Program PPI dan K3 Puskesmas Kalikajar ini bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dengan menurunkan insiden infeksi, melindungi pasien, tenaga medis, dan masyarakat dari penularan infeksi, serta melindungi lingkungan puskesmas. Program ini meliputi kegiatan seperti sosialisasi, pelatihan, pengawasan, dan evaluasi pelaksanaan protokol kesehatan seperti cuci tangan dan menggunakan APD unt
Rumah sakit menyusun program PPI yang terpadu dan menyeluruh untuk mencegah penularan infeksi berdasarkan 11 kewaspadaan standar dan 3 kewaspadaan berdasarkan transmisi (kontak, droplet, udara). Program PPI disusun berdasarkan pengkajian risiko proaktif setiap tahun.
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) _BimTek "AKREDITASI RS (KepMenKes 2...Kanaidi ken
Rumah sakit diwajibkan untuk menyusun dan menerapkan program pencegahan dan pengendalian infeksi yang terpadu berdasarkan pengkajian risiko secara berkala untuk mencegah penularan infeksi terkait pelayanan kesehatan. Program tersebut meliputi kewaspadaan standar dan transmisi, serta pengelolaan peralatan medis, lingkungan, dan limbah untuk mengurangi risiko infeksi.
Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) rumah sakit memberikan manfaat untuk mengurangi risiko penularan infeksi bagi pasien, staf, dan pengunjung dengan (1) menetapkan tim PPI dan perawat PPI/IPCN, (2) menyediakan sumber daya seperti anggaran dan informasi terkini, serta (3) menerapkan program PPI yang komprehensif di seluruh area rumah sakit.
1. Puskesmas menyusun program PPI yang komprehensif meliputi pendidikan, pelatihan, penerapan standar kewaspadaan, dan pengukuran kinerja untuk mencegah penularan infeksi di fasilitas kesehatan.
2. Dilakukan identifikasi risiko infeksi dan penyusunan strategi mitigasi risiko berdasarkan hasil identifikasi tersebut.
3. Program PPI diimplementasikan secara menyeluruh oleh seluruh karyawan Puskesmas untuk men
Program PPI dan K3 Puskesmas Kalikajar ini bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dengan menurunkan insiden infeksi, melindungi pasien, tenaga medis, dan masyarakat dari penularan infeksi, serta melindungi lingkungan puskesmas. Program ini meliputi kegiatan seperti sosialisasi, pelatihan, pengawasan, dan evaluasi pelaksanaan protokol kesehatan seperti cuci tangan dan menggunakan APD unt
Rumah sakit menyusun program PPI yang terpadu dan menyeluruh untuk mencegah penularan infeksi berdasarkan 11 kewaspadaan standar dan 3 kewaspadaan berdasarkan transmisi (kontak, droplet, udara). Program PPI disusun berdasarkan pengkajian risiko proaktif setiap tahun.
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) _BimTek "AKREDITASI RS (KepMenKes 2...Kanaidi ken
Rumah sakit diwajibkan untuk menyusun dan menerapkan program pencegahan dan pengendalian infeksi yang terpadu berdasarkan pengkajian risiko secara berkala untuk mencegah penularan infeksi terkait pelayanan kesehatan. Program tersebut meliputi kewaspadaan standar dan transmisi, serta pengelolaan peralatan medis, lingkungan, dan limbah untuk mengurangi risiko infeksi.
Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) rumah sakit memberikan manfaat untuk mengurangi risiko penularan infeksi bagi pasien, staf, dan pengunjung dengan (1) menetapkan tim PPI dan perawat PPI/IPCN, (2) menyediakan sumber daya seperti anggaran dan informasi terkini, serta (3) menerapkan program PPI yang komprehensif di seluruh area rumah sakit.
1. Puskesmas menyusun program PPI yang komprehensif meliputi pendidikan, pelatihan, penerapan standar kewaspadaan, dan pengukuran kinerja untuk mencegah penularan infeksi di fasilitas kesehatan.
2. Dilakukan identifikasi risiko infeksi dan penyusunan strategi mitigasi risiko berdasarkan hasil identifikasi tersebut.
3. Program PPI diimplementasikan secara menyeluruh oleh seluruh karyawan Puskesmas untuk men
KONSEP DASAR PPI DI FKTP REFLEKSI (1) (1).pdfkusnadi63
KONSEP DASAR PPI DI FKTP
1. Infeksi terkait pelayanan kesehatan (HAIs) masih menjadi masalah dan dapat dicegah melalui program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di fasilitas pelayanan kesehatan;
2. Penerapan program PPI di FKTP meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan kegiatan seperti pendidikan, isolasi, surveilans, serta penggunaan antibiotik secara rasional;
3. Dib
Laporan ini merangkum program pengendalian resistensi antimikroba di RSUD dr. R. Koesma Kabupaten Tuban tahun 2019. Laporan ini menjelaskan organisasi tim PPRA, tujuan dan kegiatan program seperti penyusunan panduan penggunaan antibiotik, surveilans penggunaan antibiotik, dan pelaporan hasil kegiatan. Sebagian besar kegiatan semester satu sudah terlaksana kecuali analisis surveilans dan pengajuan rencana tahunan
Keputusan Kepala UPT Puskesmas Sibela membentuk Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi untuk menerapkan protokol kesehatan di puskesmas. Tim ini terdiri dari perwakilan setiap unit dan bertanggung jawab mengendalikan risiko infeksi serta memantau pelaksanaan prosedur kesehatan.
Kebijakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) FasyankesTini Wartini
Dokumen tersebut membahas tentang kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di fasilitas pelayanan kesehatan. K3 di fasyankes sangat penting untuk melindungi petugas kesehatan dari paparan bahaya selama bekerja serta menjaga produktivitas mereka. Dokumen ini menjelaskan berbagai aturan dan strategi yang harus diterapkan di fasyankes seperti manajemen resiko, penggunaan alat pelindung diri, dan pro
Kerangka acuan keselamatan dan keamanan kerja laboratorium puskesmas ini membahas tentang pentingnya penerapan program K3 di laboratorium untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan gangguan kesehatan bagi petugas, meliputi identifikasi bahaya, perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan perbaikan secara berkelanjutan.
Dokumen tersebut membahas kebijakan pencegahan dan pengendalian infeksi di puskesmas yang mencakup empat pilar utama yaitu dukungan manajerial, pengendalian administratif, pengendalian lingkungan, dan perlindungan diri. Kebijakan tersebut bertujuan untuk melindungi pasien, tenaga kesehatan, dan pengunjung dari risiko tertular infeksi di puskesmas.
Dokumen tersebut membahas tentang Program Nasional (Prognas) yang dijalankan oleh rumah sakit untuk mendukung pencapaian target pembangunan kesehatan nasional. Lima fokus Prognas yang dijelaskan meliputi peningkatan kesehatan ibu dan bayi, penurunan angka kesakitan TB dan HIV/AIDS, penurunan stunting dan wasting, serta pelayanan KB di rumah sakit."
Keputusan Kepala Puskesmas Talawi menetapkan program pengendalian penyakit seperti P2M, PTM, imunisasi dan surveilans. Penanggung jawab masing-masing program ditetapkan beserta tugasnya. Standar operasional prosedur untuk pengelolaan program pengendalian penyakit juga ditetapkan dalam lampiran keputusan ini.
SURVEILANCE
(PPI 6 EP 1-3)
1. Rumah sakit mengumpulkan dan mengevaluasi data infeksi terkait pelayanan kesehatan.
ICRA
(PPI 6 EP 4 &
PPI 7 EP 1-)
2. Data infeksi mencakup saluran pernafasan, saluran kencing, peralatan invasif, dan lokasi operasi.
STERILISASI &
LAUNDRY
(PPI 7.1)
3. Hasil evaluasi digunakan untuk menentukan
KONSEP DASAR PPI DI FKTP REFLEKSI (1) (1).pdfkusnadi63
KONSEP DASAR PPI DI FKTP
1. Infeksi terkait pelayanan kesehatan (HAIs) masih menjadi masalah dan dapat dicegah melalui program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di fasilitas pelayanan kesehatan;
2. Penerapan program PPI di FKTP meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan kegiatan seperti pendidikan, isolasi, surveilans, serta penggunaan antibiotik secara rasional;
3. Dib
Laporan ini merangkum program pengendalian resistensi antimikroba di RSUD dr. R. Koesma Kabupaten Tuban tahun 2019. Laporan ini menjelaskan organisasi tim PPRA, tujuan dan kegiatan program seperti penyusunan panduan penggunaan antibiotik, surveilans penggunaan antibiotik, dan pelaporan hasil kegiatan. Sebagian besar kegiatan semester satu sudah terlaksana kecuali analisis surveilans dan pengajuan rencana tahunan
Keputusan Kepala UPT Puskesmas Sibela membentuk Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi untuk menerapkan protokol kesehatan di puskesmas. Tim ini terdiri dari perwakilan setiap unit dan bertanggung jawab mengendalikan risiko infeksi serta memantau pelaksanaan prosedur kesehatan.
Kebijakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) FasyankesTini Wartini
Dokumen tersebut membahas tentang kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di fasilitas pelayanan kesehatan. K3 di fasyankes sangat penting untuk melindungi petugas kesehatan dari paparan bahaya selama bekerja serta menjaga produktivitas mereka. Dokumen ini menjelaskan berbagai aturan dan strategi yang harus diterapkan di fasyankes seperti manajemen resiko, penggunaan alat pelindung diri, dan pro
Kerangka acuan keselamatan dan keamanan kerja laboratorium puskesmas ini membahas tentang pentingnya penerapan program K3 di laboratorium untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan gangguan kesehatan bagi petugas, meliputi identifikasi bahaya, perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan perbaikan secara berkelanjutan.
Dokumen tersebut membahas kebijakan pencegahan dan pengendalian infeksi di puskesmas yang mencakup empat pilar utama yaitu dukungan manajerial, pengendalian administratif, pengendalian lingkungan, dan perlindungan diri. Kebijakan tersebut bertujuan untuk melindungi pasien, tenaga kesehatan, dan pengunjung dari risiko tertular infeksi di puskesmas.
Dokumen tersebut membahas tentang Program Nasional (Prognas) yang dijalankan oleh rumah sakit untuk mendukung pencapaian target pembangunan kesehatan nasional. Lima fokus Prognas yang dijelaskan meliputi peningkatan kesehatan ibu dan bayi, penurunan angka kesakitan TB dan HIV/AIDS, penurunan stunting dan wasting, serta pelayanan KB di rumah sakit."
Keputusan Kepala Puskesmas Talawi menetapkan program pengendalian penyakit seperti P2M, PTM, imunisasi dan surveilans. Penanggung jawab masing-masing program ditetapkan beserta tugasnya. Standar operasional prosedur untuk pengelolaan program pengendalian penyakit juga ditetapkan dalam lampiran keputusan ini.
SURVEILANCE
(PPI 6 EP 1-3)
1. Rumah sakit mengumpulkan dan mengevaluasi data infeksi terkait pelayanan kesehatan.
ICRA
(PPI 6 EP 4 &
PPI 7 EP 1-)
2. Data infeksi mencakup saluran pernafasan, saluran kencing, peralatan invasif, dan lokasi operasi.
STERILISASI &
LAUNDRY
(PPI 7.1)
3. Hasil evaluasi digunakan untuk menentukan
Similar to 5.5.1.a SK Pelaksanaan Pencegahan dan pengendalian Infeksi (20)
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
5.5.1.a SK Pelaksanaan Pencegahan dan pengendalian Infeksi
1. PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS KARADENAN
Kp.Kaum Pandak RT 02/RW 04. Kel. Karadenan.
Kec.Cibinong. Kab. Bogor 16913 No Tlp (0251) 8663546
Email: pkmkaradenan@gmail.com
KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS KARADENAN
NOMOR: 400.7.1/SK.0045 -TU
TENTANG
PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)
PUSKESMAS KARADENAN
KEPALA PUSKESMAS KARADENAN,
Menimbang : a. bahwa program pencegahan dan pengendalian infeksi
dilaksanakan untuk mencegah dan meminimalkan terjadinya
infeksi terkait dengan pelayanan kesehatan;
b. bahwa pencegahan dan pengendalian infeksi adalah upaya
untuk mencegah dan meminimalkan terjadinya infeksi pada
pasien, petugas,pengunjung, dan masyarakat sekitar
fasilitas kesehatan;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana di maksud
dalam huruf a dan b maka dipandang perlu menetapkan
Keputusan Kepala Puskesmas tentang Pelaksanaan
Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
Puskesmas Karadenan
2. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang
Kesehatan;
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46
tahun 2014, tentang Sistem Informasi Kesehatan;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 44 Tahun 2016 tentang Manajemen
Puskesmas;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 27 tahun 2017 tentang
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI);
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 34 Tahun 2022
Tentang Akreditasi Pusat Kesehatan Masyarakat, Klinik,
Laboratorium Kesehatan, Unit Transfusi Darah, Tempat
Praktik Mandiri Dokter, Dan Tempat Praktik Mandiri Dokter
Gigi;
7. Peraturan Bupati Kabupaten Bogor Nomor 41 tahun 2022
tentang Pusat Kesehatan masyarakat di kabupaten Bogor;
MEMUTUSKAN:
MENETAPKAN : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TENTANG
PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN
INFEKSI (PPI) PUSKESMAS KARADENAN.
KESATU : Puskesmas Karadenan Menyusun program PPI yang meliputi:
1. Implementasi kewaspadaan isolasi yang terdiri
ataskewaspadaan standar dan kewaspadaan berdasar
transmisi.
2. Pendidikan dan pelatihan PPI (dapat berupa pelatihan atau
lokakarya) baik bagi petugas maupun pasien dan keluarga,
serta masyarakat.
3. 3. Penyusunan dan penerapan bundel infeksi terkait
pelayananKesehatan.
4. Pemantauan (monitoring) pelaksanaan kewaspadaan isolasi.
5. Surveilans penyakit infeksi terkait pelayanan Kesehatan.
6. Penggunaan antimikroba secara bijak dan
dilakukanpelaporan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
KEDUA : Puskesmas membantu dan menilai pelaksanaan program PPI,
disusun indikator sebagai bukti diakjsanakannya kegiatan yang
direncakan.
KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan
ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan
diadakan perbaikan/ perubahan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Karadenan
Pada Tanggal : 17 Januari 2024
KEPALA,
dr. ANIEST
Pembina Tingkat 1
Nip. 197504302007122004
4. LAMPIRAN
KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS
KARADENAN
NOMOR: 400.7.1/SK.0045 -TU
TENTANG TIM PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN INFEKSI DI
PUSKESMAS KARADENAN
A. SUSUNAN TIM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
Ketua : dr. Yanti Muliani
Sekretari/IPCN : Ratna Ayu Pratiwi S.Tr.Keb
B. STRUKTUR ORGANISASI PPI
Kepala Puskesmas Karadenan
dr. Aniest
Ketua
dr. Yanti Muliani
Sekretaris
Ratna Ayu Pratiwi, S.Tr. Keb
Anggota
1. Widonarti Amd.Kep
2. Astari Amd. Kep
3. Yayat Indrayati ,SKM
4. Tuti Alawiyah. Amd Keb
5. Laila Istiklaliah
6. Asniawati S.Tr.Keb
7. Saripah
8. Roseno Dwi M S.Kep
9. Ida Ayu
10. Maya Sopa S.Tr. Keb
5. C. URAIAN TUGAS
1. KEPALA PUSKESMAS
a) Membentuk Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Puskesmas dengan Surat
Keputusan
b) Bertanggung jawab dan memiliki komitmen yang tinggi terhadap penyelenggaraan
upaya pencegahan dan pengendalian infeksi
c) Bertanggung jawab terhadap tersedianya fasilitas sarana dan prasarana
termasukanggaran yang dibutuhkan
d) Mengesahkan kebijakan pencegahan dan pengendalian infeksi
e) Mengadakan evaluasi kebijakan pencegahan dan pengendalian infeksi berdasarkan
saran dari Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Puskesmas
f) Mengadakan evaluasi kebijakan pemakaian antibiotika yang rasional dan disinfektan
di Puskesmas berdasarkan saran dari Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
Puskesmas
g) Mengesahkan standar operasional prosedur (SOP) untuk Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi Puskesmas
2. KETUA TIM PPI
a) Tanggung Jawab : Secara administratif dan fungsional bertanggungjawab seluruhnya
terhadap pelaksanaan program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi.
b) Tugas pokok : Mengkoordinasi semua pelaksanaan kegiatan program Pencegahan
danPengendalian Infeksi Puskesmas.
c) Uraian tugas:
1) Menyusun, merencanakan dan mengevaluasi program kerja PPI.
2) Menyusun dan menetapkan serta mengevaluasi kebijakan PPI.
3) Memimpin, mengkoordinir dan mengevaluasi pelaksanaan PPI.
4) Bekerjasama dengan tim PPI dalam melakukan investigasi masalah atau KLB
HAIs(Healthcare Assosiated Infection).
5) Memberi usulan untuk mengembangkan dan meningkatkan cara pencegahan
danpengendalian infeksi.
6) Memberikan konsultasi pada petugas kesehatan puskesmas dan pelayanan
kesehatan lainnya dalam PPI.
6. 7) Mengusulkan pengadaan alat dan bahan kesehatan, cara pemrosesan alat,
penyimpanan alat dan linen yang sesuai dengan prinsip PPI dan aman bagi yang
menggunakan.
8) Mengidentifikasi temuan dilapangan dan mengusulkan pelatihan untuk
meningkatkan kemampuan SDM puskesmas dalam PPI.
9) Bertanggung jawab terhadap koordinasi dengan bagian unit kerja terkait.
10) Berkoordinasi dengan unit terkait PPI.
11) Memimpin pertemuan rutin setiap bulan dengan anggota PPI untuk membahas
dan menginformasikan hal – hal penting yang berkaitan dengan PPI. 12.
Meningkatkan pengetahuan anggota, membuat dan memperbaiki cara kerja dan
pedoman kerja yang aman dan efektif.
12) Memberikan masukan yang menyangkut konstruksi bangunan dan renovasi
ruangan sesuai prinsip PPI.
3. SEKRETARIS TIM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI MERANGKAP
IPCN(Infection Prevention Control Nurse)
a) Tanggung Jawab : Secara administratif dan fungsional bertanggung jawab kepada
ketua Tim PPI.
b) Tugas Pokok : Ikut berperan serta dalam pelaksanaan kegiatan Program PPI.
c) Uraian Tugas :
1) Mengatur rapat dan jadwal rapat PPI
2) Menyiapkan ruang rapat dan perlengkapannya yang diperlukan.
3) Menyusun kesimpulan sidang dan notulen rapat.
4) Mengunjungi ruangan setiap hari untuk memonitor kejadian infeksi yang terjadi di
lingkungan Puskesmas.
5) Memonitor dan melaksanaan surveilans PPI, penerapan SOP, kepatuhan
petugasdalam menjalankan kewaspadaan isolasi.
6) Melaksanakan surveilans infeksi dan melaporkan kepada ketua PPI.
7) Bersama tim PPI memberikan pelatihan tentang PPI kepada petugas di Puskesmas.
8) Melakukan investigasi apabila terjadi KLB infeksi dan bersama ketua PPI
memperbaiki kesalahan yang ada.
9) Memonitor kesehatan petugas kesehatan untuk mencegah penularan infeksi
daripetugas kesehatan ke pasien atau sebaliknya.
7. 10) Bersama ketua PPI menganjurkan prosedur isolasi dan memberi konsultasi
tentangPPI yang diperlukan pada kasus yang terjadi di puskesmas.
11) Audit pencegahan dan pengendalian infeksi terhadap penatalaksanaan
limbah,laundry, gizi dll.
12) Memonitor kesehatan lingkungan puskesmas.
13) Memonitor terhadap pengendalian pemakaian antibiotika yang rasional.
14) Memberikan saran desain ruangan puskesmas agar sesuai dengan prinsip PPI.
15) Memberikan motivasi dan teguran tentang pelaksanaan kepatuhan PPI.
16) Melakukan edukasi kepada pasien, keluarga pasien dan pengunjung puskesmas
tentang PPI.
17) Memprakarsai penyuluhan bagi petugas kesehatan, pengunjung dan keluarga
tentang topik infeksi yang sedang berkembang di masyarakat, infeksi dengan
insiden tinggi.
18) Sebagai koordinator antar unit dalam mendeteksi, mencegah dan
mengendalikaninfeksi di Puskesmas.
19) Membuat laporan surveilans bulanan dan tahunan dan melaporkan kepada tim
PPI.
KEPALA,
dr. ANIEST
Pembina Tingkat 1
Nip 197504302007122004