SlideShare a Scribd company logo
1 of 32
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V MATA
PELAJARAN IPS KONSEP JENIS USAHA DI INDONESIA MELALUI
           MEDIA PERMAINAN ACAK GAMBAR
     SDN KARANGMOJO 1 KECAMATAN KARTOHARJO
                KABUPATEN MAGETAN



          PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)




                     Disusun Oleh :

               REDITA YUKE HARTANTI

                    NPM 09141174



          PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

             FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

                  IKIP PGRI MADIUN

                         2012
BAB I

                             PENDAHULUAN



A. Latar belakang

       Undang – Undang nomor 20 tahun 2003 Bab II Pasal 1 tentang sistem

  pendidikan nasional berbunyi Pendidikan adalah usaha secara sadar dan

  terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

  peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

  kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

  akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa

  dan negara.

       Fungsi dan tujuan pendidikan nasional tertuang dalam Undang-Undang

  Nomor 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 yaitu Pendidikan nasional berfungsi

  mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa

  yang bermartabat, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar

  menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

  berakhlak mulia, sehat, berilmu, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara

  yang demokratis serta bertanggung jawab .

      Salah satu usaha yang dilakukan oleh pemerintah untuk mencapai tujuan

  tersebut adalah dengan menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar. Belajar

  merupakan usaha untuk memperoleh keterampilan, mengajar adalah melatih

  keterampilan. Proses pembelajaran harus mengarah pada peningkatan kualitas

  manusia secara utuh meliputi dimensi kognitif, intelektual, ketrampilan dan
lain-lain. Pembelajaran yang dikatakan ideal jika tercipta suatu pengajaran

yang efektif dan efisien sesuai dengan tujuan yanng telah dirumuskan. Untuk

mencapai tujuan pendidikan tersebut tentunya diperlukan pendidikan yang

ideal. Pendidikan yang ideal dapat diwujudkan melalui pengelolaan

pembelajaran yang efektif.

       IPS merupakan salah satu ilmu dasar yang harus dimiliki manusia

sebagai dasar untuk dapat menguasai teknologi secara global. Mengingat

begitu pentingnya pendidikan IPS dalam kehidupan, maka pembelajaran IPS

selalu mengalami perkembangan yang disesuaikan dengan tuntutan zaman.

Oleh karena itu pembelajaran IPS di sekolah harus memperluas wawasan siswa

dalam berpikir kritis, dan kreatif, sehingga setelah mereka kembali

kemasyarakat nanti dapat mengembangkan dan mengkolaborasikan dengan

permasalahan yang muncul. Salah satu tujuan pembelajaran IPS yang tertuang

dalam KTSP adalah “siswa memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis

dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan

dalam kehidupan sosial serta mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan

kehidupan masyarakat dan lingkungannya” (BSNP, 2006:114). Kemampuan

berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah dan

keterampilan dalam kehidupan sosial merupakan kemampuan dasar yang

dimiliki oleh seorang manusia. Dengan melakukan pembelajaran IPS

diharapkan dapat membantu dalam meningkatkan kemampuan dasar yang ada

pada diri siswa.
Pada proses pembelajaran, seorang guru hendaknya mengajak siswanya

untuk mendengarkan, memperhatikan media yang dapat dilihat, memberi

kesempatan menulis dan mengajukan pertanyaan atau tanggapan sehingga

terjadi dialog kreatif yang menunjukkan proses pembelajaran yang interaktif,

agar tercapai proses pembelajaran yang diharapkan.

       Agar pesan yang ingin disampaikan oleh guru dapat diterima dengan

baik oleh siswa, maka diperlukan sebuah media untuk membantu guru ketika

proses pembelajaran berlangsung dalam kelas. Media pembelajaran merupakan

sumber belajar bagi siswa. Dengan penggunaan media dalam proses

pembelajaran, diharapkan materi/pesan yang ingin disampaikan dapat terserap

dengan baik oleh siswa.

       Arief S. Sadiman (2002: 6) menyatakan bahwa belajar mengajar pada

hakikatnya adalah proses komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dan

sumber pesan melalui saluran atau media tertentu ke penerima pesan, sumber

pesan, saluran atau media dan penerima pesan adalah komponen-komponen

proses komunikasi.

       Media pembelajaran yang dirancang dengan baik dapat merangsang

timbulnya proses/dialog mental pada diri siswa. Media pembelajaran tersebut

berhasil menyalurkan pesan/bahan ajar apabila kemudian terjadi perubahan

tingkah laku (behavioral change) pada diri siswa.

    Pengertian media pembelajaran sendiri menurut AECT (Assosiation of

Education and Communication Technology) dalam Robertus Angkowo (2007:

10) adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menyalurkan pesan,
merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa, sehingga dapat

terdorong terlibat dalam proses pembelajaran.

     Sedangkan Gagne dan Briggs dalam Azhar Arsyad (2002: 4) secara

 implisit mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara

 fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari

 antara lain buku, tape recorder, kaset, video camera, video recorder, film,

 slide (gambar bingkai), foto, gambar grafik, televisi, dan komputer.

     Fungsi utama dari media pembelajaran menurut Azhar Arsyad (2011:

 15) adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim,

 kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan guru. Jadi dapat

 disimpulkan fungsi dari media adalah sebagai pembawa informasi dari

 sumber dalam hal ini adalah guru menuju penerima atau siswa.

     Hal tersebut sesuai dengan hasil observasi yang dilakukan peneliti di

 SDN Karangmojo 1 pada tanggal 10 september            2012, diketahui bahwa

 proses   pembelajaran    masih    bersifat   konvensional   sehingga   kurang

 mengembangkan pola pikir dan kreativitas siswa. Beberapa guru masih

 menggunakan metode ceramah di depan kelas dan siswanya hanya

 mendengarkan kemudian sesekali siswa tersebut bercanda dengan teman yang

 lainnya. Siswa cenderung hanya menghafalkan konsep - konsep yang telah

 diberikan oleh guru. Selain itu siswa hanya mencatat karena guru hanya

 menyampaikan informasi yang dibacanya dari buku, siswa diminta

 mendengarkan dan membuat catatan. Segala macam permasalahan yang
timbul bukan saja dari faktor guru tetapi juga kurangnya perhatian dari orang

tua siswa dan tersedianya sarana dan prasarana.

    Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti untuk wilayah SDN

Karangmojo 1, media permainan acak gambar masih belum digunakan,

karena media tersebut sulit dicari dan kalaupun ada medianya tidak sesuai

dengan materi yang akan diajarkan. Apabila media tersebut digunakan di SD

pasti bisa terlaksana dengan baik, karena media permainan ini tadi sangat

berguna bagi dalam mempelajari materi IPS.

     Sejalan dengan munculnya permasalahan tersebut, maka perlu adanya

usaha pembaharuan dalam proses pembelajaran khususnya dalam penggunaan

media pembelajaran. Salah satu usaha pembaharuan dalam media

pembelajaran yang dicoba untuk ditawarkan yaitu dengan mengubah pola –

pola pengajaran lama dengan pola pengajaran yang baru yang nilainya lebih

efektif, menyenangkan dan bermakna bagi siswa yaitu dengan penggunaan

media pembelajaran acak gambar. Bentuk dari model media acak gambar ini

adalah memasukan materi jenis usaha di Indonesia dan pertanyaan-

pertanyaan seputar jenis usaha di Indonesia, hasil usaha dan daerah

persebaran jenis usahanya.

     Media acak gambar dalam pembelajaran dilaksanakan dengan

menggunakan media papan gambar yang tersusun dari potongan bagian-

bagian kecil yang memberntuk sebuah gambar. Penggunaan media ini

didasarkan pada karakteristik siswa yang gemar bermain dan membentuk

kelompok teman sebaya. Penggunaan media acak gambar dalam proses
pembalajaran diharapkan dapat mengubah pandangan siswa bahwa IPS

    merupakan pelajaran yang membosankan dengan banyaknya hapalan menjadi

    pelajaran yang menarik dan menyenangkan.

         Media acak gambar membuat siswa lebih aktif karena semua siswa

    terlibat dalam kegiatan pembelajaran tersebut, sedangkan guru berperan

    sebagai fasilitator. Penggunaan media acak gambar ini dapat menumbuhkan

    keinginan belajar siswa dan memberikan kesempatan pada siswa untuk

    melaksanakan pembelajaran mandiri sehingga siswa lebih paham dengan

    materi yang dipelajari. Penggunaan media acak gambar dalam proses

    pembelajaran, siswa akan mendapatkan suatu kegiatan yang menyenangkan

    dalam mempelajari pelajaran IPS. Dengan sendirinya akan menumbuhkan

    motivasi belajar dari dalam siswa itu sendiri untuk belajar, sehingga prestasi

    belajarnya dapat meningkat.

        Berdasarkan    uraian     di   atas   peneliti   mencoba   mengembangkan

    pembelajaran dengan media acak gambar pada pembelajaran IPS kelas V.

    Dengan menggunakan pengembangan media ini peneliti mencoba untuk

    mengajak siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran di kelas.



B. Identifikasi Masalah

        Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut maka dapat

    diidentifikasi permasalahannya yaitu :

    1. Pembelajaran yang dilakukan guru masih tradisional, guru hanya ceramah

      saja sedangkan murid hanya diam dan mencatat apa yang guru jelaskan.
2. Media yang tersedia sedikit dan kurang memfasilitasi guru dalam kegiatan

        pembelajaran selain itu belum tersedia media inovatif yang dapat

        mendorong minat siswa untuk belajar lebih giat dan aktif dalam kegiatan

        pembelajaran.



C. Batasan Masalah

         Berdasarkan latar belakang masalah di atas agar penelitian lebih fokus

   dan terarah maka peneliti memberikan batasan sebagai berikut.

   1.    Penelitian ini dilakukan di SDN SDN Karangmojo 1 Kecamatan

         Kartoharjo Kabupaten Magetan.

   2.    Subjek penelitian adalah siswa kelas V SDN Karangmojo 1, Kecamatan

         Kartoharjo, Kabupaten Magetan.

   3.    Materi yang digunakan dalam pembelajaran adalah IPS semester I

         konsep jenis usaha di Indonesia.

   4.    Penelitian ini difokuskan untuk meningkatkatkan prestasi belajar dengan

         media acak gambar.



D. Rumusan masalah

           Sesuai dengan uraian latar belakang, identifikasi masalah dan batasan

  masalah, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut “Bagaimana

  Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas V Mata Pelajaran IPS Konsep

  Jenis Usaha di Indonesia Melalui Media Acak Gambar SDN Karangmojo 1,

  Kecamatan Kartoharjo, Kabupaten Magetan?”
C. Tujuan

             Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan penelitian yang ingin

  dicapai adalah “Untuk mengetahui bagaimana meningkatkan prestasi belajar

  siswa kelas V mata pelajaran ips konsep jenis usaha di Indonesia Melalui

  media acak gambar SDN Karangmojo 1, Kecamatan Kartoharjo, Kabupaten

  Magetan”



D. Manfaat

        Sehubungan dengan penelitian pengembangan ini, maka peneliti ingin

   menyajikan beberapa tambahan literatur yang dapat menambah bahan

   masukan bagi para pembaca, maka hasil penelitian ini diharapkan dapat

   berguna dalam berbagai aspek dan pihak yang terkait antara lain :

   1.   Manfaat secara teoritis

        Media acak gambar dapat digunakan sebagai media digunakan pada

        pembelajaran IPS konsep jenis usaha di Indonesia kelas V di SDN

        Karangmojo 1, Kecamatan Kartoharjo, Kabupaten Magetan.

   2.   Manfaat secara praktis

        a.   Bagi Kepala Sekolah

             1) Diharapakan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi

                  peningkatan kualitas sekolah.

             2) Untuk      meningkatkan      mutu   pendidikan   sekolah   pada

                  pembelajaraan IPS di SD.
3) Memberikan sumbangan yang positif terhadap kemajuan

          sekolah serta kondusifnya iklim pendidikan di sekolah.

b.   Bagi Guru

     1)   Sebagai alternatif bagi guru untuk mengembangkan media

          pembelajaraan.

     2)   Sebagai masukan      bagi guru    dalam upaya      peningkatan

          pemahaman konsep dan pencapaian             kompetensi dalam

          pembelajaran IPS di SD.

     3)   Dapat digunakan sebagai bahan acuan atau tambahan dalam

          pemilihan penggunaan media yang tepat.

     4)   Berkembangnya pembelajaran yang lebih inovatif dengan

          menggunakan media acak gambar.

c.   Bagi Siswa

     1) Membantu siswa agar memahami konsep materi pelajaran

          secara optimal

     2) Membuat siswa lebih termotivasi dalam proses belajar

          mengajar.

d.   Bagi Peneliti

     1) Menambah pengetahuan dan pengalaman tentang penelitian dan

          penulisan ilmiah

     2) Menambah wawasan dan pengetahuan dari pembelajaran serta

          permasalahn dari sekolah yang dipilih untuk membekali diri

          sebagai guru.
3) Sebagai sarana untuk menerapkan kemampuan yang telah

   diperoleh dari bangku kuliah.
BAB II

            KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN



A. Kajian Teori

   1. Belajar

      a. Pengertian Belajar

                  Secara umum belajar dapat diartikan sebagai proses laku,

         akibat interaksi individu dengan lingkungan

                  Menurut Sudjana, (1989:5), belajar adalah proses perubahan

         tingkah laku seseorang berkat adanya pengalaman. Belajar adalah

         suatu proses yang ditandai adanya perubahan pada diri seseorang

         sebagai hasil dari proses belajar ditunjukkan dengan berbagai bentuk

         seperti perubahan pengetahuan, penalaran, sikap dan tingkah laku,

         ketrampilan, kecakapan, kebiasaan serta perubahan aspek-aspek lain

         yang ada pada diri individu yang belajar.

                . Menurut Skinner (dalam Angkowo dan Kosasih, 2007: 47)

         belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku

         yang berlangsung secara progresif.

                Dari beberapa pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa

         belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang dapat

         berupa pengetahuan, sikap ataupun sikap pada diri seseorang

         (pebelajar)
b. Hasil Belajar

            Menurut Nana Sudjana (2004:14) “hasil belajar adalah suatu

   akibat dari proses belajar dengan menggunakan alat pengukuran yaitu

   berupa tes yang disusun secara terencana, baik tes tertulis, tes lisan

   maupun tes perbuatan”. Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh

   siswa setelah mengikuti suatu materi tertentu dari mata pelajaran.

   Untuk melihat hasil belajar dilakukan suatu penilaian terhadap siswa

   yang bertujuan untuk mengetahui apakah siswa telah menguasai suatu

   materi atau belum.

            Penilaian merupakan upaya sistematis yang dikembangkan

   oleh suatu institusi pendidikan yang ditujukan untuk menjamin

   tercapainya kualitas proses pendidikan serta kualitas kemampuan

   peserta didik sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Hasil belajar

   dapat dilihat dari hasil nilai ulangan harian (formatif), nilai ulangan

   tengah semester (Sub sumatif), dan nilai ulangan semester (sumatif).

   Pada umumnya hasil belajar dapat dikelompokkan menjadi tiga

   ranah yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan psikomotor.

            Menurut Benyamin Bloom dalam Sudjana (2010) yang

   secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni :

   1) Ranah kognitif dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari

       enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman,

       amplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.
2) Ranah afektif berkenaan dengan sikap terdiri dari lima aspek yakni

          penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan

          internasional.

      3) Ranah psikomotor berkenaan dengan hasil belajar keterampilan

          dan ketrampilan bertindak. ada enam aspek ranah psikomotor

          yakni gerakan reflek, ketrampilan gerakan dasar, kemampuan

          perseptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan ketrampilan

          kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif.

                 Hasil belajar menurut Sudjana (2004: 22) dibagi menjadi tiga

      macam hasil belajar yaitu : (a). Keterampilan dan kebiasaan; (b).

      Pengetahuan dan pengertian; (c). Sikap dan cita-cita, yang masing-

      masing golongan dapat diisi dengan bahan yang ada pada kurikulum

      sekolah.

                 Dari pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa hasil

      belajar adalah suatu akibat dari proses belajar dengan menggunakan

      alat pengukuran yaitu berupa tes yang disusun secara terencana, baik

      dalam ranah pengetahuan (kognitif), ketrampilan (psikomotor) dan

      sikap (afektif).



2. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

   a. Pengertian IPS

                 Menurut Irmalia (jurnal pendidikan vol. 1 2011: 72), IPS

      merupakan salah satu disiplin ilmu yang diajarkan di sekolah dasar
dan erat kaitannya dengan masalah kehidupan sosial dan lingkungan

masyarakat di sekitar siswa.

       Sedangkan definisi IPS menurut National Council for Social

Studies (NCSS) adalah sebagai berikut :

  Sosial studies is the integrated study of the science and humanities
  to promote civic competence. Within the school program, social
  studies provides coordinated, systematic study drawing upon such
  disciplines as anthropology, economic, geography, history, law,
  philosophy, political science, psycology, religion, and sociology,
  as well as appropriate content from humanities, mathematic and
  natural scinces. The primary purpose of the social studies is to
  help the young people develope the ability to make informed and
  reasoned decisions for the public good as citizen of a culturally
  diverse, democratioc society in an interdependent world.


       Menurut         A.        Kosasih         Djahiri           (dalam

repository.upi.edu/operator/upload/s_pgsd_0805741_chapter2.pdf )     IPS

merupakan ilmu yang memadukan sejumlah konsep pilihan dari

cabang-cabang ilmu sosial dan ilmu lainnya kemudian diolah

berdasarkan prinsip pendidikan dan didaktik untuk dijadikan program

pengajaran pada tingkat persekolahan.

       Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa IPS

merupakan ilmu pengetahuan dan merupakan penyederhanaan disiplin

ilmu-ilmu sosial terkait yang diorganisasi dan disajikan secara ilmiah

dan psikologis yang kemudian diolah berdasarkan prinsip pendidika

dan didaktik untuk dijadikan program dalam pengajaran tingkat

persekolahan.
b. Ruang Lingkup IPS

           Secara mendasar, pembelajaran IPS berkenaan dengan

   kehidupan manusia yang melibatkan segala tingkah laku dan

   kebutuhannya. IPS berkenaan dengan cara manusia memenuhi

   kebutuhannya, baik kebutuhan untuk memenuhi materi, budaya, dan

   kejiwaannya; memamfaatkan sumber-daya yang ada dipermukaan

   bumi;    mengatur   kesejahteraan   dan   pemerintahannya     maupun

   kebutuhan lainnya     dalam rangka mempertahankan           kehidupan

   masyarakat manusia. Singkatnya, IPS mempelajari, menelaah, dan

   mengkaji sistem kehidupan manusia di permukaan bumi ini dalam

   konteks sosialnya atau manusia sebagai anggota masyarakat.

   Dengan pertimbangn bahwa manusia dalam konteks sosial demikian

   luas, pengajaran IPS pada jenjang pendidikan harus dibatasi sesuai

   dengan kemampuan peserta didik tiap jenjang, sehingga ruang lingkup

   pengajaran IPS pada jenjang pendidikan dasar berbeda dengan jenjang

   pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

           Pada jenjang pendidikan dasar, ruang lingkup pengajaran IPS

   dibatasi sampai pada gejala dan masalah sosial yang dapat dijangkau

   pada geografi dan sejarah.Terutama gejala dan masalah sosial

   kehidupan sehari-hari yang ada di lingkungan sekitar peserta didik

   MI/SD.

           Pada jenjang pendidikan menengah, ruang lingkup kajian

   diperluas. Begitu juga pada jenjang pendidikan tinggi: bobot dan
keluasan materi dan kajian semakin dipertajam dengan berbagai

   pendekatan. Pendekatan interdisipliner atau multidisipliner dan

   pendekatan sistem menjadi pilihan yang tepat untuk diterapkan karena

   IPS pada jenjang pendidikan tinggi menjadi sarana melatih daya pikir

   dan daya nalar mahasiswa secara berkesinambungan.

         Sebagaimana telah dikemukakan di depan, bahwa yang

   dipelajari IPS adalah manusia sebagai anggota masyarakat dalam

   konteks sosialnya, ruang lingkup kajian IPS meliputi (a) substansi

   materi ilmu-ilmu sosial yang bersentuhan dengan masyarakat dan (b)

   gejala, masalah, dan peristiwa sosial tentang kehidupan masyarakat.

   Kedua lingkup pengajaran IPS ini harus diajarkan secara terpadu

   karena pengajaran IPS tidak hanya menyajikan materi-materi yang

   akan memenuhi ingatan peserta didik tetapi juga untuk memenuhi

   kebutuhan sendiri sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat.

   Oleh karena itu, pengajaran IPS harus menggali materi-materi yang

   bersumber pada masyarakat. Dengan kata lain, pengajaran IPS yang

   melupakan masyarakat atau yang tidak berpijak pada kenyataan di

   dalam masyarakat tidak akan mencapai tujuannya.

c. Pembelajaran IPS SD

          Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu ilmu

   dasar yang harus dimiliki manusia sebagai dasar untuk dapat

   menguasai teknologi secara global. Mengingat begitu pentingnya

   pendidikan IPS dalam kehidupan, maka pembelajaran IPS selalu
mengalami perkembangan yang disesuaikan dengan tuntutan zaman.

Oleh karena itu pembelajaran IPS di sekolah harus memperluas

wawasan siswa dalam berpikir kritis, dan kreatif, sehingga setelah

mereka kembali kemasyarakat nanti dapat mengembangkan dan

mengkolaborasikan dengan permasalahan yang muncul. Salah satu

tujuan pembelajaran IPS yang tertuang dalam KTSP adalah “siswa

memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin

tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam

kehidupan sosial serta mengenal konsep-konsep yang berkaitan

dengan     kehidupan    masyarakat    dan    lingkungannya”    (BSNP,

2006:114).

         Kemampuan berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri,

memecahkan masalah dan keterampilan dalam kehidupan sosial

merupakan kemampuan dasar yang dimiliki oleh seorang manusia.

Dengan melakukan pembelajaran IPS diharapkan dapat membantu

dalam meningkatkan kemampuan dasar yang ada pada diri siswa.

         Tujuan pendidikan IPS di tingkat Sekolah Dasar (SD)

ditujukan untuk mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan dasar

siswa yang berguna untuk kehidupan sehari harinya . IPS sangat erat

kaitannya dengan persiapan anak didik untuk berperan aktif atau

berpartisipasi dalam pembangunan Indonesia dan terlibat dalam

pergaulan masyarakat dunia (global society).        IPS harus dilihat

sebagai suatu komponen penting dari keseluruhan pendidikan kepada
anak. IPS memerankan peranan yang signifikan dalam mengarahkan

      dan membimbing anak didik pada nilai-nilai dan perilaku yang

      demokratis, memahami dirinya dalam konteks kehidupan masa kini,

      memahami tanggung jawabnya sebagai bagian dari masyarakat global

      yang interdependen.

              Siswa membutuhkan pengetahuan tentang hal-hal dunia luar

      yang luas dan juga tentang dunia lingkungannya yang sempit.

             Siswa perlu memahami hal-hal berkaitan dengan individunya,

      lingkungannya, masa lalu, masa kini, dan masa datang. Kesadaran

      akan pentingnya hubungan antara bahan IPS (social studies content),

      ketrampilan, dan konteks pembelajaran (learning contexs) dapat

      membatu kita untuk mengembangkan suatu IPS yang kuat kadar

      inquiri sosialnya.

              Ketrampilan yang perlu dikembangkan dalam pendidikan IPS

      mencakup hal-hal sebagai berikut :

    a. Ketrampilan mendapatkan dan mengolah data

    b. Ketrampilan menyampaikan gagasan, argumen, dan cerita

    c. Ketrampilan menyusun pengetahuan baru

    d. Ketrampilan berpartisipasi di dalam kelompok.


3. Media

           Menurut Heinich, dkk (dalam Winataputra, 2005), kata “media”

  berasal dari bahasa Latin, merupakan bentuk jamak dari “medium” yang
secara harfiah berarti “perantara” (between) yaitu perantara sumber pesan

(source) dengan penerima pesan (receiver).

       Gagne dalam Arief S. Sadiman, dkk, (2002: 6) menyatakan bahwa

media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang

dapat merangsangnya untuk belajar.

       Gagne dan Briggs dalam Arsyad (2002: 4) juga menyatakan secara

implisit bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik

digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari

antara lain buku, tape recorder, kaset, video camera, viseo recorder, film,

slide (gambar bingkai), foto, grafik, televisi dan komputer.

       Sedangkan menurut Arsyad (2002: 4) media adalah komponen

sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional

di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.

       Sejalan dengan pernyataan Arsyad, Yudhi Munadi (2008: 5) juga

mengemukakan bahwa segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan

menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta

lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan

proses belajar secara efisien dan efektif.

       Dari berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa media

merupakan     alat   bantu   guru    dalam   menyampaikan      pesan-pesan

pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik sesuai

dengan tujuan yang dituangkan dalam rancangan pembelajaran.
4. Media Acak Gambar

         Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003), puzzle adalah

   “teka-teki”. Puzzle merupaka permainan yang membutuhkan kesabaran

   dan ketekunan anak dalam merangkainya.

         Kata puzzle berasal dari bahasa inggris yang berarti teka-teki atau

   bongkar pasang, media puzzle merupakan media sederhana yang

   dimainkan dengan bongkar pasang, (Patmonodewo, 2000:19). Spodek

   (1991: 206) mendefinisikan media puzzle sebagai salah satu media

   bermain yang dapat dimainkan diatas nampan atau bingkai (tempat

   memainkan potongan-potongan puzzle) yang di letakkan diatas meja.

   Dengan demikian maka si anak dapat mengambil dan mengembalikan

   sendiri media puzzle tersebut ketempat penyimpanan media semula.

         Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa puzzle

   merupakan media pembelajaran yang berisi teka-teki yang dapat

   mengasah kesabaran dan ketekunan bagi anak yang merangkainya.

   a.   Jenis Media Acak Gambar

              Jenis media puzzle dapat dibedakan menurut bentuk atau

        wujud media puzzle atau tingkat kesulitan dari pemanfaatanya,

        media puzzle merupakan media visual yang dapat berwujud media 2

        dimensi dan 3 dimensi. Yang membedakan antara media 2 dimensi

        dan 3 dimensi dilihat dari ciri-ciri yang dimilikinya adapun ciri-ciri

        media puzzle antara lain sebagai berikut:

        1) Media 2 dimensi
Media puzzle 2 dimensi memiliki ciri-ciri :

        a)    terdiri dari potongan gambar-gambar

        b) memiliki atau disertai bingkai namun sebagai tempat untuk

              memainkannya

        c)    terbuat dari bahan karton

        d) berfungsi untk pengenalan gambar atau benda di sekitar

              lingkungan anak serta untuk mempermuda kordinasi

              motorik halus anak

        e)    cara memainkannya, anak harus melihat bentuk awal media

              puzzle sebelum di bongkar atau dengan melihat gambar

              yang tersedia, selalu dibongkar dan diacak kemudian anak

              diminta untuk menyusun kembali potongan gambar sesuai

              dengan contoh yang ada

      2) Media 3 dimensi

         Media puzzle 3 dimensi memiliki ciri-ciri :

         a) mempunyai ukuran panjang, lebar dan tinggi

         b) berbentuk potongan

b. Manfaat Media Acak Gambar

  1) Mengasah otak

             Puzzle adalah cara yang bagus untuk mengasah otak si kecil,

      melatih sel-selnya dan memecahkan masalah.

  2) Melatih koordinasi mata dan tangan.
Puzzle dapat melatih koordinasi tangan dan mata anak.

   Mereka       harus   mencocokkan       keeping-keping   puzzle   dan

   menyusunnya menjadi satu gambar. Permainan ini membantu anak

   mengenal bentuk dan ini merupakan langkah penting menuju

   perkembangan keterempilan membaca..

3) Melatih nalar

         Puzzle dalam bentuk manusia akan melati nalar mereka.

   Mereka akan menyimpulkan da mana letak kepala, tangan, kaki

   dan lain-lain sesuai dengan logika..

4) Melatih kesabaran

         Puzzle juga dapat melatih kesabaran anak dalam n suatu

   tantangan.

5) Pengetahuan

         Dari puzzle anak akan berlajar, misalnya puzzle tantang

   warna dan bentuk. Anak dapat belajar tentang warna-warna dan

   bentuk yang ada. Pengetahuan yang diperoleh dari cara ini biasanya

   lebih mengesankan bagi anak disamping dengan pengetahuan yang

   dihafalkan. Anak juga dapat belajar konsep dasar,binatang, alam

   sekitar, jenis buah alphabet dan lain-lain. Tetepi tentunya harus

   dengan bantuan ibu atau orang lain yang mendampinginya.

6) Meningkatkan ketrampilan sosial

         Puzzle dapat dimainkan lebih dari satu orang dan jika puzzle

   dimainkan secara berkelompok maka dapat meningkatkan interaksi
sosial anak. Dalam kelompok, anak akan saling mnenghargai,

            saling membantu dan berdiskusi untuk menyelesaikan masalah.

              Jadi kesimpulan dari pembahasan di atas adalah bahwa media

       puzzle merupakan salah satu media pembelajaran yang dapat bermanfaat

       untuk merangsang dan memotivasi belajar anak, karena dengan bermain

       puzzle anak akan melatih sel-sel otaknya untuk mengembangkan

       kemampuan berpikirnya dan berkonsentrasi menyelesaikan potongan-

       potongan kepingan gambar yang ada dalam puzzle tersebut.



B. Kajian Hasil Penelitian Terdahulu

           Hasil   penelitian   yang   relevan   yang   dilakukan    oleh   Sri

   Wahyuningsih. tahun 2009 dengan judul Pemanfaatan media puzzle untuk

   meningkatkan kemampuan menulis deskripsi siswa kelas V SDN Clumprit 03

   Kecamatan Pagelaran Kabupaten Malang.

           Tujuan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah (1)

   mendeskripsikan pemanfaatan media puzzle dalam pembelajaran menulis

   deskripsi siswa kelas V di SDN Clumprit 03 Pagelaran Kabupaten Malang,

   (2) mendeskripsikan pemanfaatan media puzzle yang dapat meningkatkan

   kemampuan menulis deskripsi siswa kelas V SDN Clumprit 03 Pagelaran

   Kabupaten Malang.

           Berdasarkan hasil penelitian ini persentase ketercapaian pada siklus

   pertama mengalami peningkatan yang signifikan pada siklus kedua, maka

   dapat disimpulkan bahwa temuan pada penelitian menjawab hipotesis yang
dirumuskan pada Bab II bahwa melalui pembelajaran dengan menggunakan

   media puzzle dapat meningkatkan prestasi belajar Bahasa Indonesia siswa

   kelas V SDN Clumprit 03 Pagelaran Kabupaten Malang.

            Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proses belajar mengajar

   dengan menggunakan media puzzle sebagai pelengkap metode ceramah bisa

   menjadi pilihan bagi guru untuk dapat memberikan pemahaman yang nyata

   pada siswa, sehingga tujuan pendidikan yang diharapkan, yaitu mengarahkan

   siswa belajar tuntas dapat tercapai.



C. Hipotesis Tindakan

   Hipotesis yang bisa diajukan dalam penelitian ini adalah :

   1. Ada peningkatan prestasi belajar siswa kelas V mata pelajaran IPS konsep

      jenis usaha di Indonesia dengan menerapkan media permainan acak

      gambar.

   2. Tidak ada peningkatan prestasi belajar siswa kelas V mata pelajaran IPS

      konsep jenis usaha di Indonesia dengan menerapkan media permainan

      acak gambar
BAB III


                          METODE PENELITIAN



A. Obyek Penelitian

          Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

   tindakan kelas, karena tindakan yang akan dilakukan diterapkan pada

   pembelajaran dalam kelas. Penelitian ini dimulai dari tahap identifikasi

   masalah mengenai pelaksanaan pembelajaran IPS untuk berbagai kompetensi

   dasar dan analisis penyebab munculnya masalah.            Tindakan penelitian

   menggunakan siklus, yang terdiri atas tahap (1) perencanaan yang merupakan

   upaya untuk memperbaiki kelemahan dalam proses pembelajaran, (2)

   pelaksanaan tindakan yaitu melaksanakan proses pembelajaran , (3)

   pengamatan/observasi untuk mengetahui kemampuan siswa dan untuk

   mengetahui sikap positif dan negatif siswa dalam kegiatan pembelajaran, dan

   (4) tahap refleksi (perenungan, pemikiran, dan evaluasi) di setiap siklusnya

   (siklus I dan II) untuk mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan hasil atau

   dampak dari tindakan (Kemmis and Taggart, 1988). Sesuai dengan prinsip

   umum penelitian tindakan, setiap tahapan dan siklusnya dilakukan secara

   partisipatoris dan kolaboratif antara peneliti dan guru mata pelajaran lainnya.

   Model pelaksanaan PTK ini dapat digambarkan sebagai sebagai berikut :
siklus I

                                 Planning



       Revise                                                Action and



                                 Reflectio
                                     n



  -----------------------------------------------------------------------------------------


                 siklus II

                                 Planning



       Revise                                                Action and



                                 Reflectio
                                     n


                  Dst




B. Lokasi dan Subyek Penelitian

             Penelitian      dilaksanakan     di    SDN      Karangmojo        1,   Kecamatan

    Kartoharjo, Kabupaten Magetan. Pembuatan rencana tindakan berdasarkan

    refleksi yang ditulis pada proposal dilaksanakan pada tanggal 4 Juni sampai

    18 Juni, dikerjakan setiap hari Sabtu. Pelaksanaan tindakan dikerjakan mulai
pada tanggal 23 Juli sampai 6 Agustus 2013. Jam pelajaran 2 pertemuan

   setiap minggu dengan setiap pertemuan 2 x 40 menit.

          Subjek penelitian adalah siswa kelas V SDN Karangmojo 2,

   Kecamatan Kartoharjo, Kabupaten Magetan tahun pelajaran 2013/2014

   dengan jumlah siswa 7 orang. Nama-nama siswa yang terlibat disajikan pada

   Lampiran. Pengamat terdiri atas dua orang guru, yaitu bapak Joko Pribandon,

   S.Pd. dan Ibu Endang Rahayuningsih, A.Ma.Pd. yang membantu peneliti

   merekam proses pembelajaran.



C. Metode Pengumpulan Data

          Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri

   atas : observasi, wawancara, dokumentasi dan tes.

   1. Teknik observasi

              Digunakan untuk mengamati gejala-gejala yang tampak pada

      proses pembelajaran tentang kesungguhan siswa ketika mengikuti

      pelajaran, ketertarikan siswa pada media yang digunakan, keseringan

      siswa bertanya,    kemauan dan kemampuan siswa menananggapi

      pertanyaan-pertanyaan tenan sekelasnya, keterlibatan siswa berpikir,

      berbicara, mendengarkan, mengamati dan melakukan tugas-tugas dalam

      proses pembelajaran. Observasi juga dilakukan untuk mengamati

      kemampuan siswa dalam merangkai potongan-potongan puzzle menjadi

      sebuah gambar utuh yang berkaitan dengan jenis usaha yang ada di

      Indonesia. Di samping itu, observasi juga digunakan untuk mengamati
hasil penugasan siswa dalam mengerjakan tugas mengisi kolom tentang

   jenis usaha di Indonesia, daerah penghasil, barang yang dihasilkan serta

   manfaatnya. teknik observasi juga dilakukan untuk mengamati dan

   merekan ucapa-ucapan siswa ketika bertanya, menjawab, menanggapi,

   mengalisis, mendebat, dan beragumentasi dalam proses pembelajaran.

   observasi dilakukan di kelas V SDN Karangmojo 1, Kecamatan

   Kartoharjo, Kabupaten Magetan.

2. Teknik wawancara

            Digunakan untuk wawancara dengan siswa tentang kesan-kesan

   dan pengungkapan perasaan siswa ketika belajar jenis usaha di Indonesia

   dengan bantuan media permainan puzzle. Kesan bisa berupa perasaan

   senang ataupun kesulitan dalam menangkap materi jenis usaha di

   Indonesia serta ketertarikan terhadap media yang digunakan dalam

   pembelajaran.

3. Teknik dokumentasi

            Digunakan untuk mendokumentasikan data tentang proses

   pembelajaran yang menggambarkan langkah-langkah kongkrit yang

   dipraktikkan peneliti dalam proses pembelajaran. Dokumen yang

   dimaksud dalam penelitian ini mencakup dokumentasi foto dan portofolio

   siswa.

4. Teknik tes

            Digunakan untuk mengumpulkan data tentang kemampuan siswa

   mengerjakan soal-soal tes untuk soal diskusi kelompok dan evaluasi.
D. Instrumen Penelitian

            Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: RPP,

   lembar observasi media acak gambar, kuesioner terbuka, kuis atau tes prestasi

   belajar, dan catatan guru/jurnal. RPP digunakan untuk pelaksanaan praktik

   pembelajaran (tindakan). Instrumen observasi disusun berdasarkan komponen

   dasar pembelajaran kooperatif. Kuesioner terbuka digunakan untuk

   mengetahui tanggapan siswa terhadap media acak gambar, dan kuis atau tes

   prestasi belajar digunakan untuk mengetahui kualitas hasil belajar. Instrumen

   penelitian ini disajikan pada lampiran.



E. Metode Analisis Data

            Data yang telah terkumpul akan dianalisis secara deskriptif, baik

   deskriptif kuantitaif maupun deskriptif kualitatif. Data yang akan dianalisis

   secara deskriptif kuantitatif adalah data tentang keaktifan siswa yang

   dikumpulkan melalui check list pada rubrik pengamatan keaktifan siswa dan

   data tentang kemampuan mengenal jenis usaha di Indonesia yang dinyatakan

   dengan nilai (score) yang dicapai siswa atas penilaian latihan dan penugasan

   mengenal jenis usaha di Indonesia dan hasil tes kemampuan siswa mengenal

   jenis usaha di Indonesia.

            Data kualitatif berupa catatan pengamatan, dokumen portofolio

   siswa, dokumen foto, dan rekaman wawancara yang akan dianalisis dengan

   analisis kualitatif dengan tahapan pemaparan data, penyederhanaan data,

   pengelompokkan data sesuai fokus masalah dan pemaknaan.
F. Indikator Keberhasilan

            Dalam penelitian ini, sebagai patokan keberhasilan bagi peneliti

   pada pembelajaran IPS kelas V dengan menggunakan media acak gambar

   dengan kriteria keberhasilannya yaitu 100 % dari seluruh siswa kelas V SDN

   Karangmojo 1, Kecamatan Kartoharjo, Kabupaten Magetan telah mendapat

   nilai lebih dari KKM yang ditentukan yaitu (rata-rata nilai ≥ 65).
DAFTAR PUSTAKA



Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran. 2002. Jakarta: Rajawali Press.

Munadi, Yudhi. Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru. 2008. Jakarta: GP
    Press

Sadiman, Arief S., dkk. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan
     Pemanfaatannya. 2002. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

http://jurnal-teknologi-pendidikan.tp.ac.id/pemanfaatan-media-puzzle-
       metamorfosis-dalam-pembelajaran-sains-untuk-meningkatkan-hasil-belajar-
       siswa-kelas-ii-sdn-sawunggaling-i-382-surabaya.pdf     diakses tanggal 6
     Januari 2013

http://repository.upi.edu/kampus-
       daerah/fulltext/upload/s_pgsd_0811074_chapter2.pdf    diakses      tanggal   6
     Januari 2013

(http://repository.upi.edu/operator/upload/s_paud_0702475_chapter2.pdf)       diakses
       tanggal 6 Januari 2013

repository.upi.edu/operator/upload/s_pgsd_0805741_chapter2.pdf diakses tanggal 6
      Januari 2013

http://repository.unpad.ac.id/bitstream/handle/123456789/2749/Bab%20II.pdf?
       sequence=2 diakses tanggal 6 Januari 2013

More Related Content

What's hot

Power point ptk
Power point ptkPower point ptk
Power point ptkyultaerma
 
Modul 4. Pengumpulan dan Pengolahan Informasi Hasil Belajar
Modul 4. Pengumpulan dan Pengolahan Informasi Hasil BelajarModul 4. Pengumpulan dan Pengolahan Informasi Hasil Belajar
Modul 4. Pengumpulan dan Pengolahan Informasi Hasil BelajarNaita Novia Sari
 
Implementasi teori van hiele dalam materi bangun ruang luas permukaan kubus d...
Implementasi teori van hiele dalam materi bangun ruang luas permukaan kubus d...Implementasi teori van hiele dalam materi bangun ruang luas permukaan kubus d...
Implementasi teori van hiele dalam materi bangun ruang luas permukaan kubus d...nurwa ningsih
 
Rumus prosentase ketuntasan belajar
Rumus prosentase ketuntasan belajarRumus prosentase ketuntasan belajar
Rumus prosentase ketuntasan belajarAdelaide Australia
 
Modul 3. pengembangan asesmen alternatif
Modul 3. pengembangan asesmen alternatifModul 3. pengembangan asesmen alternatif
Modul 3. pengembangan asesmen alternatifNaita Novia Sari
 
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah - Copy.docx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah - Copy.docxLK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah - Copy.docx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah - Copy.docxSukarnoSukarno16
 
Refleksi PPL 2 {Anni Millasari, S.Pd}.pptx
Refleksi PPL 2 {Anni Millasari, S.Pd}.pptxRefleksi PPL 2 {Anni Millasari, S.Pd}.pptx
Refleksi PPL 2 {Anni Millasari, S.Pd}.pptxANNIMILLASARI
 
Peran Teknologi dan Media dalam Pembelajaran Abad 21
Peran Teknologi dan Media dalam Pembelajaran Abad 21Peran Teknologi dan Media dalam Pembelajaran Abad 21
Peran Teknologi dan Media dalam Pembelajaran Abad 21Fitri Yusmaniah
 
Kelebihan dan kekurangan metode pembelajaran
Kelebihan dan kekurangan metode pembelajaranKelebihan dan kekurangan metode pembelajaran
Kelebihan dan kekurangan metode pembelajaranLilis indah Kurniawati
 
Contoh kasus tap di sd
Contoh kasus tap di sdContoh kasus tap di sd
Contoh kasus tap di sdWarnet Raha
 
Perkembangan peserta didik Perkembangan anak SD
Perkembangan peserta didik Perkembangan anak SDPerkembangan peserta didik Perkembangan anak SD
Perkembangan peserta didik Perkembangan anak SDElysa Nurhani
 
Laporan Praktikum IPA Kelompok Ekosistem Darat.docx
Laporan Praktikum IPA Kelompok  Ekosistem Darat.docxLaporan Praktikum IPA Kelompok  Ekosistem Darat.docx
Laporan Praktikum IPA Kelompok Ekosistem Darat.docxjeninurdiana
 
Jenis jenis gelombang
Jenis jenis gelombangJenis jenis gelombang
Jenis jenis gelombangBeny Murdhani
 
Laporan PPL PPG Pasca SM-3T MUHAMAD YOGI SMAN 7 BANDUNG
Laporan PPL PPG Pasca SM-3T MUHAMAD YOGI SMAN 7 BANDUNGLaporan PPL PPG Pasca SM-3T MUHAMAD YOGI SMAN 7 BANDUNG
Laporan PPL PPG Pasca SM-3T MUHAMAD YOGI SMAN 7 BANDUNGMuhamad Yogi
 
Portofolio UKIN PPG Dlajab.docx
Portofolio UKIN PPG Dlajab.docxPortofolio UKIN PPG Dlajab.docx
Portofolio UKIN PPG Dlajab.docxRatnaSarum
 
Rencana Tindak Lanjut-Kategori 1-2022 - PPL2.pptx
Rencana Tindak Lanjut-Kategori 1-2022 - PPL2.pptxRencana Tindak Lanjut-Kategori 1-2022 - PPL2.pptx
Rencana Tindak Lanjut-Kategori 1-2022 - PPL2.pptxRsdta
 

What's hot (20)

Power point ptk
Power point ptkPower point ptk
Power point ptk
 
Modul 4. Pengumpulan dan Pengolahan Informasi Hasil Belajar
Modul 4. Pengumpulan dan Pengolahan Informasi Hasil BelajarModul 4. Pengumpulan dan Pengolahan Informasi Hasil Belajar
Modul 4. Pengumpulan dan Pengolahan Informasi Hasil Belajar
 
Implementasi teori van hiele dalam materi bangun ruang luas permukaan kubus d...
Implementasi teori van hiele dalam materi bangun ruang luas permukaan kubus d...Implementasi teori van hiele dalam materi bangun ruang luas permukaan kubus d...
Implementasi teori van hiele dalam materi bangun ruang luas permukaan kubus d...
 
Ppt proposal ptk
Ppt proposal ptkPpt proposal ptk
Ppt proposal ptk
 
Rumus prosentase ketuntasan belajar
Rumus prosentase ketuntasan belajarRumus prosentase ketuntasan belajar
Rumus prosentase ketuntasan belajar
 
PPT MODUL 7.pptx
PPT MODUL 7.pptxPPT MODUL 7.pptx
PPT MODUL 7.pptx
 
Modul 3. pengembangan asesmen alternatif
Modul 3. pengembangan asesmen alternatifModul 3. pengembangan asesmen alternatif
Modul 3. pengembangan asesmen alternatif
 
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah - Copy.docx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah - Copy.docxLK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah - Copy.docx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah - Copy.docx
 
Refleksi PPL 2 {Anni Millasari, S.Pd}.pptx
Refleksi PPL 2 {Anni Millasari, S.Pd}.pptxRefleksi PPL 2 {Anni Millasari, S.Pd}.pptx
Refleksi PPL 2 {Anni Millasari, S.Pd}.pptx
 
Peran Teknologi dan Media dalam Pembelajaran Abad 21
Peran Teknologi dan Media dalam Pembelajaran Abad 21Peran Teknologi dan Media dalam Pembelajaran Abad 21
Peran Teknologi dan Media dalam Pembelajaran Abad 21
 
Kelebihan dan kekurangan metode pembelajaran
Kelebihan dan kekurangan metode pembelajaranKelebihan dan kekurangan metode pembelajaran
Kelebihan dan kekurangan metode pembelajaran
 
Powerpoint strategi pembelajaran
Powerpoint strategi pembelajaranPowerpoint strategi pembelajaran
Powerpoint strategi pembelajaran
 
Contoh kasus tap di sd
Contoh kasus tap di sdContoh kasus tap di sd
Contoh kasus tap di sd
 
Perkembangan peserta didik Perkembangan anak SD
Perkembangan peserta didik Perkembangan anak SDPerkembangan peserta didik Perkembangan anak SD
Perkembangan peserta didik Perkembangan anak SD
 
Ppt discovery learning
Ppt discovery learning Ppt discovery learning
Ppt discovery learning
 
Laporan Praktikum IPA Kelompok Ekosistem Darat.docx
Laporan Praktikum IPA Kelompok  Ekosistem Darat.docxLaporan Praktikum IPA Kelompok  Ekosistem Darat.docx
Laporan Praktikum IPA Kelompok Ekosistem Darat.docx
 
Jenis jenis gelombang
Jenis jenis gelombangJenis jenis gelombang
Jenis jenis gelombang
 
Laporan PPL PPG Pasca SM-3T MUHAMAD YOGI SMAN 7 BANDUNG
Laporan PPL PPG Pasca SM-3T MUHAMAD YOGI SMAN 7 BANDUNGLaporan PPL PPG Pasca SM-3T MUHAMAD YOGI SMAN 7 BANDUNG
Laporan PPL PPG Pasca SM-3T MUHAMAD YOGI SMAN 7 BANDUNG
 
Portofolio UKIN PPG Dlajab.docx
Portofolio UKIN PPG Dlajab.docxPortofolio UKIN PPG Dlajab.docx
Portofolio UKIN PPG Dlajab.docx
 
Rencana Tindak Lanjut-Kategori 1-2022 - PPL2.pptx
Rencana Tindak Lanjut-Kategori 1-2022 - PPL2.pptxRencana Tindak Lanjut-Kategori 1-2022 - PPL2.pptx
Rencana Tindak Lanjut-Kategori 1-2022 - PPL2.pptx
 

Viewers also liked

Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)reditayuke
 
Ptk eri-marlina-lengkap
Ptk eri-marlina-lengkapPtk eri-marlina-lengkap
Ptk eri-marlina-lengkapnasrun gayo
 
Upaya peningkatan vocabulary siswa dengan media wordwall
Upaya peningkatan vocabulary siswa dengan media wordwallUpaya peningkatan vocabulary siswa dengan media wordwall
Upaya peningkatan vocabulary siswa dengan media wordwall921920
 
Ptk bahasa indonesia di smk
Ptk bahasa indonesia di smkPtk bahasa indonesia di smk
Ptk bahasa indonesia di smkWahyu Surya
 
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) (Full Content)
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) (Full Content)Penelitian Tindakan Kelas (PTK) (Full Content)
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) (Full Content)Frexian Vistano
 
Contoh ptk
Contoh ptkContoh ptk
Contoh ptktonyvery
 
Konsep teori dan contoh PTK
Konsep teori dan contoh PTKKonsep teori dan contoh PTK
Konsep teori dan contoh PTKAida Dwi Astuti
 
Meningkatkan kemampuan vocabulary dengan menggunakan media word wall siswa ke...
Meningkatkan kemampuan vocabulary dengan menggunakan media word wall siswa ke...Meningkatkan kemampuan vocabulary dengan menggunakan media word wall siswa ke...
Meningkatkan kemampuan vocabulary dengan menggunakan media word wall siswa ke...Irma Nurmayanti
 
Belajar Menggunakan Huruf Kapital - Kelas 2 SD
Belajar Menggunakan Huruf Kapital -  Kelas 2 SDBelajar Menggunakan Huruf Kapital -  Kelas 2 SD
Belajar Menggunakan Huruf Kapital - Kelas 2 SDMs. Resty
 
Powerpoint Matematika Bangun Datar
Powerpoint Matematika Bangun DatarPowerpoint Matematika Bangun Datar
Powerpoint Matematika Bangun Datarlelyistighfarin
 
Power point tematik sd
Power point tematik sdPower point tematik sd
Power point tematik sdjavamyland
 
Matematika Bangun Datar
Matematika Bangun DatarMatematika Bangun Datar
Matematika Bangun DatarNur_Khofifah
 
powerpoint kelas 1 tema diriku kurikulum 2013
powerpoint kelas 1 tema diriku kurikulum 2013powerpoint kelas 1 tema diriku kurikulum 2013
powerpoint kelas 1 tema diriku kurikulum 2013Poppy Yogita
 

Viewers also liked (20)

Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
 
Ptk eri-marlina-lengkap
Ptk eri-marlina-lengkapPtk eri-marlina-lengkap
Ptk eri-marlina-lengkap
 
Upaya peningkatan vocabulary siswa dengan media wordwall
Upaya peningkatan vocabulary siswa dengan media wordwallUpaya peningkatan vocabulary siswa dengan media wordwall
Upaya peningkatan vocabulary siswa dengan media wordwall
 
Ptk bahasa indonesia di smk
Ptk bahasa indonesia di smkPtk bahasa indonesia di smk
Ptk bahasa indonesia di smk
 
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) (Full Content)
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) (Full Content)Penelitian Tindakan Kelas (PTK) (Full Content)
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) (Full Content)
 
Contoh ptk
Contoh ptkContoh ptk
Contoh ptk
 
Tugas power point
Tugas power pointTugas power point
Tugas power point
 
Konsep teori dan contoh PTK
Konsep teori dan contoh PTKKonsep teori dan contoh PTK
Konsep teori dan contoh PTK
 
Meningkatkan kemampuan vocabulary dengan menggunakan media word wall siswa ke...
Meningkatkan kemampuan vocabulary dengan menggunakan media word wall siswa ke...Meningkatkan kemampuan vocabulary dengan menggunakan media word wall siswa ke...
Meningkatkan kemampuan vocabulary dengan menggunakan media word wall siswa ke...
 
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
PENELITIAN TINDAKAN KELASPENELITIAN TINDAKAN KELAS
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
 
Ppt bangun datar
Ppt bangun datarPpt bangun datar
Ppt bangun datar
 
Bangun datar
Bangun datarBangun datar
Bangun datar
 
Belajar Menggunakan Huruf Kapital - Kelas 2 SD
Belajar Menggunakan Huruf Kapital -  Kelas 2 SDBelajar Menggunakan Huruf Kapital -  Kelas 2 SD
Belajar Menggunakan Huruf Kapital - Kelas 2 SD
 
Ppt
PptPpt
Ppt
 
Bangun datar
Bangun datarBangun datar
Bangun datar
 
Bangun datar ppt
Bangun datar pptBangun datar ppt
Bangun datar ppt
 
Powerpoint Matematika Bangun Datar
Powerpoint Matematika Bangun DatarPowerpoint Matematika Bangun Datar
Powerpoint Matematika Bangun Datar
 
Power point tematik sd
Power point tematik sdPower point tematik sd
Power point tematik sd
 
Matematika Bangun Datar
Matematika Bangun DatarMatematika Bangun Datar
Matematika Bangun Datar
 
powerpoint kelas 1 tema diriku kurikulum 2013
powerpoint kelas 1 tema diriku kurikulum 2013powerpoint kelas 1 tema diriku kurikulum 2013
powerpoint kelas 1 tema diriku kurikulum 2013
 

Similar to MENINGKATKAN IPS DENGAN MEDIA PERMAINAN

Ilmupendidikan
IlmupendidikanIlmupendidikan
Ilmupendidikansemua17an
 
artikel kain flanel.docx
artikel kain flanel.docxartikel kain flanel.docx
artikel kain flanel.docxdianmentari48
 
Proposal penelitian penggunaan media gambar untuk membaca permulaan di taman...
Proposal penelitian  penggunaan media gambar untuk membaca permulaan di taman...Proposal penelitian  penggunaan media gambar untuk membaca permulaan di taman...
Proposal penelitian penggunaan media gambar untuk membaca permulaan di taman...Boedi Santosa,
 
2. laporan ptk yunus
2. laporan ptk yunus2. laporan ptk yunus
2. laporan ptk yunusAnwar Sari
 
28456564 laporan-pkp-ipa-kelas-5-a-1
28456564 laporan-pkp-ipa-kelas-5-a-128456564 laporan-pkp-ipa-kelas-5-a-1
28456564 laporan-pkp-ipa-kelas-5-a-1Mairiza Nopia
 
Ilmupendidikan
IlmupendidikanIlmupendidikan
Ilmupendidikansemua17an
 
271164-pengembangan-media-pembelajaran-untuk-me-b2104bd7.pdf
271164-pengembangan-media-pembelajaran-untuk-me-b2104bd7.pdf271164-pengembangan-media-pembelajaran-untuk-me-b2104bd7.pdf
271164-pengembangan-media-pembelajaran-untuk-me-b2104bd7.pdfssuser6926dd
 
Proposal abdul hamid
Proposal abdul hamidProposal abdul hamid
Proposal abdul hamidalandahlan
 
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Operator Warnet Vast Raha
 
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Operator Warnet Vast Raha
 
Soal ujian mid semester 2015 landasan
Soal ujian mid semester 2015 landasanSoal ujian mid semester 2015 landasan
Soal ujian mid semester 2015 landasanAndriani Widi Astuti
 
Proposal penelitian
Proposal penelitianProposal penelitian
Proposal penelitianratih azza
 

Similar to MENINGKATKAN IPS DENGAN MEDIA PERMAINAN (20)

1
11
1
 
Seni rupa
Seni rupaSeni rupa
Seni rupa
 
Ilmupendidikan
IlmupendidikanIlmupendidikan
Ilmupendidikan
 
artikel kain flanel.docx
artikel kain flanel.docxartikel kain flanel.docx
artikel kain flanel.docx
 
Media pembelajaran leli lestari
Media pembelajaran leli lestariMedia pembelajaran leli lestari
Media pembelajaran leli lestari
 
Proposal penelitian penggunaan media gambar untuk membaca permulaan di taman...
Proposal penelitian  penggunaan media gambar untuk membaca permulaan di taman...Proposal penelitian  penggunaan media gambar untuk membaca permulaan di taman...
Proposal penelitian penggunaan media gambar untuk membaca permulaan di taman...
 
2. laporan ptk yunus
2. laporan ptk yunus2. laporan ptk yunus
2. laporan ptk yunus
 
Proposal
ProposalProposal
Proposal
 
28456564 laporan-pkp-ipa-kelas-5-a-1
28456564 laporan-pkp-ipa-kelas-5-a-128456564 laporan-pkp-ipa-kelas-5-a-1
28456564 laporan-pkp-ipa-kelas-5-a-1
 
Proposal
ProposalProposal
Proposal
 
Ilmupendidikan
IlmupendidikanIlmupendidikan
Ilmupendidikan
 
271164-pengembangan-media-pembelajaran-untuk-me-b2104bd7.pdf
271164-pengembangan-media-pembelajaran-untuk-me-b2104bd7.pdf271164-pengembangan-media-pembelajaran-untuk-me-b2104bd7.pdf
271164-pengembangan-media-pembelajaran-untuk-me-b2104bd7.pdf
 
Proposal abdul hamid
Proposal abdul hamidProposal abdul hamid
Proposal abdul hamid
 
Pkp Metode jigsaw
Pkp Metode  jigsawPkp Metode  jigsaw
Pkp Metode jigsaw
 
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
 
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
 
Pembelajaran
PembelajaranPembelajaran
Pembelajaran
 
Soal ujian mid semester 2015 landasan
Soal ujian mid semester 2015 landasanSoal ujian mid semester 2015 landasan
Soal ujian mid semester 2015 landasan
 
Jon hendri tugas ptk
Jon hendri tugas ptkJon hendri tugas ptk
Jon hendri tugas ptk
 
Proposal penelitian
Proposal penelitianProposal penelitian
Proposal penelitian
 

MENINGKATKAN IPS DENGAN MEDIA PERMAINAN

  • 1. MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V MATA PELAJARAN IPS KONSEP JENIS USAHA DI INDONESIA MELALUI MEDIA PERMAINAN ACAK GAMBAR SDN KARANGMOJO 1 KECAMATAN KARTOHARJO KABUPATEN MAGETAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) Disusun Oleh : REDITA YUKE HARTANTI NPM 09141174 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN IKIP PGRI MADIUN 2012
  • 2. BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Undang – Undang nomor 20 tahun 2003 Bab II Pasal 1 tentang sistem pendidikan nasional berbunyi Pendidikan adalah usaha secara sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Fungsi dan tujuan pendidikan nasional tertuang dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 yaitu Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab . Salah satu usaha yang dilakukan oleh pemerintah untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar. Belajar merupakan usaha untuk memperoleh keterampilan, mengajar adalah melatih keterampilan. Proses pembelajaran harus mengarah pada peningkatan kualitas manusia secara utuh meliputi dimensi kognitif, intelektual, ketrampilan dan
  • 3. lain-lain. Pembelajaran yang dikatakan ideal jika tercipta suatu pengajaran yang efektif dan efisien sesuai dengan tujuan yanng telah dirumuskan. Untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut tentunya diperlukan pendidikan yang ideal. Pendidikan yang ideal dapat diwujudkan melalui pengelolaan pembelajaran yang efektif. IPS merupakan salah satu ilmu dasar yang harus dimiliki manusia sebagai dasar untuk dapat menguasai teknologi secara global. Mengingat begitu pentingnya pendidikan IPS dalam kehidupan, maka pembelajaran IPS selalu mengalami perkembangan yang disesuaikan dengan tuntutan zaman. Oleh karena itu pembelajaran IPS di sekolah harus memperluas wawasan siswa dalam berpikir kritis, dan kreatif, sehingga setelah mereka kembali kemasyarakat nanti dapat mengembangkan dan mengkolaborasikan dengan permasalahan yang muncul. Salah satu tujuan pembelajaran IPS yang tertuang dalam KTSP adalah “siswa memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial serta mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya” (BSNP, 2006:114). Kemampuan berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah dan keterampilan dalam kehidupan sosial merupakan kemampuan dasar yang dimiliki oleh seorang manusia. Dengan melakukan pembelajaran IPS diharapkan dapat membantu dalam meningkatkan kemampuan dasar yang ada pada diri siswa.
  • 4. Pada proses pembelajaran, seorang guru hendaknya mengajak siswanya untuk mendengarkan, memperhatikan media yang dapat dilihat, memberi kesempatan menulis dan mengajukan pertanyaan atau tanggapan sehingga terjadi dialog kreatif yang menunjukkan proses pembelajaran yang interaktif, agar tercapai proses pembelajaran yang diharapkan. Agar pesan yang ingin disampaikan oleh guru dapat diterima dengan baik oleh siswa, maka diperlukan sebuah media untuk membantu guru ketika proses pembelajaran berlangsung dalam kelas. Media pembelajaran merupakan sumber belajar bagi siswa. Dengan penggunaan media dalam proses pembelajaran, diharapkan materi/pesan yang ingin disampaikan dapat terserap dengan baik oleh siswa. Arief S. Sadiman (2002: 6) menyatakan bahwa belajar mengajar pada hakikatnya adalah proses komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dan sumber pesan melalui saluran atau media tertentu ke penerima pesan, sumber pesan, saluran atau media dan penerima pesan adalah komponen-komponen proses komunikasi. Media pembelajaran yang dirancang dengan baik dapat merangsang timbulnya proses/dialog mental pada diri siswa. Media pembelajaran tersebut berhasil menyalurkan pesan/bahan ajar apabila kemudian terjadi perubahan tingkah laku (behavioral change) pada diri siswa. Pengertian media pembelajaran sendiri menurut AECT (Assosiation of Education and Communication Technology) dalam Robertus Angkowo (2007: 10) adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menyalurkan pesan,
  • 5. merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa, sehingga dapat terdorong terlibat dalam proses pembelajaran. Sedangkan Gagne dan Briggs dalam Azhar Arsyad (2002: 4) secara implisit mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari antara lain buku, tape recorder, kaset, video camera, video recorder, film, slide (gambar bingkai), foto, gambar grafik, televisi, dan komputer. Fungsi utama dari media pembelajaran menurut Azhar Arsyad (2011: 15) adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan guru. Jadi dapat disimpulkan fungsi dari media adalah sebagai pembawa informasi dari sumber dalam hal ini adalah guru menuju penerima atau siswa. Hal tersebut sesuai dengan hasil observasi yang dilakukan peneliti di SDN Karangmojo 1 pada tanggal 10 september 2012, diketahui bahwa proses pembelajaran masih bersifat konvensional sehingga kurang mengembangkan pola pikir dan kreativitas siswa. Beberapa guru masih menggunakan metode ceramah di depan kelas dan siswanya hanya mendengarkan kemudian sesekali siswa tersebut bercanda dengan teman yang lainnya. Siswa cenderung hanya menghafalkan konsep - konsep yang telah diberikan oleh guru. Selain itu siswa hanya mencatat karena guru hanya menyampaikan informasi yang dibacanya dari buku, siswa diminta mendengarkan dan membuat catatan. Segala macam permasalahan yang
  • 6. timbul bukan saja dari faktor guru tetapi juga kurangnya perhatian dari orang tua siswa dan tersedianya sarana dan prasarana. Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti untuk wilayah SDN Karangmojo 1, media permainan acak gambar masih belum digunakan, karena media tersebut sulit dicari dan kalaupun ada medianya tidak sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Apabila media tersebut digunakan di SD pasti bisa terlaksana dengan baik, karena media permainan ini tadi sangat berguna bagi dalam mempelajari materi IPS. Sejalan dengan munculnya permasalahan tersebut, maka perlu adanya usaha pembaharuan dalam proses pembelajaran khususnya dalam penggunaan media pembelajaran. Salah satu usaha pembaharuan dalam media pembelajaran yang dicoba untuk ditawarkan yaitu dengan mengubah pola – pola pengajaran lama dengan pola pengajaran yang baru yang nilainya lebih efektif, menyenangkan dan bermakna bagi siswa yaitu dengan penggunaan media pembelajaran acak gambar. Bentuk dari model media acak gambar ini adalah memasukan materi jenis usaha di Indonesia dan pertanyaan- pertanyaan seputar jenis usaha di Indonesia, hasil usaha dan daerah persebaran jenis usahanya. Media acak gambar dalam pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan media papan gambar yang tersusun dari potongan bagian- bagian kecil yang memberntuk sebuah gambar. Penggunaan media ini didasarkan pada karakteristik siswa yang gemar bermain dan membentuk kelompok teman sebaya. Penggunaan media acak gambar dalam proses
  • 7. pembalajaran diharapkan dapat mengubah pandangan siswa bahwa IPS merupakan pelajaran yang membosankan dengan banyaknya hapalan menjadi pelajaran yang menarik dan menyenangkan. Media acak gambar membuat siswa lebih aktif karena semua siswa terlibat dalam kegiatan pembelajaran tersebut, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator. Penggunaan media acak gambar ini dapat menumbuhkan keinginan belajar siswa dan memberikan kesempatan pada siswa untuk melaksanakan pembelajaran mandiri sehingga siswa lebih paham dengan materi yang dipelajari. Penggunaan media acak gambar dalam proses pembelajaran, siswa akan mendapatkan suatu kegiatan yang menyenangkan dalam mempelajari pelajaran IPS. Dengan sendirinya akan menumbuhkan motivasi belajar dari dalam siswa itu sendiri untuk belajar, sehingga prestasi belajarnya dapat meningkat. Berdasarkan uraian di atas peneliti mencoba mengembangkan pembelajaran dengan media acak gambar pada pembelajaran IPS kelas V. Dengan menggunakan pengembangan media ini peneliti mencoba untuk mengajak siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran di kelas. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut maka dapat diidentifikasi permasalahannya yaitu : 1. Pembelajaran yang dilakukan guru masih tradisional, guru hanya ceramah saja sedangkan murid hanya diam dan mencatat apa yang guru jelaskan.
  • 8. 2. Media yang tersedia sedikit dan kurang memfasilitasi guru dalam kegiatan pembelajaran selain itu belum tersedia media inovatif yang dapat mendorong minat siswa untuk belajar lebih giat dan aktif dalam kegiatan pembelajaran. C. Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas agar penelitian lebih fokus dan terarah maka peneliti memberikan batasan sebagai berikut. 1. Penelitian ini dilakukan di SDN SDN Karangmojo 1 Kecamatan Kartoharjo Kabupaten Magetan. 2. Subjek penelitian adalah siswa kelas V SDN Karangmojo 1, Kecamatan Kartoharjo, Kabupaten Magetan. 3. Materi yang digunakan dalam pembelajaran adalah IPS semester I konsep jenis usaha di Indonesia. 4. Penelitian ini difokuskan untuk meningkatkatkan prestasi belajar dengan media acak gambar. D. Rumusan masalah Sesuai dengan uraian latar belakang, identifikasi masalah dan batasan masalah, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut “Bagaimana Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas V Mata Pelajaran IPS Konsep Jenis Usaha di Indonesia Melalui Media Acak Gambar SDN Karangmojo 1, Kecamatan Kartoharjo, Kabupaten Magetan?”
  • 9. C. Tujuan Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah “Untuk mengetahui bagaimana meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V mata pelajaran ips konsep jenis usaha di Indonesia Melalui media acak gambar SDN Karangmojo 1, Kecamatan Kartoharjo, Kabupaten Magetan” D. Manfaat Sehubungan dengan penelitian pengembangan ini, maka peneliti ingin menyajikan beberapa tambahan literatur yang dapat menambah bahan masukan bagi para pembaca, maka hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna dalam berbagai aspek dan pihak yang terkait antara lain : 1. Manfaat secara teoritis Media acak gambar dapat digunakan sebagai media digunakan pada pembelajaran IPS konsep jenis usaha di Indonesia kelas V di SDN Karangmojo 1, Kecamatan Kartoharjo, Kabupaten Magetan. 2. Manfaat secara praktis a. Bagi Kepala Sekolah 1) Diharapakan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi peningkatan kualitas sekolah. 2) Untuk meningkatkan mutu pendidikan sekolah pada pembelajaraan IPS di SD.
  • 10. 3) Memberikan sumbangan yang positif terhadap kemajuan sekolah serta kondusifnya iklim pendidikan di sekolah. b. Bagi Guru 1) Sebagai alternatif bagi guru untuk mengembangkan media pembelajaraan. 2) Sebagai masukan bagi guru dalam upaya peningkatan pemahaman konsep dan pencapaian kompetensi dalam pembelajaran IPS di SD. 3) Dapat digunakan sebagai bahan acuan atau tambahan dalam pemilihan penggunaan media yang tepat. 4) Berkembangnya pembelajaran yang lebih inovatif dengan menggunakan media acak gambar. c. Bagi Siswa 1) Membantu siswa agar memahami konsep materi pelajaran secara optimal 2) Membuat siswa lebih termotivasi dalam proses belajar mengajar. d. Bagi Peneliti 1) Menambah pengetahuan dan pengalaman tentang penelitian dan penulisan ilmiah 2) Menambah wawasan dan pengetahuan dari pembelajaran serta permasalahn dari sekolah yang dipilih untuk membekali diri sebagai guru.
  • 11. 3) Sebagai sarana untuk menerapkan kemampuan yang telah diperoleh dari bangku kuliah.
  • 12. BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Kajian Teori 1. Belajar a. Pengertian Belajar Secara umum belajar dapat diartikan sebagai proses laku, akibat interaksi individu dengan lingkungan Menurut Sudjana, (1989:5), belajar adalah proses perubahan tingkah laku seseorang berkat adanya pengalaman. Belajar adalah suatu proses yang ditandai adanya perubahan pada diri seseorang sebagai hasil dari proses belajar ditunjukkan dengan berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, penalaran, sikap dan tingkah laku, ketrampilan, kecakapan, kebiasaan serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada diri individu yang belajar. . Menurut Skinner (dalam Angkowo dan Kosasih, 2007: 47) belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif. Dari beberapa pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang dapat berupa pengetahuan, sikap ataupun sikap pada diri seseorang (pebelajar)
  • 13. b. Hasil Belajar Menurut Nana Sudjana (2004:14) “hasil belajar adalah suatu akibat dari proses belajar dengan menggunakan alat pengukuran yaitu berupa tes yang disusun secara terencana, baik tes tertulis, tes lisan maupun tes perbuatan”. Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti suatu materi tertentu dari mata pelajaran. Untuk melihat hasil belajar dilakukan suatu penilaian terhadap siswa yang bertujuan untuk mengetahui apakah siswa telah menguasai suatu materi atau belum. Penilaian merupakan upaya sistematis yang dikembangkan oleh suatu institusi pendidikan yang ditujukan untuk menjamin tercapainya kualitas proses pendidikan serta kualitas kemampuan peserta didik sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Hasil belajar dapat dilihat dari hasil nilai ulangan harian (formatif), nilai ulangan tengah semester (Sub sumatif), dan nilai ulangan semester (sumatif). Pada umumnya hasil belajar dapat dikelompokkan menjadi tiga ranah yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan psikomotor. Menurut Benyamin Bloom dalam Sudjana (2010) yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni : 1) Ranah kognitif dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, amplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.
  • 14. 2) Ranah afektif berkenaan dengan sikap terdiri dari lima aspek yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internasional. 3) Ranah psikomotor berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan ketrampilan bertindak. ada enam aspek ranah psikomotor yakni gerakan reflek, ketrampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan ketrampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif. Hasil belajar menurut Sudjana (2004: 22) dibagi menjadi tiga macam hasil belajar yaitu : (a). Keterampilan dan kebiasaan; (b). Pengetahuan dan pengertian; (c). Sikap dan cita-cita, yang masing- masing golongan dapat diisi dengan bahan yang ada pada kurikulum sekolah. Dari pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu akibat dari proses belajar dengan menggunakan alat pengukuran yaitu berupa tes yang disusun secara terencana, baik dalam ranah pengetahuan (kognitif), ketrampilan (psikomotor) dan sikap (afektif). 2. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) a. Pengertian IPS Menurut Irmalia (jurnal pendidikan vol. 1 2011: 72), IPS merupakan salah satu disiplin ilmu yang diajarkan di sekolah dasar
  • 15. dan erat kaitannya dengan masalah kehidupan sosial dan lingkungan masyarakat di sekitar siswa. Sedangkan definisi IPS menurut National Council for Social Studies (NCSS) adalah sebagai berikut : Sosial studies is the integrated study of the science and humanities to promote civic competence. Within the school program, social studies provides coordinated, systematic study drawing upon such disciplines as anthropology, economic, geography, history, law, philosophy, political science, psycology, religion, and sociology, as well as appropriate content from humanities, mathematic and natural scinces. The primary purpose of the social studies is to help the young people develope the ability to make informed and reasoned decisions for the public good as citizen of a culturally diverse, democratioc society in an interdependent world. Menurut A. Kosasih Djahiri (dalam repository.upi.edu/operator/upload/s_pgsd_0805741_chapter2.pdf ) IPS merupakan ilmu yang memadukan sejumlah konsep pilihan dari cabang-cabang ilmu sosial dan ilmu lainnya kemudian diolah berdasarkan prinsip pendidikan dan didaktik untuk dijadikan program pengajaran pada tingkat persekolahan. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa IPS merupakan ilmu pengetahuan dan merupakan penyederhanaan disiplin ilmu-ilmu sosial terkait yang diorganisasi dan disajikan secara ilmiah dan psikologis yang kemudian diolah berdasarkan prinsip pendidika dan didaktik untuk dijadikan program dalam pengajaran tingkat persekolahan.
  • 16. b. Ruang Lingkup IPS Secara mendasar, pembelajaran IPS berkenaan dengan kehidupan manusia yang melibatkan segala tingkah laku dan kebutuhannya. IPS berkenaan dengan cara manusia memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan untuk memenuhi materi, budaya, dan kejiwaannya; memamfaatkan sumber-daya yang ada dipermukaan bumi; mengatur kesejahteraan dan pemerintahannya maupun kebutuhan lainnya dalam rangka mempertahankan kehidupan masyarakat manusia. Singkatnya, IPS mempelajari, menelaah, dan mengkaji sistem kehidupan manusia di permukaan bumi ini dalam konteks sosialnya atau manusia sebagai anggota masyarakat. Dengan pertimbangn bahwa manusia dalam konteks sosial demikian luas, pengajaran IPS pada jenjang pendidikan harus dibatasi sesuai dengan kemampuan peserta didik tiap jenjang, sehingga ruang lingkup pengajaran IPS pada jenjang pendidikan dasar berbeda dengan jenjang pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Pada jenjang pendidikan dasar, ruang lingkup pengajaran IPS dibatasi sampai pada gejala dan masalah sosial yang dapat dijangkau pada geografi dan sejarah.Terutama gejala dan masalah sosial kehidupan sehari-hari yang ada di lingkungan sekitar peserta didik MI/SD. Pada jenjang pendidikan menengah, ruang lingkup kajian diperluas. Begitu juga pada jenjang pendidikan tinggi: bobot dan
  • 17. keluasan materi dan kajian semakin dipertajam dengan berbagai pendekatan. Pendekatan interdisipliner atau multidisipliner dan pendekatan sistem menjadi pilihan yang tepat untuk diterapkan karena IPS pada jenjang pendidikan tinggi menjadi sarana melatih daya pikir dan daya nalar mahasiswa secara berkesinambungan. Sebagaimana telah dikemukakan di depan, bahwa yang dipelajari IPS adalah manusia sebagai anggota masyarakat dalam konteks sosialnya, ruang lingkup kajian IPS meliputi (a) substansi materi ilmu-ilmu sosial yang bersentuhan dengan masyarakat dan (b) gejala, masalah, dan peristiwa sosial tentang kehidupan masyarakat. Kedua lingkup pengajaran IPS ini harus diajarkan secara terpadu karena pengajaran IPS tidak hanya menyajikan materi-materi yang akan memenuhi ingatan peserta didik tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan sendiri sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat. Oleh karena itu, pengajaran IPS harus menggali materi-materi yang bersumber pada masyarakat. Dengan kata lain, pengajaran IPS yang melupakan masyarakat atau yang tidak berpijak pada kenyataan di dalam masyarakat tidak akan mencapai tujuannya. c. Pembelajaran IPS SD Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu ilmu dasar yang harus dimiliki manusia sebagai dasar untuk dapat menguasai teknologi secara global. Mengingat begitu pentingnya pendidikan IPS dalam kehidupan, maka pembelajaran IPS selalu
  • 18. mengalami perkembangan yang disesuaikan dengan tuntutan zaman. Oleh karena itu pembelajaran IPS di sekolah harus memperluas wawasan siswa dalam berpikir kritis, dan kreatif, sehingga setelah mereka kembali kemasyarakat nanti dapat mengembangkan dan mengkolaborasikan dengan permasalahan yang muncul. Salah satu tujuan pembelajaran IPS yang tertuang dalam KTSP adalah “siswa memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial serta mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya” (BSNP, 2006:114). Kemampuan berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah dan keterampilan dalam kehidupan sosial merupakan kemampuan dasar yang dimiliki oleh seorang manusia. Dengan melakukan pembelajaran IPS diharapkan dapat membantu dalam meningkatkan kemampuan dasar yang ada pada diri siswa. Tujuan pendidikan IPS di tingkat Sekolah Dasar (SD) ditujukan untuk mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan dasar siswa yang berguna untuk kehidupan sehari harinya . IPS sangat erat kaitannya dengan persiapan anak didik untuk berperan aktif atau berpartisipasi dalam pembangunan Indonesia dan terlibat dalam pergaulan masyarakat dunia (global society). IPS harus dilihat sebagai suatu komponen penting dari keseluruhan pendidikan kepada
  • 19. anak. IPS memerankan peranan yang signifikan dalam mengarahkan dan membimbing anak didik pada nilai-nilai dan perilaku yang demokratis, memahami dirinya dalam konteks kehidupan masa kini, memahami tanggung jawabnya sebagai bagian dari masyarakat global yang interdependen. Siswa membutuhkan pengetahuan tentang hal-hal dunia luar yang luas dan juga tentang dunia lingkungannya yang sempit. Siswa perlu memahami hal-hal berkaitan dengan individunya, lingkungannya, masa lalu, masa kini, dan masa datang. Kesadaran akan pentingnya hubungan antara bahan IPS (social studies content), ketrampilan, dan konteks pembelajaran (learning contexs) dapat membatu kita untuk mengembangkan suatu IPS yang kuat kadar inquiri sosialnya. Ketrampilan yang perlu dikembangkan dalam pendidikan IPS mencakup hal-hal sebagai berikut : a. Ketrampilan mendapatkan dan mengolah data b. Ketrampilan menyampaikan gagasan, argumen, dan cerita c. Ketrampilan menyusun pengetahuan baru d. Ketrampilan berpartisipasi di dalam kelompok. 3. Media Menurut Heinich, dkk (dalam Winataputra, 2005), kata “media” berasal dari bahasa Latin, merupakan bentuk jamak dari “medium” yang
  • 20. secara harfiah berarti “perantara” (between) yaitu perantara sumber pesan (source) dengan penerima pesan (receiver). Gagne dalam Arief S. Sadiman, dkk, (2002: 6) menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Gagne dan Briggs dalam Arsyad (2002: 4) juga menyatakan secara implisit bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari antara lain buku, tape recorder, kaset, video camera, viseo recorder, film, slide (gambar bingkai), foto, grafik, televisi dan komputer. Sedangkan menurut Arsyad (2002: 4) media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Sejalan dengan pernyataan Arsyad, Yudhi Munadi (2008: 5) juga mengemukakan bahwa segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif. Dari berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa media merupakan alat bantu guru dalam menyampaikan pesan-pesan pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik sesuai dengan tujuan yang dituangkan dalam rancangan pembelajaran.
  • 21. 4. Media Acak Gambar Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003), puzzle adalah “teka-teki”. Puzzle merupaka permainan yang membutuhkan kesabaran dan ketekunan anak dalam merangkainya. Kata puzzle berasal dari bahasa inggris yang berarti teka-teki atau bongkar pasang, media puzzle merupakan media sederhana yang dimainkan dengan bongkar pasang, (Patmonodewo, 2000:19). Spodek (1991: 206) mendefinisikan media puzzle sebagai salah satu media bermain yang dapat dimainkan diatas nampan atau bingkai (tempat memainkan potongan-potongan puzzle) yang di letakkan diatas meja. Dengan demikian maka si anak dapat mengambil dan mengembalikan sendiri media puzzle tersebut ketempat penyimpanan media semula. Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa puzzle merupakan media pembelajaran yang berisi teka-teki yang dapat mengasah kesabaran dan ketekunan bagi anak yang merangkainya. a. Jenis Media Acak Gambar Jenis media puzzle dapat dibedakan menurut bentuk atau wujud media puzzle atau tingkat kesulitan dari pemanfaatanya, media puzzle merupakan media visual yang dapat berwujud media 2 dimensi dan 3 dimensi. Yang membedakan antara media 2 dimensi dan 3 dimensi dilihat dari ciri-ciri yang dimilikinya adapun ciri-ciri media puzzle antara lain sebagai berikut: 1) Media 2 dimensi
  • 22. Media puzzle 2 dimensi memiliki ciri-ciri : a) terdiri dari potongan gambar-gambar b) memiliki atau disertai bingkai namun sebagai tempat untuk memainkannya c) terbuat dari bahan karton d) berfungsi untk pengenalan gambar atau benda di sekitar lingkungan anak serta untuk mempermuda kordinasi motorik halus anak e) cara memainkannya, anak harus melihat bentuk awal media puzzle sebelum di bongkar atau dengan melihat gambar yang tersedia, selalu dibongkar dan diacak kemudian anak diminta untuk menyusun kembali potongan gambar sesuai dengan contoh yang ada 2) Media 3 dimensi Media puzzle 3 dimensi memiliki ciri-ciri : a) mempunyai ukuran panjang, lebar dan tinggi b) berbentuk potongan b. Manfaat Media Acak Gambar 1) Mengasah otak Puzzle adalah cara yang bagus untuk mengasah otak si kecil, melatih sel-selnya dan memecahkan masalah. 2) Melatih koordinasi mata dan tangan.
  • 23. Puzzle dapat melatih koordinasi tangan dan mata anak. Mereka harus mencocokkan keeping-keping puzzle dan menyusunnya menjadi satu gambar. Permainan ini membantu anak mengenal bentuk dan ini merupakan langkah penting menuju perkembangan keterempilan membaca.. 3) Melatih nalar Puzzle dalam bentuk manusia akan melati nalar mereka. Mereka akan menyimpulkan da mana letak kepala, tangan, kaki dan lain-lain sesuai dengan logika.. 4) Melatih kesabaran Puzzle juga dapat melatih kesabaran anak dalam n suatu tantangan. 5) Pengetahuan Dari puzzle anak akan berlajar, misalnya puzzle tantang warna dan bentuk. Anak dapat belajar tentang warna-warna dan bentuk yang ada. Pengetahuan yang diperoleh dari cara ini biasanya lebih mengesankan bagi anak disamping dengan pengetahuan yang dihafalkan. Anak juga dapat belajar konsep dasar,binatang, alam sekitar, jenis buah alphabet dan lain-lain. Tetepi tentunya harus dengan bantuan ibu atau orang lain yang mendampinginya. 6) Meningkatkan ketrampilan sosial Puzzle dapat dimainkan lebih dari satu orang dan jika puzzle dimainkan secara berkelompok maka dapat meningkatkan interaksi
  • 24. sosial anak. Dalam kelompok, anak akan saling mnenghargai, saling membantu dan berdiskusi untuk menyelesaikan masalah. Jadi kesimpulan dari pembahasan di atas adalah bahwa media puzzle merupakan salah satu media pembelajaran yang dapat bermanfaat untuk merangsang dan memotivasi belajar anak, karena dengan bermain puzzle anak akan melatih sel-sel otaknya untuk mengembangkan kemampuan berpikirnya dan berkonsentrasi menyelesaikan potongan- potongan kepingan gambar yang ada dalam puzzle tersebut. B. Kajian Hasil Penelitian Terdahulu Hasil penelitian yang relevan yang dilakukan oleh Sri Wahyuningsih. tahun 2009 dengan judul Pemanfaatan media puzzle untuk meningkatkan kemampuan menulis deskripsi siswa kelas V SDN Clumprit 03 Kecamatan Pagelaran Kabupaten Malang. Tujuan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah (1) mendeskripsikan pemanfaatan media puzzle dalam pembelajaran menulis deskripsi siswa kelas V di SDN Clumprit 03 Pagelaran Kabupaten Malang, (2) mendeskripsikan pemanfaatan media puzzle yang dapat meningkatkan kemampuan menulis deskripsi siswa kelas V SDN Clumprit 03 Pagelaran Kabupaten Malang. Berdasarkan hasil penelitian ini persentase ketercapaian pada siklus pertama mengalami peningkatan yang signifikan pada siklus kedua, maka dapat disimpulkan bahwa temuan pada penelitian menjawab hipotesis yang
  • 25. dirumuskan pada Bab II bahwa melalui pembelajaran dengan menggunakan media puzzle dapat meningkatkan prestasi belajar Bahasa Indonesia siswa kelas V SDN Clumprit 03 Pagelaran Kabupaten Malang. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proses belajar mengajar dengan menggunakan media puzzle sebagai pelengkap metode ceramah bisa menjadi pilihan bagi guru untuk dapat memberikan pemahaman yang nyata pada siswa, sehingga tujuan pendidikan yang diharapkan, yaitu mengarahkan siswa belajar tuntas dapat tercapai. C. Hipotesis Tindakan Hipotesis yang bisa diajukan dalam penelitian ini adalah : 1. Ada peningkatan prestasi belajar siswa kelas V mata pelajaran IPS konsep jenis usaha di Indonesia dengan menerapkan media permainan acak gambar. 2. Tidak ada peningkatan prestasi belajar siswa kelas V mata pelajaran IPS konsep jenis usaha di Indonesia dengan menerapkan media permainan acak gambar
  • 26. BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, karena tindakan yang akan dilakukan diterapkan pada pembelajaran dalam kelas. Penelitian ini dimulai dari tahap identifikasi masalah mengenai pelaksanaan pembelajaran IPS untuk berbagai kompetensi dasar dan analisis penyebab munculnya masalah. Tindakan penelitian menggunakan siklus, yang terdiri atas tahap (1) perencanaan yang merupakan upaya untuk memperbaiki kelemahan dalam proses pembelajaran, (2) pelaksanaan tindakan yaitu melaksanakan proses pembelajaran , (3) pengamatan/observasi untuk mengetahui kemampuan siswa dan untuk mengetahui sikap positif dan negatif siswa dalam kegiatan pembelajaran, dan (4) tahap refleksi (perenungan, pemikiran, dan evaluasi) di setiap siklusnya (siklus I dan II) untuk mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan (Kemmis and Taggart, 1988). Sesuai dengan prinsip umum penelitian tindakan, setiap tahapan dan siklusnya dilakukan secara partisipatoris dan kolaboratif antara peneliti dan guru mata pelajaran lainnya. Model pelaksanaan PTK ini dapat digambarkan sebagai sebagai berikut :
  • 27. siklus I Planning Revise Action and Reflectio n ----------------------------------------------------------------------------------------- siklus II Planning Revise Action and Reflectio n Dst B. Lokasi dan Subyek Penelitian Penelitian dilaksanakan di SDN Karangmojo 1, Kecamatan Kartoharjo, Kabupaten Magetan. Pembuatan rencana tindakan berdasarkan refleksi yang ditulis pada proposal dilaksanakan pada tanggal 4 Juni sampai 18 Juni, dikerjakan setiap hari Sabtu. Pelaksanaan tindakan dikerjakan mulai
  • 28. pada tanggal 23 Juli sampai 6 Agustus 2013. Jam pelajaran 2 pertemuan setiap minggu dengan setiap pertemuan 2 x 40 menit. Subjek penelitian adalah siswa kelas V SDN Karangmojo 2, Kecamatan Kartoharjo, Kabupaten Magetan tahun pelajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa 7 orang. Nama-nama siswa yang terlibat disajikan pada Lampiran. Pengamat terdiri atas dua orang guru, yaitu bapak Joko Pribandon, S.Pd. dan Ibu Endang Rahayuningsih, A.Ma.Pd. yang membantu peneliti merekam proses pembelajaran. C. Metode Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas : observasi, wawancara, dokumentasi dan tes. 1. Teknik observasi Digunakan untuk mengamati gejala-gejala yang tampak pada proses pembelajaran tentang kesungguhan siswa ketika mengikuti pelajaran, ketertarikan siswa pada media yang digunakan, keseringan siswa bertanya, kemauan dan kemampuan siswa menananggapi pertanyaan-pertanyaan tenan sekelasnya, keterlibatan siswa berpikir, berbicara, mendengarkan, mengamati dan melakukan tugas-tugas dalam proses pembelajaran. Observasi juga dilakukan untuk mengamati kemampuan siswa dalam merangkai potongan-potongan puzzle menjadi sebuah gambar utuh yang berkaitan dengan jenis usaha yang ada di Indonesia. Di samping itu, observasi juga digunakan untuk mengamati
  • 29. hasil penugasan siswa dalam mengerjakan tugas mengisi kolom tentang jenis usaha di Indonesia, daerah penghasil, barang yang dihasilkan serta manfaatnya. teknik observasi juga dilakukan untuk mengamati dan merekan ucapa-ucapan siswa ketika bertanya, menjawab, menanggapi, mengalisis, mendebat, dan beragumentasi dalam proses pembelajaran. observasi dilakukan di kelas V SDN Karangmojo 1, Kecamatan Kartoharjo, Kabupaten Magetan. 2. Teknik wawancara Digunakan untuk wawancara dengan siswa tentang kesan-kesan dan pengungkapan perasaan siswa ketika belajar jenis usaha di Indonesia dengan bantuan media permainan puzzle. Kesan bisa berupa perasaan senang ataupun kesulitan dalam menangkap materi jenis usaha di Indonesia serta ketertarikan terhadap media yang digunakan dalam pembelajaran. 3. Teknik dokumentasi Digunakan untuk mendokumentasikan data tentang proses pembelajaran yang menggambarkan langkah-langkah kongkrit yang dipraktikkan peneliti dalam proses pembelajaran. Dokumen yang dimaksud dalam penelitian ini mencakup dokumentasi foto dan portofolio siswa. 4. Teknik tes Digunakan untuk mengumpulkan data tentang kemampuan siswa mengerjakan soal-soal tes untuk soal diskusi kelompok dan evaluasi.
  • 30. D. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: RPP, lembar observasi media acak gambar, kuesioner terbuka, kuis atau tes prestasi belajar, dan catatan guru/jurnal. RPP digunakan untuk pelaksanaan praktik pembelajaran (tindakan). Instrumen observasi disusun berdasarkan komponen dasar pembelajaran kooperatif. Kuesioner terbuka digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap media acak gambar, dan kuis atau tes prestasi belajar digunakan untuk mengetahui kualitas hasil belajar. Instrumen penelitian ini disajikan pada lampiran. E. Metode Analisis Data Data yang telah terkumpul akan dianalisis secara deskriptif, baik deskriptif kuantitaif maupun deskriptif kualitatif. Data yang akan dianalisis secara deskriptif kuantitatif adalah data tentang keaktifan siswa yang dikumpulkan melalui check list pada rubrik pengamatan keaktifan siswa dan data tentang kemampuan mengenal jenis usaha di Indonesia yang dinyatakan dengan nilai (score) yang dicapai siswa atas penilaian latihan dan penugasan mengenal jenis usaha di Indonesia dan hasil tes kemampuan siswa mengenal jenis usaha di Indonesia. Data kualitatif berupa catatan pengamatan, dokumen portofolio siswa, dokumen foto, dan rekaman wawancara yang akan dianalisis dengan analisis kualitatif dengan tahapan pemaparan data, penyederhanaan data, pengelompokkan data sesuai fokus masalah dan pemaknaan.
  • 31. F. Indikator Keberhasilan Dalam penelitian ini, sebagai patokan keberhasilan bagi peneliti pada pembelajaran IPS kelas V dengan menggunakan media acak gambar dengan kriteria keberhasilannya yaitu 100 % dari seluruh siswa kelas V SDN Karangmojo 1, Kecamatan Kartoharjo, Kabupaten Magetan telah mendapat nilai lebih dari KKM yang ditentukan yaitu (rata-rata nilai ≥ 65).
  • 32. DAFTAR PUSTAKA Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran. 2002. Jakarta: Rajawali Press. Munadi, Yudhi. Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru. 2008. Jakarta: GP Press Sadiman, Arief S., dkk. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. 2002. Jakarta: Raja Grafindo Persada. http://jurnal-teknologi-pendidikan.tp.ac.id/pemanfaatan-media-puzzle- metamorfosis-dalam-pembelajaran-sains-untuk-meningkatkan-hasil-belajar- siswa-kelas-ii-sdn-sawunggaling-i-382-surabaya.pdf diakses tanggal 6 Januari 2013 http://repository.upi.edu/kampus- daerah/fulltext/upload/s_pgsd_0811074_chapter2.pdf diakses tanggal 6 Januari 2013 (http://repository.upi.edu/operator/upload/s_paud_0702475_chapter2.pdf) diakses tanggal 6 Januari 2013 repository.upi.edu/operator/upload/s_pgsd_0805741_chapter2.pdf diakses tanggal 6 Januari 2013 http://repository.unpad.ac.id/bitstream/handle/123456789/2749/Bab%20II.pdf? sequence=2 diakses tanggal 6 Januari 2013