1. Prinsip-prinsip utama dalam bisnis menurut ekonomi Islam adalah kejujuran, keadilan, dan melaksanakan komitmen.
2. Etika bisnis Islam mencakup kejujuran dalam kontrak, penawaran barang, dan hubungan kerja serta larangan terhadap praktik yang merugikan.
3. Keseimbangan dan keadilan merupakan tujuan penting dalam ekonomi Islam untuk mencapai kemaslahatan bagi semua pihak.
2. • Ekonomi Islam adalah suatu sistem ekonomi
yang tujuan utamanya adalah mewujudkan
keadilan dan kesejahteraan secara merata.
• Ekonomi Islam menghindarkan diri dari setiap
perilaku asusila.
• Produk ekonomi Islam melarang membuat
produk – produk yang lebih banyak
mudharatnya dan melarang menunda – nunda
kewajiban membayar gaji atau hutang.
3. Menurut Sjafruddin Prawiranegara bahwa kegiatan ekonomi atau
ilmu ekonominya dimana mana sama. Yang berbeda adalah pada
moral ekonominya atau secara khususnya etika ekonomi menurut
ajaran islam.
Ahmad M. Al ‘Assal dalam bukunya Sistem, Prinsip dan Tujuan
Ekonomi Islam menyatakan perbedaan ekonomi islam dengan
ekonomi lainnya adalah :
Asumsi dasar tentang aturan main dalam proses atau interaksi
kegiatan ekonomi yang diberlakukan.
Prinsip ekonomi islam adalah penerapan asas efisien dan manfaat
dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan alam
Motif ekonomi islam adalah mencari keberuntungan di dunia dan
di akherat. Dalam kata lain, berekonomi sambil beribadah
4. • QS. Al Baqarah (2) : 283
واَهُإِنَنْت كُ ونْتتُ ومْت عَهُلَهُى سَهُفَهُرٍ و واَهُلَهُمْت تَهُجِنَدُ وواا كَهُانتِنَبًا ان فَهُرِنَهَهُاننٌ ف مَهُقْتبُ ووضضَهُةٌ ف فَهُإِنَنْت أَهُمِنَنَهُ بَهُعْتضُ وكُ ومْت بَهُعْتضًا ان فَهُلْتيُ وؤَهُدِّ الَّذِنَي اؤْتتُ ومِنَنَهُ أَهُمَهُاننَهُتَهُهُ و
(واَهُلْتيَهُتَّقِنَ اللَهَُّ رَهُبَّهُ و واَهُلَهُ تَهُكْتتُ ومُ ووضا الشَّهَهُاندَهُةَهُ واَهُمَهُنْت يَهُكْتتُ ومْتهَهُان فَهُإِنَنَّهُ و آَهُثِنَمٌ ف قَهُلْتبُ وهُ و واَهُاللُ وَّ بِنَمَهُان تَهُعْتمَهُلُ ووضنَهُ عَهُلِنَيمٌ ف ( 283
• Artinya : Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu'amalah tidak secara tunai) sedang kamu
tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang
(oleh yang berpiutang). Akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain,
maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia
bertakwa kepada Allah Tuhannya; dan janganlah kamu (para saksi) menyembunyikan
persaksian. Dan barangsiapa yang menyembunyikannya, maka sesungguhnya ia adalah
orang yang berdosa hatinya; dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
• QS. Al Mu’minun (23) : 8 dan 11
واَهُالَّذِنَينَهُ هُ ومْت لَهُِنَمَهُاننَهُانتِنَهِنَمْت واَهُعَهُهْتدِنَهِنَمْت رَهُاعُ ووضنَهُ ( 8) واَهُالَّذِنَينَهُ هُ ومْت عَهُلَهُى صَهُلَهُوضَهُاتِنَهِنَمْت يُ وحَهُانفِنَظُ ووضنَهُ ( 9) أُ ووالَهُئِنَكَهُ هُ ومُ و
(الْتوضَهُارِنَثُ ووضنَهُ ( 10 ) الَّذِنَينَهُ يَهُرِنَثُ ووضنَهُ الْتفِنَرْتدَهُواْتسَهُ هُ ومْت فِنَيهَهُان خَهُانلِنَدُ ووانَهُ ( 11
• Artinya : Orang-orang yang memelihara amanat – amanat yang dipikulnya dan
janji – janji dan orang-orang yang memelihara sembahyangnya. Mereka itulah
orang-orang yang akan mewarisi, (yaitu orang – orang yang mewarisi surga
Firdaus dan kekal di dalamnya).
5. kepuasaan pelanggan,
pelayanan yang unggul,
kemampuan, efisien,
transparan
persaingan yang sehat dan kompetitif.
Kepercayan yang diajarkan oleh Nabi
Muhammad SAW di dalam berbisnis, sesuai
dengan prinsip kemaslahatan.
6. 1. Bahwa prinsip esensial dalam bisnis adalah kejujuran.
2. Kesadaran tentang signifikansi sosial kegiatan bisnis. Tidak
hanya mencari keuntungan tapi juga memberi kemudahan
bagi orang lain dengan menjual barang.
3. Tidak melakukan sumpah palsu.
4. Ramah-tamah.
5. Tidak boleh berpura-pura menawar dengan harga tinggi,
agar orang lain tertarik membeli dengan harga tersebut.
6. Tidak boleh menjelekkan bisnis orang lain, agar orang
membeli kepadanya.
7. Tidak melakukan ihtikar.
8. Takaran, ukuran dan timbangan yang benar.
9. Bisnis tidak boleh menggangu kegiatan ibadah kepada
Allah.
7. 10. Membayar upah sebelum kering keringat karyawan.
11. Tidak monopoli. Salah satu keburukan sistem
ekonomi kapitalis ialah melegitimasi monopoli dan
oligopoli.
12. Tidak boleh melakukan bisnis dalam kondisi
eksisnya bahaya (mudharat) yang dapat merugikan dan
merusak kehidupan individu dan sosial.
13. Komoditi bisnis yang dijual adalah barang yang suci
dan halal, bukan barang yang haram, seperti babi, anjing,
minuman keras, ekstasi, dsb.
14. Bisnis dilakukan dengan suka rela, tanpa paksaan.
15. Segera melunasi kredit yang menjadi kewajibannya.
16. Memberi tenggang waktu apabila pengutang
(kreditor) belum mampu membayar.
17. Bahwa bisnis yang dilaksanakan bersih dari unsur
riba.
8. - Perdagangan internasional, regional dan bahasan tentang
uang.
Pendapat ibn khaldun tentang perdagangan
internasional mencangkup pembahasan uang dan harga,
produksi, distribusi, formasi kapita dan perkembangan,
properti, populasi, pertanian, dan lain sebagainya. Hasil
pemikiran ibn khaldun dan al ghazaly bertujuan untuk
menyebarkan keadilan bagi para pelaku bisnis. Segala
pemikirannya bermuara pada ajaran islam yang
menimbulkan kemaslahatan bagi manusia. Dalam dunia
bisnis, uang merupakan tujuan utama seorang berbisnis.
Tapi ada satu hal yang membedakan bisnis syariah dan
konvensional yaitu, keberkahan dalam uang tersebut.
9. - Etika dalam Bisnis
Bahasan tentang etika bisnis mendapat perhatian yang
tinggi pada ekonomi islam, karena berkaitan dengan
keadilan dalam perdangangan. Meliputi, manajemen
uang, peraturan timbangan dan ukuran, pengontrolan
harga di suatu kondisi tertentu dan kondisi abnormal,
pengawasan pasar berbagai hukum berkaitan dengan
dumping, dan monopoli.
Agar seseorang penguasa tidak terjebak dalam kerja sama
yang tidak berkah dan dapat menimbulkan perilaku
antitrust di antara pelaku bisnis. Maka mempelajari
beberapa akad kerjasama, jual beli, sewa menyewa dan
yang lainnya. Sehingga seorang pebisnis harus selalu
mengikuti perkembangan bisnis islam.
10. - Keseimbangan dan Keadilan
Keseimbangan dan keadilan, berarti bahwa perilaku bisnis
harus seimbang dan adil. Keseimbangan berarti tidak berlebihan
(ekstrim) dalam mengejar keuntungan ekonomi. Dalam Islam, Harta
mempunyai fungsi sosial yang kental, sehingga perlu diberdayakan
dan dimanfaatkan untuk kepentingan bersama. Jika prinsip keadilan
dan keseimbangan berjalan seiring, maka bisa dipastikan
pengembangan ekonomi Islam akan semakin mengalami peningkatan
dan kemajuan yang signifikan.
- Pembayaran Pajak
Seorang pebisnis dan pedagang yang baik, selalu
memperhatikan hak pemerintah dan hak rakyat, berdasarkan pada
pengetahuan tentang kepemilikan publik dan kepemilikan pribadi.
Menurut Abu Ubayd yang diikuti oleh Yahya b. Adam mengatakan
bahwa ketika pebisnis mengetahui hak pemerintah, maka ia akan
membayar pajak untuk pengembangan aset publik.
Karena peranan Negara dan keuangan publik yang
mencangkup pendapatan Negara juga berdasarkan pajak yang
diteruima dari pengelolaan aset publik tersebut.
11. Pertama, kebaikan dan kebenaran perlu ditegakkan dengan :
a. Mengunggulkan kebaikan atas keburukan dan kebaikan atas
kesalahan
b. Tidak menimbulkan keburukan atau kerusakan
c. Mencegah agar tidak timbul kerusakan dan lahirnya keburukan
Kedua, prinsip kejujuran. Dasar setiap usaha untuk jadi orang kuat
secara moral adalah kejujuran. Kejujuran merupakan kualitas dasar
kepribadian moral. Tanpa kejujuran, manusia tidak menjadi dirinya
sendiri. Kejujuran dalam ekonomi Islam terwujud dalam berbagai
aspek, yaitu:
a. Kejujuran yang terwujud dalam pemenuhan syarat-syarat perjanjian
dan kontrak.
b. Kejujuran yang terwujud dalam penawaran barang dan jasa dengan
mutu yang baik.
c. Kejujuran menyangkut hubungan kerja.
12. Ketiga, Melaksanakan janji atau komitmen yang telah dibuat.
Keempat, prinsip hormat pada diri sendiri, yaitu tidak etis jika
seseorang membiarkan dirinya diperlakukan secara tidak adil,
tidak jujur, ditindas, diperas, dan sebagainya. Harga dan nilai diri
sendiri manusia kurang mendapat perhatian baik dalam sistem
kapitalis maupun sosialis.
Kelima, prinsip keadilan yang menuntut manusia
memperlakukan orang lain sesuai dengan haknya. Keadilan
merupakan norma utama dalam seluruh aspek dunia ekonomi.
Keadilan merupakan kesadaran dan pelaksanaan untuk
memberikan kepada pihak lain sesuatu yang sudah semestinya
harus diterima oleh pihak lain itu, sehingga masing-masing
mendapat kesempatan yang sama untuk melaksanakan hak dan
kewajiban tanpa mengalami rintangan atau paksaan.dengan kata
lain, adil adalah kesadaran memberi dan menerima selaras
dengan hak dan kewajibannya.