SlideShare a Scribd company logo
Menjahit Luka (Hacting)
Pengertian
Menghubungkan struktur anatomi yang terpotong
Mengikat atau ligasi pembuluh darah dan
menghubungkan antara dua tepi luka dengan
menggunakan bahan berupa benang
Tujuan
1. Menyatukan atau merapatkan luka
2. Menghentikan perdarahan
3. Mencegah infeksi
4. Memperbaiki jaringan yang rusak
Indikasi
1. Luka superfisial
2. Luka bersih
3. Luka operasi
Kontraindikasi
1. Luka infeksi
2. Luka avulsi
Prinsip
•Merapatkan tepi-tepi kulit untuk mempercepat
penyembuhan luka
•Merapikan atau memotong tepi-tepi kulit untuk
meminimalkan tegangan pada kulit saat di jahit
•Menarik ringan kulit saat dijahit
•Menjahit dengan jarak yang samas
•Mengangkat jahitan jika diperlukan, untuk wajah
•48 jam-5 hari dan abdomen atau kaki 10 hari
•Luka ditutup dengan prinsip steril
Klasifikasi
1. Jahitan primer jahitan yang digunakan untuk
mempertahankan kedudukan tepi luka selama
proses penyembuhan luka
2. Jahitan kontinyu jahitan dengan sejumlah jahitan
dari seluruh luka dengan menggunakan satu
benang dan disimpulkan pada akhir jahitan,
misalnya : menjahit peritonium, subcutis
3. Jahitan simpul/knot jahitan dengan mengikat satu
kali dan disimpulkan
Jenis Benang dalam Menjahit Luka
Seide (silk/sutra)
tidak licin, tidak diserap tubuh, penggunaan pada
sebelah luar, digunakan untuk menjahit kulit, mengikat
pembuluh darah
Plain catgut dapat diserap tubuh dalam waktu 7-10
hari, warna putih kekuningan, berguna untuk mengikat
sumber perdarahan kecil, menjahit subcutis,
penyimpulan sebaiknya dilakukan sebanyak 3 kali
Chromic catgut dapat diserap tubuh dalam waktu 20
hari, berguna untuk menjahit luka yang belum merapat
dalam waktu 10 hari dan area yang segera dilakukan
mobilisasi
Komplikasi
1. Overlapping
2. Nekrosis
3. Infeksi
4. Perdarahan
5. Hematoma
6. Dead space
7. Sinus
8. Dehisensi
9. Abses
Teknik Menjahit Luka
Keterangan :
Jahitan terputus ( simpleinterupted suture) □
jarum ditusukkan pada salah satu kulit sisi
luka, melintasi luka dan kulit sisi lainnya,
kemudian keluar pada kulit sisi luka yang satu
lagi (sisi yang kedua), kemudian jarum
ditusukkan kembali pada tepi kulit sisi kedua
secara tipis, menyeberangi luka dan
dikeluarkan kembali pada tepi dekat kulit sisi
yang pertama selanjutnya dibuat simpul dan
benang diikat
Keterangan :
Jahitan jelujur (simple continous suture) □
menempatkan simpul 1 cm di atas puncak
luka yang terikat tetapi tidak dipotong, jahitan
sederhana dilakukan secara berturut-turut
tanpa mengikat atau memotong bahan jahitan
setelah melalui satu simpul, jarak jahitan dan
ketegangan harus merata pada sepanjang
garis jahitan, setelah selesai pada ujung luka
lakukan pengikatan pada simpul
terakhir pada akhir garis jahitan, simpul diikat
di antara ujung ekor dari benang yang keluar
dari luka/ penempatan jahitan terakhir
Keterangan :
Jahitan jelujur terkunci ( locked
suture) □ teknik ini hampir sama dengan
teknik jahitan jelujur, bedanya pada jahitan
jelujur terkunci dilakukan dengan
mengaitkan benang pada jahitan
sebelumnya, sebelum beralih ke tusukan
berikutnya
Vertical Mattress Horizontal Mattress
.«i I- ► 4 4 V >
E:
Ujung d*noan ufung tarputui (mctrM)
OSHiGi+as
4/9/2014
Keterangan :
Jahitan matras horisontal (horisontal mattress
suture) penusukan seperti simpul, sebelum
disimpul dilanjutkan dengan penusukan sejajar
sejauh 1 cm dari tusukan pertama
Jahitan matras vertikal (vertical mattress suture)
menjahit secara mendalam di bawah luka
kemudian dilanjutkan dengan menjahit tepi-tepi
luka
Jahitan subkutikuler/ Intra dermal
Keterangan :
Jahitan subkutis (subcuticuler continuous suture)
tusukkan jarum pada kulit sekitar 1-2 cm dari
ujung luka keluar di daerah dermis kulit salah satu
dari tepi luka, kemudian benang dilewatkan pada
jaringan dermis kulit sisi yang lain secara
bergantian terus menerus sampai pada ujung luka
yang lain, untuk kemudian dikeluarkan pada kulit
1-2 cm dari ujung luka yang lain, dengan
demikian maka benang berjalan menyusuri kulit
pada kedua sisi secara parallel di sepanjang luka
tersebut
C._-TINDAKAN-HACTING.ppt
C._-TINDAKAN-HACTING.ppt
C._-TINDAKAN-HACTING.ppt
C._-TINDAKAN-HACTING.ppt

More Related Content

Similar to C._-TINDAKAN-HACTING.ppt

1.6 cedera jaringan lunak.pptx
1.6 cedera jaringan lunak.pptx1.6 cedera jaringan lunak.pptx
1.6 cedera jaringan lunak.pptx
RobiYanuar
 
5. perawatan luka & cara jahit luka AKPER PEMKAB MUNA
5. perawatan luka & cara jahit luka AKPER PEMKAB MUNA 5. perawatan luka & cara jahit luka AKPER PEMKAB MUNA
5. perawatan luka & cara jahit luka AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Balut mitela
Balut mitelaBalut mitela
Balut mitela
roeroe
 
Rekonstruksi Luka Bakar Fase Lanjut
Rekonstruksi Luka Bakar Fase LanjutRekonstruksi Luka Bakar Fase Lanjut
Rekonstruksi Luka Bakar Fase Lanjut
RosalynDSantoso
 
PENJAHITAN PERAWATAN LUKA KEBIDANAN
PENJAHITAN  PERAWATAN LUKA KEBIDANANPENJAHITAN  PERAWATAN LUKA KEBIDANAN
PENJAHITAN PERAWATAN LUKA KEBIDANAN
AstriYuliaSariLubis1
 
SOP bidai.pdf
SOP bidai.pdfSOP bidai.pdf
SOP bidai.pdf
AffinAriLaksmana
 
cedera jaringan lunak.pptx
cedera jaringan lunak.pptxcedera jaringan lunak.pptx
cedera jaringan lunak.pptx
BPadiDilaNurMusdalif
 
Sop menjahit luka
Sop menjahit lukaSop menjahit luka
Sop menjahit luka
IwanHamzah1
 
Penanganan Cidera Muskuloskelatal
Penanganan Cidera MuskuloskelatalPenanganan Cidera Muskuloskelatal
Penanganan Cidera Muskuloskelatal
puskesmas mojoagung
 
Penanganan Cidera Muskuloskelatal
Penanganan Cidera MuskuloskelatalPenanganan Cidera Muskuloskelatal
Penanganan Cidera Muskuloskelatal
puskesmas mojoagung
 
Kdk keterampilan dasar klinik
Kdk keterampilan dasar klinikKdk keterampilan dasar klinik
Kdk keterampilan dasar klinik
muhammad reza
 
Cara jahit belah kelepet sama lebar
Cara jahit belah kelepet sama lebarCara jahit belah kelepet sama lebar
Cara jahit belah kelepet sama lebarIl Firaz
 

Similar to C._-TINDAKAN-HACTING.ppt (17)

1.6 cedera jaringan lunak.pptx
1.6 cedera jaringan lunak.pptx1.6 cedera jaringan lunak.pptx
1.6 cedera jaringan lunak.pptx
 
5. perawatan luka & cara jahit luka AKPER PEMKAB MUNA
5. perawatan luka & cara jahit luka AKPER PEMKAB MUNA 5. perawatan luka & cara jahit luka AKPER PEMKAB MUNA
5. perawatan luka & cara jahit luka AKPER PEMKAB MUNA
 
3. perawatan luka AKPER PEMKAB MUNA
3. perawatan luka AKPER PEMKAB MUNA 3. perawatan luka AKPER PEMKAB MUNA
3. perawatan luka AKPER PEMKAB MUNA
 
Cedera jaringan lunak
Cedera jaringan lunakCedera jaringan lunak
Cedera jaringan lunak
 
Balut mitela
Balut mitelaBalut mitela
Balut mitela
 
Rekonstruksi Luka Bakar Fase Lanjut
Rekonstruksi Luka Bakar Fase LanjutRekonstruksi Luka Bakar Fase Lanjut
Rekonstruksi Luka Bakar Fase Lanjut
 
PENJAHITAN PERAWATAN LUKA KEBIDANAN
PENJAHITAN  PERAWATAN LUKA KEBIDANANPENJAHITAN  PERAWATAN LUKA KEBIDANAN
PENJAHITAN PERAWATAN LUKA KEBIDANAN
 
SOP bidai.pdf
SOP bidai.pdfSOP bidai.pdf
SOP bidai.pdf
 
cedera jaringan lunak.pptx
cedera jaringan lunak.pptxcedera jaringan lunak.pptx
cedera jaringan lunak.pptx
 
Sop menjahit luka
Sop menjahit lukaSop menjahit luka
Sop menjahit luka
 
Penanganan Cidera Muskuloskelatal
Penanganan Cidera MuskuloskelatalPenanganan Cidera Muskuloskelatal
Penanganan Cidera Muskuloskelatal
 
Penanganan Cidera Muskuloskelatal
Penanganan Cidera MuskuloskelatalPenanganan Cidera Muskuloskelatal
Penanganan Cidera Muskuloskelatal
 
Kdk keterampilan dasar klinik
Kdk keterampilan dasar klinikKdk keterampilan dasar klinik
Kdk keterampilan dasar klinik
 
Cara jahit belah kelepet sama lebar
Cara jahit belah kelepet sama lebarCara jahit belah kelepet sama lebar
Cara jahit belah kelepet sama lebar
 
Laporan rajut zhie
Laporan rajut zhieLaporan rajut zhie
Laporan rajut zhie
 
Resume pertenunan gw
Resume pertenunan gwResume pertenunan gw
Resume pertenunan gw
 
Fraktur femur sinistra
Fraktur femur sinistraFraktur femur sinistra
Fraktur femur sinistra
 

Recently uploaded

441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
Datalablokakalianda
 
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptxAspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
PutriHanny4
 
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptxsudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
muhammadrezkizanuars
 
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdfpengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
adwinhadipurnadi
 
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
helixyap92
 
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.pptPelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
andiaswindahlan1
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
EmohAsJohn
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
Jumainmain1
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
LyanNurse1
 
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
MuhammadAuliaKurniaw1
 
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternakPowerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
adevindhamebrina
 
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.pptAskep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
fitrianakartikasari5
 
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
BayuEkaKurniawan1
 
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteranpemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
hadijaul
 
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
kirateraofficial
 
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxxCBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
MuhammadAlFarizi88
 
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.pptBahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
UmmyKhairussyifa1
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
andiulfahmagefirahra1
 
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskularfarmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
MuhammadAuliaKurniaw1
 

Recently uploaded (19)

441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
 
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptxAspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
 
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptxsudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
 
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdfpengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
 
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
 
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.pptPelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
 
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
 
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternakPowerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
 
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.pptAskep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
 
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
 
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteranpemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
 
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
 
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxxCBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
 
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.pptBahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
 
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskularfarmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
 

C._-TINDAKAN-HACTING.ppt

  • 2. Pengertian Menghubungkan struktur anatomi yang terpotong Mengikat atau ligasi pembuluh darah dan menghubungkan antara dua tepi luka dengan menggunakan bahan berupa benang
  • 3. Tujuan 1. Menyatukan atau merapatkan luka 2. Menghentikan perdarahan 3. Mencegah infeksi 4. Memperbaiki jaringan yang rusak
  • 4. Indikasi 1. Luka superfisial 2. Luka bersih 3. Luka operasi
  • 6. Prinsip •Merapatkan tepi-tepi kulit untuk mempercepat penyembuhan luka •Merapikan atau memotong tepi-tepi kulit untuk meminimalkan tegangan pada kulit saat di jahit •Menarik ringan kulit saat dijahit •Menjahit dengan jarak yang samas •Mengangkat jahitan jika diperlukan, untuk wajah •48 jam-5 hari dan abdomen atau kaki 10 hari •Luka ditutup dengan prinsip steril
  • 7. Klasifikasi 1. Jahitan primer jahitan yang digunakan untuk mempertahankan kedudukan tepi luka selama proses penyembuhan luka 2. Jahitan kontinyu jahitan dengan sejumlah jahitan dari seluruh luka dengan menggunakan satu benang dan disimpulkan pada akhir jahitan, misalnya : menjahit peritonium, subcutis 3. Jahitan simpul/knot jahitan dengan mengikat satu kali dan disimpulkan
  • 8. Jenis Benang dalam Menjahit Luka Seide (silk/sutra) tidak licin, tidak diserap tubuh, penggunaan pada sebelah luar, digunakan untuk menjahit kulit, mengikat pembuluh darah Plain catgut dapat diserap tubuh dalam waktu 7-10 hari, warna putih kekuningan, berguna untuk mengikat sumber perdarahan kecil, menjahit subcutis, penyimpulan sebaiknya dilakukan sebanyak 3 kali Chromic catgut dapat diserap tubuh dalam waktu 20 hari, berguna untuk menjahit luka yang belum merapat dalam waktu 10 hari dan area yang segera dilakukan mobilisasi
  • 9. Komplikasi 1. Overlapping 2. Nekrosis 3. Infeksi 4. Perdarahan 5. Hematoma 6. Dead space 7. Sinus 8. Dehisensi 9. Abses
  • 11. Keterangan : Jahitan terputus ( simpleinterupted suture) □ jarum ditusukkan pada salah satu kulit sisi luka, melintasi luka dan kulit sisi lainnya, kemudian keluar pada kulit sisi luka yang satu lagi (sisi yang kedua), kemudian jarum ditusukkan kembali pada tepi kulit sisi kedua secara tipis, menyeberangi luka dan dikeluarkan kembali pada tepi dekat kulit sisi yang pertama selanjutnya dibuat simpul dan benang diikat
  • 12. Keterangan : Jahitan jelujur (simple continous suture) □ menempatkan simpul 1 cm di atas puncak luka yang terikat tetapi tidak dipotong, jahitan sederhana dilakukan secara berturut-turut tanpa mengikat atau memotong bahan jahitan setelah melalui satu simpul, jarak jahitan dan ketegangan harus merata pada sepanjang garis jahitan, setelah selesai pada ujung luka lakukan pengikatan pada simpul
  • 13. terakhir pada akhir garis jahitan, simpul diikat di antara ujung ekor dari benang yang keluar dari luka/ penempatan jahitan terakhir
  • 14.
  • 15. Keterangan : Jahitan jelujur terkunci ( locked suture) □ teknik ini hampir sama dengan teknik jahitan jelujur, bedanya pada jahitan jelujur terkunci dilakukan dengan mengaitkan benang pada jahitan sebelumnya, sebelum beralih ke tusukan berikutnya
  • 16. Vertical Mattress Horizontal Mattress .«i I- ► 4 4 V > E: Ujung d*noan ufung tarputui (mctrM) OSHiGi+as 4/9/2014
  • 17. Keterangan : Jahitan matras horisontal (horisontal mattress suture) penusukan seperti simpul, sebelum disimpul dilanjutkan dengan penusukan sejajar sejauh 1 cm dari tusukan pertama Jahitan matras vertikal (vertical mattress suture) menjahit secara mendalam di bawah luka kemudian dilanjutkan dengan menjahit tepi-tepi luka
  • 19. Keterangan : Jahitan subkutis (subcuticuler continuous suture) tusukkan jarum pada kulit sekitar 1-2 cm dari ujung luka keluar di daerah dermis kulit salah satu dari tepi luka, kemudian benang dilewatkan pada jaringan dermis kulit sisi yang lain secara bergantian terus menerus sampai pada ujung luka yang lain, untuk kemudian dikeluarkan pada kulit 1-2 cm dari ujung luka yang lain, dengan demikian maka benang berjalan menyusuri kulit pada kedua sisi secara parallel di sepanjang luka tersebut