Fungsi di atas disederhanakan dengan dibagi -3, menjadi:Q2 - 18Q + 65 = 0(Q - 13)(Q - 5) = 0Q1 = 13 dan Q2 = 5Jika Q = 13, maka TC = 195 + 6(13) = 273Jika Q = 5, maka TC = 195 + 6(5) = 225BEP (13, 273)BEP (5, 225)Dari data tersebut diketahui ada 2 nilai Q dan keduanya positif,sehingga nilai BEP juga positif untuk kedua nilai Q, artinya untuk bentuk fungsi non linear, kedua titik impas terFungsi di atas disederhanakan dengan dibagi -3, menjadi:Q2 - 18Q + 65 = 0(Q - 13)(Q - 5) = 0Q1 = 13 dan Q2 = 5Jika Q = 13, maka TC = 195 + 6(13) = 273Jika Q = 5, maka TC = 195 + 6(5) = 225BEP (13, 273)BEP (5, 225)Dari data tersebut diketahui ada 2 nilai Q dan keduanya positif,sehingga nilai BEP juga positif untuk kedua nilai Q, artinya untuk bentuk fungsi non linear, kedua titik impas terFungsi di atas disederhanakan dengan dibagi -3, menjadi:Q2 - 18Q + 65 = 0(Q - 13)(Q - 5) = 0Q1 = 13 dan Q2 = 5Jika Q = 13, maka TC = 195 + 6(13) = 273Jika Q = 5, maka TC = 195 + 6(5) = 225BEP (13, 273)BEP (5, 225)Dari data tersebut diketahui ada 2 nilai Q dan keduanya positif,sehingga nilai BEP juga positif untuk kedua nilai Q, artinya untuk bentuk fungsi non linear, kedua titik impas terFungsi di atas disederhanakan dengan dibagi -3, menjadi:Q2 - 18Q + 65 = 0(Q - 13)(Q - 5) = 0Q1 = 13 dan Q2 = 5Jika Q = 13, maka TC = 195 + 6(13) = 273Jika Q = 5, maka TC = 195 + 6(5) = 225BEP (13, 273)BEP (5, 225)Dari data tersebut diketahui ada 2 nilai Q dan keduanya positif,sehingga nilai BEP juga positif untuk kedua nilai Q, artinya untuk bentuk fungsi non linear, kedua titik impas terFungsi di atas disederhanakan dengan dibagi -3, menjadi:Q2 - 18Q + 65 = 0(Q - 13)(Q - 5) = 0Q1 = 13 dan Q2 = 5Jika Q = 13, maka TC = 195 + 6(13) = 273Jika Q = 5, maka TC = 195 + 6(5) = 225BEP (13, 273)BEP (5, 225)Dari data tersebut diketahui ada 2 nilai Q dan keduanya positif,sehingga nilai BEP juga positif untuk kedua nilai Q, artinya untuk bentuk fungsi non linear, kedua titik impas terFungsi di atas disederhanakan dengan dibagi -3, menjadi:Q2 - 18Q + 65 = 0(Q - 13)(Q - 5) = 0Q1 = 13 dan Q2 = 5Jika Q = 13, maka TC = 195 + 6(13) = 273Jika Q = 5, maka TC = 195 + 6(5) = 225BEP (13, 273)BEP (5, 225)Dari data tersebut diketahui ada 2 nilai Q dan keduanya positif,sehingga nilai BEP juga positif untuk kedua nilai Q, artinya untuk bentuk fungsi non linear, kedua titik impas terFungsi di atas disederhanakan dengan dibagi -3, menjadi:Q2 - 18Q + 65 = 0(Q - 13)(Q - 5) = 0Q1 = 13 dan Q2 = 5Jika Q = 13, maka TC = 195 + 6(13) = 273Jika Q = 5, maka TC = 195 + 6(5) = 225BEP (13, 273)BEP (5, 225)Dari data tersebut diketahui ada 2 nilai Q dan keduanya positif,sehingga nilai BEP juga positif untuk kedua nilai Q, artinya untuk bentuk fungsi non linear, kedua titik impas terFungsi di atas disederhanakan dengan dibagi -3, menjadi:Q2 - 18Q + 65 = 0(Q - 13)(Q - 5) = 0Q1 = 13 dan Q2 = 5Jika Q = 13, maka TC = 195 + 6(13) = 273Jika Q = 5, maka TC = 195 + 6(5) = 225BEP (13, 273)BEP (5, 225)Dari data tersebut diketahui ada 2 nilai Q dan ked
Fungsi di atas disederhanakan dengan dibagi -3, menjadi:Q2 - 18Q + 65 = 0(Q - 13)(Q - 5) = 0Q1 = 13 dan Q2 = 5Jika Q = 13, maka TC = 195 + 6(13) = 273Jika Q = 5, maka TC = 195 + 6(5) = 225BEP (13, 273)BEP (5, 225)Dari data tersebut diketahui ada 2 nilai Q dan keduanya positif,sehingga nilai BEP juga positif untuk kedua nilai Q, artinya untuk bentuk fungsi non linear, kedua titik impas terFungsi di atas disederhanakan dengan dibagi -3, menjadi:Q2 - 18Q + 65 = 0(Q - 13)(Q - 5) = 0Q1 = 13 dan Q2 = 5Jika Q = 13, maka TC = 195 + 6(13) = 273Jika Q = 5, maka TC = 195 + 6(5) = 225BEP (13, 273)BEP (5, 225)Dari data tersebut diketahui ada 2 nilai Q dan keduanya positif,sehingga nilai BEP juga positif untuk kedua nilai Q, artinya untuk bentuk fungsi non linear, kedua titik impas terFungsi di atas disederhanakan dengan dibagi -3, menjadi:Q2 - 18Q + 65 = 0(Q - 13)(Q - 5) = 0Q1 = 13 dan Q2 = 5Jika Q = 13, maka TC = 195 + 6(13) = 273Jika Q = 5, maka TC = 195 + 6(5) = 225BEP (13, 273)BEP (5, 225)Dari data tersebut diketahui ada 2 nilai Q dan keduanya positif,sehingga nilai BEP juga positif untuk kedua nilai Q, artinya untuk bentuk fungsi non linear, kedua titik impas terFungsi di atas disederhanakan dengan dibagi -3, menjadi:Q2 - 18Q + 65 = 0(Q - 13)(Q - 5) = 0Q1 = 13 dan Q2 = 5Jika Q = 13, maka TC = 195 + 6(13) = 273Jika Q = 5, maka TC = 195 + 6(5) = 225BEP (13, 273)BEP (5, 225)Dari data tersebut diketahui ada 2 nilai Q dan keduanya positif,sehingga nilai BEP juga positif untuk kedua nilai Q, artinya untuk bentuk fungsi non linear, kedua titik impas terFungsi di atas disederhanakan dengan dibagi -3, menjadi:Q2 - 18Q + 65 = 0(Q - 13)(Q - 5) = 0Q1 = 13 dan Q2 = 5Jika Q = 13, maka TC = 195 + 6(13) = 273Jika Q = 5, maka TC = 195 + 6(5) = 225BEP (13, 273)BEP (5, 225)Dari data tersebut diketahui ada 2 nilai Q dan keduanya positif,sehingga nilai BEP juga positif untuk kedua nilai Q, artinya untuk bentuk fungsi non linear, kedua titik impas terFungsi di atas disederhanakan dengan dibagi -3, menjadi:Q2 - 18Q + 65 = 0(Q - 13)(Q - 5) = 0Q1 = 13 dan Q2 = 5Jika Q = 13, maka TC = 195 + 6(13) = 273Jika Q = 5, maka TC = 195 + 6(5) = 225BEP (13, 273)BEP (5, 225)Dari data tersebut diketahui ada 2 nilai Q dan keduanya positif,sehingga nilai BEP juga positif untuk kedua nilai Q, artinya untuk bentuk fungsi non linear, kedua titik impas terFungsi di atas disederhanakan dengan dibagi -3, menjadi:Q2 - 18Q + 65 = 0(Q - 13)(Q - 5) = 0Q1 = 13 dan Q2 = 5Jika Q = 13, maka TC = 195 + 6(13) = 273Jika Q = 5, maka TC = 195 + 6(5) = 225BEP (13, 273)BEP (5, 225)Dari data tersebut diketahui ada 2 nilai Q dan keduanya positif,sehingga nilai BEP juga positif untuk kedua nilai Q, artinya untuk bentuk fungsi non linear, kedua titik impas terFungsi di atas disederhanakan dengan dibagi -3, menjadi:Q2 - 18Q + 65 = 0(Q - 13)(Q - 5) = 0Q1 = 13 dan Q2 = 5Jika Q = 13, maka TC = 195 + 6(13) = 273Jika Q = 5, maka TC = 195 + 6(5) = 225BEP (13, 273)BEP (5, 225)Dari data tersebut diketahui ada 2 nilai Q dan ked
Usulan pembangunan infrastruktur merupakan wewenang Pemerintah Pusat Menurut
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah sesuai pada
Lampiran Pembagian Urusan Pemerintahan Konkuren Aantara Pemerintah Pusat dan
Daerah Provinsi Dan Daerah Kabupaten/Kota
Memperkuat Ketahanan Ekonomi untuk Pertumbuhan yang Berkualitas dan Berkeadilan, Mengembangkan Wilayah untuk Mengurangi Kesenjangan
dan Menjamin Pemerataan, Meningkatkan Sumber Daya Manusia Berkualitas dan
Berdaya Saing, Revolusi Mental dan Pembangunan Kebudayaan., Memperkuat Infrastruktur untuk Mendukung Pengembangan Ekonomi dan Pelayanan Dasar, Membangun Lingkungan Hidup, Meningkatkan Ketahanan
Bencana, dan Perubahan Iklim., Memperkuat Stabilitas Polhukhankam dan Transformasi
Pelayanan Publik.
Tahun 2024 adalah tahun terakhir periode RPJMN 2020 – 2024, penting memastikan penyelesaian proyek-proyek strategis untuk pencapaian target pembangunan.
K/L diharapkan dapat mengedepankan efektivitas dan efisiensi dalam menyusun program/kegiatan/proyek tahun 2024.
Integrasi kebijakan dan pendanaan melalui pelibatan BUMN, masyarakat/
swasta perlu dilakukan untuk mengoptimalkan pemanfaatan pendanaan pemerintah yang terbatas.
Ada sekitar sebelas aturan
perundangan yang mengamanatkan kepada Pemerintah Daerah untuk
menggunakan instrumen Analisa Standar Belanja (ASB) dalam menyusun
anggaran. Disebutkan, bahwa tujuan penggunaan ASB ini adalah untuk
tersusunnya anggaran berdasarkan kinerja yang akan dicapai dan dapat dinilai
kewajarannya secara ekonomi, efisien dan efektif. Bukan anggaran yang hanya
berdasarkan perkiraan pengeluaran atau intuisi semata.
Apa itu SP2DK Pajak?
SP2DK adalah singkatan dari Surat Permintaan Penjelasan atas Data dan/atau Keterangan yang diterbitkan oleh Kepala Kantor Pajak (KPP) kepada Wajib Pajak (WP). SP2DK juga sering disebut sebagai surat cinta pajak.
Apa yang harus dilakukan jika mendapatkan SP2DK?
Biasanya, setelah mengirimkan SPT PPh Badan, DJP akan mengirimkan SP2DK. Namun, jangan khawatir, dalam webinar ini, enforce A akan membahasnya. Kami akan memberikan tips tentang bagaimana cara menanggapi SP2DK dengan tepat agar kewajiban pajak dapat diselesaikan dengan baik dan perusahaan tetap efisien dalam biaya pajak. Kami juga akan memberikan tips tentang bagaimana mencegah diterbitkannya SP2DK.
Daftar isi enforce A webinar:
https://enforcea.com/
Dapat SP2DK,Harus Apa? enforce A
Apa Itu SP2DK? How It Works?
How to Response SP2DK?
SP2DK Risk Management & Planning
SP2DK? Surat Cinta DJP? Apa itu SP2DK?
How It Works?
Garis Waktu Kewajiban Pajak
Indikator Risiko Ketidakpatuhan Wajib Pajak
SP2DK adalah bagian dari kegiatan Pengawasan Kepatuhan Pajak
Penelitian Kepatuhan Formal
Penelitian Kepatuhan Material
Jenis Penelitian Kepatuhan Material
Penelitian Komprehensif WP Strategis
Data dan/atau Keterangan dalam Penelitian Kepatuhan Material
Simpulan Hasil Penelitian Kepatuhan Material Umum di KPP
Pelaksanaan SP2DK
Penelitian atas Penjelasan Wajib Pajak
Penerbitan dan Penyampaian SP2DK
Kunjungan Dalam Rangka SP2DK
Pembahasan dan Penyelesaian SP2DK
How DJP Get Data?
Peta Kepatuhan dan Daftar Sasaran Prioritas Penggalian Potensi (DSP3)
Sumber Data SP2DK Ekualisasi
Sumber Data SP2DK Ekualisasi Penghasilan PPh Badan vs DPP PPN
Sumber Data SP2DK Ekualisasi Biaya Gaji , Bonus dll vs PPh Pasal 21
Sumber Data SP2DK Ekualisasi Biaya Jasa, Sewa & Bunga vs PPh Pasal 23/2 & 4 Ayat (2)/15
Sumber Data SP2DK Mirroring
Sumber Data SP2DK Benchmark
Laporan Hasil P2DK (LHP2DK)
Simpulan dan Rekomendasi Tindak Lanjut LHP2DK
Tindak lanjut SP2DK
Kaidah utama SP2DK
How to Response SP2DK?
Bagaimana Menyusun Tanggapan SP2DK yang Baik
SP2DK Risk Management & Planning
Bagaimana menghindari adanya SP2DK?
Kaidah Manajemen Perpajakan yang Baik
Tax Risk Management enforce A APPTIMA
Tax Efficiency : How to Achieve It?
Tax Diagnostic enforce A Discon 20 % Free 1 month retainer advisory (worth IDR 15 million)
Corporate Tax Obligations Review (Tax Diagnostic) 2023 enforce A
Last but Important…
Bertanya atau konsultasi Tax Help via chat consulting Apps enforce A
Materi ini telah dibahas di channel youtube EnforceA Konsultan Pajak https://youtu.be/pbV7Y8y2wFE?si=SBEiNYL24pMPccLe
1. MIKRO Fungsi Linier pada
Penerapan Ekonomi
Fungsi Penawaran dan Pemintaan, Pengaruh Pajak Spesifik
Terhadap Keseimbangan Pasar, Pengaruh Pajak Proporsional
Terhadap Keseimbangan Pasar, Pengaruh Subsidi Terhadap
Keseimbangan Pasar, Keseimbangan Pasar Kasus Dua Macam
Barang, Fungsi Biaya dan Fungsi Penerimaan, Keuntungan-
Kerugian-Pulang Pokok, Fungsi Anggaran
Fungsi Konsumsi-Tabungan dan Angka Pengganda,
Pendapatan Disposibel, Fungsi Pajak, Fungsi Investasi, Fungsi
Impor, Pendapatan Nasional, Analisis IS-LM
MAKRO
Dody Zulfikar SE MM, zulfikar76@yahoo.com
2. Fungsi Permintaan & Penawaran
Fungsi Permintaan (Demand):
Yaitu menghubungkan variabel harga dan
variabel jumlah (barang/jasa) yang diminta.
Fungsi Penawaran (Supply):
Yaitu menghubungkan variabel harga dan
variabel jumlah (barang/jasa) yang
ditawarkan.
Dody Zulfikar SE MM, zulfikar76@yahoo.com
3. Bentuk Fungsi Umum
Permintaan & Penawaran
Hukum Permintaan: P
Apabila harga naik maka permintaan
barang akan menurun, dan
sebaliknya.
Q
Permintaan
P
Hukum Penawaran:
Apabila harga naik maka penawaran
barang akan naik dan sebaliknya.
Q
Penawaran
Dody Zulfikar SE MM, zulfikar76@yahoo.com
4. Keseimbangan Pasar
Equilibrium (EQ)
Apabila jumlah barang yang
P diminta di pasar tersebut sama
P=3+0,5Q dengan jumlah barang yang
diminta, dimana Qd=Qs
Sehingga:
Q =-6+2P
7 E Q =15-P, maka:
15-P = -6+2P
P=15-Q 21 = 3P
Pe = 7
8 Pe = 15-Q --- “Permintaan”
Q
Qe = 8
Dody Zulfikar SE MM, zulfikar76@yahoo.com
5. EQ Sesudah Yang dimaksud Pajak Spesifik adalah Pajak
yang dikenakan oleh pemerintah dalam ini
Pajak Spesifik ada sebesar “x” rupiah perunit.
Adanya pengenaan Pajak (t) misal
P=3+0,5Q+3 sebesar 3 per unit maka akan
P
memperngaruhi kurva
P=3+0,5Q
E’ penawaran.
Sehingga:
Q = 3+ 0,5P + 3
E Q = 6+ 0,5P
Q = -12 + 2P, maka
P=15-Q
15 – P = -12 + 2P
27 = 3P
Pe’ = 9
Q
Qe’ = 15 - P --- “Permintaan”
Qe’ = 15- 9 = 6
Dody Zulfikar SE MM, zulfikar76@yahoo.com
6. EQ Sesudah Pajak Proporsional adalah Pajak
yang dikenakan oleh pemerintah
dalam ini ada sebesar “%” dari
Pajak Proporsional harga perunit.
Adanya pengenaan Pajak (t) misal
sebesar 25%=0,25 maka akan
P
memperngaruhi kurva
P=3+0,5Q
penawaran.
E’ Sehingga:
P = 3+0,5PQ+0,25P
P-0,75P = 3+0,5Q
0,75P = 3+0,5Q
E P=15-Q Q = -6+1,5P, maka:
15-P =3+1,5P
21 =2,5P, Pe’= 8,4
Q
Qe’ = 15 - P --- “Permintaan”
Qe’ = 15- 8,4 = 6,6
Dody Zulfikar SE MM, zulfikar76@yahoo.com
7. Pengaruh Subsisidi P = 3+0,5PQ+-1,5
Kepada Equilibrium P
2P
= 1,5+0,5Q
= 3+ Q
P P=3+0,5Q Q = -3+2P, maka:
E 15-P =-3+2P
18 =3P, Pe’= 6
7 E’
6
Qe’ = 15 - P --- “Permintaan”
P=15-Q Qe’ = 15- 6 = 9
Q
Subsidi yang dinikmati konsumen:
89 sk = Pe-Pe’ = 7-6=1, maka 6/9=67%
Subsidi merupakan kebalikan atau lawan dari Subsidi yang dinikmati produsen
pajak, Subsisdi dapat bersifat spesifik dan sp = s-sk = 1,5-1=0,5, maka 0.5/1.5-
proporsional. Dengan adanya subsidi, =33,3%
produsen merasa biaya produksi menjadi lebih Subsidi yang dibayar pemerintah:
murah (dan konsumen?), sehingga harga sp = Qs’x∑s = 9x1,5=13,5 (semua
keseimbangan yang tercipta juga akan barang terjual x total subsisidi)
bergeser.
Dody Zulfikar SE MM, zulfikar76@yahoo.com
8. Keseimbangan Pasar pada
Dua Macam Barang
Qd = a – bP , merupakan bentuk linier/
persamaan dari yang lazim terjadi, akan tetapi
didalam kelanjutannya akan terdapat banyak
sekali ditemukan anomali. Fungsi akan
termodifikasi, contoh: bilamana barang
tersebut memiliki barang pengganti
(subsitutif-subsitutive) dan pelengkap
(komplementer-complementer)
Dody Zulfikar SE MM, zulfikar76@yahoo.com
9. Kasus Keseimbangan Pasar
pada Dua Macam Barang
Qdx= Jumlah Permintaan Barang X
Qdy= Jumlah Permintaan Barang Y 1 dan 2:
Px = Harga x per unit 10Px-6Px=16 1x
Py = Harga y per unit 4Py-10Py=-12 2x
10Px-2Px = 16
Keseimbangan Pasar barang X:
4Py-25y =-24
Qdx=Qsx
25Py = 46
10-Px+2Py=-6+6Px
Py = 2
10Px-6Px=16 …………. (1)
Keseimbangan Pasar barang Y:
Qdy=Qsy
9-3Py+4Py=-3+7Py
4Py-10Py = -12 ……….…(2)
Dody Zulfikar SE MM, zulfikar76@yahoo.com
10. Keseimbangan Pasar pada Dua
Macam Barang
Kemudian Qx dan Qy dapat dihitung dengan
memasukkan nilai Px dan Py yang telah
dimasukkan ke dalam persamaan permintaan
atau penawaranya. (Py=Px=2)
Qsy = -6+6P = 6
Qsy = -3+7P = 11
Dody Zulfikar SE MM, zulfikar76@yahoo.com
11. Fungsi Biaya dan
Fungsi Penerimaan
Kebanyakan Perusahaan mengelompokkan
Total Biaya (TC) equal Biaya Tetap (Fixed Cost)
& Biaya Variabel (Variable Cost).
TC = FC+VC
Penentuan Laba:
π = R-TC
= (PxQ)-TC
Dody Zulfikar SE MM, zulfikar76@yahoo.com
12. Fungsi Biaya dan
Fungsi Penerimaan
C, R, π Dik : C=200+100Q
R R=200Q
Dit : BEP, bila Q=300
60.000 Jawab:
10,000 C
π = R-C
50.000
0 = R-C
40.000 200Q = 20.000+100Q
BEP VC Q = 200
20.000 FC Bila Q= 300, maka
R = 200(300)= 60.000
C = 20.000 + 100(300)
100 200 300 Q = 50.000
Dody Zulfikar SE MM, zulfikar76@yahoo.com
13. Fungsi Biaya Anggaran
Dalam Ekonomi Mikro, terdapat dua teori yang
membahas fungsi anggaran yaitu teori
produksi dan teori konsumsi. Teori Produksi
mencerminkan dua input atau lebih (gambar
anggaran seperti ini disebut isocost).
Teori Konsumsi mencerminkan dua output
atau lebih batas maksimum berkenaan dengan
jumlah pendapatannya (gambar anggaran
seperti ini disebut budgetline).
Dody Zulfikar SE MM, zulfikar76@yahoo.com
14. Fungsi Biaya Anggaran
M = x.Px + y.Py
Pada TEORI PRODUKSI Pada TEORI KONSUMSI
M : Jumlah dana produsen M : Jumlah dana Konsumsi
x : Jumlah masukan X x : Jumlah keluaran X
y : Jumlah masukan Y y : Jumlah keluaran Y
Px : Harga unit X per unit Px : Harga unit X per unit
Py : Harga unit Y per unit Py : Harga unit Y per unit
Dody Zulfikar SE MM, zulfikar76@yahoo.com
15. Kasus Fungsi Anggaran
Bentuklah persamaan anggaran seorang konsumen untuk barang X dan
barang Y, apabila pendapatan yang disediakannya sebesar Rp 100,000,-
sedangkan harga barang Y dan X masing-masing Rp 500,- dan Rp 1,000,- per
unit. Jika semua pendapatan diasumsikan semuanya dibelanjakan barang X ,
berapa berapa banyak jumlahnya? Berapa unit Y dapat dibeli bila ia hanya
membeli 100 unit X
M = xPx + yP Jika x =100, maka:
100,000 = x(500) + y(1,000) M = xPx +x yPy
100,000 = 500x + 1,000y 100,000 = 100(500) + y(1,000)
Jika y=0, maka jumlah barang X: 100,000 = 50,000 + 1,000y
500x =100,000 - + 1,000(0) 1,000y = 50,000
x =100,000 : 500 y = 50,000 ; 1,000
= 200 unit = 50 unit
Dody Zulfikar SE MM, zulfikar76@yahoo.com
16. Kasus Fungsi Anggaran
M/Py
y
100
M = xPx +yPy
100,000= 500x + 1,000y
50 (100,50)
M/Px
100 200 x
Dody Zulfikar SE MM, zulfikar76@yahoo.com