3. pengertian budaya organisasi dan perusahaan, hubungan budaya
1. PENGERTIAN BUDAYA ORGANISASI
DAN PERUSAHAAN, HUBUNGAN
BUDAYA DAN ETIKA, KENDALA DALAM
MEWUJUDKAN KINERJA BISNIS ETIS
Dede Esa Faisal
12213102
4ea09
2. BUDAYA ORGANISASI
Budaya organisasi adalah
sebuah sistem makna bersama
yang dianut oleh para anggota
yang membedakan
suatu organisasi dari organisasi-
organisasi lainnya.
3. 7 karakteristik utama:
• Inovasi dan keberanian mengambil risiko. Sejauh
mana karyawan didorong untuk bersikap inovatif
dan berani mengambil risiko.
• Perhatian pada hal-hal rinci. Sejauh mana
karyawan diharapkan menjalankan presisi,
analisis, dan perhatian pada hal-hal detail.
• Orientasi hasil. Sejauh mana manajemen berfokus
lebih pada hasil ketimbang pada teknik dan proses
yang digunakan untuk mencapai hasil tersebut.
• Orientasi orang. Sejauh mana keputusan-
keputusan manajemen mempertimbangkan efek
dari hasil tersebut atas orang yang ada di dalam
organisasi.
4. • Orientasi tim. Sejauh mana kegiatan-kegiatan
kerja di organisasi pada tim ketimbang pada
indvidu-individu.
• Keagresifan. Sejauh mana orang bersikap agresif
dan kompetitif ketimbang santai.
• Stabilitas. Sejauh mana kegiatan-kegiatan
organisasi menekankan dipertahankannya
status quo dalam perbandingannya dengan
pertumbuhan.
5. FUNGSI BUDAYA ORGANISASI
• Sebagai penentu batas-batas perilaku dalam arti
menentukan apa yang boleh dan tidak boleh
dilakukan, apa yang dipandang baik atau tidak baik,
menentukan yang benar dan yang salah.
• Menumbuhkan jati diri suatu organisasi dan para
anggotanya.
• Menumbuhkan komitmen sepada kepentingan
bersama di atas kepentingan individual atau
kelompok sendiri.
• Sebagai tali pengikat bagi seluruh anggota organisasi.
• Sebagai alat pengendali perilaku para anggota
organisasi yang bersangkutan.
6. PEDOMAN TINGKAH LAKU
Antara manusia dan kebudayaan terjalin hubungan
yang sangat erat, sebagaimana yang diungkapkan oleh
Dick Hartoko bahwa manusia menjadi manusia
merupakan kebudayaan. Hampir semua tindakan
manusia itu merupakan kebudayaan. Hanya tindakan
yang sifatnya naluriah saja yang bukan merupakan
kebudayaan, tetapi tindakan demikian prosentasenya
sangat kecil. Tindakan yang berupa kebudayaan
tersebut dibiasakan dengan cara belajar. Terdapat
beberapa proses belajar kebudayaan yaitu proses
internalisasi, sosialisasi, dan enkulturasi.
7. Apresiasi Budaya
Apresiasi budaya adalah kesanggupan untuk
menerima dan memberikan penghargaan, penilaian,
pengertian terhadap hal-hal yang berkaitan dengan
budi dan akal manusia.
Apresiasi diperlukan untuk tetap menjaga nilai-
nilai budaya yang ada agar tetap hidup dan selalu
lestari, juga dapat dikembangkan menjadi lebih baik.
Melalui apresiasi, seorang pencipta dapat memperoleh
masukan, ide, saran, kritik, dan pujian untuk
karyanya. Melalui ide, saran, masukan, dan kritik
tersebut jugalah para pencipta diharapkan dapan
membuat karya yang lebih baik lagi.
8. HUBUNGAN ETIKA DAN BUDAYA
Etika pada dasarnya adalah standar atau moral yang
menyangkut benar-salah, baik-buruk. Dalam kerangka
konsep etika bisnis terdapat pengertian tentang etika
perusahaan, etika kerja, dan etika perorangan, yang
menyangkut hubungan-hubungan sosial antara
perusahaan, karyawan dan lingkungannya. Etika
perusahaan menyangkut hubungan perusahaan dan
karyawan sebagai satu kesatuan dengan lingkungannya
(misalnya dengan perusahaan lain atau masyarakat
setempat), etika kerja terkait antara perusahaan
dengan karyawannya, dan etika perorangan mengatur
hubungan antar karyawan.
9. PENGARUH ETIKA TERHADAP BUDAYA
Etika seseorang dan etika bisnis adalah satu
kasatuan yang terintegrasi sehingga tidak dapat
dipisahkan satu dengan yang lainnya, keduanya
saling melengkapi dalam mempengaruhi perilaku
antar individu maupun kelompok, yang kemudian
menjadi perilaku organisasi yang akan berpengaruh
terhadap budaya perusahaan. Jika etika menjadi
nilai dan keyakinan yang terinternalisasi dalam
budayau perusahaan, maka akan berpotensi menjadi
dasar kekuatan perusahaan dan akhirnya akan
berpotensi menjadi stimulus dalam peningkatan
kinerja karyawan.
10. Kendala dalam Mewujudkan Kinerja Bisnis
yang Etis
Mentalitas para pelaku bisnis, terutama top
management yang secara moral rendah, sehingga
berdampak pada seluruh kinerja Bisnis. Kendala
dalam Mewujudkan Kinerja Bisnis yang Etis, yaitu :
• Faktor budaya masyarakat yang cenderung
memandang pekerjaan bisnis sebagai profesi yang
penuh dengan tipu muslihat dan keserakahan serta
bekerja mencari untung. Bisnis merupakan
pekerjaan yang kotor.
• Faktor sistem politik dan sistem kekuasaan yang
diterapkan oleh penguasa sehingga menciptakan
sistem ekonomi yang jauh dari nilai-nilai moral. Hal
ini dapat terlihat dalam bentuk KKN.