History Class XII Ch. 3 Kinship, Caste and Class (1).pptx
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR PANAS JENIS DAN KALORIMETER
1. LAPORAN
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
PANAS JENIS & KALORIMETER
Disusun Oleh:
Nama Praktikan : Muhammad Desar Eka Syaputra
NIM : 3334200010
Jurusan : Teknik Metalurgi
Grup : C3
Rekan : Afif Rizky Tri Nugroho
: Miftahul Jannah Ardani
: Rafi Nurdwi Raharjo
Tgl. Percobaan : 19 MARET 2021
Asisten : Nadya Fitri Asyuni
LABORATORIUM FISIKA TERAPAN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
CILEGON – BANTEN
2020
Jl. Jenderal Sudirman Km. 03 Cilegon 42435 Telp. (0254) 385502, 376712
Fax. (0254) 395540 Website: http://fisdas.untirta.ac.id Email: lab.fisikaterapan@untirta.ac.id
Tanggal Revisi
Nilai
Tanggal Terima
2. ii
ABSTRAK
Kalor merupakan suatu bentuk energi yang berpindah dari benda bersuhu
tinggi ke benda bersuhu rendah. Benda yang menerima kalor wujudnya atau suhunya
akan berubah. Benda yang melepas kalor, suhunya akan turun atau wujudnya
berubah. Benda yang menyerap kalor, suhunya akan naik atau wujudnya berubah.
Tujuan dilakukannya praktikum ini untuk mengetahui kalor jenis suatu benda yaitu
kubus alumunium dan kuningan. Aplikasi kalor dalam kehidupan sehari-hari pada
lemari es, prinsip kerja lemari es berdasarkan sifat kalor, yaitu zat yang menguap
memerlukan kalor dan zat yang mengembun akan melepaskan kalor.Prinsip kerja
lemari es adalah mengambil kalor yang ada di dalam ruangan lemari es, selanjutnya
melepaskannya di luar, sehingga suhu di dalam lemari es menjadi turun. Prosedur
percobaan ini dilakukan dengan cara memasukkan kubus materi panas ke kalorimeter
yang berisi air, lalu catat perubahan suhu air akibat menyerap kalor dari kubus
kemudian hitung kalor jenis bahan dengan menggunakan rumus kalor dan penerapan
asas black. Pada percobaan ini didapatkan kalor jenis alumunium sebesar 895,1 J/kg o
C K dan kalor jenis kuningan sebesar 361,3 J/kg o
C K.
Kata Kunci : kalorimeter,kalor, kalor jenis, perpindahan kalor
3. iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL…………………….....................................................................i
ABSTRAK ...................................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iii
DAFTAR TABEL........................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR..................................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………….............................................................................1
1.2 Tujuan Percobaan........................................................................................2
1.3 Batasan Masalah…………..........................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kalor …………………………………………… ……………………….3
2.2 Asas black ………………………………………………………………………7
2.3 Kalorimeter …………………………………………………………………… .8
2.4 Jenis-Jenis kalorimeter…………………………………………………………..8
2.5 Hukum Termodinamika……………………………………………………… .. 9
2.6 Perpindahan Kalor…………………………………………………………… .. 9
BAB III METODE PERCOBAAN
3.1 Diagram Alir Percobaan.............................................................................10
4. iv
3.2 Prosedur Percobaan ...................................................................................13
3.3 Alat yang Digunakan .................................................................................13
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Percobaan ……….............................................................................. 15
4.2 Pembahasan...................................................................................................19
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ..................................................................................................23
5.2 Saran.............................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
LAMPIRAN A. PERHITUNGAN ............................................................................ 25
LAMPIRAN B. JAWABAN PERTANYAAN DAN TUGAS KHUSUS ............... 27
LAMPIRAN C. GAMBAR ALAT YANG DIGUNAKAN....................................... 28
LAMPIRAN D. BLANKO PERCOBAAN................................................................ 31
5. v
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 2.1 Besarnya kalor jenis beberapa zat………………………………………..5
Tabel 4.1 Data Hasil Pengukuran Massa…………………………………………..15
Tabel 4.2 Data Hasil Percobaan Panas Jenis dan Kalorimeter…………………….15
Tabel 4.3 Ralat langsug dari pengukuran massa kalorimeter kosong…………….16
Tabel 4.4 Ralat langsug dari pengukuran massa Pengaduk kosong……………….16
Tabel 4.5 Ralat langsug dari pengukuran massa kalorimeter +1/2 bagian air……..16
Tabel 4.6 Ralat langsug dari pengukuran massa kubus Alumunium………………17
Tabel 4.7 Ralat langsug dari pengukuran massa kubus Kuningan…………………17
6. vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 2.1 Perubahan Suhu dan perubahan Wujud Benda…………………………6
Gambar 3.1 Diagram Alir Percobaan Panas Jenis dan Kalorimeter…………………10
Gambar C.1 Termometer…………………………………………………………….29
Gambar C.2 Benang Nilon………………………………………………………......29
Gambar C.3 Gelas Kimia……………………………………………………………29
Gambar C. Kalorimeter……………………………………………………………...29
Gambar C.5 Kompor Listrik…………………………………………………………29
Gambar C.6 Kubus Materi…………………………………………………………..29
Gambar C.7 Neraca Digital………………………………………………………….30
Gambar C.8 Statif……………………………………………………………………30
Gambar C.9 Stopwatch………………………………………………………………30
7. vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
Lampiran A. Perhitungan ……………………….......................................................25
Lampiran B. Jawaban Pertanyaan dan Tugas Khusus................................................27
B.1 Jawaban Pertanyaan.............................................................................................27
B.2 Tugas Khusus ......................................................................................................28
Lampiran C. Gambar Alat yang Digunakan...............................................................29
Lampiran D. Blanko Percobaan .................................................................................31
8. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Untuk mengetahui kalor suatu benda dapat dilakukan dengan alat yang
dinamakan kalorimeter dengan mengukur suhu benda tersebut. Kalor adalah suatu
bentuk energi yang diterima oleh suatu benda yang menyebabkan benda tersebut
berubah suhu atau wujud bentuknya. Kalor berbeda dengan suhu, karena suhu adalah
ukuran dalam satuan derajat panas. Kalor merupakan suatu kuantitas atau jumlah
panas baik yang diserap maupun dilepaskan oleh suatu benda. Dari sisi sejarah kalor
merupakan asal kata caloric ditemukan oleh ahli kimia perancis yang bernama
Antonnie laurent lavoiser (1743 – 1794). Kalor memiliki satuan Kalori (kal) dan
Kilokalori (Kkal). 1 Kal sama dengan jumlah panas yang dibutuhkan untuk
memanaskan 1 gram air naik 1 derajat celcius.
Kalor didefinisikan sebagai energi panas yang dimiliki oleh suatu zat. Secara
umum untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu benda yaitu dengan
mengukur suhu benda tersebut. Jika suhunya tinggi maka kalor yang dikandung oleh
benda sangat besar, begitu juga sebaliknya jika suhunya rendah maka kalor yang
dikandung sedikit. Dari hasil percobaan yang sering dilakukan besar kecilnya kalor
yang dibutuhkan suatu benda(zat) bergantung pada 3 faktor yaitu massa zat, jenis zat
(kalor jenis), perubahan suhu.
Percobaan panas jenis dan kalorimeter ini bertujuan untuk mengetahui kalor jenis
suatu benda dan dalam percobaan ini yakni kubus alumunium dan kuningan. Aplikasi
prinsip kalor dalam kehidupan sehari-hari yaitu Prinsip kerja lemari es berdasarkan
9. 2
sifat kalor, yaitu zat yang menguap memerlukan kalor dan zat yang mengembun akan
melepaskan kalor.Prinsip kerja lemari es adalah mengambil kalor yang ada di dalam
ruangan lemari es, selanjutnya melepaskannya di luar, sehingga suhu di dalam lemari
es menjadi turun.Untuk mengambil kalor yang ada di dalam ruang lemari es dan
melepaskannya di luar, maka digunakan bahan yang mudah menguap, yaitu freon.
1.2 Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dilakukannya percobaan panas jenis dan kalorimeter adalah untuk
menentukan kalor jenis benda menggunakan kalorimeter.
1.3 Batasan Masalah
Adapun batasan masalah pada percobaan panas jenis dan kalorimeter terbagi
menjadi dua yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebasnya yaitu
jenis kubus materi yang berbeda-beda dan variabel terikatnya yaitu jumlah air
dalam kalorim
10. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kalor
Kalor pertama kali diamati oleh A. Laouvisier yang kemudian menyatakan
Teori Kalorik. Teori kalorik ini menyatakan bahwa “Setiap zat/benda mempunyai zat
alir yang berfungsi untuk mentransfer panas”. Jadi, Laouvisier menyatakan bahwa
pada saat dua benda / zat berbeda suhu bersentuhan, maka akan terdapat zat alir yang
memindahkan panas dan menyebabkan perubahan suhu pada kedua benda tersebut.
Selain itu, menurut Sir James Presscout Joule (1818-1819), menyatakan tentang
kesetaraan antara usaha dan panas serta aliran panas tidak lain adalah perpindahan
panas yang semata – mata terjadi karena perbedaan suhu. Jadi Kalor merupakan suatu
bentuk energi yang berpindah dari benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu rendah.
Benda yang menerima kalor wujudnya atau suhunya akan berubah. Benda yang
melepas kalor, suhunya akan turun atau wujudnya berubah. Benda yang menyerap
kalor, suhunya akan naik atau wujudnya berubah. Besarnya kalor yang diserap atau
dilepas oleh suatu benda berbanding lurus dengan :
a. Massa benda,
b. Kalor jenis benda. Dan
c. Perubahan suhu
Satuan kalor adalah kalori (kal) yang sampai saat ini masih dipakai. Satuan
kalori ini didefinisikan sebagai kalor yang dibutuhkan untuk menaikan temperatur 1
gram air sebesar 10C (derajat celcius). Dalam setiap percobaan atau dalam suatu
perhitungan yang berhubungan tentang kalor satuan yang paling sering digunakan
adalah kilokalori. 1 kkal didefinisikan sebagai kalor yang dibutuhkan untuk
11. 4
menaikkan temperatur 1 kg air sebesar 10C. Di dalam sistem satuan British, kalor
diukur dalam satuan thermal british (British thermal unit / Btu). 1 Btu didefinisikan
sebagai kalor yang diperlukan untuk menaikkan temperatur air 1 lb sebesar 10F. 1
Btu setara dengan 0,252 kkal dan setara pula dengan 1055 Joule. Kalor dapat dihitung
dengan menggunakan rumus berikut :
Q = m . c . Δt……………………………………….(1)
dengan :
Q = Kalor (j)
M = Masa benda (kg)
C = kalor Jenis (j/kg. k)
ΔT = Perubahan Suhu (K0
Faktor konstanta c adalah kalor jenis yang bergantung pada jenis dari benda pada
bahan material tersebut. Kata panas lebih cocok digunakan jika berkaitan dengan metode
perpindahan energi dan bila perpindahan itu selesai, menyebutkan jumlah energi yang
berpindah ini. Pada abad ke – 18 kuantitas panas (kalor) didefinisikan sebagai kuantitas panas
yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1 gram air dalam satu skala derajat celcius atau
kelvin. Jika sistem mengalami perubahan suhu dt, kapasitas jenis c sistem didefinisikan
sebagai perbandingan panas Q terhadap hasil kali massa m dan perubahan suhu Δt jadi :
C =
Q
𝑚 ΔT
…………………………………………(2)
Kapasitas panas jenis air dapat dianggap sama dengan 1 kal g-1
(0
C)-1
atau Btu lb- 1
(0
F)-1
Hasil kali m.c disebut kapasitas panas mol dan dilambangkan dengan C berdasarkan
definisi :
C =m.c =
Q
𝑛 ΔT
…………………………………..(3)
12. 5
Kapasitas panas jenis atau kapasitas kalor molar suatu zat bukanlah satu –satunya
sifat fisis yang dapat ditentukan dengan eksperimen memerlukan suatu pengukuran kuantitas
panas. Konduktivitas panas, panas peleburan, panas penguapan, panas larut, dan panas reaksi.
Semua yang disebut sifat fisi materi disebut sifat termal materi. Pengukuran sifat – sifat
termal ini dinamakan kalorimetri. Alat yang dipakai dalam pengukuran ini disebut
kalorimeter. Kalorimeter yang sering digunakan adalah kalorimeter campuran, yaitu terdiri
dari sebuah bejana logam yang kalor jenisnya telah diketahui. Bejana ini biasanya
ditempatkan di dalam bejana bagian luar yang lebih besar. Keduanya dipisahkan oleh bahan
penyekat gabus atau wol. Kalor jenis suatu benda terbagi menjadi dua yaitu :
1. Kalor sensible adalah panas yang menyebabkan terjadinya kenaikan/penurunan
temperatur, tetapi phasa (wujud) tidak berubah.
2. Kalor laten adalah panas yang diperlukan untuk merubah phasa (wujud) benda, tetapi
temperaturnya tetap. Terbagi menjadi :
- Kalor laten penguapan(latent heat of vaporization) adalah jumlah panas yang
harus ditambahkan kepada zat (cair)pada titik didihnya sampai wujudnya
berubah menjadi uap seluruhnya pada suhu yang sama.
- Kalor laten pengembunan (latent heat of condensation) adalah jumlah panas yang
harusdibuang/dikeluarkan oleh zat (gas/uap) pada titik embunnya, untuk
mengubah wujud zat darigas menjadi cair pada suhu yang sama.
- Kalor laten pencairan/peleburan (latent heat of fusion) adalah jumlah panas
yangharus ditambahkan kepada zat (padat) pada titik leburnya sampai wujudnya
berubah menjadicair semuanya pada suhu yang sama.
- Kalor laten pembekuan (latent heat of solidification) adalah jumlah panas yang
harus dibuang/dikeluarkan oleh zat (cair) pada titik bekunya untuk mengubah
wujudnya dari cair menjadi padat pada suhu yang sama.
Tabel 2.1 Besarnya kalor jenis beberapa zat
Zat Kalor jenis (J
kg-1 K-1)
Zat Kalor jenis (J
kg-1 K-1)
Alkohol 2.400 Kayu 1.700
Es 2.100 Kuningan 380
13. 6
Air 4.200 Marmer 860
Uap air 2.010 Minyak tanah 2.200
Alumunium 900 Perak 230
Besi/Baja 450 Raksa 230
Kalor pada perbahan wujud suatu benda terbagi atas :
- Melebur
Besarnya kalor untuk perbahan wujud dari zat padat ke zat cair (melebur).
Q = m.L……………………………………….(4)
- Menguapa
Besarnya kalor untuk perubahan wujud dari zat cair ke gas (menguap).
Q = m.U………………………………………(5)
dengan :
L= Kalor lebur (kal/g atau J/Kg)
U = Kalor uap (kal/g atau J/Kg)
Gambar 2.1 Perubahan Suhu dan perubahan Wujud Benda
14. 7
2.2 Asas black
Bila dua benda atau lebih mempunyai suhu yang berbeda-beda dan saling bersinggungan,
maka akhirnya kedua benda tersebut akan berada dalam kesetimbangan (mempunyai suhu
yang sama). Hal ini terjadi disebabkan karena adanya perpindahan kalor di antara benda-
benda tersebut. Benda yang suhunya tinggi melepaskan kalor, sedangkan benda yang
suhunya rendah akan menyerap kalor. Jumlah kalor yang dilepas dan diterima telah
dinyatakan oleh JOSEPH BLACK dalam suatu “Azas Black” atau hukum pertukaran panas
yaitu :“ jumlah kalor yang diterima sama dengan jumlah kalor yang dilepaskan” Pada
percobaan ini benda yang diukur panas jenisnya pertama-tama dipanaskan dalam ceret listrik.
Dengan demikian pada kondisi ini, dapat diasumsikan bahwa temperatur benda sama dengan
temperatur air dalam ceret listrik tadi. Perlu diingat bahwa titik didih air bergantung pada
tekanan udara pada saat itu, maka sebelum melakukan pengukuran terlebih dahulu catat
tekanan udara baru tentukan titik didih air menurut tabel. Menurut Azas Black panas yang
diterima air sama dengan panas yang diberikan benda yang dipanaskan tadi. Pada keadaan
demikian dapat dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut:
Mb Cb (Tb -T2) =(Ma Ca + Mk Ck ) ( T2 -T1 )………………………….(6)
Dengan :
Mb = massa benda Ck = kalor jenis bahan kalorimeter
Cb = kalor jenis benda
Tb = temperatur benda yang telah dipanaskan
T1 = temperatur air mula-mula
T2 = temperatur kesetimbangan
Ma = massa air
Ca = kalor jenis air
Mk = massa kalorimeter
15. 8
2.3 Kalorimeter
Kalorimeter adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur kalor. Kalorimeter, yang
menggunakan teknik pencampuran dua zat didalam suatu wadah, umumnya digunakan untuk
menentukan kalor jenis suatu zat. Beberapa jenis kalorimeter yang sering dipakai antara lain
kalorimeter aluminium, kalorimeter elektrik, kalorimeter gas, dan kalorimeter bom. Yang
akan kita gunakan dalam percobaan ini adalah kalorimeter aluminium.Menentukan kalor
jenis suatu zat dengan kalorimeter, kita gunakan hukum kekekalan energi atau Azas Black.
Prinsip kerja calorimeter didasarkan azas Black :
1. Jika suatu benda yang suhunya berbeda didekatkan satu sama lain maka suhu akhir
kedua benda akan sama.
2. Jumlah kalor yang diterima sama dengan kalor yang diberikan. Kalorimeter
tersusun dari wadah yang terbuat dari logam kalor seperti sterofom.
2.4 Jenis-Jenis kalorimeter
Berikut ini terdapat beberapa jenis-jenis kalorimeter, terdiri atas:
- Kalorimeter Larutan
Kalorimeter larutan adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah
kalor yang terlibat pada reaksi kimia dalam sistem larutan. Pada dasarnya, kalor
yang dibebaskan/diserap menyebabkan perubahan suhu pada kalorimeter.
Berdasarkan perubahan suhu per kuantitas pereaksi kemudian dihitung kalor
reaksi dari reaksi sistem larutan tersebut. Kini kalorimeter larutan dengan
ketelitian cukup tinggi dapat diperoleh di pasaran.
- Kalorimeter bom
Kalorimeter bom adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor
(nilai kalori) yang dibebaskan pada pembakaran sempurna (dalam O2 berlebih)
suatu senyawa, bahan makanan, bahan bakar. Satu hal yang perlu diperhatikan
dalam kalorimeter bom adalah kalorimeter bom adalah jenis kalorimeter volume
tetap. Sehingga dalam perhitungan tidak ada perubahan volume (usaha
termodinamika = 0) .
16. 9
2.5. Hukum Termodinamika
Hukum Termodinamika terdiri atas 4 yaitu :
1. Hukum ke-nol termodinamika
mengungkapkan bahwa jika dua buah sistem setimbang termal denga
sistem ketiga maka keduanya juga setimbang termal satu dengan yang
lain. Hukum ini dikenal pula sebagai hukum kesetimbangan termal.
2. Hukum Ke 1 Termodinamika ( Hukum Kekekalan Energi)
Mengungkapkan bahwa Energi tidak bisa diciptakan maupun dimusnahkan.
ntuk setiap proses apabila kalor Q diberikan kepada sistem dan sistem
melakukan usaha W, maka akan terjadi perubahan energi dalam ΔU = Q – W.
3. Hukum ke-2 Termodinamika
Mengungkapkan bahwa aliran kalor mengalir secara spontan dari benda bersuhu
tinggi ke benda bersuhu rendah dan tidak mengalir secara spontan dalam arah
kebalikannya.
4. Hukum ke-3 Termodinamika
Mengungkapkan bahwa pada saat suatu sistem mencapai temperatur nol absolut
(temperatur Kelvin) semua proses akan berhenti dan entropi sistem akan mendekati
nilai minimum.hukum ini jugga menyatakn bahwa entropi benda berstruktur kristal
sempurna pada temperatur nol absolut bernilai nol.
2.6 Perpindahan Kalor
Perpindahan kalor umumnya dapat terjadi melalui tiga cara, yaitu :
1) Konduksi
Perpindahan kalor melalui zat penghantar tanpa disertai perpindahan partikel.
2) Konveksi
Perpindahan kalor dari suatu zat dengan disertai perpindahan partikel-partikel zat
penyusun benda tersebut.
3) Radiasi
Perpindahan kalor yang tidak menggunakan zat perantara tertentu.
17. 10
BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1 Diagram Alir Percobaan
Adapun diagram alir pada praktikum panas jenis dan kalorimeter sebagai
berikit :
Mulai
Mempersiapkan alat dan bahan
sesuai daftar
Megikat salah satu kubus materi
dengan tali nilon
Menuangkan 200 ml air kedalam gelas
kimia
Menuangkan kalorimeter kosong dan mengaduk
sebanyakk 3 kali
Menimbang kalorimeter kosong dan
mengaduk sebanyak 3 kali
X
18. 11
Memasang Kalorimeter dan
perlengkapannya
Mengisi kalorimeter dengan air sebanyak 125 ml dan
mencatat massanya menimbang sebanyak 3 kali dan men
Mencatat hasilnya sebagai suhu
awal To
Menimbang kubus materi sebanyak 3 kali
meletakkan gelas kimia berisi 200 ml air diatas
pemanas elektrik
Memasukkan kubus materi ke dalam gelas kimia serta
termometer
X
X
19. 12
Gambar 3.1 Diagram Alir Percobaan Panas Jenis dan Kalorimeter
Memasukkan gelas kimia hingga suhu 90 o
C
Mencatat suhu air didalam gelas kimia
Mengangkat kubus materi dari gelas kimia lalu masukkan
kedalam kalorimeter kemudian tutup
Pembahasn
Ulangi langkah serupa untuk menentukan kalor jenis kubus
materi lainnya
Mengaduk kalorimeter sambil mengamati perubahan suhu dan
catat suhu setiap 15 detik dan catat suhu akhir
Kesimpulan
selesai
Data Pengamatan
X
20. 13
3.2 Prosedur percobaan
Adapun prosedur percobaan dalam praktikum panas jenis dan kalorimeter
sebagai berikut :
1. Alat-alat yang diperlukan sesuai daftar alat disiapkan.
2. Bahan kalorimeter dan bahan pengaduk dikenali, jika bahannya sama maka
kalor kelor jenisnnya sama.
3. Salah satu kubus materi diikat, misal balok besi dengan tali nilon.
4. Dua ratus ml air dituangkan kedalam gelas kimia.
5. Kalorimeter kosong dan pengaduknya ditimbang sebanyak 3 kali.
6. Kalorimeter di isi dengan air sebanyak 125 ml dan ditimbang sebanyak 3 kali
dan catat massanya.
7. Kalorimeter dan perlengkapannya dipasang. Untuk mengukur suhu
kalorimeter digunakan termometer.
8. Hasilnya dicatat sebagau suhu awal To.
9. Kubus materi ditimbang sebanyak 3 kali
10. Gelas kimia berisi 200 ml air diletakkan diatas pemanas elktrik.
11. Kubus materi dimasukan kedalam gelas kimia beserta termometer dengan
digantungkan pada statif.
12. Gelas kimia dipanaskan hingga suhu 90O
C.
13. Suhu air di dalam gelas kimia dicatat sebagai suhu awal benda yang
dipanaskan.
14. Penutup kalorimeter di buka, kalorimeter didekatkan sedekat mungkin dengan
gelas kimia, lalu kubus materi di angkat dari dalam gelas kimia dan segera di
masukkan ke dalam gelas kalorimeter kemudian ditutup kembali dengan
rapat.
15. Kalorimeter di aduk sambil mengamati perubahan suhu yang ditunjukkan
termometer. Setiap 15 detik sekali suhu dicatat hingga diperoleh suhu konstan
atau maksimum. Suhu dicatat hingga diperoleh suhu konstan atau maksimum.
Suhu akhir dicatat sebagai Ta.
16. Langkah serupa dilakukan seperti diatas untuk menentukan kalor jenis kubus
materi lainnya.
3.3 Alat-Alat yang Digunakan
Adapun alat-alat yang digunakan pada percobaan panas jenis dan kalorimeter
sebagai berikut :
21. 14
1. Termometer 2 buah.
2. Kalorimeter 1 set.
3. Kubus materi 4 buah.
4. Gelas kimia 250 mL 2 buah
5. Neraca 1 buah.
6. Pemanas elektrik 1 buah.
8. Dasar statif 1 buah.
9. Kaki statif 1 buah.
10. Batang statif 250 mm 1 buah.
11. Boss-head 1 buah.
12. Tali nilon Secukupnya.
13. Stopwatch 1 buah.
22. BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Percobaan
Adapun hasil percobaan pada praktikum panas jenis dan kalorimeter sebagai
berikut :
Tabel 4.1 Data Hasil Pengukuran Massa
JENIS BENDA MASSA (gr)
Kalorimeter
Kosong
45,7 45,7 45,7
Pengaduk 15,4 15,4 15,4
Kalorimeter + ½
bagian air
170,4 170,4 170,4
Kubus materi
1(ALUMUNIUM)
21,2 21,2 21,2
Kubus materi 1
(KUNINGAN)
66,8 66,8 66,8
Tabel 4.2 Data Hasil Percobaan Panas Jenis dan Kalorimeter
PERCOBAAN
Temperatu
r akhir
(Ta)
Temperatu
r akhir
(Ta)
c
(J/kg°K)
%
kesalahan
PERCOBAAN 1
Suhu air
dalamKalori
meter
Mula-mula (T0) 29 °C
Suhu kubus materi
1(Alumunium) (T
) 90 o
C
15 detik 31
°C
30 detik 31
°C
45 detik 31
°C
60 detik 31
°C
75 detik 31
°C
90 detik 31
165 detik 31
°C
180 detik 31
°C
195 detik 31
°C
210 detik 31
°C
225 detik 31
°C
240 detik 31
895,1 0,547
23. 16
°C
105 detik 31
°C
120 detik 31
°C
135 detik 31
°C
150 detik 31
°C
°C
255 detik 31
°C
270 detik 31
°C
285 detik 31
°C
300 detik 31
°C
PERCOBAAN 2
Suhu air
dalamKalori
meter
Mula-mula (T0)30 °C
Suhu kubus materi
2(Kuningan) (T)
90 o
C
15 detik 32,5
°C
30 detik 32,5
°C
45 detik 32, 5
°C
60 detik 32,5
°C
75 detik 32,5
°C
90 detik 32,5
°C
105 detik 32, 5
°C
120 detik 32, 5
°C
135 detik 32, 5
°C
150 detik 32,5
°C
165 detik 32,5
°C
180 detik 32, 5
°C
195 detik 32,5
°C
210 detik 32,5
°C
225 detik 32,
5 °C
240 detik 32,
5 °C
255 detik 32, 5
°C
270 detik 32,
5 °C
285 detik 32,
5 °C
300 detik 32,5
°C
361,3 4,92
4.1.1 Ralat Langsung
Adapun ralat langsung dari percobaan panas jenis dan kalorimeter
sebagai berikut :
Tabel 4.3 Ralat langsug dari pengukuran massa kalorimeter kosong
Tabel 4.4 Ralat langsug dari pengukuran massa Pengaduk kosong
n Pn Pa |ðP| |ðP| SP SR Pa ±
SP
1 0 0 0 0 0 0 0 0
2 0 0 0
3 0 0 0
0 0
24. 17
Tabel 4.5 Ralat langsug dari pengukuran massa kalorimeter +1/2 bagian air
Tabel 4.6 Ralat langsug dari pengukuran massa kubus Alumunium
Tabel 4.7 Ralat langsug dari pengukuran massa kubus Kuningan
4.1.2 Ralat Tidak Langsung
n Pn Pa |ðP| |ðP| SP SR Pa ±
SP
1 0 0 0 0 0 0 0 0
2 0 0 0
3 0 0 0
0 0
n Pn Pa |ðP| |ðP| SP SR Pa ±
SP
1 0 0 0 0 0 0 0 0
2 0 0 0
3 0 0 0
0 0
n Pn Pa |ðP| |ðP| SP SR Pa ±
SP
1 0 0 0 0 0 0 0 0
2 0 0 0
3 0 0 0
0 0
n Pn Pa |ðP| |ðP| SP SR Pa ±
SP
1 0 0 0 0 0 0 0 0
2 0 0 0
3 0 0 0
0 0
25. 18
Adapun ralat tidak langsung dari percobaan panas jenis dan kalorimeter
sebagai berikut :
1) Percobaan 1 kubus materi ( Alumunium)
•
𝑑𝑐
𝑑𝑚𝑘
=
(𝑐𝑘+𝑚𝑝.𝑐𝑝+𝑚𝑎𝑐𝑎)(𝑇𝑎−𝑇𝑜)
(𝑚𝑏(𝑇−𝑇𝑜))2
=
(910 +15,4 𝑥 10−3.910+124,7 x 10−3x 4,2 x 103)(304−302)
(21,2 x 10−3(363−302))2
= 1731,3 J/kg o
K
•
𝑑𝑐
𝑑𝑚𝑝
=
(𝑚𝑘.𝑐𝑘+.𝑐𝑝+𝑚𝑎𝑐𝑎)(𝑇𝑎−𝑇𝑜)
(𝑚𝑏(𝑇−𝑇𝑜))2
=
(45,7 x 10−3.910+ 910 +124,7 x 10−3 x 4,2 x 103 )(304−302)
(21,2 x 10−3
(90−29))
2
= 1764,3 J/kg o
K
•
𝑑𝑐
𝑑𝑚𝑎
=
(𝑚𝑘.𝑐𝑘+𝑚𝑝.𝑐𝑝+𝑐𝑎)(𝑇𝑎−𝑇𝑜)
(𝑚𝑏(𝑇−𝑇𝑜))2
=
(45,7 x 10−3.910+.15,4 𝑥 10−3𝑥 910 + 4,2 x 103 )(304−302)
(21,2 x 10−3
(363−302))
2
= 5089,3 J/kg o
K
•
𝑑𝑐
𝑑𝑚𝑏
=
(𝑚𝑘.𝑐𝑘+𝑚𝑝.𝑐𝑝+𝑚𝑎𝑐𝑎)(𝑇𝑎−𝑇𝑜)
(𝑚𝑏(𝑇−𝑇𝑜))2
=
(45,7 x 10−3.910+.15,4 𝑥 10−3𝑥 910 +124,7 x 10−3 x 4,2 x 103 )(304−302)
(21,2 x 10−3(363−302))
2
= 5072,55 J/kg o
K
Sc = √(
𝑑𝑐
𝑑𝑚𝑘
𝑥 𝑠𝑚)2 + (
𝑑𝑐
𝑑𝑚𝑝
𝑥 𝑠𝑚𝑝)2
+ (
𝑑𝑐
𝑑𝑚𝑎
x sma)2
+ (
𝑑𝑐
𝑑𝑚𝑏
x smb) 2
= 0
ck + Sck = 895,1 + 0 = 895
2) Percobaan 2 kubus materi ( Kuningan)
•
𝑑𝑐
𝑑𝑚𝑘
=
(.𝑐𝑘+𝑚𝑝.𝑐𝑝+𝑚𝑎𝑐𝑎)(𝑇𝑎−𝑇𝑜)
(𝑚𝑏(𝑇−𝑇𝑜))2
=
(910 +15,4 𝑥 10−3.910+124,7 x 10−3x 4,2 x 103)(305,5−303)
(66,8 x 10−3
(363−303))2
26. 19
= 225,3 J/kg o
K
•
𝑑𝑐
𝑑𝑚𝑝
=
(𝑚𝑘.𝑐𝑘+𝑚𝑝.𝑐𝑝+𝑚𝑎𝑐𝑎)(𝑇𝑎−𝑇𝑜)
(𝑚𝑏(𝑇−𝑇𝑜))2
=
(45,7 x 10−3.910+ 910 +124,7 x 10−3 x 4,2 x 103 )(305,5−303)
(66,8 x 10−3(363−303))
2
= 229,6 J/kg o
K
•
𝑑𝑐
𝑑𝑚𝑎
=
(𝑚𝑘.𝑐𝑘+𝑚𝑝.𝑐𝑝+𝑐𝑎)(𝑇𝑎−𝑇𝑜)
(𝑚𝑏(𝑇−𝑇𝑜))2
=
(45,7 x 10−3.910+.15,4 𝑥 10−3𝑥 910 + 4,2 x 103 )(305,5−303)
(66,8 x 10−3(90−30))
2
= 640,7 J/kg o
K
•
𝑑𝑐
𝑑𝑚𝑏
=
(𝑚𝑘.𝑐𝑘+𝑚𝑝.𝑐𝑝+𝑚𝑎𝑐𝑎)(𝑇𝑎−𝑇𝑜)
(𝑚𝑏(𝑇−𝑇𝑜))2
=
(45,7 x 10−3
. 910 + .15,4 𝑥 10−3
𝑥 910 + 124,7 x 10−3
x 4,2 x 103
)(305,5 − 303)
(66,8 x 10−3(363 − 303))2
= 660,1 J/kg o
K
SC = √(
𝑑𝑐
𝑑𝑚𝑘
𝑥 𝑠𝑚)2 + (
𝑑𝑐
𝑑𝑚𝑝
𝑥 𝑠𝑚𝑝)2
+ (
𝑑𝑐
𝑑𝑚𝑎
x sma)2
+ (
𝑑𝑐
𝑑𝑚𝑏
x smb) 2
= 0
ck + Sck = 361,3 + 0 = 361,3
4.2 Pembahasan
Kalor merupakan suatu bentuk energi yang berpindah dari benda bersuhu
tinggi ke benda bersuhu rendah. Benda yang menerima kalor wujudnya atau suhunya
akan berubah. Benda yang melepas kalor, suhunya akan turun atau wujudnya
berubah. Benda yang menyerap kalor, suhunya akan naik atau wujudnya berubah.
Besarnya kalor yang diserap atau dilepas oleh suatu benda berbanding lurus dengan
Massa benda, Kalor jenis benda, dan Perubahan suhu. Satuan kalor adalah kalori (kal)
27. 20
yang sampai saat ini masih dipakai. Kalor jenis adalah banyaknya kalor yang diserap
atau diperlukan oleh 1 gram zat untuk menaikkan suhu sebesar 1⁰C. Kalor jenis juga
diartikan sebagai kemampuan suatu benda untuk melepas atau menerima kalor.
Kapasitas kalor adalah jumlah kalor yang diserap oleh benda bermassa tertentu untuk
menaikkan suhu sebesar 1⁰C. Satuan kapasitas kalor dalam sistem international ialah
J/K. Terdapat 2 macam kalorimeter yaitu kalorimeter larutan dan bon. Kalorimeter
larutan adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor yang terlibat pada
reaksi kimia dalam sistem larutan Kalorimeter bom adalah alat yang digunakan untuk
mengukur jumlah kalor (nilai kalori) yang dibebaskan pada pembakaran sempurna
(dalam O2 berlebih) suatu senyawa, bahan makanan, bahan bakarPada percobaan ini
digunakan kalorimeter yang berfungsi untuk mengukur jumlah kalor (panas) yang
terlibat dalam suatu perubahan atau reaksi kimia dalam suatu zat. Pada percobaan ini
menggunakan konsep panas jenis dan kalorimeter yaitu kalor yang merupakan salah
satu bentuk energi panas yang dapat berpindah dari benda yang memiliki suhu yang
tinggi ke benda yang memiliki suhu yang rendah.
Pada percobaan panas jenis dan kalorimeter terdapat fenomena- fenomena
yang berkaitan dengan teori perpindahan panas, yaitu konduksi, konveksi, dan
radiasi. Konduksi adalah Perpindahan kalor melalui zat penghantar tanpa disertai
perpindahan partikel. Pada percobaan ini fenomena konduksi terjadi pada saat kubus materi
alumunium dan kuningan dipanaskan dalam gelas kimia yang didalamnnya sudah terdapat air
yang mendidih kemudian kubus tersebut menyerap kalor dan kedua kubus tersebut
dipindahkan kedalam kalorimeter yang berisi air bersuhu rendah akibat itu terjadi perististiwa
konduksi dimana kalor yang terdapat pada kubus materi yang bersuhu tinggi yaitu 90 o
C
berpindah ke air yang bersuhu rendah yaitu 29 o
C untuk alumunium dan bersuhu 30o
C untuk
kuningan oleh sebab itu air tersebut menyerap kalor, partikel-partikel yang terdapat dalam
kubus materi tidak berpindah melainkan hanya kalornya saja.
Fenomena selanjutnya yaitu konveksi yang merupakan perpindahan kalor atau panas
dari suatu zat disertai dengan partikel zat penyusun benda tersebut. Pada percobaan ini
28. 21
konveksi terjadi pada saat memanaskan air yang ada di dalam gelas kimia menggunakan
kompor listrik ketika air mendidih suhu yang ada pada air lebih tinggi dibandingkan suhu
yang ada pada udar oleh karena itu terjadi perpindahan kalor dari air ke udara, perpindahan
tersebut disertai perpindahan partikel air yang berubah wujud dari air menajdi gas.
Fenomena yang terakhir yaitu radiasi yang merupakan perpindahan zat kalor yang
tidak menggunakan zat perantara. Pada percobaan ini radiasi terjadi pada saat melakukan
pemanasan menggunakan kompor listrik dimana panas panas yang berasal dari api terasa
pada tangan praktikan, hal itu terjadi karena kalor panas atau kalor yang dipamcarkan oleh
kompor listrik dilepas ke segala arah sehingga praktikan yang ada disekitarnya menerima
kalor tersbeut meskipun tidak bersentuhan langsung dengan kompor lisrik.
Pada kalorimeter berlaku hukum 1 termodinamika dengan sistem terisolasi. Dimana
tabung kalorimeter yang digunakan sebagai wadah air, terisolasi dari lingkungan luar. Maka
dari itu pada kalorimeter tidak terjadi perpindahan kalor dari sistem menuju lingkungan
maupun sebaliknya. Hukum 1 termodinamika sendiri menyatakan bahwa energi tidak bisa
diciptakan atau dimusnahkan melainkan bisa diubah dari bentuk satu ke bentuk lainnya. Pada
saat kubus materi dipanaskan dengan kompor listrik yang berisi air yang bersuhu tinggi
setelah itu dipindahkan kedalam kalorimeter yang berisi air bersuhu rendah berlaku hukum
termodinamika 2 yaitu Mengungkapkan bahwa aliran kalor mengalir secara spontan dari
benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu rendah dan tidak mengalir secara spontan dalam arah
kebalikannya
Tujuan dari percobaan ini untuk menentukan kalor jenis benda dengan menggunakan
kalorimeter. Kalor jenis yang didapat dengan cara memanaskan kubus alumunium dan
kuningan. Kedua kubus tersebut dipanaskan hingga suhu 90 o
C kemudian kedua kubus
tersebut dimasukkan kedalam kalorimeter yang berisi air setelah itu terjadi penerimaan kalor
oleh air sehingga suhu air berubah maka perubahan suhu tersebut dapat membantu praktikan
dalam menghitung nilai kalor jenis.
Setelah mendapatkan data massa kalorimeter, massa pengaduk, massa air,massa
kubus dan perubahan suhunya maka dapat dihitung nilai kalor jenis (c) kedua kubus tersebur
dengan menggunakan formula kalor jenis.menghitung terlebih dahulu kalor yang diterima
29. 22
kalorimeter lalu hitung kalor yang diberikan oleh kubus materi tersebut. Selanjutnya
keduanya dimasukkan kedalam persamaan asas black yaitu kalor yang diserap sama dengan
kalor yang diterima, maka kalor jenis benda kubus materi dapat diketahui.
Pada percobaan ini didapatkan hasil nilai kalor jenis (c) pada kubus alumunium
sebesar 895,1 J/kg o
K dan pada kubus kuningan sebesar 361,3 J/kg o
K ,sedangkan nilai kalor
jenis (c) pada litelatur alumunium sebesar 900 J/Kgo
C dan kuningan sebesar 380 J/Kgo
C
(sumber : Fisika, kane & Sterheim,1991.) yang dikutip dari repository. Wina.ac.id. perbedaan
nilai kalor jenis (c) pada percobaan dengan lietalur dibuktikan dengan persen kesalahan yang
didapat pada nilai kalor jenis (c) alumunium sebesar 0,547 % dan nilai kalor jenis (c) pada
kuningan sebesar 4,92 %. Terjadi perbedaan nilai kalor jenis (c) pada percobaan dengan
lietalur dan tidak terlalu signifikan kesalahannya tetapi membuktikan adanya kesalahan-
kesalahan yang terjadi pada saat percobaan.
Terdapat berbagai macam kesalahan-kesalahan yang mungkin diantaranya praktikan
kurang tepat dalam mengukur suhu awal dan suhu akhir, kurang rapatnya adalam menutup
kalorimeter , kurang tepat saat memberhentikan stopwatch dan kurang stabilnya dalam proses
pengadukan kalorimeter. Alat yang digunakan juga kurang presisi karena sudah sering
digunakan dan kondisinya sudah tidak baik sehingga nilai yang didapat tidak tepat.
30. BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum panas jenis dan
kalorimeter sebagai berikut :
Nilai kalor jenis yang didapat dari percobaan yaitu untuk alumunium sebesar
895 J/kg o
K dan untuk kuningan sebesar 895,1 J/kg o
K.
5.2 Saran
Adapun saran untuk praktikum selanjutnya sebagai berikut :
1. Lebih teliti dalam mengukur suhu awal dan suhu akhir benda supaya tidak salah
dalam perhitungan kalor jenis benda.
2. Kalorimeter dipastikan tertutup rapat dan ketika mengaduk kalorimeter harus stabil
3. Stopwatch harus diberhentikan secara tepat saat melakukan percobaan.
4. Alat-alat yang digunakan semuanya harus dalam kondisi baik dan layak untuk
31. DAFTAR PUSTAKA
[1] Hatimal, Husnul. 2013. LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR
IKALORIMETER DAN KAPASITAS KALOR JENIS. www.academia.edu.
https://www.academia.edu/7135781/Laporan_praktikum_kalorimeter
[2] Eugenia, Maria. KALORIMETER. www.academia.edu.
https://www.academia.edu/10608340/Laporan_praktikum_fisika_dasar_1
[3] Hois, Hendrik. LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR KALOR JENIS.
www.academia.edu.
https://www.academia.edu/11661297/LAPORAN_PRAKTIKUM_FISIKA_D
ASAR_KALOR_JENIS
[4] Halliday, David dan Robert Resnick. 1985.Fisika edisi ketiga Jilid 1
.Jakarta:Erlangga
[5] Tipler, Paul A. 1998.Fisika Edisi Ketiga Jilid 1. Jakarta:Erlangga
32. 25
LAMPIRAN A
PERHITUNGAN
• Percobaan 1(Alumunium)
Diketahui :
m kalorimeter : 45,7 gr = 45,7 x 10-3
kg
c kalorimeter : 910 J/Kg o
C
m air : 124,7 gr = 124,7 x 10-3
kg
c air : 4,2 x 103
J/kg.k
m pengaduk : 15,4 gr = 15,4 x 10-3
kg
c pengaduk : 910 J/Kg o
C
mb : 21,2 gr = 21,2 x 10-3
kg
Ta : 31o
C = 304 k
To : 29 o
C = 302 k
T : 90 o
C = 363 k
C Alumunium Litealaur : 900 J/kg o
C
Tentukan : c Alumunium percobaan (Cb)
Jawaban :
𝑐𝑏𝑒𝑛𝑑𝑎=
(𝑚𝑘.𝑐𝑘+𝑚𝑝.𝑐𝑝+𝑚𝑎𝑐𝑎)(𝑇𝑎−𝑇𝑜)
𝑚𝑏(𝑇−𝑇𝑜)
=
(45,7 x 10−3.910+.15,4 𝑥 10−3𝑥 910 +124,7 x 10−3 x 4,2 x 103 )(304−302)
21,2 x 10−3(363−302)
= 895,1 J/kg o
K
% kesalahan
% Eror = |
𝑐 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑎𝑙𝑢𝑟−𝑐 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛
𝑐 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑎𝑙𝑢𝑟
| x 100%
= |
900−895,1
895,1
| x 100% = 0,547%
• Percobaan 2 (Kuningan)
m kalorimeter : 45,7 gr = 45,7 x 10-3
kg
c kalorimeter : 910 J/Kg o
K
c pengaduk : 910 J/Kg o
K
m air : 124,7 gr = 124,7 x 10-3
kg
c air : 4,2 x 103
J/kg.k
m pengaduk : 15,4 gr = 15,4 x 10-3
kg
33. 26
mb : 66,8 gr = 66,8 x 10-3
kg
Ta : 32,5 o
C = 305,5 K
To : 30 o
C = 303 K
T : 90 o
C = 363 K
C Kuninan Litealaur : 380 J/kg o
C
Tentukan : c kuningan percobaan (Cb)
𝑐𝑏𝑒𝑛𝑑𝑎=
(𝑚𝑘.𝑐𝑘+𝑚𝑝.𝑐𝑝+𝑚𝑎𝑐𝑎)(𝑇𝑎−𝑇𝑜)
𝑚𝑏(𝑇−𝑇𝑜)
=
(45,7 x 10−3.910+.15,4 𝑥 10−3𝑥 910 +124,7 x 10−3 x 4,2 x 103 )(305,5−303)
66,8 x 10−3(363−303)
= 361,3 J/kg o
K
% kesalahan
% Eror = |
𝑐 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑎𝑙𝑢𝑟−𝑐 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛
𝑐 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑎𝑙𝑢𝑟
| x 100%
= |
380−361,3
380
| x 100% = 4,92 %
34. 27
LAMPIRAN B
JAWABAN PERTANYAAN DAN TUGAS KHUSUS
B.1 Jawaban Pertanyaan Modul
1. Apa yang dimaksud dengan kalor, kalor jenis dan kapasitas kalor?
- Kalor merupakan suatu bentuk energi yang berpindah dari benda bersuhu
tinggi ke benda bersuhu rendah. Benda yang menerima kalor wujudnya
atau suhunya akan berubah. Benda yang melepas kalor, suhunya akan
turun atau wujudnya berubah,
- Kalor jenis adalah banyaknya kalor yang diserap atau diperlukan oleh 1
gram zat untuk menaikkan suhu sebesar 1⁰C. Kalor jenis juga diartikan
sebagai kemampuan suatu benda untuk melepas atau menerima kalor.
- Kapasitas kalor adalah jumlah kalor yang diserap oleh benda bermassa
tertentu untuk menaikkan suhu sebesar 1⁰C.
2. Sebutkan macam-macam perpindahan panas!
- Konduksi
Perpindahan kalor melalui zat penghantar tanpa disertai perpindahan partikel.
- Konveksi
Perpindahan kalor dari suatu zat dengan disertai perpindahan partikel-partikel zat
penyusun benda tersebut.
- Radiasi
Perpindahan kalor yang tidak menggunakan zat perantara tertentu.
3. Sebutkan termodinamika 0,1,2, dan 3!
1. Hukum ke-nol termodinamika
mengungkapkan bahwa jika dua buah sistem setimbang termal denga
sistem ketiga maka keduanya juga setimbang termal satu dengan yang lain.
Hukum ini dikenal pula sebagai hukum kesetimbangan termal.
2. Hukum Ke 1 Termodinamika ( Hukum Kekekalan Energi)
Mengungkapkan bahwa Energi tidak bisa diciptakan maupun dimusnahkan.
ntuk setiap proses apabila kalor Q diberikan kepada sistem dan sistem
melakukan usaha W, maka akan terjadi perubahan energi dalam ΔU = Q – W.
3. Hukum ke-2 Termodinamika
Mengungkapkan bahwa aliran kalor mengalir secara spontan dari
benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu rendah dan tidak mengalir secara
spontan dalam arah kebalikannya.
35. 28
4. Hukum ke-3 Termodinamika
Mengungkapkan bahwa pada saat suatu sistem mencapai temperatur nol
absolut (temperatur Kelvin) semua proses akan berhenti dan entropi sistem
akan mendekati nilai minimum.hukum ini jugga menyatakn bahwa entropi
benda berstruktur kristal sempurna pada temperatur nol absolut bernilai nol.
4. Sebuah zat memiliki kalor sebanyak 420 kalori, hitung jumlah kalor dalam
joule !
1 kalori = 4,2 Joule
420 kalori = 420 x 4,2 = 1764 Joule
5. Sebuah logam panjangnya 4 meter, memiliki luas penampang 10 cm2
memiliki suhu 25 o
C dicelupkan dalam air panas yang memiliki suhu 100 o
C.
Jika konduktivitas termal logam 4,8 J/s.m.K, hitung laju hantaran kalor
sepanjang batang besi tersebut!
L= 4 m
A= 10 cm2
= 10 x 10-4
m2
T1 = 25o
C = 298 K
T2 = 100o
C = 373 K
∆T = (373-298) = 75 K
K= 4,8 J/s.m.K
H =
𝐾 𝐴 ∆T
𝐿
=
4,8 x 10 x 10−4 𝑥 75
4
= 0,09 J/s.
B.2. Tugas Khusus
36. 29
LAMPIRAN C
GAMBAR ALAT YANG DIGUNAKAN
Gambar C.1 Termometer Gambar C.2 Benang Nilon
Gambar C.3 Gelas Kimia Gambar C. Kalorimeter
Gambar C.5 Kompor Listrik Gambar C.6 Kubus Materi
38. 31
BLANGKO PERCOBAAN PANAS JENIS DAN KALORIMETER
DATA PRAKTIKAN
NAMA MUHAMMAD DESAR EKA SYAPUTRA
NIM/GRUP 3334200010/C3
JURUSAN TEKNIK METALURGI
REKAN 'Afif Rizky Tri Nugroho/3334200033
Miftahul Jannah Ardani/3334200064
Rafi Nurdwi Raharjo/3334200081
TGL
PEROBAAN
19 Maret 2021
JENIS BENDA MASSA (gr)
Kalorimeter
Kosong
45,7 45,7 45,7
Pengaduk 15,4 15,4 15,4
Kalorimeter + ½
bagian air
170,4 170,4 170,4
Kubus materi
1(ALUMUNIUM)
21,2 21,2 21,2
Kubus materi 1
(KUNINGAN)
66,8 66,8 66,8
PERCOBAAN
Temperatu
r akhir
(Ta)
Temperatu
r akhir
(Ta)
c
(J/kg°K)
%
kesalahan
PERCOBAAN 1
Suhu air
dalamKalori
meter
Mula-mula (T0) 29 °C
Suhu kubus materi
1(Alumunium) (T
) 90 o
C
15 detik 31
°C
30 detik 31
°C
45 detik 31
°C
60 detik 31
°C
75 detik 31
°C
90 detik 31
°C
105 detik 31
°C
120 detik 31
165 detik 31
°C
180 detik 31
°C
195 detik 31
°C
210 detik 31
°C
225 detik 31
°C
240 detik 31
°C
255 detik 31
°C
270 detik 31
895,1 0,547
39. 32
°C
135 detik 31
°C
150 detik 31
°C
°C
285 detik 31
°C
300 detik 31
°C
PERCOBAAN 2
Suhu air
dalamKalori
meter
Mula-mula (T0)30 °C
Suhu kubus materi
2(Kuningan) (T)
90 o
C
15 detik 32,5
°C
30 detik 32,5
°C
45 detik 32, 5
°C
60 detik 32,5
°C
75 detik 32,5
°C
90 detik 32,5
°C
105 detik 32, 5
°C
120 detik 32, 5
°C
135 detik 32, 5
°C
150 detik 32,5
°C
165 detik 32,5
°C
180 detik 32, 5
°C
195 detik 32,5
°C
210 detik 32,5
°C
225 detik 32,
5 °C
240 detik 32,
5 °C
255 detik 32, 5
°C
270 detik 32,
5 °C
285 detik 32,
5 °C
300 detik 32,5
°C
361,3 4,92
Suhu ruang awal = 19 0
C
Suhu ruang akhir = 19 0
C
Sikap Barometer awal= 755 mmHg
Sikap Barometer akhir = 755 mmHg