MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
1.1.a.4. Eksplorasi Konsep - Modul 1.1.pdf
1. Modul 1.1.a.4. Eksplorasi Konsep -
Refleksi Diri
Pemikiran Ki Hadjar
Dewantara (KHD)
OELH : MUHAMMAD HANDOYO
2. DALAM KONGRES TAMAN SISWA PADA TAHUN
1947, BELIAU MEMPERTEGAS PEMIKIRANNYA
DENGAN MENGEMUKAKAN LIMA ASAS YANG
DIKENAL DENGAN PANCA DARMA. KELIMA ASAS
TERSEBUT ADALAH ASAS KEMERDEKAAN, ASAS
KODRAT ALAM, ASAS KEBUDAYAAN, ASAS
KEBANGSAAN, DAN ASAS KEMANUSIAAN.
PRINSIP DASAR YANG ADA DALAM SEKOLAH
TAMAN SISWA DIKENAL SEBAGAI PATRAP
TRILOKA. PRINSIP INI KEMUDIAN DIGUNAKAN
SEBAGAI PEDOMAN BAGI PARA GURU. SALAH
SATU KONSEP DIKENALKAN OLEH KI HAJAR
DEWANTARA ADALAH MOMONG, AMONG, DAN
NGEMONG YANG KEMUDIAN DIKEMBANGKAN
MENJADI TIGA PRINSIP KEPEMIMPINAN DI
TAMAN SISWA: ING NGARSA SUNG TULADHA,
ING MADYA MANGUN KARSA, DAN TUT WURI
HANDAYANI.
3. Potret pendidikan Indonesia sejak zaman kolonial
hingga kini
bagian yang paling menarik adl disaat Pendidikan
di Indonesia sudah dapat diberikan pada zaman
kolonial Belanda, meskipun pada saat itu kita
dibawah jajahan Belanda, tetapi minimal inilah titik
balik rakyat Indonesia merdeka dari kebutaan
terhadap huruf dan ilmu pengetahuan.
1.
4. Potret pendidikan Indonesia sejak zaman kolonial
hingga kini
2. Bertujuan unt kepentingan belanda saja spt sekolah
bupati hanya mencetak pegawai negeri, sekolah bumi
putra yang hanya mencetak mereka para kaum
pembantu untuk menulis, membaca dan menghitung
seadanya supaya membantu usaha dagang mereka
5. Potret pendidikan Indonesia sejak zaman kolonial
hingga kini
3. Persamaan :Sama sama memperoleh pengetahuan dan
merdeka dari buta huruf meskipun hanya sebagian
rakyat Indonesia yang mampu merasakan pendidikan
dan Terdapat jenjang pendidikan dari dasar hingga ke
sekolah menegah atas dan perguruan tinggi. Perbedaan
: pada jaman kolonial pendidikan hanya dibatasi dan
tujuannya hanya untuk keuntungan kolonial saja,
sedangkan saat ini tujuan pendidikan Nasional adalah
pendidikan yang merdeka berdasarkan Pancasila dan
tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman.
6. Tanggapan
Reflektif
Perjalanan Pendidikan sebelum dan setelah kemerdekaan telah
banyak melalui perkembangan pastinya seperti sarana dan
prasarana dimana di jaman dahulu alat tulis masih terbatas,
Pendidikan hanya bagi bangsawan dan etnis tertentu karena tidak
adanya keadilan sosial, tetapi saat ini Pendidikan telah dijamin
oleh negara dan setiap warga negara berhak mendapatkan
pengajaran terutama adanya program wajib belajar 9 tahun,
sarana dan prasarana belajar telah berkembang seiring
perkembangan teknologi, alat tulis, buku tulis, buku bacaan dapat
dengan mudah didapatkan. Jaman dulu dengan prasarana terbatas
semangat siswa luar biasa namun sekarang kita lebih
membutuhkan motivasi , semangat, dan disiplin ilmu untuk terus
belajar.
7. Kodrat Alam dan Kodrat Zaman
Millennial adalah dimana ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan
pesat, dengan demikian persaingan untuk menjadi yang terbaik juga semakin
ketat, disinilah Pendidikan sering di salah artikan, orang tua selalu melihat
kecerdasan dan kemajuan anak dari nilai padahal cerdas itu spektrumnya luas
tidak hanya pandai mtk, ipa , Bahasa asing dsb. Inilah yang menyebabkan anak
cenderung stress dan bertindak di luar nilai – nilai kemanusiaan. Padahal kodrat
alam pada dasarnya semua anak suka belajar maka belajar yang efektif adalah
belajar dengan suasana yang gembira sehingga anak dapat mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi karena perkembangan generasi
millennial tidak selalu buruk banyak kemajuan dan hal positif yang dapat dilihat
terutama bagaimana kepercayaan diri itu di bangun.
8. Budi Pekerti
KITA SANGAT MENYADARI BAHWA KUALITAS PENDIDIKAN SEKOLAH SANGAT
TERGANTUNG PADA PEMERINTAH, KONDISI SEKOLAH DAN TINGKAT KUALITAS
GURU. ANALOG DENGAN ITU, BAHWA KUALITAS PENDIDIKAN KELUARGA JUGA
DITENTUKAN OLEH KUALITAS LINGKUNGAN KELUARGA DAN KUALITAS ORANGTUA.
KUALITAS LINGKUNGAN KELUARGA BISA BERBENTUK LINGKUNGAN FISIK, BISA
JUGA BERBENTUK LINGKUNGAN SOSIAL. UNTUK MEMBENTUK BUDI PEKERTI PADA
ANAK SEBAIKNYA ORANG TUA MEMPERLAKUKAN ANAK SEBAGAI INDIVIDU YANG
BERKARAKTER, TIDAK MEMBEBANI ANAK DENGAN IMPIAN – IMPIAN ORANG TUA,
SELALU MENUNJUKKAN KASIH SAYANG SEHINGGA ANAK AKAN SELALU MERASA
AMAN DIMANAPUN DIA BERADA, DAN JANGAN MEMBANDINGKANNYA DENGAN
TEMAN SEBAYANYA KARENA SETIAP ANAK MEMILIKI KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
MASING MASING, YANG LEBIH PENTING ADALAH ORANG TUA HARUSLAH
INSTROSPEKSI DIRI , BERTANYA PADA DIRI SENDIRI AKAN SETIAP KEGAGALAN
YANG MENIMPA ANAKNYA.
9. Dasar-Dasar Pendidikan
DARI MODUL TERSEBUT DAPAT KITA SIMPULKAN BAHWA PENDIDIKAN
SEBAGAI UPAYA MEMAJUKAN BUDI PEKERTI DAN PIKIRAN SERTA JASMANI
ANAK, AGAR DAPAT MEMAJUKAN KESEMPURNAAN HIDUP DAN
MENGHIDUPKAN ANAK YANG SELARAS DENGAN ALAM DAN
MASYARAKATNYA. PENDIDIKAN BERARTI DAYA UPAYA UNTUK MEMAJUKAN
BERTUMBUHNYA BUDI PEKERTI (KEKUATAN KARAKTER DAN BATIN),
PIKIRAN (INTELLECT) DAN TUBUH ANAK. KI HAJAR DEWANTARA
MENANAMKAN KONSEP PENDIDIKAN YANG UTUH YAKNI ING NGARSO SUNG
TULODO, ING MADYO MANGUN KARSO, TUT WURI HANDAYANI.
MAKSUDNYA PENDIDIKAN PADA HAKIKATNYA MAMPU MENJADI TELADAN,
MENJAGA KESEIMBANGAN DAN MENDORONG SERTA MEMOTIVASI PESERTA
DIDIK, SEHINGGA DAPAT MEMAJUKAN KESEMPURNAAN HIDUPNYA.
10. Kerangka pemikiran KHD
Dari cuplikan video tentang Kerangka berfikir Ki hajar Dewantara
(KHD) dimana filosofi pendiidikan yang beliau angkat adalah
menghamba pada siswa dimana siswa diharapkan dapat belajar
dengan meningkatkan daya imajinatif dan kreatif tanpa ada
Batasan tanpa mengurangi nilai budi pekerti yang harus dimiliki
oleh siswa dengan demikian seorang pendidik haruslah menjadi
sosok guru profesional yang ideal spt KHD, maka guru harus
selalu melakukan perubahan diri kepada yang lebih baik, guru
harus menempatkan diri sebagai among atau pembimbing,
penasehat, pendidik, pengajar, pemberi motivasi, rendah hati,
penuntun, tegas dan terhormat. Disamping itu juga guru harus
ikhlas dalam mendidik siswa dan mampu menguasai kompetensi
keguruannya yaitu pedagogik, profesional, sosial dan kepribadian.