Jenis persiapan dan perawatan pre operasi, intra dan post operasi, dan luka ...aulia rahmah
Jenis persiapan dan perawatan : Pre Operasi, intra dan post operasi, dan luka perinium
Pemberian pendidikan kesehatan pre operasi.
Persiapan diet
Persiapan kulit
Latihan napas dan latihan batuk
Latihan kaki
Latihan mobilitas
Pencegahan cedera
2. Luka Episiotomi
• Penjahitan luka episiotomi atau episiotomy repair merupakan
penjahitan kembali potongan surgikal pada vagina dan perineum
pasca persalinan.
• Ketika seorang ibu bersalin, perineum terkadang mengalami robekan
atau dibutuhkan episiotomi untuk memperbesar ukuran mulut vagina
supaya mampu memfasilitasi persalinan.
• Episiotomi dan robekan yang melibatkan lapisan otot (derajat dua)
memerlukan penjahitan.
• Teknik penjahitan episiotomi yang baik akan mempengaruhi derajat
nyeri, kualitas hidup jangka panjang, dan penyembuhan luka pasca
persalinan.
3. • Penjahitan luka episiotomi memiliki 2 fungsi penting, yaitu hemostasis,
menyatukan kembali, dan mengembalikan fungsi mukosa vagina, jaringan
ikat, dan otot.
• Secara tradisional, bagian vagina dijahit menggunakan teknik kontinu
(continuous locking stitch), sedangkan kulit dan otot perineum dijahit
menggunakan teknik terputus.
• Sebuah tinjauan sistematik menemukan bahwa teknik penjahitan subkutan
berhubungan dengan pengurangan nyeri dan kebutuhan analgesik pasca
persalinan.
• Studi ini juga menemukan bahwa penggunaan teknik kontinu pada semua
lapisan jahitan, berhubungan dengan lebih banyak lagi pengurangan nyeri
4. Indikasi Penjahitan Luka Episiotomi
• Indikasi penjahitan luka episiotomi adalah semua wanita yang menjalani prosedur
episiotomi saat persalinan. Penjahitan luka episiotomi bertujuan untuk hemostasis
dan menyatukan kembali lapisan vagina dan perineum yang mengalami trauma
surgikal.
• Beberapa klinisi mempercayai bahwa episiotomi perlu dilakukan secara rutin untuk
mencegah robekan serius saat persalinan.
• Di lain pihak, dilakukannya episiotomi sudah menjamin seorang wanita akan
mengalami trauma dan penjahitan perineum.
• Tinjauan sistematik Cochrane yang dipublikasikan pada tahun 2017 menyebutkan
bahwa manfaat penggunaan episiotomi secara rutin belum didukung oleh bukti
ilmiah yang adekuat.
• Apabila episiotomi dilakukan, penjahitan luka episiotomi harus dilakukan sesegera
mungkin.
• Tidak menjahit luka episiotomi telah dikaitkan dengan penyembuhan luka yang
lebih buruk setelah 6 minggu
5. Kontraindikasi Penjahitan Luka Episiotomi
• Kontraindikasi penjahitan luka episiotomi adalah jika pasien menolak
untuk dilakukan tindakan penjahitan luka.
• Pada prinsipnya, tindakan penjahitan luka episiotomi diperlukan
sesegera mungkin oleh semua pasien yang menjalani episiotomi. Jika
luka episiotomi tidak dijahit, penyembuhan luka akan lebih buruk
secara signifikan
6. Persiapan Pasien
• Sama seperti tindakan lain, berikan informed consent pada pasien
sebelum tindakan.
• Sebelum melakukan penjahitan luka episiotomi, pastikan plasenta
sudah lahir, posisikan pasien, gunakan tampon agar visualisasi luka
lebih baik, dan beri anestesi lokal pada area yang akan dijahit.
7. Peralatan
Beberapa peralatan yang dibutuhkan untuk penjahitan luka episiotomi adalah:
• 1 set alat jahit
• Doek steril
• Lampu
• Underpad
• Cairan salin normal atau aqua untuk irigasi
• Spuit dan jarum nomor 22
• Kasa dan tampon steril
• Obat anestesi lokal, seperti lidocaine 1%
• Benang dan jarum jahit
• Alat pelindung diri, seperti sarung tangan dan apron
8. Posisi Pasien
• Pasien dalam posisi litotomi, pastikan pasien hangat dan nyaman.
Pastikan pula pencahayaan cukup untuk melakukan tindakan
10. 1. Bersihkan area perineal dengan aqua steril atau NaCl 0.9%
2. Letakkan doek steril di atas area penjahitan luka
3. Lakukan anestesi lokal pada area penjahitan
4. Tampon vagina dapat dimasukkan untuk membantu menyerap darah, sehingga visualisasi area penjahitan lebih baik
5. Periksa area penjahitan secara sistematis untuk mengidentifikasi struktur luka
6. Identifikasi apeks luka mukosa vagina dan mulai jahitan 1 cm di atas titik luka. Jika apeks luka terlalu jauh ke dalam vagina
dan tidak terlihat, jahitan penahan ditempatkan di area luka yang terlihat paling jauh dan lakukan traksi untuk membuat
apeks luka terlihat
7. Gunakan teknik penjahitan kontinu, perbaiki struktur epitel vagina terlebih dahulu, diikuti dengan otot perineal dan kulit.
Biasanya dibutuhkan 2 lapisan pada saat menjahit lapisan otot
8. Jahitan harus mencakup fasia rektovaginal yang menopang vagina posterior, lalu ke cincin himen dan diikat pada bagian
proksimal cincin
9. Pastikan jahitan tidak terlalu ketat, gumpalan darah dibersihkan dari luka, tidak meninggalkan ruang mati, dan sisa-sisa
selaput dara tidak dijahit
10.Keluarkan tampon vagina
11.Periksa kembali apakah hemostasis sudah berhasil dan kedua tepi luka menyatu
12.Lakukan pemeriksaan vagina dan rektal untuk memastikan vagina dan introitus tidak dijahit terlalu ketat dan tidak ada
jahitan yang menembus ke mukosa rektal
13.Bersihkan dan keringkan area perineal
14.Posisikan pasien ke posisi yang nyaman
15.Hitung jumlah instrumen, kasa, dan tampon yang digunakan, pastikan tidak ada yang tertinggal
13. Pada kasus luka episiotomi derajat 3 dan 4,
beberapa hal berikut perlu diperhatikan:
1.Penjahitan disarankan dilakukan di ruang operasi
2.Penjahitan dengan teknik figure of eight sebaiknya dihindari karena
bisa menyebabkan iskemia jaringan
3.Mukosa anorektal dijahit dengan teknik kontinu atau terputus. Jika
ada kerusakan sfingter anal interna, lakukan penjahitan terpisah
dengan teknik terputus atau matras
4.Jika terjadi kerusakan total pada sfingter anal eksternal, metode
overlapping atau end-to-end bisa digunakan. Jika kerusakan terjadi
parsial, disarankan metode end-to-end[
14. Follow up
• Untuk mengatasi nyeri, pasien dapat diberikan paracetamol oral atau
obat antiinflamasi nonsteroid supositoria.[9] Pada follow up pasca
persalinan, evaluasi penyembuhan luka episiotomi dan kemungkinan
komplikasi seperti infeksi atau inkontinensia. Jika digunakan benang
non-absorbable, jahitan dapat diangkat sekitar hari ke-5 atau ke-8.