2. Episiotomi
1.Pengertian
Episiotomi adalah insisi yang dilakukan
pada daerah perineum yang bertujuan
untuk melebarkan jalan lahir sehingga
memudahkan persalinan dan mencegah
ruptura perinei totalis
3. 2.Luka episiotomi meliputi :
Dinding posterior lapisan mukosa vagina
Lapisan kulit perineum serta jaringan
subkutisnya
Muskulus bulbokavernosus (dikenal
sebagai sfingter vagina yang berkontraksi
dapat mengurangi ukuran orifisium
Vagina,dan pada serabut anterior berperan
dalam ereksi klitoris)
8. next
Penyembuhan ruptura perinei tingkat
III-IV yang kurang baik
Gawat janin
Perlindungan terhadap kepala bayi
prematura jika perineum kaku
9. next
4. Robekan perineum dibagi atas 4
tingkatan,yaitu:
Tingkat I
robekan terjadi hanya pada selaput lendir
vagina dengan atau tanpa mengenai kulit
perineum
10. next
Tingkat II
Robekan mengenai selaput lendir
vagina sampai dengan otot
perinea transversalis tetapi tidak
mengenai otot spingter ani.
11. Next
Tingkat III
Robekan mengenai perineum sampai otot
spingter ani
Tingkat IV
Robekan mengenai perineum sampai
dengan otot spingter ani dan mukosa
rectum
12. next
5. Prinsip – prinsip Episiotomi
Bagian presentasi janin dilindungi
dari cedera
Episiotomi harus cukup lebar untuk
melengkapi tujuan tindakan incisi
perineum
14. next
Episiotomi harus dilakukan pada
waktu yang tepat, jangan
terlambat untuk menghindari
laserasi, jangan terlalu dini
karena akan banyak kehilangan
darah dari luka episiotomi
15. 6.Tujuan Episiotomi
1. Membuat luka yang lurus
dengan pinggir yang
tajam,sedangkan ruptura perinei
yang spontan bersifat luka
koyak dengan dinding luka yang
bergerigi
16. next
2. Mengurangi tekanan pada anak
3. Mempersingkat kala 2
4. Episiotomi lateralis dan
mediolateralis mengurangi
kemungkinan ruptura perinei
totalis
17. 7. Type Episiotomi
1. Episiotomi Medialis yang dibuat
digaris tengah
2. Episiotomi mediolateralis dari
garis tengah kesamping
menjauhi anus
18. next
3. Episiotomi Lateralis ,1-2 cm
diatas commisura posterior
ke samping
4. Episiotomi skunder incisi
dilakukan pada ruptura
perinei spontan
23. next
8. Keuntungan dan kerugiannya
adalah :
1. Type Median / Medialis:
Mudah dijahit/diperbaiki
Anatomis maupun fungsionil
sembuh dengan baik
24. next
Rasa sakit waktu nifas tak seberapa
Perdarahan lebih sedikit,karena
daerah ini hanya terdapat sedikit
pembuluh darah
Kerugian :
Dapat terjadi perluasan ke spingter
ani dan kedalam rongga rektum
(ruptura perinea totalis)
25. next
2 .Type media lateralis
Kerugian :
Lebih sulit memperbaikinya
Insisi lateral akan menyebabkan distorsi
(penyimpangan) keseimbangan dasar
panggul
Kesalahan penjahitan lebih sering, ototnya
lebih sulit untuk disatukan secara benar
29. 8. Penanganan komplikasi
1.Jika terdapat hematoma darah
dikeluarkan ,jika tidak ada tanda
infeksi dan perdarahan sudah
terhenti, lakukan penjahitan
30. Next
2. Jika terdapat infeksi buka jahitan
dan drain luka, berikan Anti Biotika :
Ampisilin 4 X 500mg Selama 5 hari
Dan metronidazol 3 X400gram
selama 5 hr
31. next
3. Jika infeksi mencapai otot dan terdapat
bersihkan luka dan berikan antibiotika
secara kombinasi sampai klien bebas
deman selama 48 jam:
Penisilin G 2 juta unit selama 6 jam, I.V
Ditambah gentamicin 5 mg/kg BB setiap
24 jam secara Intra Vena( I.V )
32. Next
ditambah metronidazol 3 x 400 mg setiap 8
jam, I.V
4.Sesudah klien bebas demam selama 48
jam berikan :
Ampisilin 4 x 5oomg peroral selama 5 hari
Ditambah metronidazol 3 x 400 mg per oral
selama 5 hari
Luka dapat dijahit/refair Minggu ke 2- 4
33. 9.Penanganan Kasus terlantar
Pada kasus terlantar robekan >12 jam
kemungkinan infeksi sulit untuk dihindari
untuk :
Robekan perineum tk I dan II biarkan
Terbuka
Robekan perineum tingkat III dan IV,
lakukan jahitan situasi dengan 2-3
jahitan,penjahitan otot, mukosa vagina
dan kulit perineum dilakukan sekitar 6 hari
kemudian
34. 10. Persiapan Episiotomi
1. Pertimbangkan indikasi-indikasi untuk
melakukan episiotomi dan pastikan
episiotomi tesebut penting untuk
keselamatan dan kenyamanan ibu dan
janin
2. Pastikan semua perlengkapan alat – alat
sudah tersedia dan dalam keadaan
DTT/steril
35. next
3. Gunakan teknik aseptik setiap
saat
4. Jelaskan pada ibu alasan
memerlukan episiotomi,
diskusikan prosedur dengan ibu/
keluarga
36. Memberikan anestesia
Berikan anestesia lokal sedini mungkin
agar obat memiliki cukup waktu untuk
memberikan efek sebelum episiotomi
dilakukan
Hisap lidokain 1% tanpa epinefrin, dengan
semprit 10 ml
Tabung semprit memiliki ukuran jarum 22
dan panjang 4 cm
37. next
Letakan 2 jari kedalam vagina diantara
kepala bayi dan perineum
Masukan jarum ditengah fourchette dan
arahkan jarum sepanjang tempat yang
akan diepisitomi
ASPIRASI UNTUK MEMASTIKAN BAHWA
JARUM TIDAK MASUK PEMBULUH
DARAH
38. Next
Tarik jarum perlahan – lahan sambil
menyuntikan maksimun 10 ml lidokain
Tarik jarum bila sudah kembali ketitik awal
jarum ditusukan (kulit melembung karena
anestesia bisa terlihat disepanjang garis
yang akan diepisiotomi )
39. Prosedur Episiotomi
1. Tunda tindakan episiotomi sampai
perineum menipis dan pucat, dan 3-4 cm
kepala bayi sudah terlihat pada saat
kontraksi
2. Masukkan dua jari kedalam vagina
diantara kepala bayi dan perineum kedua
jari diregangkan dan berikan sedikit
tekanan lembut kearah luar pada
perineum
40. next
Alasan:
Hal ini akan melindungi kepala bayi dari
gunting dan meratakan perineum sehingga
membuat lebih mudah diepisiotomi
3. Gunakan gunting tajam DTT /steril,
tempatkan gunting ditengah – tengah
fourchette posterior dan gunting mengarah
kesudut yang diinginkan untuk melakukan
41. next
Episiotomi mediolateral, mengarahkan gunting
cukup jauh kearah samping sfingter
4.Gunting perineum sekitar 3-4 cm ,hindari
menggunting jaringan sedikit- demi sedikit karena
akan menimbulkan tepi yang tidak rata.
5.Jika bayi belum juga lahir,lakukan tekanan pada
luka episiotomi dengan kain kasa DTT/ steril
untuk mengurangi perdarahan
42. next
5.Jika bayi belum juga
lahir,lakukan tekanan pada luka
episiotomi dengan kain kasa
DTT/ steril untuk mengurangi
perdarahan
43. next
6. Kendalikan kelahiran kepala,bahu dan dan
badan bayi untuk mencegah perluasan
episiotomi
7.Setelah bayi dan plasenta lahir, periksa
dengan hati-hati apakah episiotomi
mengalami perluasan atau laserasi
tambahan
47. AMNIOTOMI
Pengertian
Adalah tindakan untuk membuka
selaput amion dengan jalan memecahkan
selaput ketuban untuk merangsang
persalinan.
Adalah tindakan membuka selaput
amnion dengan jalan membuat robekan
kecil yang kemudian akan melebar secara
spontan akibat adanya tekanan dalam
rongga amnion
48. Tujuan Tindakan Amniotomi
Mendorong terjadinya refleks mengejan,
sehingga persalinan dapat dipercepat
Memperkecil bahaya infeksi
Mengurangi kemungkinan prolapsus
funikuli atau bagian kecil lainnya
Tindakan untuk menyelesaikan persalinan
49. Indikasi
1. Pembukaan lengkap tetapi selaput
ketuban tidak pecah secara spontan
2. Persalinan pervaginam dengan tindakan
ekstrasi
3. Akselerasi persalinan
4. Solusio plasenta
50. Indikasi
2. Saat Pembukaan Kecil :
Bertujuan merangsang persalinan lebih
cepat, mengurangi keregangan otot
rahim untuk lebih efektif berkontraksi:
Bahaya pemecahan ketuban pada
bembukaan kecil adalah: prolapsus
funikuli, infeksi, distres janin, dan hanya
boleh dilakukan di RS yang siap dengan
tindakan SC
51. Keutungan amniotomi :
1. Untuk menilai ada tidaknya mekonnium
dalam air ketuban
2. Menentukan punctum maksimun djj lebih
jelas terdengar
3. Lebih mudah menilai djj anak
4. Mempercepat proses persalinan
52. Kerugian tindakan Amniotomi
Dapat menimbulkan trauma pada
kepala/presentasi janin
Dapat menjadi pintu masuknya
mikroorganisme sehingga terjadi infeksi
kompresi tali pusat karena berkurangnya
volume air ketuban
53. next
c. Penilaian air ketuban
Jumlah air ketuban ( oligohidramion /
hidramion)
Warna air ketuban Air ketuban yang normal
berwarna jernih, terdapat ferniks
kaseosa,air ketuban yang keruh /
bercampur mekoneum kemungkinan janin
mengalami foetal distres
54. next
Induksi persalinan adalah merangsang
uterus untuk memulai terjadinya
persalinan
Akselerasi persalinan adalah
meningkatkan frekuensi, lama, dan
kekuatan konstraksi uterus dalam
persalinan
55. PROSEDUR AMNIOTOMI
1. Membahas prosedur besama ibu dan
keluarganya
2. Dengarkan denyut jantung janin (DJJ)
dan pada partograf
3. Cuci kedua tangan
4. Pakai sarung tangan desinfeksi DTT atau
steril
56. next
5. Diantara kontraksi, lakukan pemeriksaan
dalam, raba dengan hati – hati selaput
ketuban untuk memastikan bahwa kepala
telah masuk dengan baik kedalam PAP
dan bahwa tali pusat dan / bagian- bagian
tubuh yang kecil dari bayi tidak
menumbung
57. next
6 Dengan menggunakan tangan
yang lain,tempatkan klem
setengah kocher DTT/Steril
masukan kedalam vagina, dan
pandu klem dengan jari tangan
hingga mencapai selaput ketuban
58. 7.Pegang ujung klem diantara
ujung jari pemeriksaan ,gerakan
jari dengan lembut ,gosokan klem
pada selaput ketuban dan
pecahkan
59. next
8.Biarkan air ketuban membasahi jari yang
digunakan untuk pemeriksaan
9.Gunakan tangan yang lain untuk mengambil klem
dan menempatkan pada larutan klorin 0,5 %
10. Biarkan jari tangan tetap didalam vagina untuk
mengetahui penurunan kepala dan memastikan
bahwa tali pusat atau bagian kecil tidak ada yang
teraba
60. 10. Biarkan jari tangan tetap
didalam vagina untuk mengetahui
penurunan kepala dan
memastikan bahwa tali pusat
atau bagian kecil tidak ada yang
teraba
61. 9.Gunakan tangan yang lain untuk
mengambil klem dan menempatkan pada
larutan klorin 0,5 %
10. Biarkan jari tangan tetap didalam vagina
untuk mengetahui penurunan kepala dan
memastikan bahwa tali pusat atau bagian
kecil tidak ada yang teraba
62. next
11. Celupkan tangan yang masih
menggunakan sarung tangan lalu lepaskan
dan biarkan terendam di larutan klorin 0,5
% selama 10 menit
12. Segera periksa DJJ
13. Catat pada partograf waktu dilakukan
pemecahan selaput ketuban,warna air
ketuban dan Djj