Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
BAB I.docx
1. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Undang-undang No. 20 tahun 20032 tentang Sistem Pendidikan Nasional
mengisyaratkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan bagi dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Sekolah sebagai sarana untuk menuntut ilmu secara formal beperan sebagai
lembaga pendidikan yang memiliki tugas untuk mengembangkan potensi yang
dimiliki siswa agar mampu mencapai kompetensi yang diharapkan setelah
mengikuti kegiatan pembelajaran. Belajar dan mengajar merupakan dua konsep
yang tidak bisa dipisahkan antara satu dengan yang lain. Belajar menunjuk pada apa
yang harus dilakukan oleh seseorang sebagai subjek yang menerima pelajaran
(sasaran didik), sedangkan mengajar menunjuk pada apa yang harus dilakukan oleh
guru sebagai pengajar.(Darmanto Sustro Subroto, 1995: 2).
Pendidikan di sekolah hingga kini masih merupakan sektor yang sangat penting
bagi peningkatan kualitas, pengembangan diri, memaksimalkan potensi diri dan
perubahan perilaku masyarakat di sebuah bangsa. Pendidikan merupakan sebuah
proses untuk menciptakan generasi yang pada awalnya tidak berdaya menjadi
berdaya, yang semula tidak tahu menjadi tahu, yang sebelumnya tidak mengerti apa-
apa menjadi mengerti terhadap sesuatu. Melalui aktivitas pendidikan itu pula setiap
2. peserta didik diharapkan mampu mendapatkan sejumlah pengetahuan dan
kemampuan yang dibutuhkan untuk kelangsungan hidupnya sesuai dengan potensi,
minat dan bakat yang dimilikinya.
Bimbingan dan konseling merupakan bagian dari sekolah yang membantu
siswanya dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi dalam proses studi untuk
mencapai perkembangan yang optimal bagi peserta didiknya. Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional pendidikan “Guru bimbingan dan
konseling di sekolah memberikan pelayanan Bimbingan dan Konseling dalam
memfasilitasi “Pengembangan diri“ siswa sesuai minat, bakat, serta
mempertimbangkan tahapan tugas perkembangannya.”.
Apabila ditinjau secara psikologis, hal ini merefleksikan sebuah harapan dan
tuntutan betapa pendidikan semestinya mampu memaksimalkan dan
mengembangkan potensi-potensi yang ada dalam diri peserta didik. Pengembangan
potensi-potensi tersebut pada akhirnya diharapkan membuat mereka mampu
menjadi manusia yang berkualitas dan berdaya saing sehingga mereka bisa
mengaktualisasikan perannya secara individual dan sosial. Dengan demikian,
pendidikan tidak hanya dituntut mampu menyiapkan peserta didik yang memiliki
kompetensi secara personal akan tetapi juga mempunyai kemampuan dalam
berinteraksi dan berperan di tengah lingkungan sosialnya.
Siswa sebagai makluk social, kerap menghadapi berbagai persoalan yang dapat
mengganggu motivasi dalam belajar sebagaimana penelitian yang pernah dilakukan
pada kenyataannya sebagian besar siswa merasa canggung untuk menceritrakan
3. persoalan – persoalan pribadi yang dihadapi dalam keluarga. Persoalan tersebut
kemudian berpengaruh signifikan terhadap motivasi siswa dalam belajar.
Motivasi sebagai faktor inner (batin) berfungsi menimbulkan, mendasari,
mengarahkan perbuatan belajar. Motivasi dapat menentukan baik tidaknya dalam
mencapai tujuan sehingga semakin besar motivasinya akan semakin besar
kesuksesan belajarnya. Seseorang yang kuat motivasinya akan giat berusaha,
sebaliknya jika motivasinya lemah akan acuh tak acuh, mudah putus asa,
perhatiannya tidak tertuju pada pelajaran, suka mengganggu, sering meninggalkan
pelajaran akibatnya banyak mengalami kesulitan belajar (Ahmadi, 2004: 83).
Melalui jurnal penangan permasalahan belajar yang ditangani oleh guru
bimbingan dan konseling ditemukan data bahwa sebagian besar siswa kelas XII IPS
2 SMAN I Nubatukan yang memiliki motivasi belajar rendah cenderung tidak
terbuka untuk menyampaikan permasalahan yang dihadapi sehingga peneliti dalam
hal ini adalah guru bimbingan dan konseling terdorong untuk mengatasi persoalan
tersebut melalui penelitian tindakan bimbingan dan konseling dengan judul “ Upaya
Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas XII IPS 2 SMAN I Nubatukan dengan
Menerapkan Teknik Konseling Teman Sebaya Berbasis Media Pembelajaran ”
B. Identifikasi Masalah
Dari uraian latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasikan permasalahan
penelitian sebagai berikut :
a) Motivasi belajar siswa kelas XII IPS 2 SMAN I Nubatukan tergolong rendah. Hal
ini diketahui melalui rendahnya aktivitas siswa saat pembelajaran berlangsung
4. b) Rendahnya motivasi belajar siswa kelas XII IPS 2 SMAN I Nubatukan umumnya
disebabkan oleh masalah – masalah pribadi yang dihadapi oleh siswa
c) Kecendrungan siswa yang tidak terbuka untuk menyampaikan masalah pribadi
yang dihadapi terhadap guru mendorong dilakukan penelitian tindakan
bimbingan konseling teknik konseling sebaya berbasis media pembelajaran
C. Batasan Masalah
Agar penelitian ini jelas dan terarah maka perlu dilakukan pembatasan masalah
sehingga hasil yang akan dicapai sesuai dengan yang diharapkan. Berdasarkan
uraian pada latar belakang masalah dan identifikasi masalah, maka penelitian
tindakan bimbingan konseling ini dibatasi pada upaya meningkatkan motivasi
belajar siswa kelas XII IPS 2 SMAN I Nubatukan dengan menerapkan teknik
konseling teman sebaya berbasis media pembelajaran
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana gambaran motivasi belajar siswa kelas XII IPS 2 SMAN I
Nubatukan sebelum diberi layanan teknik konseling teman sebaya berbasis
media pembelajaran?
2. Bagaimanakah proses pelaksanaan layanan teknik konseling teman sebaya
berbasis media pembelajaran
5. 3. Bagaimana gambaran motivasi belajar siswa kelas XII IPS 2 SMAN I
Nubatukan setelah diberi layanan teknik konseling teman sebaya berbasis media
pembelajaran?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka secara lebih rinci tujuan dari penelitian
ini diuraikan sebagai berikut :
a) Untuk mengetahui gambaran motivasi belajar siswa kelas XII IPS 2 SMAN I
Nubatukan setelah diberi layanan teknik konseling teman sebaya berbasis media
pembelajaran
b) Untuk mengetahui hubungan motivasi belajar dan teknik konseling teman
sebaya berbasis media pembelajaran
F. Manfaat Penelitian
a) Manfaat Teoritis
Teoretis Secara teoretis, penelitian ini diharapkan memiliki manfaat untuk
menambah kazanah kekayaan ilmu pengetahuan, terutama yang terkait dengan
ilmu psikologi dan konseling khususnya konseling teman sebaya
b) Manfaat Praktis
Secara praktis, manfaat dari penelitian ini meliputi :
1) Bagi Guru
Sebagai bahan pengalaman dalam penggunaan strategi dalam penyajian
layanan konseling teman sebaya.
2) Bagi Lembaga Pendidikan
6. Sebagai penunjang keberhasilan proses dan hasil belajar, serta sebagai upaya
dalam meningkatkan kompetensi tenaga pendidik (guru) dalam suatu
lembaga pendidikan.
3) Bagi pemerhati psikologi dan konseling
Sebagai intrumen penting dalam pengembangan inovasi dalam bidang
pendidikan terutama aspek psikologi dan konseling