SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
Download to read offline
Indah Nurina Fitri Hapsari / ITB 2010
LAPORAN PRAKTIKUM KI1101 KIMIA DASAR IA
MODUL III
TERMOKIMIA
Nama: Indah Nurina Fitri Hapsari
NIM: 16010275
Nama asisten: Nina Amelia (13008053)
Tanggal percobaan: 25 Oktober 2010
Tanggal pengumpulan: 1 November 2010
LABORATORIUM KIMIA DASAR
PROGRAM STUDI KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2010
Indah Nurina Fitri Hapsari / ITB 2010
I Tujuan Percobaan
1. Menentukan tetapan kalorimeter (k) melalui perbedaan kalor yang diserap dan diterima
oleh air saat pencampuran air dengan temperatur berbeda.
2. Menentukan kalor reaksi Zn(s) + CuSO4 (aq)
3. Menentukan kalor pelarutan etanol dalam air
4. Menentukan kalor penetralan NH4 dah HCl
5. Menentukan kalor penetralan NaOH dan CH3COOH
II Teori Dasar
Termokimia adalah bagian dari termodinamika yang mempelajari perpindahan dan perubahan
energi pada suatu reaksi. Hukum termodinamika I menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan
maupun dimusnahkan tetapi dapat berubah dari bentuk satu ke bentuk yang lain. Begitu juga dalam
sebuah reaksi kimia, sesuai dengan hukum termodinamika perubahan energi dalam dari suatu sistem
termodinamika tertutup sama dengan total dari jumlah energi kalor yang disuplai ke dalam sistem dan
kerja yang dilakukan terhadap sistem.
Reaksi kimia meliputi pelepasan dan penggabungan ikatan kimia. Pada hampir semua
reaksi, ketika ikatan terbentuk, energi kimia sistem akan berkurang. Ibarat dua buah benda
yang saling tarik menarik, kemudian didekatkan, maka potensial energinya akan berkurang.
Dalam reaksi kimia, potensial energi disebut dengan energi kimia. Saat terjadi pembentukan
ikatan, sebagian energi kimia berubah menjadi energi kinetik. Energi kinetik menyebabkan
temperatur meningkat. Jika reaksi terjadi pada sistem yang tidak terisolasi, maka panas akan
dilepas ke lingkungan. Reaksi yang melepaskan panas ke lingkungan disebut reaksi
eksotermik.
Reactant Product + heat
Sebaliknya, reaksi pelepasan ikatan membutuhkan energi untuk memisahkan ikatan yang
saling tarik menarik. Reaksi yang membutuhkan energi disebut reaksi endotermik. Jika reaksi
terjadi pada sistem yang tidak terisolasi, maka temperatur lingkungan akan menurun seiring
dengan mengalirnya panas ke sistem.
Reactant + energy Product
Kuat lemahnya sebuah ikatan dapat ditentukan melalui banyaknya energi yang dibutuhkan
untuk melepas ikatan tersebut.
Indah Nurina Fitri Hapsari / ITB 2010
Jumlah panas yang dilepas atau yang diserap dalam sebuah reaksi kimia disebut panas
reaksi. Panas reaksi dapat diukur melalui perubahan temperatur, yang dapat diukur
menggunakan alat yang disebut kalorimeter. Kalorimeter biasa digunakan apabila pada saat
reaksi volume atau tekanan dalam keadaan konstan. Reaksi pada volume konstan dapat
dilakukan dalam container tertutup yang rigid. Sedangkan reaksi dengan tekanan konstan
dapat diperoleh pada reaksi dalam container terbuka.
Pada umumnya, pada sebuah reaksi terjadi pertukaran panas antara kalorimeter dan
isinya., sehingga kita perlu menentukan kalor yang diserap oleh kalorimeter. Jumlah kalor
yang diserap oleh kalorimeter untuk menaikkan temperaturnya sebesar 1 derajat disebut
sebagai tetapan kalorimeter. Salah satu cara untuk menentukan tetapan kalorimeter adalah
mencampurkan sejumlah air dingin (massa m1, suhu T1) dengan sejumlah air hangat (massa
m2, suhu T2) di dalam kalorimeter yang akan ditentukan tetapannya. Perbedaan temperatur air
yang dicampurkan harus diatur agar tidak lebih dari 10 derajat. Jika kalorimeter tidak
menyerap kalor dari campuran ini, kalor yang diberikan air panas harus sama dengan kalor
yang diserap air dingin. Tetapi, apabila terdapat perbedaan antara kalor yang diserap air
dingin dan dilepaskan oleh air panas, maka perbedaan kalor itulah yang diserap oleh
kalorimeter. Harga tetapan kalorimeter diperoleh dengan membagi jumlah kalor yang diserap
kalorimeter dengan perubahan temperatur pada kalorimeter.
III Cara Kerja
Percobaan I
Penentuan tetapan kalorimeter
Sebanyak 25 cm3
air dimasukkan ke dalam kalorimeter. Kemudian temperatur dicatat. 25
cm3
air yang lain dipanaskan di gelas kimia menggunakan bunsen burner hingga ±10° di atas
temperatur kamar. Setelah itu, air yang telah dipanaskan dimasukkan ke dalam kalorimeter
dan diaduk. Kalorimeter ditutup rapat. Temperatur dicatat selama 10 menit selang satu menit.
Hasil dinyatakan dalam grafik selang waktu Vs temperatur.
Indah Nurina Fitri Hapsari / ITB 2010
Percobaan II
Penentuan kalor reaksi Zn(s) + CuSO4 (aq)
Sebanyak 50 cm3
larutan 1M CuSO4 dimasukkan ke dalam kalorimeter. Kemudian,
temperatur dicatat selama 2 menit selang waktu ½ menit. Bubuk Zn ditimbang hingga 3-3,10
gram dan dimasukkan ke dalam kalorimeter. Temperatur dicatat selama 10 menit selang 1
menit setelah pencampuran. Hasil dinyatakan dalam grafik selang waktu Vs temperatur.
Percobaan III
Penentuan kalor pelarutan etanol dalam air
Sebanyak 18 cm3
air dimasukkan ke dalam kalorimeter menggunakan buret. Temperatur
air dalam kalorimeter dicatat selama 2 menit selang ½ menit. 29 cm3
etanol dimasukkan ke
dalam buret lain dan dicatat temperaturnya. Etanol dimasukkan ke dalam kalorimeter dan
dikocok. Temperatur dicatat selama 4 menit dengan selang waktu ½ menit. Hasil dinyatakan
dalam grafik selang waktu Vs temperatur. Percobaan dilakukan dengan berbagai
perbandingan volum.
No
Volume (cm3
) Mol
air/mol
etanol
Air Etanol
1. 18,0 29,0 2
2. 27,0 19,3 5
3. 36,0 14,5 8
4. 36,0 11,6 10
5. 36,0 5,8 20
6. 45,0 4,8 30
Percobaan IV
Penentuan kalor penetralan HCl dan NaOH
Sebanyak 25cm3
HCl 2 M dimasukkan ke dalam kalorimeter. Kedudukan temperatur
dicatat. 25 cm3
NaOH 2,05 M diatur agar bertemperatur sama dengan HCl. Kemudian NaOH
dituang ke dalam kalorimeter. Campuran dikocok dan temperatur campuran dicatat selama 5
menit selang 2 menit. Hasil dibuat dalam bentuk grafik temperatur Vs selang waktu.
Indah Nurina Fitri Hapsari / ITB 2010
Percobaan V
Penentuan kalor penetralan HCl dan NH4OH
Sebanyak 25cm3
HCl 2 M dimasukkan ke dalam kalorimeter. Kedudukan temperatur
dicatat. 25 cm3
NH4OH 2,05 M diatur agar bertemperatur sama dengan HCl. Kemudian
NH4OH dituang ke dalam kalorimeter. Campuran dikocok dan temperatur campuran dicatat
selama 5 menit selang 2 menit. Hasil dibuat dalam bentuk grafik temperatur Vs selang
waktu.
Percobaan VI
Penentuan kalor penetralan NaOH dan CH3COOH
Sebanyak 25cm3
CH3COOH 2 M dimasukkan ke dalam kalorimeter. Kedudukan
temperatur dicatat. 25 cm3
NaOH 2,05 M diatur agar bertemperatur sama dengan CH3COOH.
Kemudian NaOH dituang ke dalam kalorimeter. Campuran dikocok dan temperatur
campuran dicatat selama 5 menit selang 2 menit. Hasil dibuat dalam bentuk grafik temperatur
Vs selang waktu.
IV Hasil dan Perhitungan
Percobaan I
Penentuan tetapan kalorimeter
Volume air dingin = Volume air hangat = 25cm3
Massa jenis air = 1 g/cm3
Massa air dingin = Massa air hangat = 𝜌 x V = 1 g/cm3
x 25cm3
= 25 g
Temperatur air dingin : 27℃
Temperatur air hangat : 42℃
Tabel temperatur campuran selama 10 menit selang 1 menit
Waktu (menit) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Temperatur 32,5℃ 32℃ 32℃ 32℃ 32℃ 32℃ 32℃ 32℃ 32℃ 32℃
Indah Nurina Fitri Hapsari / ITB 2010
Yintercept (x=0)= -0.0273x + 32.2 = 32.2
Temperatur campuran (pada t=0) = 32,2℃
Perhitungan:
a. Kalor yang diserap air dingin
Q1= mair x cair x ∆𝑇2
= 25g x 4,2 J/gK x (32,2℃ - 27℃) = 546 Joule
b. Kalor yang dilepas air panas
Q2= mair x cair x ∆𝑇2
= 25g x 4,2 J/gK x (42℃ - 32,2℃)= 1029 Joule
c. Kalor yang diterima kalorimeter
Q3= Q2 - Q1 = 1029 Joule – 546 Joule = 483 Joule
d. Tetapan kalorimeter
k=
𝑄3
∆𝑇2
=
483 𝑗𝑜𝑢𝑙𝑒
5.2 𝐾
= 92.9 J/K
Percobaan II
Penentuan kalor reaksi Zn(s) + CuSO4 (aq)
Tetapan Kalorimeter= 84 J/K cZnSO4= 3,52 J/gK Volume ZnSO4= 50 cm3
Massa jenis ZnSO4= 1,14 g/cm3
Maka, massa ZnSO4= 𝜌 x V = 50 cm3 x 1,14 g/cm3
= 57g
Temperatur awal larutan CuSO4= 27℃
32,5
32 32 32 32 32 32 32 32 32
y = -0,027x + 32,2
R² = 0,272
31,8
31,9
32
32,1
32,2
32,3
32,4
32,5
32,6
0 2 4 6 8 10 12
Temperatur(ºC)
Selang waktu (menit)
Grafik
Temperatur Campuran Vs Selang Waktu
Indah Nurina Fitri Hapsari / ITB 2010
Tabel temperatur Zn(s) + CuSO4 (aq) selama 10 menit selang 1 menit
Waktu (menit) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Temperatur 32℃ 32℃ 32℃ 33℃ 35℃ 35℃ 35℃ 35℃ 36℃ 36℃
Grafik temperatur Zn(s) + CuSO4 (aq) selama 10 menit selang 1 menit
Yintercept(x=0) = 0.5152x + 31.267= 31,27
Perhitungan
a. Kalor yang diserap larutan
Q4= mZnSO4 x cZnSO4 x ∆𝑇4
= 57g x 3,52 J/gK x (31,27ºC-27℃)=856,7 Joule
b. Kalor yang diserap kalorimeter
Q5= K x ∆𝑇4
= 84 J/K x 4,27K =358,68 Joule
c. Kalor reaksi
Q6 = Q5+ Q4 = 856,7 Joule + 358,68 Joule =1215,38 Joule
d. Entalpi reaksi
ΔHr = -
𝑄6
0,04 𝑚𝑜𝑙
= -
1215,38 𝐽𝑜𝑢𝑙𝑒
0,04 𝑚𝑜𝑙
= - 30384,5 J/mol
y = 0,515x + 31,26
R² = 0,879
30
32
34
36
38
0 2 4 6 8 10 12
Temperatur(ºC)
Selang waktu (menit)
Grafik Temperatur Campuran
Vs Selang Waktu
Indah Nurina Fitri Hapsari / ITB 2010
Percobaan III
Penentuan kalor pelarutan dalam air
𝜌alkohol = 0,793 g/cm3
𝜌air = 1 g/cm3
cetanol = 1,92 J/gK cair = 4,2 J/gK
Temperatur awal air Temperatur awal etanol
Perhitungan:
a. Kalor yang diserap air (Q7)= mair x cair x ΔT
b. Kalor yang diserap etanol (Q8) = metanol x cetanol x ΔT
c. Kalor yang diserap kalorimeter (Q9) = k x ΔT
d. Kalor yang dihasilkan larutan(Q10) = (Q7) + (Q8) + (Q9)
e. Entalpi pelarutan (ΔH) =
𝑄10
𝑣𝑜𝑙 𝑒𝑡𝑎𝑛𝑜𝑙 58
Q7 Q8 Q9 Q10
Vol
etanol/58
Δ H
446.04 260.544 309.75 1016.334 0.5 2032.668
714.42 185.0688 330.75 1230.239 0.332759 3697.0907
892.08 130.272 309.75 1332.102 0.25 5328.408
831.6 97.152 288.75 1217.502 0.2 6087.51
529.2 30.912 183.75 743.862 0.1 7438.62
472.5 18.24 131.25 621.99 0.082759 7515.7125
Vair (cm3
) 18 27 36 36 36 45 Vetanol(cm3
) 29 19.3 14.5 11.6 5.8 4.8
Tawal (0
C) 26 26 26 26 26 26 Tawal (0
C) 25 25 25 25 25 25
Waktu (menit)
0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 4.0
metanol=
𝜌xv
T Awal TAkhir ∆T
mol
air/mol
etanol
Vair(cm3
) Vetanol(cm3
)
18 29 31 31 31 31 31 31 30 30 23 25.5 31.4 5.9 2
27 19.3 32 32 31 31 31 31 31 31 15.3 25.5 31.8 6.3 5
36 14.5 32 32 32 32 31 31 31 31 11.5 25.5 31.4 5.9 8
36 11.6 31 31 31 31 31 31 31 31 9.2 25.5 31 5.5 10
36 5.8 29 29 29 29 29 29 29 29 4.6 25.5 29 3.5 20
45 4.8 28 28 28 28 28 28 28 28 3.8 25.5 28 2.5 30
Indah Nurina Fitri Hapsari / ITB 2010
Grafik ΔH pelarutan terhadap mol air/mol etanol
Maka kalor pengenceran tak hingga= 7600 J/mol
Percobaan IV
Penentuan kalor penetralan HCl dan NaOH
k = 92.9 J/K
Volume HCl = Volume NaOH= 25 cm3
𝜌larutan = 1,03 g/cm3
clarutan = 3,96 J/gK
Massa larutan = Vtotal x 𝜌larutan = 1,03 g/cm3
x 50 cm3
= 51,5 g
Tawal HCl = 26,8 ºC
Tawal NaOH = 26,8 ºC
Temperatur larutan HCl + NaOH
Waktu (detik) 30 60 90 120 150 180 210 240 270 300
Temperatur (ºC) 35 35 35 35 34 34 34 34 34 34
Yintercept(x=0) = -0.2909x + 35.2 = 35,2
2032,668
3697,0906
94
5328,408
6087,51
7438,62 7515,7125
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
7000
8000
0 10 20 30 40
ΔH(J/mol)
mol air/mol atanol
y = -0,290x + 35,2
R² = 0,727
33
33,5
34
34,5
35
35,5
36
36,5
37
0 1 2 3 4 5 6
Temperatur(ºC)
Selang waktu (menit)
Grafik Temperatur Vs Selang Waktu
Indah Nurina Fitri Hapsari / ITB 2010
Reaksi
n HCl = M x v = 2 x 25x10-3
= 0,05
n NaOH = Mx V= 2,05 x 25 x 10-3
= 0,05125
NaOH(aq) + HCl(aq)  NaCl + H2O
M 0,05 0,05125 - -
B 0,05 0,05 0,05 0,05
S 0 0,00125 0,05 0,05
Perhitungan:
a. Kalor yang diserap larutan (Q11)
Q11= mlar x clar x ΔT = 51,5 g x 3,96 J/gK x (35,2 ºC -26,8ºC) = 1713,096 J
b. Kalor yang diserap kalorimeter (Q12)
Q12= k x ΔT = 92.9 J/K x (35,2 ºC -26,8ºC) = 295,68 J
c. Kalor reaksi (Q13)
Q13 = Q11 + Q12 = 2008,776 J
d. Kalor penetralan
ΔHn= −
𝑄13
𝑚𝑜𝑙 𝑁𝑎𝐶𝑙
= −
2008,776
0,05
= - 40175,52 J/mol
Percobaan V
Penentuan kalor penetralan HCl dan NH4OH
k = 92.9 J/K
Volume HCl = Volume NH4OH= 25 cm3
𝜌larutan = 1,015 g/cm3
clarutan = 3,96 J/gK
Massa larutan = Vtotal x 𝜌larutan = 1,015 g/cm3
x 50 cm3
= 50,75 g
Tawal HCl = 27 ºC
Tawal NaOH = 27 ºC
Temperatur larutan HCl + NH4OH
Waktu (detik) 30 60 90 120 150 180 210 240 270 300
Temperatur (ºC) 37 37 37 37 36.5 36 36 36 36 36
Indah Nurina Fitri Hapsari / ITB 2010
Yintercept(x=0) = -0.297x + 37.267= 37,267
Reaksi
n HCl = M x v = 2 x 25x10-3
= 0,05
n NH4OH = Mx V= 2,05 x 25 x 10-3
= 0,05125
NH4OH(aq) + HCl(aq)  NH4Cl + H2O
M 0,05 0,05125 - -
B 0,05 0,05 0,05 0,05
S 0 0,00125 0,05 0,05
Perhitungan:
a. Kalor yang diserap larutan (Q14)
Q14= mlar x clar x ΔT = 50,75 g x 3,96 J/gK x (37,267 ºC -27ºC) = 2063,36 J
b. Kalor yang diserap kalorimeter (Q15)
Q15= k x ΔT = 92.9 J/K x (37,267 ºC -27ºC) = 953,8 J
c. Kalor reaksi (Q16)
Q16 = Q14 + Q15 = 3017,1643 J
d. Kalor penetralan
ΔHn= −
𝑄16
𝑚𝑜𝑙 𝑁𝐻4𝐶𝑙
= −
3017,1643
0,05
= - 60343,3 J/mol
Percobaan V
Penentuan kalor penetralan CH3COOH dan NaOH
k = 84 J/K
Volume CH3COOH = Volume NaOH= 25 cm3
𝜌larutan = 1,098 g/cm3
clarutan = 4,02 J/gK
Massa larutan = Vtotal x 𝜌larutan = 1,098 g/cm3
x 50 cm3
= 54,9 g
y = -0,297x + 37,26
R² = 0,817
35,5
36
36,5
37
37,5
0 1 2 3 4 5 6
Temperatur(ºC)
Selang waktu (menit)
Grafik Temperatur Vs Selang
Waktu
Indah Nurina Fitri Hapsari / ITB 2010
Tawal CH3COOH = 26 ºC
Tawal NaOH = 26 ºC
Temperatur larutan HCl + NaOH
Waktu (detik) 30 60 90 120 150 180 210 240 270 300
Temperatur (ºC) 33 33 33 33 33 33 33 32 32 32
Yintercept(x=0) = -0.2545x + 33.4=33,4
Reaksi
n CH3COOH = M x v = 2 x 25x10-3
= 0,05
n NaOH = Mx V= 2,05 x 25 x 10-3
= 0,05125
NaOH(aq) + CH3COOH (aq)  CH3COONa + H2O
M 0,05 0,05125 - -
B 0,05 0,05 0,05 0,05
S 0 0,00125 0,05 0,05
Perhitungan:
a. Kalor yang diserap larutan (Q17)
Q17= mlar x clar x ΔT = 54,9 g x 4,02 J/gK x (33,4 ºC -26ºC) = 1633,1652 J
b. Kalor yang diserap kalorimeter (Q18)
Q18= k x ΔT = 84 J/K x (33,4 ºC -26ºC) = 621,6J
c. Kalor reaksi (Q19)
Q19 = Q18 + Q17 = 2254,77 J
d. Kalor penetralan
ΔHn=-
𝑄19
𝑚𝑜𝑙 𝑁𝐻4𝐶𝑙
= -
2254,77
0,05
= - 45095,304 J/mol
y = -0,254x + 33,4
R² = 0,636
31,8
32
32,2
32,4
32,6
32,8
33
33,2
33,4
0 2 4 6
Temperatur(ºC)
Selang waktu (menit)
Grafik Temperatur Vs Selang
Waktu
Indah Nurina Fitri Hapsari / ITB 2010
V Pembahasan
Sesuai dengan hukum termodinamika, kalor yang diserap sama dengan kalor yang
dilepas. Dalam percobaan pertama, sesuai perhitungan, kalor yang diserap air dingin adalah 546
Joule sedangkan kalor yang dilepas oleh air panas adalah 1029 Joule. Terdapat perbedaan antara
kalor yang dilepas dan diterima. Maka dapat dikatakan sebagian kalor yang dilepas air panas
ditangkap oleh kalorimeter. Perbedaan antara kalor yang diterima oleh air dingin dan kalor yang
dilepas air panas merupakan kalor yang diserap kalorimeter. Maka, kalor yang diserap
kalorimeter adalah 1029 Joule - 546 Joule = 483 Joule. Tetapan kalorimeter adalah Banyaknya
kalor yang dibutuhkan untuk meningkatkan suhu kalorimeter sebesar 1 derajat. 483 Joule adalah
banyaknya kalor yang dibutuhkan kalorimeter untuk menaikkan suhu sebesar ΔT. T akhir
diperoleh melalui regresi linear dari data suhu dalam selang waktu tertentu. X-axis pada
persamaan yang telah diperoleh melalui regresi linear diisi dengan 0 untuk mengetahu nilai suhu
tepat saat pencampuran terjadi. Kemudian ΔT = Tawal-T akhir . T awal merupakan suhu mula-mula
air dingin karena sepertihalnya kalorimeter, air dingin menyerap kalor. Maka tetapan
kalorimeternya adalah 483 Joule / 5,2 K=92,9 J/K.
Pada percobaan kedua, Suhu mula-mula CuSO4 adalah 27ºC. Kemudian setelah padatan
Zn dicampurkan ke dalam CuSO4, suhu meningkat. Maka dapat dikatakan bahwa reaksi
merupakan reaksi eksoterm yaitu reaksi yang melepas energi. Energi yang dilepas itulah yang
menyebabkan kenaikan suhu. Kalor reaksi dari reaksi tersebut adalah jumlah dari kalor yang
diserap kalorimeter ditambah jumlah kalor CuSO4. Maka jumlah kalor reaksi = (mZnSO4 x cZnSO4
x ∆𝑇4) + ( k x ∆𝑇4). T akhir diperoleh melalui regresi linear dari data suhu dalam selang waktu
tertentu. X-axis pada persamaan yang telah diperoleh melalui regresi linear diisi dengan 0 untuk
mengetahu nilai suhu tepat saat pencampuran terjadi. Kemudian ΔT = Tawal-T akhir . T awal. Maka
kalor reaksi yang didapat adalah 1215,38. ΔH reaksi = -
𝑄
𝑛
= - 30384,5 J/mol (negatif
menunjukkan bahwa reaksi merupakan reaksi eksoterm).
Pada percobaan 4,5, dan 6 terjdi pencampuran asam dan basa, sehingga terbentuk garam.
Reaksi tersebut disebut reaksi netralisasi, sehinga entalpinya disebut ΔH neutralization / ΔHn.
Sesuai dengan hasil percobaan, terjadi kenaikan suhu, yang berarti bahwa ketiga reaksi tersebut
termasuk reaksi eksoterm (kenaikan suhu diakibatkan karena reaksi melepas energi), maka ΔH
bernilai negatif. ΔHn adalah jumlah kalor reaksi dibagi dengan mol garam yang terbentuk.
Sedangkan kalor reaksinya adalah total kalor yang terlibat dalam reaksi, yaitu jumlah kalor
larutan ditambah jumlah kalor yang diserap kalorimeter. Maka:
Indah Nurina Fitri Hapsari / ITB 2010
ΔHn = Qtotal / ngaram
= (Qkalorimeter + Qlarutan )/ n garam
= [ (k x ΔT) + (mlar x clar x ΔT)] / n garam
VI Simpulan
1. Tetapan Kalorimeter = 92.9 J/K
2. Kalor reaksi Zn(s)+ CuSO4 = ΔHr = - 30384,5 J/mol
3. Entalpi pengenceran etanol tak hingga = ΔHpengenceran= 7600 J/mol
4. Entalpi penetralan HCl dan NaOH = ΔHn = - 40175,52 J/mol
5. Entalpi penetralan HCl dan NH4OH = ΔHn = - 60343,3 J/mol
6. Entalpi penetralan CH3COOH dan NaOH = ΔHn = - 45095,304 J/mol
VII Daftar Pustaka
Achmad, Hiskia, Tupamahu. 2001. Stoikiometri Energetika Kimia. Bandung: PT Citra Aditya Bakti.
Brady, James E. 1999. Kimia Universitas Asas dan Struktur. Jilid kesatu. Jakarta: Binarupa Aksara.

More Related Content

What's hot

Laporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhanaLaporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhanaasterias
 
Laporan kimfis 1 kelompok i
Laporan kimfis 1 kelompok i Laporan kimfis 1 kelompok i
Laporan kimfis 1 kelompok i Dede Suhendra
 
DISTRIBUSI SOLUT ANTARA DUA PELARUT TAK BERCAMPUR
DISTRIBUSI SOLUT ANTARA DUA PELARUT TAK BERCAMPURDISTRIBUSI SOLUT ANTARA DUA PELARUT TAK BERCAMPUR
DISTRIBUSI SOLUT ANTARA DUA PELARUT TAK BERCAMPURLinda Rosita
 
laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperatur
laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperaturlaporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperatur
laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperaturqlp
 
Ketetapan kesetimbangan
Ketetapan kesetimbangan Ketetapan kesetimbangan
Ketetapan kesetimbangan Dede Suhendra
 
Volume molal parsial
Volume molal parsialVolume molal parsial
Volume molal parsialqlp
 
kalor penguapan sebagai energi pengaktifan
kalor penguapan sebagai energi pengaktifankalor penguapan sebagai energi pengaktifan
kalor penguapan sebagai energi pengaktifanLinda Rosita
 
laporan praktikum penentuan gugus fungsi
laporan praktikum penentuan gugus fungsilaporan praktikum penentuan gugus fungsi
laporan praktikum penentuan gugus fungsiWd-Amalia Wd-Amalia
 
Laporan Praktikum Reaksi - Reaksi Kimia
Laporan Praktikum Reaksi - Reaksi KimiaLaporan Praktikum Reaksi - Reaksi Kimia
Laporan Praktikum Reaksi - Reaksi KimiaErnalia Rosita
 
Bab v reaksi reduksi oksidasi
Bab v reaksi reduksi oksidasiBab v reaksi reduksi oksidasi
Bab v reaksi reduksi oksidasiAndreas Cahyadi
 
Laporan Praktikum Sifat Koligatif Larutan
Laporan Praktikum Sifat Koligatif LarutanLaporan Praktikum Sifat Koligatif Larutan
Laporan Praktikum Sifat Koligatif LarutanErnalia Rosita
 
laporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-laprak
laporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-lapraklaporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-laprak
laporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-laprakpraditya_21
 
1 b 11170163000059_laporan_kalorimeter
1 b 11170163000059_laporan_kalorimeter1 b 11170163000059_laporan_kalorimeter
1 b 11170163000059_laporan_kalorimeterumammuhammad27
 
laporan praktikum viskositas
laporan praktikum viskositaslaporan praktikum viskositas
laporan praktikum viskositaswd_amaliah
 
laporan praktikum identifikasi senyawa organik
laporan praktikum identifikasi senyawa organiklaporan praktikum identifikasi senyawa organik
laporan praktikum identifikasi senyawa organikwd_amaliah
 
Laporan kelompok 3(kinetika reaksi)
Laporan kelompok 3(kinetika reaksi)Laporan kelompok 3(kinetika reaksi)
Laporan kelompok 3(kinetika reaksi)samira_fa34
 
3 termodinamika gas ideal dan gas nyata - copy
3 termodinamika  gas ideal  dan gas nyata - copy3 termodinamika  gas ideal  dan gas nyata - copy
3 termodinamika gas ideal dan gas nyata - copyMahammad Khadafi
 

What's hot (20)

Laporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhanaLaporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhana
 
Laporan kimfis 1 kelompok i
Laporan kimfis 1 kelompok i Laporan kimfis 1 kelompok i
Laporan kimfis 1 kelompok i
 
DISTRIBUSI SOLUT ANTARA DUA PELARUT TAK BERCAMPUR
DISTRIBUSI SOLUT ANTARA DUA PELARUT TAK BERCAMPURDISTRIBUSI SOLUT ANTARA DUA PELARUT TAK BERCAMPUR
DISTRIBUSI SOLUT ANTARA DUA PELARUT TAK BERCAMPUR
 
laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperatur
laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperaturlaporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperatur
laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperatur
 
Laporan termokimia
Laporan termokimia Laporan termokimia
Laporan termokimia
 
Ketetapan kesetimbangan
Ketetapan kesetimbangan Ketetapan kesetimbangan
Ketetapan kesetimbangan
 
Volume molal parsial
Volume molal parsialVolume molal parsial
Volume molal parsial
 
kalor penguapan sebagai energi pengaktifan
kalor penguapan sebagai energi pengaktifankalor penguapan sebagai energi pengaktifan
kalor penguapan sebagai energi pengaktifan
 
laporan praktikum penentuan gugus fungsi
laporan praktikum penentuan gugus fungsilaporan praktikum penentuan gugus fungsi
laporan praktikum penentuan gugus fungsi
 
Stoikiometri Larutan
Stoikiometri LarutanStoikiometri Larutan
Stoikiometri Larutan
 
Laporan Praktikum Reaksi - Reaksi Kimia
Laporan Praktikum Reaksi - Reaksi KimiaLaporan Praktikum Reaksi - Reaksi Kimia
Laporan Praktikum Reaksi - Reaksi Kimia
 
Bab v reaksi reduksi oksidasi
Bab v reaksi reduksi oksidasiBab v reaksi reduksi oksidasi
Bab v reaksi reduksi oksidasi
 
Laporan Praktikum Sifat Koligatif Larutan
Laporan Praktikum Sifat Koligatif LarutanLaporan Praktikum Sifat Koligatif Larutan
Laporan Praktikum Sifat Koligatif Larutan
 
laporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-laprak
laporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-lapraklaporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-laprak
laporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-laprak
 
1 b 11170163000059_laporan_kalorimeter
1 b 11170163000059_laporan_kalorimeter1 b 11170163000059_laporan_kalorimeter
1 b 11170163000059_laporan_kalorimeter
 
laporan praktikum viskositas
laporan praktikum viskositaslaporan praktikum viskositas
laporan praktikum viskositas
 
Reaksi reaksi kimia laporan
Reaksi reaksi kimia laporanReaksi reaksi kimia laporan
Reaksi reaksi kimia laporan
 
laporan praktikum identifikasi senyawa organik
laporan praktikum identifikasi senyawa organiklaporan praktikum identifikasi senyawa organik
laporan praktikum identifikasi senyawa organik
 
Laporan kelompok 3(kinetika reaksi)
Laporan kelompok 3(kinetika reaksi)Laporan kelompok 3(kinetika reaksi)
Laporan kelompok 3(kinetika reaksi)
 
3 termodinamika gas ideal dan gas nyata - copy
3 termodinamika  gas ideal  dan gas nyata - copy3 termodinamika  gas ideal  dan gas nyata - copy
3 termodinamika gas ideal dan gas nyata - copy
 

Viewers also liked

Laporan Praktikum Termokimia
Laporan Praktikum TermokimiaLaporan Praktikum Termokimia
Laporan Praktikum TermokimiaErnalia Rosita
 
Laporan praktikum - stoikiometri dan termokimia
Laporan praktikum - stoikiometri dan termokimiaLaporan praktikum - stoikiometri dan termokimia
Laporan praktikum - stoikiometri dan termokimiaFirda Shabrina
 
Makalah tentang Termokimia
Makalah tentang TermokimiaMakalah tentang Termokimia
Makalah tentang TermokimiaDede Adi Nugraha
 
ARUS LISTRIK (Hukum Ohm dan Hukum Joule)
ARUS LISTRIK (Hukum Ohm dan Hukum Joule)ARUS LISTRIK (Hukum Ohm dan Hukum Joule)
ARUS LISTRIK (Hukum Ohm dan Hukum Joule)andeifan
 
Cover laporan resmi praktikum kimia dasar i a 1
Cover laporan resmi praktikum kimia dasar i a 1Cover laporan resmi praktikum kimia dasar i a 1
Cover laporan resmi praktikum kimia dasar i a 1PT. SASA
 
Kesetimbangan kimia
Kesetimbangan kimiaKesetimbangan kimia
Kesetimbangan kimiaTillapia
 
Laporan Hasil Praktikum Menentukan Perubahan Entalpi Reaksi
Laporan Hasil Praktikum Menentukan Perubahan Entalpi ReaksiLaporan Hasil Praktikum Menentukan Perubahan Entalpi Reaksi
Laporan Hasil Praktikum Menentukan Perubahan Entalpi ReaksiNadiya Rahmawati
 

Viewers also liked (14)

Termokimia
TermokimiaTermokimia
Termokimia
 
Laporan Praktikum Termokimia
Laporan Praktikum TermokimiaLaporan Praktikum Termokimia
Laporan Praktikum Termokimia
 
Laporan praktikum - stoikiometri dan termokimia
Laporan praktikum - stoikiometri dan termokimiaLaporan praktikum - stoikiometri dan termokimia
Laporan praktikum - stoikiometri dan termokimia
 
Makalah tentang Termokimia
Makalah tentang TermokimiaMakalah tentang Termokimia
Makalah tentang Termokimia
 
Jurnal kimia
Jurnal kimiaJurnal kimia
Jurnal kimia
 
termodinamika
termodinamikatermodinamika
termodinamika
 
ARUS LISTRIK (Hukum Ohm dan Hukum Joule)
ARUS LISTRIK (Hukum Ohm dan Hukum Joule)ARUS LISTRIK (Hukum Ohm dan Hukum Joule)
ARUS LISTRIK (Hukum Ohm dan Hukum Joule)
 
Laporan kinetika reaksi
Laporan kinetika reaksiLaporan kinetika reaksi
Laporan kinetika reaksi
 
Cover laporan resmi praktikum kimia dasar i a 1
Cover laporan resmi praktikum kimia dasar i a 1Cover laporan resmi praktikum kimia dasar i a 1
Cover laporan resmi praktikum kimia dasar i a 1
 
Kesetimbangan kimia
Kesetimbangan kimiaKesetimbangan kimia
Kesetimbangan kimia
 
Kesetimbangan fase
Kesetimbangan faseKesetimbangan fase
Kesetimbangan fase
 
Process flow diagram pg
Process flow diagram pgProcess flow diagram pg
Process flow diagram pg
 
Stoikiometri
StoikiometriStoikiometri
Stoikiometri
 
Laporan Hasil Praktikum Menentukan Perubahan Entalpi Reaksi
Laporan Hasil Praktikum Menentukan Perubahan Entalpi ReaksiLaporan Hasil Praktikum Menentukan Perubahan Entalpi Reaksi
Laporan Hasil Praktikum Menentukan Perubahan Entalpi Reaksi
 

Similar to Kimia Dasar ITB 2010

1 termodinamika
1 termodinamika1 termodinamika
1 termodinamikauchiharury
 
Perubahan entalpi reaksi menggunakan kalorimeter sederhana
Perubahan entalpi reaksi menggunakan kalorimeter sederhanaPerubahan entalpi reaksi menggunakan kalorimeter sederhana
Perubahan entalpi reaksi menggunakan kalorimeter sederhanaSabrianah Badaruddin
 
ITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 2 Penentuan Panas Spesifik Bahan
ITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 2 Penentuan Panas Spesifik BahanITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 2 Penentuan Panas Spesifik Bahan
ITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 2 Penentuan Panas Spesifik BahanFransiska Puteri
 
Laporan 3 konstanta joule kalorimeter
Laporan 3 konstanta joule kalorimeterLaporan 3 konstanta joule kalorimeter
Laporan 3 konstanta joule kalorimeterDiajeng Ramadhan
 
Laporan lengkap praktikum menghitung jumlah kalor dalam kalorimeter
Laporan lengkap praktikum menghitung jumlah kalor dalam kalorimeterLaporan lengkap praktikum menghitung jumlah kalor dalam kalorimeter
Laporan lengkap praktikum menghitung jumlah kalor dalam kalorimeterSylvester Saragih
 
Harga Air kalorimeter
Harga Air kalorimeterHarga Air kalorimeter
Harga Air kalorimetersilvi novrian
 
Menentukan perubahan entalpi
Menentukan perubahan entalpi Menentukan perubahan entalpi
Menentukan perubahan entalpi nurul hasanah
 
Laporan praktikum suhu dan kalor untuk SMA sederajat
Laporan praktikum suhu dan kalor untuk SMA sederajatLaporan praktikum suhu dan kalor untuk SMA sederajat
Laporan praktikum suhu dan kalor untuk SMA sederajatAzizah Fitria Sari
 
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIKA TERMODINAMIKA DAN KESETIMBANGAN.pdf
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIKA TERMODINAMIKA DAN KESETIMBANGAN.pdfPETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIKA TERMODINAMIKA DAN KESETIMBANGAN.pdf
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIKA TERMODINAMIKA DAN KESETIMBANGAN.pdfBPSiscaAmanitaF
 
Praktikal 2 sce 3109
Praktikal  2 sce 3109Praktikal  2 sce 3109
Praktikal 2 sce 3109Arelem Chung
 
My powerpoint
My powerpointMy powerpoint
My powerpoint200906
 

Similar to Kimia Dasar ITB 2010 (20)

1 termodinamika
1 termodinamika1 termodinamika
1 termodinamika
 
Perubahan entalpi reaksi menggunakan kalorimeter sederhana
Perubahan entalpi reaksi menggunakan kalorimeter sederhanaPerubahan entalpi reaksi menggunakan kalorimeter sederhana
Perubahan entalpi reaksi menggunakan kalorimeter sederhana
 
ITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 2 Penentuan Panas Spesifik Bahan
ITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 2 Penentuan Panas Spesifik BahanITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 2 Penentuan Panas Spesifik Bahan
ITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 2 Penentuan Panas Spesifik Bahan
 
Laporan Praktikum Kimia
Laporan Praktikum KimiaLaporan Praktikum Kimia
Laporan Praktikum Kimia
 
Laporan 3 konstanta joule kalorimeter
Laporan 3 konstanta joule kalorimeterLaporan 3 konstanta joule kalorimeter
Laporan 3 konstanta joule kalorimeter
 
Laporan lengkap praktikum menghitung jumlah kalor dalam kalorimeter
Laporan lengkap praktikum menghitung jumlah kalor dalam kalorimeterLaporan lengkap praktikum menghitung jumlah kalor dalam kalorimeter
Laporan lengkap praktikum menghitung jumlah kalor dalam kalorimeter
 
Ka
KaKa
Ka
 
Harga Air kalorimeter
Harga Air kalorimeterHarga Air kalorimeter
Harga Air kalorimeter
 
Menentukan perubahan entalpi
Menentukan perubahan entalpi Menentukan perubahan entalpi
Menentukan perubahan entalpi
 
Hasil pengamatan termokimia
Hasil pengamatan termokimiaHasil pengamatan termokimia
Hasil pengamatan termokimia
 
Topik i kalori meter
Topik i kalori meterTopik i kalori meter
Topik i kalori meter
 
Laporan praktikum suhu dan kalor untuk SMA sederajat
Laporan praktikum suhu dan kalor untuk SMA sederajatLaporan praktikum suhu dan kalor untuk SMA sederajat
Laporan praktikum suhu dan kalor untuk SMA sederajat
 
Termokimia
TermokimiaTermokimia
Termokimia
 
TERMOKIMIA
TERMOKIMIATERMOKIMIA
TERMOKIMIA
 
Kalorimeter
KalorimeterKalorimeter
Kalorimeter
 
Kalorimet er
Kalorimet erKalorimet er
Kalorimet er
 
Kalorimet er
Kalorimet erKalorimet er
Kalorimet er
 
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIKA TERMODINAMIKA DAN KESETIMBANGAN.pdf
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIKA TERMODINAMIKA DAN KESETIMBANGAN.pdfPETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIKA TERMODINAMIKA DAN KESETIMBANGAN.pdf
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIKA TERMODINAMIKA DAN KESETIMBANGAN.pdf
 
Praktikal 2 sce 3109
Praktikal  2 sce 3109Praktikal  2 sce 3109
Praktikal 2 sce 3109
 
My powerpoint
My powerpointMy powerpoint
My powerpoint
 

More from Indah Fitri Hapsari

Model Imputasi Berbasis Distribusi Bersyarat (Conditional Distribution Based ...
Model Imputasi Berbasis Distribusi Bersyarat (Conditional Distribution Based ...Model Imputasi Berbasis Distribusi Bersyarat (Conditional Distribution Based ...
Model Imputasi Berbasis Distribusi Bersyarat (Conditional Distribution Based ...Indah Fitri Hapsari
 
Analisis komponen utama (Principal Component Analysis)
Analisis komponen utama (Principal Component Analysis)Analisis komponen utama (Principal Component Analysis)
Analisis komponen utama (Principal Component Analysis)Indah Fitri Hapsari
 
Logistic regression (generalized linear model)
Logistic regression (generalized linear model)Logistic regression (generalized linear model)
Logistic regression (generalized linear model)Indah Fitri Hapsari
 
Generalized linear models (logistic regression)
Generalized linear models (logistic regression)Generalized linear models (logistic regression)
Generalized linear models (logistic regression)Indah Fitri Hapsari
 

More from Indah Fitri Hapsari (7)

Model Imputasi Berbasis Distribusi Bersyarat (Conditional Distribution Based ...
Model Imputasi Berbasis Distribusi Bersyarat (Conditional Distribution Based ...Model Imputasi Berbasis Distribusi Bersyarat (Conditional Distribution Based ...
Model Imputasi Berbasis Distribusi Bersyarat (Conditional Distribution Based ...
 
Tugas regresi sas
Tugas regresi sasTugas regresi sas
Tugas regresi sas
 
Press dan satistik cp (regresi)
Press dan satistik cp (regresi)Press dan satistik cp (regresi)
Press dan satistik cp (regresi)
 
Analisis komponen utama (Principal Component Analysis)
Analisis komponen utama (Principal Component Analysis)Analisis komponen utama (Principal Component Analysis)
Analisis komponen utama (Principal Component Analysis)
 
Logistic regression (generalized linear model)
Logistic regression (generalized linear model)Logistic regression (generalized linear model)
Logistic regression (generalized linear model)
 
Generalized linear models (logistic regression)
Generalized linear models (logistic regression)Generalized linear models (logistic regression)
Generalized linear models (logistic regression)
 
Catatan Regresi linier
Catatan Regresi linierCatatan Regresi linier
Catatan Regresi linier
 

Kimia Dasar ITB 2010

  • 1. Indah Nurina Fitri Hapsari / ITB 2010 LAPORAN PRAKTIKUM KI1101 KIMIA DASAR IA MODUL III TERMOKIMIA Nama: Indah Nurina Fitri Hapsari NIM: 16010275 Nama asisten: Nina Amelia (13008053) Tanggal percobaan: 25 Oktober 2010 Tanggal pengumpulan: 1 November 2010 LABORATORIUM KIMIA DASAR PROGRAM STUDI KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2010
  • 2. Indah Nurina Fitri Hapsari / ITB 2010 I Tujuan Percobaan 1. Menentukan tetapan kalorimeter (k) melalui perbedaan kalor yang diserap dan diterima oleh air saat pencampuran air dengan temperatur berbeda. 2. Menentukan kalor reaksi Zn(s) + CuSO4 (aq) 3. Menentukan kalor pelarutan etanol dalam air 4. Menentukan kalor penetralan NH4 dah HCl 5. Menentukan kalor penetralan NaOH dan CH3COOH II Teori Dasar Termokimia adalah bagian dari termodinamika yang mempelajari perpindahan dan perubahan energi pada suatu reaksi. Hukum termodinamika I menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan maupun dimusnahkan tetapi dapat berubah dari bentuk satu ke bentuk yang lain. Begitu juga dalam sebuah reaksi kimia, sesuai dengan hukum termodinamika perubahan energi dalam dari suatu sistem termodinamika tertutup sama dengan total dari jumlah energi kalor yang disuplai ke dalam sistem dan kerja yang dilakukan terhadap sistem. Reaksi kimia meliputi pelepasan dan penggabungan ikatan kimia. Pada hampir semua reaksi, ketika ikatan terbentuk, energi kimia sistem akan berkurang. Ibarat dua buah benda yang saling tarik menarik, kemudian didekatkan, maka potensial energinya akan berkurang. Dalam reaksi kimia, potensial energi disebut dengan energi kimia. Saat terjadi pembentukan ikatan, sebagian energi kimia berubah menjadi energi kinetik. Energi kinetik menyebabkan temperatur meningkat. Jika reaksi terjadi pada sistem yang tidak terisolasi, maka panas akan dilepas ke lingkungan. Reaksi yang melepaskan panas ke lingkungan disebut reaksi eksotermik. Reactant Product + heat Sebaliknya, reaksi pelepasan ikatan membutuhkan energi untuk memisahkan ikatan yang saling tarik menarik. Reaksi yang membutuhkan energi disebut reaksi endotermik. Jika reaksi terjadi pada sistem yang tidak terisolasi, maka temperatur lingkungan akan menurun seiring dengan mengalirnya panas ke sistem. Reactant + energy Product Kuat lemahnya sebuah ikatan dapat ditentukan melalui banyaknya energi yang dibutuhkan untuk melepas ikatan tersebut.
  • 3. Indah Nurina Fitri Hapsari / ITB 2010 Jumlah panas yang dilepas atau yang diserap dalam sebuah reaksi kimia disebut panas reaksi. Panas reaksi dapat diukur melalui perubahan temperatur, yang dapat diukur menggunakan alat yang disebut kalorimeter. Kalorimeter biasa digunakan apabila pada saat reaksi volume atau tekanan dalam keadaan konstan. Reaksi pada volume konstan dapat dilakukan dalam container tertutup yang rigid. Sedangkan reaksi dengan tekanan konstan dapat diperoleh pada reaksi dalam container terbuka. Pada umumnya, pada sebuah reaksi terjadi pertukaran panas antara kalorimeter dan isinya., sehingga kita perlu menentukan kalor yang diserap oleh kalorimeter. Jumlah kalor yang diserap oleh kalorimeter untuk menaikkan temperaturnya sebesar 1 derajat disebut sebagai tetapan kalorimeter. Salah satu cara untuk menentukan tetapan kalorimeter adalah mencampurkan sejumlah air dingin (massa m1, suhu T1) dengan sejumlah air hangat (massa m2, suhu T2) di dalam kalorimeter yang akan ditentukan tetapannya. Perbedaan temperatur air yang dicampurkan harus diatur agar tidak lebih dari 10 derajat. Jika kalorimeter tidak menyerap kalor dari campuran ini, kalor yang diberikan air panas harus sama dengan kalor yang diserap air dingin. Tetapi, apabila terdapat perbedaan antara kalor yang diserap air dingin dan dilepaskan oleh air panas, maka perbedaan kalor itulah yang diserap oleh kalorimeter. Harga tetapan kalorimeter diperoleh dengan membagi jumlah kalor yang diserap kalorimeter dengan perubahan temperatur pada kalorimeter. III Cara Kerja Percobaan I Penentuan tetapan kalorimeter Sebanyak 25 cm3 air dimasukkan ke dalam kalorimeter. Kemudian temperatur dicatat. 25 cm3 air yang lain dipanaskan di gelas kimia menggunakan bunsen burner hingga ±10° di atas temperatur kamar. Setelah itu, air yang telah dipanaskan dimasukkan ke dalam kalorimeter dan diaduk. Kalorimeter ditutup rapat. Temperatur dicatat selama 10 menit selang satu menit. Hasil dinyatakan dalam grafik selang waktu Vs temperatur.
  • 4. Indah Nurina Fitri Hapsari / ITB 2010 Percobaan II Penentuan kalor reaksi Zn(s) + CuSO4 (aq) Sebanyak 50 cm3 larutan 1M CuSO4 dimasukkan ke dalam kalorimeter. Kemudian, temperatur dicatat selama 2 menit selang waktu ½ menit. Bubuk Zn ditimbang hingga 3-3,10 gram dan dimasukkan ke dalam kalorimeter. Temperatur dicatat selama 10 menit selang 1 menit setelah pencampuran. Hasil dinyatakan dalam grafik selang waktu Vs temperatur. Percobaan III Penentuan kalor pelarutan etanol dalam air Sebanyak 18 cm3 air dimasukkan ke dalam kalorimeter menggunakan buret. Temperatur air dalam kalorimeter dicatat selama 2 menit selang ½ menit. 29 cm3 etanol dimasukkan ke dalam buret lain dan dicatat temperaturnya. Etanol dimasukkan ke dalam kalorimeter dan dikocok. Temperatur dicatat selama 4 menit dengan selang waktu ½ menit. Hasil dinyatakan dalam grafik selang waktu Vs temperatur. Percobaan dilakukan dengan berbagai perbandingan volum. No Volume (cm3 ) Mol air/mol etanol Air Etanol 1. 18,0 29,0 2 2. 27,0 19,3 5 3. 36,0 14,5 8 4. 36,0 11,6 10 5. 36,0 5,8 20 6. 45,0 4,8 30 Percobaan IV Penentuan kalor penetralan HCl dan NaOH Sebanyak 25cm3 HCl 2 M dimasukkan ke dalam kalorimeter. Kedudukan temperatur dicatat. 25 cm3 NaOH 2,05 M diatur agar bertemperatur sama dengan HCl. Kemudian NaOH dituang ke dalam kalorimeter. Campuran dikocok dan temperatur campuran dicatat selama 5 menit selang 2 menit. Hasil dibuat dalam bentuk grafik temperatur Vs selang waktu.
  • 5. Indah Nurina Fitri Hapsari / ITB 2010 Percobaan V Penentuan kalor penetralan HCl dan NH4OH Sebanyak 25cm3 HCl 2 M dimasukkan ke dalam kalorimeter. Kedudukan temperatur dicatat. 25 cm3 NH4OH 2,05 M diatur agar bertemperatur sama dengan HCl. Kemudian NH4OH dituang ke dalam kalorimeter. Campuran dikocok dan temperatur campuran dicatat selama 5 menit selang 2 menit. Hasil dibuat dalam bentuk grafik temperatur Vs selang waktu. Percobaan VI Penentuan kalor penetralan NaOH dan CH3COOH Sebanyak 25cm3 CH3COOH 2 M dimasukkan ke dalam kalorimeter. Kedudukan temperatur dicatat. 25 cm3 NaOH 2,05 M diatur agar bertemperatur sama dengan CH3COOH. Kemudian NaOH dituang ke dalam kalorimeter. Campuran dikocok dan temperatur campuran dicatat selama 5 menit selang 2 menit. Hasil dibuat dalam bentuk grafik temperatur Vs selang waktu. IV Hasil dan Perhitungan Percobaan I Penentuan tetapan kalorimeter Volume air dingin = Volume air hangat = 25cm3 Massa jenis air = 1 g/cm3 Massa air dingin = Massa air hangat = 𝜌 x V = 1 g/cm3 x 25cm3 = 25 g Temperatur air dingin : 27℃ Temperatur air hangat : 42℃ Tabel temperatur campuran selama 10 menit selang 1 menit Waktu (menit) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Temperatur 32,5℃ 32℃ 32℃ 32℃ 32℃ 32℃ 32℃ 32℃ 32℃ 32℃
  • 6. Indah Nurina Fitri Hapsari / ITB 2010 Yintercept (x=0)= -0.0273x + 32.2 = 32.2 Temperatur campuran (pada t=0) = 32,2℃ Perhitungan: a. Kalor yang diserap air dingin Q1= mair x cair x ∆𝑇2 = 25g x 4,2 J/gK x (32,2℃ - 27℃) = 546 Joule b. Kalor yang dilepas air panas Q2= mair x cair x ∆𝑇2 = 25g x 4,2 J/gK x (42℃ - 32,2℃)= 1029 Joule c. Kalor yang diterima kalorimeter Q3= Q2 - Q1 = 1029 Joule – 546 Joule = 483 Joule d. Tetapan kalorimeter k= 𝑄3 ∆𝑇2 = 483 𝑗𝑜𝑢𝑙𝑒 5.2 𝐾 = 92.9 J/K Percobaan II Penentuan kalor reaksi Zn(s) + CuSO4 (aq) Tetapan Kalorimeter= 84 J/K cZnSO4= 3,52 J/gK Volume ZnSO4= 50 cm3 Massa jenis ZnSO4= 1,14 g/cm3 Maka, massa ZnSO4= 𝜌 x V = 50 cm3 x 1,14 g/cm3 = 57g Temperatur awal larutan CuSO4= 27℃ 32,5 32 32 32 32 32 32 32 32 32 y = -0,027x + 32,2 R² = 0,272 31,8 31,9 32 32,1 32,2 32,3 32,4 32,5 32,6 0 2 4 6 8 10 12 Temperatur(ºC) Selang waktu (menit) Grafik Temperatur Campuran Vs Selang Waktu
  • 7. Indah Nurina Fitri Hapsari / ITB 2010 Tabel temperatur Zn(s) + CuSO4 (aq) selama 10 menit selang 1 menit Waktu (menit) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Temperatur 32℃ 32℃ 32℃ 33℃ 35℃ 35℃ 35℃ 35℃ 36℃ 36℃ Grafik temperatur Zn(s) + CuSO4 (aq) selama 10 menit selang 1 menit Yintercept(x=0) = 0.5152x + 31.267= 31,27 Perhitungan a. Kalor yang diserap larutan Q4= mZnSO4 x cZnSO4 x ∆𝑇4 = 57g x 3,52 J/gK x (31,27ºC-27℃)=856,7 Joule b. Kalor yang diserap kalorimeter Q5= K x ∆𝑇4 = 84 J/K x 4,27K =358,68 Joule c. Kalor reaksi Q6 = Q5+ Q4 = 856,7 Joule + 358,68 Joule =1215,38 Joule d. Entalpi reaksi ΔHr = - 𝑄6 0,04 𝑚𝑜𝑙 = - 1215,38 𝐽𝑜𝑢𝑙𝑒 0,04 𝑚𝑜𝑙 = - 30384,5 J/mol y = 0,515x + 31,26 R² = 0,879 30 32 34 36 38 0 2 4 6 8 10 12 Temperatur(ºC) Selang waktu (menit) Grafik Temperatur Campuran Vs Selang Waktu
  • 8. Indah Nurina Fitri Hapsari / ITB 2010 Percobaan III Penentuan kalor pelarutan dalam air 𝜌alkohol = 0,793 g/cm3 𝜌air = 1 g/cm3 cetanol = 1,92 J/gK cair = 4,2 J/gK Temperatur awal air Temperatur awal etanol Perhitungan: a. Kalor yang diserap air (Q7)= mair x cair x ΔT b. Kalor yang diserap etanol (Q8) = metanol x cetanol x ΔT c. Kalor yang diserap kalorimeter (Q9) = k x ΔT d. Kalor yang dihasilkan larutan(Q10) = (Q7) + (Q8) + (Q9) e. Entalpi pelarutan (ΔH) = 𝑄10 𝑣𝑜𝑙 𝑒𝑡𝑎𝑛𝑜𝑙 58 Q7 Q8 Q9 Q10 Vol etanol/58 Δ H 446.04 260.544 309.75 1016.334 0.5 2032.668 714.42 185.0688 330.75 1230.239 0.332759 3697.0907 892.08 130.272 309.75 1332.102 0.25 5328.408 831.6 97.152 288.75 1217.502 0.2 6087.51 529.2 30.912 183.75 743.862 0.1 7438.62 472.5 18.24 131.25 621.99 0.082759 7515.7125 Vair (cm3 ) 18 27 36 36 36 45 Vetanol(cm3 ) 29 19.3 14.5 11.6 5.8 4.8 Tawal (0 C) 26 26 26 26 26 26 Tawal (0 C) 25 25 25 25 25 25 Waktu (menit) 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 4.0 metanol= 𝜌xv T Awal TAkhir ∆T mol air/mol etanol Vair(cm3 ) Vetanol(cm3 ) 18 29 31 31 31 31 31 31 30 30 23 25.5 31.4 5.9 2 27 19.3 32 32 31 31 31 31 31 31 15.3 25.5 31.8 6.3 5 36 14.5 32 32 32 32 31 31 31 31 11.5 25.5 31.4 5.9 8 36 11.6 31 31 31 31 31 31 31 31 9.2 25.5 31 5.5 10 36 5.8 29 29 29 29 29 29 29 29 4.6 25.5 29 3.5 20 45 4.8 28 28 28 28 28 28 28 28 3.8 25.5 28 2.5 30
  • 9. Indah Nurina Fitri Hapsari / ITB 2010 Grafik ΔH pelarutan terhadap mol air/mol etanol Maka kalor pengenceran tak hingga= 7600 J/mol Percobaan IV Penentuan kalor penetralan HCl dan NaOH k = 92.9 J/K Volume HCl = Volume NaOH= 25 cm3 𝜌larutan = 1,03 g/cm3 clarutan = 3,96 J/gK Massa larutan = Vtotal x 𝜌larutan = 1,03 g/cm3 x 50 cm3 = 51,5 g Tawal HCl = 26,8 ºC Tawal NaOH = 26,8 ºC Temperatur larutan HCl + NaOH Waktu (detik) 30 60 90 120 150 180 210 240 270 300 Temperatur (ºC) 35 35 35 35 34 34 34 34 34 34 Yintercept(x=0) = -0.2909x + 35.2 = 35,2 2032,668 3697,0906 94 5328,408 6087,51 7438,62 7515,7125 0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 0 10 20 30 40 ΔH(J/mol) mol air/mol atanol y = -0,290x + 35,2 R² = 0,727 33 33,5 34 34,5 35 35,5 36 36,5 37 0 1 2 3 4 5 6 Temperatur(ºC) Selang waktu (menit) Grafik Temperatur Vs Selang Waktu
  • 10. Indah Nurina Fitri Hapsari / ITB 2010 Reaksi n HCl = M x v = 2 x 25x10-3 = 0,05 n NaOH = Mx V= 2,05 x 25 x 10-3 = 0,05125 NaOH(aq) + HCl(aq)  NaCl + H2O M 0,05 0,05125 - - B 0,05 0,05 0,05 0,05 S 0 0,00125 0,05 0,05 Perhitungan: a. Kalor yang diserap larutan (Q11) Q11= mlar x clar x ΔT = 51,5 g x 3,96 J/gK x (35,2 ºC -26,8ºC) = 1713,096 J b. Kalor yang diserap kalorimeter (Q12) Q12= k x ΔT = 92.9 J/K x (35,2 ºC -26,8ºC) = 295,68 J c. Kalor reaksi (Q13) Q13 = Q11 + Q12 = 2008,776 J d. Kalor penetralan ΔHn= − 𝑄13 𝑚𝑜𝑙 𝑁𝑎𝐶𝑙 = − 2008,776 0,05 = - 40175,52 J/mol Percobaan V Penentuan kalor penetralan HCl dan NH4OH k = 92.9 J/K Volume HCl = Volume NH4OH= 25 cm3 𝜌larutan = 1,015 g/cm3 clarutan = 3,96 J/gK Massa larutan = Vtotal x 𝜌larutan = 1,015 g/cm3 x 50 cm3 = 50,75 g Tawal HCl = 27 ºC Tawal NaOH = 27 ºC Temperatur larutan HCl + NH4OH Waktu (detik) 30 60 90 120 150 180 210 240 270 300 Temperatur (ºC) 37 37 37 37 36.5 36 36 36 36 36
  • 11. Indah Nurina Fitri Hapsari / ITB 2010 Yintercept(x=0) = -0.297x + 37.267= 37,267 Reaksi n HCl = M x v = 2 x 25x10-3 = 0,05 n NH4OH = Mx V= 2,05 x 25 x 10-3 = 0,05125 NH4OH(aq) + HCl(aq)  NH4Cl + H2O M 0,05 0,05125 - - B 0,05 0,05 0,05 0,05 S 0 0,00125 0,05 0,05 Perhitungan: a. Kalor yang diserap larutan (Q14) Q14= mlar x clar x ΔT = 50,75 g x 3,96 J/gK x (37,267 ºC -27ºC) = 2063,36 J b. Kalor yang diserap kalorimeter (Q15) Q15= k x ΔT = 92.9 J/K x (37,267 ºC -27ºC) = 953,8 J c. Kalor reaksi (Q16) Q16 = Q14 + Q15 = 3017,1643 J d. Kalor penetralan ΔHn= − 𝑄16 𝑚𝑜𝑙 𝑁𝐻4𝐶𝑙 = − 3017,1643 0,05 = - 60343,3 J/mol Percobaan V Penentuan kalor penetralan CH3COOH dan NaOH k = 84 J/K Volume CH3COOH = Volume NaOH= 25 cm3 𝜌larutan = 1,098 g/cm3 clarutan = 4,02 J/gK Massa larutan = Vtotal x 𝜌larutan = 1,098 g/cm3 x 50 cm3 = 54,9 g y = -0,297x + 37,26 R² = 0,817 35,5 36 36,5 37 37,5 0 1 2 3 4 5 6 Temperatur(ºC) Selang waktu (menit) Grafik Temperatur Vs Selang Waktu
  • 12. Indah Nurina Fitri Hapsari / ITB 2010 Tawal CH3COOH = 26 ºC Tawal NaOH = 26 ºC Temperatur larutan HCl + NaOH Waktu (detik) 30 60 90 120 150 180 210 240 270 300 Temperatur (ºC) 33 33 33 33 33 33 33 32 32 32 Yintercept(x=0) = -0.2545x + 33.4=33,4 Reaksi n CH3COOH = M x v = 2 x 25x10-3 = 0,05 n NaOH = Mx V= 2,05 x 25 x 10-3 = 0,05125 NaOH(aq) + CH3COOH (aq)  CH3COONa + H2O M 0,05 0,05125 - - B 0,05 0,05 0,05 0,05 S 0 0,00125 0,05 0,05 Perhitungan: a. Kalor yang diserap larutan (Q17) Q17= mlar x clar x ΔT = 54,9 g x 4,02 J/gK x (33,4 ºC -26ºC) = 1633,1652 J b. Kalor yang diserap kalorimeter (Q18) Q18= k x ΔT = 84 J/K x (33,4 ºC -26ºC) = 621,6J c. Kalor reaksi (Q19) Q19 = Q18 + Q17 = 2254,77 J d. Kalor penetralan ΔHn=- 𝑄19 𝑚𝑜𝑙 𝑁𝐻4𝐶𝑙 = - 2254,77 0,05 = - 45095,304 J/mol y = -0,254x + 33,4 R² = 0,636 31,8 32 32,2 32,4 32,6 32,8 33 33,2 33,4 0 2 4 6 Temperatur(ºC) Selang waktu (menit) Grafik Temperatur Vs Selang Waktu
  • 13. Indah Nurina Fitri Hapsari / ITB 2010 V Pembahasan Sesuai dengan hukum termodinamika, kalor yang diserap sama dengan kalor yang dilepas. Dalam percobaan pertama, sesuai perhitungan, kalor yang diserap air dingin adalah 546 Joule sedangkan kalor yang dilepas oleh air panas adalah 1029 Joule. Terdapat perbedaan antara kalor yang dilepas dan diterima. Maka dapat dikatakan sebagian kalor yang dilepas air panas ditangkap oleh kalorimeter. Perbedaan antara kalor yang diterima oleh air dingin dan kalor yang dilepas air panas merupakan kalor yang diserap kalorimeter. Maka, kalor yang diserap kalorimeter adalah 1029 Joule - 546 Joule = 483 Joule. Tetapan kalorimeter adalah Banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk meningkatkan suhu kalorimeter sebesar 1 derajat. 483 Joule adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan kalorimeter untuk menaikkan suhu sebesar ΔT. T akhir diperoleh melalui regresi linear dari data suhu dalam selang waktu tertentu. X-axis pada persamaan yang telah diperoleh melalui regresi linear diisi dengan 0 untuk mengetahu nilai suhu tepat saat pencampuran terjadi. Kemudian ΔT = Tawal-T akhir . T awal merupakan suhu mula-mula air dingin karena sepertihalnya kalorimeter, air dingin menyerap kalor. Maka tetapan kalorimeternya adalah 483 Joule / 5,2 K=92,9 J/K. Pada percobaan kedua, Suhu mula-mula CuSO4 adalah 27ºC. Kemudian setelah padatan Zn dicampurkan ke dalam CuSO4, suhu meningkat. Maka dapat dikatakan bahwa reaksi merupakan reaksi eksoterm yaitu reaksi yang melepas energi. Energi yang dilepas itulah yang menyebabkan kenaikan suhu. Kalor reaksi dari reaksi tersebut adalah jumlah dari kalor yang diserap kalorimeter ditambah jumlah kalor CuSO4. Maka jumlah kalor reaksi = (mZnSO4 x cZnSO4 x ∆𝑇4) + ( k x ∆𝑇4). T akhir diperoleh melalui regresi linear dari data suhu dalam selang waktu tertentu. X-axis pada persamaan yang telah diperoleh melalui regresi linear diisi dengan 0 untuk mengetahu nilai suhu tepat saat pencampuran terjadi. Kemudian ΔT = Tawal-T akhir . T awal. Maka kalor reaksi yang didapat adalah 1215,38. ΔH reaksi = - 𝑄 𝑛 = - 30384,5 J/mol (negatif menunjukkan bahwa reaksi merupakan reaksi eksoterm). Pada percobaan 4,5, dan 6 terjdi pencampuran asam dan basa, sehingga terbentuk garam. Reaksi tersebut disebut reaksi netralisasi, sehinga entalpinya disebut ΔH neutralization / ΔHn. Sesuai dengan hasil percobaan, terjadi kenaikan suhu, yang berarti bahwa ketiga reaksi tersebut termasuk reaksi eksoterm (kenaikan suhu diakibatkan karena reaksi melepas energi), maka ΔH bernilai negatif. ΔHn adalah jumlah kalor reaksi dibagi dengan mol garam yang terbentuk. Sedangkan kalor reaksinya adalah total kalor yang terlibat dalam reaksi, yaitu jumlah kalor larutan ditambah jumlah kalor yang diserap kalorimeter. Maka:
  • 14. Indah Nurina Fitri Hapsari / ITB 2010 ΔHn = Qtotal / ngaram = (Qkalorimeter + Qlarutan )/ n garam = [ (k x ΔT) + (mlar x clar x ΔT)] / n garam VI Simpulan 1. Tetapan Kalorimeter = 92.9 J/K 2. Kalor reaksi Zn(s)+ CuSO4 = ΔHr = - 30384,5 J/mol 3. Entalpi pengenceran etanol tak hingga = ΔHpengenceran= 7600 J/mol 4. Entalpi penetralan HCl dan NaOH = ΔHn = - 40175,52 J/mol 5. Entalpi penetralan HCl dan NH4OH = ΔHn = - 60343,3 J/mol 6. Entalpi penetralan CH3COOH dan NaOH = ΔHn = - 45095,304 J/mol VII Daftar Pustaka Achmad, Hiskia, Tupamahu. 2001. Stoikiometri Energetika Kimia. Bandung: PT Citra Aditya Bakti. Brady, James E. 1999. Kimia Universitas Asas dan Struktur. Jilid kesatu. Jakarta: Binarupa Aksara.