntasan belajar Fisika yang dicapai pada siklus II sebesar : 34/39 x 100% = 87,18%. Hasil ketuntasan belajar Fisika sebesar 87,18% pada siklus II ini, sudah mencapai indikator utama pada penelitian ini yaitu 85% siswa akan tuntas belajar dengan memiliki nilai ulangan harian  62. Ketuntasan belajar Fisika sebesar 87,18% pada siklus II menunjukkan adanya peningkatan ketuntasan belajar dari siklus I . Dengan demikian menunjukkan bahwa pada siklus II telah dapat membuktikan hipotesis penelitian yang dimaksud. C. Pembahasan Hasil Penelitian Proses pembelajaran Fisika menggunakan Teknologi Tepat Guna dengan metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Keadaan tersebut menunjukkan bahwa penggunaan Teknologi Tepat Guna dengan metode eksperimen sangat cukup untuk mencapai hasil belajar siswa sesuai dengan ketuntasan yang diharapkan. Demikian pula dari kemampuan guru yang dimiliki
  • 18. 18 telah mampu menerapkan metode eksperimen secara optimal, sehingga kualitas pembelajaran menjadi lebih baik. Dalam penggunaan Teknologi Tepat Guna dengan metode eksperimen pada setiap siklus terjadi perubahan yang signifikan, jika sebelum dilakukan action research (AR) ketuntasan belajar 45,16%, pada siklus I ketuntas belajar menjadi 61,54%, pada siklus II menjadi 87,18%. Dalam pembelajaran Fisika sub konsep gerak melingkar beraturan menggunakan Teknologi Tepat Guna dengan metode eksperimen akan memberikan dampak yang positif terhadap hasil belajar siswa, mengingat metode tersebut berusaha untuk memadukan antara teori dengan keadaan yang sebenarnya. Dengan adanya pengalaman belajar yang demikian, maka siswa menjadi lebih mudah untuk mengingat, sehingga hasil test yang diberikan guru menjadi lebih baik. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Simpulan dalam penelitian ini, berdasarkan hasil dan pembahasan adalah sebagai berikut : 1. Pengunaan Teknologi Tepat Guna dengan metode eksperimen dalam pembelajaran Fisika sub konsep gerak melingkar beraturan pada kelas X.1 SMA Negeri 3 Brebes dapat meningkatkan keaktifan siswa dan guru. 2. Pengunaan Teknologi Tepat Guna dengan metode eksperimen dalam pembelajaran Fisika sub konsep gerak melingkar beraturan pada kelas X.1 SMA Negeri 3 Brebes dapat meningkatkan hasil belajar siswa. B. Saran Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas ini dikemukakan beberapa saran antara lain sebagai berikut. 1. Pengunaan Teknologi Tepat Guna dengan metode eksperimen dalam pembelajaran Fisika sub konsep gerak melingkar sangat efektif untuk dilakukan dalam Proses Belajar Mengajar. Untuk itu diharapkan guru bisa menggunakan metode ekperimen dalam pelaksanaan pembelajaran khususnya materi gerak melingkar beraturan.
  • 19. 19 2. Pembelajaran Fisika menggunakan Teknologi Tepat Guna dengan metode eksperimen memerlukan sarana dan prasarana laboratorium yang memadai untuk memberikan pengalaman pada siswa untuk itu sangat dianjurkan kepada sekolah- sekolah untuk melengkapi sarana laboratorium. 3. Pembelajaran Fisika dengan menggunakan Teknologi Tepat Guna dengan metode eksperimen memerlukan seorang guru yang benar-benar menguasai materi dan peralatan laboratorium. Untuk itu diharapkan guru selalu memperkaya pengetahuan yang berkaitan dengan materi Fisika. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi, 1993, Prosedur Penelitian, Jakarta, Rineka Cipta. BSNP, 2006, Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Fisika SMA/MA, Jakarta. Budi Purwanto, Drs, 2004, Fisika Dasar, Solo, PT Tiga Serangkai. Darsono, Max. 2000. Belajar Pembelajaran. Semarang. IKIP : Semarang Press. Djamarah. 2002. Strategi Belajar mengajar. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Depdiknas,2003, Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian, Dirjend Dikdasmen,Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Jakarta Herbert Druxt, dkk. 1986. Kompendium Didaktif Fisika. Bandung: CV Remaja Karya. Kanginan, Marthen. 1994. Fisika SMA Kelas I. Jakarta: Erlangga. LPMP Jawa Tengah, 2004, Jurnal Pendidikan Widya Tama, Semarang. Poerwodarminto. 1995. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : PN Persero Balai Pustaka. Sudjana, Nana. 2004. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Rosda Karya. Suparno, Satiro,Dr, 1991, Petunjuk Praktikum Program Kependidikan Fisika, Jakarta, Universitas Terbuka, Depdikbud. Tim Peneliti Program Pasca Sarjana UNY. 2003. Pedoman Penilaian Psikomotorik. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.