Dokumen tersebut membahas tentang kalorimetri yang merupakan pengukuran panas. Ia menjelaskan tentang konsep kalor, kapasitas kalor, dan cara perpindahan panas melalui konduksi, konveksi, dan radiasi. Dokumen ini juga menjelaskan tujuan dan metode praktikum kalorimetri untuk menentukan nilai kapasitas panas jenis larutan dengan menggunakan asas Black.
ITP UNS Semester 3, KIMIA PANGAN: karbohidrat (polisakarida)
ITP UNS SEMESTER 1 Laporan Fisika Kalorimetri
1. I. KALORIMETRI
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Kalorimetri berarti “mengukur panas”. Perpindahan energi
(panas) melibatkan perubahan suhu. Tetapi panas juga melibatkan
perubahan fasa. Fasa, untuk mendeskripsikan keadaan tertentu dari bahan,
seperti padat, cair dan gas. Kalor didefinisikan sebagai energi panas yang
dimiliki oleh suatu zat. Kalor berbeda dengan suhu, karena suhu adalah
ukuran dalam satuan derajat panas. Kalor merupakan suatu kuantitas atau
jumlah panas baik yang diserap maupun dilepaskan oleh suatu benda.
Sistem satuan kalor ialah Joule.
Kapasitas kalor suatu zat adalah jumlah kalor yang dibutuhkan
untuk menaikkan suhu sejumlah zat sebesar satu derajat Celcius.Kalor
yang diberikan dalam sebuah benda dapat berlangsung melalui dua cara,
yaitu dengan merubah wujud benda atau menaikkan suhu benda itu. Besar
kalor yang diberikan pada sebuah benda yang digunakan untuk menaikkan
suhu tergantung pada massa benda, kalor jenis benda dan perbedaan suhu
kedua benda. Sedangkan bila kalor yang diberikan digunakan untuk
merubah wujud zat/benda, maka kalor yang diberikan tergantung pada
massa benda saja.
Kalor dapat merambat melalui tiga macam cara. Konduksi merupakan
perambatan kalor tanpa disertai perpindahan bagian-bagian zat perantaranya, biasanya
terjadi pada benda padat. Konveksi merupakan perambatan kalor yang disertai
perpindahan bagian-bagian zat, karena perbedaan massa jenis. Radiasi merupakan
perambatan kalor dengan pancaran berupa gelombang-gelombang elektromagnetik.
2. Dalam perpindahan kalor dimungkinkan terjadi perubahan
fasa. Perubahan fasa adalah transisi fasa dari suatu fasa. Untuk tekanan
tertentu, perubahab fasa terjadi pada suhu tertentu umumnya disertai
absorbsi atau emisi panas dan perubahan volume dan densitas.
Jika dua buah zat atau lebih dicampur menjadi satu maka zat
yang suhunya tinggi akan melepaskan kalor sedangkan zat yang suhunya
rendah akan menerima kalor, sampai tercapai kesetimbangan termal.
Kalor jenis (c) adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk
menaikkan 1 gram atau 1 kg zat sebesar 1ºC (satuan kalori/gram.ºC
atau kkal/kg ºC). Kalor jenis suatu benda tidak tergantung dari massa
benda, tetapi tergantung pada sifat dan jenis benda tersebut. Jika kalor
jenis suatu benda adalah kecil maka kenaikan suhu benda tersebutakan
cepat bila dipanaskan. Perpindahan kalor berpegang pada hukum
kekekalan energi yang pada kalorimetri dirumuskan oleh Black sebagai
berikut:
Energi yang dilepas = Energi yang diterima
Pada prinsip asas Black tersebut energi tidak dapat dimusnahkan, akan
tetapi energi dipidahkan atau dirubah ke bentuk lain.
2. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum acara I Kalorimetri adalah mencoba
menentukan nilai kapasitas panas jenis (c) suatu larutan tertentu dengan
menggunakan asas Black.
3. Waktu dan tempat praktikum
Praktikum acara I Kalorimetri dilaksanakan pada hari Rabu, 26
September 2012 pada pukul 12.30 – 14.30 WIB di Laboratorium
3. Rekayasa Proses Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
B. Tinjauan Pustaka
Pertukaran energi, merupakan dasar untuk teknik yang dikenal
sebagai kalorimetri, yang merupakan penggunaan kuantitatif dari pertukaran
kalor. Untuk melakukan setiap pengukuran, menggunakan kalorimeter. Salah
satu penggunaan kalorimeter yang terpenting adalah penentu kalor spesifik
zat. Dalam teknik dikenal sebagai “metode campuran”; contoh zat dipanaskan
sampai suhu tinggi, yang diukur secara akurat, dan kemudian dimasukkan
secara cepat dalam kalorimetri yang berisi air dingin. Kalor yang hilang oleh
zat akan diterima oleh air dan kalorimeter. Dengan mengukur suhu akhir
campuran, dan spesifik dapat dihitung (Giancoli, 1997).
Dikatakan bahwa kalor dikonveksi atau diili keluar, dan proses
ini dinamakan perpindahan kalor secara konveksi atau ilian. Istilah konveksi
atau ilian, barangkali sudah member gambaran tetang apa yang terjadi dalam
proses perpindahan-kalor (Holman, 1994).
Kita menggunakan istilah fasa (phase), untuk mendeskripsikan
keadaan tertentu dari bahan, seperti padat, cair dan gas. Campuran H2O eksis
dalam fasa padatan sebagai es, dalam fasa cair sebagai air, dan dalam fasa
gas sebagai uap. Transisi dari suatu fasa ke fasa lainnya disebut (phase
change) atau transisi fasa (Young, 2002).
Perpindahan kalor dari system pendingin primer ke sekunder
dilakukan oleh alat penukar panas. Cenderung akan menurun harganya jika
dioperasikan terus, dan ini menunjukkan pengurangan kinerja alat penukar
panas setelah sekian lama dioperasikan. Sehubungan dengan telah lamanya
4. alat tersebut digunakan, maka sudah sangat mungkin mulai terjadi proses
pengikisan/penipisan pada pipa-pipa yang dapat mengganggu (Djunaidi,
2007).
Ada berbagai jenis kalorimeter, yaitu kalorimeter alumunium
dan kalorimeter bom. Kalorimeter alumunium adalah kalorimeter yang
didesain agar pertukaran kalor hanya terjadi didalam bejana kalorimeter dan
menghindari pertukaran kalor kelingkungan sekitarnya. Kalorimeter bom
adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor (nilai kalor) yang
dibebaskan pada pembakaran sempurna (dalam O2 berlebih) suatu senyawa,
bahan makanan, bahan bakar. Contoh kalorimeter bom adalah kalorimeter
larutan (Sholihah, 2012).
Solar generator didalam suatu sistem solar cooling dapat
berupa kolektor surya yang memanaskan fluida dalam hal ini ammonia-air
secara langsung, atau dengan menambah suatu penukaran kalor (heat
exchanger) sebagai generator untuk memanaskan ammonia-air secara tidak
langsung. Kolektor plat datar mengumpulkan energi panas yang berguna dari
radiasi dating dimana kolektor berbasis pada permukaan plat absorber yang
menyerap radiasi datang dan meneruskannya ke fluida kerja dalam bentuk
panas. Kalor yang berguna pada kolektor dapat ditulis sebagai berikut :
QU=mcp(To – TI)
Karakteristik solar generator (Widiharsa, 2005).
C. Alat, Bahan dan Cara Kerja
1. Alat :
a. Kalorimetri
5. b. Termometer
c. Timbangan
d. Pemanas air
2. Bahan :
a. Air
b. Larutan garam
c. Larutan kopi
3. Cara Kerja :
a. Menyiapkan semua peralatan.
b. Menimbang dan mencatat berat kalorimeter.
c. Mengisi kalorimeter dengan larutan garam atau larutan kopi.
d. Mengukur dan mencatat suhu larutan.
e. Menimbang dan mencatat berat kalorimeter yang sudah diisi larutan.
f. Mengukur dan mencatat suhu air panas.
g. Menuangkan air panas dan mengaduk kalorimeter.
h. Mengukur dan mencatat suhu campuran.
i. Menimbang dan mencatat kalorimeter yang sudah diisi larutan dan air
panas.
j. Mengulangi percobaan tersebut hingga tiga kali.
6. DAFTAR PUSTAKA
Baranauskiene, Linadkk. 2009. Titration Calorimetry Standards and the
Precision of Isothermal Titration Calorimetry Data. Institute of
Biotechnology. International Journal of Molecular Sciences
Djunaidi. 2007. Pemeliharaan Tube-side Penukar Kalor RSG-Gas Jangka
Pendek dan Jangka Panjang. Seminar Nasional III SDM Teknologi Nuklir.
Yogyakarta
Giancoli, Douglas C. 1997. Fisika Edisi Empat. Erlangga. Jakarta
Holman, J.P. 1994. Perpindahan Kalor. Erlangga. Jakarta
Nagai, Nirodkk. 2010. Advances and Opportunities in Bubble-Actuated
Circulating Heat Pipe (Bach). Department of Machanical Engineering
University of Fukul. Japan
Sholihah, Nita Rahmatus. 2012. Menentukan Panas yang Ditimbulkan oleh Arus
Listrik dan Tara Kalor Listrik. Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka.
Jakarta
7. Widiharsa, Fransiskus A. 2005. Karakteristik Solar Generator untuk Amonia-Air
pada Sistem Solar Cooling. FT Universitas Merdeka Malang. Malang
Young, Hugh D. 2002. Fisika Universitas. Erlangga. Jakarta