Dokumen tersebut membahas tentang standar dan instrumen akreditasi puskesmas yang menjadi tanggung jawab surveior, mencakup pembagian tugas surveior berdasarkan standar, kriteria, dan elemen penilaian serta profil penyampaian materi.
Laporan ICRA Komite PPIRS RSUD Kota Padang Panjang tahun 2016 mengidentifikasi berbagai risiko infeksi silang di rumah sakit terkait proses pelayanan pasien rawat jalan dan rawat inap, termasuk risiko terkait kebersihan tangan, isolasi pasien, penanganan peralatan tajam, dan prosedur invasif. Laporan ini memberikan daftar risiko rinci beserta dampaknya bagi pasien, petugas, dan pengunjung untuk meningkatkan penceg
Kebijakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) FasyankesTini Wartini
Dokumen tersebut membahas tentang kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di fasilitas pelayanan kesehatan. K3 di fasyankes sangat penting untuk melindungi petugas kesehatan dari paparan bahaya selama bekerja serta menjaga produktivitas mereka. Dokumen ini menjelaskan berbagai aturan dan strategi yang harus diterapkan di fasyankes seperti manajemen resiko, penggunaan alat pelindung diri, dan pro
Laporan meninjau capaian target kejadian infeksi berdasarkan indikator kinerja PPI. Data menunjukkan angka infeksi di atas target pada beberapa kejadian seperti abses gigi dan infeksi post partum. Kepatuhan kebersihan tangan juga masih di bawah target walaupun kepatuhan penggunaan APD sudah memenuhi target. Dianalisis masalah utama adalah kepatuhan terhadap praktik PPI yang masih perlu ditingkatkan.
Manajemen risiko dalam pelayanan kesehatan di Puskesmas bertujuan untuk mengidentifikasi, menilai, dan menangani berbagai risiko yang dapat mempengaruhi pasien, karyawan, dan organisasi untuk mencapai tujuan keselamatan pasien dan kualitas layanan yang optimal. Rencana manajemen risiko mencakup proses identifikasi risiko, prioritisasi, pelaporan insiden, investigasi, dan mitigasi risiko secara berkelanjutan.
Dokumen tersebut membahas tentang standar dan instrumen akreditasi puskesmas yang menjadi tanggung jawab surveior, mencakup pembagian tugas surveior berdasarkan standar, kriteria, dan elemen penilaian serta profil penyampaian materi.
Laporan ICRA Komite PPIRS RSUD Kota Padang Panjang tahun 2016 mengidentifikasi berbagai risiko infeksi silang di rumah sakit terkait proses pelayanan pasien rawat jalan dan rawat inap, termasuk risiko terkait kebersihan tangan, isolasi pasien, penanganan peralatan tajam, dan prosedur invasif. Laporan ini memberikan daftar risiko rinci beserta dampaknya bagi pasien, petugas, dan pengunjung untuk meningkatkan penceg
Kebijakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) FasyankesTini Wartini
Dokumen tersebut membahas tentang kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di fasilitas pelayanan kesehatan. K3 di fasyankes sangat penting untuk melindungi petugas kesehatan dari paparan bahaya selama bekerja serta menjaga produktivitas mereka. Dokumen ini menjelaskan berbagai aturan dan strategi yang harus diterapkan di fasyankes seperti manajemen resiko, penggunaan alat pelindung diri, dan pro
Laporan meninjau capaian target kejadian infeksi berdasarkan indikator kinerja PPI. Data menunjukkan angka infeksi di atas target pada beberapa kejadian seperti abses gigi dan infeksi post partum. Kepatuhan kebersihan tangan juga masih di bawah target walaupun kepatuhan penggunaan APD sudah memenuhi target. Dianalisis masalah utama adalah kepatuhan terhadap praktik PPI yang masih perlu ditingkatkan.
Manajemen risiko dalam pelayanan kesehatan di Puskesmas bertujuan untuk mengidentifikasi, menilai, dan menangani berbagai risiko yang dapat mempengaruhi pasien, karyawan, dan organisasi untuk mencapai tujuan keselamatan pasien dan kualitas layanan yang optimal. Rencana manajemen risiko mencakup proses identifikasi risiko, prioritisasi, pelaporan insiden, investigasi, dan mitigasi risiko secara berkelanjutan.
Pengelolaan Bahan Berbahaya & Beracun (B3)Tini Wartini
Dokumen tersebut membahas tentang pengelolaan bahan berbahaya dan beracun (B3) di fasyankes, meliputi pengertian B3, klasifikasi, jenis B3 di fasyankes, MSDS, simbol dan label B3, serta tata cara penyimpanan, penanganan, dan pembuangan B3 secara aman.
Dokumen tersebut membahas tentang pelayanan kesehatan lingkungan yang bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang sehat agar dapat mencegah penyakit. Pelayanan kesehatan lingkungan meliputi konseling, inspeksi lingkungan, dan intervensi lingkungan. Dokumen ini juga menjelaskan indikator kinerja program kesehatan lingkungan serta pentingnya sanitasi total berbasis masyarakat.
Dokumen tersebut membahas masalah sanitasi di Indonesia yang menyebabkan kerugian ekonomi besar setiap tahun dan meningkatkan angka kematian akibat penyakit yang ditularkan melalui air dan vektor. Dokumen tersebut juga menjelaskan perlunya pendekatan pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat dalam rangka menanggulangi masalah sanitasi.
Hasil Analisis Indikator Mutu Klinis UKP Puskesmas.docxAuliaNi7
Hasil Indikator Mutu Klinis Puskesmas Binong selama 4 bulan berturut-turut menunjukkan capaian yang baik dengan semua indikator mencapai target. Pelayanan kesehatan di Puskesmas Binong terus berjalan dengan baik sesuai standar yang ditetapkan.
Dokumen tersebut membahas tentang pemantapan mutu eksternal laboratorium di Puskesmas Nania. Langkah-langkahnya meliputi kunjungan petugas pemantau mutu eksternal dari Dinas Kesehatan Kota Ambon ke laboratorium puskesmas sambil membawa spesimen kontrol, identifikasi dan pemeriksaan spesimen kontrol oleh petugas laboratorium puskesmas, pelaporan hasil ke petugas pemantau mutu eksternal dan kepala puskesmas.
Dokumen tersebut membahas tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit (SPM RS) yang mencakup dasar hukum, latar belakang, pengertian, manfaat, jenis pelayanan, indikator, dan peranan Dinas Kesehatan dalam penyusunan dan pencapaian SPM RS.
Sop cara penanganan limbah sampah medis dan nonmediswulan dari
Dokumen ini membahas tentang penanganan limbah medis dan nonmedis di puskesmas, termasuk klasifikasi limbah menjadi medis (kering dan basah) dan nonmedis, tujuan penyusunan SOP penanganan limbah, dan prosedur penanganan dan pembuangan untuk masing-masing jenis limbah seperti memilah, mengumpulkan, membakar, atau membuang ke TPA.
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen logistik rumah sakit yang mencakup kegiatan logistik di berbagai departemen seperti dapur, farmasi, laboratorium, dan kerumahan. Juga dibahas lima unsur sistem manajemen logistik yakni struktur fasilitas, transportasi, persediaan, komunikasi, dan pengelolaan penyimpanan. Termasuk pula mata kuliah yang relevan dengan logistik rumah sakit dan fungsi administrasi logistik sepert
Rumah sakit menyusun program PPI yang terpadu dan menyeluruh untuk mencegah penularan infeksi berdasarkan 11 kewaspadaan standar dan 3 kewaspadaan berdasarkan transmisi (kontak, droplet, udara). Program PPI disusun berdasarkan pengkajian risiko proaktif setiap tahun.
Dokumen ini membahas prosedur sterilisasi alat medis di Puskesmas Banjar. Terdapat dua metode sterilisasi yaitu dengan merebus selama 20 menit atau menggunakan autoclave. Prosedur mencakup pencucian, pemisahan bahan berbeda, dan penghitungan waktu perebusan untuk memastikan sterilisasi berhasil. Dokumen ini juga berisi daftar tilik untuk memantau pelaksanaan prosedur sterilisasi.
Dokumen ini memberikan contoh pengisian lembar observasi WHO dan penginputan data ke dalam aplikasi INM untuk simulasi kasus keperawatan, termasuk contoh input KKT melalui aplikasi INM.
Surveilans pengendalian dan pencegahan infeksi di puskesmasI Putu Cahya Legawa
Bagaimana tim PPI merencanakan dan mengerjakan surveilans terkait HAIs di lingkungan pelayanan Puskesmas?
Presentasi ini memberikan gambaran ringkas mengenai bagaimana menyusun langkah-langkah survei PPI di faskes primer.
Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Tambakboyo menetapkan jenis-jenis pelayanan yang terdiri dari Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Esensial dan Pengembangan serta Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) yang meliputi 14 poliklinik dan layanan lainnya. Keputusan ini berlaku sejak tanggal 2 Januari 2016.
Dokumen tersebut membahas tentang pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit. Tujuannya adalah menurunkan angka kejadian infeksi dengan mempertimbangkan efisiensi biaya, dengan sasaran pada pasien, staff, pengunjung, dan warga sekitar rumah sakit. Komite pencegahan dan pengendalian infeksi terdiri dari perawat spesialis infeksi, dokter spesialis infeksi, perawat hubungan, dan staf hubungan
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) di Puskesmas menjadi standar yang harus terpenuhi untuk menghindari kejadian infeksi terkait pelayanan kesehatan serta menjamin keselamatan pasien, pengunjung dan staf Puskesmas. Standar-standar PPI yang beragam sering membuat bingung, dan staf yang baru belajar PPI kurang mengetahui di mana bisa memperoleh standar-standar tersebut, sementara akan dinilai dalam proses perbaikan mutu dan akreditasi Puskesmas. Pengantar ini bertujuan memberikan wawasan dasar terhadap penerapan PPI di Puskesmas.
drg juliko KONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018_6 sept 2021.pptxmarita896206
Dokumen tersebut membahas konsep K3 di Puskesmas sesuai PMK 52 tahun 2018. Terdapat penjelasan mengenai standar K3 di fasyankes, program kesehatan kerja, program keselamatan kerja, dan contoh program kerja K3 di fasyankes.
Dokumen tersebut membahas tentang Kesehatan Keselamatan Kerja (K3) di Rumah Sakit, termasuk pengertian K3 Rumah Sakit, peran perawat dalam K3, standar pelayanan kesehatan kerja, dan faktor yang mempengaruhi kesehatan kerja di Rumah Sakit."
Pengelolaan Bahan Berbahaya & Beracun (B3)Tini Wartini
Dokumen tersebut membahas tentang pengelolaan bahan berbahaya dan beracun (B3) di fasyankes, meliputi pengertian B3, klasifikasi, jenis B3 di fasyankes, MSDS, simbol dan label B3, serta tata cara penyimpanan, penanganan, dan pembuangan B3 secara aman.
Dokumen tersebut membahas tentang pelayanan kesehatan lingkungan yang bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang sehat agar dapat mencegah penyakit. Pelayanan kesehatan lingkungan meliputi konseling, inspeksi lingkungan, dan intervensi lingkungan. Dokumen ini juga menjelaskan indikator kinerja program kesehatan lingkungan serta pentingnya sanitasi total berbasis masyarakat.
Dokumen tersebut membahas masalah sanitasi di Indonesia yang menyebabkan kerugian ekonomi besar setiap tahun dan meningkatkan angka kematian akibat penyakit yang ditularkan melalui air dan vektor. Dokumen tersebut juga menjelaskan perlunya pendekatan pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat dalam rangka menanggulangi masalah sanitasi.
Hasil Analisis Indikator Mutu Klinis UKP Puskesmas.docxAuliaNi7
Hasil Indikator Mutu Klinis Puskesmas Binong selama 4 bulan berturut-turut menunjukkan capaian yang baik dengan semua indikator mencapai target. Pelayanan kesehatan di Puskesmas Binong terus berjalan dengan baik sesuai standar yang ditetapkan.
Dokumen tersebut membahas tentang pemantapan mutu eksternal laboratorium di Puskesmas Nania. Langkah-langkahnya meliputi kunjungan petugas pemantau mutu eksternal dari Dinas Kesehatan Kota Ambon ke laboratorium puskesmas sambil membawa spesimen kontrol, identifikasi dan pemeriksaan spesimen kontrol oleh petugas laboratorium puskesmas, pelaporan hasil ke petugas pemantau mutu eksternal dan kepala puskesmas.
Dokumen tersebut membahas tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit (SPM RS) yang mencakup dasar hukum, latar belakang, pengertian, manfaat, jenis pelayanan, indikator, dan peranan Dinas Kesehatan dalam penyusunan dan pencapaian SPM RS.
Sop cara penanganan limbah sampah medis dan nonmediswulan dari
Dokumen ini membahas tentang penanganan limbah medis dan nonmedis di puskesmas, termasuk klasifikasi limbah menjadi medis (kering dan basah) dan nonmedis, tujuan penyusunan SOP penanganan limbah, dan prosedur penanganan dan pembuangan untuk masing-masing jenis limbah seperti memilah, mengumpulkan, membakar, atau membuang ke TPA.
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen logistik rumah sakit yang mencakup kegiatan logistik di berbagai departemen seperti dapur, farmasi, laboratorium, dan kerumahan. Juga dibahas lima unsur sistem manajemen logistik yakni struktur fasilitas, transportasi, persediaan, komunikasi, dan pengelolaan penyimpanan. Termasuk pula mata kuliah yang relevan dengan logistik rumah sakit dan fungsi administrasi logistik sepert
Rumah sakit menyusun program PPI yang terpadu dan menyeluruh untuk mencegah penularan infeksi berdasarkan 11 kewaspadaan standar dan 3 kewaspadaan berdasarkan transmisi (kontak, droplet, udara). Program PPI disusun berdasarkan pengkajian risiko proaktif setiap tahun.
Dokumen ini membahas prosedur sterilisasi alat medis di Puskesmas Banjar. Terdapat dua metode sterilisasi yaitu dengan merebus selama 20 menit atau menggunakan autoclave. Prosedur mencakup pencucian, pemisahan bahan berbeda, dan penghitungan waktu perebusan untuk memastikan sterilisasi berhasil. Dokumen ini juga berisi daftar tilik untuk memantau pelaksanaan prosedur sterilisasi.
Dokumen ini memberikan contoh pengisian lembar observasi WHO dan penginputan data ke dalam aplikasi INM untuk simulasi kasus keperawatan, termasuk contoh input KKT melalui aplikasi INM.
Surveilans pengendalian dan pencegahan infeksi di puskesmasI Putu Cahya Legawa
Bagaimana tim PPI merencanakan dan mengerjakan surveilans terkait HAIs di lingkungan pelayanan Puskesmas?
Presentasi ini memberikan gambaran ringkas mengenai bagaimana menyusun langkah-langkah survei PPI di faskes primer.
Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Tambakboyo menetapkan jenis-jenis pelayanan yang terdiri dari Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Esensial dan Pengembangan serta Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) yang meliputi 14 poliklinik dan layanan lainnya. Keputusan ini berlaku sejak tanggal 2 Januari 2016.
Dokumen tersebut membahas tentang pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit. Tujuannya adalah menurunkan angka kejadian infeksi dengan mempertimbangkan efisiensi biaya, dengan sasaran pada pasien, staff, pengunjung, dan warga sekitar rumah sakit. Komite pencegahan dan pengendalian infeksi terdiri dari perawat spesialis infeksi, dokter spesialis infeksi, perawat hubungan, dan staf hubungan
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) di Puskesmas menjadi standar yang harus terpenuhi untuk menghindari kejadian infeksi terkait pelayanan kesehatan serta menjamin keselamatan pasien, pengunjung dan staf Puskesmas. Standar-standar PPI yang beragam sering membuat bingung, dan staf yang baru belajar PPI kurang mengetahui di mana bisa memperoleh standar-standar tersebut, sementara akan dinilai dalam proses perbaikan mutu dan akreditasi Puskesmas. Pengantar ini bertujuan memberikan wawasan dasar terhadap penerapan PPI di Puskesmas.
drg juliko KONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018_6 sept 2021.pptxmarita896206
Dokumen tersebut membahas konsep K3 di Puskesmas sesuai PMK 52 tahun 2018. Terdapat penjelasan mengenai standar K3 di fasyankes, program kesehatan kerja, program keselamatan kerja, dan contoh program kerja K3 di fasyankes.
Dokumen tersebut membahas tentang Kesehatan Keselamatan Kerja (K3) di Rumah Sakit, termasuk pengertian K3 Rumah Sakit, peran perawat dalam K3, standar pelayanan kesehatan kerja, dan faktor yang mempengaruhi kesehatan kerja di Rumah Sakit."
Kerangka acuan keselamatan dan keamanan kerja laboratorium puskesmas ini membahas tentang pentingnya penerapan program K3 di laboratorium untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan gangguan kesehatan bagi petugas, meliputi identifikasi bahaya, perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan perbaikan secara berkelanjutan.
Pelayanan kesehatan kerja bertujuan untuk mencegah, menangani, dan merehabilitasi gangguan kesehatan yang timbul akibat pekerjaan, diatur dalam Permenakertrans dan mencakup upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif."
Dokumen tersebut membahas tentang peningkatan keselamatan pasien melalui komunikasi yang efektif dengan menerapkan 6 tujuan IPSG JCI dan model komunikasi SBAR untuk serah terima informasi pasien. Dokumen ini juga menjelaskan monitoring dan evaluasi penerapan standar prosedur operasional untuk komunikasi efektif di rumah sakit.
1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 52 Tahun 2018 bertujuan untuk menciptakan kondisi lingkungan kerja di fasyankes yang sehat, aman, dan nyaman melalui pengelolaan dan pengendalian risiko serta peningkatan mutu dan kualitas pelayanan fasyankes."
Dokumen tersebut membahas tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang mencakup pengertian K3, tujuan K3, kerugian yang disebabkan kecelakaan akibat kerja, visi dan misi K3, strategi K3, kebijakan upaya kesehatan kerja, bentuk-bentuk upaya kesehatan kerja, peran perawat dalam program K3, fungsi perawat pada program K3, kompetensi perawat kesehatan kerja, dan faktor
Similar to 371834604-Manajemen-k3-Di-Puskesmas-Budiman.ppt (20)
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxEmohAsJohn
PENGKAJIAN MUSKULOSKELETAL
Gangguan neurologi sangat beragam bentuknya, banyak dari pasien yang menderita gangguan memori dan tidak mampu menjalani aktivitas sehari-hari secara normal. Penyakit-penyakit neurologi kebanyakan memiliki efek melemahkan kehidupan pasien, sehingga memberikan pengobatan neurologis sangat penting bagi kehidupan pasien.
1. DIT BINA KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
BOGOR, 20 Maret 2013
2. LATAR BELAKANG
Puskesmas salah satu tempat kerja beresiko
tinggi (banyak bahaya fisik, biologi, kimia dll)
Jumlah Puskemas 9.133 (Depkes, 2011)
Bahaya di Puskesmas dapat mengenai :
Petugas Puskesmas, Pasien, Pengunjung,
Lingkungan
Rendah kewaspadaan universal para petugas
3. PENELITIAN
Petugas Puskesmas di Jakarta Timur
(dr. Kuwat Srihudoyo, MS, 2004)
Kewaspadaan universal dengan benar
18,3%
Status vaksinasi Hepatitis B 12,5%
Riwayat tertusuk jarum bekas 84,2 %
4. Upaya terpadu seluruh karyawan
Puskesmas, untuk menciptakan
lingkungan kerja, proses kerja, tempat
kerja Puskesmas yang sehat, aman dan
nyaman termasuk pasien,
pengunjung/pengantar orang sakit dan
masyarakat lingkungan Puskesmas.
PENGERTIAN :
Kesehatan dan Keselamatan Kerja di
Puskesmas
6. UU Nomor 36 Tahun 2009
Pasal 165
(1) Pengelola tempat kerja wajib melakukan
segala upaya kesehatan melalui upaya
pencegahan, peningkatan, pengobatan dan
pemulihan bagi tenaga kerja
(2) Pekerja wajib menciptakan dan menjaga
kesehatan tempat kerja yang sehat dan
menaati peraturan yang berlaku di tempat
kerja
7. Manajemen K3 Puskesmas
Manajemen K3 merupakan bagian manajemen
Puskesmas secara keseluruhan yang meliputi
struktur organisasi, perencanaan, tanggung
jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan
sumber daya yang dibutuhkan bagi
pengembangan, penerapan, pencapaian,
pengkajian dan pemeliharaan kebijakan
kesehatan dan keselamatan kerja dalam rangka
pengendalian risiko yang berkaitan dengan
kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja
yang sehat, aman, efisien dan produktif
8. Diterapkannya Keselamatan &
Kesehatan (K3) di Puskesmas dalam
rangka memberikan perlindungan bagi
petugas puskesmas, fasilitas
penunjang dan lingkungan
puskesmas.
9. TUJUAN KHUSUS
Diperoleh komitmen dan kebijakan
Teridentifikasi bahaya/risiko dan pengendaliannya
Terbentuknya Pokja dan Penanggung jawab K3
Tersusunnya rencana kerja
Terlaksananya kegiatan K3
Terlaksananya monev kegiatan K3
Terlaksananya tinjauan ulang manajemen K3 Puskesmas
Tersedianya bahan pembinaan dan pengawasan
penerapan K3 di Puskesmas
Tersedianya bahan acuan bagi pengelola dalam
pelaksanaan K3 di Puskesmas
10. SASARAN / OBJEK K3 DI
PUSKESMAS
Objek yang dituju oleh Akreditasi adalah:
Fasilitas fisik
Peralatan medis
Keamanan dan keselamatan pasien, pengunjung, staf
Pengendalian dan pencegahan infeksi
Limbah dan bahan berbahaya
STAF
Page 24
12. LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN
K3 PUSKESMAS
Tahap Persiapan
Tahap Perencanaan
Tahap Pelaksanaan/Penerapan
Tahap Monitoring dan Evaluasi
Tahap Tinjauan Ulang dan Peningkatan
oleh pihak manajemen
14. PERAN TEAM K3 PUSKESMAS
1
• Pengembangan kebijakan K3 Puskesmas
2
• Pembudayaan perilaku K3 Puskesmas
3
• Pengembangan SDM K3 Puskesmas
4
• Pengembangan Pedoman, Petunjuk Teknis dan
Standard Operational Procedure (SOP) K3 Puskesmas
5
• Pemantauan dan evaluasi kesehatan lingkungan tempat
kerja
16. KEADAAN DAN MASALAH DI PUSKESMAS
• Virus, bakteri, jamur, parasit
Faktor Biologi
• Antiseptik, reagent, gas anestesi
Faktor Kimia
• Lingkungan kerja, cara kerja, dan posisi
kerja yg salah
Faktor Ergonomi
• Suhu, cahaya, bising, listrik, getaran dan
radiasi
Faktor Fisik
• Kerja bergilir, beban kerja, hubungan
sesama pekerja/atasan
Faktor Psikososial
Dapat mengakibatkan penyakit dan kecelakaan akibat kerja
17. IDENTIFIKASI POTENSI BAHAYA MENURUT
AREA KERJA DI PUSKESMAS
AREA PAJANAN
Loket dan
rekam medis
Fisik -- pencahayaan, tata letak ruang, ventilasi
Kimia - Debu
Biologi -- Bakteri, virus, lalat, kecoa, semut
Ergonomi -- Duduk > 6 jam, berdiri > 6 jam,
jongkok, dll
Psikososial -- Hub petugas dgn pasien, hub
petugas dgn teman, hubungan dgn atasan,
kesejahteraan
Laboratorium Kuman, virus, jamur, Formaldehid, toluene, xylene
Kecelakaan & Ergonomi
Farmasi Absorbsi obat-obatan, ergonomi, kecelakaan,
Lateks
JELSIMARAMPA
19. Perencanaan K3 di Puskesmas
1) Mengurangi sumber yg dpt menimbulkan
bahaya.
2) Mengganti alat yg mempunyai potensi bahaya.
3) Mengurangi kontak dgn sumber bahaya.
4) Pengolahan lingkungan kerja yg sehat & aman
5) Adanya aturan atau SOP.
6) Adanya pengaturan waktu kerja/shift.
7) Pelatihan cara kerja yg sehat & aman.
8) Penggunaan APD.
21. A. Penerapan K3 di dalam Puskesmas
Sosialisasi kepada staf Puskesmas
Pelatihan petugas K3 Puskesmas.
Pelaksanaan Yankesja petugas/karyawan
Puskesmas/pemeriksaan kesehatan karyawan
Peningkatan kesehatan lingkungan
Pengelolaan limbah padat, cair dan gas
Surveilans
Kewaspadaan dan kesiapsiagaan menghadapi
bencana
Pembuatan Prosedur Tetap (Protap/SOP)
Pengelolaan dan pemeliharaan sarana/prasarana
22. B. PENERAPAN K3 DI LUAR
GEDUNG
Pembentukan Pos UKK
Pembinaan Pos UKK
Dalam melaksanakan tugas perhatikan atau
menggunakan prinsip kesehatan kerja
Puskesmas.
23. Membuat laporan KAK & PAK
Membuat laporan rutin (bulanan, tribulanan,
tahunan)
Melakukan inspeksi & pengujian personil,
peralatan, prosedur & pelaksanaan K3.
Melakukan Audit K3
Melakukan tinjauan ulang
Semua kegiatan yang telah dilakukan harus
dilakukan dokumentasi
24. Indikator keberhasilan Sistem Manajemen
K3 Puskesmas
Penurunan angka penyakit akibat kerja
Penurunan angka kecelakaan kerja
Penurunan angka absenteism
Penurunan jumlah komplain dari pekerja,
pasien dan pengunjung.
25. Kesesuaian kebijakan K3
Pencapaian kebijakan K3
Pencapaian sasaran K3
Proses Identifikasi bahaya, penilaian &
Pengendalian risiko.
Kecukupan proses identifikasi, penilaian &
pengendalian risiko.
Kecukupan sumber daya.
Keefektifan proses inspeksi.
Keefektifan proses pelaporan bahaya.
Data kecelakaan & insiden yg terjadi.
26. 1. Penyusunan perencanaan jangka pendek,
menengah & panjang.
2. Melakukan perbaikan-perbaikan dari
masalah & kendala yg dihadapi.
Unsur-unsur dalam menyusun rencana kerja:
Mereview pelaksanaan rencana kerja
sebelumnya.
Perkiraan keadaan masa yg akan dilalui
rencana kerja.
Penetapan tujuan rencana & pemilihan cara2
pencapaian tujuan.
Identifikasi kebijakan & upaya2 yg
diperlukan.
28. PENUTUP
Prog. K3 wajib diselenggarakan di setiap tempat
kerja termasuk Puskesmas
Pelaksanaan K-3 Puskesmas perlu adanya
komitmen Kepala Puskesmas
Terlaksananya K-3 terciptanya tempat kerja
yang aman, efisien & produktif menjamin
keamanan pasien, pekerja & pengunjung
29.
30. DISKUSI KELOMPOK
KELOMPOK 1
Identifikasi potensi bahaya ,dampak dan pengendaliannya
di ruang poli umum, poli gigi, ruang pendaftaran dan
laboratorium
KELOMPOK 2
Buat kebijakan kesehatan kerja secara tertulis dan rencana
kerja tahunan
KELOMPOK 3
Identifikasi bahaya, dampak dan pengendaliannya di dinas
kesehatan
31. IDENTIFIKASI POTENSI BAHAYA,
DAMPAK & PENGENDALIANNYA
RUANG PAJANAN DAMPAK PENGENDALIAN
POLI
UMUM
FISIK
KIMIA
BIOLOGI
ERGONOMI
PSIKOSOSIAL
POLI GIGI