2. ASUHAN KEHAMILAN
KUNJUNGAN AWAL
1. Tujuan Kunjungan
2. Pengkajian Data
Kesehatan Ibu Hamil
3. Pengkajian Fetal
4. Menentukan Diagnosa
5. Mengembangkan Perencanaan
3. • Mengumpulkan informasi mengenai ibu hamil yang
dapat membantu bidan dalam membina hubungan yang
baik dan rasa saling percaya antara ibu dan bidan.
• Mendeteksi komplikasi yang mungkin terjadi.
• Menggunakan data untuk menghitung usia kehamilan
dan tafsiran tanggal persalinan.
• Merencanakan asuhan khusus yang dibutuhkan ibu.
(Ai Yeyeh, 2009)
• Mengkaji tingkat kesehatan dengan melakukan
pengkajian riwayat lengkap dan melakukan uji skrining
yang tepat.
Tujuan Kunjungan
Awal :
4. LANJUTTT……
• Menetapkan catatan dasar tentang tekanan darah, urinalisis,
nilai darah, pertumbuhan dan perkembangan janin yang
digunakan sebagai standar untuk pembandingan sesuai
kemajuan kehamilan.
• Mengidentifikasi factor resiko dengan mendapatkan riwayat
detail kebidanan masa lalu dan sekarang, riwayat obstetric,
medis, dan pribadi serta keluarga.
• Memberi kesempatan pada ibu dan keluarganya
mengekspresikan dan mendiskusikan adanya kekhawatiran
tentang kehamilan saat ini dan kehilangan kehamilan yang lalu,
persalinan, kelahiran atau puerperium.
• Memberi anjuran kesehatan masyarakat dan dalan upaya
mempertahankan kesehatan ibu dan perkembangan kesehatan
janinnya. (Salmah, 2006)
5. • Pengkajian data subjektif ibu hamil
Tujuan anamnesa : mendeteksi komplikasi2 dan
menyiapkan kelahiran dengan mempelajari
keadaan kehamilan dan kelahiran terdahulu,
kesehatan umum dan kondisi social ekonomi.
Ketika melakukan anamnesa di perlukan
keterampilan yg baik karna cara seorg bidan
mlakukan komunikasi dgn ibu menentukan
informasi apa & berapa banyak yg dpt diperoleh
dri ibu tsb.
Pengkajian data
ibu hamil
6. Prinsip Melakukan Anamnesa :
1. Memperkenalkan diri
2. Memberikan pertanyaan terbuka
3. Menghargai pendapat pasien
4. Mempunyai minat yang tinggi u/ mendengarkan
5. Lebih responsif u/ permintaan penjelasan
6. Memberi informasi secara tepat dan
terperinci
7. Jangan memotong pembicaraan
8. Hindari memberi kesan negatif
9. Usahakan menciptakan suasana yg privacy
10.Pastikan selalu menatap mata
7. 1. Biodata & identitas
2. Alasan Datang
3. Menghitung perkiraan tanggal persalinan
4. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu
5. Riwayat Menstruasi
6. Riwayat Medis
7. Riwayat Keluarga
8. Riwayat Sosial Ekonomi 10. Riwayat Pernikahan
9. Riwayat Seksual 11. Riwayat KB/Kontrasepsi
Yang dikaji……..
8. Pemeriksaan Fisik
• Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan yang dilakukan
pada bagian tubuh dari kepala sampai kaki. Tujuannya
adalah untuk mengetahui kesehatan ibu dan janin
saat ini serta untuk mengetahui perubahan yang
terjadi pada pemeriksaan berikutnya.
• Sebelum melakukan pemeriksaan fisik terhadap
wanita hamil, persetujuan dan kenyamanan pasien
harus diperhatikan oleh bidan
• Oleh karena itu penting untuk mengkaji ibu hamil dan
keluarganya secara holistic serta mengkaji
pertumbuhan dan perkembangan janin dengan
mengenali tanda2 yang berkaitan dengan pengetahuan
ini.
9. Prinsip melakukan pemeriksaan fisik :
1. Cuci tangan sebelum pemeriksaan
2. Yakinkan jari2 bersih dan kuku pendek
3. Hangatkan tangan sebelum pemeriksaan
4. Jelaskan pada klien tentang prosedur
pemeriksaan
5. Gunakan sentuhan yang lembut tetapi mantap
6. Buka hanya daerah yang diperiksa
7. Atur pemeriksaan sesuai ketentuan :
a.Mulai dari kepala sampai kaki
b.Batasi gerakan pasien
c.Perhatikan prinsip pencegahan infeksi
d.Diskusikan dengan pasien mengenai hasil temuan
10. Pemeriksaan fisik umum
• Keadaan umum meliputi adanya
kecemasan, kemarahan atau peka
• Tinggi badan
• Berat badan
• Tanda2 vital (TD, N, S, RR)
11. Pemeriksaan Kebidanan
o Inspeksi
1. Kepala & Leher
2. Payudara :
3. Abdomen
4. Genetalia luar
(externa)
5. Genetalia dalam
(interna)
6. Tangan & kaki
• Palpasi
Palpasi perut untuk
menentukan:
1. Besar dan konsistensi rahim
2. Bagian – bagian janin, letak,
presentasi
3. Gerakan janin
4. Kontraksi rahim Braxton-
Hiks dan his
12. • Cara palpasi ada beberapa macam:
1. Menurut Leopold
2. Menurut Knebel : digunakan jika kesulitan menggunkan
Lepold 1, caranya sama dengan pemeriksaan Leopold III
3. Menurut Budin : digunakan jika kesulitan menggunakan
Leopold II, caranya fundus uteri di dorong ke bawah, badan
janin akan melengkung sehingga punggung mudah di tetapkan
4. Menurut Ahlfeld : digunakan jika kesulitan menggunakan
Leopold III, caranya janin dgn letak membujur di dorong ke
salah satu sisi sehingga janin mengisi ruangan yg lebih
terbatas, dgn harapan punggung lebih bisa diraba.
CONT………
13. CONT………
* Manuver menurut Leopold :
1. Leopold I : menentukan bagian apa yang ada di
fundus, memeriksa TFU (Tinggi Fundus Uteri)
2. Leopold II : Menentukan bagian apa yang ada di
bagian kanan dan kiri perut ibu
3. Leopold III : Menentukan bagian apa yang
terdapat di bawah & apakah bagian bawah anak ini
sudah/belum terpegang o/ PAP (pintu atas panggul)
4. Leopold IV : berapa masuknya bagian bawah ke
dalam rongga panggul
14. UK Ukuran
12 minggu
1/3 di atas simpisis /
3 jari di atas simpisis
16 minggu ½ simpisis-pusat
20 minggu
2/3 di atas simpisis /
3 jari di bawah pusat
20 cm
24 minggu Setinggi pusat 23 cm
28 minggu
1/3 di atas pusat / 3
jari di atas pusat
26 cm
32 minggu
½ pusat-procesus
xipoideus
30 cm
36 minggu
Setinggi procesus
xipoideus
33 cm
40 minggu
Dua jari (4 cm) di
bawah px
15. TBJ (Tafsiran Berat Janin)
• Menggunakan Rumus Johnson Thusak yg
didasarkan pda TFU
• TBJ (gram) = (TFU-12 cm)x155 gram
• Yang dapat di buat variasi berdasarkan
turunnya bagian terendah pada panggul.
Bag. Terendah Pengukuran
Hodge I (TFU - 13) x 155 gram
Hodge II (TFU - 12) x 155 gram
Hodge III (TFU - 11) x 155 gram
16. • Auskultasi
Menggunakan stetoskop monoaural atau doptone.
Yang dapat didengar adalah :
Dari janin : Dari ibu :
1. DJJ pada bulan ke 4-5 1. Bising rahim
2. Bising tali pusat 2. Bunyi aorta
3. Gerakan janin 3. Bising usus
• Frekuensinya 120-140 x/mnt. DJJ paling jelas terdengar
di pihak punggung anak dekat pada kepala karena badan
anak kypose dan di depan dada terdapat lengan anak
CONT…….
17. PEMERIKSAAN TAMBAHAN
• Pemeriksaan Dalam
• Pemeriksaan Panggul
Menggunakan jangka panggul
Wajib dilakukan pada primigravida
Tujuan : mengetahui diagnosis prognosis jalannya persalinan
& keadaan panggul
indikasi :
primigravida kepala blm masuk pd bulan trakhir (UK 36
mggu)
Multigravida jk persalinan yg lalu riwayat obstetri jelek
Ada kelainan letak pada hamil tua
Jika ada kelainan misalnya kifosis, skoliosis, jalan
pincang/cebol
18. Nama Ukuran Panggul Cara ukur Ukuran
normal
Distancia Spinarum
(DS)
Jarak antara spina iliaka anterior
superior (SIAS) kanan & kiri
23-26
cm
Distansia Cristarum
(DC)
Jarak terjauh antara crista iliaka
kanan & kiri, kira2 5 cm di blakang
SIAS
26-29
cm
Conjugata
Eksterna/Boudeloque
(CE)
Jarak antara tepi atas simpisis pubis
& ujung procesus spinosus vertebra
lumbal V
18-20
cm
Distancia Tuberum Ukuran melintangdari pintu bawah
panggul/jarak antara tuber
iskiadikum kanan & kiri
10,5-11
cm
Lingkar Panggul Menggunakan pita pengukur, di ukur
dari tepi atas simpisis
pubis,dikelilingkan ke belakang mel.
Pertengahan antara SIAS &
trochanter mayor kanan, ke ruas
80 – 90
cm
22. DEFINISI
• tanda dimulainya kehidupan si bayi, gerakan
jantungnya, saat ditiupkan roh ke dalam rahim
ibu.
• upaya menilai perkembangan janin yang
sederhana
23. Kapan gerakan janin mulai terasa?
• pada kehamilan 1, gerakan janin bisa
dirasakan sekitar UK 18 – 20 minggu
• Kehamilan ke2 dan seterusnya bisa dideteksi
lebih dini, pada usia kehamilan 16 minggu
24. Berapa kali si baby bergerak?
Berdasarkan penelitian di RSUPN Cipto
Mangunkusumo, gerakan janin pada TM 3 dapat
dikategorikan:
• Normal, bila 10x gerakan sepanjang 24 jam
di luar tidur
• Tidak normal (tidak sejahtera), bila <10x atau
<6x dalam 24 jam di luar tidur
25. Bagaimana menghitung gerakan janin?
• 10x gerakan dalam 24 jam di luar tidur
bukanlah jumlah gerakan secara berturut-
turut sampai 10 kali.
• Jadi, bukan akumulasi satu gerakan yang
dihitung, tetapi gerakan setelah jeda dengan
gerakan sebelumnya.
27. Kapan Mulai Terdengar?
• Denyut jantung janin baru dapat didengar pada
akhir bulan ke-5 dengan menggunakan
funandoskop, dengan doppler sudah dapat
didengar pada akhir bulan ke-3.
28. Manfaat pemeriksaan DJJ
a. Dari adanya bunyi jantung janin
• tanda pasti kehamilan
• janin hidup
b. Dari tempat DJJ terdengar
• Presentasi janin
• kedudukan punggung
• habitus
29. Lanj…
c. Dari sifat DJJ
• Normal (sehat) = denyut jantungnya
teratur dan frekuensinya 120 – 160 per
menit.
• Asphyxia = denyut jantung <120/ menit
atau >160/ menit dan tidak teratur
30. Cara Menghitung DJJ
• Menggunakan funandoskop 3x5 detik kemudian
dijumlah dikalikan 4
• Ex:
5det 5det 5det kesimpulan
11 12 11 - teratur, frekuensi
136/ menit (janin
baik)
10 14 9 - tidak teratur, frek
132/ menit (asphyxia)
32. Definisi
• metode evaluasi status janin.
• menilai hubungan gambaran DJJ dan aktivitas
janin.
• NST disebut juga dengan
aktokardiografi, atau fetal
activity acceleration
determination (FAD; FAAD).
33. Kapan NST dilakukan
• Janin tidak bergerak seperti biasa
• Dicurigai bahwa placenta tidak berfungsi secara
memadai
• Kehamilan resiko tinggi
34. Teknik Pemeriksaan
• Pasien berbaring dalam posisi semi-Fowler,
atau sedikit miring ke kiri
• Melakukan pengukuran tensi, suhu, nadi,
dan frekuensi pernafasan ibu
• menempelkan detektor jantung janin dan
kontraksi pada perut bumil
• bumil harus menekan sebuah tombol setiap
bayi bergerak
35. Lanj…
• Bila dalam beberapa menit pemeriksaan
tidak terdapat gerakan janin, dilakukan
perangsangan janin
• Perhatikan frekuensi dasar DJJ
• Setiap terjadi gerakan janin diberikan tanda
pada kertas KTG
• Perhatikan apakah terjadi akselerasi DJJ
(sedikitnya 15 dpm).
37. Hasil Pemeriksaan
a. Reaktif:
• Terdapat gerakan janin sedikitnya 2 kali
dalam 20 menit, disertai dengan akselerasi
FHR sedikitnya 15 dpm
• Frekuensi dasar djj di luar gerakan janin
antara 120 – 160 dpm
• Variabilitas djj antara 5 – 25 dpm
38. Lanj…
b. Nonreaktif:
• Tidak terdapat gerakan janin dalam 20
menit, atau tidak terdapat akselerasi pada
gerakan janin.
• Frekuensi dasar FHR abnormal
• Variabilitas djj kurang dari 2 dpm.
39. Lanj...
c. Unsatisfactory:
• Gerakan janin kurang dari 2 kali dalam
20 menit, atau terdapat akselerasi yang
kurang dari 15 dpm
• Frekuensi dasar FHR abnormal.
• Variabilitas djj antara 2 – 5 dpm.
40.
41. Pengertian Amniosintesis :
Tindakan pengambilan sampel cairan
ketuban untuk diagnosis antenatal
abnormalitas kromosom dan abnormalitas
biokimia lewat pemeriksaan sel2 janin yang
terlepas serta cairan ketuban itu sendiri.
43. Prosedur
• Sebelum melaksanakan tindakan, kadang-
kadang diberikan anastesi terlebih dahulu
untuk meringankan sakit ketika
memasukkan jarum yang digunakan untuk
menarik cairan
• Jarum dimasukkan melalui perut ibu melalui
dinding rahim ke dalam kantung amniotic.
44. Con’t…
• Dengan bantuan USG sebagai petunjuk, yang
bertujuan untuk melihat daerah yang jauh
dari jangkauan janin.
• Diambil sekitar 20ml dari amniotic fluid
• Kemudian diperiksa di bawah mikroskop
untuk mengetahui kromosom abnormal
45. Kapan dilakukan?
Amniocentesis paling aman
dilakukan setelah 14-16
minggu kehamilan, sehingga
kehilangan cairan yang
diaspirasi tidak akan
mengubah volume rongga
uterus secara bermakna, yg
dapat menimbulkan
kontraksi uterus.
46. Komplikasi
• Kegagalan menusuk jarum dengan benar
dapat mengakibatkan kebocoran atau infeksi.
• Keguguran
• Trauma ketuban