SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
- 17 -
PROBLEM BASED LEARNING DALAM MENINGKATKAN
KEMAMPUANSISWA KELAS X-2 SMAN TANJUNGSARI MEMECAHKAN
MASALAH HAM PADA MATA PELAJARAN PKN.
Eli Sri Mulyasari
ABSTRAK
Sekolah memiliki peranan dan tanggung jawab yang sangat penting dalam
mempersiapkan warga negara yang memiliki komitmen kuat dan konsisten
untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Upaya yang
dapat dilakukan adalah menyelenggarakan program pendidikan yang
memberikan berbagai kemampuan sebagai seorang warga negara melalui
berbagai mata pelajaran termasuk salah satunya Pendidikan Kewarganegaraan.
Realitanya hasil belajar siswa dalam materi Pendidikan Kewarganegaraan
belum menunjukkan hasil yang diinginkan. Kondisi rendahnya hasil belajar
siswa dalam materi hakekat negara. bahwa pemahaman siswa terhadap mata
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan tersebut relatif masih rendah. Tujuan
penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan memecahkan masalah
HAM dalam mata pelajaran PKn khususnya kelas X-2 pada SMAN
TANJUNGSARI, sehingga pembelajaran PKn menjadi lebih menyenangkan
dan menimbulkan kreatifitas. Dengan menggunakan metode pemecahan
masalah maka dapat diambil manfaatnya yaitu dapat meningkatkan
pengetahuan dalam Menciptakan rasa senang belajar Pendidikan
Kewarganegaraan selama pelajaran berlangsung dengan adanya “The
Involvement of Participaton melalui Problem Based Learning.
Kata kunci: Pendidikan Kewarganegaraan, belajar, metode based learning
Pendahuluan
Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik
menjadi warga Negara yang memiliki komitmen kuat dan konsisten untuk
mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Komitmen yang kuat dan konsisten terhadap prinsip dan semangat kebangsaan
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang berdasarkan Pancasila
dan UUD 1945, perlu ditingkatkan terus menerus untuk memberikan pemahaman yang
mendalam tentang Negara Kesatuan Republik Indonesia. Konstitusi Negara Republik
Indonesia perlu ditanamkan kepada seluruh komponen bangsa Indonesia, khususnya
generasi muda sebagai generasi penerus.
Indonesia harus menghindari sistem pemerintahan yang memasung hak-hak
asasi manusia, hak-hak warganegara untuk dapat menjalankan prinsip-prinsip
demokrasi. Kehidupan yang demokratis didalam kehidupan sehari-hari di lingkungan
keluarga, sekolah, masyarakat, pemerintahan, dan organisasi-organisasi non
pemeritahan perlu dikenal, dipahami, diinternalisasi, dan diterapkan demi terwujudnya
pelaksanaan prinsip-prinsip demokrasi serta demi peningkatan martabat kemanusian,
kesejahteraan, kebahagiaan, kecerdasan dan keadilan.
Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang
memfokuskan pada pembentukan warganegara yang memahami dan mampu
melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga Negara yang baik,
Problem Based Learning dalam Meningkatkan Kemampuan Siswa Kelas X-2 SMAN
Tanjungsari Memecahkan Masalah Ham Pada Mata Pelajaran Pkn.
Eli Sri Mulyasari18
yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD
1945. Selain itu Pendidikan Kewarganegaraan (Citizenship Education) juga merupakan
mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi
agama, sosio-kultural, bahasa, usia, dan suku bangsa.
Berdasarkan hasil pengamatan dan pengalaman selama ini, siswa kurang aktif
dalam kegiatan belajar-mengajar. Anak cenderung tidak begitu tertarik dengan
pelajaran PKn karena selama ini pelajaran PKn dianggap sebagai pelajaran yang hanya
mementingkan hafalan semata, kurang menekankan aspek penalaran sehingga
menyebabkan rendahnya minat belajar PKn siswa di sekolah.
Banyak faktor yang menyebabkan hasil belajar PKn siswa rendah yaitu faktor
internal dan eksternal dari siswa. Faktor internal antara lain: motivasi belajar,
intelegensi, kebiasaan dan rasa percaya diri. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor
yang terdapat di luar siswa, seperti; guru sebagai Pembina kegiatan belajar, startegi
pembelajaran, sarana dan prasarana, kurikulum dan lingkungan.
Disinilah guru dituntut untuk merancang kegiatan pembelajaran yang mampu
mengembangkan kompetensi, baik dalam ranah kognitif, ranah afektif maupun
psikomotorik siswa. Strategi pembelajaran yang berpusat pada siswa dan peciptaan
suasana yang menyenangkan sangat diperlukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa
dalam mata pelajaran PKn. Dalam hal ini penulis memilih model “pembelajaran
berbasis masalah (PROBLEM BASED LEARNING) dalam meningkatkan
kemampuan memecahkan masalah HAM pada mata pelajaran PKn.
Pembelajaran berbasis masalah adalah suatu proses belajar mengajar didalam
kelas dimana siswa terlebih dahulu diminta mengobservasi suatu fenomena. Kemudian
siswa diminta untuk mencatat permasalahan-permasalahan yang muncul, setelah itu
tugas guru adalah merangsang untuk berfikir kritis dalam memecahkan masalah yang
ada. Tugas guru mengarahkan siswa untuk bertanya, membuktikan asumsi, dan
mendengarkan persfektif yang berbeda diantara mereka.
Menurut E. Mulyana Pembelajaran aktif dengan menciptakan suatu kondisi
dimana siswa dapat berperan aktif, sedangkan guru bertindak sebagai
fasilitator. Pembelajaran harus dibuat dalam suatu kondisi yang menyenangkan
sehingga siswa akan terus termotivasi dari awal sampai akhir kegiatan belajar mengajar
(KBM). Dalam hal ini pembelajaran dengan Problem Based Learning sebagai salah
satu bagian dari pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning) merupakan
salah satu alternatif yang dapat digunakan guru disekolah untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran PKn.
Berdasarkan uraian diatas maka Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini,
dirancang untuk mengkaji penerapan pembelajaran model “Problem Based Learning”
dalam meningkatkan kemampuan siswa kelas X-2 SMAN TANJUNGSARI
memecahkan masalah HAM pada mata pelajaran PKn.
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah tersebut diatas, maka dapat
dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:
1. Apakah pembelajaran model Problen Based Learning dapat meningkatkan
kemampuan memecahkan masalah HAM dalam masalah PKn?
2. Bagaimana penerapan pembelaran model Problem Based Learning di kelas
dalam mata pelajaran PKn?
Spektrum, Jurnal Pendidikan Vol. I. No.1, 1 Juni 2013
Eli Sri Mulyasari 19
3. Sejauh manakah pendekatan model Problem Based Learning dapat
meningkatkan hasil belajar siswa?
Tujuan Penelititan Tindakan Kelas ini adalah meningkatkan kemampuan
memecahkan masalah HAM dalam mata pelajaran PKn khususnya kelas X-2 pada
SMAN TANJUNGSARI, sehingga pembelajaran PKn menjadi lebih menyenangkan
dan menimbulkan kreatifitas.
Dalam mengadakan penelitian ini diharapkan dapat penelitian ini diharapkan
dapat bermanfaat untuk :
1. Memperbaiki proses belajar mengajar dalam pelajaran PKn di Sekolah
Menengah Atas.
2. Mengembangkan kualitas guru dalam mengajarkan pedidikan
kewarganegaraan di Sekolah Menengah Atas.
3. Memberikan alternatif kegiatan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan
4. Menciptakan rasa senang belajar Pendidikan Kewarganegaraan selama
pelajaran berlangsung dengan adanya “The Involvement of Participaton
melalui Problem Based Learning.”
MetodePenelitian
Metode yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) . Prosedur
penelitian dibagi 3 siklus dan programnya dapat diurutkan sebagai berikut :
PERENCANAAN→ TINDAKAN→ OBSERVASI→ REFLEKSI→(Yaitu
merenungkan, memikirkan dan menilai)→PERENCANAAN (perencanaan kembali
atau perbaikan rencana) → TINDAKAN→OBSERVASI → REFLEKSI →Seterusnya
sampai dengan siklus ke 3 , sehingga mencapai tujuan akhir atau memperoleh hasil
akhir yang memuaskan.
Kajian Teori
Pendidikan Kewarganegaraan
Kewarganegaraan (Citizenship) merupakan mata pelajaran yang memfokuskan
pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosio-kultural, bahasa, usia, dan
suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan
berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. Mata pelajaran
Kewarganegaraan berfungsi sebagai wahana untuk membentuk warga negara cerdas,
terampil, dan berkarakter yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan
merefleksikan dirinya dalam kebiasaan berpikir dan bertindak sesuai dengan amanat
Pancasila dan UUD 1945. Tujuan mata pelajaran Kewarganegaraan adalah untuk
memberikan kompetensi-kompetensi sebagai berikut:
(1) berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu
kewarganegaraan,
(2) berpartisipasi secara bermutu dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas
dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara,
(3) berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan
pada karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan
bangsa-bangsa lainnya.
Problem Based Learning dalam Meningkatkan Kemampuan Siswa Kelas X-2 SMAN
Tanjungsari Memecahkan Masalah Ham Pada Mata Pelajaran Pkn.
Eli Sri Mulyasari20
(4) berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung
atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.
Hasil belajar PKn adalah kemampuan siswa dalam menguasai materi PKn
berdasarkan hasil dari pengalaman atau pelajaran setelah mengikuti pembelajaran
secara periodik dalam kelas. Dengan selesainya proses belajar mengajar diakhiri
dengan evaluasi untuk mengetahui kemajuan belajar atau penguasaan siswa atau
terhadap materi PKn terutama kompetensi dasar hakekat negara yang diberikan oleh
guru. Dari hasil evaluasi ini akan dapat diketahui hasil belajar siswa yang biasanya
dinyatakan dalam bentuk nilai atau angka.
Belajar
Belajar merupakan proses perubahan yang terjadi pada diri seseorang melalui
penguatan ( reinforcement), sehingga terjadi perubahan yang bersifat permanen dan
persisten pada dirinya sebagai hasil pengalaman (Learning is a change of behaviour as
a result of experience), demikian pendapat John Dewey,salah seorang ahli pendidikan
Amerika Serikat dari aliran Behavioural Approach.
Perubahan yang dihasilkan oleh proses belajar bersifat progresif dan
akumulatif, megarah kepada kesmpurnaan, misalnya dari tidak mampu menjadi
mampu, dari tidak mengerti menjadi mengerti, baik mencakup aspek pengetahuan
(cognitive domain), aspek afektif (afektive domain) maupun aspek psikomotorik
(psychomotoric domain). Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh
individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan
lingkungan.
Metode Problem Based Learning
Pembelajaran model Problem Based Learning berlangung secara alamiah
dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, menemukan dan mendiskusikan
masalah serta mencari pemecahan masalah, bukan transfer pengetahuan dari guru ke
siswa. Siswa megerti apa makna belajar, apa manfaatya, dalam status apa mereka, dan
bagaimana mencapainya. Mereka sadar bahwa yang mereka pelajari berguna bagi
hidupnya nanti. Siswa terbiasa memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang bergua
bagi dirinya dan bergumul dengan ide-ide.
Dalam pembelajaran model Problem Based Learning tugas guru mengatur
strategi belajar, membantu menghubungkan pengetahuan lama dengan pngetahuan
baru, dan memfasilitasi belajar. Anak harus tahu makna belajar dan menggunakan
pengetahuan dan keterampilan yang diperolehnya untuk memecahkan masalah dalam
kehidupannya.
Dari pembahasan diatas dapat diduga bahwa pembelajaran dengan model
Problem Based Learning dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam belajar efektif
dan kreatif, diaman siswa dapat membangun sendiri pengetahuannya, menemukan
pengetahuan dan keterampilannya sendiri melalui proses bertanya, kerja kelompok,
belajar dari model yang sebenarnya, bisa merefleksikan apa yang diperolehnya antara
harapan dengan kenyataan sehingga peningkatan hasil belajar yang didapat bkan hanya
sekedar hasil menghapal materi belaka, tetapi lebih pada kegiatan nyata (pemecahan
Spektrum, Jurnal Pendidikan Vol. I. No.1, 1 Juni 2013
Eli Sri Mulyasari 21
kasus-kasus) yang dikerjakan siswa pada saat melakukan proses pembelajaran (diskusi
kelompok dan diskusi kelas)
Menurut Seels and Richey (1994 : 32) metode pembelajaran adalah spesifikasi
untuk menyeleksi dan mengurutkan peristiwa atau langkah-langkah dalam sebuah
pembelajaran. Snelbecker (1982 : 115) mengemukakan metode pembelajaran adalah
suatu cara yang dilakukan oleh guru untuk melaksanakan suatu proses pembelajaran
dengan memahami perbedaan karakteristik dan kemampuan siswa, sehingga
diharapkan guru dapat membantu kesulitan belajar siswa dalam rangka mencapai
tujuan pembelajaran. Proses pembelajaran yang melibatkan guru dan siswa harus
diusahakan dalam rangka untuk mencapai tujuan pembelajaran, artinya guru harus
mampu memahami bahwa di antara siswa terdapat perbedaan-perbedaan karakteristik.
Hal itu karena siswa berasal dari kondisi ekonomi dan kemampuan orang tua yang
berbeda, sehingga dalam mengikuti proses pembelajaran terdapat perbedaan pula.
Dengan memahami perbedaan karakteristik siswa, dalam proses pembelajaran, oleh
guru dapat menentukan dan memilih metode pembelajaran yang sesuai, guru dapat
memberikan suatu perlakuan, dan penilaian, serta keputusan yang tepat kepada siswa,
sehingga siswa merasa dirinya dihargai dan diperhatikan dalam proses pembelajaran
tersebut. Proses pembelajaran merupakan sistem yang terdiri atas beberapa komponen
seperti siswa, guru, dan metode, serta materi pembelajaran yang saling berinteraksi
datam mencapai tujuan. Dalam menyajikan materi pembelajaran guru perlu
menentukan dan memilih metode pembelajaran yang tepat untuk mencapai tujuan yang
telah ditentukan. Metode pembelajaran yang tepat adalah metode yang mampu
membangkitkan motivasi belajar siswa.
Menurut Muhibbin Syah (1995 : 190) metode pembelajaran adalah cara yang
di dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan. Semakin baik metode
pembelajaran maka semakin efektif pula pencapaian tujuan. Untuk menetapkan lebih
dahulu apakah suatu metode pembelajaran disebut baik, diperlukan ketentuan yang
bersumber dari beberapa faktor. Adapun faktor utama yang menentukan adalah tujuan
yang akan dicapai. Metode pembelajaran di dalam kelas selain faktor tujuan, juga
faktor murid, faktor situasi, dan faktor guru ikut menentukan efektif tidaknya suatu
metode pembelajaran.
Menurut Wasty Soemanto (1998 : 102) metode pembelajaran merupakan salah
satu cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan komunikasi dengan siswa pada
saat berlangsungnya pembelajaran. Oleh karena itu, peranan metode pembelajaran
sebagai alat untuk menciptakan proses pembelajaran. Dengan metode pembelajaran
diharapkan terciptalah interaksi edukatif. Dalam interaksi ini guru harus dapat
menumbuhkan kegiatan belajar siswa, serta menggunakan metode pembelajaran yang
bervariasi.
Hasil Pembahasan
Pembelajaran PKn dikelas X-2 SMAN TANJUNGSARI ini dilakukan dalam
dua siklus. Pada setiap siklus, data yang diambil adalah aktivitas dan nilai evalusi pada
akhir siklus. Hasil Observasiaktivitas siswa dari siklus ke siklus dapat dilihat pada
tabel-tabel berikut ini :
Problem Based Learning dalam Meningkatkan Kemampuan Siswa Kelas X-2 SMAN
Tanjungsari Memecahkan Masalah Ham Pada Mata Pelajaran Pkn.
Eli Sri Mulyasari22
Tabel 1
Data aktivitas siswa yang relevan dengan pembelajaran.
No Indikator Ketercapaian
Siklus I Siklus II
1 Keberanian siswa dalam bertanya dan
mengemukakan pendapat
32,43% 75,67%
2 Motivasi dan kegairahan dalam mengikuti
pembelajaran ( meyelesaikan tugas mandiri atau
tugas kelompok )
54,05% 86,48%
3 Interaksi siswa dalam mengikuti diskusi kelompok 56,76% 94,59%
4 Hubungan siswa dengan guru selama kegiatan
pembelajaran
75,67% 94,59%
5 Hubungan siswa dengan siswa lain selama
pembelajaran ( Dalam kerja kelompok)
81,08% 91,89%
6 Partisipasi siswa dalam
pembelajaran (memperhatikan), ikut melakukan
kegiatan kelompok, selalu mengikuti petunjuk
guru).
83,78% 97,30%
Rata –Rata 63.96% 90,09%
Berdasarkan tabel 1 diatas, terlihat bahwa aktivitas siswa yang relevan dengan
kegiatan pembelajaran pada siklus 2 mengalami peningkatan dibandingkan dengan
siklus1 yaitu sebesar 26.13%.
Selanjutnya data aktivitas siswa yang kurang relevan dengan pembelajaran
terlihat pada tabel 2.
Tabel 2
Data Aktivitas Siswa yang kurang relevan dengan pembelajaran.
No Indikator
Ketercapaian
Siklus I Siklus II
1 Tidak memperhatikan penjelasan guru 16,21% 5,40%
2 Mengobrol dengan teman 13,51% 5,40%
3 Mengerjakan tugas lain 10,81% 2,70%
Rata – rata 13,51% 4,50%
Berdasarkan tabel 2 diatas terlihat bahwa aktivitas siswa yang kurang relevan
dengan kegiatan pembelajaran pada siklus 2 mengalami penurunan dibandingkan
dengan siklus 1 yaitu sebesar 9,01%.
Data pemahaman Siswa tentang masalah HAM dan ketuntasan belajar dari
siklus ke siklus dapat dilihat pada tabel 5 sebagaiberikut.
Spektrum, Jurnal Pendidikan Vol. I. No.1, 1 Juni 2013
Eli Sri Mulyasari 23
Tabel 3
Data Pemahaman Siswa tentang masalah HAM dan ketuntasan belajar siswa .
No Aspek yang diamati
Ketercapaian
Siklus I Siklus II
1 Nilai Rata-rata pemahaman HAM 73,08 78,57
2 Siswa yang telah tuntas 72,97% 91,89%
3 Siswa yang belum tuntas 27,03% 8,11%
Berdasarkan tabel 3 diatas, nilai rata-rata pemahaman siswa tentang masalah
HAM mengalami peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2, begitu juga prosentase siswa
yang mencapai ketuntasan belajar meningkat dari siklus 1 ke siklus2 sebesar 18,92%.
Siklus pertama dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan. Siswa dibagi menjadi
delapan kelompok dengan masing-masing kelompok beranggotakan 4 – 5 orang.
Setiap anggota kelompok diberi lembaran kasus yang telah disediakan oleh guru.
Tiap-tiap kelompok melakukan pembahasan dengan mengacu kepada buku pegangan
dan Undang-Undang no. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia serta Undang
Undang Dasar 1945 (amandemen IV).
Hasil pengamatan guru menunjukan pada pembahasan siklus pertama dengan
judul hak hidup (pro dan kontra masalah pengguguran kandungan/aborsi), terlihat para
siswa sangat antusias dalam mengajukan pertanyaan dan memberikan argumentasi.
Berdasarkan tabel 3 diatas terlihat keberanian siswa bertanya dan
mengemukakan pendapat, rata-rata perolehan skor pada siklus pertama 32,43 %
menjadi 75,67 %, mengalami kenaikan 43,24 %. Begitupun dalam indikator motivasi
dan kegairahan dalam mengikuti pembelajaran pada siklus pertama rata-rata 54,05 %
dan pada siklus kedua 86,48 % mengalami kenaikan 32,43 %. Dalam indikator
interaksi siswa selama mengikuti diskusi kelompok pada siklus pertama 56,76 % dan
pada siklus kedua 94,59 % mengalami kenaikan sebesar 37,83 %. Dalam indikator
hubungan siswa dengan guru selama kegiatan pembelajaran, pada siklus pertama 75,67
% dan pada siklus kedua 94,69 % mengalami kenaikan sebesar 18,92 %. Dalam
indikator hubungan siswa dengan siswa, pada siklus pertama 81,08 % sedangkan pada
siklus kedua 91,89 % mengalami kenaikan sebesar 10,81 %. Dalam indikator
partisipasi siswa dalam pembelajaraan terlihat pada siklus pertama 83,78 %, sedangkan
pada silklus kedua 97,30 % mengalam kenaikan sebesar 13,52 %.
Melalui model Problem Based Learning ini terlihat hubungan siswa dengan
guru sangat signifikan karena guru tidak dianggap sosok yang menakutkan tetapi
sebagai fasilitator dan mitra untuk berbagi pengalaman sesuai dengan konsep creatif
learning yaitu melalui discovery dan invention serta creativity and diversity sangat
menunjol dalam model pembelajaran ini. Dengan model problem based learning guru
hanya mengarahkan strategi yang efektif dan efisien yaitu belajar bagaimana cara
belajar ( learning how to learn). Dalam metode learning how to learn guru hanya
sebagai guide (pemberi arah/petunjuk) untuk membantu siswa jika menemukan
kesulitan dalam mempelajari dan menyelesaikan masalah. Melalui metode learning
how to learn siswa dapat mengeksplorasi dan mengkaji setiap persoalan, setiap kasus
Hak Asasi Manusia yang meliputi:
Problem Based Learning dalam Meningkatkan Kemampuan Siswa Kelas X-2 SMAN
Tanjungsari Memecahkan Masalah Ham Pada Mata Pelajaran Pkn.
Eli Sri Mulyasari24
1. Hak untuk hidup (membahas tentang pro dan kontra pengguguran
kandungan/aborsi)
2. Hak wanita (Hak perempuan) membahas tentang pro dan kontra perkawinan
dibawah tangan ( nikah syiri)
3. Hak anak (membahas tentang peluang anak yang cacat untuk memperoleh
pendidikan serta untuk memperoleh perlakuan bahwa setiap orang baik yang
normal maupun yang cacat dilindungi oleh hukum)
Dalam model Problem Based Learning melalui diskusi kelompok guru dapat
mengamati karakteristik atau gaya belajar masing-masing siswa. Ada kelompok siswa
yang lebih suka membaca daripada dibacakan kasusnya oleh orang lain. Siswa yang
lebih suka membacakan kasus dalam hal ini tergolong kepada siswa yang memiliki
potensi atau modalitas visual (gaya belajar visual). Sedangkan siswa yang lebih suka
berdialog, saling mengajukan argumentasi dengan cara mendengarkan siswa yang lain
sewaktu menyampaikan pendapatnya baru kemudian menyampaikan pendapatnya
tergolong kepada siswa yang memiliki potensi atau modalitas Auditorial (gaya belajar
Auditorial). Dan siswa yang dengan lugas, lincah dan fleksibel, selain melihat,
mendengar uraian dari siswa yang lain, dia juga mengakomodir semua permasalahan,
mampu membuktikan teori kedalam praktek, mampu memecahkan masalah secara
rasional, tergolong kepada kelompok belajar yang memiliki potensi atau modalitas
Kinestetik (gaya belajar Kinestetik). Kelompok kinestetik ini tergolong kepada tipe
belajar konvergen dimana siswa memiliki kekuartan otak kiri lebih dominan dan
cenderung bertanya dengan menggunakan kata tanya “How” (bagaimana).
Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas di atas prosentasi ketercapaian
pada siklus pertama mengalami peningkatan yang signifikan pada siklus kedua, maka
dapat disimpulkan bahwa temuan pada penelitian menjawab hipotesis yang
dirumuskan pada bab II bahwa melalui model Problem Based Learning dapat
meningkatkan kemampuan memecahkan masalah Hak Asasi Manusia dalam mata
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada siswa kelas X-2 SMAN TANJUNGSARI
tahun ajaran 2014-2015
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, H. Rozali, dan Syamsir. 2002. Perkembangan Hak Asasi Manusia dan
Keberadaan Peradilan Hak Asasi Manusia di Indonesia. Sragen: PT. Ghalia
Indonesia.
Affan Gaffar. 2002. Politik Indonesia, Transisi menuju Demokrasi. JogSragen:Pustaka
Pelajar
Alfian. 1980. Politik, Kebudayaan dan Manusia Indonesia. Sragen: LP3ES.
Anonim. 1993. Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 50 tahun 1993 tentang
Kominsi Nasional Hak Asasi Manusia. Sragen: Bina Aksara.
. 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 tahun 2006 tentang
Standar Isi. Sragen: Bina Aksara.
Arikunto, Suharsimi, Suhardjono, dan Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas.
Sragen: Bina Aksara.
Asshiddiqie, Jimly. 2005. Format Kelembagaan Negara dan Pergeseran Kekuasaan
dalam UUD 1945. JogSragen: FHUII Press.
Spektrum, Jurnal Pendidikan Vol. I. No.1, 1 Juni 2013
Eli Sri Mulyasari 25
BP7 Pusat. 1995. UUD 1945, P4, GBHN, Bahan Penataran P4. Sragen: BP7 Pusat.
Budimansyah, Dasim. 2002. Model Pembelajaran dan Penelian Portofolio. Bandung:
PT. Genesindo.
Budiardjo, Prof. Miriam. 1995. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Sragen: Gramedia.
Depdiknas. 2006. StandarKompetensi KurikulumPendidikan Kewarganegaraan tahun
2006. Sragen: Depdiknas.
Gabriel A. Almond dan Sidney Verba. 1984. Budaya Politik. Sragen: Bina Aksara.
Kaelan, MS. 2004. Pendidikan Pancasila Edisi reformasi. JogSragen: Paradigma.
Lemhanas. 2001. Pendidikan Kewarganegaraan. Sragen: Gramedia Pustaka Umum.
Magnis-Suseno, Franz. 2000. Etika Politik,Prinsip-Prinsip Moral Dasar Kenegaraan
Modern. Sragen: Gramedia.
Malian, Sobirin dan Marzuki Suparman. 2003. Pendidikan Kewarganegaraan dan Hak
Asasi Manusia. JogSragen:UII Press.
Republik Indonesia. Undang-undang No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.
Tilaar, HAR, et, al. Dimensi-Dimensi Hak Asasi Manusia dalam Kurikulum
Persekolahan Indonesia., Bandung: PT. Alumni.
Problem Based Learning dalam Meningkatkan Kemampuan Siswa Kelas X-2 SMAN
Tanjungsari Memecahkan Masalah Ham Pada Mata Pelajaran Pkn.
Eli Sri Mulyasari26

More Related Content

What's hot

PERANAN GURU PENDIDIKAN MORAL DALAM MEREALISASIKAN ASPIRASI NEGARA
PERANAN GURU PENDIDIKAN MORAL DALAM MEREALISASIKAN ASPIRASI NEGARAPERANAN GURU PENDIDIKAN MORAL DALAM MEREALISASIKAN ASPIRASI NEGARA
PERANAN GURU PENDIDIKAN MORAL DALAM MEREALISASIKAN ASPIRASI NEGARAWan Nor Faezah
 
Makalah permasalahan pendidikan di indonesia dan solusinya
Makalah permasalahan pendidikan di  indonesia dan solusinyaMakalah permasalahan pendidikan di  indonesia dan solusinya
Makalah permasalahan pendidikan di indonesia dan solusinyaOperator Warnet Vast Raha
 
Problematika pendidikan
Problematika pendidikanProblematika pendidikan
Problematika pendidikanDwi Halimasari
 
Makalah Problematika Pendidikan di Indonesia
Makalah Problematika Pendidikan di IndonesiaMakalah Problematika Pendidikan di Indonesia
Makalah Problematika Pendidikan di IndonesiaPPS Universitas Sriwijaya
 
Makalah peranan guru jadi
Makalah peranan guru jadiMakalah peranan guru jadi
Makalah peranan guru jadiNarendra
 
Jawaban mid landasan dan problematika pendidikan henry
Jawaban mid landasan dan problematika pendidikan henryJawaban mid landasan dan problematika pendidikan henry
Jawaban mid landasan dan problematika pendidikan henryHenry Kurniawan
 
EDU 3106 Budaya & Pembelajaran (SEMESTER 5)
EDU 3106 Budaya & Pembelajaran (SEMESTER 5)EDU 3106 Budaya & Pembelajaran (SEMESTER 5)
EDU 3106 Budaya & Pembelajaran (SEMESTER 5)Stephanie Unsil
 
Peranan dan tanggungjawab guru dalam membina negara bangsa berlandaskan etika...
Peranan dan tanggungjawab guru dalam membina negara bangsa berlandaskan etika...Peranan dan tanggungjawab guru dalam membina negara bangsa berlandaskan etika...
Peranan dan tanggungjawab guru dalam membina negara bangsa berlandaskan etika...محمد أشرف زين الدين
 
Penelitian Dosen Drs. H. Mokh Ya'kup., M.MPd
Penelitian Dosen Drs. H. Mokh Ya'kup., M.MPdPenelitian Dosen Drs. H. Mokh Ya'kup., M.MPd
Penelitian Dosen Drs. H. Mokh Ya'kup., M.MPdRianto MSi
 
peranan guru dalam pendidikan moral
peranan guru dalam pendidikan moralperanan guru dalam pendidikan moral
peranan guru dalam pendidikan moralWan Nor Faezah
 
Peranan guru pendidikan moral
Peranan guru pendidikan moralPeranan guru pendidikan moral
Peranan guru pendidikan moralNorazah Mohamad
 
Makalah pengantar pendidikan 8
Makalah pengantar pendidikan 8Makalah pengantar pendidikan 8
Makalah pengantar pendidikan 8Made Rai Adnyana
 

What's hot (20)

PERANAN GURU PENDIDIKAN MORAL DALAM MEREALISASIKAN ASPIRASI NEGARA
PERANAN GURU PENDIDIKAN MORAL DALAM MEREALISASIKAN ASPIRASI NEGARAPERANAN GURU PENDIDIKAN MORAL DALAM MEREALISASIKAN ASPIRASI NEGARA
PERANAN GURU PENDIDIKAN MORAL DALAM MEREALISASIKAN ASPIRASI NEGARA
 
Makalah permasalahan pendidikan di indonesia dan solusinya
Makalah permasalahan pendidikan di  indonesia dan solusinyaMakalah permasalahan pendidikan di  indonesia dan solusinya
Makalah permasalahan pendidikan di indonesia dan solusinya
 
Problematika pendidikan
Problematika pendidikanProblematika pendidikan
Problematika pendidikan
 
Makalah Problematika Pendidikan di Indonesia
Makalah Problematika Pendidikan di IndonesiaMakalah Problematika Pendidikan di Indonesia
Makalah Problematika Pendidikan di Indonesia
 
Best 1
Best 1Best 1
Best 1
 
Makalah permasalahan pendidikan di indonesia
Makalah permasalahan pendidikan di indonesiaMakalah permasalahan pendidikan di indonesia
Makalah permasalahan pendidikan di indonesia
 
Makalah peranan guru jadi
Makalah peranan guru jadiMakalah peranan guru jadi
Makalah peranan guru jadi
 
1
11
1
 
Makalah permasalahan pendidikan di indonesia
Makalah permasalahan pendidikan di indonesiaMakalah permasalahan pendidikan di indonesia
Makalah permasalahan pendidikan di indonesia
 
Jawaban mid landasan dan problematika pendidikan henry
Jawaban mid landasan dan problematika pendidikan henryJawaban mid landasan dan problematika pendidikan henry
Jawaban mid landasan dan problematika pendidikan henry
 
525 650-1-sm (1)
525 650-1-sm (1)525 650-1-sm (1)
525 650-1-sm (1)
 
EDU 3106 Budaya & Pembelajaran (SEMESTER 5)
EDU 3106 Budaya & Pembelajaran (SEMESTER 5)EDU 3106 Budaya & Pembelajaran (SEMESTER 5)
EDU 3106 Budaya & Pembelajaran (SEMESTER 5)
 
Peranan dan tanggungjawab guru dalam membina negara bangsa berlandaskan etika...
Peranan dan tanggungjawab guru dalam membina negara bangsa berlandaskan etika...Peranan dan tanggungjawab guru dalam membina negara bangsa berlandaskan etika...
Peranan dan tanggungjawab guru dalam membina negara bangsa berlandaskan etika...
 
Penelitian Dosen Drs. H. Mokh Ya'kup., M.MPd
Penelitian Dosen Drs. H. Mokh Ya'kup., M.MPdPenelitian Dosen Drs. H. Mokh Ya'kup., M.MPd
Penelitian Dosen Drs. H. Mokh Ya'kup., M.MPd
 
peranan guru dalam pendidikan moral
peranan guru dalam pendidikan moralperanan guru dalam pendidikan moral
peranan guru dalam pendidikan moral
 
pendidikan
pendidikanpendidikan
pendidikan
 
Ipi22489
Ipi22489Ipi22489
Ipi22489
 
Full assignment
Full assignmentFull assignment
Full assignment
 
Peranan guru pendidikan moral
Peranan guru pendidikan moralPeranan guru pendidikan moral
Peranan guru pendidikan moral
 
Makalah pengantar pendidikan 8
Makalah pengantar pendidikan 8Makalah pengantar pendidikan 8
Makalah pengantar pendidikan 8
 

Similar to PBL dalam Meningkatkan Kemampuan

Similar to PBL dalam Meningkatkan Kemampuan (20)

Pkp Metode jigsaw
Pkp Metode  jigsawPkp Metode  jigsaw
Pkp Metode jigsaw
 
s_pgsd_0806270_chapter1.pdf
s_pgsd_0806270_chapter1.pdfs_pgsd_0806270_chapter1.pdf
s_pgsd_0806270_chapter1.pdf
 
Jon hendri tugas ptk
Jon hendri tugas ptkJon hendri tugas ptk
Jon hendri tugas ptk
 
Tugas Desain Pembelajaran
Tugas Desain PembelajaranTugas Desain Pembelajaran
Tugas Desain Pembelajaran
 
Upaya meningkatkan hasil belajar mata pelajaran pkn pada materi menjaga keutu...
Upaya meningkatkan hasil belajar mata pelajaran pkn pada materi menjaga keutu...Upaya meningkatkan hasil belajar mata pelajaran pkn pada materi menjaga keutu...
Upaya meningkatkan hasil belajar mata pelajaran pkn pada materi menjaga keutu...
 
Skripsi zuraida akhir
Skripsi zuraida akhirSkripsi zuraida akhir
Skripsi zuraida akhir
 
BAB I.docx
BAB I.docxBAB I.docx
BAB I.docx
 
7 1038-1-sm
7 1038-1-sm7 1038-1-sm
7 1038-1-sm
 
Makalah pendidikan berkarakter
Makalah pendidikan berkarakterMakalah pendidikan berkarakter
Makalah pendidikan berkarakter
 
Ptk
PtkPtk
Ptk
 
Tugas PTK
Tugas PTKTugas PTK
Tugas PTK
 
PTK METODE NTH
PTK METODE NTHPTK METODE NTH
PTK METODE NTH
 
Skripsi alan
Skripsi alanSkripsi alan
Skripsi alan
 
Soal ujian mid semester 2015 landasan
Soal ujian mid semester 2015 landasanSoal ujian mid semester 2015 landasan
Soal ujian mid semester 2015 landasan
 
Isi karya tulis ilmiah
Isi karya tulis ilmiahIsi karya tulis ilmiah
Isi karya tulis ilmiah
 
Teknik Guru Pendidikan Agama Hindu dalam Menciptakan Pembelajaran Berbasis PA...
Teknik Guru Pendidikan Agama Hindu dalam Menciptakan Pembelajaran Berbasis PA...Teknik Guru Pendidikan Agama Hindu dalam Menciptakan Pembelajaran Berbasis PA...
Teknik Guru Pendidikan Agama Hindu dalam Menciptakan Pembelajaran Berbasis PA...
 
TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN INOVATIF.ppt
TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN INOVATIF.pptTEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN INOVATIF.ppt
TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN INOVATIF.ppt
 
Ptk
PtkPtk
Ptk
 
Ptk
PtkPtk
Ptk
 
Ptk jual-beli
Ptk jual-beliPtk jual-beli
Ptk jual-beli
 

More from pipin dana pelita (14)

Spektrum jurnal pendidikan vol 2
Spektrum jurnal pendidikan vol 2Spektrum jurnal pendidikan vol 2
Spektrum jurnal pendidikan vol 2
 
12. rpp 2
12. rpp 212. rpp 2
12. rpp 2
 
12. rpp 1
12. rpp 112. rpp 1
12. rpp 1
 
Kukumus xii.ipa
Kukumus xii.ipaKukumus xii.ipa
Kukumus xii.ipa
 
Biomekanika
BiomekanikaBiomekanika
Biomekanika
 
8 hal yang mematikan hati..
8 hal yang mematikan hati..8 hal yang mematikan hati..
8 hal yang mematikan hati..
 
02 ikrar guru indonesia
02 ikrar guru indonesia02 ikrar guru indonesia
02 ikrar guru indonesia
 
Analisis buku siswa
Analisis buku siswaAnalisis buku siswa
Analisis buku siswa
 
Analisis buku guru
Analisis buku guruAnalisis buku guru
Analisis buku guru
 
Analisis keterkaitan skl,ki,kd
Analisis keterkaitan skl,ki,kdAnalisis keterkaitan skl,ki,kd
Analisis keterkaitan skl,ki,kd
 
Aku dan surga
Aku dan surgaAku dan surga
Aku dan surga
 
perubahan mindset
perubahan mindsetperubahan mindset
perubahan mindset
 
Alam semesta yang luas
Alam semesta yang luasAlam semesta yang luas
Alam semesta yang luas
 
Video phys
Video physVideo phys
Video phys
 

Recently uploaded

Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 

Recently uploaded (20)

Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 

PBL dalam Meningkatkan Kemampuan

  • 1. - 17 - PROBLEM BASED LEARNING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUANSISWA KELAS X-2 SMAN TANJUNGSARI MEMECAHKAN MASALAH HAM PADA MATA PELAJARAN PKN. Eli Sri Mulyasari ABSTRAK Sekolah memiliki peranan dan tanggung jawab yang sangat penting dalam mempersiapkan warga negara yang memiliki komitmen kuat dan konsisten untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Upaya yang dapat dilakukan adalah menyelenggarakan program pendidikan yang memberikan berbagai kemampuan sebagai seorang warga negara melalui berbagai mata pelajaran termasuk salah satunya Pendidikan Kewarganegaraan. Realitanya hasil belajar siswa dalam materi Pendidikan Kewarganegaraan belum menunjukkan hasil yang diinginkan. Kondisi rendahnya hasil belajar siswa dalam materi hakekat negara. bahwa pemahaman siswa terhadap mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan tersebut relatif masih rendah. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan memecahkan masalah HAM dalam mata pelajaran PKn khususnya kelas X-2 pada SMAN TANJUNGSARI, sehingga pembelajaran PKn menjadi lebih menyenangkan dan menimbulkan kreatifitas. Dengan menggunakan metode pemecahan masalah maka dapat diambil manfaatnya yaitu dapat meningkatkan pengetahuan dalam Menciptakan rasa senang belajar Pendidikan Kewarganegaraan selama pelajaran berlangsung dengan adanya “The Involvement of Participaton melalui Problem Based Learning. Kata kunci: Pendidikan Kewarganegaraan, belajar, metode based learning Pendahuluan Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga Negara yang memiliki komitmen kuat dan konsisten untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Komitmen yang kuat dan konsisten terhadap prinsip dan semangat kebangsaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, perlu ditingkatkan terus menerus untuk memberikan pemahaman yang mendalam tentang Negara Kesatuan Republik Indonesia. Konstitusi Negara Republik Indonesia perlu ditanamkan kepada seluruh komponen bangsa Indonesia, khususnya generasi muda sebagai generasi penerus. Indonesia harus menghindari sistem pemerintahan yang memasung hak-hak asasi manusia, hak-hak warganegara untuk dapat menjalankan prinsip-prinsip demokrasi. Kehidupan yang demokratis didalam kehidupan sehari-hari di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, pemerintahan, dan organisasi-organisasi non pemeritahan perlu dikenal, dipahami, diinternalisasi, dan diterapkan demi terwujudnya pelaksanaan prinsip-prinsip demokrasi serta demi peningkatan martabat kemanusian, kesejahteraan, kebahagiaan, kecerdasan dan keadilan. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga Negara yang baik,
  • 2. Problem Based Learning dalam Meningkatkan Kemampuan Siswa Kelas X-2 SMAN Tanjungsari Memecahkan Masalah Ham Pada Mata Pelajaran Pkn. Eli Sri Mulyasari18 yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. Selain itu Pendidikan Kewarganegaraan (Citizenship Education) juga merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosio-kultural, bahasa, usia, dan suku bangsa. Berdasarkan hasil pengamatan dan pengalaman selama ini, siswa kurang aktif dalam kegiatan belajar-mengajar. Anak cenderung tidak begitu tertarik dengan pelajaran PKn karena selama ini pelajaran PKn dianggap sebagai pelajaran yang hanya mementingkan hafalan semata, kurang menekankan aspek penalaran sehingga menyebabkan rendahnya minat belajar PKn siswa di sekolah. Banyak faktor yang menyebabkan hasil belajar PKn siswa rendah yaitu faktor internal dan eksternal dari siswa. Faktor internal antara lain: motivasi belajar, intelegensi, kebiasaan dan rasa percaya diri. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang terdapat di luar siswa, seperti; guru sebagai Pembina kegiatan belajar, startegi pembelajaran, sarana dan prasarana, kurikulum dan lingkungan. Disinilah guru dituntut untuk merancang kegiatan pembelajaran yang mampu mengembangkan kompetensi, baik dalam ranah kognitif, ranah afektif maupun psikomotorik siswa. Strategi pembelajaran yang berpusat pada siswa dan peciptaan suasana yang menyenangkan sangat diperlukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran PKn. Dalam hal ini penulis memilih model “pembelajaran berbasis masalah (PROBLEM BASED LEARNING) dalam meningkatkan kemampuan memecahkan masalah HAM pada mata pelajaran PKn. Pembelajaran berbasis masalah adalah suatu proses belajar mengajar didalam kelas dimana siswa terlebih dahulu diminta mengobservasi suatu fenomena. Kemudian siswa diminta untuk mencatat permasalahan-permasalahan yang muncul, setelah itu tugas guru adalah merangsang untuk berfikir kritis dalam memecahkan masalah yang ada. Tugas guru mengarahkan siswa untuk bertanya, membuktikan asumsi, dan mendengarkan persfektif yang berbeda diantara mereka. Menurut E. Mulyana Pembelajaran aktif dengan menciptakan suatu kondisi dimana siswa dapat berperan aktif, sedangkan guru bertindak sebagai fasilitator. Pembelajaran harus dibuat dalam suatu kondisi yang menyenangkan sehingga siswa akan terus termotivasi dari awal sampai akhir kegiatan belajar mengajar (KBM). Dalam hal ini pembelajaran dengan Problem Based Learning sebagai salah satu bagian dari pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning) merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan guru disekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran PKn. Berdasarkan uraian diatas maka Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini, dirancang untuk mengkaji penerapan pembelajaran model “Problem Based Learning” dalam meningkatkan kemampuan siswa kelas X-2 SMAN TANJUNGSARI memecahkan masalah HAM pada mata pelajaran PKn. Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah tersebut diatas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: 1. Apakah pembelajaran model Problen Based Learning dapat meningkatkan kemampuan memecahkan masalah HAM dalam masalah PKn? 2. Bagaimana penerapan pembelaran model Problem Based Learning di kelas dalam mata pelajaran PKn?
  • 3. Spektrum, Jurnal Pendidikan Vol. I. No.1, 1 Juni 2013 Eli Sri Mulyasari 19 3. Sejauh manakah pendekatan model Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa? Tujuan Penelititan Tindakan Kelas ini adalah meningkatkan kemampuan memecahkan masalah HAM dalam mata pelajaran PKn khususnya kelas X-2 pada SMAN TANJUNGSARI, sehingga pembelajaran PKn menjadi lebih menyenangkan dan menimbulkan kreatifitas. Dalam mengadakan penelitian ini diharapkan dapat penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk : 1. Memperbaiki proses belajar mengajar dalam pelajaran PKn di Sekolah Menengah Atas. 2. Mengembangkan kualitas guru dalam mengajarkan pedidikan kewarganegaraan di Sekolah Menengah Atas. 3. Memberikan alternatif kegiatan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan 4. Menciptakan rasa senang belajar Pendidikan Kewarganegaraan selama pelajaran berlangsung dengan adanya “The Involvement of Participaton melalui Problem Based Learning.” MetodePenelitian Metode yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) . Prosedur penelitian dibagi 3 siklus dan programnya dapat diurutkan sebagai berikut : PERENCANAAN→ TINDAKAN→ OBSERVASI→ REFLEKSI→(Yaitu merenungkan, memikirkan dan menilai)→PERENCANAAN (perencanaan kembali atau perbaikan rencana) → TINDAKAN→OBSERVASI → REFLEKSI →Seterusnya sampai dengan siklus ke 3 , sehingga mencapai tujuan akhir atau memperoleh hasil akhir yang memuaskan. Kajian Teori Pendidikan Kewarganegaraan Kewarganegaraan (Citizenship) merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosio-kultural, bahasa, usia, dan suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. Mata pelajaran Kewarganegaraan berfungsi sebagai wahana untuk membentuk warga negara cerdas, terampil, dan berkarakter yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya dalam kebiasaan berpikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD 1945. Tujuan mata pelajaran Kewarganegaraan adalah untuk memberikan kompetensi-kompetensi sebagai berikut: (1) berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan, (2) berpartisipasi secara bermutu dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, (3) berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan pada karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya.
  • 4. Problem Based Learning dalam Meningkatkan Kemampuan Siswa Kelas X-2 SMAN Tanjungsari Memecahkan Masalah Ham Pada Mata Pelajaran Pkn. Eli Sri Mulyasari20 (4) berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Hasil belajar PKn adalah kemampuan siswa dalam menguasai materi PKn berdasarkan hasil dari pengalaman atau pelajaran setelah mengikuti pembelajaran secara periodik dalam kelas. Dengan selesainya proses belajar mengajar diakhiri dengan evaluasi untuk mengetahui kemajuan belajar atau penguasaan siswa atau terhadap materi PKn terutama kompetensi dasar hakekat negara yang diberikan oleh guru. Dari hasil evaluasi ini akan dapat diketahui hasil belajar siswa yang biasanya dinyatakan dalam bentuk nilai atau angka. Belajar Belajar merupakan proses perubahan yang terjadi pada diri seseorang melalui penguatan ( reinforcement), sehingga terjadi perubahan yang bersifat permanen dan persisten pada dirinya sebagai hasil pengalaman (Learning is a change of behaviour as a result of experience), demikian pendapat John Dewey,salah seorang ahli pendidikan Amerika Serikat dari aliran Behavioural Approach. Perubahan yang dihasilkan oleh proses belajar bersifat progresif dan akumulatif, megarah kepada kesmpurnaan, misalnya dari tidak mampu menjadi mampu, dari tidak mengerti menjadi mengerti, baik mencakup aspek pengetahuan (cognitive domain), aspek afektif (afektive domain) maupun aspek psikomotorik (psychomotoric domain). Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. Metode Problem Based Learning Pembelajaran model Problem Based Learning berlangung secara alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, menemukan dan mendiskusikan masalah serta mencari pemecahan masalah, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Siswa megerti apa makna belajar, apa manfaatya, dalam status apa mereka, dan bagaimana mencapainya. Mereka sadar bahwa yang mereka pelajari berguna bagi hidupnya nanti. Siswa terbiasa memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang bergua bagi dirinya dan bergumul dengan ide-ide. Dalam pembelajaran model Problem Based Learning tugas guru mengatur strategi belajar, membantu menghubungkan pengetahuan lama dengan pngetahuan baru, dan memfasilitasi belajar. Anak harus tahu makna belajar dan menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang diperolehnya untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya. Dari pembahasan diatas dapat diduga bahwa pembelajaran dengan model Problem Based Learning dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam belajar efektif dan kreatif, diaman siswa dapat membangun sendiri pengetahuannya, menemukan pengetahuan dan keterampilannya sendiri melalui proses bertanya, kerja kelompok, belajar dari model yang sebenarnya, bisa merefleksikan apa yang diperolehnya antara harapan dengan kenyataan sehingga peningkatan hasil belajar yang didapat bkan hanya sekedar hasil menghapal materi belaka, tetapi lebih pada kegiatan nyata (pemecahan
  • 5. Spektrum, Jurnal Pendidikan Vol. I. No.1, 1 Juni 2013 Eli Sri Mulyasari 21 kasus-kasus) yang dikerjakan siswa pada saat melakukan proses pembelajaran (diskusi kelompok dan diskusi kelas) Menurut Seels and Richey (1994 : 32) metode pembelajaran adalah spesifikasi untuk menyeleksi dan mengurutkan peristiwa atau langkah-langkah dalam sebuah pembelajaran. Snelbecker (1982 : 115) mengemukakan metode pembelajaran adalah suatu cara yang dilakukan oleh guru untuk melaksanakan suatu proses pembelajaran dengan memahami perbedaan karakteristik dan kemampuan siswa, sehingga diharapkan guru dapat membantu kesulitan belajar siswa dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Proses pembelajaran yang melibatkan guru dan siswa harus diusahakan dalam rangka untuk mencapai tujuan pembelajaran, artinya guru harus mampu memahami bahwa di antara siswa terdapat perbedaan-perbedaan karakteristik. Hal itu karena siswa berasal dari kondisi ekonomi dan kemampuan orang tua yang berbeda, sehingga dalam mengikuti proses pembelajaran terdapat perbedaan pula. Dengan memahami perbedaan karakteristik siswa, dalam proses pembelajaran, oleh guru dapat menentukan dan memilih metode pembelajaran yang sesuai, guru dapat memberikan suatu perlakuan, dan penilaian, serta keputusan yang tepat kepada siswa, sehingga siswa merasa dirinya dihargai dan diperhatikan dalam proses pembelajaran tersebut. Proses pembelajaran merupakan sistem yang terdiri atas beberapa komponen seperti siswa, guru, dan metode, serta materi pembelajaran yang saling berinteraksi datam mencapai tujuan. Dalam menyajikan materi pembelajaran guru perlu menentukan dan memilih metode pembelajaran yang tepat untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Metode pembelajaran yang tepat adalah metode yang mampu membangkitkan motivasi belajar siswa. Menurut Muhibbin Syah (1995 : 190) metode pembelajaran adalah cara yang di dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan. Semakin baik metode pembelajaran maka semakin efektif pula pencapaian tujuan. Untuk menetapkan lebih dahulu apakah suatu metode pembelajaran disebut baik, diperlukan ketentuan yang bersumber dari beberapa faktor. Adapun faktor utama yang menentukan adalah tujuan yang akan dicapai. Metode pembelajaran di dalam kelas selain faktor tujuan, juga faktor murid, faktor situasi, dan faktor guru ikut menentukan efektif tidaknya suatu metode pembelajaran. Menurut Wasty Soemanto (1998 : 102) metode pembelajaran merupakan salah satu cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan komunikasi dengan siswa pada saat berlangsungnya pembelajaran. Oleh karena itu, peranan metode pembelajaran sebagai alat untuk menciptakan proses pembelajaran. Dengan metode pembelajaran diharapkan terciptalah interaksi edukatif. Dalam interaksi ini guru harus dapat menumbuhkan kegiatan belajar siswa, serta menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi. Hasil Pembahasan Pembelajaran PKn dikelas X-2 SMAN TANJUNGSARI ini dilakukan dalam dua siklus. Pada setiap siklus, data yang diambil adalah aktivitas dan nilai evalusi pada akhir siklus. Hasil Observasiaktivitas siswa dari siklus ke siklus dapat dilihat pada tabel-tabel berikut ini :
  • 6. Problem Based Learning dalam Meningkatkan Kemampuan Siswa Kelas X-2 SMAN Tanjungsari Memecahkan Masalah Ham Pada Mata Pelajaran Pkn. Eli Sri Mulyasari22 Tabel 1 Data aktivitas siswa yang relevan dengan pembelajaran. No Indikator Ketercapaian Siklus I Siklus II 1 Keberanian siswa dalam bertanya dan mengemukakan pendapat 32,43% 75,67% 2 Motivasi dan kegairahan dalam mengikuti pembelajaran ( meyelesaikan tugas mandiri atau tugas kelompok ) 54,05% 86,48% 3 Interaksi siswa dalam mengikuti diskusi kelompok 56,76% 94,59% 4 Hubungan siswa dengan guru selama kegiatan pembelajaran 75,67% 94,59% 5 Hubungan siswa dengan siswa lain selama pembelajaran ( Dalam kerja kelompok) 81,08% 91,89% 6 Partisipasi siswa dalam pembelajaran (memperhatikan), ikut melakukan kegiatan kelompok, selalu mengikuti petunjuk guru). 83,78% 97,30% Rata –Rata 63.96% 90,09% Berdasarkan tabel 1 diatas, terlihat bahwa aktivitas siswa yang relevan dengan kegiatan pembelajaran pada siklus 2 mengalami peningkatan dibandingkan dengan siklus1 yaitu sebesar 26.13%. Selanjutnya data aktivitas siswa yang kurang relevan dengan pembelajaran terlihat pada tabel 2. Tabel 2 Data Aktivitas Siswa yang kurang relevan dengan pembelajaran. No Indikator Ketercapaian Siklus I Siklus II 1 Tidak memperhatikan penjelasan guru 16,21% 5,40% 2 Mengobrol dengan teman 13,51% 5,40% 3 Mengerjakan tugas lain 10,81% 2,70% Rata – rata 13,51% 4,50% Berdasarkan tabel 2 diatas terlihat bahwa aktivitas siswa yang kurang relevan dengan kegiatan pembelajaran pada siklus 2 mengalami penurunan dibandingkan dengan siklus 1 yaitu sebesar 9,01%. Data pemahaman Siswa tentang masalah HAM dan ketuntasan belajar dari siklus ke siklus dapat dilihat pada tabel 5 sebagaiberikut.
  • 7. Spektrum, Jurnal Pendidikan Vol. I. No.1, 1 Juni 2013 Eli Sri Mulyasari 23 Tabel 3 Data Pemahaman Siswa tentang masalah HAM dan ketuntasan belajar siswa . No Aspek yang diamati Ketercapaian Siklus I Siklus II 1 Nilai Rata-rata pemahaman HAM 73,08 78,57 2 Siswa yang telah tuntas 72,97% 91,89% 3 Siswa yang belum tuntas 27,03% 8,11% Berdasarkan tabel 3 diatas, nilai rata-rata pemahaman siswa tentang masalah HAM mengalami peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2, begitu juga prosentase siswa yang mencapai ketuntasan belajar meningkat dari siklus 1 ke siklus2 sebesar 18,92%. Siklus pertama dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan. Siswa dibagi menjadi delapan kelompok dengan masing-masing kelompok beranggotakan 4 – 5 orang. Setiap anggota kelompok diberi lembaran kasus yang telah disediakan oleh guru. Tiap-tiap kelompok melakukan pembahasan dengan mengacu kepada buku pegangan dan Undang-Undang no. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia serta Undang Undang Dasar 1945 (amandemen IV). Hasil pengamatan guru menunjukan pada pembahasan siklus pertama dengan judul hak hidup (pro dan kontra masalah pengguguran kandungan/aborsi), terlihat para siswa sangat antusias dalam mengajukan pertanyaan dan memberikan argumentasi. Berdasarkan tabel 3 diatas terlihat keberanian siswa bertanya dan mengemukakan pendapat, rata-rata perolehan skor pada siklus pertama 32,43 % menjadi 75,67 %, mengalami kenaikan 43,24 %. Begitupun dalam indikator motivasi dan kegairahan dalam mengikuti pembelajaran pada siklus pertama rata-rata 54,05 % dan pada siklus kedua 86,48 % mengalami kenaikan 32,43 %. Dalam indikator interaksi siswa selama mengikuti diskusi kelompok pada siklus pertama 56,76 % dan pada siklus kedua 94,59 % mengalami kenaikan sebesar 37,83 %. Dalam indikator hubungan siswa dengan guru selama kegiatan pembelajaran, pada siklus pertama 75,67 % dan pada siklus kedua 94,69 % mengalami kenaikan sebesar 18,92 %. Dalam indikator hubungan siswa dengan siswa, pada siklus pertama 81,08 % sedangkan pada siklus kedua 91,89 % mengalami kenaikan sebesar 10,81 %. Dalam indikator partisipasi siswa dalam pembelajaraan terlihat pada siklus pertama 83,78 %, sedangkan pada silklus kedua 97,30 % mengalam kenaikan sebesar 13,52 %. Melalui model Problem Based Learning ini terlihat hubungan siswa dengan guru sangat signifikan karena guru tidak dianggap sosok yang menakutkan tetapi sebagai fasilitator dan mitra untuk berbagi pengalaman sesuai dengan konsep creatif learning yaitu melalui discovery dan invention serta creativity and diversity sangat menunjol dalam model pembelajaran ini. Dengan model problem based learning guru hanya mengarahkan strategi yang efektif dan efisien yaitu belajar bagaimana cara belajar ( learning how to learn). Dalam metode learning how to learn guru hanya sebagai guide (pemberi arah/petunjuk) untuk membantu siswa jika menemukan kesulitan dalam mempelajari dan menyelesaikan masalah. Melalui metode learning how to learn siswa dapat mengeksplorasi dan mengkaji setiap persoalan, setiap kasus Hak Asasi Manusia yang meliputi:
  • 8. Problem Based Learning dalam Meningkatkan Kemampuan Siswa Kelas X-2 SMAN Tanjungsari Memecahkan Masalah Ham Pada Mata Pelajaran Pkn. Eli Sri Mulyasari24 1. Hak untuk hidup (membahas tentang pro dan kontra pengguguran kandungan/aborsi) 2. Hak wanita (Hak perempuan) membahas tentang pro dan kontra perkawinan dibawah tangan ( nikah syiri) 3. Hak anak (membahas tentang peluang anak yang cacat untuk memperoleh pendidikan serta untuk memperoleh perlakuan bahwa setiap orang baik yang normal maupun yang cacat dilindungi oleh hukum) Dalam model Problem Based Learning melalui diskusi kelompok guru dapat mengamati karakteristik atau gaya belajar masing-masing siswa. Ada kelompok siswa yang lebih suka membaca daripada dibacakan kasusnya oleh orang lain. Siswa yang lebih suka membacakan kasus dalam hal ini tergolong kepada siswa yang memiliki potensi atau modalitas visual (gaya belajar visual). Sedangkan siswa yang lebih suka berdialog, saling mengajukan argumentasi dengan cara mendengarkan siswa yang lain sewaktu menyampaikan pendapatnya baru kemudian menyampaikan pendapatnya tergolong kepada siswa yang memiliki potensi atau modalitas Auditorial (gaya belajar Auditorial). Dan siswa yang dengan lugas, lincah dan fleksibel, selain melihat, mendengar uraian dari siswa yang lain, dia juga mengakomodir semua permasalahan, mampu membuktikan teori kedalam praktek, mampu memecahkan masalah secara rasional, tergolong kepada kelompok belajar yang memiliki potensi atau modalitas Kinestetik (gaya belajar Kinestetik). Kelompok kinestetik ini tergolong kepada tipe belajar konvergen dimana siswa memiliki kekuartan otak kiri lebih dominan dan cenderung bertanya dengan menggunakan kata tanya “How” (bagaimana). Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas di atas prosentasi ketercapaian pada siklus pertama mengalami peningkatan yang signifikan pada siklus kedua, maka dapat disimpulkan bahwa temuan pada penelitian menjawab hipotesis yang dirumuskan pada bab II bahwa melalui model Problem Based Learning dapat meningkatkan kemampuan memecahkan masalah Hak Asasi Manusia dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada siswa kelas X-2 SMAN TANJUNGSARI tahun ajaran 2014-2015 DAFTAR PUSTAKA Abdullah, H. Rozali, dan Syamsir. 2002. Perkembangan Hak Asasi Manusia dan Keberadaan Peradilan Hak Asasi Manusia di Indonesia. Sragen: PT. Ghalia Indonesia. Affan Gaffar. 2002. Politik Indonesia, Transisi menuju Demokrasi. JogSragen:Pustaka Pelajar Alfian. 1980. Politik, Kebudayaan dan Manusia Indonesia. Sragen: LP3ES. Anonim. 1993. Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 50 tahun 1993 tentang Kominsi Nasional Hak Asasi Manusia. Sragen: Bina Aksara. . 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi. Sragen: Bina Aksara. Arikunto, Suharsimi, Suhardjono, dan Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Sragen: Bina Aksara. Asshiddiqie, Jimly. 2005. Format Kelembagaan Negara dan Pergeseran Kekuasaan dalam UUD 1945. JogSragen: FHUII Press.
  • 9. Spektrum, Jurnal Pendidikan Vol. I. No.1, 1 Juni 2013 Eli Sri Mulyasari 25 BP7 Pusat. 1995. UUD 1945, P4, GBHN, Bahan Penataran P4. Sragen: BP7 Pusat. Budimansyah, Dasim. 2002. Model Pembelajaran dan Penelian Portofolio. Bandung: PT. Genesindo. Budiardjo, Prof. Miriam. 1995. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Sragen: Gramedia. Depdiknas. 2006. StandarKompetensi KurikulumPendidikan Kewarganegaraan tahun 2006. Sragen: Depdiknas. Gabriel A. Almond dan Sidney Verba. 1984. Budaya Politik. Sragen: Bina Aksara. Kaelan, MS. 2004. Pendidikan Pancasila Edisi reformasi. JogSragen: Paradigma. Lemhanas. 2001. Pendidikan Kewarganegaraan. Sragen: Gramedia Pustaka Umum. Magnis-Suseno, Franz. 2000. Etika Politik,Prinsip-Prinsip Moral Dasar Kenegaraan Modern. Sragen: Gramedia. Malian, Sobirin dan Marzuki Suparman. 2003. Pendidikan Kewarganegaraan dan Hak Asasi Manusia. JogSragen:UII Press. Republik Indonesia. Undang-undang No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. Tilaar, HAR, et, al. Dimensi-Dimensi Hak Asasi Manusia dalam Kurikulum Persekolahan Indonesia., Bandung: PT. Alumni.
  • 10. Problem Based Learning dalam Meningkatkan Kemampuan Siswa Kelas X-2 SMAN Tanjungsari Memecahkan Masalah Ham Pada Mata Pelajaran Pkn. Eli Sri Mulyasari26