Dokumen tersebut membahas pentingnya perencanaan pembelajaran bagi guru dalam proses belajar mengajar. Perencanaan pembelajaran merupakan salah satu syarat mutlak agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien.
Perencanaan pembelajaran merupakan proses merancang kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran harus memenuhi empat unsur yaitu tujuan, strategi, sumber daya, dan implementasi. Perencanaan pembelajaran penting untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan menyesuaikan dengan karakteristik siswa. Langkah-langkah perencanaan pembelajaran meliputi penentuan tujuan, kegiatan, evaluasi
Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan pembelajaran. Beberapa poin penting yang diangkat antara lain konsep perencanaan pembelajaran dapat dilihat dari berbagai sudut pandang seperti sebagai teknologi, sistem, disiplin, sains, dan proses. Selain itu juga membahas mengenai pengembangan silabus, persiapan mengajar, pengelolaan pembelajaran, sistem penilaian, dan tindak lanjut evaluasi.
Dokumen tersebut membahas pentingnya perencanaan pembelajaran bagi guru dalam proses belajar mengajar. Perencanaan pembelajaran merupakan salah satu syarat mutlak agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien.
Perencanaan pembelajaran merupakan proses merancang kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran harus memenuhi empat unsur yaitu tujuan, strategi, sumber daya, dan implementasi. Perencanaan pembelajaran penting untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan menyesuaikan dengan karakteristik siswa. Langkah-langkah perencanaan pembelajaran meliputi penentuan tujuan, kegiatan, evaluasi
Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan pembelajaran. Beberapa poin penting yang diangkat antara lain konsep perencanaan pembelajaran dapat dilihat dari berbagai sudut pandang seperti sebagai teknologi, sistem, disiplin, sains, dan proses. Selain itu juga membahas mengenai pengembangan silabus, persiapan mengajar, pengelolaan pembelajaran, sistem penilaian, dan tindak lanjut evaluasi.
Reina nurfajar s 1000556 tugas 1 (perpem).Reina Sukma
1. Perencanaan pembelajaran merupakan proses merancang kegiatan pembelajaran dengan menentukan tujuan, materi, metode, dan evaluasi untuk mencapai tujuan pembelajaran.
2. Langkah-langkah perencanaan pembelajaran meliputi merumuskan tujuan khusus, memilih pengalaman belajar, menentukan kegiatan belajar mengajar, menentukan sumber daya yang terlibat, memilih bahan dan alat, serta merencanakan evaluasi
Konsep Rencana Pembelajaran Kurikulum 2013Nini Ibrahim01
Rangkuman dokumen tersebut dalam 3 kalimat atau kurang:
Kurikulum 2013 membahas konsep rencana pembelajaran yang mencakup kompetensi, penilaian, dan pendampingan untuk setiap jenjang pendidikan. Rencana pelaksanaan pembelajaran harus memenuhi prinsip-prinsip tertentu seperti berpusat pada siswa dan mengintegrasikan literasi serta berpikir tingkat tinggi. Unsur-unsur rencana pelaksanaan pembelaj
Perencanaan pembelajaran terdiri atas dua kata, yakni kata perencanaan dan kata pembelajaran. Pertama, perencanaan berasal dari kata rencana yaitu pengambilan keputusan tentang apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan. Proses suatu perencanaan harus dimulai dari penetapan tujuan yang akan dicapai melalui analisis kebutuhan serta dokumen yang lengkap, kemudian menetapkan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Ketika kita merencanakan, maka pola pikir kita diarahkan bagaimana agar tujuan itu dapat dicapai secara efektif dan efisien.
Pengembangan Tujuan dan Materi PembelajaranNini Ibrahim01
Dokumen tersebut membahas tentang pengembangan tujuan dan materi pembelajaran. Terdapat penjelasan mengenai pengertian, jenis, penyusunan, dan penyampaian materi pembelajaran serta kriteria pemilihan materi pembelajaran."[3 kalimat]
BAB 1-5 membahas tentang strategi pencapaian kompetensi, kurikulum tingkat satuan pendidikan, macam-macam metode pembelajaran, persiapan pembelajaran, dan model pengembangan kurikulum. Dokumen ini memberikan panduan bagi guru dalam merencanakan pembelajaran yang efektif.
Metode ceramah merupakan metode pengajaran dimana dosen menyampaikan informasi secara lisan kepada mahasiswa secara langsung. Metode ini bertujuan untuk menyampaikan informasi baru, membangkitkan minat, dan memperkenalkan hal-hal baru. Namun metode ini hanya efektif untuk tujuan perolehan informasi dan tidak untuk mengajarkan keterampilan atau sikap.
Dokumen tersebut membahas tentang pengembangan bahan ajar. Secara garis besar dibahas mengenai pentingnya pengembangan bahan ajar yang sistematis untuk memfasilitasi proses belajar siswa di era digital. Dibahas pula jenis-jenis bahan ajar yang dapat dikembangkan seperti modul, handout, dan lembar kerja siswa baik yang tercetak maupun non-tercetak beserta karakteristik dan aspek pengembangannya.
Dokumen tersebut membahas tentang pengembangan materi ajar kebahasaan khususnya dalam pembelajaran menulis. Ia menjelaskan definisi materi ajar, tata bahasa pendidikan, dan memberikan contoh pengembangan materi ajar tentang penggunaan ejaan dan tanda baca dalam menulis. Contoh tersebut diharapkan dapat meningkatkan kemampuan menulis siswa sesuai kaidah bahasa Indonesia.
Implementasi Keterampilan Mengajar dalam Pembelajaran KelasNini Ibrahim01
Dokumen tersebut membahas tentang implementasi keterampilan mengajar di kelas, meliputi pengertian implementasi dan keterampilan mengajar, komponen-komponen keterampilan mengajar guru, dan berbagai keterampilan-keterampilan mengajar yang perlu dikuasai oleh seorang guru."
Perencanaan pembelajaran memiliki tujuan dan fungsi penting dalam mencapai tujuan pendidikan. Tujuannya adalah memberi pedoman kepada para pihak terkait untuk mengetahui arah yang dituju dan mengurangi kemungkinan kesalahan. Fungsinya antara lain merumuskan tujuan, menyusun strategi, dan mengkoordinasikan kegiatan yang diperlukan. Perencanaan pembelajaran perlu dilakukan secara terencana, berkelan
RPP merupakan rencana pelaksanaan pembelajaran yang menggambarkan prosedur pembelajaran untuk mencapai kompetensi tertentu. Dokumen menjelaskan pentingnya perencanaan pembelajaran yang baik, komponen-komponen RPP, dan prinsip-prinsip penyusunan RPP agar proses pembelajaran berjalan efektif dan tujuan pembelajaran tercapai.
Dokumen tersebut merangkum pengajaran dan pembelajaran yang dilaksanakan oleh seorang guru di sebuah sekolah. Berbagai strategi digunakan seperti pemusatan guru, pemusatan murid, berasaskan bahan dan tugasan. Metode yang digunakan meliputi mengenalpasti masalah, merancang penyelesaian, mengumpul maklumat, membuat tafsiran dan kesimpulan. Teknik-teknik seperti bermain peranan, latihan berul
Dokumen tersebut membahas konsep evaluasi pembelajaran, termasuk pengertian, tujuan, fungsi, ruang lingkup, jenis, dan bentuk evaluasi pembelajaran. Evaluasi pembelajaran bertujuan untuk mengetahui tingkat pencapaian tujuan pembelajaran, memperbaiki proses mengajar, dan menempatkan siswa sesuai kemampuannya. Jenis evaluasi dapat berupa formatif, sumatif, diagnostik, dan selektif. Bentuk evaluasiny
Sumber dan media pembelajaran merupakan komponen penting dalam proses pembelajaran. Dokumen ini menjelaskan pengertian, fungsi, dan jenis-jenis sumber dan media pembelajaran, seperti guru, lingkungan sekolah, buku, film, dan multimedia."
Dokumen tersebut membahas tentang efektivitas pembelajaran dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Efektivitas pembelajaran didefinisikan sebagai kesesuaian antara tujuan dan hasil yang dicapai, dengan ciri-ciri berhasilnya guru menghantarkan siswa ke tujuan pembelajaran dan memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan. Faktor-faktor yang mempengaruhinya antara lain strategi pembelajaran, materi, media
Reina nurfajar s 1000556 tugas 1 (perpem).Reina Sukma
1. Perencanaan pembelajaran merupakan proses merancang kegiatan pembelajaran dengan menentukan tujuan, materi, metode, dan evaluasi untuk mencapai tujuan pembelajaran.
2. Langkah-langkah perencanaan pembelajaran meliputi merumuskan tujuan khusus, memilih pengalaman belajar, menentukan kegiatan belajar mengajar, menentukan sumber daya yang terlibat, memilih bahan dan alat, serta merencanakan evaluasi
Konsep Rencana Pembelajaran Kurikulum 2013Nini Ibrahim01
Rangkuman dokumen tersebut dalam 3 kalimat atau kurang:
Kurikulum 2013 membahas konsep rencana pembelajaran yang mencakup kompetensi, penilaian, dan pendampingan untuk setiap jenjang pendidikan. Rencana pelaksanaan pembelajaran harus memenuhi prinsip-prinsip tertentu seperti berpusat pada siswa dan mengintegrasikan literasi serta berpikir tingkat tinggi. Unsur-unsur rencana pelaksanaan pembelaj
Perencanaan pembelajaran terdiri atas dua kata, yakni kata perencanaan dan kata pembelajaran. Pertama, perencanaan berasal dari kata rencana yaitu pengambilan keputusan tentang apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan. Proses suatu perencanaan harus dimulai dari penetapan tujuan yang akan dicapai melalui analisis kebutuhan serta dokumen yang lengkap, kemudian menetapkan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Ketika kita merencanakan, maka pola pikir kita diarahkan bagaimana agar tujuan itu dapat dicapai secara efektif dan efisien.
Pengembangan Tujuan dan Materi PembelajaranNini Ibrahim01
Dokumen tersebut membahas tentang pengembangan tujuan dan materi pembelajaran. Terdapat penjelasan mengenai pengertian, jenis, penyusunan, dan penyampaian materi pembelajaran serta kriteria pemilihan materi pembelajaran."[3 kalimat]
BAB 1-5 membahas tentang strategi pencapaian kompetensi, kurikulum tingkat satuan pendidikan, macam-macam metode pembelajaran, persiapan pembelajaran, dan model pengembangan kurikulum. Dokumen ini memberikan panduan bagi guru dalam merencanakan pembelajaran yang efektif.
Metode ceramah merupakan metode pengajaran dimana dosen menyampaikan informasi secara lisan kepada mahasiswa secara langsung. Metode ini bertujuan untuk menyampaikan informasi baru, membangkitkan minat, dan memperkenalkan hal-hal baru. Namun metode ini hanya efektif untuk tujuan perolehan informasi dan tidak untuk mengajarkan keterampilan atau sikap.
Dokumen tersebut membahas tentang pengembangan bahan ajar. Secara garis besar dibahas mengenai pentingnya pengembangan bahan ajar yang sistematis untuk memfasilitasi proses belajar siswa di era digital. Dibahas pula jenis-jenis bahan ajar yang dapat dikembangkan seperti modul, handout, dan lembar kerja siswa baik yang tercetak maupun non-tercetak beserta karakteristik dan aspek pengembangannya.
Dokumen tersebut membahas tentang pengembangan materi ajar kebahasaan khususnya dalam pembelajaran menulis. Ia menjelaskan definisi materi ajar, tata bahasa pendidikan, dan memberikan contoh pengembangan materi ajar tentang penggunaan ejaan dan tanda baca dalam menulis. Contoh tersebut diharapkan dapat meningkatkan kemampuan menulis siswa sesuai kaidah bahasa Indonesia.
Implementasi Keterampilan Mengajar dalam Pembelajaran KelasNini Ibrahim01
Dokumen tersebut membahas tentang implementasi keterampilan mengajar di kelas, meliputi pengertian implementasi dan keterampilan mengajar, komponen-komponen keterampilan mengajar guru, dan berbagai keterampilan-keterampilan mengajar yang perlu dikuasai oleh seorang guru."
Perencanaan pembelajaran memiliki tujuan dan fungsi penting dalam mencapai tujuan pendidikan. Tujuannya adalah memberi pedoman kepada para pihak terkait untuk mengetahui arah yang dituju dan mengurangi kemungkinan kesalahan. Fungsinya antara lain merumuskan tujuan, menyusun strategi, dan mengkoordinasikan kegiatan yang diperlukan. Perencanaan pembelajaran perlu dilakukan secara terencana, berkelan
RPP merupakan rencana pelaksanaan pembelajaran yang menggambarkan prosedur pembelajaran untuk mencapai kompetensi tertentu. Dokumen menjelaskan pentingnya perencanaan pembelajaran yang baik, komponen-komponen RPP, dan prinsip-prinsip penyusunan RPP agar proses pembelajaran berjalan efektif dan tujuan pembelajaran tercapai.
Dokumen tersebut merangkum pengajaran dan pembelajaran yang dilaksanakan oleh seorang guru di sebuah sekolah. Berbagai strategi digunakan seperti pemusatan guru, pemusatan murid, berasaskan bahan dan tugasan. Metode yang digunakan meliputi mengenalpasti masalah, merancang penyelesaian, mengumpul maklumat, membuat tafsiran dan kesimpulan. Teknik-teknik seperti bermain peranan, latihan berul
Dokumen tersebut membahas konsep evaluasi pembelajaran, termasuk pengertian, tujuan, fungsi, ruang lingkup, jenis, dan bentuk evaluasi pembelajaran. Evaluasi pembelajaran bertujuan untuk mengetahui tingkat pencapaian tujuan pembelajaran, memperbaiki proses mengajar, dan menempatkan siswa sesuai kemampuannya. Jenis evaluasi dapat berupa formatif, sumatif, diagnostik, dan selektif. Bentuk evaluasiny
Sumber dan media pembelajaran merupakan komponen penting dalam proses pembelajaran. Dokumen ini menjelaskan pengertian, fungsi, dan jenis-jenis sumber dan media pembelajaran, seperti guru, lingkungan sekolah, buku, film, dan multimedia."
Dokumen tersebut membahas tentang efektivitas pembelajaran dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Efektivitas pembelajaran didefinisikan sebagai kesesuaian antara tujuan dan hasil yang dicapai, dengan ciri-ciri berhasilnya guru menghantarkan siswa ke tujuan pembelajaran dan memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan. Faktor-faktor yang mempengaruhinya antara lain strategi pembelajaran, materi, media
Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan pembelajaran. Beberapa poin penting yang diangkat antara lain konsep perencanaan pembelajaran dapat dilihat dari berbagai sudut pandang seperti sebagai teknologi, sistem, disiplin ilmu, dan proses. Selain itu, pengembangan silabus dan persiapan mengajar, pengelolaan pembelajaran, sistem penilaian, serta evaluasi dan tindak lanjut merupakan komponen penting dalam perencana
Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan dalam manajemen pendidikan. Fungsi perencanaan antara lain sebagai pedoman pelaksanaan, mencegah pemborosan sumber daya, meningkatkan kualitas, dan memenuhi akuntabilitas lembaga. Perencanaan juga berperan sebagai alat pengendali, memecahkan masalah, dan menghubungkan aktivitas pendidikan dengan masyarakat. Pentingnya perencanaan termasuk memberikan arahan kegiatan dan me
Dokumen tersebut merangkum pengertian perencanaan pembelajaran dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Ia menjelaskan bahwa perencanaan pembelajaran berisi pengambilan keputusan untuk mencapai tujuan melalui strategi, sumber daya, dan implementasi. RPP adalah rencana kegiatan guru untuk mencapai kompetensi dasar melalui tahapan pembelajaran. Dokumen tersebut juga menjelaskan k
Dokumen tersebut merangkum proses belajar mengajar matematika, yang meliputi interaksi antara guru dan siswa, karakteristik matematika yang bersifat abstrak dan hierarkis, serta perencanaan pembelajaran yang mencakup tujuan, bahan pelajaran, dan penilaian."
Memberikan ringkasan singkat dalam 3 kalimat atau kurang yang memberikan informasi tingkat tinggi dan esensial dari dokumen.
1. Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan pembelajaran yang merupakan proses penyusunan materi, penggunaan media, pendekatan, dan penilaian untuk mencapai tujuan.
2. Langkah-langkah perencanaan pembelajaran efektif meliputi memahami tujuan, mengenal siswa, menentukan
BAB I membahas dasar pengembangan kurikulum yang terdiri dari filsafat pendidikan, lingkungan, kebutuhan pembangunan, ilmu pengetahuan dan teknologi. Kurikulum memiliki tujuan, materi, metode, organisasi, dan evaluasi. Pengembangan kurikulum berdasarkan prinsip-prinsip tertentu.
Proposal ini menguji pengaruh penerapan model desain pembelajaran ASSURE terhadap motivasi dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS. Model ASSURE diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dengan melibatkan siswa secara aktif. Penelitian ini akan mendesain RPP berdasarkan model ASSURE dan diujikan pada siswa kelas VIII SMP Negeri 9 OKU.
Sansan Riyana 2a Pe(Kurikulum Dan Pembelajaran) Format LinkSansan Riyana
Buku ini membahas tentang pengembangan kurikulum dan pembelajaran melalui 9 modul yang mencakup hakikat, pengertian, komponen, landasan, prosedur, kualitas, pendekatan, prinsip, dan sosialisasi kurikulum. Modul-modul tersebut menjelaskan proses pengembangan kurikulum secara sistematis mulai dari perumusan tujuan, pemilihan materi, penentuan proses pembelajaran, hingga evaluasi.
Buku ini membahas tentang pengembangan kurikulum dan pembelajaran melalui 9 modul yang mencakup hakikat, pengertian, komponen, landasan, prosedur, kualitas, pendekatan, prinsip, dan sosialisasi kurikulum. Buku ini menjelaskan proses pengembangan kurikulum secara sistematis mulai dari diagnosis kebutuhan, perumusan tujuan, pemilihan materi, hingga evaluasi.
Ringkasan makalah ini adalah sebagai berikut:
Makalah ini membahas tentang peningkatan hasil belajar operasi penjumlahan siswa kelas VI melalui penggunaan media benda konkrit. Benda konkrit merupakan alat bantu pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa. Penulis mendeskripsikan penggunaan berbagai media benda konkrit seperti tangga bilangan, neraca bilangan, papan planel, dan balok untuk mengaj
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang peningkatan minat dan prestasi belajar siswa tunagrahita materi mengenal fungsi anggota tubuh melalui model pembelajaran picture and picture.
2. Tujuan penggunaan model ini adalah meningkatkan kemampuan afektif dan kognitif siswa.
3. Diharapkan model ini dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa.
Rencana pelaksanaan pembelajaran mencakupi: (1) tujuan pembelajaran membentuk karakter siswa yang religius, nasionalis, mandiri, dan memiliki integritas; (2) kegiatan pembelajaran meliputi pendahuluan, inti, dan penutup yang melibatkan berbagai metode seperti diskusi, tanya jawab, dan penugasan; (3) penilaian proses dan hasil belajar siswa.
Rencana pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran tematik untuk kelas satu SDN 5 Rajamandala membahas tentang kegiatan pembelajaran sub tema gemar membaca yang meliputi pembelajaran gerakan mendorong tanpa berpindah tempat, cara membaca yang benar, dan membuat kerajinan dari bahan alam.
Rencana pelaksanaan pembelajaran mencakup kegiatan membaca dan gerakan non-lokomotor untuk siswa kelas satu SDN 5 Rajamandala. Pembelajaran bertujuan meningkatkan keterampilan membaca dan mendemonstrasikan gerakan mendorong. Kegiatannya meliputi penjelasan guru, demonstrasi, dan permainan kelompok untuk mempraktikkan keterampilan tersebut.
Rencana pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia dan Matematika di SDN 5 Rajamandala untuk kelas 1 semester 1 subtema 4 tentang gemar membaca. Pembelajaran terdiri dari kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup yang bertujuan mengembangkan kompetensi siswa dalam membaca dan memahami pola bilangan.
Dokumen tersebut merupakan daftar pustaka yang berisi referensi-referensi buku dan jurnal yang terkait dengan topik manajemen pendidikan, supervisi pendidikan, penelitian tindakan kelas, dan kurikulum pendidikan. Daftar pustaka tersebut mencakup rujukan dari berbagai sumber seperti buku, peraturan pemerintah, jurnal ilmiah nasional maupun internasional, yang dapat dijadikan acuan dalam penelitian terkait bidang
Dokumen tersebut merangkum metode penelitian tindakan sekolah yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran. Penelitian ini dilakukan di sebuah SMP selama 4 bulan dan menggunakan metode observasi, dokumentasi, dan refleksi untuk mengumpulkan dan menganalisis data. Hasil penelitian dievaluasi setiap siklus untuk perbaikan berikutnya.
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1Arumdwikinasih
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang mengakomodasi dari semua perbedaan murid, terbuka untuk semua dan memberikan kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan oleh setiap individu.kelas 1 ........
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
1. 8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Kemampuan
Kemampuan berasal dari kata mampu yang berarti kuasa (bisa,
sanggup) melakukan sesuatu, sedangkan kemampuan berarti kesanggupan,
kecakapan, kekuatan (Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1989:
552-553). Kemampuan (ability) berarti kapasitas seorang individu untuk
melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan. (Stephen P. Robbins &
Timonthy A. Judge, 2009: 57).
Sedangkan yang dimaksud dengan kemampuan mengelola proses
belajar mengajar adalah kesanggupan atau kecakapan para guru dalam
menciptakan suasana komunikasi yang edukatif antara guru dan peserta
didik yang mencakup segi kognitif, afektif dan psikomotor, sebagai upaya
mempelajari sesuatu berdasarkan perencanaan sampai dengan tahap evaluasi
dan tindak lanjut agar tercapai tujuan pengajaran (Subroto, 2002:91).
2. Pengelolaan Proses Belajar Mengajar
a. Pengertian Pengelolaan Proses Belajar Mengajar
Pengelolaan itu berakar dari kata “kelola” dan istilah lainnya yaitu
“manajemen” yang artinya ketatalaksanaan, tata pimpinan. Menurut
Bahri dan Zain bahwa pengelolaan itu adalah pengadministrasian,
pengaturan atau penataan suatu kegiatan. Pengelolaan merupakan
terjemahan dari kata “management”. Terbawa oleh derasnya arus
penambahan kata pungut kedalam Bahasa Indonesia, istilah Inggris
tersebut lalu di Indonesiakan menjadi “manajemen”.
Sardiman AM dalam Abdul Majid (2012 : 269) Pembelajaran
adalah rangkaian peristiwa (events) yang mempengaruhi pembelajaran
sehingga proses belajar dapat berlangsung dengan mudah. Pembelajaran
merupakan proses yang berfungsi membimbing peserta didik didalam
kehidupannya. Yakni membimbing mengembangkan diri sesuai dengan
tugas perkembangannya yang harus dijalani. Kegiatan pembelajaran
2. 9
diarahkan untuk memberdayakan semua potensi yang dimiliki peserta
didik agar mereka dapat memiliki kompetensi yang diharapkan melalui
upaya menumbuhkan serta mengembangkan; sikap/attitude,
pengetahuan/knowledge dan keterampilan/skill (Hosnan, 2014).
Adapun pengelolaan pembelajaran dalam Goniyatul (2010 : 14)
diartikan sebagai suatu upaya untuk mengatur (memenej,
mengendalikan) aktivitas pengajaran berdasarkan konsep-konsep dan
prinsip-prinsip pengajaran demi tercapainya tujuan pembelajaran agar
efektif. Selain itu menurut Zakiyah Darajat dalam Goniyatul (2010 : 16)
pengelolaan pembelajaran erat kaitannya dengan pengelolaan kelas yang
menjadi pusat/tempat terjadinya proses belajar mengajar.
Proses belajar mengajar didalam kelas pada hakikatnya akan
melibatkan semua unsur yang ada dalam sekolah bersangkutan. Akan
tetapi secara langsung akan terlibat hal-hal sebagai berikut: Guru sebagai
pendidik, murid sebagai yang terdidik, alat/media yang digunakan, situasi
dalam lingkungan kelas, sekolah itu sendiri . Guru, murid dan bahan
merupakan unsur yang dominan dalam proses pembelajaran. Ketiga
unsur ini saling berkaitan, pengaruh mempengaruhi serta tunjang
menunjang antara satu dengan yang lainnya. Jika salah satu tidak ada,
kedua unsur yag lain tidak dapat berhubungan secara wajar dan proses
pembelajaran tidak akan berlangsung dengan baik. Jika proses belajar
mengajar itu ditinjau dari segi kegiatan guru, maka terlihat guru
memegang peranan prima. Ia berfungsi sebagai pembuat keputusan yang
berhubungan dengan perencanaan, implementasi/pelaksanaan dan
penilaian (Abdul Majid, 2012 : 245).
b. Perencanaan Pembelajaran
Sebagai perencana, guru hendaknya dapat mendiagnosis kebutuhan
para siswa sebagai subjek belajar, merumuskan tujuan kegiatan proses
pembelajaran dan menetapkan strategi pembelajaran yang ditempuh
untuk merealisasikan tujuan yang telah dirumuskan (Abdul Majid, 2012 :
246). Perencanaan adalah menyusun langkah-langkah yang akan
3. 10
dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Perencanaan
tersebut dapat disusun berdasarkan kebutuhan dalam jangka waktu
tertentu sesuai dengan keinginan pembuat perencanaan. Namun yang
lebih utama adalah perencanaan yang dibuat harus dapat dibuat dengan
mudah dan tepat sasaran (Abdul Majid, 2007 : 15).
Aderson dalam Mulyasa (2004 : 83) membedakan perencanaan
dalam dua kategori, yaitu perencanaan jangka panjang dan perencanaan
jangka pendek. Perencanaan jangka panjang disebut unit plan yang
merupakan perencanaan bersifat komprehensif, dimana dapat dilihat
aktivitas guru selama satu semester. Perencanaan umum ini memerlukan
uraian lebih terperinci melalui perencanaan jangka pendek yang disebut
dengan persiapan mengajar. Perencanaan dan persiapan mengajar
merupakan faktor penting dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar
kepada anak didiknya. Agar proses pembelajaran terhadap anak didik
berlangsung dengan baik, amat tergantung pada perencanaan dan
persiapan mengajar yang dilakukan oleh guru yang harus baik pula,
cermat dan sistematis (Hosnan, 2014 : 96).
Perencanaan pembelajaran yang matang tentunya memiliki
perencanaan secara tertulis dalam bentuk Silabus dan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada standar isi.
Perencanaan pembelajaran meliputi penyusunan rencana pelaksanaan
pembelajaran dari penyiapan media dan sumber belajar, perangkat
penilaian pembelajaran dan skenario pembelajaran. Penyusunan silabus
dan RPP disesuaikan dengan pendekatan pembelajaran yang digunakan.
1) Silabus
Silabus merupakan acuan penyusunan kerangka pembelajaran
untuk setiap bahan kajian mata pelajaran. Silabus paling sedikit
memuat hal berikut: (1)Identitas mata pelajaran (khusus
SMP/MTs/SMPLB/Paket B dan SMA/MA/SMALB/SMK/MA/Paket
C/Paket C Kejuruan). (2) Identitas Sekolah, meliputi nama satuan
pendidikan dan kelas. (3) Kompetensi Inti, merupakan gambaran
4. 11
secara kategorial mengenai kompetensi dalam aspek sikap,
pengetahuan dan keterampilan yang harus dipelajari peserta didik
untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran. (4) Kompetensi
Dasar, merupakan kemampuan spesifik yang mencangkup sikap,
pengetahuan dan keterampilan yang terkait muatan atau mata
pelajaran. (5) Tema (Khu sus SD/MI/SDLB/Paket A). (6) Materi
pokok, memuat fakta, konsep, prinsip dan prosedur yang relevan dan
ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator
pencapaian kompetensi. (7) Pembelajaran, yaitu kegiatan yang
dilakukan oleh pendidik dan peserta didik untuk mencapai kompetensi
yang diharapkan. (8) Penilaian, merupakan proses pengumpulan dan
pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar
peserta didik. (9) Alokasi waktu sesuai dengan jumlah jam pelajaran
dalam struktur kurikulum untuk satu semester atau satu tahun. (10)
Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam
sekitar atau sumber belajar lain yang relevan. Silabus dikembangkan
berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi untuk satuan
pendidikan dasar dan menengah sesuai dengan pola pembelajaran
pada setiap tahun ajaran tertentu. Silabus digunakan sebagai acuan
dalam pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran.
2) RPP
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana
kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih.
RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan
pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar
(KD). Setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban
menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran
berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
efisien, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta
5. 12
psikologis peserta didik. RPP disusun berdasarkan KD atau subtema
yang dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih komponen
RPP terdiri atas berikut: (1) Identitas sekolah, yaitu nama satuan
pendidikan. (2) Identitas mata pelajaran atau tema/subtema. (3)
Kelas/Semester. (4) Materi pokok. (5) Alokasi waktu, ditentukan
sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban belajar
dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang tersedia dalam
silabus dan KD yang harus dicapai. (6) Tujuan pembelajaran yang
dirumuskan berdasarkan KD, dengan menggunakan kata kerja
operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup sikap,
pengetahuan dan keterampilan. (7) Kompetensi dasar dan indikator
pencapaian kompetensi. (8) Materi pembelajaran, memuat fakta,
konsep, prinsip dan prosedur yang relevan dan ditulis dalam bentuk
butir-butir sesuai dengan rumusan indikator ketercapaian kompetensi.
(9) Metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik mencapai KD yang disesuaikan dengan karakteristik peserta
didik dan KD yang akan dicapai. (10) Media pembelajaran, berupa
alat bantu proses pembelajaran untuk menyampaikan materi
pembelajaran. (11) Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak
dan elektronik, alam sekitar dan sumber belajar lain yang relevan. (12)
Langkah langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan
pendahuluan, inti dan penutup. (13) Penilaian hasil
pembelajaran.
3) Media Pembelajaran
Menurut AECT, organisasi yang bergerak dalam bidang
teknologi pendidikan dan komunikasi dalam Wina Sanjaya (2014 : 57)
mengemukakan, media sebagai segala bentuk yang digunakan untuk
proses penyaluran informasi. Media juga berarti perantara dari sumber
informasi ke pengelola informasi kepada penerima informasi. Adapun
media pembelajaran menurut Rossi dan Braiddle dalam Wina Sanjaya
6. 13
(2014 : 58) adalah seluruh alat dan bahan yang digunakan untuk
tujuan pembelajaran seperti radio, televisi, buku, koran, majalah dan
sebagainya. Menurut Gerlach dalam Wina Sanjaya (2014 : 60) media
pembelajaran secara umumnya meliputi orang, bahan, peralatan, atau
kegiatan yang menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa
memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap. Maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa, media pembelajaran adalah sekumpulan peralatan
bahkan lingkungan sekitar yang digunakan untuk proses
pembelajaran, agar siswa mudah memahami materi pembelajaran
demi tercapainya tujuan pembelajaran. Meskipun media pembelajaran
tercantum dalam RPP dan Silabus, tetapi tetap saja media harus
dipersiapkan secara terpisah, yaitu dengan memasukan materi-materi
yang akan disampaikan pada komponen multimedia tersebut untuk
ditayangkan didepan kelas. Adapun di ........................ tidak
menggunakan satu media saja, akan tetapi menggunakan beberapa
komponen media yang bersifat saling mendukung dalam pelaksanaan
pembelajaran
c. Pelaksanaan Pembelajaran
Sebagai pengimplementasi/pelaksana rencana pembelajaran yang
telah disusun, guru hendaknya mempertimbangkan situasi dan kondisi
yang ada dan berusaha “memoles” setiap situasi yang muncul menjadi
situasi yang memungkinkan berlangsungnya kegiatan belajar mengajar.
Semua itu memerlukan keterampilan profesional secara memadai (Abdul
Majid, 2012 : 246).
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran, merupakan strategi yang dapat
diartikan sebagai suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam
rangka mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dikaitkan dengan
pembelajaran, strategi bisa diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan
pendidik dan peserta didik dalam perwujudan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan (Hosnan, 2014 : 91).
7. 14
Adapun proses pelaksanaan pembelajaran berdasarkan KTSP
adalah sebagai berikut:
1) Kegiatan Pendahuluan
a) Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik.
b) Mengajukan pertanyaan tentang materi yang sudah dan akan
dipelajari.
c) Mengantarkan peserta didik kepada suatu permasalahan atau tugas
yang akan dilakukan untuk mempelajari suatu materi.
d) Menjelaskan tujuan pembelajaran atau KD yang akan dicapai.
e) Menyampaikan garis besar cakupan materi dan penjelasan tentang
kegiatan yang akan dilakukan peserta didik.
2) Kegiatan Inti
a) Kegiatan ini merupakan proses pembelajaran untuk mencapai
tujuan, dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk secara aktif menjadi
pencari informasi, serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat
dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
b) Kegiatan ini menggunakan metode yang disesuaikan dengan
karakteristik peserta didik dan mata pelajaran (proses observasi,
menanya, mengumpulkan informasi, asosiasi, dan komunikasi).
c) KD yang bersifat prosedur untuk melakukan sesuatu, guru
memfasilitasi agar peserta didik dapat melakukan pengamatan
terhadap pemodelan/ demonstrasi oleh guru atau ahli, peserta didik
menirukan, selanjutnya guru melakukan pengecekan dan
pemberian umpan balik, dan latihan lanjutan kepada peserta didik.
d) Dalam setiap kegiatan, guru harus memperhatikan kompetisi yang
terkait dengan sikap, seperti jujur, teliti, kerja sama, toleransi,
disiplin, taat aturan, menghargai pendapat orang lain yang
tercantum dalam silabus dan RPP.
8. 15
e) Cara mengumpulkan data sedapat mungkin relevan dengan jenis
data yang dieksplorasi, misalnya di laboratorium, studio, lapangan,
perpustakaan, museum, dan sebagainya. Sebelum
menggunakannya, peserta didik harus tahu dan terlatih, dilanjutkan
dengan menerapkannya.
(1) Mengamati
(a) Dalam kegiatan mengamati, guru membuka secara luas dan
bervariasi kesempatan peserta didik untuk melakukan
pengamatan melalui kegiatan: melihat, menyimak, mendengar,
dan membaca, (b) Guru memfasilitasi peserta didik untuk
melakukan pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan
(melihat, membaca, mendengar) hal yang paling penting dari
suatu benda atau objek, dan (c) Kegiatan Mengamati dan
Mendeskripsikan
(2) Menanya
(a) Dalam kegiatan mengamati, guru membuka kesempatan
secara luas untuk bertanya apa yang sudah dilihat, disimak,
dibaca, dan seterusnya. (b) Guru membimbing mereka untuk
dapat mengajukan pertanyaan (hasil pengamatan objek yang
konkret sampai yang abstrak berkenaan dengan fakta, konsep,
prosedur, ataupun hal lain yang lebih abstrak). (c) Pertanyaan
bersifat faktual sampai ke yang bersifat hipotetik. (d) Guru
perlu membantu peserta didik untuk mengajukan pertanyaan
sampai ke tingkat dimana mereka mampu mengajukan
pertanyaan secara mandiri.
(3) Mengumpulkan dan Mengasosiasikan
(a) Tindak lanjut dari bertanya adalah menggali dan
mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui
berbagai cara (membaca buku yang lebih banyak,
memperhatikan fenomena atau objek yang lebih teliti, atau
bahkan melakukan eksperimen). (b) Informasi yang diperoleh
9. 16
menjadi dasar bagi kegiatan berikutnya (memproses informasi
untuk menemukan keterkaitan satu informasi dengan informasi
lainnya, kemudian mengambil beberapa kesimpulan).
(4) Mengomunikasikan Hasil
(a) Kegiatan berikutnya adalah menuliskan atau menceritakan
apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi,
mengasosiasikan dan menemukan pola. (b) Hasil disampaikan
di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar secara
individu dan kelompok.
3) Kegiatan Penutup
a) Guru bersama peserta didik dan/atau sendiri membuat
rangkuman/simpulan pelajaran.
b) Melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang
sudah dilaksanakan.
c) Memberikan umpan balik.
d) Merencanakan kegiatan tindak lanjut (remedi, pengayaan, layanan
konseling dan/atau memberikan tugas).
e) Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
d. Penilaian Pembelajaran
Pada saat melaksanakan penilaian, guru harus dapat menetapkan
prosedur dan teknik penilaian yang tepat (valid terandalkan). Jika
kompetensi dasar yang telah ditetapkan pada kegiatan perencanaan
belum tercapai, maka ia harus meninjau kembali rencana serta
implementasinya/pelaksanaannya dengan maksud untuk melakukan
perbaikan (Abdul Majid, 2012 : 246).
1) Penilaian Proses dan Hasil Pembelajaran
Penilaian hasil belajar peserta didik mencakup kompetensi
sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan secara
berimbang sehingga dapat digunakan untuk menentukan posisi relatif
setiap peserta didik terhadap standar yang telah ditetapkan. Cakupan
penilaian merujuk pada ruang lingkup materi, kompetensi mata
10. 17
pelajaran/kompetensi muatan/kompetensi program, dan proses.
Penilaian proses pembelajaran menggunakan pendekatan penilaian
autentik (authentic assessment) yang menilai kesiapan siswa, proses,
dan hasil belajar secara utuh. Keterpaduan penialaian ketiga
komponen tersebut akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan
perolehan belajar siswa atau bahkan mampu menghasilkan dampak
instruksional (instructional effect) dan dampak pengiring (nurturant
effect) dari pembelajaran (Hosnan, 2014 : 416).
2) Metode Penilaian
Penilaian dapat dilakukan melalui tes mapupun nontes. Metode
tes dipilih bila respons yang dibutuhkan dapat dikategorikan benar
atau salah (KD-KD pada KI-3 dan KI-4). Bila respons yang
dikumpulkan tidak dapat dikategorikan benar atau salah, digunakan
metode nontes (KD-KD pada KI-1 dan KI-2). Metode tes dapat
berupa tes tulis aupun tes kinerja (Hosnan, 2014 : 417).
3. Supervisi Akademik Kepala sekolah
a. Hakikat Supervisi Akademik
Menurut UU No 13 tahun 2007 tentang standar Kepala sekolah
bahwa Kepala sekolah harus memiliki kompetensi kepribadian,
manajerial, kewirausahaan, supervisi dan sosial, dan menurut UU No 20
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bahwa pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
Potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang di perlukan dirinya, masyarakat, Bangsa dan Negara.
Supervisi adalah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan
untuk membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam
melakukan pekerjaan mereka secara efektif (Purwanto, 2003). Menurut
Jones dalam Mulyasa (2003:155), Supervisi merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari seluruh proses administrasi pendidikan yang
11. 18
ditujukan terutama untuk mengembangkan efektivitas kinerja personalia
sekolah yang berhubungan tugas-tugas utama pendidikan.
Menurut Carter, supervisi adalah usaha dari petugas-petugas
sekolah dalam memimpin guru-guru dan petugas-petugas lainnya dalam
memperbaiki pengajaran, termasuk menstimulasi, menyeleksi
pertumbuhan jabatan dan perkembangan guru-guru serta merevisi tujuan-
tujuan pendidikan, bahan pengajaran dan metode serta evaluasi
pengajaran (Sahartian, 2000:17)
Kepala sekolah adalah figur yang paling menentukan bagi maju
mundurnya sekolah, hal ini karena ia berfungsi sebagai leader sekaligus
sebagai manajer. Sebagai leader ia harus mampu menggerakkan,
mengarahkan dan mengoptimalkan kinerja guru agar mereka dapat
melaksanakan tugas secara efektif dan efisien. Sedangkan sebagai
manajer, Kepala sekolah harus mampu membuat perencanaan,
melaksanakan, mengatur, mengendalikan, mengawasi, dan mengevaluasi
pelaksanaan program baik yang berkenaan dengan program pembelajaran
maupun yang berkaitan dengan administrasi sekolah untuk menunjang
tujuan yang telah di tetapkan.
Administrasi pendidikan menegaskan bahwa penyelenggaraan dan
pengelolaan pendidikan pada dasarnya mencakup kegiatan-kegiatan
perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan/pembinaan. Dengan demikian
berarti bahwa, dalam usaha meningkatkan kualitas dan memotivasi
terlaksananya proses pembelajaran secara optimal, diperlukan supervisi
atau pengawasan dan pembinaan yang dilakukan oleh kepala sekolah,
terutama yang berkenaan dengan perencanaan pelaksanaan program
pembelajaran, penggunaan metode dan media pembelajaran, penguasaan
materi pelajaran, penguasaan kelas, serta pelaksanaan evaluasi, remedi
dan pengayaan. Melalui supervisi, Kepala sekolah dapat memberikan
bimbingan dan bantuan secara langsung kepada guru-guru untuk
menstimulasi dan menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif,
12. 19
serta mendorong terciptanya kreativitas guru dalam meningkatkan
kualitas proses dan kualitas hasil pembelajaran.
Efektivitas dan kualitas implementasi pelayanan supervisi
akademik yang dilaksanakan oleh Kepala sekolah dapat dilihat melalui
kualitas pembelajaran para guru dan hal ini dapat dilihat dari : (a)
Kemampuan merencanakan program belajar mengajar, (b) Kemampuan
melaksanakan dan mengelola proses belajar mengajar, (c) Kemampuan
menilai kemajuan proses belajar mengajar, (d) Kemampuan menafsirkan
dan memanfaatkan hasil penilaian atau kemajuan belajar mengajar dan
informasi lainnya bagi penyempurnaan dan pelaksanaan proses belajar
mengajar (Sudiarto, 1989:69).
Supervisi akademik Kepala sekolah merupakan upaya seorang
Kepala sekolah dalam pembinaan guru, agar guru dapat meningkatkan
kualitas mengajarnya dengan melalui langkah-langkah perencanaan,
penampilan mengajar yang nyata serta mengadakan perubahan dengan
cara yang rasional dalam usaha meningkatkan hasil belajar siswa.
Supervisi akademik dilakukan untuk mengawasi kegiatan sekolah dengan
tujuan kegiatan pendidikan berjalan dengan baik ( Mantja, 2002: 114).
Pada dasarnya supervisi akadimik yang dilakukan oleh Kepala
sekolah untuk mengawasi kegiatan yang dilakukan oleh guru dan staf di
sekolah guna meningkatkan hasil pembelajaran yang bermutu.
Sedangkan menurut Boardmen dalam Sahartian (2008: 17) supervisi
sekolah adalah suatu usaha mengkoordinasi dan membimbing secara
berkelanjutan pertumbuhan guru-guru di sekolah baik secara individu
atau secara kelompok, agar lebih mengerti dan lebih efisien dalam
mewujudkan seluruh fungsi pengajaran.
Supervisi sekolah adalah suatu teknik pelayanan yang tujuan
utamanya untuk mempelajari dan memperbaiki secara bersama semua
faktor- faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak
di sekolah ( Sahartian 2008: 19 ). Supervisi sekolah adalah rangkaiyan
proses untuk menyediakan bantuan bimbingan dan nasehat profesional
13. 20
kepada guru untuk meningkatkan mutu sekolah yang dilakukan oleh
Kepala sekolah ( Eheren 2006: 67 ). Supervisi sekolah bertujuan untuk
memberikan bimbingan kepada guru di sekolah, tujuanya untuk
meningkatkan hasil pembelaran siswa. Kepala sekolah berperan penting
dalam pelaksanaan supervisi, karena seorang Kepala sekolah menentukan
berhasil atau tidak suatu sekolah.
b. Karakteristik Supervisi Akademik
Menurut Mulyasa (2004: 112) Salah satu supervisi akademik yang
popular adalah supervisi klinis, yang memiliki karakteristik sebagai
berikut :
1) Supervisi diberikan berupa bantuan (bukan perintah), sehingga
inisiatif tetap berada di tangan tenaga kependidikan.
2) Aspek yang disupervisi berdasarkan usul guru, yang dikaji bersama
Kepala sekolah sebagai supervisor untuk dijadikan kesepakatan.
3) Instrumen dan metode observasi dikembangkan bersama oleh guru
dan kepala sekolah.
4) Mendiskusikan dan menafsirkan hasil pengamatan dengan
mendahulukan interpretasi guru.
5) Supervisi dilakukan dalam suasana terbuka secara tatap muka, dan
supervisor lebih banyak mendengarkan serta menjawab pertanyaan
guru dari pada memberi saran dan pengarahan.
6) Supervisi klinis sedikitnya memiliki tiga tahap, yaitu pertemuan awal,
pengamatan, dan umpan balik.
7) Adanya penguatan dan umpan balik dari Kepala sekolah sebagai
supervisor terhadap perubahan perilaku guru yang positif sebagai hasil
pembinaan.
8) Supervisi dilakukan secara berkelanjutan untuk meningkatkan suatu
keadaan dan memecahkan suatu masalah.
c. Faktor Yang Mempengaruhi Berhasil Tidaknya Supervisi
14. 21
Menurut Purwanto (2004:118) ada beberapa faktor yang
mempengaruhi berhasil tidaknya supervisi atau cepat-lambatnya hasil
supervisi antara lain :
1) Lingkungan masyarakat tempat sekolah itu berada.
Apakah sekolah itu di kota besar, di kota kecil, atau pelosok,
dilingkungan masyarakat orang-orang kaya atau di lingkungan orang-
orang yang pada umumnya kurang mampu.
2) Besar-kecilnya sekolah yang menjadi tanggung jawab kepala sekolah.
Apakah sekolah itu merupakan kompleks sekolah yang besar, banyak
jumlah guru dan muridnya, memiliki halaman dan tanah yang luas,
atau sebaliknya.
3) Tingkatan dan jenis sekolah.
Apakah sekolah yang dipimpin itu SD atau sekolah lanjutan, SLTP,
SMU atau SD dan sebagainya semuanya memerlukan sikap dan sifat
supervisi tertentu.
4) Keadaan guru-guru dan pegawai yang tersedia.
Apakah guru-guru di sekolah itu pada umumnya sudah berwenang,
bagaimana kehidupan sosial-ekonomi, hasrat kemampuannya, dan
sebagainya.
5) Kecakapan dan keahlian Kepala sekolah itu sendiri di antara faktor-
faktor yang lain, yang terakhir ini adalah yang terpenting.
Bagaimanapun baiknya situasi dan kondisi yang tersedia, jika Kepala
sekolah itu sendiri tidak mempunyai kecakapan dan keahlian yang
diperlukan, semuanya itu tidak akan ada artinya. Sebaliknya, adanya
kecakapan dan keahlian yang dimiliki oleh kepala sekolah, segala
kekurangan yang ada akan menjadi perangsang yang mendorongnya
untuk selalu berusaha memperbaiki dan menyempurnakannya.
d. Fungsi Kepala sekolah Sebagai Supervisor
Kegiatan atau usaha-usaha yang dapat dilakukan oleh Kepala
sekolah sesuai dengan fungsinya sebagai supervisor antara lain :
15. 22
1) Membangkitkan dan merangsang guru-guru dan pegawai sekolah di
dalam menjalankan tugasnya masing-masing dengan sebaik-baiknya.
2) Berusaha mengadakan dan melengkapi alat-alat perlengkapan sekolah
termasuk media instruksional yang diperlukan bagi kelancaran dan
keberhasilan proses pembelajaran.
3) Bersama guru-guru berusaha mengembangkan, mencari, dan
menggunakan metode-metode mengajar yang lebih sesuai dengan
tuntutan kurikulum yang sedang berlaku.
4) Membina kerja sama yang baik dan harmonis diantara guru-guru dan
pegawai sekolah lainnya.
5) Berusaha mempertinggi mutu dan pengetahuan guru-guru dan
pegawai sekolah, antara lain dengan mengadakan diskusi-diskudi
kelompok, menyediakan perpustakaan sekolah, dan atau mengirim
mereka untuk mengikuti penataran-penataran, seminar, sesuai dengan
bidangnya masing masing.
6) Membina hubungan kerja sama antara sekolah dengan BP3 atau
komite sekolah dalam rangka peningkatan mutu pendidikan para
siswa.
e. Ruang Lingkup Perencanaan Supervisi Akademik
Ruang lingkup perencanaan supervisi akademik meliputi:
1) Persiapan pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
2) Persiapan pelaksanaan dan penilaian pembelajaran oleh guru
3) Pencapaian standar kompetensi lulusan, standar proses, standar isi,
dan peraturan pelaksanaannya; dan
4) Peningkatan mutu pembelajaran melalui: - model kegiatan
pembelajaran yang mengacu pada Standar Proses - proses
pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan peserta didik menjadi
sdm yang kreatif, inovatif, mampu memecahkan masalah, berpikir
kritis, dan bernaluri kewirausahaan (Sahartian, 2008: 58).
Supervisor yang akan melaksanakan supervisi akademik sebaiknya
menentukan tujuan, sasaran dan rencana supervisi akademik dengan baik.
16. 23
Perencanaan tersebut dibuat agar supervisi yang akan dilakukan oleh
supervisor dapat berjalan dengan baik dan bisa tepat sasaran yang
diharapkan.
f. Pelaksanaan Supervisi Akademik
Menurut (Purwanto, 2004), secara garis besar cara atau teknik
supervisi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu teknik perseorangan dan
teknik kelompok.
1) Teknik perseorangan
Yang dimaksud dengan teknik perseorangan ialah supervisi
yang dilakukan secara perseorangan. Beberapa kegiatan yang dapat
dilakukan antara lain :
a) Mengadakan kunjungan kelas (classroom visition)
Yang dimaksud dengan kunjungan kelas ialah kunjungan
sewaktu-waktu yang dilakukan oleh seorang supervisor (kepala
sekolah) untuk melihat atau mengamati seorang guru yang sedang
mengajar. Tujuannya untuk mengobservasi bagaiman guru
mengajar, apakah sudah memenuhi syarat-syarat didaktis atau
metodik yang sesuai, dengan kata lain untuk melihat apa
kekurangan atau kelemahan yang sekiranya masih perlu diperbaiki.
Kepala sekolah yang baik akan melihat atau mensupervisi guru saat
melakukan kegiatan pembelajaran di dalam kelas, gunanya untuk
mengetahui bagimana kemampuan seorang guru dalam
menyampaikan materi di kelas. Hal ini senada dengan pendapat
(Lunenbrug & Beverly, 2006: 4) Kepala sekolah yang efektif akan
mengisi waktu luangnya untuk mengamati dan melihat guru di
dalam kelas, bagaimana cara untuk meningkatkan kemampuan
guru dalam menyampaikan materi pelajaran baik secara seni atau
secara ilmu pengetahuan.
b) Mengadakan kunjungan observasi (obsertvation visits)
Guru-guru dari suatu sekolah sengaja ditugaskan untuk
melihat atau mengamati seorang guru yang sedang
17. 24
mendemonstrasikan cara-cara mengajar suatu mata pelajaran
tertentu, misalnya cara menggunakan alat atau media yang baru,
seperti audio-visual aids. Cara mengajar dengan metode tertentu,
seperti penemuan (discovery), dan sebagainya.
c) Membimbing guru-guru tentang cara-cara mempelajari pribadi
siswa dan atau mengatasi problema yang dialami siswa.
Banyak masalah yang dialami guru dalam mengatasi
kesulitan-kesulitan belajar siswa, misalnya siswa yang lamban
dalam belajar, tidak dapat memusatkan perhatian, siswa yang
nakal, siswa yang mengalami perasaan rendah diri dan kurang
dapat bergaul dengan teman-temannya. Masalah-masalah yang
sering timbul di dalam kelas yang disebabkan oleh siswa itu
sendiri, lebih baik dipecahkan atau diatasi oleh guru kelas itu
sendiri daripada diserahkan kepada guru bimbingan atau konselor
yang mungkin akan memakan waktu yang lebih lama untuk
mengatasinya.
d) Membimbing guru-guru dalam hal-hal yang berhubungan dengan
pelaksanaan kurikulum sekolah, antara lain : 1) Menyusun program
catur wulan atau program semester 2) Menyusun atau membuat
program satuan pelajaran 3) Mengorganisasikan kegiatan-kegiatan
pengolahan kelas 4) Melaksanakan teknik-teknik evaluasi
pengajaran 5) Menggunakan media dan sumber dalam proses
belajar-mengajar 6) Mengorganisasikan kegiatan-kegiatan siswa
dalam bidang ekstrakurikuler, study tour, dan sebagainya.
2) Teknik kelompok
Yaitu supervisi yang dilakukan secara kelompok. Beberapa
kegiatan yang dapat dilakukan antara lain :
a) Mengadakan pertemuan atau rapat (meetings) Seorang Kepala
sekolah yang baik umumnya menjalankan tugasnya berdasarkan
rencana yang telah disusunnya. Termasuk di dalam perencanaan itu
18. 25
antara lain mengadakan rapat-rapat secara periodik dengan guru-
guru.
b) Mengadakan diskusi kelompok (group discussions) Diskusi
kelompok dapat diadakan dengan membentuk kelompok-kelompok
guru bidang study sejenis. Kelompok-kelompok yang telah
terbentuk itu diprogramkan unuk mengadakan pertemuan atau
diskusi guna membicarakan hal hal yang berhubungan dengan
usaha pengembangan dan peranan proses belajar mengajar.
c) Mengadakan penataran-penataran (inservice-traning) Teknik
supervisi kelompok yang dilakukan melalui penataran-penataran
sudah banyak dilakukan. Misalnya penataran untuk guru-guru
bidang studi tertentu, penataran tentang metodologi pengajaran,
dan penataran tentang administrasi pendidikan. Mengingat bahwa
penataran-penataran tersebut pada umumnya diselenggarakan oleh
pusat atau wilayah, maka tugas Kepala sekolah yang utama adalah
mengelola dan membimbing pelaksanaan tindak lanjut (follow
up) dari hasil penataran, agar dapat dipraktekkan oleh guru-guru.
Menurut Gwyn, dalam Bafadal (2004: 48-50) teknik supervisi
digolongkan menjadi dua kelompok, yaitu teknik perorangan dan
teknik kelompok. Teknik supervisi individual meliputi : 1) kunjungan
kelas, 2) percakapan pribadi, 3) kunjungan antar kelas, 4) penilaian
sendiri. Sedang teknik supervisi kelompok meliputi : 1) kepanitiaan,
2) kursus, 3) laboratorium kelompok, 4) bacaan terpimpin, 5)
demonstrasi pembelajaran, 6) perjalanan staff, 7) diskusi panel, 8)
perpustakaan profesional, 9) organisasi professional, 10) bulletin
supervisi, 11) sertifikasi guru, 12) tugas akhir, 13) pertemuan guru.
Berdasarkan beberapa pendapat dan uraian tersebut di atas dapat
diambil kesimpulan, bahwa supervisi Kepala sekolah adalah proses
pembinaan Kepala sekolah kepada guru dalam rangka memperbaiki
proses belajar-mengajar. Adapun teknik yang biasa digunakan adalah
kunjungan kelas, pertemuan baik formal maupun informal serta
19. 26
melibatkan guru lain yang dianggap berhasil dalam proses belajar
mengajar.
Ada beberapa teknik yang biasa digunakan Kepala sekolah
dalam mensupervisi gurunya, namun dalam penelitian ini hanya
indikator : kunjungan kelas, semangat kerja guru, pemahaman tentang
kurikulum, pengembangan metode dan evaluasi, rapat-rapat
pembinaan, dan kegiatan rutin diluar mengajar yang kami teliti
sedangkan indikator lain tidak kami teliti karena kurang mengungkap
masalah yang kami teliti.
g. Evaluasi Supervisi Akademik
Evaluasi supervisi akademik adalah pemberian estimasi terhadap
pelaksanaan supervisi pendidikan untuk menentukan keefektifan dan
kemajuan dalam rangka mencapai tujuan supervisi pendidikan yang telah
ditetapkan. Dalam evaluasi program supervisi pendidikan untuk
perbaikan pengajaran melibatkan penentuan perubahan yang terjadi pada
periode tertentu, perubahan yang diharapkan dari semua personel dalam
supervisi dan dalam perbaikan program melibatkan Kepala sekolah
(supervisor), guru, dan murid. Evaluasi program supervisi pendidikan
tidak berarti mengevaluasi suatu rencangan program supervisi pendidikan
dalam arti rencana. Evaluasi program supervisi pendidikan berusaha
menentukan sampai seberapa jauh tujuan supervisi pendidikan yang telah
tercapai.
Oleh sebab itu bukan saja programnya yang dievaluasi tetapi juga
proses pelaksanaan dan hasil supervisi pendidikan. Supervisor dan guru
bekerjasama untuk membawa perubahan-perubahan dalam diri anak
didik. Lebih dari pada itu semua yang harus dipertimbangkan sebagai
ruang lingkup supervisi pendidikan adalah meliputi rencana perbaikan,
organisasi perencanaan, tujuan yang akan dicapai, teknik-teknik
pencapaian tujuan, dan perubahan-perubahan yang dilakukan di bidang
kurikulurn dan bimbingan. Menurut Ali Imron evaluasi supervisi
pendidikan adalah suatu proses menentukan tingkat keberhasilan
20. 27
supervisi akademik dengan menggunakan patokan-patokan tertentu guna
mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan sebelumnya ( Imron,
2012: 196 ).
4. Pendekatan Kolaboratif
a. Hakikat Pendekatan Kolaboratif
Jika diperhatikan secara seksama, pendekatan kolaboratif adalah
perpaduan antara pendekatan Supervisi direktif dan non direktif. Dugaan
itu benar, jika diperhatikan dari aspek tanggung jawab terlaksananya
kegiatan Supervisi. Artinya supervisor dan guru berbagi tanggung jawab.
Tugas Supervisi dalam hal ini adalah mendengarkan dan memperhatikan
secara cermat keluhan guru terhadap masalah perbaikan, peningkatan dan
pengembangan pengajarannya, dan sekaligus memperhatikan pula
gagasan-gagasan guru untuk mengatasi masalah itu selanjutnya.
Supervisor dapat meminta penjelasan terhadap hal-hal yang diungkapkan
guru yang kurang dipahami. Selanjutnya ia mendorong guru
mengaktualisasikan inisiatif yang dipikirkan untuk memecahkan masalah
yang dihadapinya, atau untuk meningkatkan dan mengembangkan
pengajarannya (Glickman; Gordon & Glickman, 1984).
Beberapa pakar Supervisi mengemukakan, bahwa gagasan
pendekatan kolaboratif dalam Supervisi, diilhami oleh gerakan hubungan
instansi (The Human Relations Movement). Gagasan ini sekaligus
merupakan pula reaksi terhadap praktk model Supervisi klasik yang
mengatakan bahwa fungsi Supervisi pengajaran adalan untuk mengawasi
mutu dengan cara mengarahkan, menunjukkan, mengaharuskan,
memantau menilai dan mengajar (Wiles & Lovell, 1975). Dalam praktek
Supervisi, pendekatan ini disebut juga sebagai Supervisi kolegiat,
kesejawatan atau korepatif, yang lebih banyak meilhami karya para pakar
Supervisi klinis (Lovell dan Wiles, 1983: Cagon 1973, 1976
Goldhammer, 1980).
Krajewski dan Anderson (1980) melalui berbagai penelitian
mengembangkan siklus Supervisi yang berbasis hubungan kolaboratif
21. 28
antara Supervisi dan guru untuk mengaktifkan yang berbasis hubungan
kolaboratif antara supervisor dan guru untuk mengaktifkan Supervisi.
Untuk itu Flanders (1976) menyebut Supervisi kolaboratif sebagai
Supervisi klinis selanjutnya, ia menjelaskan bahwa Supervisi kolaboratif
merupakan kemitraan dalam inkuiri dua orang yang mengadu alternative,
dimana supervisor berposisi semangat mitra yang lebih berpengalaman
untuk proses inkuri. Lerch (1980) dan Werner (1980) menemukan
adanya harapan guru untuk berbagai tanggung jawab dalam proses
Supervisi, terutama dalam memecahkan masalah pengajaran yang
dihadapi guru. Kedua ahli itu menyimpulkan bahwa pendekatan
kolaboratif dalam Supervisi lebih efektif, karena adanya kolgialitas
antara supervisor dan guru dalam memecahkan masalah pengajaran yang
dihadapi para guru. Kesimpulan itu memperkuat pendapat Sergiovanni
(1976) yang menyatakan bahwa hubungan yang lebih intensif dan
bersifat kolegial dipersyaratkan dalam Supervisi tradiosional. Reavis
(1978) dan Thompson (1979) menemukan fakta bahwa Supervisi harus
didasarkan pada kepedulian guru, dan bukan pada kepedulian supervisor.
Karena itu guru harus dilatih untuk menetapkan keutusan secara bebas
guna mengembangkan sikap profesionalnya, sehingga terwujud apa yang
mereka namakan Peer Supervision, Hall (1974) melaporkan ditemukan
sikap yang lebih posistif pada para guru yang disupervisi dengan
pendekatan kolaboratof. Sementara itu, Shuma (1973) menemukan dalam
penelitiannya bahwa para guru yang memperoleh perlakukan berdasarkan
Supervisi kolaboratif memiliki perasaan pertumbuhan sebagai gutu.
Pertumbuhan itu ditandai dengan adanya hubungan yang dibangun antara
supervisor dan guru, jika dibandingkan dengan guru yang tidak
pengalami perlakuan semacam itu.
Penelitian yang diadakan oleh Ginkel (1983) terhadap sejumlah
guru SD, menempatkan pendekatan kolaboratif pada peringkat pertama,
disamping kedua pendekatan Supervisi lainnya. Para guru yang
menyatakan bahwa pendekatan Supervisi kolaboratif adalah pendekatan
22. 29
yang paling di sukai. Sementara itu pula, Glickman (1985) dengan
menunjuk penelitian yang dilakukan oleh Venezky, Humphries bersama
Marsh, menemukan juga katagori pendekatan Supervisi berdasarkan
pengalaman mengajar guru. Ia menyimpulkan, guru yang telah berhasil
mengembangkan kompetensi dan motivasinya cenderung untuk lebih
menyukai pendekatan Supervisi kolabotratif.
Dari kajian di atas timbul pertanyyan: apakah yang membedakan
pendekatan Supervisi pengembangan seperti yang dijelaskan oleh ketiga
pendekatan yang telah dikemukakan di atas? Klarifikasi yang
dikemukakan oleh Olivia (1984:514) berikut ini, menjelaskan hal
tersebut. Carl D. Glickman : has introduced a collaborative orientation
between directive and nondirective behavior Glickaman desrribed a
supervisory continuum from directive to collaborative to nondirective be
orientation for each of thes dominant behavior Glickman outlined a
pattern of behaviors, as follows.
Directive Collaborative Nondirective
Orientation Orientation Orientation
Clarifying Listening Listening
Presenting Clarifying Clarifying
Demonstrating Presentating Encourating
Directing Problem Solving Presentating
Standardizing Negotiating Negotiating
Reinforcing Supervisor Initiated Teacher Initiated
Dengan demikian, pendekatan Supervisi pengembangan tidak
melihat masing-masing pendekatan (Ditektif, kolaboratif, dan non
direktif sebagai pendekatan yang berdiri atau terpilah-pilah, melainkan
pendekatan ini merupakan suatu kebulatan yang berada dalam suatu
kontinum). Jadi proses supervisinya berkembang dari direktif ke
kolaboratif, sehingga mencapai tingkat non direktif. Sebagaimana
dampak perkembangan dari perolehan belajar guru, (Rossiconne, 1985 :
16) merumuskan sebagai berikut “Development supervision in the
process of supervisory behavior that is manifested in recognizing
individual teacher’s needs, acknowledging and accepting the existence of
23. 30
varied rates of forofessional growth, and consequently, Matching types of
supervisory behavior to these need and stages of professional growth”.
Penelitian yang dilakukan oleh Glickman (1985), menunjukkan
bahwa pengalaman mengajar guru memiliki peranan penting dalam
menetapkan pilihan pendekatan Supervisi. Para guru yang memotivasi
dan keterampilannya rendah menilai kecenderungan untuk disupervisi
dengan pendekatan direktif. Mereka yang telah berhasil mengembangkan
kompetensi dan motivasinya cenderung lebih menyukai pendekatan
kolaboratif. Selanjutnya para guru yang telah memiliki latar belakang
pengalaman luas dan kompetensi serta motivasinya tinggi, maupun
bekerja sama atau bekerja sendiri, dan mampu menemukan cara
mendorong siswa belajar mendiri. Pendekatan yang sesuai bagi para guru
yang tersebut terakhir ini adalah pendekatan non direktif.
b. Karakteristik pendekatan Kolaboratif
Sebagaimana telah diketahui bahwa supervisi adalah suatu teknik
pelayanan yang tujuan utamanya mempelajari dan memperbaiki secara
bersama-sama. Faktor – faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan anak. Kegiatan ini diarahkan untuk membantu kinerja
guru dalam melaksanakan tugasnya agar dapat mencapai target yang
diinginkan.
Salah satu pendekatan dalam melaksanakan supevisi adalah
pendekatan kolaboratif. Pendekatan ini memiliki karakteristik sebagai
berikut:
1) Supervisor bertindak sebagai mitra atau rekan kerja.
2) Kedua belah pihak berbagi kepakaran.
3) Pendekatan yang digunakan merupakan pendekatan inkuiri yakni,
saya mencoba memahami apa yang dilakukan oleh orang yang saya
amati.
4) Diskusi sebagai langkah lanjut dari pengalaman bersifat terbuka atau
fleksibel dan tujuannya jelas.
24. 31
5) Tujuan supervisi ialah membantu guru dan Kepala sekolah
berkembang menjadi tenaga-tenaga profesional melalui kegiatan-
kegiatan reflektif.
Dengan memahami karakteristik diatas dapat diilustrasikan bahwa
dengan pendekatan kolaboratif, supervisi yang diterapkan akan terasa
tenang dan tidak mengandung ketegangan. Bahkan sebaliknya yang
muncul adalah suasana akrab dan saling memahami antar satu dengan
yang lainnya. Hal ini terjadi karena supervisor menempatkan dirinya
sebagai mitra bagi guru yang disupervisi bukan sebagai arspektor yang
mencari kesalahan dari guru.
Disamping itu supervisi kolaboratif memberikan ruang terbuka
bagi guru sehingga guru mendapat kesempatan yang luas guna
menyampaikan ide ataupun maslah-masalah yang muncul dalam proses
pembelajaran. Sehingga dari diskusi yang dilakukan akan mucul ide-ide
baru yang merupakan problem solving dalam problem-problem yang
ditemukan dalam proses pembelajaran.
c. Sasaran Pendekatan Kolaboratif
Glickman sebagaimana dikutip oleh Binti Maunah menjabarkan
adanya tiga tahapan perkembangan profesional, yaitu: perkembangan
profesional tingkat rendah (tahap 1), perkembanagn profesional tingkat
moderat (tahap II), perkembangan profesional tingkat tinggi (tahap III),
tahapan itu digunakannya untuk menetapkan pilihan pendekatan
supervisi terhadap guru. Dengan demikian guru yang diduga berada
dalam tahap I, supervisi yang digunakan adalah directive. Sedangkan
yang telah berada pada tahap II menggunakan pendekatan kolaboratif.
Untuk guru yang telah memasuki tahap III, pendekatan supervisinya
adalah non-direktif (Glickman dan Gordon, 1987).
Ungkapan Glickman diatas memberikan gambaran bahwa supervisi
dengan pendekatan kolaboratif tepat digunakan kepada guru yang berada
pada tingkat profesional tahap II (moderat). Katagorisasi Glickman
terhadap guru didasarkan atas dua aspek (unsur) penting diistilahkan
25. 32
dengan kepedulian, yang diklasifikasikannya atas tiga katagori
kepedulian diri sendiri, siswa dan profesionalisasi : dan untuk abstraksi,
dipakainya istilah kekompakan kogeritif, paduan tingkat kekompakan
kogeritif dan tingkat kepedulian, yang masing-masing berkategori:
rendah, sedang dan tinggi itu, selanjutnya digunakan untuk menetapkan
pilihan pendekatan supervisi pengajaran.
Namun penelitian yang dilakukan oleh Ginkel (1983)
menghasilkan kesimpulan yang menyatakan tidak ditemukannya
hubungan antara guru dengan tingkat konseptual mereka. Pernyataan ini
berbeda dengan hasil penelitian Glickman yang menyatakan bahwa
tingkat konseptual sangat mempengaruhi terhadap penelitian pendekatan
supervisi yang diterapkan.
Pada sisi lain pengalaman mengajar guru memiliki peranan penting
dalam menetapkan supervisi. Para guru yang kurang bermotivasi dan
kurang terampil memiliki kecenderungan untuk disupervisi dengan
pendekatan direktif. Mereka yang telah berhasil mengembangkan
kompetensi dan motivasinya cenderung lebih menyukai pendekatan
kolaboratif, sedangkan para guru yang telah memiliki latar belakang
pengalaman yang cukup luas, kompetensi dan motivasinya tinggi,
mampu bekerja bersama atau bekerja sendiri dan mampu menemukan
cara mendorong murid belajar mandiri, pendekatan yag sesuai untuk
mereka adalah pendekatan non direktif (Glickman, 1985). Hasil
penelitian itu ditunjang pula oleh penelitian lain, yang dikerjakan oleh
Ngugi (1984) yang melaporkan penemuannya, bahwa guru-guru yang
telah berpengalaman lebih menyukai disupervisi dengan menggunakan
pendekatan non direktif, atau kalau boleh dianalogkan dengan perilaku
kepemimpinan yang dianjurkan untuk dilakukan oleh pejabat sekarang
ini di Indonesia, yaitu berkembangnya perilaku itu dan “budaya
menggurui atau mengktitik”ke “ budaya mendengar.”
d. Pembinaan Guru dengan Pendekatan Kolaboratif
26. 33
Nur Uhbiyati menyebutkan bahwa guru/pendidik adalah orang
dewasa yang bertanggung jawab memberi bimbingan atau bantuan
kepada anak didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya agar
mencapai kedewasaannya, mampu melaksanakan tugasnya sebagai
makluk Allah, khalifah di muka bumi, sebagai makluk sosial dan sebagai
individu yang sanggup berdiri sendiri. Pendidik memiliki tugas dalam
rangka membentuk pribadi peserta didik dan mempersiapkan mereka
dalam menghadapi segala bentuk tantangan dimasa yang akan datang.
Mengingat beratnya tanggung jawab guru sebagai menyiapkan
kader bangsa, negara dan agama, maka guru harus mendapatkan
perhatian khusus. Perhatian ini dimaksudkan agar guru mampu
melaksanakan tugasnya sebagai pendidik. Dalam rangka inilah, guru
harus mendapatkan pembinaan khusus agar ia memiliki kompetensi dan
keprofesionalan dalam menjalankan tugasnya. Salah satu cara pembinaan
guru adalah dengan menggunakan pendekatan kolaboratif.
Dengan menggunakan pendekatan ini, supervisor sebagai pembina bagi
guru bertindak sebagai mitra guru. Ia siap untuk mendengar segala
bentuk pengaduan guru. Ia juga memberikan keleluasaan bagi seorang
guru untuk menyampaikan ide, gagasan, serta pikiran yang dimilikinya.
Hal ini akan menimbulkan kesan bahwa seorang supervisor dengan
pendekatan ini akan menjadi bagian dari diri guru yag tidak terpisahkan.
Suasana akrab menjadi ciri khas yang mendukung terhadap kinerja
supervisor dalam memahami guru yang ia hadapi.
Disisi lain supervisor harus siap memberikan solusi terhadap
persoalan-persoalan yang muncul dari guru. Dengan memahami keadaan
guru secara mendalam, diharapkan supervisor mampu memberikan
problem solving yang tepat bagi guru. Dengan pendekatan kolaboratif
supervisor lebih mudah untuk mendapatkan data-data yang valid dan
reliable yang menjadi titik tolak untuk melakukan follow up dalam
rangka meningkatkan kualitas serta kompetensi guru sehingga ia mampu
melaksanakan tugasnya secara maksimal. Pendekatan ini memberikan
27. 34
warna tersendiri bagi guru sehingga guru tidak merasa tertekan, namun ia
merasa memiliki seorang mitra yang bisa diajak sebagai teman”curhat”
Sintak pelaksanaan kegiatan supervisi dengan pendekatan
kolaboratif sebagaimana dijelaskan tabel di bawah ini.
Tabel 2.1 Sintak Pelaksanaan Kegiatan Supervisi dengan
Pendekatan Kolaboratif
a. Percakapan Awal Supervisor bertemu dengan guru atau
sebaliknya. Mereka membicarakan masalah
yang dihadapi guru
b. Observasi Dalam observasi digunakan alat pencatatan
data.
Dalam percakapan awal supervisor berjanji
akan mengobservasi kelas atau sebaliknya
guru mengundang supervisi untuk
mengadakan observasi di kelas.
c. Analisis/Interpretasi Dalam observasi digunakan alat pencatatan
data. Data dianalisis dan ditafsir.
d. Percakapan akhir
(past conference)
Setelah data dianalisis lalu dibahas bersama
dalam suatu percakapan.
e. Analisis data Hasil percakapan yang dibahas bersama
untuk ditindaklanjuti.
f. Diskusi Tahap akhir diadakan diskusi.
B. Kerangka Pikir
Kerangka berpikir merupakan alur penalaran yang didasarkan pada
masalah penelitian yang menggambarkan bahwa pelaksanaan supervisi
akademik yang dilaksanakan oleh Kepala sekolah dapat meningkatkan
profesionalisme guru dalam melaksanakan pembelajaran di sekolah. Peran
Kepala sekolah sebagai supervisor menjadi sangat penting, karena tujuan
supervisi itu sendiri secara garis besar adalah sebagai alat kendali mutu.
Supervisi juga memiliki tujuan sebagai bantuan, perbaikan, dan
pembinaan kepada para guru dalam melaksanakan proses pembelajaran di
sekolah agar dapat berjalan dengan efektif sesuai dengan tujuan. Dalam
pelaksanaan supervisi akademik, Kepala sekolah sering menemui kendala
diantaranya adalah kurangnya kesadaran pada guru mengenai pentingnya
pelaksanaan supervisi akademik. Anggapan yang masih melekat dari para guru
28. 35
bahwa kegiatan supervisi hanyalah untuk mencari-cari kesalahan, serta kendala
yang muncul dari dalam diri Kepala sekolah itu sendiri misalnya kurang
mampu melaksanakan supervisi secara priodik dan kontinyu. Justru itu Kepala
sekolah harus berusaha keluar dari anggapan guru tersebut, tentunya diperlukan
suatu kemauan dan kemampuan untuk berubah dan membekali diri dengan
ilmu pengetahuan, wawasan tentang kependidikan dan teknologi. Bila hal ini
dapat dilaksanakan dengan sungguh-sungguh oleh kepala sekolah, maka
perubahan paradigma berpikir guru akan terjadi.
Namun berbagai kendala dalam pelaksanaan supervisi akademik dapat
diatasi dengan baik, apabila Kepala sekolah dalam melaksanakan kegiatan
supervisi akademik senantiasa berpegang pada prinsip-prinsip dan teknik-
teknik supervisi yang tepat sesuai kondisi yang ada. Dengan demikian dapat
ditemukan berbagai kelemahan atau kekurangan guru-guru dalam
melaksanakan proses pembelajaran di sekolah. Selanjutnya hasil dan temuan
dalam supervisi itu ditindaklanjuti agar guru memperoleh manfaatnya. Salah
satu bentuk tindak lanjut dari hasil pelaksanaan supervisi akademik yang paling
mudah adalah pembinaan terhadap guru baik bersifat individual maupun
kelompok sehingga dapat meningkatkan profesionalisme guru dalam
melaksanakan tugas dan pada akhirnya mutu pendidikan akan tercapai.
Kegiatan utama pendidikan di sekolah dalam rangka mewujudkan
tujuannya yakni kegiatan pembelajaran, sehingga seluruh aktivitas organisasi
sekolah bermuara pada pencapaian efisiensi dan efektivitas pembelajaran.
Untuk mewujudkan tujuan tersebut maka kinerja guru perlu ditingkatkan. Oleh
karena itu, diperlukan peran dari Kepala sekolah untuk mendorong
bawahannya/guru gurunya supaya berkinerja lebih tinggi lagi. Salah satu tugas
Kepala sekolah adalah sebagai supervisor, yaitu mensupervisi pekerjaan yang
dilakukan oleh tenaga pendidik dan kependidikan. Jika Kepala sekolah sebagai
supervisor dapat melakukan tugas, fungsi dan tanggung jawabnya dengan baik
melaksanakan supervisi pendidik secara efektif dan professional maka
logikanya pemberian supervisi oleh Kepala sekolah akan meningkatkan kinerja
guru.
29. 36
Di samping itu motivasi kerja guru sebagai perangsang keinginan dan
daya gerak yang menyebabkan seorang guru bersemangat dalam mengajar
karena terpenuhi kebutuhannya. Guru yang semangat mengajar terlihat dalam
ketekunannya ketika melaksanakan tugas, ulet, minatnya yang tinggi dalam
memecahkan masalah, penuh kreatif dan sebagainya. Hal ini berdampak pada
kepuasan kerja guru yang akhirnya mampu menciptakan kinerja yang baik.
Berdasarkan teori-teori di atas dapat dikemukakan bahwa terdapat pengaruh
antara supervisi akademik Kepala sekolah terhadap kinerja guru. Untuk lebih
jelas dapat dilihat dari gambar berikut:
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir
C. Hipotesis Tindakan
Dari penjelasan pada kajian teori dan kerangka pikir di atas, maka
hipotesis tindakan dalam pelaksanaan kegiatan penelitian tindakan sekolah ini
adalah jika pelaksanaan supervisi akademik dilaksanakan dengan pendekatan
kolaboratif maka kemampuan guru dalam pengelolaan PBM di SMPN
…………… Semester 1 Tahun Pelajaran 2016/2017 akan meningkat.