1. Dokumen tersebut membahas tentang penelitian tindakan untuk pengawas sekolah, termasuk pengertian, tujuan, jenis, permasalahan dan besaran angka kreditnya.
2. Juga membahas tahapan penelitian tindakan sekolah meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, refleksi, serta siklus-siklusnya.
3. Diberikan contoh-contoh judul penelitian tindakan sekol
Dokumen tersebut membahas tentang standar penilaian pendidikan menurut peraturan pemerintah dan model-model penilaian yang dapat digunakan guru dalam proses pembelajaran, seperti penilaian kinerja, sikap, tertulis, proyek, produk, portofolio, self-assessment, rubrik, lembar observasi dan jurnal. Dokumen ini juga membandingkan paradigma lama dan baru mengenai penilaian pendidikan.
Petunjuk teknis penyelenggaraan pkm program studi s1 pgpaudMulyadi Bahri
Petunjuk Teknis Penyelenggaraan PKM Program Studi S1PGPAUD memberikan panduan pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) bagi mahasiswa, meliputi hakikat PKL, pelaksanaan kegiatan seperti latihan mengajar, ujian, dan penilaian, serta peran supervisor dan penguji dalam membimbing mahasiswa.
1. Dokumen tersebut membahas tentang penelitian tindakan untuk pengawas sekolah, termasuk pengertian, tujuan, jenis, permasalahan dan besaran angka kreditnya.
2. Juga membahas tahapan penelitian tindakan sekolah meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, refleksi, serta siklus-siklusnya.
3. Diberikan contoh-contoh judul penelitian tindakan sekol
Dokumen tersebut membahas tentang standar penilaian pendidikan menurut peraturan pemerintah dan model-model penilaian yang dapat digunakan guru dalam proses pembelajaran, seperti penilaian kinerja, sikap, tertulis, proyek, produk, portofolio, self-assessment, rubrik, lembar observasi dan jurnal. Dokumen ini juga membandingkan paradigma lama dan baru mengenai penilaian pendidikan.
Petunjuk teknis penyelenggaraan pkm program studi s1 pgpaudMulyadi Bahri
Petunjuk Teknis Penyelenggaraan PKM Program Studi S1PGPAUD memberikan panduan pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) bagi mahasiswa, meliputi hakikat PKL, pelaksanaan kegiatan seperti latihan mengajar, ujian, dan penilaian, serta peran supervisor dan penguji dalam membimbing mahasiswa.
Upaya meningkatkan disiplin guru dalam kehadiran mengajar dikelas melalui penerapan reward and punishment di SMP Negeri 3 Mandalawangi. Penelitian ini bertujuan meningkatkan disiplin guru dengan memberikan reward bagi guru yang hadir tepat waktu dan memberikan punishment bagi guru yang terlambat.
Teks tersebut membahas tentang penelitian tindakan manajemen sekolah dan pengawasan yang dilakukan kepala sekolah dan pengawas. Penelitian tindakan manajemen sekolah bertujuan untuk meningkatkan kinerja kepala sekolah dalam memimpin sekolah, sedangkan penelitian tindakan pengawasan bertujuan untuk meningkatkan kinerja pengawas dalam memantau dan membimbing guru dan kepala sekolah. Keduanya per
Dokumen tersebut membahas tentang supervisi dan evaluasi pendidikan. Ia menjelaskan tentang landasan hukum supervisi pendidikan di Indonesia serta perbedaan tugas pengawas sekolah berdasarkan peraturan lama dan baru. Dokumen ini juga mendefinisikan supervisi pendidikan, hubungannya dengan proses mengajar dan belajar, serta tujuan dan tahapan pelaksanaan supervisi pendidikan di sekolah.
Program supervisi tahun pelajaran [tahun] di SMK [nama sekolah] meliputi supervisi akademis dan manajerial. Supervisi akademis bertujuan meningkatkan profesionalisme guru dan kualitas pembelajaran, sedangkan supervisi manajerial bertujuan meningkatkan kinerja pengelolaan sekolah. Berdasarkan evaluasi tahun sebelumnya, aspek-aspek yang perlu diperbaiki antara lain pengembangan indikator, penggunaan metode pembelaj
1. Proses pembelajaran dan penilaian bertujuan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik. Penilaian meliputi aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
2. Pengawas sekolah bertanggung jawab mengelola penilaian di sekolah dengan menetapkan sistem penilaian dan merancang program tindak lanjut hasil penilaian.
3. Sistem penilaian yang digunakan adalah Penilaian Acuan Kriteria yang menilai penc
Dokumen tersebut membahas tentang supervisi klinis yang merupakan bentuk supervisi yang difokuskan pada peningkatan keterampilan mengajar guru melalui siklus observasi, analisis, dan umpan balik untuk perbaikan. Dokumen ini menjelaskan pengertian, karakteristik, prinsip, prosedur, sasaran, kriteria, peranan supervisor, dan faktor-faktor penghambat pelaksanaan supervisi klinis.
Supervisi akademik bertujuan untuk membantu guru mengembangkan kompetensi mereka dalam mengelola pembelajaran agar tujuan pembelajaran tercapai. Ada beberapa model supervisi akademik seperti model langsung dan tidak langsung serta supervisi klinis yang bersifat kolaboratif. Supervisi akademik dilaksanakan secara sistematis dan berkelanjutan melalui berbagai teknik seperti kunjungan kelas, pertemuan individual, dan
Kinerja guru dalam mendesain pembelajarannasutionllg
Dokumen tersebut membahas tentang kinerja guru dalam merencanakan pembelajaran. Terdapat beberapa poin penting yang diangkat, yaitu karakteristik kompetensi guru, kemampuan dasar yang harus dimiliki guru, langkah-langkah merencanakan pembelajaran, serta peran guru dalam proses pembelajaran.
Dokumen tersebut merangkum penelitian tindakan sekolah yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kepala sekolah SMPN 5 Tanjung Selor dalam melaksanakan supervisi kelas dengan menggunakan metode monitoring dan evaluasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan dilaksanakan dari Juni hingga Agustus 2012.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Panduan pelaksanaan PPL membahas tujuan, prosedur, jadwal, tugas dan tanggung jawab para pihak yang terlibat dalam pelaksanaan PPL, serta kriteria keberhasilan dan supervisi klinis yang diberikan kepada mahasiswa selama menjalani PPL.
Metode drill practice adalah metode pembelajaran yang melatih siswa secara berulang untuk memperoleh keterampilan. Metode ini memiliki tujuan membentuk kemampuan siswa dalam menghafal, menulis, dan mempraktikkan konsep yang dipelajari. Metode ini memiliki kelebihan dapat memperdalam pemahaman siswa namun juga berisiko membosankan jika tidak diselingi.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep evaluasi program pembelajaran pendidikan jasmani. Evaluasi dipandang penting untuk mengetahui keberhasilan proses pembelajaran dan pencapaian tujuan pendidikan, dengan sasaran evaluasi meliputi aspek organik, neuromuskular, interpretif, dan sosial emosional peserta didik. Evaluasi dapat dilakukan terhadap lingkungan belajar, peserta didik, dan proses belajar itu sendiri."
Dokumen tersebut membahas tentang evaluasi pendidikan, termasuk pengertian, tujuan, objek, subjek, dan fungsi evaluasi pendidikan. Evaluasi dipandang penting untuk mengukur capaian tujuan pembelajaran dan meningkatkan mutu pendidikan."
Dokumen tersebut membahas pelaksanaan rencana tindak lanjut (RTL) oleh calon kepala sekolah dalam meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun RPP dan melakukan supervisi guru junior. Pelaksanaan RTL terdiri atas dua siklus yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi, serta refleksi. Hasilnya menunjukkan peningkatan kemampuan guru dalam menyusun RPP dan calon kepala sekolah d
Dokumen tersebut membahas pelaksanaan rencana tindak lanjut (RTL) meliputi pelaksanaan rencana tindak kepemimpinan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun RPP melalui IHT dan supervisi akademik kepada guru junior. Calon kepala sekolah melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kedua kegiatan tersebut untuk mengetahui tingkat keberhasilan pelaksanaannya.
Upaya meningkatkan disiplin guru dalam kehadiran mengajar dikelas melalui penerapan reward and punishment di SMP Negeri 3 Mandalawangi. Penelitian ini bertujuan meningkatkan disiplin guru dengan memberikan reward bagi guru yang hadir tepat waktu dan memberikan punishment bagi guru yang terlambat.
Teks tersebut membahas tentang penelitian tindakan manajemen sekolah dan pengawasan yang dilakukan kepala sekolah dan pengawas. Penelitian tindakan manajemen sekolah bertujuan untuk meningkatkan kinerja kepala sekolah dalam memimpin sekolah, sedangkan penelitian tindakan pengawasan bertujuan untuk meningkatkan kinerja pengawas dalam memantau dan membimbing guru dan kepala sekolah. Keduanya per
Dokumen tersebut membahas tentang supervisi dan evaluasi pendidikan. Ia menjelaskan tentang landasan hukum supervisi pendidikan di Indonesia serta perbedaan tugas pengawas sekolah berdasarkan peraturan lama dan baru. Dokumen ini juga mendefinisikan supervisi pendidikan, hubungannya dengan proses mengajar dan belajar, serta tujuan dan tahapan pelaksanaan supervisi pendidikan di sekolah.
Program supervisi tahun pelajaran [tahun] di SMK [nama sekolah] meliputi supervisi akademis dan manajerial. Supervisi akademis bertujuan meningkatkan profesionalisme guru dan kualitas pembelajaran, sedangkan supervisi manajerial bertujuan meningkatkan kinerja pengelolaan sekolah. Berdasarkan evaluasi tahun sebelumnya, aspek-aspek yang perlu diperbaiki antara lain pengembangan indikator, penggunaan metode pembelaj
1. Proses pembelajaran dan penilaian bertujuan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik. Penilaian meliputi aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
2. Pengawas sekolah bertanggung jawab mengelola penilaian di sekolah dengan menetapkan sistem penilaian dan merancang program tindak lanjut hasil penilaian.
3. Sistem penilaian yang digunakan adalah Penilaian Acuan Kriteria yang menilai penc
Dokumen tersebut membahas tentang supervisi klinis yang merupakan bentuk supervisi yang difokuskan pada peningkatan keterampilan mengajar guru melalui siklus observasi, analisis, dan umpan balik untuk perbaikan. Dokumen ini menjelaskan pengertian, karakteristik, prinsip, prosedur, sasaran, kriteria, peranan supervisor, dan faktor-faktor penghambat pelaksanaan supervisi klinis.
Supervisi akademik bertujuan untuk membantu guru mengembangkan kompetensi mereka dalam mengelola pembelajaran agar tujuan pembelajaran tercapai. Ada beberapa model supervisi akademik seperti model langsung dan tidak langsung serta supervisi klinis yang bersifat kolaboratif. Supervisi akademik dilaksanakan secara sistematis dan berkelanjutan melalui berbagai teknik seperti kunjungan kelas, pertemuan individual, dan
Kinerja guru dalam mendesain pembelajarannasutionllg
Dokumen tersebut membahas tentang kinerja guru dalam merencanakan pembelajaran. Terdapat beberapa poin penting yang diangkat, yaitu karakteristik kompetensi guru, kemampuan dasar yang harus dimiliki guru, langkah-langkah merencanakan pembelajaran, serta peran guru dalam proses pembelajaran.
Dokumen tersebut merangkum penelitian tindakan sekolah yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kepala sekolah SMPN 5 Tanjung Selor dalam melaksanakan supervisi kelas dengan menggunakan metode monitoring dan evaluasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan dilaksanakan dari Juni hingga Agustus 2012.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Panduan pelaksanaan PPL membahas tujuan, prosedur, jadwal, tugas dan tanggung jawab para pihak yang terlibat dalam pelaksanaan PPL, serta kriteria keberhasilan dan supervisi klinis yang diberikan kepada mahasiswa selama menjalani PPL.
Metode drill practice adalah metode pembelajaran yang melatih siswa secara berulang untuk memperoleh keterampilan. Metode ini memiliki tujuan membentuk kemampuan siswa dalam menghafal, menulis, dan mempraktikkan konsep yang dipelajari. Metode ini memiliki kelebihan dapat memperdalam pemahaman siswa namun juga berisiko membosankan jika tidak diselingi.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep evaluasi program pembelajaran pendidikan jasmani. Evaluasi dipandang penting untuk mengetahui keberhasilan proses pembelajaran dan pencapaian tujuan pendidikan, dengan sasaran evaluasi meliputi aspek organik, neuromuskular, interpretif, dan sosial emosional peserta didik. Evaluasi dapat dilakukan terhadap lingkungan belajar, peserta didik, dan proses belajar itu sendiri."
Dokumen tersebut membahas tentang evaluasi pendidikan, termasuk pengertian, tujuan, objek, subjek, dan fungsi evaluasi pendidikan. Evaluasi dipandang penting untuk mengukur capaian tujuan pembelajaran dan meningkatkan mutu pendidikan."
Dokumen tersebut membahas pelaksanaan rencana tindak lanjut (RTL) oleh calon kepala sekolah dalam meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun RPP dan melakukan supervisi guru junior. Pelaksanaan RTL terdiri atas dua siklus yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi, serta refleksi. Hasilnya menunjukkan peningkatan kemampuan guru dalam menyusun RPP dan calon kepala sekolah d
Dokumen tersebut membahas pelaksanaan rencana tindak lanjut (RTL) meliputi pelaksanaan rencana tindak kepemimpinan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun RPP melalui IHT dan supervisi akademik kepada guru junior. Calon kepala sekolah melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kedua kegiatan tersebut untuk mengetahui tingkat keberhasilan pelaksanaannya.
Modul ini membahas tentang kompetensi supervisi akademik untuk kepala madrasah dan guru. Terdapat tiga target kompetensi yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan tindak lanjut supervisi akademik guna meningkatkan profesionalisme guru dan tenaga kependidikan. Modul ini juga menjelaskan alokasi waktu dan tahapan pembelajaran serta indikator pencapaian kompetensi melalui supervisi.
Program tindak lanjut hasil supervisi di SMPN 3 Karangan bertujuan untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran melalui pembinaan guru berdasarkan hasil supervisi. Kegiatan tindak lanjut mencakup analisis kebutuhan guru, pembinaan langsung dan tidak langsung, serta pelatihan, diskusi, dan konsultasi untuk meningkatkan kompetensi mengajar. Diharapkan program ini dapat meningkatkan profesionalisme guru dan mutu p
Dokumen tersebut membahas pengembangan fungsi supervisi akademik dalam implementasi Kurikulum 2013 di SMA. Terdapat 5 topik pembelajaran yang mencakup perencanaan, pelaksanaan, analisis data, pemberian umpan balik, dan pelaporan hasil supervisi akademik. Kegiatan pembelajaran meliputi diskusi, studi kasus, simulasi untuk meningkatkan kompetensi kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi akademik.
Dokumen tersebut membahas tentang supervisi kepala sekolah terhadap guru dan tenaga kependidikan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan. Supervisi dilakukan melalui perencanaan program, pelaksanaan observasi menggunakan instrumen, pelaporan hasil, dan tindak lanjut untuk peningkatan kompetensi. Supervisi bertujuan untuk memastikan proses pembelajaran bermutu dan mengembangkan profesionalisme pendidik.
Dokumen tersebut membahas pedoman pelaksanaan Penilaian Kinerja Guru (PKG) di madrasah, mencakup tujuan, prinsip, komponen, waktu, prosedur pelaksanaan, pengumpulan data, pelaksanaan penilaian, pelaporan hasil, penghitungan nilai dan angka kredit PKG.
Supervisi akademik dilaksanakan di MTs NU Al-Hidayah Kudus untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Metode supervisi yang digunakan adalah supervisi individual terhadap guru mata pelajaran. Hasilnya adalah supervisor dapat mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan proses pembelajaran guna perbaikan berikutnya.
UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN PEMECAHAN MASALAH MELALUI PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) MENGGUNAKAN PENDEKATAN STEM PADA SISWA SMP"
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa SMP melalui penerapan model Problem Based Learning (PBL) dengan pendekatan STEM. Penelitian tindakan kelas dilakukan di SMP Negeri 1 Sep
Prosedur operasional standar ini mengatur tentang tugas dan tanggung jawab guru, tenaga kependidikan, dan administrasi sekolah dalam kehadiran, proses pembelajaran, penilaian siswa, serta peninjauan ulang prosedur setiap tahun ajaran baru.
Supervisi pendidikan adalah usaha untuk membantu guru meningkatkan kompetensi dan etos kerja profesional melalui tiga tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan tindak lanjut supervisi. Perencanaan meliputi penetapan tujuan, instrumen, dan jadwal. Pelaksanaan meliputi observasi persiapan pembelajaran, proses, dan penilaian pembelajaran. Tindak lanjut berupa analisis hasil, rencana tindakan, dan laporan.
Dokumen tersebut berisi lembar penilaian kemampuan merencanakan pembelajaran dan melaksanakan pembelajaran kelas rangkap untuk mahasiswa calon guru. Lembar penilaian mencakup penilaian rencana pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, interaksi kelas, pendemonstrasian materi pelajaran, penilaian hasil belajar, dan kesan umum. Penilaian dilakukan dengan skala 1-5 untuk beberapa aspek.
Dokumen tersebut merupakan bagian dari bab metodologi penelitian yang menjelaskan prosedur penelitian tindakan kelas yang dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN Suruh dalam pembelajaran matematika. Penelitian ini menggunakan model Kemmis dan Taggart yang terdiri atas perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi yang diulang dalam beberapa siklus untuk perbaikan. Data diperoleh melal
Dokumen tersebut merupakan bagian dari bab metodologi penelitian yang menjelaskan prosedur penelitian tindakan kelas yang dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN Suruh dalam pembelajaran matematika. Penelitian ini menggunakan model Kemmis dan Taggart yang terdiri atas perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi yang diulang dalam beberapa siklus untuk perbaikan. Data diperoleh melal
Ringkasan makalah ini adalah sebagai berikut:
Makalah ini membahas tentang peningkatan hasil belajar operasi penjumlahan siswa kelas VI melalui penggunaan media benda konkrit. Benda konkrit merupakan alat bantu pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa. Penulis mendeskripsikan penggunaan berbagai media benda konkrit seperti tangga bilangan, neraca bilangan, papan planel, dan balok untuk mengaj
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang peningkatan minat dan prestasi belajar siswa tunagrahita materi mengenal fungsi anggota tubuh melalui model pembelajaran picture and picture.
2. Tujuan penggunaan model ini adalah meningkatkan kemampuan afektif dan kognitif siswa.
3. Diharapkan model ini dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa.
Rencana pelaksanaan pembelajaran mencakupi: (1) tujuan pembelajaran membentuk karakter siswa yang religius, nasionalis, mandiri, dan memiliki integritas; (2) kegiatan pembelajaran meliputi pendahuluan, inti, dan penutup yang melibatkan berbagai metode seperti diskusi, tanya jawab, dan penugasan; (3) penilaian proses dan hasil belajar siswa.
Rencana pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran tematik untuk kelas satu SDN 5 Rajamandala membahas tentang kegiatan pembelajaran sub tema gemar membaca yang meliputi pembelajaran gerakan mendorong tanpa berpindah tempat, cara membaca yang benar, dan membuat kerajinan dari bahan alam.
Rencana pelaksanaan pembelajaran mencakup kegiatan membaca dan gerakan non-lokomotor untuk siswa kelas satu SDN 5 Rajamandala. Pembelajaran bertujuan meningkatkan keterampilan membaca dan mendemonstrasikan gerakan mendorong. Kegiatannya meliputi penjelasan guru, demonstrasi, dan permainan kelompok untuk mempraktikkan keterampilan tersebut.
Rencana pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia dan Matematika di SDN 5 Rajamandala untuk kelas 1 semester 1 subtema 4 tentang gemar membaca. Pembelajaran terdiri dari kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup yang bertujuan mengembangkan kompetensi siswa dalam membaca dan memahami pola bilangan.
Dokumen tersebut merupakan daftar pustaka yang berisi referensi-referensi buku dan jurnal yang terkait dengan topik manajemen pendidikan, supervisi pendidikan, penelitian tindakan kelas, dan kurikulum pendidikan. Daftar pustaka tersebut mencakup rujukan dari berbagai sumber seperti buku, peraturan pemerintah, jurnal ilmiah nasional maupun internasional, yang dapat dijadikan acuan dalam penelitian terkait bidang
Dokumen tersebut merangkum metode penelitian tindakan sekolah yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran. Penelitian ini dilakukan di sebuah SMP selama 4 bulan dan menggunakan metode observasi, dokumentasi, dan refleksi untuk mengumpulkan dan menganalisis data. Hasil penelitian dievaluasi setiap siklus untuk perbaikan berikutnya.
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
Universitas Negeri Jakarta banyak melahirkan tokoh pendidikan yang memiliki pengaruh didunia pendidikan. Beberapa diantaranya ada didalam file presentasi
Pendidikan inklusif merupakan sistem pendidikan yang
memberikan akses kepada semua peserta didik yang
memiliki kelainan, bakat istimewa,maupun potensi tertentu
untuk mengikuti pendidikan maupun pembelajaran dalam
satu lingkungan pendidikan yang sama dengan peserta didik
umumlainya
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
4
1. 48
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
1. Kondisi Awal
Untuk meningkatkan peran guru dalam proses belajar mengajar dan
hasil belajar siswa, maka guru diharapkan mampu menciptakan lingkungan
belajar yang efektif dan mampu mengelola kelas dengan baik. Usaha guru
dalam menciptakan kondisi yang diharapkan akan efektif apabila :
Pertama, diketahui secara tepat faktor-faktor yang dapat menunjang
terciptanya kondisi yang menguntungkan dalam proses belajar mengajar.
kedua, dikenal masalah-masalah yang diperkirakan dan biasanya timbul
dan dapat merusak iklim belajar mengajar. Ketiga, dikuasainya berbagai
pendekatan dalam pengelolaan kelas dan diketahui pula kapan dan untuk
masalah mana suatu pendekatan digunakan
Suatu kondisi belajar optimal dapat tercapai jika guru mampu
mengatur siswa dan sarana pengajaran serta mengendalikannya dalam
suasana yang menyenangkan dalam mencapai tujuan pengajaran.
Kemampuan guru dalam pengelolaan PBM merupakan salah satu
kunci keberhasilan guru dalam mengajar. Rendahnya kualitas pengelolaan
PBM akan berakibat pada rendahnya hasil belajar siswa. Keadaan ini ada
di SMPN .................. dimana kemampuan guru dalam pengelolaan PBM
masih rendah. Hal ini dibuktikan dari hasil observasi dan penilaian
terhadap kemampuan para guru dalam pengelonaan PBM yang dilakukan
dengan terhadap 8 orang guru yaitu guru .............................................
Peneliti memperoleh informasi bahwa semua guru (8 orang) dinyatakan
belum mampu menyusun mengelola proses belajar mengajar (PBM)
dengan baik dan benar. Hasil observasi yang dilaksanakan oleh peneliti
selaku kepala sekolah di SMPN .................. yang dilaksanakan dengan
kegiatan supervisi akademik pada kondisi awal sebagaimana dijelaskan
pada tabel di bawah ini. (Penilaian lengkap per individu guru dapat dilihat
pada lampiran-lampiran)
2. 49
Tabel 4.1
REKAPITULASI PENILAIAN SUPERVISI AKADEMIK DENGAN
PENDEKATAN KOLABORATIF
Kondisi Awal
No Nama Guru Nilai
Kriteria
Nilai
Ketuntasan Ket
1 52 C BT
2 50 C BT
3 47 K BT
4 46 K BT
5 51 C BT
6 48 K BT
7 56 C BT
8 49 K BT
Jumlah 399
Rata-rata 49,88 K BT
% Tuntas 0,00
% Belum Tuntas 100,00
Dari penjelasan tabel di atas dapat dijabarkan bahwa pada kondisi
awal, 8 orang guru atau 100% dinyatakan belum mampu mengelola proses
belajar mengajar (PBM) dengan benar. Secara klasikal peningkatan
kemampuan guru dalam melaksanakan kegiatan pengelolaan proses belajar
mengajar (PBM) belum memenuhi kriteria keberhasilan, karena baru
memperoleh angka 49,88 dengan kriteria KURANG dengan penjelasan 4
guru (50%) dalam kriteria cukup dan 4 guru (50%) dalam kriteria kurang.
Untuk lebih memperjelas disajikan dalam bentuk grafik sebagai
berikut :
Gambar 4.1 Peningkatan Kemampuan Guru dalam Pengelolaan
KBM Pada Kondisi Awal
52 50
47 46
51
48
56
49
0
10
20
30
40
50
60
Gr Kls 1 Gr Kls 2 Gr Kls 3 Gr Kls 4 Gr Kls 5 Gr Kls 6 Gr PAI Gr OR
Nilai
3. 50
2. Siklus I
Proses pelaksanaan siklus I menempuh empat tahapan, yakni: (1)
perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, dan (4) refleksi. Adapun
deskripsi masing-masing tahapan tersebut, sebagai berikut.
a. Perencanaan
Perencanaan tindakan siklus I dilakukan secara kolaborasi antara
peneliti, guru, dan pengawas sekolah dengan tahapan kegiatan :
1) Mengidentifikasi masalah terkait dengan kemampuan guru SMPN
.................. dalam melakukan pengelolaan proses belajar mengajar
(PBM) yang hasil menunjukkan sebagai berikut:
a) Guru kurang mampu pengelolaan proses belajar mengajar
(PBM);
b) Setiap guru kurang memiliki pengetahuan yang cukup tentang
pengelolaan proses belajar mengajar (PBM).
2) Menetapkan waktu pelaksanaan supervisi akademik dengan
pendekatan kolaboratif seperti rincian berikut.
a) Pada tanggal 20 Agustus 2016 melaksanakan kegiatan
supervisi akademik dengan teknik kelompok yang diikuti oleh
seluruh guru di SMPN ...................
b) Menyusun rencana kegiatan supervisi akademik dengan
pendekatan kolaboratif kepada masing-masing guru dengan
penjelasan sebagai berikut :
1) Tanggal 22 Agustus 2016 melaksanakan kegiatan supervisi
akademik dengan pendekatan kolaboratif
……………………
2) Tanggal 24 Agustus 2016 melaksanakan kegiatan supervisi
akademik dengan pendekatan kolaboratif pada
………………
3) Tanggal 24 Agustus 2016 melaksanakan kegiatan supervisi
akademik dengan pendekatan kolaboratif
……………………...
4. 51
c) Menetapkan kriteria keberhasilan supervisi akademik dengan
pendekatan kolaboratif guru kelas pada siklus I dapat
meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan kegiatan
pengelolaan proses belajar mengajar (PBM)
3) Menyusun instrumen yang diperlukan, yaitu lembar observasi
untuk menilai peningkatan kemampuan guru
.................................................. dalam pengelolaan proses belajar
mengajar (PBM).
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan berlangsung sesuai dengan waktu yang
telah ditentukan. Adapun deskripsi pelaksanaannya, sebagai berikut.
1) Peneliti mengadakan supervisi akademik dengan pendekatan
kolaboratif guru ............................................ sesuai jadwal yang
telah ditetapkan.
2) Kegiatan yang dilakukan pada saat pelaksanaan kegiatan supervisi
akademik dengan pendekatan kolaboratif guru pada prinsipnya
sama untuk masing-masing guru, yaitu.
a. Meminta guru untuk menunjukkan perangkat pembelajaran
yang dimilikinya untuk diberikan penilaian sesuai dengan
lembar observasi yang telah disediakan.
b. Melakukan kegiatan tanya jawab seputar kesulitan-kesulitan
yang dialami guru dalam proses belajar mengajar (PBM) yang
disusunnya.
c. Memberikan pembinaan tentang penyusunan perangkat
pembelajaran kepada tiap-tiap guru.
d. Memberikan solusi atau pemecahan masalah terhadap masalah-
masalah yang muncul atas dasar kesepakatan antara peneliti
sebagai kepala sekolah dan masing-masing guru kelas.
e. Melaksanakan kegiatan kunjungan kelas untuk menilai
kemampuan guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran
di kelasnya masing-masing.
5. 52
3) Memberikan contoh-contoh masing-masing perangkat
pembelajaran guru yang benar sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
4) Dan pada kegiatan akhir, peneliti meminta guru untuk
mempersiapkan perangkat pembelajaran guru sesuai dengan
ketentuan yang berlaku dan dikumpulkan sehari sebelum
pelaksanaan kegiatan siklus kedua.
5) Menutup kegiatan supervisi dengan mengucapkan salam dan
terima kasih atas kerjasama yang baik yang telah dilaksanakan oleh
guru-guru .............................................
c. Observasi
Observasi dilakukan oleh peneliti sejak awal hingga akhir
menggunakan lembar observasi yang telah disediakan. Berdasarkan
hasil observasi diperoleh beberapa catatan serta hasil penilaian terhadap
kemampuan masing-masing guru. Berikut ini ringkasnya hasil catatan
dan penilaian tersebut.
Tabel 4.2
REKAPITULASI PENILAIAN SUPERVISI AKADEMIK
DENGAN PENDEKATAN KOLABORATIF
Siklus Pertama
No Nama Guru Nilai
Kriteria
Nilai
Ketuntasan Ket
1 71 B T
2 66 C BT
3 64 C BT
4 58 C BT
5 70 B T
6 69 C BT
7 72 B T
8 68 C BT
Jumlah 538
Rata-rata 67,25 C BT
% Tuntas 37,50
% Belum Tuntas 62,50
6. 53
71
66 64
58
70 69
72
68
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Gr Kls 1 Gr Kls 2 Gr Kls 3 Gr Kls 4 Gr Kls 5 Gr Kls 6 Gr PAI Gr OR
Nilai
Dari penjelasan tabel di atas dapat dijabarkan bahwa pada
pelaksanaan siklus pertama, walaupun mengalami peningkatan yang
cukup signifikan dari kondisi awal, tetapi masih belum menunjukkan
hal yang maksimal sesuai dengan harapan. Secara klasikal peningkatan
kemampuan guru dalam melaksanakan kegiatan pengelolaan proses
belajar mengajar (PBM) belum memenuhi kriteria keberhasilan, karena
baru memperoleh nilai rata-rata sebesar 67,25 dengan kriteria CUKUP
dengan penjelasan 3 guru atau 37,50% dalam kriteria baik dan 5 guru
atau 62,50% dalam kriteria cukup. Hal ini menunjukkan bahwa
perolehan hasil tersebut masih berada di bawah kriteria keberhasilan
yaitu minimal mendapat skor dalam 70-89 dengan kriteria minimal
BAIK. (Penilaian per individu masing-masing guru dapat dilihat pada
lampiran-lampiran)
Untuk lebih memperjelas disajikan dalam bentuk grafik sebagai
berikut :
Gambar 4.2 Peningkatan Kemampuan Guru dalam Pengelolaan
KBM Pada Siklus Pertama
d. Refleksi
Dalam merefleksi hasil pelaksanaan tindakan siklus I, peneliti
beserta guru-guru melaksanakan diskusi. Melalui upaya ini diperoleh
suatu kesepakatan mengenai keberhasilan dan kegagalan siklus I serta
upaya untuk mengatasi agar tidak timbul kegagalan pada hal yang sama
di siklus II. Secara umum, pada pelaksanaan kegiatan supervisi
7. 54
akademik dengan teknik kolaboratif dengan guru-guru berjalan lancar,
walaupun menyita waktu yang agak lama, serta dari hasil diskusi ada
beberapa orang guru yang merasa belum siap dan keberatan untuk
menyiapkan perangka pembelajaran hanya dalam jangka waktu 1
minggu, tetapi setelah diberikan penjelasan mereka dapat mengikuti
dan memahami tujuan pertemuan. Penilaian terhadap proses belajar
mengajar (PBM) dilakukan oleh kepala sekolah setelah semua guru
mengumpulkan perangkat pembelajaran yang mereka miliki. Penilaian
berpedoman kepada lembar penilaian yang disediakan
Untuk mempertahankan dan meningkatkan keberhasilan siklus
I, maka pada siklus II direncanakan tindakan sebagai berikut.
1) Peneliti sebagai kepala sekolah yang bertugas menjadi supervisor
harus berusaha meningkatkan pemahaman guru SMPN .................. ,
baik dalam pengelolaan PBM yang meliputi aspek perencanaan
pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi pembelajaran,
maupun upaya menindaklanjuti hasil pembelajaran.
2) Pada saat proses pembelajaran sedang berlangsung, mulai dari
menyusun rencana pembelajaran, melaksanakan pembelajaran,
mengevaluasi, dan menindaklanjuti hasilnya, peneliti sebagai kepala
sekolah yang bertugas sebagai supervisor harus selalu mendampingi
para guru, agar tidak terjadi lagi hal-hal yang diharapkan seperti
pada siklus I. Tentunya untuk itu perlu ada waktu. Oleh karena itu,
satu minggu sebelum pelaksanaan siklus II akan digunakan untuk
proses pembinaan, yang dilakukan setelah jam pelajaran efektif
berlangsung. Atas dasar itu, kepada semua guru, peneliti memohon
kesediaannya agar tidak lantas meninggalkan sekolah. Waktu yang
diperlukan untuk itu lebih kurang 1 jam. Hal ini telah disepakati
oleh para guru.
3. Siklus II
Seperti halnya proses pelaksanaan siklus I, pada siklus II pun
menempuh beberapa tahapan berikut: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3)
8. 55
observasi, dan (4) refleksi. Untuk menggambarkan aktivitas pelaksana
tindakan dan subjek, serta aktivitas pengamat untuk mendapatkan data
yang diharapkan. Adapun penjelasan pada siklus kedua sebagaimana
diuraikan di bawah ini.
a. Perencanaan
Dalam merencanakan tindakan siklus II, peneliti, guru,
didasarkan pada hasil refleksi siklus I. Adapun hasilnya, meliputi:
1) Supervisi akademik dengan pendekatan kolaboratif guru pada
siklus II harus ditujukan pada upaya meningkatan kemampuan
guru SMPN .................. terhadap hal-hal yang kurang mampu
dipenuhi, baik terkait dengan beberapa komponen perencanaan
pembelajaran maupun tahapan-tahapan penting dalam
melaksanakan pembelajaran yang didasarkan pada suatu model
pembelajaran terpilih sebagai dasar dalam menentukan pengelolaan
proses belajar mengajar (PBM) siswa.
2) Menyusun jadwal pelaksanaan kegiatan supervisi dengan teknik
kolaboratif berdasarkan kesepakatan dengan masing-masing guru.
Adapun waktu yang direncanakan untuk masing-masing guru,
seperti pada rincian berikut.
a) Pada tanggal 10 September 2016 melaksanakan kegiatan
supervisi akademik dengan teknik kelompok yang diikuti oleh
seluruh guru di SMPN ...................
b) Menyusun rencana kegiatan supervisi akademik dengan
pendekatan kolaboratif kepada masing-masing guru dengan
penjelasan sebagai berikut :
1) Tanggal 13 September 2016 melaksanakan kegiatan
supervisi akademik dengan pendekatan kolaboratif pada
guru ……………
2) Tanggal 15 September 2016 melaksanakan kegiatan
supervisi akademik dengan pendekatan kolaboratif pada
guru ………………….
9. 56
3) Tanggal 16 September 2016 melaksanakan kegiatan
supervisi akademik dengan pendekatan kolaboratif pada
guru ………………….
3) Menetapkan kriteria keberhasilan supervisi akademik dengan
pendekatan kolaboratif guru kelas pada siklus II dapat
meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan kegiatan
pengelolaan proses belajar mengajar (PBM)
4) Menyusun instrumen yang diperlukan, yaitu lembar observasi
untuk menilai peningkatan kemampuan guru
.................................................. dalam pengelolaan proses belajar
mengajar (PBM).
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan berlangsung sesuai dengan waktu yang
telah ditentukan. Adapun deskripsi pelaksanaannya, sebagai berikut.
1) Memasuki kegiatan inti pelaksanaan supervisi akademik dengan
pendekatan kolaboratif guru siklus II, baik peneliti maupun guru
saling berusaha membangun karakter yang diinginkan. Sejak awal
hingga akhir kegiatan ini berlangsung, baik peneliti maupun guru
tidak lagi menghadapi hambatan seperti pada siklus sebelumnya.
Pada awal kegiatan penelitian pada siklus II, peneliti mengumpulkan
guru pada salah satu ruangan kelas, yaitu ruang guru. Kegiatan ini
dilaksanakan setelah jam efektif pembelajaran, tujuannya adalah
agar tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar siswa. Pada
tahapan ini, peneliti memberikan penjelasan tentang tata cara
penilaian terhadap proses belajar mengajar (PBM) yang telah
dikumpulkan oleh guru-guru. Kegiatan ini dimaksudkan agar guru-
guru semakin memahami tentang standar pengelolaan proses belajar
mengajar (PBM) yang baku dan benar.
2) Pada tahap tindakan, peneliti melaksanakan kegiatan diskusi tersebut
dibahas tentang proses pembelajaran yang harus dimiliki oleh para
guru, di mana sebelumnya peneliti telah menjelaskan tentang standar
10. 57
pengelolaan proses belajar mengajar (PBM) yang baku. Para guru
diminta berdiskusi tentang dokumen-dokumen yang harus ada dalam
pengelolaan proses belajar mengajar (PBM). Guru diminta membuat
beberapa contoh tentang perangkat pembelajaran sebagaimana yang
tertuang dalam lembar observasi. Kegiatan ini dimaksudkan agar
guru yang semakin mengerti dan paham tentang standar pengelolaan
proses belajar mengajar (PBM), serta mencari tahu secara mandiri
kekurangan-kekurangan apa yang dimiliki oleh masing-masing guru
dalam proses belajar mengajar (PBM) untuk menunkang
pelaksanaan dan pengelolaan proses belajar mengajar (PBM)
kelasnya masing-masing.
3) Kegiatan selanjutnya adalah melaksanakan kegiatan penugasan
kepada guru mempersiapkan perangkat pembelajaran di kelasnya
masing-masing dan dikumpulkan sebelum pertemuan kedua. Adapun
waktu yang diberikan untuk mengumpulkan mempersiapkan
perangkat pembelajaran satu minggu dan dikumpulkan tiga hari
setelah pertemuan kedua.
4) Melaksanakan kegiatan kunjungan kelas pada pertemuan kedua
untuk menilai pelaksanaan proses belajar mengajar masing-masing
guru.
5) Menutup kegiatan supervisi dengan mengucapkan salam dan terima
kasih atas kerjasama yang baik yang telah dilaksanakan oleh guru-
guru .............................................
c. Observasi
Berdasarkan pengamatan peneliti, pada saat pelaksanaan
pertemuan, nampak semua guru sudah mengerti tentang pengelolaan
proses belajar mengajar (PBM) dengan baik. Hal tersebut nampak dari
kesiapan para guru untuk mengumpulkan buku-buku wajib dan
penunjang perangkat pembelajaran yang harus dikumpulkan untuk
diberikan penilaian oleh peneliti dalam waktu 1 minggu
11. 58
Berdasarkan hasil observasi diperoleh beberapa catatan serta
hasil penilaian terhadap kemampuan masing-masing guru. Berikut ini
ringkasnya hasil catatan dan penilaian tersebut.
Tabel 4.3
REKAPITULASI PENILAIAN SUPERVISI AKADEMIK
DENGAN PENDEKATAN KOLABORATIF
Siklus Kedua
No Nama Guru Nilai
Kriteria
Nilai
Ketuntasan Ket
1 82 B T
2 76 B T
3 73 B T
4 70 B T
5 81 B T
6 82 B T
7 91 BS T
8 84 B T
Jumlah 639
Rata-rata 79,88 B T
% Tuntas 100,00
% Belum Tuntas 100,00
Dari penjelasan tabel di atas dapat dijabarkan bahwa pada
pelaksanaan siklus kedua, semua guru dinyatakan telah mampu
mengelola proses belajar mengajar (PBM) dengan benar. Secara
klasikal peningkatan kemampuan guru dalam melaksanakan kegiatan
pengelolaan proses belajar mengajar (PBM) telah memenuhi kriteria
keberhasilan, karena baru memperoleh angka 79,88 dengan kriteria
BAIK dengan penjelasan 1 guru atau 12,50% dalam kriteria sangat baik
dan 7 guru atau 87,50% dalam kriteria baik. Hal ini menunjukkan
bahwa perolehan hasil tersebut sudah berada di atas kriteria
keberhasilan yaitu minimal mendapat skor dalam rentang 70-89 atau
lebih dengan kriteria minimal BAIK. (Penilaian per individu masing-
masing guru dapat dilihat pada lampiran-lampiran)
Untuk lebih memperjelas disajikan dalam bentuk grafik sebagai
berikut :
12. 59
Gambar 4.3 Peningkatan Kemampuan Guru dalam Pengelolaan
KBM Pada Siklus Kedua
d. Refleksi
Setelah melakukan serangkaian kegiatan siklus II, pada akhirnya
diperoleh suatu bahan refleksi untuk didiskusikan bersama observer dan
para guru SMPN .................. antara lain:
1) Semua guru dinyatakan meningkat kemampuannya dengan baik
dalam pengelolaan PBM. Sebagai langkah peningkatan maka guru
perlu dibekali untuk menyusun standar pengelolaan proses belajar
mengajar (PBM) yang benar agar tujuan penelitian dapat tercapai,
yaitu meningkatnya kemampuan guru dalam pengelolaan proses
belajar mengajar (PBM).
2) Semua dokumen wajib maupun pendukung telah dibuat oleh para
guru dengan baik walaupun masih ada beberapa kekurangan tetapi
secara keseluruha kinerja dan kemampuan guru dalam pengelolaan
proses belajar mengajar (PBM) meningkat dengan baik.
B. Hasil Penelitian
1) Kondisi Awal
Berdasarkan hasil observasi dan penilaian yang dilakukan oleh
peneliti terhadap proses belajar mengajar (PBM) yang dibuat guru (pada
kondisi awal) dengan pelaksanaan kegiatan supervisi akademik dengan
pendekatan kolaboratif guru, diperoleh informasi/data bahwa sebagian
besar kemampuan guru khususnya di SMPN .................. dalam
82
76 73 70
81 82
91
84
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Gr Kls 1 Gr Kls 2 Gr Kls 3 Gr Kls 4 Gr Kls 5 Gr Kls 6 Gr PAI Gr OR
Nilai
13. 60
penyusunan standar pengelolaan proses belajar mengajar (PBM) masih
sangat rendah tentang standar pengelolaan proses belajar mengajar (PBM)
berdasarkan hasil penilaian sebagaimana tertuang dalam lembar penilaian
observasi peningkatan kemampuan pengelolaan PBM guru.
Hasil observasi yang dilakukan menunjukkan bahwa semua guru
dinyatakan belum mempunyai kemampuan yang baik dalam proses belajar
mengajar (PBM) kelasnya masing-masing, dan dibuktikan dengan hasil
dari kegiatan observasi terhadap perangkat pembelajaran yang dimiliki
oleh masing-masing guru menunjukkan nilai yang rendah.
…………………. hanya memperoleh nilai 52, 50, 51 dan 56 dengan
kategori CUKUP, demikian pula dengan guru ……………… dan guru
…………… yang hanya memperoleh nilai 47, 46, 48 dan 49 dan
semuanya masuk dalam kategori kurang.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan guru
dalam pengelolaan PBM pada kondisi awal, seluruh guru dinyatakan
belum mampu mengelola proses belajar mengajar (PBM) dengan baik.
Keadaan ini menunjukkan bahwa perlu dilakukan perbaikan terhadap
kemampuan guru dalam pengelolaan proses belajar mengajar (PBM).
Upaya yang dilakukan peneliti adalah menerapkan kegiatan supervisi
akademik dengan pendekatan kolaboratif guru sebagai upaya
meningkatkan kemampuan guru dalam standar pengelolaan proses belajar
mengajar (PBM).
2) Siklus I
Pada tahap tindakan, setelah melaksanakan kegiatan awal penelitian,
dan guna meningkatkan pemahaman guru tentang standar pengelolaan
PBM, peneliti bersama-sama dengan guru-guru melaksanakan diskusi
tentang pelaksanaan proses pengelolaan proses belajar mengajar (PBM)
yang ideal. Dalam pelaksanaan diskusi tersebut di bahas tentang standar
baku proses belajar mengajar (PBM) yang harus dimiliki oleh para guru.
Setelah memberikan penjelasan, para guru diminta berdiskusi
tentang dokumen-dokumen yang harus ada dalam pengelolaan proses
14. 61
belajar mengajar (PBM). Guru diminta membuat beberapa contoh tentang
dokumen-dokumen penunjang, misalnya Daftar Hadir Peserta Didik,
Struktur Kurikulum yang berlaku, Leger (kumpulan nilai rapor). Kegiatan
ini dimaksudkan agar guru yang semakin mengerti dan paham tentang
standar pengelolaan proses belajar mengajar (PBM). Hasil pelaksanaan
kegiatan pada siklus pertama sebagaimana dijelaskan tabel di bawah ini.
Tabel 4.4
REKAPITULASI PENILAIAN SUPERVISI AKADEMIK DENGAN
PENDEKATAN KOLABORATIF
Kondisi Awal dan Siklus Pertama
No Nama Guru
Perolehan Nilai
Ket
Awal
Kriteria
Nilai
I
Kriteria
Nilai
1 52 C 71 B
2 50 C 66 C
3 47 K 64 C
4 46 K 58 C
5 51 C 70 B
6 48 K 69 C
7 56 C 72 B
8 49 K 68 C
Rata-rata 49,50 - 66,83 C
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa para guru dalam
pengelolaan proses belajar mengajar (PBM) meningkat cukup signifikan
dari kondisi awal. Nilai rata-rata menunjukkan bahwa terjadi peningkatan
dari 49,50 dengan kriteria kurang menjadi 66,83 dengan kriteria cukup,
dan secara individual pada siklus pertama terdapat 3 orang guru yaitu
guru ……………….. yang dinyatakan tuntas dengan kriteria nilai baik,
sedangkan 5 guru masih memperoleh nilai dalam kriteria kurang.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pada prinsipnya
pelaksanaan supervisi akademik dengan pendekatan kolaboratif yang
dilakukan oleh kepala sekolah terbukti dapat meningkatkan kemampuan
guru dalam pengelolaan proses belajar mengajar (PBM) walaupun secara
15. 62
klasikal belum dapat dinyatakan berhasil. Secara rinci dapat dilihat pada
diagram batang di bawah ini.
Gambar 4.4 Rekapitulasi Peningkatan Kemampuan Guru dalam
Pengelolaan KBM Kondisi Awal dan Siklus Pertama
3) Siklus II
Kegiatan penelitian pada siklus II, dimulai dengan kegiatan
mengumpulkan guru pada salah satu ruangan yang ada di sekolah, yaitu
ruang perpustakaan. Kegiatan ini dilaksanakan setelah jam efektif
pembelajaran, tujuannya adalah agar tidak mengganggu kegiatan belajar
mengajar siswa. Pada tahap tindakan, peneliti melaksanakan kegiatan
diskusi tersebut di bahas tentang standar baku proses belajar mengajar
(PBM) yang harus dimiliki oleh para guru, di mana sebelumnya peneliti
telah menjelaskan tentang standar pengelolaan proses belajar mengajar
(PBM) yang baku dengan menggunakan power point melalui media LCD.
Setelah cukup memberikan penjelasan dengan menggunakan
presentasi powerpoint, para guru diminta berdiskusi tentang dokumen-
dokumen yang harus ada dalam pengelolaan proses belajar mengajar
(PBM). Guru diminta membuat beberapa contoh tentang dokumen-
dokumen wajib dan penunjang, sementara guru yang lain memperhatikan
dan menanyakan apabila ditemukan kesulitan dan ketidakpahaman
terhadap jenis dan macam dokumen-dokumen wajib dan penunjang pada
perangkat pembelajaran. Kegiatan ini dimaksudkan agar guru yang
52 50
47 46
51
48
56
49
71
66 64
58
70 69
72
68
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Gr-1 Gr-2 Gr-3 Gr-4 Gr-5 Gr-6 Gr-PAI Gr-OR
Awal Siklus I
16. 63
semakin mengerti dan paham tentang standar pengelolaan proses belajar
mengajar (PBM), serta mencari tahu secara mandiri kekurangan-
kekurangan apa yang dimiliki oleh masing-masing guru dalam mengelola
proses belajar mengajar (PBM) kelasnya masing-masing.
Hasil pelaksanaan kegiatan pada siklus kedua sebagaimana
dijelaskan tabel di bawah ini.
Tabel 4.5
REKAPITULASI PENILAIAN SUPERVISI AKADEMIK DENGAN
PENDEKATAN KOLABORATIF
Siklus Pertama dan Siklus Kedua
No Nama Guru
Perolehan Nilai
Ket
Awal
Kriteria
Nilai
I
Kriteria
Nilai
1 71 B 82 B
2 66 C 76 B
3 64 C 73 B
4 58 C 70 B
5 70 B 81 B
6 69 C 82 B
7 72 B 91 BS
8 68 C 84 B
Rata-rata 66,83 - 80,17 -
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa para guru dalam
pengelolaan proses belajar mengajar (PBM) meningkat cukup signifikan
dari siklus pertama. Nilai rata-rata menunjukkan bahwa terjadi
peningkatan dari 66,83 dengan kriteria cukup menjadi 80,17 dengan
kriteria Baik, dan secara individual pada siklus kedua terdapat 1 guru atau
12,50% yaitu guru PAI dengan kriteria nilai sangat baik, sedangkan 7 guru
atau 87,50% memperoleh nilai dalam kriteria baik. Dari penjelasan di atas
maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan kegiatan penelitian
dinyatakan berhasil dan selesai pada siklus kedua.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pada prinsipnya
pelaksanaan supervisi akademik dengan pendekatan kolaboratif yang
dilakukan oleh kepala sekolah terbukti dapat meningkatkan kemampuan
17. 64
guru dalam pengelolaan proses belajar mengajar (PBM) bagi guru-guru di
SMPN ................... Secara rinci dapat dilihat pada diagram batang di
bawah ini.
Gambar 4.5 Rekapitulasi Penilaian Peningkatan Kemampuan Guru
dalam Pengelolaan KBM Siklus I dan Siklus II
4) Antar Siklus
Dari data-data yang diperoleh peneliti pada pada pelaksanaan
penelitian tindakan sekolah dengan kegiatan supervisi akademik dengan
pendekatan kolaboratif diperoleh rekapitulasi data-data pada kondisi awal,
siklus I dan siklus II sebagaimana tabel di bawah ini :
Tabel 4.6
Rekapitulasi Hasil Pelaksanaan Supervisi Akademik dengan
Pendekatan Kolaboratif pada Kondisi Awal, Siklus I, Siklus II
No
Guru
Kelas
Perolehan Skor Kualifikasi Hasil Kinerja
Awal Siklus I Siklus II Awal Siklus I Siklus II
1 52 71 82 C B B
2 50 66 76 C C B
3 47 64 73 K C B
4 46 58 70 K C B
5 51 70 81 C B B
6 48 69 82 K C B
7 56 72 91 C B BS
8 49 68 84 K C B
Rata-Rata 49,50 66,83 80,17 K C B
71
66 64
58
70 69 72
68
82
76 73 70
81 82
91
84
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Gr-1 Gr-2 Gr-3 Gr-4 Gr-5 Gr-6 Gr-PAI Gr-OR
Siklus I Siklus II
18. 65
52 50 47 46
51 48
56
49
71
66 64
58
70 69
72
68
82
76
73
70
81 82
91
84
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Gr-1 Gr-2 Gr-3 Gr-4 Gr-5 Gr-6 Gr-PAI Gr-OR
Awal Siklus I Siklus II
Dari tabel di atas dapat dilihat peningkatan kemampuan guru dalam
pengelolaan proses belajar mengajar (PBM), di mana pada kondisi awal
tidak ada guru yang mampu menyusun pengelolaan proses belajar
mengajar (PBM) dengan baik hal tersebut dibuktikan dengan rendahnya
hasil nilai rata-rata yang diperoleh guru-guru yaitu 49.50 dan hanya masuk
dalam kategori kurang, pada siklus I meningkat cukup signifikan
walaupun masih belum ada guru yang dinyatakan mampu mengelola
proses belajar mengajar (PBM) dengan baik, dengan peroleh nilai rata-rata
secara klasikal sebesar 66,83 dan masuk dalam kriteria cukup dan pada
siklus terakhir menjadi guru atau 100%, dibuktikan dengan perolehan
nilai secara klasikal sebesar 80,17 dalam kriteria nilai baik.
Untuk memperjelas peningkatan kemampuan guru setelah
dilaksanakan supervisi akademik dengan pendekatan kolaboratif guru bagi
guru-guru di SMPN .................. sebagaimana grafik di bawah ini:
Gambar 4.6 Peningkatan Peningkatan Kemampuan Guru dalam
Pengelolaan KBM pada Kondisi Awal, Siklus I, dan
Siklus II
Dari pelaksanaan perbaikan kemampuan guru dalam standar
pengelolaan proses belajar mengajar (PBM) dengan kegiatan supervisi
akademik dengan pendekatan kolaboratif kelas dapat disimpulkan bahwa
kegiatan supervisi akademik dengan pendekatan kolaboratif kelas terbukti
19. 66
mampu meningkatkan kemampuan guru di SMPN .................. dalam
pengelolaan proses belajar mengajar (PBM).
C. Pembahasan
Teknik supervisi yang digunakan kepala sekolah yaitu menggunakan
pendekatan kolaboratif. Pendekatan kolaboratif adalah perpaduan antara
pendekatan Supervisi direktif dan non direktif. Dugaan itu benar, jika
diperhatikan dari aspek tanggung jawab terlaksananya kegiatan Supervisi.
Artinya supervisor dan guru berbagi tanggung jawab. Tugas Supervisi dalam
hal ini adalah mendengarkan dan memperhatikan secara cermat keluhan guru
terhadap masalah perbaikan, peningkatan dan pengembangan pengajarannya,
dan sekaligus memperhatikan pula gagasan-gagasan guru untuk mengatasi
masalah itu selanjutnya. Supervisor dapat meminta penjelasan terhadap hal-
hal yang diungkapkan guru yang kurang dipahami. Selanjutnya ia mendorong
guru mengaktualisasikan inisiatif yang dipikirkan untuk memecahkan
masalah yang dihadapinya, atau untuk meningkatkan dan mengembangkan
pengajarannya. Selain itu, teknik kelompok dalam kegiatan supervisi
akademik juga dilakukan. Artinya terjadi diskusi antar guru terkait dengan
pembelajaran di kelas. Teknik kunjungan kelas dan observasi kelas dilakukan
oleh kepala sekolah baik sebelum proses pembelajaran hingga setelah
evaluasi proses pembelajaran. Kepala sekolah akan mengisi form pengamatan
yang terdiri dari form monitoring dan form evaluasi perencanaan
pembelajaran, form pengamatan dan evaluasi proses pembelajaran, serta form
monitoring dan evaluasi tindak lanjut dan penilaian pembelajaran.
Hasil penelitian menunjukkan beberapa hal penting mengenai
kegiatan supervisi akademik dengan pendekatan kolaboratif yang dilakukan
kepala sekolah dalam membina guru di SMPN .................. khususnya dalam
pengelolaan proses belajar mengajar (PBM). Kesimpulan akhir dari
pelaksanaan kegiatan supervisi akademik dengan pendekatan kolaboratif
terhadap pengelolaan proses belajar mengajar (PBM) membuktikan bahwa
pengelolaan proses belajar mengajar (PBM) dalam pendidikan yang tertib dan
teratur sangat diperlukan untuk meningkatkan kemampuan pengelolaan
20. 67
pembelajaran bagi pada guru. Peningkatan kemampuan tersebut akan
berakibat positif, yaitu makin meningkatnya efisiensi, mutu dan perluasan
pada kinerja di dunia pendidikan tersebut. Untuk memperlancar kegiatan di
atas agar lebih efektif dan efisien perlu informasi yang memadai. Sistem
informasi di dunia pendidikan ini menyangkut dua hal pokok yaitu kegiatan
pencatatan data (recording system) dan pelaporan (reporting system).
Hasil pelaksanaan kegiatan penelitian tindakan sekolah dengan
menerapkan kegiatan supervisi akademik dengan pendekatan kolaboratif
terhadap kemampuan guru dalam mengelola proses belajar mengajar (PBM)
di SMPN .................. menunjukkan adanya peningkatan kemampuan para
guru pada setiap siklusnya. Hal tersebut dibuktikan dengan peningkatan hasil
penilaian pada setiap siklusnya.
Berdasarkan hasil evaluasi terhadap kemampuan guru dalam
mengelola proses belajar mengajar (PBM), maka kepala sekolah perlu
refleksi untuk merumuskan tindakan baru atau rencana bimbingan sebagai
bentuk tindak lanjutnya. Untuk itu, kepala sekolah harus menyusun beberapa
langkah berikut: a) melakukan identifikasi kebutuhan bimbingan kepada guru
tentang pengelolaan proses belajar mengajar (PBM), b) melakukan pertemuan
individu dengan guru secara informal dalam suasana kemitraan guna
melakukan bimbingan kepada guru untuk menyusun berbagai perangkat
pembelajaran kelas, c) melakukan kunjungan kelas/ observasi kelas untuk
menilai perkembangan kelengkapan guru dalam mengelola proses belajar
mengajar (PBM), d) melakukan evaluasi bersama dan refleksi tindak lanjut
secara berulang-ulang.
Tindak lanjut terhadap guru yang belum melengkapi perangkat
pembelajaran kelas adalah dengan memberikan teguran lisan. Teguran ini
diberikan kepala sekolah dalam suasana kemitraan disertai dengan tenggat
waktu tertentu untuk melengkapi perangkat yang kurang. Kepala sekolah
sekaligus memberikan pemahaman akan arti pentingnya perangkat
pembelajaran bagi guru khususnya proses belajar mengajar (PBM) yang
21. 68
harus dimiliki masing-masing guru dalam pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar.
Prosedur pelaksanaan supervisi yang pertama adalah sosialisasi
dengan para guru mengenai tujuan dan jadwal supervisi, kemudian kepala
sekolah dan para guru yang ditunjuk membantu pelaksanaan supervisi akan
melakukan kunjungan kelas sesuai dengan jadwal yang telah disepakati antara
supervisor dengan guru yang bersangkutan. Kemudian hasil temuan saat
kunjungan kelas akan didiskusikan antara guru dengan kepala sekolah dan
selanjunta akan dilakukan tindak lanjut. Teknik kunjungan kelas yang
dilakukan kepala sekolah dengan melakukan penilaian kepada guru dengan
memberi skor pada setiap proses yang dilakukan oleh guru baik sebelum
hingga proses penilaian pembelajaran.
Analisis hasil supervisi akademik dengan pendekatan kolaboratif yang
dilakukan kepala sekolah dengan menganalisa secara bersama hasil supervisi
akademik yang telah dilaksanakan. Analisis dan evaluasi hasil supervisi
akademik dilakukan antara guru yang di supervisi dengan kepala sekolah.
Selanjutnya, hasil supervisi akademik terkait masalah yang sifatnya umum,
analisis dan evaluasi akan dilakukan melalui rapat antara kepala sekolah
dengan para guru. Selanjutnya, pelaksanaan analisis dan evaluasi hasil
supervisi akademik di SMPN .................. dilaksanakan kepala sekolah
dengan menyampaikan temuan-temuan kepala sekolah sewaktu melakukan
observasi kelas dan kunjungan kelas kepada guru yang bersangkutan. Hasil
temuan tersebut disampaikan melalui cara individu antara kepala sekolah
dengan guru. Selain itu, temuan yang sifatnya umum akan disampaikan
melalui rapat antara kepala sekolah dengan guru.
Peningkatan kemampuan guru dalam pengelolaan proses belajar
mengajar (PBM), di mana pada kondisi awal tidak ada guru yang mampu
menyusun pengelolaan proses belajar mengajar (PBM) dengan baik hal
tersebut dibuktikan dengan rendahnya hasil nilai rata-rata yang diperoleh
guru-guru yaitu 49,50 dan hanya masuk dalam kategori kurang, pada siklus I
meningkat cukup signifikan walaupun masih belum ada guru yang dinyatakan
22. 69
mampu mengelola proses belajar mengajar (PBM) dengan baik, dengan
peroleh nilai rata-rata secara klasikal sebesar 66,83dan masuk dalam kriteria
cukup dan pada siklus terakhir menjadi guru atau 100%, dibuktikan dengan
perolehan nilai secara klasikal sebesar 80,17 dalam kriteria nilai baik.
Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa pada prinsipnya
pelaksanaan kegiatan supervisi akademik dengan pendekatan kolaboratif yang
dilaksanakan kepala sekolah terbukti dapat meningkatkan kemampuan guru-
guru dalam mengelola proses belajar mengajar (PBM) di SMPN ..................
Kecamatan ………… Kabupaten ……………Semester I Tahun Pelajaran
2016/2017.