SlideShare a Scribd company logo
1 of 27
Download to read offline
“MODUL PEMBELAJARAN”
BESARAN-BESARAN FISIS PADA GERAK LURUS
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fisika Sekolah 1
Disusun Oleh :
Sri Muryanti 4201412048
Annisa Rahma Fauzia 4201412099
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
TAHUN AJARAN 2014/2015
x
x0
t
Θ Gradien tan θ =v
a>0
a<0
x
t
Kompetensi Inti :
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
4. Mengolah, menalar, menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
Kompetensi Dasar :
3.3. Menganalisis besaran-besaran fisis pada gerak lurus dengan kecepatan konstan dan gerak
lurus dengan percepatan konstan.
4.3. Menyajikan data dan grafik hasil percobaan untuk menyelidiki sifat gerak benda yang
bergerak lurus dengan kecepatan konstan dan gerak lurus dengan percepatan konstan.
Indikator :
1. Mendefinisikan pengertian gerak.
2. Menyebutkan besaran-besaran fisis pada gerak lurus.
3. Membedakan antara jarak dan perpindahan.
4. Membedakan kelajuan dan kecepatan.
5. Mengidentifikasi ciri-ciri gerak lurus dengan kecepatan konstan.
6. Menurunkan persamaan untuk gerak lurus dengan kecepatan konstan.
7. Menggambarkan grafik v-t dan grafik x-t pada gerak lurus dengan kecepatan konstan.
8. Mengidentifikasi ciri-ciri gerak lurus dengan percepatan konstan.
9. Menurunkan persamaan untuk gerak lurus dengan percepatan konstan.
10. Menggambarkan grafik a-t, v-t dan grafik x-t pada gerak lurus dengan percepatan
konstan.
PETA KONSEP
Percepatan Sesaat
Kecepatan Sesaat Percepatan Rata-Rata Kelajuan Sesaat
Kecepatan Rata-Rata Kelajuan Rata-Rata
Posisi Perpindahan Waktu Jarak
GERAK LURUS
Berubah Tak
Beraturan
Kecepatan
Berubah Tak
Beraturan
Beraturan Berubah
Beraturan
Kecepatan
Tetap
Percepatan
Tetap
Gerak Jatuh
Bebas
terjadi dalam waktu singkat
hasil bagi
antara
hasil bagi antara terjadi dalam waktu singkatterjadi dalam waktu singkat
memberikan memberikan
berkaitan dengan
secara umum
bersifat
cirinya
cirinya cirinya
contohnya
URAIAN MATERI GERAK LURUS
A. Besaran-Besaran Pada Gerak Lurus
Gerak termasuk bidang yang dipelajari dalam mekanika, yang merupakan cabang dari
fisika. Mekanika sendiri dibagi menjadi tiga cabang ilmu, yaitu kinematika, dinamika, dan
statika. Kinematika adalah ilmu yang mempelajari gerak tanpa mempedulikan penyebab
timbulnya gerak. Dinamika adalah ilmu yang mempelajari penyebab gerak, yaitu gaya.
Statika adalah ilmu yang mempelajari tentang keseimbangan statis benda.
Suatu benda dikatakan bergerak jika posisinya senantiasa berubah terhadap suatu
acuan tertentu. Apabila titik-titik yang dilalui oleh suatu benda dihubungkan dengan garis
maka akan terbentuk suatu lintasan. Jika lintasan berbentuk garis lurus, gerak benda disebut
gerak lurus. Jika lintasan berbentuk parabola, gerak benda disebut gerak parabola, dan jika
lintasan berbentuk lingkaran maka gerak benda disebut gerak melingkar. Dalam gerak
terdapat dua macam besaran, yakni besaran skalar dan vektor. Besaran skalar merupakan
besaran yang hanya memiliki nilai, sedangkan besaran vektor merupakan besaran yang
memiliki nilai dan arah. Besaran skalar dalam gerak adalah jarak dan kelajuan, sedangkan
yang termasuk besaran vektor adalah posisi, perpindahan, kecepatan, dan percepatan.
1. Posisi, Jarak, dan Perpindahan
a. Posisi
Posisi adalah letak suatu benda pada suatu waktu tertentu terhadap suatu acuan
tertentu. Posisi suatu benda dinyatakan terhadap suatu acuan tertentu. Sebagai standar umum,
ditetapkan lintasan horizontal sebagai sumbu X dan titik acuan adalah titik O yang posisinya
x0 = 0. Posisi suaru benda dapat terletak di kiri atau di kanan titik acuan, sehingga untuk
membedakannya digunakan tanda negatif atau positif. Umumnya, posisi di sebelah kanan
titik acuan ditetapkan sebagai posisi positif dan posisi di sebelah kiri titik acuan sebagai
posisi negatif. Selain tanda positif atau negatif, posisi suatu benda juga ditentukan oleh
jaraknya terhadap titik acuan. Oleh karena memiliki arah dan nilai, maka posisi termasuk
besaran vektor.
Posisi P berjarak 3 di sebelah kanan O, sehingga posisi P (xp) adalah +3 (tanda +
sering tidak ditulis). Posisi R berjarak 4 di sebelah kiri O, maka posisi R (xR) adalah -4.
b. Perpindahan
Perpindahan adalah perubahan posisi suatu benda karena adanya perubahan waktu.
Perpindahan hanya bergantung pada posisi awal dan posisi akhir tidak bergantung pada jalan
yang ditempuh oleh benda. Perpindahan merupakan besaran vektor, sehingga memiliki nilai
dan arah. Untuk perpindahan satu dimensi sepanjang sumbu X, arah perpindahan dinyatakan
oleh tanda positif atau negatif. Tanda positif menyatakan perpindahan berarah ke kanan dan
tanda negatif menyatakan perpindahan berarah ke kiri. Misalkan, suatu benda yang berpindah
dari titik 1 dengan posisi x1 ke titik 2 dengan posisi x2, maka perpindahannya (∆x12) :
c. Jarak
Jarak didefinisikan sebagai panjang lintasan yang ditempuh oleh suatu benda dalam
selang waktu tertentu. Jarak merupakan besaran skalar sehingga hanya memiliki nilai saja,
besar atau nilai jarak bergantung pada jalan yang ditempuh oleh benda. Untuk lebih
memahami pengertian tentang jarak dan perbedaannya dengan perpindahan, perhatikan
contoh soal berikut :
Misalnya mobil bergerak dari P ke R melalui Q, maka berapakah jarak perjalanan
yang ditempuh oleh mobil tersebut jika lintasannya berbentuk segitiga seperti berikut :
1. Jarak adalah panjang lintasan yang ditempuh. Jadi :
Jarak PQR = PQ + QR
= (400 + 300) m = 700 m
R
300 m
P 400 m
Q
∆𝑥12 = 𝑥2 − 𝑥1
2. Perpindahan PR diperoleh dengan menghitung dulu jarak PR dengan dalil Phytagoras
dalam segitiga siku-siku PQR. Sehingga :
PR2
= (4002
+ 3002
) m2
PR = 500 m
2. Kecepatan dan Kelajuan
Kelajuan adalah besaran yang tidak bergantung pada arah, sehingga kelajuan
termasuk besaran skalar yang nilainya selalu positif. Alat untuk mengukur kelajuan adalah
speedometer. Sedangkan kecepatan adalah besaran yang bergantung pada arah, sehingga
kecepatan termasuk besaran vektor. Untuk gerak dalam satu dimensi, arah kecepatan dapat
dinyatakan dengan tanda positif atau negatif. Sebagai contoh, jika kita menetapkan arah ke
timur sebagai arah positif, kecepatan mobil 60 km/jam ke timur cukup ditulis +60 km/jam
dan kecepatan mobil 60 km/jam ke barat cukup ditulis -60 km/jam. Kecepatan Rata-Rata dan
Kelajuan Rata-Rata
Kelajuan rata-rata didefinisikan sebagai hasil bagi antara jarak total yang ditempuh
dengan sealng waktu untuk menempuhnya.
− =
Kecepatan rata-rata didefinisikan sebagai hasil bagi antara perpindahan dengan selang
waktunya. Kecepatan rata-rata merupakan besaran vektor, sehingga arahnya harus
dinyatakan. Untuk perpindahan dalam satu dimensi sepanjang sumbu x, kecepatan rata-rata
(dengan lambang ̅) dapat dinyatakan dengan persamaan :
− =
̅ =
∆
∆
=
2 − 1
2 − 1
2.1. Kecepatan Sesaat dan Kelajuan Sesaat
Kelajuan sesaat adalah kelajuan rata-rata yang waktu tempuhnya mendekati nol.
Kecepatan sesaat adalah kecepatan rata-rata yang selang waktunya mendekati nol .
Kecepatan Sesaat :
=
∆
∆
∆
=
∆
∆
∆
Contoh : menentukan kecepatan sesaat secara intuisi
Posisi sebuah sepeda dinyatakan oleh x = 2t2
+5t-1, dengan x dalam meter dan t dalam sekon.
Hitung kecepatan sepeda pada t = 1 s.
Strategi :
Hitung kecepatan rata-rata dalam selang t = 1 s, dan t = 1.1 s (∆t = 0.1 s); dalam selang t = 1s
dan t = 1.01 s (∆t = 0.01 s); dan dalam selang t = 1s dan t = 1.001 s (∆t = 0.001 s).
Dari ketiga hasil tersebut, taksir kecepatan sesaat pada t = 1 s secara intuisi.
Jawab :
Persamaan posisi x = 2t2
+5t-1
Untuk t1 = 1s
x1 = 2 (1)2
+ 5 (1) - 1 = 6
Untuk ∆t = 0.1 s , t2 = 1 + 0.1 = 1.1 s
x2 = 2 (1.1)2
+ 5 (1.1) – 1 = 6.92
̅ =
∆
=
2
1
=
Untuk ∆t = 0.01 s , t2 = 1 + 0.01 = 1.01 s
x2 = 2 (1.01)2
+ 5 (1.01) – 1 = 6.0902
̅ =
∆
=
2
1
=
∆t (s) v (m/s)
0.1 9.2
0.01 9.02
0.001 9.002
Untuk ∆t = 0.001 s , t2 = 1 + 0.001 = 1.001 s
x2 = 2 (1.001)2
+ 5 (1.001) – 1 = 6.009002
̅ =
∆
=
2
1
=
Pada tabel tampak bahwa untuk ∆t yang makin kecil, kecepatan rata-rata makin mendekati 9
m/s. Secara intuisi, kita dapat menyatakan bahwa kecepatan pada t = 1 s adalah 9 m/s.
B. Gerak Lurus Beraturan
Gerak lurus beraturan (GLB) didefinisikan sebagai gerak suatu benda yang menempuh
lintasan lurus dengan arah dan kelajuan tetap, atau bisa juga dikatakan sebagai gerak suatu
benda dengan kecepatan tetap. Kecepatan tetap sama artinya dengan percepatan nol, sehingga
GLB juga dapat didefinisikan sebagai gerak benda yang percepatannya nol.
1. Kinematika Gerak Lurus Beraturan (GLB)
Pada GLB kecepatan tiap saat adalah sama, yaitu v, sehingga kecepatan rata-rata pada
GLB sama dengan v. Dari definisi kecepatan rata-rata, maka diperoleh :
̅ = =
∆
∆
∆ = ∆
Ambil pada saat awal mengamati gerak (taw = 0), posisi benda ada di xaw = x0, dan saat
akhir mengamati gerak tak = t, posisi benda ada di xak = x, sehingga :
∆ = ∆
− = ( − )
− = ( − )
− = =
x (m)
x0
t(s)
Θ Gradien tan θ =v
Jadi, pada gerak lurus beraturan (GLB) berlaku :
a. Kecepatan v0 = v tetap
b. Percepatan a = 0
c. ∆ = atau =
2. Grafik Kecepatan dan Posisi GLB
Karena pada GLB, kecepatan gerak benda selalu
tetap, grafik kecepatan terhadap waktu (grafik v-t)
pastilah berbentuk garis lurus sejajar sumbu t seperti
gambar di samping :
Telah kita ketahui persamaan y = n + mx dengan m
dan n positif, grafik y terhadap x berbentuk garis
lurus condong ke atas dengan gradien m = tan θ
dan intercept n. Persamaan posisi GLB, yaitu x = x0
+ vt, mirip dengan persamaan garis y = n +mx.
Oleh karena itu, grafik x-t akan berbentuk garis
lurus miring ke atas dengan gradien tan θ = v dan
intercept x0. Kemiringan garis yang makin curam menunjukkan gerak lurus benda makin
cepat.
Beberapa contoh gerak lurus beraturan (GLB) pada kehidupan sehari-hari ialah sebagai
berikut :
1) Mobil yang sedang bergerak lurus pada jalan raya dengan angka spidometer tetap
selama suatu selang waktu tertentu. Di sini tidak ada perubahan kelajuan dan arah
gerak.
2) Elevator yang sedang bergerak ke atas, di pertengahan antara lantai ke satu dan lantai
ke lima. Di sini tidak ada perubahan pada kelajuan dan arah gerak. Di dalam elevator,
kita akan merasa seolah-olah elevator diam.
3) Pesawat terbang yang telah mencapai keseimbangan pada ketinggian tertentu. Pada
contoh ini pesawat terbang bergerak lurus tanpa perubahan kelajuan.
v m/s
v0
T (s)
v = v0 = tetap
3. Menentukan Perpindahan dari Grafik Kecepatan-Waktu
Misalkan kita tinjau saat awal taw dan saat akhir
tak, dengan selang waktu ∆t = tak-taw.
Luas A merupakan luas daerah di bawah grafik
v-t untuk selang waktu ∆t.
Luas A = v ∆t, tampak bahwa luas A sama
dengan rumus perpindahan ∆x, sehingga :
∆ = −
C. Gerak Lurus Berubah Beraturan
Gerak lurus berubah beraturan didefinisikan sebagai gerak suatu benda pada lintasan garis
lurus dengan percepatan tetap. Percepatan tetap artinya baik besar maupun arahnya tetap.
1. Pengertian percepatan
Ketika mulai berlari, dari keadaan diam (kecepatan nol), anda secara perlahan
meningkatkan kecepatan lari anda. Perubahan kecepatan dalam suatu selang waktu inilah
yang berkaitan dengan besaran vektor dalam gerak yang disebut percepatan.
Apakah yang dimaksud percepatan rata-rata?
Percepatan rata-rata (lambang ā) didefinisikan sebagai perubahan kecepatan yang
dialami benda dibagi selang waktunya.
Percepatan rata-rata
=
∆
∆
=
−
2 − 1
( − )
dengan adalah kecepatan pada saat = 2 dan adalah kecepatan pada saat = 1. Telah
Anda ketahui bahwa satuan percepatan dalam SI adalah 2⁄ atau 2
.
v (m/s)
v
t(s)
Luas
A
taw tak
Apakah yang dimaksud percepatan sesaat?
Seperti halnya dalam menentukan kecepatan sesaat, Anda perlu mengukur perubahan
kecepatan dalam selang waktu ∆ yang sangat singkat (∆ mendekati nol) untuk dapat
menentukan percepatan sesaat. Percepatan sesaat didefinisikan sebagai perubahan
kecepatan yang berlangsung dalam waktu singkat. Definisi ini secara matematis ditulis:
=
∆
∆
∆
( − )
Karena limit belum diajarkan, kita akan menulis Persamaan (2-12) dalam bentuk lain, yaitu :
Percepatan sesaat
=
∆
∆
∆ ( − )
Sekali lagi, untuk benda yang bergerak pada lintasan garis lurus, notasi vektor dalam
Persamaan (2-13) dapat diganti dengan notasi skalar.
Percepatan sesaat mirip dengan kecepatan sesaat. Oleh karena itu, seperti halnya
kecepatan sesaat, ada 2 cara yang dapat kita gunakan untuk menentukan percepatan sesaat,
yaitu cara intuisi dan cara pendekatan grafis. Dalam cara intuisi, kita menggunakan
Persamaan (2-13). Caranya, dengan menghitung a untuk selang ∆ yang terus kita perkecil,
misalnya dari ∆ = ∆ = kemudian ∆ = Dari ketiga hasil a yang
kita peroleh, secara intuisi kita dapat menaksir angka yang akan didekati oleh percepatan
pada saat t tertentu. Sedangkan, cara pendekatan grafis untuk menentukan percepatan sesaat
akan dipelajari di kelas XI.
Akselerometer
Alat untuk mengukur percepatan dari kendaraan yang sedang bergerak disebut
Akselerometer (accelerometer). Secara sederhana, sebuah bandul dapat digunakan sebagai
B
akselerometer. Ketika mobil dipercepat a ke depan, bandul mengayun ke belakang dan
berhenti pada posisi B dengan sudut θ (Gambar 2.15a).
Makin besar sudut θ, makin besar percepatan mobil. Ketika mobil bergerak dengan kecepatan
tetap, percepatan = dan bandul kembali ke posisi seimbang A.
Akselerometer adalah penting dalam sebuah pesawat terbang. Dengan terus-menerus
memonitor percepatan pesawat, sistem kontrolnya dapat menghitung kelajuan, arah, dan
posisi pesawat.
2. Apakah gerak lurus berubah beraturan itu?
Tinjau suatu benda yang pada = berada dalam keadaan diam (kecepatan = 0). Satu
sekon pertama kecepatan benda menjadi 2 m/s. Satu sekon kedua menjadi 4 m/s. Satu sekon
ketiga menjadi 6 m/s. Satu sekon keempat menjadi 8 m/s. Sketsa gerak benda ini ditunjukkan
oleh Gambar 2.16.
Gambar 2.16 Gerak benda dengan pertambahan kecepatan 2 m/s setiap sekon.
Pada gambar 2.16 tampak setiap selang waktu 1 s, kecepatan benda bertambah secara
tetap sebesar 2 m/s. Pertambahan kecepatan dalam selang waktu tertentu adalah percepatan.
Oleh karena itu, gerak benda yang sketsanya pada Gambar 2.16 menunjukkan gerak benda
0 2 m/s 4 m/s 6 m/s 8 m/s
1 s 1 s 1 s 1 s
a
A
θ
dengan percepatan tetap 2 m/s2
. Nah, gerak lurus berubah beraturan (disingkat GLBB)
didefinisikan sebagai gerak suatu benda yang mengalami percepatan tetap.
3. Kinematika gerak lurus berubah beraturan
Pada GLBB percepatan tiap saat adalah sama, yaitu a. Oleh karena itu, percepatan rata-
rata pada GLBB sama dengan percepatan sesaatnya a. Dari definisi percepatan rata-rata pada
Persamaan (2-11),
=
∆
∆
=
−
2 − 1
Perhatikan, pada GLBB benda yang bergerak lurus hanya mungkin memiliki dua
arah, yaitu ke kanan atau ke kiri dan ke atas atau ke bawah. Arah ini bisa diwakili dengan
tanda positif atau negatif. Misalnya, jika arah kecepatan dan percepatan ke kanan ditetapkan
positif, arah kecepatan dan percepatan ke kiri adalah negatif. Dengan demikian, lambang
besaran vektor a, v, x, dan ∆x (dicetak tebal dan tegak) bisa diganti dengan lambang besaran
skalar a, v, x, dan ∆x (dicetak miring).
Ambil saat awal mengamati gerak ( 1 = ), kecepatan benda 1 = dan saat akhir
mengamati gerak ( 2 = ), kecepatan benda 2 = .
=
−
2 − 1
=
−
=
untuk ∆ = −
∆ = = ( − )
Berapa jauh benda berpindah selama selang waktu t? Kecepatan rata-rata dari benda adalah
̅ = ( − )
Dengan demikian,
∆ = ̅ = ( ) ( − )
Karena = , perpindahan benda selama t bisa ditulis
∆ = (
( )
)
∆ = 2
( − )
Dengan ∆ = − .
Dari Persamaan (2-14), = . Jika nilai t ini disubtitusi ke Persamaan (2-16), maka
akan diperoleh persamaan yang menghubungkan kecepatan awal, percepatan, dan
perpindahan yang ditempuh selama mengalami percepatan.
∆ = ( ) (
−
) =
−
= ∆ ( − )
Tabel 2.1 berikut merangkum persamaan yang berlaku untuk GLBB.
Variabel-variabel yang berhubungan Persamaan Nomor
kecepatan, waktu, percepatan = (2-14)
kecepatan awal, akhir, dan rata-rata ̅ = (2-15)
perpindahan, kecepatan, waktu ∆ = ̅ = ( ) (2-16)
perpindahan, percepatan, waktu ∆ = 2 (2-17)
kecepatan, perpindahan, percepatan = ∆ (2-18)
Catatan: ∆ = −
4. Grafik percepatan dari GLBB
Karena pada GLBB percepatan benda selalu tetap,
grafik percepatan terhadap waktu (grafik a-t) pastilah
berbentuk garis lurus sejajar sumbu t, seperti pada
Gambar 2.18.
Besaran apa yang bisa diperoleh dari grafik a-
t? Masalah ini seperti ketika Anda menentukan perpindahan ∆ dari grafik v-t pada Gambar
2.19.
Gambar 2.19 luas daerah di bawah grafik a-t sama dengan perubahan kecepatan
Anda memperoleh perpindahan (∆ ) sama dengan luas daerah di bawah grafik v-t.
Misalkan, kita tinjau saat awal taw dan saat tak , dengan selang waktu ∆ = − .
Bagaimana dengan luas daerah di bawah grafik a-t untuk selang waktu ∆ Luas ini
ditunjukkan oleh luas arsiran A, yang sama dengan luas persegi panjang dengan panjang = ∆
dan lebar = a. Jadi, luas arsiran = ∆ dengan ∆ tak lain adalah perubahan kecepatan
∆ ( ∆ = − ).
Untuk grafik a-t diberikan, luas daerah di bawah grafik a-t sama dengan perubahan
kecepatan ∆ ( ∆ = − ).
∆ = −
= luas daerah di bawah grafik a-t (2-19)
t (s)
a konstan
a
a (m/s2
)
a (m
2
/s)
a
t(s)
Luas
A
taw tak
5. Grafik kecepatan dan posisi terhadap waktu
Bagaimanakah grafik kecepatan terhadap waktu (grafik v-t) dari GLBB? Penjelasannya
mirip ketika kita menentukan grafik posisi terhadap waktu (grafik x-t) dari GLBB. Persamaan
kecepatan GLBB = mirip dengan persamaan = anggap saja dan
gradien = . Dengan demikian, grafik v-t dari GLBB akan berbentuk lurus miring dengan
gradien tan = dan titik potong terhadap sumbu v. Untuk percepatan yang searah
dengan kecepatan (a > 0), disebut gerak dipercepat, grafiknya miring ke atas karena gradien
tan = . Sedangkan, untuk yang berlawanan dengan kecepatan (a < 0), disebut gerak
diperlambat, grafiknya miring ke bawah karena gradien gradien tan . Grafik v-t dari
GLBB ini ditunjukkan pada Gambar 2.20.
Gambar 2.20 Grafik v-t dari GLBB
Persamaan posisi x terhadap waktu t, yaitu = 2
, berbentuk fungsi
kuadrat. Oleh karena itu, grafik x-t untuk GLBB akan berbentuk parabola. Untuk percepatan
yang searah dengan kecepatan (a > 0), parabolanya terbuka ke atas. Sedangkan, untuk
percepatan yang berlawanan dengan kecepatan (a < 0), parabolanya terbuka ke bawah.
θ
a<0
a>0
t (s)
v0
v (m/s)
0
θ
a>0
a<0
x
t
6. Gerak jatuh bebas
Apakah gerak jatuh bebas itu?
Ketika buah kelapa tua jatuh sendiri dari tangkainya, dapat kita anggap kelapa
mengalami gerak jatuh bebas. Kelapa jatuh bebas karena kelapa lepas dari tangkainya dari
keadaan diam ( = ) dan ditarik ke bawah oleh gaya gravitasi bumi yang bekerja pada
kelapa. Jika hambatan udara diabaikan, selama jatuhnya dari keadaan diam, kelapa
mengalami percepatan tetap, disebut percepatan gravitasi g.
Gerak jatuh bebas didefinisikan sebagai gerak jatuh benda dengan sendirinya mulai
dari keadaan diam ( = ) dan selama gerak jatuhnya hambatan udara diabaikan, sehingga
benda hanya mengalami percepatan ke bawah yang tetap, yaitu percepatan gravitasi. Karena
dalam gerak jatuh bebas percepatan benda adalah tetap, gerak jatuh bebas termasuk suatu
GLBB.
Di bumi, percepatan gravitasi g bernilai kira-kira 9,80 m/s2
. Sesungguhnya nilai g di
permukaan bumi berkisar 9,782 m/s2
(paling kecil) di sekitar khatulistiwa sampai 9,832 m/s2
(paling besar) di sekitar kutub. Untuk mempermudah perhitungan dalam soal, g sering
dibulatkan menjadi g = 10 m/s2
.
Persamaan gerak jatuh bebas
Persamaan gerak jatuh bebas memenuhi persamaan GLBB yang dirangkum pada Tabel 2.1,
dengan mensubstitusi:
Kecepatan awal =
Percepatan =
Perpindahan ∆ = ∆
KEGIATAN PERCOBAAN
 Melakukan Percobaan
Lakukan kegiatan ini secara berkelompok
 Tujuan
Setelah melakukan percobaan ini siswa diharapkan dapat :
1. Memahami gerak dengan kecepatan tetap.
2. Menentukan kecepatan dan percepatan benda dengan menggunakan pewaktu pencacah
dan gerbang cahaya.
 Alat dan Bahan
Air Track Kit, yang terdiri dari :
1. Rel udara
2. Pewaktu pencacah
3. Gerbang cahaya
4. Penghalang cahaya ganda 3 cm
5. Penyangga 1 cm
6. Peniup
 Langkah Kerja
1. Susunlah alat seperti gambar
2. Atur posisi kaki rel udara sehingga rel udara dalam keadaan horizontal.
Rel Udara Horizontal
1. Nyalakan peniup
2. Pasang kabel gerbang cahaya ke pewaktu pencacah pada posisi P1 dan P2
3. Jika belum, atur agar pewaktu pada fungsi TIMING II
4. Atur jarak antar gerbang cahaya sejauh 30 cm
5. Letakkan kereta di atas rel udara kemudian berikan sedikit dorongan sehingga kereta
bergerak
6. Amati kecepatan kereta pada layar pewaktu pencacah.
7. Catat kecepatan kereta untuk jarak tersebut masukkan data pada tabel
8. Ulangi langkah 2-6 untuk jarak yang berbeda-beda.
Jarak (m)
Kecepatan di Gerbang
cahaya 1 (m/s)
Kecepatan di Gerbang
cahaya 1 (m/s)
0.3
0.6
0.9
1.2
1.5
1.8
Rel Udara Miring :
1. Berikan penopang pada salah satu kaki rel udara sehingga terbentuk sudut antara meja
dengan rel udara. Pada posisi ini kereta mengalami percepatan di sepanjang rel udara.
2. Pasang gerbang cahaya 1 pada jarak 20 cm dari kereta.
3. Atur agar jarak di antara gerbang cahaya 1 dan 2 sekecil mungkin (4 cm).
4. Jika belum, atur agar pewaktu pada fungsi ACCELERATION.
5. Letakkan kereta dia atas rel udara sebelum gerbang cahaya pertama kemudian
lepaskan.
6. Amati kecepatan kereta untuk jarak 20 cm kemudian catat pada tabel.
7. Ulangi untuk ajarak kereta terhadap gerbang cahaya pertama berbeda-beda seperti
pada tabel.
8. Hitunglah nilai a, masukkan pada tabel.
Jarak terhadap
Gerbang Cahaya (m)
Kecepatan Awal v0
(m/s)
Kecepatan Akhir vf
(m/s)
Percepatan a
(m/s2
)
0.20
0.40
0.60
0.80
1.00
1.20
Rangkuman :
Suatu benda dikatakan bergerak jika posisinya senantiasa berubah terhadap suatu acuan
tertentu. Gerak yang memiliki lintasan berbentuk garis lurus disebut dengan gerak lurus,
gerak lurus terbagi menjadi dua yakni : gerak lurus beraturan dan gerak lurus berubah
beraturan. Besaran-besaran fisis dalam gerak lurus terbagi menjadi dua, jarak dan kelajuan
merupakan besaran skalar sedangkan posisi, perpindahan, kecepatan, dan percepatan
merupakan besaran vektor.
1. Posisi
Posisi adalah letak suatu benda pada suatu waktu tertentu terhadap suatu acuan tertentu.
2. Jarak
Jarak didefinisikan sebagai panjang lintasan yang ditempuh oleh suatu benda dalam selang
waktu tertentu.
3. Perpindahan
Perpindahan adalah perubahan posisi suatu benda karena adanya perubahan waktu.
Perpindahan hanya bergantung pada posisi awal dan posisi akhir tidak bergantung pada jalan
yang ditempuh oleh benda. Untuk perpindahan satu dimensi sepanjang sumbu X, arah
perpindahan dinyatakan oleh tanda positif atau negatif. Tanda positif menyatakan
perpindahan berarah ke kanan dan tanda negatif menyatakan perpindahan berarah ke kiri.
Misalkan, suatu benda yang berpindah dari titik 1 dengan posisi x1 ke titik 2 dengan posisi x2,
maka perpindahannya (∆x12) :
4. Kelajuan dan Kecepatan
Kelajuan berbeda dengan kecepatan, kelajuan termasuk dalam besaran skalar (hanya
memiliki nilai saja) sedangkan kecepatan merupakan besaran vektor (memiliki nilai dan
arah).
4.1. Kelajuan rata-rata dan kecepatan rata-rata
− =
∆𝒙 𝟏𝟐 = 𝑥2 − 𝑥1
− ( ̅) = =
∆
∆
=
2 − 1
2 − 1
4.2. Kelajuan sesaat dan kecepatan sesaat
Kelajuan sesaat adalah kelajuan rata-rata yang waktu tempuhnya mendekati nol.
Kecepatan sesaat adalah kecepatan rata-rata yang selang waktunya mendekati nol .
Kecepatan Sesaat :
=
∆
∆
∆
=
∆
∆
∆
Gerak lurus memiliki lintasan yang berupa garis lurus, gerak ini terbagi menjadi dua
yaitu gerak lurus beraturan dan gerak lurus berubah beraturan.
A. Gerak Lurus Beraturan (GLB)
Gerak lurus beraturan (GLB) didefinisikan sebagai gerak suatu benda yang menempuh
lintasan lurus dengan arah dan kelajuan tetap, atau bisa juga dikatakan sebagai gerak
suatu benda dengan kecepatan tetap. Benda yang bergerak lurus beraturan memiliki
percepatam (a) nol.
− = =
Luas daaerah di bawah grafik v-t untuk selang waktu ∆tsama dengan nilai ∆x.
B. Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)
Gerak lurus berubah beraturan didefinisikan sebagai gerak suatu benda pada lintasan garis
lurus dengan percepatan tetap. Percepatan merupakan perubahan kecepatan dalam selang
v
v0
t
v = v0 = tetap
x
x0
t
Θ Gradien tan θ =v
waktu tertentu. Percepatan rata-rata (lambang ā) didefinisikan sebagai perubahan
kecepatan yang dialami benda dibagi selang waktunya.
Percepatan rata-rata :
=
∆
∆
=
−
2 − 1
Percepatan sesaat didefinisikan sebagai perubahan kecepatan yang berlangsung dalam
waktu singkat.
Percepatan Sesaat :
=
∆
∆
∆
Variabel-variabel yang berhubungan Persamaan Nomor
kecepatan, waktu, percepatan = (2-14)
kecepatan awal, akhir, dan rata-rata ̅ = (2-15)
perpindahan, kecepatan, waktu ∆ = ̅ = ( ) (2-16)
perpindahan, percepatan, waktu ∆ = 2 (2-17)
kecepatan, perpindahan, percepatan = ∆ (2-18)
Catatan: ∆ = −
Untuk grafik a-t, luas daerah di bawah grafik a-t sama dengan perubahan kecepatan
∆ ( ∆ = − ).
Gerak jatuh bebas didefinisikan sebagai gerak jatuh benda dengan sendirinya mulai
dari keadaan diam ( = ) dan selama gerak jatuhnya hambatan udara diabaikan, sehingga
t (s)
a konstan
a
a (m/s2
) θ
a<0
a>0
t (s)
v0
v (m/s)
0
θ
a>0
a<0
x
t
benda hanya mengalami percepatan ke bawah yang tetap, yaitu percepatan gravitasi. Karena
dalam gerak jatuh bebas percepatan benda adalah tetap, gerak jatuh bebas termasuk suatu
GLBB. Persamaan gerak jatuh bebas memenuhi persamaan GLBB yang dirangkum pada
tabel persamaan GLBB, dengan mensubstitusi:
Kecepatan awal =
Percepatan =
Perpindahan ∆ = ∆
SOAL
1. Seseorang memacu sepeda motor dari rumahnya ke arah utara sejauh 6 km, lalu berbelok
ke timur sejauh 8 km. Posisi orang tersebut dari rumahnya setelah melakukan perjalanan
tersebut adalah. . . .
A. 2 km ke arah timur D. 10 km ke arah timur laut
B. 14 km ke arah timur laut E. 10 km ke arah barat laut
C. 14 km ke arah barat day
2. Grafik manakah yang menyatakan suatu benda bergerak dengan laju konstan?
A. D.
B. E.
C.
3. Perhatikan grafik kecepatan terhadap waktu dari kereta yang bergerak menurut garis lurus
dalam waktu 4 s.
v(m/s)
80
40
20
0 t(s)2 4 5
s (m)
t (s)
s (m)
t (s)
s (m)
t (s)
s (m)
t (s)
s (m)
t (s)
A. 260 m D. 70 m
B. 200 m E. 60 m
C. 140 m
4. Sebuah kereta mendapat percepatan 2 m/s2
selama 10 s dari keadaan diam, lalu
diperlambat dengan perlambatan 4 m/s2
sampai berhenti. Jarak total yang ditempuh kereta
tersebut adalah. . . .
A. 80 m D. 200 m
B. 100 m E. 250 m
C. 150 m
5. Gambar berikut melukiskan grafik percepatan benda sebagai fungsi waktu.
a (m/s2
)
0 6 12 18 t (s)
Jika pada keadaan mula-mula benda berkecepatan 4 m/s, kecepatan benda pada t = 15 s
adalah. . . .
A. 12 m/s D. 64 m/s
B. 25 m/s E. 70 m/s
C. 40 m/s
Essai :
1. Sebuah motor bergerak ke arah timur dengan kecepatan 36 km/jam selama 6,0 s, dan
kemudian berbelok ke utara dengan kecepatan 27 km/jam selama 4,0 s. Tentukan
percepatan rata-rata mobil dalam keseluruhan perjalanannya (sebagai acuan arah vektor,
ambil arah timur sebagai sudut 0o
).
2. Sebuah motor yang sedang melaju 90 km/jam berada 100 m di belakang sebuah bus yang
sedang melaju 75 km/jam. Berapa sekon diperlukan sedan untuk menyusul jip?
Dimanakah sedan menyusul jip?
6
4
2
LAMPIRAN
SOAL RISET :
 Besaran Fisis Pada Gerak Lurus
1. Apakah besar kecepatan rata-rata sama dengan besar kelajuan rata-rata? Jelaskan dan
tuliskan rumusnya!
2. Dapatkan suatu benda yang bergerak menempuh jarak tertentu memiliki :
a. Kelajuan rata-rata nol?
b. Kecepatan rata-rata nol?
 Gerak Lurus Beraturan (GLB)
1. Dalam gerak lurus beraturan, perpindahan dalam suatu selang waktu tertentu ∆t dapat
disamakan dengan jarak yang ditempuh dalam selang waktu ∆t tersebut, Jelaskan
pernyataan tersebut?
2. Gambarkan grafik v-t dan x-t pada gerak lurus beraturan berikut :
 Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)
1. Jika benda ringan dan benda berat pada ruang vakum dilepaskan pada saat bersamaan
dari ketinggianyang sama, manakah yang tiba di permukaan terlebih dahulu? Jelaskan
jawaban anda!
2. Gambarkan grafik a-t, v-t dan x-t pada gerak lurus berubah beraturan dipercepat
berikut :
v
t
s
t
v
t
s
t
a
t
Riset dilaksanakan pada 27 mahasiswa semester 1, dan 10 mahasiswa fisika semester 5.
Dari ke 37 mahasiswa, hanya 2 mahasiswa saja yang menjawab seluruh pertanyaan dengan
tepat. Kebanyakan mahasiswa salah dalam melukiskan grafik x-t, v-t, dan a-t pada gerak
lurus beraturan dan gerak lurus berubah beraturan. Pada grafik a-t gerak lurus berubah
beraturan, sebagian besar mahasiswa tidak menggambarkannya secara parabolik akan tetapi
linier. Hal ini mengindikasikan bahwa pemahaman mereka tentang grafik GLB dan GLBB
masih kurang memadai.
Kesalahan juga masih banyak ditemui pada jawaban soal nomor 1 gerak lurus berubah
beraturan, hampir seluruh responden dari mahasiswa semester 1 menjawab bahwa kedua
benda tidak akan jatuh ke bawah karena pada ruang hampa udara benda akan melayang.
Padahal, pada kasus ini, ruang hampa udara yang dimaksud adalah ruangan yang bebas
hambatan udara sehingga gesekan antara benda dan udara dapat diabaikan. Pada
kenyataannya, benda dengan massa yang berbeda akan jatuh di waktu yang sama pada
ketinggian yang sama, hal ini karena percepatan yang dialami benda tidak bergantung pada
massa benda.
Sebagian kecil responden masih belum dapat membedakan antara kecepatan rata-rata dan
kelajuan rata-rata, kecepatan merupakan besaran vektor sehingga kecepatan merupakan hasil
bagi antara perpindahan dengan selang waktu. Sedangkan kelajuan merupakan besaran
skalar, sehingga kelajuan didefinisikan sebagai hasil bagi jarak dengan selang waktu.
Pemahaman responden masih kurang dalam membedakan prinsip kecepatan dan kelajuan,
untuk itu perlu pemahaman konsep yang lebih dalam tentang materi bersangkutan.

More Related Content

What's hot

Ppt gerak harmonik sederhana
Ppt gerak harmonik sederhanaPpt gerak harmonik sederhana
Ppt gerak harmonik sederhana
Ahmad Yansah
 
1 b 11170163000059_laporan_gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis.
1 b 11170163000059_laporan_gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis.1 b 11170163000059_laporan_gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis.
1 b 11170163000059_laporan_gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis.
umammuhammad27
 

What's hot (20)

Usaha dan Energi
Usaha dan EnergiUsaha dan Energi
Usaha dan Energi
 
3. rpp gerak lurus
3. rpp gerak lurus3. rpp gerak lurus
3. rpp gerak lurus
 
Ppt gerak harmonik sederhana
Ppt gerak harmonik sederhanaPpt gerak harmonik sederhana
Ppt gerak harmonik sederhana
 
PPT kesetimbangan benda tegar dan titik berat
PPT kesetimbangan benda tegar dan titik beratPPT kesetimbangan benda tegar dan titik berat
PPT kesetimbangan benda tegar dan titik berat
 
PPT Materi gerak lurus kelas X
PPT Materi gerak lurus kelas X PPT Materi gerak lurus kelas X
PPT Materi gerak lurus kelas X
 
02. RPP FISIKA KD. 3.3 MATERI VEKTOR KELAS X SEMESTER 1
02. RPP FISIKA KD. 3.3 MATERI VEKTOR KELAS X SEMESTER 102. RPP FISIKA KD. 3.3 MATERI VEKTOR KELAS X SEMESTER 1
02. RPP FISIKA KD. 3.3 MATERI VEKTOR KELAS X SEMESTER 1
 
Pelatihan Mekanika untuk OSK Fisika 2014
Pelatihan Mekanika untuk OSK Fisika 2014Pelatihan Mekanika untuk OSK Fisika 2014
Pelatihan Mekanika untuk OSK Fisika 2014
 
Relativitas (Fisika kelas 12.IPA)
Relativitas (Fisika kelas 12.IPA)Relativitas (Fisika kelas 12.IPA)
Relativitas (Fisika kelas 12.IPA)
 
Gerak melingkar
Gerak melingkarGerak melingkar
Gerak melingkar
 
1 b 11170163000059_laporan_gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis.
1 b 11170163000059_laporan_gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis.1 b 11170163000059_laporan_gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis.
1 b 11170163000059_laporan_gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis.
 
RPP USAHA DAN ENERGI.docx
RPP USAHA DAN ENERGI.docxRPP USAHA DAN ENERGI.docx
RPP USAHA DAN ENERGI.docx
 
2. rpp dan penilaian kd 3.3 fluida statis tekanan hidrostatis
2. rpp dan penilaian kd 3.3  fluida statis tekanan hidrostatis2. rpp dan penilaian kd 3.3  fluida statis tekanan hidrostatis
2. rpp dan penilaian kd 3.3 fluida statis tekanan hidrostatis
 
Fisika hukum newton
Fisika hukum newtonFisika hukum newton
Fisika hukum newton
 
Percobaan gerak lurus beraturan
Percobaan gerak lurus beraturanPercobaan gerak lurus beraturan
Percobaan gerak lurus beraturan
 
Soal latihan-olimpiade-fisika-sma
Soal latihan-olimpiade-fisika-smaSoal latihan-olimpiade-fisika-sma
Soal latihan-olimpiade-fisika-sma
 
Fisika : Besaran dan Satuan
Fisika : Besaran dan SatuanFisika : Besaran dan Satuan
Fisika : Besaran dan Satuan
 
Power Point Gerak Melingkar
Power Point Gerak MelingkarPower Point Gerak Melingkar
Power Point Gerak Melingkar
 
Fisika vektor
Fisika vektorFisika vektor
Fisika vektor
 
Modul Ajar Bagian DINAMIKA.docx
Modul Ajar Bagian DINAMIKA.docxModul Ajar Bagian DINAMIKA.docx
Modul Ajar Bagian DINAMIKA.docx
 
Ppt animasi gerak lurus
Ppt animasi gerak lurusPpt animasi gerak lurus
Ppt animasi gerak lurus
 

Viewers also liked (9)

Gerak lurus dengan kecepatan konstan dan percepatan konstan
Gerak lurus dengan kecepatan konstan dan percepatan konstanGerak lurus dengan kecepatan konstan dan percepatan konstan
Gerak lurus dengan kecepatan konstan dan percepatan konstan
 
1 persamaan gerak e dit_sept_2013
1 persamaan gerak e dit_sept_20131 persamaan gerak e dit_sept_2013
1 persamaan gerak e dit_sept_2013
 
Gerak(kelas 7)
Gerak(kelas 7)Gerak(kelas 7)
Gerak(kelas 7)
 
bab1gerak dalam dua dimensi bab2 gravitasi bab3 elastisitas dan gerak harmoni...
bab1gerak dalam dua dimensi bab2 gravitasi bab3 elastisitas dan gerak harmoni...bab1gerak dalam dua dimensi bab2 gravitasi bab3 elastisitas dan gerak harmoni...
bab1gerak dalam dua dimensi bab2 gravitasi bab3 elastisitas dan gerak harmoni...
 
Tugas fisika
Tugas fisikaTugas fisika
Tugas fisika
 
Buku Fisika Kelas 2 sma_fisika_sarwono
Buku Fisika Kelas 2 sma_fisika_sarwonoBuku Fisika Kelas 2 sma_fisika_sarwono
Buku Fisika Kelas 2 sma_fisika_sarwono
 
BSE Fisika Mudah dan Sederhana SMA Kelas XI Sarwono
BSE Fisika Mudah dan Sederhana SMA Kelas XI Sarwono BSE Fisika Mudah dan Sederhana SMA Kelas XI Sarwono
BSE Fisika Mudah dan Sederhana SMA Kelas XI Sarwono
 
Xi kinematika
Xi kinematikaXi kinematika
Xi kinematika
 
Gerak parabola dan gerak melingkar lengkap lp
Gerak parabola dan gerak melingkar lengkap lpGerak parabola dan gerak melingkar lengkap lp
Gerak parabola dan gerak melingkar lengkap lp
 

Similar to Modul pembelajaran materi glb glbb sma

'Mekanika' tugas fisdas dari mner wagania
'Mekanika' tugas fisdas dari mner wagania'Mekanika' tugas fisdas dari mner wagania
'Mekanika' tugas fisdas dari mner wagania
Fani Diamanti
 
'Mekanika' tugas fisdas dari mner dungus
'Mekanika' tugas fisdas dari mner dungus'Mekanika' tugas fisdas dari mner dungus
'Mekanika' tugas fisdas dari mner dungus
Fani Diamanti
 
Modul kelas x unit 3 kinematika
Modul kelas x unit 3 kinematikaModul kelas x unit 3 kinematika
Modul kelas x unit 3 kinematika
Eko Supriyadi
 

Similar to Modul pembelajaran materi glb glbb sma (20)

Rpp gerak lurus
Rpp gerak lurusRpp gerak lurus
Rpp gerak lurus
 
'Mekanika' tugas fisdas dari mner wagania
'Mekanika' tugas fisdas dari mner wagania'Mekanika' tugas fisdas dari mner wagania
'Mekanika' tugas fisdas dari mner wagania
 
'Mekanika' tugas fisdas dari mner dungus
'Mekanika' tugas fisdas dari mner dungus'Mekanika' tugas fisdas dari mner dungus
'Mekanika' tugas fisdas dari mner dungus
 
Kinematika vektor xi
Kinematika vektor xiKinematika vektor xi
Kinematika vektor xi
 
KINEMATIKA GERAK LURUS ( GLB DAN GLBB ) FISIKA SMA KELAS 10
KINEMATIKA GERAK LURUS ( GLB DAN GLBB ) FISIKA SMA KELAS 10KINEMATIKA GERAK LURUS ( GLB DAN GLBB ) FISIKA SMA KELAS 10
KINEMATIKA GERAK LURUS ( GLB DAN GLBB ) FISIKA SMA KELAS 10
 
Makalah telaah
Makalah telaahMakalah telaah
Makalah telaah
 
Fisika Dasar
Fisika Dasar Fisika Dasar
Fisika Dasar
 
Kinematika dan dinamika
Kinematika dan dinamikaKinematika dan dinamika
Kinematika dan dinamika
 
GERAK MELINGKAR BERATURAN SMA
GERAK MELINGKAR BERATURAN SMAGERAK MELINGKAR BERATURAN SMA
GERAK MELINGKAR BERATURAN SMA
 
Materi Gerak Lurus Beraturan
Materi Gerak Lurus Beraturan Materi Gerak Lurus Beraturan
Materi Gerak Lurus Beraturan
 
2. KINEMATIKA PARTIKEL.pptx
2. KINEMATIKA PARTIKEL.pptx2. KINEMATIKA PARTIKEL.pptx
2. KINEMATIKA PARTIKEL.pptx
 
GLB.ppt
GLB.pptGLB.ppt
GLB.ppt
 
Modul kelas x unit 3 kinematika
Modul kelas x unit 3 kinematikaModul kelas x unit 3 kinematika
Modul kelas x unit 3 kinematika
 
RPP kurikulum 2013 Kinematika analisis vektor
RPP kurikulum 2013 Kinematika analisis vektorRPP kurikulum 2013 Kinematika analisis vektor
RPP kurikulum 2013 Kinematika analisis vektor
 
Kinematika Gerak
Kinematika GerakKinematika Gerak
Kinematika Gerak
 
Bhn kuliah fisika i 2
Bhn kuliah fisika i 2Bhn kuliah fisika i 2
Bhn kuliah fisika i 2
 
Kumpulan Soal Fisika Kelas XI
Kumpulan Soal Fisika Kelas XIKumpulan Soal Fisika Kelas XI
Kumpulan Soal Fisika Kelas XI
 
1964747 C8ce890cc8 D
1964747 C8ce890cc8 D1964747 C8ce890cc8 D
1964747 C8ce890cc8 D
 
RPP Kinematika
RPP KinematikaRPP Kinematika
RPP Kinematika
 
Persamaan gerak
Persamaan gerakPersamaan gerak
Persamaan gerak
 

More from Ajeng Rizki Rahmawati

Soal soal materi gerak melingkar dan gerak parabola
Soal soal materi gerak melingkar dan gerak parabolaSoal soal materi gerak melingkar dan gerak parabola
Soal soal materi gerak melingkar dan gerak parabola
Ajeng Rizki Rahmawati
 

More from Ajeng Rizki Rahmawati (20)

Pts FISIKA X MIPA 1920
Pts FISIKA X MIPA 1920 Pts FISIKA X MIPA 1920
Pts FISIKA X MIPA 1920
 
Pts bio lintas minat x ips 1920
Pts bio lintas minat x ips 1920 Pts bio lintas minat x ips 1920
Pts bio lintas minat x ips 1920
 
Kisi kisi fisika x pts 1 1920
Kisi kisi fisika x pts 1 1920Kisi kisi fisika x pts 1 1920
Kisi kisi fisika x pts 1 1920
 
RPP HAKIKAT FISIKA
RPP HAKIKAT FISIKA RPP HAKIKAT FISIKA
RPP HAKIKAT FISIKA
 
Rpp teks eksposisi
Rpp teks eksposisiRpp teks eksposisi
Rpp teks eksposisi
 
Rpp unsur zat senyawa smp
Rpp unsur zat senyawa smpRpp unsur zat senyawa smp
Rpp unsur zat senyawa smp
 
Rpp perubahan zat fisika smp
Rpp perubahan zat fisika smpRpp perubahan zat fisika smp
Rpp perubahan zat fisika smp
 
RPP Sistem Pencernaan Manusia Kelas 8 VIII SMP
RPP Sistem Pencernaan Manusia Kelas 8 VIII SMPRPP Sistem Pencernaan Manusia Kelas 8 VIII SMP
RPP Sistem Pencernaan Manusia Kelas 8 VIII SMP
 
Daftar isi
Daftar isiDaftar isi
Daftar isi
 
SINOPSIS NYANYIAN SUNYI BUAT ADIKKU SAYANG, PARMI
SINOPSIS NYANYIAN SUNYI BUAT ADIKKU SAYANG, PARMISINOPSIS NYANYIAN SUNYI BUAT ADIKKU SAYANG, PARMI
SINOPSIS NYANYIAN SUNYI BUAT ADIKKU SAYANG, PARMI
 
Puisi jasamu
Puisi jasamuPuisi jasamu
Puisi jasamu
 
Tetaplah Tersenyum Indonesiaku
Tetaplah Tersenyum IndonesiakuTetaplah Tersenyum Indonesiaku
Tetaplah Tersenyum Indonesiaku
 
materi siapsiaga bencana PMR WIRA
materi siapsiaga bencana PMR WIRAmateri siapsiaga bencana PMR WIRA
materi siapsiaga bencana PMR WIRA
 
Suhu dan kalor
Suhu dan kalorSuhu dan kalor
Suhu dan kalor
 
Momentum dan impuls
Momentum dan impuls Momentum dan impuls
Momentum dan impuls
 
Soal soal materi gerak melingkar dan gerak parabola
Soal soal materi gerak melingkar dan gerak parabolaSoal soal materi gerak melingkar dan gerak parabola
Soal soal materi gerak melingkar dan gerak parabola
 
Ppt gerak parabola dan gerak melingkar
Ppt gerak parabola dan gerak melingkarPpt gerak parabola dan gerak melingkar
Ppt gerak parabola dan gerak melingkar
 
Gerak parabola fisika sma
Gerak parabola fisika smaGerak parabola fisika sma
Gerak parabola fisika sma
 
Gerak melingkar fisika sma
Gerak melingkar fisika smaGerak melingkar fisika sma
Gerak melingkar fisika sma
 
gelombang stasioner ppt
gelombang stasioner pptgelombang stasioner ppt
gelombang stasioner ppt
 

Recently uploaded

Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ssuser35630b
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
AlfandoWibowo2
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 

Recently uploaded (20)

Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 

Modul pembelajaran materi glb glbb sma

  • 1. “MODUL PEMBELAJARAN” BESARAN-BESARAN FISIS PADA GERAK LURUS Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fisika Sekolah 1 Disusun Oleh : Sri Muryanti 4201412048 Annisa Rahma Fauzia 4201412099 UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM TAHUN AJARAN 2014/2015 x x0 t Θ Gradien tan θ =v a>0 a<0 x t
  • 2. Kompetensi Inti : 3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. 4. Mengolah, menalar, menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. Kompetensi Dasar : 3.3. Menganalisis besaran-besaran fisis pada gerak lurus dengan kecepatan konstan dan gerak lurus dengan percepatan konstan. 4.3. Menyajikan data dan grafik hasil percobaan untuk menyelidiki sifat gerak benda yang bergerak lurus dengan kecepatan konstan dan gerak lurus dengan percepatan konstan. Indikator : 1. Mendefinisikan pengertian gerak. 2. Menyebutkan besaran-besaran fisis pada gerak lurus. 3. Membedakan antara jarak dan perpindahan. 4. Membedakan kelajuan dan kecepatan. 5. Mengidentifikasi ciri-ciri gerak lurus dengan kecepatan konstan. 6. Menurunkan persamaan untuk gerak lurus dengan kecepatan konstan. 7. Menggambarkan grafik v-t dan grafik x-t pada gerak lurus dengan kecepatan konstan. 8. Mengidentifikasi ciri-ciri gerak lurus dengan percepatan konstan. 9. Menurunkan persamaan untuk gerak lurus dengan percepatan konstan. 10. Menggambarkan grafik a-t, v-t dan grafik x-t pada gerak lurus dengan percepatan konstan.
  • 3. PETA KONSEP Percepatan Sesaat Kecepatan Sesaat Percepatan Rata-Rata Kelajuan Sesaat Kecepatan Rata-Rata Kelajuan Rata-Rata Posisi Perpindahan Waktu Jarak GERAK LURUS Berubah Tak Beraturan Kecepatan Berubah Tak Beraturan Beraturan Berubah Beraturan Kecepatan Tetap Percepatan Tetap Gerak Jatuh Bebas terjadi dalam waktu singkat hasil bagi antara hasil bagi antara terjadi dalam waktu singkatterjadi dalam waktu singkat memberikan memberikan berkaitan dengan secara umum bersifat cirinya cirinya cirinya contohnya
  • 4. URAIAN MATERI GERAK LURUS A. Besaran-Besaran Pada Gerak Lurus Gerak termasuk bidang yang dipelajari dalam mekanika, yang merupakan cabang dari fisika. Mekanika sendiri dibagi menjadi tiga cabang ilmu, yaitu kinematika, dinamika, dan statika. Kinematika adalah ilmu yang mempelajari gerak tanpa mempedulikan penyebab timbulnya gerak. Dinamika adalah ilmu yang mempelajari penyebab gerak, yaitu gaya. Statika adalah ilmu yang mempelajari tentang keseimbangan statis benda. Suatu benda dikatakan bergerak jika posisinya senantiasa berubah terhadap suatu acuan tertentu. Apabila titik-titik yang dilalui oleh suatu benda dihubungkan dengan garis maka akan terbentuk suatu lintasan. Jika lintasan berbentuk garis lurus, gerak benda disebut gerak lurus. Jika lintasan berbentuk parabola, gerak benda disebut gerak parabola, dan jika lintasan berbentuk lingkaran maka gerak benda disebut gerak melingkar. Dalam gerak terdapat dua macam besaran, yakni besaran skalar dan vektor. Besaran skalar merupakan besaran yang hanya memiliki nilai, sedangkan besaran vektor merupakan besaran yang memiliki nilai dan arah. Besaran skalar dalam gerak adalah jarak dan kelajuan, sedangkan yang termasuk besaran vektor adalah posisi, perpindahan, kecepatan, dan percepatan. 1. Posisi, Jarak, dan Perpindahan a. Posisi Posisi adalah letak suatu benda pada suatu waktu tertentu terhadap suatu acuan tertentu. Posisi suatu benda dinyatakan terhadap suatu acuan tertentu. Sebagai standar umum, ditetapkan lintasan horizontal sebagai sumbu X dan titik acuan adalah titik O yang posisinya x0 = 0. Posisi suaru benda dapat terletak di kiri atau di kanan titik acuan, sehingga untuk membedakannya digunakan tanda negatif atau positif. Umumnya, posisi di sebelah kanan titik acuan ditetapkan sebagai posisi positif dan posisi di sebelah kiri titik acuan sebagai posisi negatif. Selain tanda positif atau negatif, posisi suatu benda juga ditentukan oleh jaraknya terhadap titik acuan. Oleh karena memiliki arah dan nilai, maka posisi termasuk besaran vektor.
  • 5. Posisi P berjarak 3 di sebelah kanan O, sehingga posisi P (xp) adalah +3 (tanda + sering tidak ditulis). Posisi R berjarak 4 di sebelah kiri O, maka posisi R (xR) adalah -4. b. Perpindahan Perpindahan adalah perubahan posisi suatu benda karena adanya perubahan waktu. Perpindahan hanya bergantung pada posisi awal dan posisi akhir tidak bergantung pada jalan yang ditempuh oleh benda. Perpindahan merupakan besaran vektor, sehingga memiliki nilai dan arah. Untuk perpindahan satu dimensi sepanjang sumbu X, arah perpindahan dinyatakan oleh tanda positif atau negatif. Tanda positif menyatakan perpindahan berarah ke kanan dan tanda negatif menyatakan perpindahan berarah ke kiri. Misalkan, suatu benda yang berpindah dari titik 1 dengan posisi x1 ke titik 2 dengan posisi x2, maka perpindahannya (∆x12) : c. Jarak Jarak didefinisikan sebagai panjang lintasan yang ditempuh oleh suatu benda dalam selang waktu tertentu. Jarak merupakan besaran skalar sehingga hanya memiliki nilai saja, besar atau nilai jarak bergantung pada jalan yang ditempuh oleh benda. Untuk lebih memahami pengertian tentang jarak dan perbedaannya dengan perpindahan, perhatikan contoh soal berikut : Misalnya mobil bergerak dari P ke R melalui Q, maka berapakah jarak perjalanan yang ditempuh oleh mobil tersebut jika lintasannya berbentuk segitiga seperti berikut : 1. Jarak adalah panjang lintasan yang ditempuh. Jadi : Jarak PQR = PQ + QR = (400 + 300) m = 700 m R 300 m P 400 m Q ∆𝑥12 = 𝑥2 − 𝑥1
  • 6. 2. Perpindahan PR diperoleh dengan menghitung dulu jarak PR dengan dalil Phytagoras dalam segitiga siku-siku PQR. Sehingga : PR2 = (4002 + 3002 ) m2 PR = 500 m 2. Kecepatan dan Kelajuan Kelajuan adalah besaran yang tidak bergantung pada arah, sehingga kelajuan termasuk besaran skalar yang nilainya selalu positif. Alat untuk mengukur kelajuan adalah speedometer. Sedangkan kecepatan adalah besaran yang bergantung pada arah, sehingga kecepatan termasuk besaran vektor. Untuk gerak dalam satu dimensi, arah kecepatan dapat dinyatakan dengan tanda positif atau negatif. Sebagai contoh, jika kita menetapkan arah ke timur sebagai arah positif, kecepatan mobil 60 km/jam ke timur cukup ditulis +60 km/jam dan kecepatan mobil 60 km/jam ke barat cukup ditulis -60 km/jam. Kecepatan Rata-Rata dan Kelajuan Rata-Rata Kelajuan rata-rata didefinisikan sebagai hasil bagi antara jarak total yang ditempuh dengan sealng waktu untuk menempuhnya. − = Kecepatan rata-rata didefinisikan sebagai hasil bagi antara perpindahan dengan selang waktunya. Kecepatan rata-rata merupakan besaran vektor, sehingga arahnya harus dinyatakan. Untuk perpindahan dalam satu dimensi sepanjang sumbu x, kecepatan rata-rata (dengan lambang ̅) dapat dinyatakan dengan persamaan : − = ̅ = ∆ ∆ = 2 − 1 2 − 1
  • 7. 2.1. Kecepatan Sesaat dan Kelajuan Sesaat Kelajuan sesaat adalah kelajuan rata-rata yang waktu tempuhnya mendekati nol. Kecepatan sesaat adalah kecepatan rata-rata yang selang waktunya mendekati nol . Kecepatan Sesaat : = ∆ ∆ ∆ = ∆ ∆ ∆ Contoh : menentukan kecepatan sesaat secara intuisi Posisi sebuah sepeda dinyatakan oleh x = 2t2 +5t-1, dengan x dalam meter dan t dalam sekon. Hitung kecepatan sepeda pada t = 1 s. Strategi : Hitung kecepatan rata-rata dalam selang t = 1 s, dan t = 1.1 s (∆t = 0.1 s); dalam selang t = 1s dan t = 1.01 s (∆t = 0.01 s); dan dalam selang t = 1s dan t = 1.001 s (∆t = 0.001 s). Dari ketiga hasil tersebut, taksir kecepatan sesaat pada t = 1 s secara intuisi. Jawab : Persamaan posisi x = 2t2 +5t-1 Untuk t1 = 1s x1 = 2 (1)2 + 5 (1) - 1 = 6 Untuk ∆t = 0.1 s , t2 = 1 + 0.1 = 1.1 s x2 = 2 (1.1)2 + 5 (1.1) – 1 = 6.92 ̅ = ∆ = 2 1 = Untuk ∆t = 0.01 s , t2 = 1 + 0.01 = 1.01 s x2 = 2 (1.01)2 + 5 (1.01) – 1 = 6.0902 ̅ = ∆ = 2 1 = ∆t (s) v (m/s) 0.1 9.2 0.01 9.02 0.001 9.002
  • 8. Untuk ∆t = 0.001 s , t2 = 1 + 0.001 = 1.001 s x2 = 2 (1.001)2 + 5 (1.001) – 1 = 6.009002 ̅ = ∆ = 2 1 = Pada tabel tampak bahwa untuk ∆t yang makin kecil, kecepatan rata-rata makin mendekati 9 m/s. Secara intuisi, kita dapat menyatakan bahwa kecepatan pada t = 1 s adalah 9 m/s. B. Gerak Lurus Beraturan Gerak lurus beraturan (GLB) didefinisikan sebagai gerak suatu benda yang menempuh lintasan lurus dengan arah dan kelajuan tetap, atau bisa juga dikatakan sebagai gerak suatu benda dengan kecepatan tetap. Kecepatan tetap sama artinya dengan percepatan nol, sehingga GLB juga dapat didefinisikan sebagai gerak benda yang percepatannya nol. 1. Kinematika Gerak Lurus Beraturan (GLB) Pada GLB kecepatan tiap saat adalah sama, yaitu v, sehingga kecepatan rata-rata pada GLB sama dengan v. Dari definisi kecepatan rata-rata, maka diperoleh : ̅ = = ∆ ∆ ∆ = ∆ Ambil pada saat awal mengamati gerak (taw = 0), posisi benda ada di xaw = x0, dan saat akhir mengamati gerak tak = t, posisi benda ada di xak = x, sehingga : ∆ = ∆ − = ( − ) − = ( − ) − = =
  • 9. x (m) x0 t(s) Θ Gradien tan θ =v Jadi, pada gerak lurus beraturan (GLB) berlaku : a. Kecepatan v0 = v tetap b. Percepatan a = 0 c. ∆ = atau = 2. Grafik Kecepatan dan Posisi GLB Karena pada GLB, kecepatan gerak benda selalu tetap, grafik kecepatan terhadap waktu (grafik v-t) pastilah berbentuk garis lurus sejajar sumbu t seperti gambar di samping : Telah kita ketahui persamaan y = n + mx dengan m dan n positif, grafik y terhadap x berbentuk garis lurus condong ke atas dengan gradien m = tan θ dan intercept n. Persamaan posisi GLB, yaitu x = x0 + vt, mirip dengan persamaan garis y = n +mx. Oleh karena itu, grafik x-t akan berbentuk garis lurus miring ke atas dengan gradien tan θ = v dan intercept x0. Kemiringan garis yang makin curam menunjukkan gerak lurus benda makin cepat. Beberapa contoh gerak lurus beraturan (GLB) pada kehidupan sehari-hari ialah sebagai berikut : 1) Mobil yang sedang bergerak lurus pada jalan raya dengan angka spidometer tetap selama suatu selang waktu tertentu. Di sini tidak ada perubahan kelajuan dan arah gerak. 2) Elevator yang sedang bergerak ke atas, di pertengahan antara lantai ke satu dan lantai ke lima. Di sini tidak ada perubahan pada kelajuan dan arah gerak. Di dalam elevator, kita akan merasa seolah-olah elevator diam. 3) Pesawat terbang yang telah mencapai keseimbangan pada ketinggian tertentu. Pada contoh ini pesawat terbang bergerak lurus tanpa perubahan kelajuan. v m/s v0 T (s) v = v0 = tetap
  • 10. 3. Menentukan Perpindahan dari Grafik Kecepatan-Waktu Misalkan kita tinjau saat awal taw dan saat akhir tak, dengan selang waktu ∆t = tak-taw. Luas A merupakan luas daerah di bawah grafik v-t untuk selang waktu ∆t. Luas A = v ∆t, tampak bahwa luas A sama dengan rumus perpindahan ∆x, sehingga : ∆ = − C. Gerak Lurus Berubah Beraturan Gerak lurus berubah beraturan didefinisikan sebagai gerak suatu benda pada lintasan garis lurus dengan percepatan tetap. Percepatan tetap artinya baik besar maupun arahnya tetap. 1. Pengertian percepatan Ketika mulai berlari, dari keadaan diam (kecepatan nol), anda secara perlahan meningkatkan kecepatan lari anda. Perubahan kecepatan dalam suatu selang waktu inilah yang berkaitan dengan besaran vektor dalam gerak yang disebut percepatan. Apakah yang dimaksud percepatan rata-rata? Percepatan rata-rata (lambang ā) didefinisikan sebagai perubahan kecepatan yang dialami benda dibagi selang waktunya. Percepatan rata-rata = ∆ ∆ = − 2 − 1 ( − ) dengan adalah kecepatan pada saat = 2 dan adalah kecepatan pada saat = 1. Telah Anda ketahui bahwa satuan percepatan dalam SI adalah 2⁄ atau 2 . v (m/s) v t(s) Luas A taw tak
  • 11. Apakah yang dimaksud percepatan sesaat? Seperti halnya dalam menentukan kecepatan sesaat, Anda perlu mengukur perubahan kecepatan dalam selang waktu ∆ yang sangat singkat (∆ mendekati nol) untuk dapat menentukan percepatan sesaat. Percepatan sesaat didefinisikan sebagai perubahan kecepatan yang berlangsung dalam waktu singkat. Definisi ini secara matematis ditulis: = ∆ ∆ ∆ ( − ) Karena limit belum diajarkan, kita akan menulis Persamaan (2-12) dalam bentuk lain, yaitu : Percepatan sesaat = ∆ ∆ ∆ ( − ) Sekali lagi, untuk benda yang bergerak pada lintasan garis lurus, notasi vektor dalam Persamaan (2-13) dapat diganti dengan notasi skalar. Percepatan sesaat mirip dengan kecepatan sesaat. Oleh karena itu, seperti halnya kecepatan sesaat, ada 2 cara yang dapat kita gunakan untuk menentukan percepatan sesaat, yaitu cara intuisi dan cara pendekatan grafis. Dalam cara intuisi, kita menggunakan Persamaan (2-13). Caranya, dengan menghitung a untuk selang ∆ yang terus kita perkecil, misalnya dari ∆ = ∆ = kemudian ∆ = Dari ketiga hasil a yang kita peroleh, secara intuisi kita dapat menaksir angka yang akan didekati oleh percepatan pada saat t tertentu. Sedangkan, cara pendekatan grafis untuk menentukan percepatan sesaat akan dipelajari di kelas XI. Akselerometer Alat untuk mengukur percepatan dari kendaraan yang sedang bergerak disebut Akselerometer (accelerometer). Secara sederhana, sebuah bandul dapat digunakan sebagai
  • 12. B akselerometer. Ketika mobil dipercepat a ke depan, bandul mengayun ke belakang dan berhenti pada posisi B dengan sudut θ (Gambar 2.15a). Makin besar sudut θ, makin besar percepatan mobil. Ketika mobil bergerak dengan kecepatan tetap, percepatan = dan bandul kembali ke posisi seimbang A. Akselerometer adalah penting dalam sebuah pesawat terbang. Dengan terus-menerus memonitor percepatan pesawat, sistem kontrolnya dapat menghitung kelajuan, arah, dan posisi pesawat. 2. Apakah gerak lurus berubah beraturan itu? Tinjau suatu benda yang pada = berada dalam keadaan diam (kecepatan = 0). Satu sekon pertama kecepatan benda menjadi 2 m/s. Satu sekon kedua menjadi 4 m/s. Satu sekon ketiga menjadi 6 m/s. Satu sekon keempat menjadi 8 m/s. Sketsa gerak benda ini ditunjukkan oleh Gambar 2.16. Gambar 2.16 Gerak benda dengan pertambahan kecepatan 2 m/s setiap sekon. Pada gambar 2.16 tampak setiap selang waktu 1 s, kecepatan benda bertambah secara tetap sebesar 2 m/s. Pertambahan kecepatan dalam selang waktu tertentu adalah percepatan. Oleh karena itu, gerak benda yang sketsanya pada Gambar 2.16 menunjukkan gerak benda 0 2 m/s 4 m/s 6 m/s 8 m/s 1 s 1 s 1 s 1 s a A θ
  • 13. dengan percepatan tetap 2 m/s2 . Nah, gerak lurus berubah beraturan (disingkat GLBB) didefinisikan sebagai gerak suatu benda yang mengalami percepatan tetap. 3. Kinematika gerak lurus berubah beraturan Pada GLBB percepatan tiap saat adalah sama, yaitu a. Oleh karena itu, percepatan rata- rata pada GLBB sama dengan percepatan sesaatnya a. Dari definisi percepatan rata-rata pada Persamaan (2-11), = ∆ ∆ = − 2 − 1 Perhatikan, pada GLBB benda yang bergerak lurus hanya mungkin memiliki dua arah, yaitu ke kanan atau ke kiri dan ke atas atau ke bawah. Arah ini bisa diwakili dengan tanda positif atau negatif. Misalnya, jika arah kecepatan dan percepatan ke kanan ditetapkan positif, arah kecepatan dan percepatan ke kiri adalah negatif. Dengan demikian, lambang besaran vektor a, v, x, dan ∆x (dicetak tebal dan tegak) bisa diganti dengan lambang besaran skalar a, v, x, dan ∆x (dicetak miring). Ambil saat awal mengamati gerak ( 1 = ), kecepatan benda 1 = dan saat akhir mengamati gerak ( 2 = ), kecepatan benda 2 = . = − 2 − 1 = − = untuk ∆ = − ∆ = = ( − ) Berapa jauh benda berpindah selama selang waktu t? Kecepatan rata-rata dari benda adalah ̅ = ( − ) Dengan demikian, ∆ = ̅ = ( ) ( − )
  • 14. Karena = , perpindahan benda selama t bisa ditulis ∆ = ( ( ) ) ∆ = 2 ( − ) Dengan ∆ = − . Dari Persamaan (2-14), = . Jika nilai t ini disubtitusi ke Persamaan (2-16), maka akan diperoleh persamaan yang menghubungkan kecepatan awal, percepatan, dan perpindahan yang ditempuh selama mengalami percepatan. ∆ = ( ) ( − ) = − = ∆ ( − ) Tabel 2.1 berikut merangkum persamaan yang berlaku untuk GLBB. Variabel-variabel yang berhubungan Persamaan Nomor kecepatan, waktu, percepatan = (2-14) kecepatan awal, akhir, dan rata-rata ̅ = (2-15) perpindahan, kecepatan, waktu ∆ = ̅ = ( ) (2-16) perpindahan, percepatan, waktu ∆ = 2 (2-17) kecepatan, perpindahan, percepatan = ∆ (2-18) Catatan: ∆ = −
  • 15. 4. Grafik percepatan dari GLBB Karena pada GLBB percepatan benda selalu tetap, grafik percepatan terhadap waktu (grafik a-t) pastilah berbentuk garis lurus sejajar sumbu t, seperti pada Gambar 2.18. Besaran apa yang bisa diperoleh dari grafik a- t? Masalah ini seperti ketika Anda menentukan perpindahan ∆ dari grafik v-t pada Gambar 2.19. Gambar 2.19 luas daerah di bawah grafik a-t sama dengan perubahan kecepatan Anda memperoleh perpindahan (∆ ) sama dengan luas daerah di bawah grafik v-t. Misalkan, kita tinjau saat awal taw dan saat tak , dengan selang waktu ∆ = − . Bagaimana dengan luas daerah di bawah grafik a-t untuk selang waktu ∆ Luas ini ditunjukkan oleh luas arsiran A, yang sama dengan luas persegi panjang dengan panjang = ∆ dan lebar = a. Jadi, luas arsiran = ∆ dengan ∆ tak lain adalah perubahan kecepatan ∆ ( ∆ = − ). Untuk grafik a-t diberikan, luas daerah di bawah grafik a-t sama dengan perubahan kecepatan ∆ ( ∆ = − ). ∆ = − = luas daerah di bawah grafik a-t (2-19) t (s) a konstan a a (m/s2 ) a (m 2 /s) a t(s) Luas A taw tak
  • 16. 5. Grafik kecepatan dan posisi terhadap waktu Bagaimanakah grafik kecepatan terhadap waktu (grafik v-t) dari GLBB? Penjelasannya mirip ketika kita menentukan grafik posisi terhadap waktu (grafik x-t) dari GLBB. Persamaan kecepatan GLBB = mirip dengan persamaan = anggap saja dan gradien = . Dengan demikian, grafik v-t dari GLBB akan berbentuk lurus miring dengan gradien tan = dan titik potong terhadap sumbu v. Untuk percepatan yang searah dengan kecepatan (a > 0), disebut gerak dipercepat, grafiknya miring ke atas karena gradien tan = . Sedangkan, untuk yang berlawanan dengan kecepatan (a < 0), disebut gerak diperlambat, grafiknya miring ke bawah karena gradien gradien tan . Grafik v-t dari GLBB ini ditunjukkan pada Gambar 2.20. Gambar 2.20 Grafik v-t dari GLBB Persamaan posisi x terhadap waktu t, yaitu = 2 , berbentuk fungsi kuadrat. Oleh karena itu, grafik x-t untuk GLBB akan berbentuk parabola. Untuk percepatan yang searah dengan kecepatan (a > 0), parabolanya terbuka ke atas. Sedangkan, untuk percepatan yang berlawanan dengan kecepatan (a < 0), parabolanya terbuka ke bawah. θ a<0 a>0 t (s) v0 v (m/s) 0 θ a>0 a<0 x t
  • 17. 6. Gerak jatuh bebas Apakah gerak jatuh bebas itu? Ketika buah kelapa tua jatuh sendiri dari tangkainya, dapat kita anggap kelapa mengalami gerak jatuh bebas. Kelapa jatuh bebas karena kelapa lepas dari tangkainya dari keadaan diam ( = ) dan ditarik ke bawah oleh gaya gravitasi bumi yang bekerja pada kelapa. Jika hambatan udara diabaikan, selama jatuhnya dari keadaan diam, kelapa mengalami percepatan tetap, disebut percepatan gravitasi g. Gerak jatuh bebas didefinisikan sebagai gerak jatuh benda dengan sendirinya mulai dari keadaan diam ( = ) dan selama gerak jatuhnya hambatan udara diabaikan, sehingga benda hanya mengalami percepatan ke bawah yang tetap, yaitu percepatan gravitasi. Karena dalam gerak jatuh bebas percepatan benda adalah tetap, gerak jatuh bebas termasuk suatu GLBB. Di bumi, percepatan gravitasi g bernilai kira-kira 9,80 m/s2 . Sesungguhnya nilai g di permukaan bumi berkisar 9,782 m/s2 (paling kecil) di sekitar khatulistiwa sampai 9,832 m/s2 (paling besar) di sekitar kutub. Untuk mempermudah perhitungan dalam soal, g sering dibulatkan menjadi g = 10 m/s2 . Persamaan gerak jatuh bebas Persamaan gerak jatuh bebas memenuhi persamaan GLBB yang dirangkum pada Tabel 2.1, dengan mensubstitusi: Kecepatan awal = Percepatan = Perpindahan ∆ = ∆
  • 18. KEGIATAN PERCOBAAN  Melakukan Percobaan Lakukan kegiatan ini secara berkelompok  Tujuan Setelah melakukan percobaan ini siswa diharapkan dapat : 1. Memahami gerak dengan kecepatan tetap. 2. Menentukan kecepatan dan percepatan benda dengan menggunakan pewaktu pencacah dan gerbang cahaya.  Alat dan Bahan Air Track Kit, yang terdiri dari : 1. Rel udara 2. Pewaktu pencacah 3. Gerbang cahaya 4. Penghalang cahaya ganda 3 cm 5. Penyangga 1 cm 6. Peniup  Langkah Kerja 1. Susunlah alat seperti gambar 2. Atur posisi kaki rel udara sehingga rel udara dalam keadaan horizontal. Rel Udara Horizontal 1. Nyalakan peniup 2. Pasang kabel gerbang cahaya ke pewaktu pencacah pada posisi P1 dan P2 3. Jika belum, atur agar pewaktu pada fungsi TIMING II 4. Atur jarak antar gerbang cahaya sejauh 30 cm 5. Letakkan kereta di atas rel udara kemudian berikan sedikit dorongan sehingga kereta bergerak
  • 19. 6. Amati kecepatan kereta pada layar pewaktu pencacah. 7. Catat kecepatan kereta untuk jarak tersebut masukkan data pada tabel 8. Ulangi langkah 2-6 untuk jarak yang berbeda-beda. Jarak (m) Kecepatan di Gerbang cahaya 1 (m/s) Kecepatan di Gerbang cahaya 1 (m/s) 0.3 0.6 0.9 1.2 1.5 1.8 Rel Udara Miring : 1. Berikan penopang pada salah satu kaki rel udara sehingga terbentuk sudut antara meja dengan rel udara. Pada posisi ini kereta mengalami percepatan di sepanjang rel udara. 2. Pasang gerbang cahaya 1 pada jarak 20 cm dari kereta. 3. Atur agar jarak di antara gerbang cahaya 1 dan 2 sekecil mungkin (4 cm). 4. Jika belum, atur agar pewaktu pada fungsi ACCELERATION. 5. Letakkan kereta dia atas rel udara sebelum gerbang cahaya pertama kemudian lepaskan. 6. Amati kecepatan kereta untuk jarak 20 cm kemudian catat pada tabel. 7. Ulangi untuk ajarak kereta terhadap gerbang cahaya pertama berbeda-beda seperti pada tabel. 8. Hitunglah nilai a, masukkan pada tabel. Jarak terhadap Gerbang Cahaya (m) Kecepatan Awal v0 (m/s) Kecepatan Akhir vf (m/s) Percepatan a (m/s2 ) 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 1.20
  • 20. Rangkuman : Suatu benda dikatakan bergerak jika posisinya senantiasa berubah terhadap suatu acuan tertentu. Gerak yang memiliki lintasan berbentuk garis lurus disebut dengan gerak lurus, gerak lurus terbagi menjadi dua yakni : gerak lurus beraturan dan gerak lurus berubah beraturan. Besaran-besaran fisis dalam gerak lurus terbagi menjadi dua, jarak dan kelajuan merupakan besaran skalar sedangkan posisi, perpindahan, kecepatan, dan percepatan merupakan besaran vektor. 1. Posisi Posisi adalah letak suatu benda pada suatu waktu tertentu terhadap suatu acuan tertentu. 2. Jarak Jarak didefinisikan sebagai panjang lintasan yang ditempuh oleh suatu benda dalam selang waktu tertentu. 3. Perpindahan Perpindahan adalah perubahan posisi suatu benda karena adanya perubahan waktu. Perpindahan hanya bergantung pada posisi awal dan posisi akhir tidak bergantung pada jalan yang ditempuh oleh benda. Untuk perpindahan satu dimensi sepanjang sumbu X, arah perpindahan dinyatakan oleh tanda positif atau negatif. Tanda positif menyatakan perpindahan berarah ke kanan dan tanda negatif menyatakan perpindahan berarah ke kiri. Misalkan, suatu benda yang berpindah dari titik 1 dengan posisi x1 ke titik 2 dengan posisi x2, maka perpindahannya (∆x12) : 4. Kelajuan dan Kecepatan Kelajuan berbeda dengan kecepatan, kelajuan termasuk dalam besaran skalar (hanya memiliki nilai saja) sedangkan kecepatan merupakan besaran vektor (memiliki nilai dan arah). 4.1. Kelajuan rata-rata dan kecepatan rata-rata − = ∆𝒙 𝟏𝟐 = 𝑥2 − 𝑥1
  • 21. − ( ̅) = = ∆ ∆ = 2 − 1 2 − 1 4.2. Kelajuan sesaat dan kecepatan sesaat Kelajuan sesaat adalah kelajuan rata-rata yang waktu tempuhnya mendekati nol. Kecepatan sesaat adalah kecepatan rata-rata yang selang waktunya mendekati nol . Kecepatan Sesaat : = ∆ ∆ ∆ = ∆ ∆ ∆ Gerak lurus memiliki lintasan yang berupa garis lurus, gerak ini terbagi menjadi dua yaitu gerak lurus beraturan dan gerak lurus berubah beraturan. A. Gerak Lurus Beraturan (GLB) Gerak lurus beraturan (GLB) didefinisikan sebagai gerak suatu benda yang menempuh lintasan lurus dengan arah dan kelajuan tetap, atau bisa juga dikatakan sebagai gerak suatu benda dengan kecepatan tetap. Benda yang bergerak lurus beraturan memiliki percepatam (a) nol. − = = Luas daaerah di bawah grafik v-t untuk selang waktu ∆tsama dengan nilai ∆x. B. Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) Gerak lurus berubah beraturan didefinisikan sebagai gerak suatu benda pada lintasan garis lurus dengan percepatan tetap. Percepatan merupakan perubahan kecepatan dalam selang v v0 t v = v0 = tetap x x0 t Θ Gradien tan θ =v
  • 22. waktu tertentu. Percepatan rata-rata (lambang ā) didefinisikan sebagai perubahan kecepatan yang dialami benda dibagi selang waktunya. Percepatan rata-rata : = ∆ ∆ = − 2 − 1 Percepatan sesaat didefinisikan sebagai perubahan kecepatan yang berlangsung dalam waktu singkat. Percepatan Sesaat : = ∆ ∆ ∆ Variabel-variabel yang berhubungan Persamaan Nomor kecepatan, waktu, percepatan = (2-14) kecepatan awal, akhir, dan rata-rata ̅ = (2-15) perpindahan, kecepatan, waktu ∆ = ̅ = ( ) (2-16) perpindahan, percepatan, waktu ∆ = 2 (2-17) kecepatan, perpindahan, percepatan = ∆ (2-18) Catatan: ∆ = − Untuk grafik a-t, luas daerah di bawah grafik a-t sama dengan perubahan kecepatan ∆ ( ∆ = − ). Gerak jatuh bebas didefinisikan sebagai gerak jatuh benda dengan sendirinya mulai dari keadaan diam ( = ) dan selama gerak jatuhnya hambatan udara diabaikan, sehingga t (s) a konstan a a (m/s2 ) θ a<0 a>0 t (s) v0 v (m/s) 0 θ a>0 a<0 x t
  • 23. benda hanya mengalami percepatan ke bawah yang tetap, yaitu percepatan gravitasi. Karena dalam gerak jatuh bebas percepatan benda adalah tetap, gerak jatuh bebas termasuk suatu GLBB. Persamaan gerak jatuh bebas memenuhi persamaan GLBB yang dirangkum pada tabel persamaan GLBB, dengan mensubstitusi: Kecepatan awal = Percepatan = Perpindahan ∆ = ∆
  • 24. SOAL 1. Seseorang memacu sepeda motor dari rumahnya ke arah utara sejauh 6 km, lalu berbelok ke timur sejauh 8 km. Posisi orang tersebut dari rumahnya setelah melakukan perjalanan tersebut adalah. . . . A. 2 km ke arah timur D. 10 km ke arah timur laut B. 14 km ke arah timur laut E. 10 km ke arah barat laut C. 14 km ke arah barat day 2. Grafik manakah yang menyatakan suatu benda bergerak dengan laju konstan? A. D. B. E. C. 3. Perhatikan grafik kecepatan terhadap waktu dari kereta yang bergerak menurut garis lurus dalam waktu 4 s. v(m/s) 80 40 20 0 t(s)2 4 5 s (m) t (s) s (m) t (s) s (m) t (s) s (m) t (s) s (m) t (s)
  • 25. A. 260 m D. 70 m B. 200 m E. 60 m C. 140 m 4. Sebuah kereta mendapat percepatan 2 m/s2 selama 10 s dari keadaan diam, lalu diperlambat dengan perlambatan 4 m/s2 sampai berhenti. Jarak total yang ditempuh kereta tersebut adalah. . . . A. 80 m D. 200 m B. 100 m E. 250 m C. 150 m 5. Gambar berikut melukiskan grafik percepatan benda sebagai fungsi waktu. a (m/s2 ) 0 6 12 18 t (s) Jika pada keadaan mula-mula benda berkecepatan 4 m/s, kecepatan benda pada t = 15 s adalah. . . . A. 12 m/s D. 64 m/s B. 25 m/s E. 70 m/s C. 40 m/s Essai : 1. Sebuah motor bergerak ke arah timur dengan kecepatan 36 km/jam selama 6,0 s, dan kemudian berbelok ke utara dengan kecepatan 27 km/jam selama 4,0 s. Tentukan percepatan rata-rata mobil dalam keseluruhan perjalanannya (sebagai acuan arah vektor, ambil arah timur sebagai sudut 0o ). 2. Sebuah motor yang sedang melaju 90 km/jam berada 100 m di belakang sebuah bus yang sedang melaju 75 km/jam. Berapa sekon diperlukan sedan untuk menyusul jip? Dimanakah sedan menyusul jip? 6 4 2
  • 26. LAMPIRAN SOAL RISET :  Besaran Fisis Pada Gerak Lurus 1. Apakah besar kecepatan rata-rata sama dengan besar kelajuan rata-rata? Jelaskan dan tuliskan rumusnya! 2. Dapatkan suatu benda yang bergerak menempuh jarak tertentu memiliki : a. Kelajuan rata-rata nol? b. Kecepatan rata-rata nol?  Gerak Lurus Beraturan (GLB) 1. Dalam gerak lurus beraturan, perpindahan dalam suatu selang waktu tertentu ∆t dapat disamakan dengan jarak yang ditempuh dalam selang waktu ∆t tersebut, Jelaskan pernyataan tersebut? 2. Gambarkan grafik v-t dan x-t pada gerak lurus beraturan berikut :  Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) 1. Jika benda ringan dan benda berat pada ruang vakum dilepaskan pada saat bersamaan dari ketinggianyang sama, manakah yang tiba di permukaan terlebih dahulu? Jelaskan jawaban anda! 2. Gambarkan grafik a-t, v-t dan x-t pada gerak lurus berubah beraturan dipercepat berikut : v t s t v t s t a t
  • 27. Riset dilaksanakan pada 27 mahasiswa semester 1, dan 10 mahasiswa fisika semester 5. Dari ke 37 mahasiswa, hanya 2 mahasiswa saja yang menjawab seluruh pertanyaan dengan tepat. Kebanyakan mahasiswa salah dalam melukiskan grafik x-t, v-t, dan a-t pada gerak lurus beraturan dan gerak lurus berubah beraturan. Pada grafik a-t gerak lurus berubah beraturan, sebagian besar mahasiswa tidak menggambarkannya secara parabolik akan tetapi linier. Hal ini mengindikasikan bahwa pemahaman mereka tentang grafik GLB dan GLBB masih kurang memadai. Kesalahan juga masih banyak ditemui pada jawaban soal nomor 1 gerak lurus berubah beraturan, hampir seluruh responden dari mahasiswa semester 1 menjawab bahwa kedua benda tidak akan jatuh ke bawah karena pada ruang hampa udara benda akan melayang. Padahal, pada kasus ini, ruang hampa udara yang dimaksud adalah ruangan yang bebas hambatan udara sehingga gesekan antara benda dan udara dapat diabaikan. Pada kenyataannya, benda dengan massa yang berbeda akan jatuh di waktu yang sama pada ketinggian yang sama, hal ini karena percepatan yang dialami benda tidak bergantung pada massa benda. Sebagian kecil responden masih belum dapat membedakan antara kecepatan rata-rata dan kelajuan rata-rata, kecepatan merupakan besaran vektor sehingga kecepatan merupakan hasil bagi antara perpindahan dengan selang waktu. Sedangkan kelajuan merupakan besaran skalar, sehingga kelajuan didefinisikan sebagai hasil bagi jarak dengan selang waktu. Pemahaman responden masih kurang dalam membedakan prinsip kecepatan dan kelajuan, untuk itu perlu pemahaman konsep yang lebih dalam tentang materi bersangkutan.