SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
Materi 6:
ANALISIS FREKUENSI KATEGORI
A. Analisis untuk Variabel Tunggal
Seringkali kita meringkas atau menyajikan data dalam bentuk frekuensi. Lazimnya
hal ini dilakukan karena skala (pengukuran) data variabel yang diamati bersifat
kategorik, misalnya warna, agama, suku, bidang usaha, tingkat pendidikan, ukuran
(size) pakaian, peringkat kinerja/kualitas, dan sebagainya. Data frekuensi variabel
tunggal dianalisis dengan Tabel Frekuensi. Tabel ini meliputi jumlah (frekuensi) dan
distribusi frekuensi (persen) untuk setiap kategorinya.
Contoh 1: Tabel Frekuensi
Misalkan Y menyatakan respons setuju (1) atau tidak setuju (0) terhadap suatu
kebijakan ekonomi yang diajukan. Misalkan prediktor x menyatakan usia
dikelompokkan dalam dua kelompok usia: (0): 50-59, dan (1): 60-69. Diberikan data
tersebut pada Tabel 1 berikut:
Tabel 1
Data respons Y biner, X biner
Respon
den
X Y Responden X Y
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
Tabel frekuensi untuk variabel X dan Y masing-masing adalah pada Tabel 2 dan
Tabel 3 di bawah ini. Tabel tersebut dapat diperoleh secara komputasi (misalnya
melalui program SPSS) atau dapat juga dihitung manual. Pada Tabel 2 terlihat
responden didominasi usia 50-59 (63%). Sementara itu pada Tabel 3 terlihat hanya
77% responden setuju kebijakan ekonomi yang diajukan. Tabel 2 dan 3 adalah contoh
output tabel frekuensi dari program SPSS.
Tabel 2: Tabel frekuensi X (usia responden)
X Frequency Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 17 63,0 63,0
1 10 37,0 100,0
Total 27 100,0
Tabel 3: Tabel frekuensi Y (respon terhadap kebijakan ekonomi)
Y Frequency Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 6 22,2 22,2
1 21 77,8 100,0
Total 27 100,0
B. Tabel Frekuensi untuk Dua Variabel Berpasangan
Penyajian data untuk dua variabel yang berpasangan juga dapat disajikan melalui
tabel frekuensi yang disebut Tabulasi Silang (crosstabulation). Tabel ini tetap
mengandung tabel-tabel frekuensi masing-masing variabel yaitu pada bagian kolom
total dan baris total. Hanya saja, analisis untuk crosstab ini lebih kompleks karena
kita ingin menguji apakah dua variabel tersebut menunjukkan adanya
hubungan/asosiasi atau tidak.
Contoh 2: Tabel frekuensi tabulasi silang
Perhatikan kembali kasus pada Contoh 1 dan data pada Tabel 1. Cosstab yang
dihasilkan disajikan pada Tabel 4, dan lebih detil pada Tabel 5. Perhatikan bahwa
kolom terkahir dan baris terakhir merupakan tabel-tabel frekuensi masing-masing
variabel Y dan X. Sedangkan pada sel-sel yang ditengah merupakan frekuensi
(distribusi) Y untuk suatu kategori X atau sebaliknya frekuensi (distribusi) X untuk
suatu kategori Y.
Tabel 4 : Tabulasi-silang respons Y terhadap X
Y X = 0 X = 1 Σ
Y = 0
Y = 1
Σ
4
13
17
2
8
10
6
21
27
Tabel 5 : Distribusi Y * X Crosstabulation
X
0 1 Total
Y 0 Count 4 2 6
% within Y 66,7% 33,3% 100,0%
% within X 23,5% 20,0% 22,2%
% of Total 14,8% 7,4% 22,2%
1 Count 13 8 21
% within Y 61,9% 38,1% 100,0%
% within X 76,5% 80,0% 77,8%
% of Total 48,1% 29,6% 77,8%
Total Count 17 10 27
% within Y 63,0% 37,0% 100,0%
% within X 100,0% 100,0% 100,0%
% of Total 63,0% 37,0% 100,0%
Bisa diamati bahwa:
Pada Y=0 perbandingan usia muda: tua, X(0) : X(1), adalah 67 : 33 persen, sementara
pada Y=1 perbandingannya 62 : 38 persen. Atau, pada X=0 perbandingan Y(0) : Y(1)
adalah 24 : 76 persen, sementara pada X=1 perbandingannya 20 : 80 persen.
Jadi, distribusi (proporsi) usia tua-muda relatif sama antara mereka yang setuju
dengan yang tidak. Atau, juga, kelompok tua atau muda mempunyai perbandingan
sikap yang sama terhadap isu kebijakan ekonomi yang diajukan. Artinya, tidak ada
indikasi bagi mereka usia kelompok tua atau muda untuk cenderung progresif atau
apatis terhadap kebijakan ekonomi yang diajukan, tidak ada indikasi hubungan X
dengan Y.
Contoh 3. Frekuensi yang diharapkan
Seandainya X dan Y tidak ada hubungan, bebas, maka frekuensi pada sel-sel tabulasi
silangnya dapat disusun sesuai dengan frekuensi masing-masing variabel (Tabel 2 dan
3). Frekuensi ini disebut frekuensi yang diharapkan. Frekuensi harapan untuk data
pada Tabel 4 adalah
Tabel 6: Frekuensi Observasi dan Frekuensi Diharapkan
X Total
0 1 0
Y 0 Count 4 2 6
Expected Count 3,8 2,2
1 Count 13 8 21
Expected Count 13,2 7,8
Total Count 17 10 27
Terlihat nilai-nilai frekuensi observasi dengan frekuensi yang diharapkan tidak
berbeda jauh, menunjukkan tidak ada indikasi hubungan X dengan Y.
Frekuensi yang diharapkan untuk sel-ij dihitung sebagai
totalkolomke-i totalbariske-j
ij
x
E
N
= [1]
Misalnya untuk sel Y=0, X=0,  00
17 6
3.8
27
x
E = = . Dst.
C. Analisis Hubungan dan Uji statistik data Tabulasi Silang
Apakah X dan Y berhubungan? Signifikansi hubungan dua variabel berpasangan
dalam analisis cosstab dapat diuji secara statistik. Hipotesis hubungan tersebut dapat
disusun sebagai berikut:
H0 : Tidak ada hubungan antara variabel I dengan variabel II
H1 : Ada hubungan
Untuk data tabulasi silang (variabel I dan II yang bersifat kategorik), salah satu
metode yang digunakan untuk uji hipotesis ini adalah uji khi-kuadrat ( 2
χ ). Statistik
ujinya adalah:
( )
2
2
,
k
ij ij
i j ij
f E
E
χ
−
= ∑ [2]
fij = frekuensi data pada sel-ij (baris ke-i dan kolom ke-j), i = 1, 2, ..., r., j = 1, 2, ..., c.
Eij = frekuensi yang diharapkan (seandainya tidak ada hubungan) pada sel-ij.
k = banyaknya sel = (r-1)(c-1).
Nilai 2
χ ini dibandingkan dengan nilan 2
χ tabel pada tingkat signifikansi α dan
derajat bebas k. Jika
2 2
tabelχ χ> maka tolak H0 dan dinyatakan bahwa ada hubungan
variabel I dengan variabel II.
Contoh 4: Uji 2
χ cosstabulation 2x2
Untuk data pada Tabel 4, dihitung
2 2 2 2
2 (4 3.8) (2 2.2) (13 13.2) (8 7.8)
0.045
3.8 2.2 13.2 7.8
χ
− − − −
= + + + =
2
tabelχ untuk α = 5% dan derajat bebas k=1 adalah 3.84. Jadi 2
χ tidak lebih besar dari
2
tabelχ (tidak signifikan), maka kesimpulan: tidak cukup fakta untuk menyatakan X
berhubungan dengan Y.
Contoh 5: Koefisien kontingensi
Derajat hubungan X dan Y disebut koefisien kontingensi yang dihitung sebagai
berikut
2
2
C
N
χ
χ
=
+
[3]
Untuk kasus ini adalah
0.045
0.041
0.045 27
C = =
+
Nilai koefisien tersebut kecil, hal ini bisa dipahami karena memang hubungan X dan
Y tidak signifikan.
LATIHAN
1. Misal respons Y = 1 menyatakan menderita kanker paru-paru dan Y = 0
menyatakan tidak menderita kanker paru-paru, dan X = 1 menyatakan merokok, dan
X = 0 menyatakan tidak merokok. Tabel 7 memperlihatkan tabulasi silang antara
respons Y dengan prediktor X.
Tabel 7
Tabulasi silang antara respons Y dan dengan prediktor X
Y x = 1 x = 0 Σ
Y=1
Y=0
Σ
21
6
27
22
51
73
43
57
100
Analisis apakah ada hubungan antara X dan Y, hitung koefisien kontingensi!
2. Berikut ini adalah output SPSS untuk pasangan data frekuensi kategori tingkat
pendidikan dengan daya adaptasi dalam perkawinan dari 400 orang yang sudah
menikah. Berdasarkan output tersebut tentukan:
(a) Proporsi tingkat pendidikan yang dominan
(b) Proporsi daya adaptasi yang berhasil (tinggi dan sangat tinggi)
(c) Apakah daya adaptasi dipengaruhi (berhubungan) dengan tingkat pendidikan
(d) Derajat asosiasinya
Frequency Table
Pendidikan
232 58,0 58,0 58,0
116 29,0 29,0 87,0
52 13,0 13,0 100,0
400 100,0 100,0
ST
SM
SD
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Daya adaptasi
46 11,5 11,5 11,5
67 16,8 16,8 28,3
111 27,8 27,8 56,0
176 44,0 44,0 100,0
400 100,0 100,0
Sangat Rendah
Rendah
Tinggi
Sangat Tinggi
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Crosstabs
Pendidikan * Daya adaptasi Crosstabulation
Count
18 29 70 115 232
17 28 30 41 116
11 10 11 20 52
46 67 111 176 400
ST
SM
SD
Pendidikan
Total
Sangat
Rendah Rendah Tinggi Sangat Tinggi
Daya adaptasi
Total
Chi-Square Tests
19,943a 6 ,003
19,319 6 ,004
13,620 1 ,000
400
Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
Value df
Asymp. Sig.
(2-sided)
0 cells (,0%) have expected count less than 5. The
minimum expected count is 5,98.
a.
Symmetric Measures
,218 ,003
400
Contingency CoefficientNominal by Nominal
N of Valid Cases
Value Approx. Sig.
Not assuming the null hypothesis.a.
Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.b.
***
Frequency Table
Pendidikan
232 58,0 58,0 58,0
116 29,0 29,0 87,0
52 13,0 13,0 100,0
400 100,0 100,0
ST
SM
SD
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Daya adaptasi
46 11,5 11,5 11,5
67 16,8 16,8 28,3
111 27,8 27,8 56,0
176 44,0 44,0 100,0
400 100,0 100,0
Sangat Rendah
Rendah
Tinggi
Sangat Tinggi
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Crosstabs
Pendidikan * Daya adaptasi Crosstabulation
Count
18 29 70 115 232
17 28 30 41 116
11 10 11 20 52
46 67 111 176 400
ST
SM
SD
Pendidikan
Total
Sangat
Rendah Rendah Tinggi Sangat Tinggi
Daya adaptasi
Total
Chi-Square Tests
19,943a 6 ,003
19,319 6 ,004
13,620 1 ,000
400
Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
Value df
Asymp. Sig.
(2-sided)
0 cells (,0%) have expected count less than 5. The
minimum expected count is 5,98.
a.
Symmetric Measures
,218 ,003
400
Contingency CoefficientNominal by Nominal
N of Valid Cases
Value Approx. Sig.
Not assuming the null hypothesis.a.
Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.b.
***

More Related Content

What's hot

Tabel kontingensi 2x2 dan uji independensi
Tabel kontingensi 2x2 dan uji independensiTabel kontingensi 2x2 dan uji independensi
Tabel kontingensi 2x2 dan uji independensiDarnah Andi Nohe
 
Contoh kasus dalam perusahaan
Contoh kasus dalam perusahaanContoh kasus dalam perusahaan
Contoh kasus dalam perusahaanPutrii Wiidya
 
Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)
Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)
Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)Mayawi Karim
 
Contoh soal Metode Simpleks
Contoh soal Metode SimpleksContoh soal Metode Simpleks
Contoh soal Metode SimpleksReza Mahendra
 
Data Base Tiket Pesawat
Data Base Tiket PesawatData Base Tiket Pesawat
Data Base Tiket Pesawatnaufals11
 
Penyelesaian sistem persamaan linear dengan metode iterasi gauss seidel
Penyelesaian sistem persamaan linear dengan metode iterasi gauss seidelPenyelesaian sistem persamaan linear dengan metode iterasi gauss seidel
Penyelesaian sistem persamaan linear dengan metode iterasi gauss seidelBAIDILAH Baidilah
 
Contoh soal Teori antrian khusus Poisson
Contoh soal Teori antrian khusus PoissonContoh soal Teori antrian khusus Poisson
Contoh soal Teori antrian khusus PoissonLilies DLiestyowati
 
Metode simpleks dua fase
Metode simpleks dua faseMetode simpleks dua fase
Metode simpleks dua fasespecy1234
 
Riset operasional
Riset operasionalRiset operasional
Riset operasionalHenry Guns
 
PENYELESAIAN MASALAH PENUGASAN DENGAN METODE HUNGARIAN
PENYELESAIAN MASALAH PENUGASAN DENGAN METODE HUNGARIANPENYELESAIAN MASALAH PENUGASAN DENGAN METODE HUNGARIAN
PENYELESAIAN MASALAH PENUGASAN DENGAN METODE HUNGARIANFeronica Romauli
 
Statistika-Uji Hipotesis
Statistika-Uji HipotesisStatistika-Uji Hipotesis
Statistika-Uji HipotesisRhandy Prasetyo
 
Makalah kelompok 4 metode simpleks
Makalah kelompok 4 metode simpleksMakalah kelompok 4 metode simpleks
Makalah kelompok 4 metode simpleksNila Aulia
 

What's hot (20)

Tabel kontingensi 2x2 dan uji independensi
Tabel kontingensi 2x2 dan uji independensiTabel kontingensi 2x2 dan uji independensi
Tabel kontingensi 2x2 dan uji independensi
 
Contoh kasus dalam perusahaan
Contoh kasus dalam perusahaanContoh kasus dalam perusahaan
Contoh kasus dalam perusahaan
 
Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)
Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)
Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)
 
Statistika Probabilitas
Statistika ProbabilitasStatistika Probabilitas
Statistika Probabilitas
 
Contoh soal Metode Simpleks
Contoh soal Metode SimpleksContoh soal Metode Simpleks
Contoh soal Metode Simpleks
 
Data Base Tiket Pesawat
Data Base Tiket PesawatData Base Tiket Pesawat
Data Base Tiket Pesawat
 
Penyelesaian sistem persamaan linear dengan metode iterasi gauss seidel
Penyelesaian sistem persamaan linear dengan metode iterasi gauss seidelPenyelesaian sistem persamaan linear dengan metode iterasi gauss seidel
Penyelesaian sistem persamaan linear dengan metode iterasi gauss seidel
 
Manajemen proyek
Manajemen proyekManajemen proyek
Manajemen proyek
 
Contoh soal Teori antrian khusus Poisson
Contoh soal Teori antrian khusus PoissonContoh soal Teori antrian khusus Poisson
Contoh soal Teori antrian khusus Poisson
 
Metode simpleks dua fase
Metode simpleks dua faseMetode simpleks dua fase
Metode simpleks dua fase
 
Riset operasional
Riset operasionalRiset operasional
Riset operasional
 
Class diagram
Class diagramClass diagram
Class diagram
 
PENYELESAIAN MASALAH PENUGASAN DENGAN METODE HUNGARIAN
PENYELESAIAN MASALAH PENUGASAN DENGAN METODE HUNGARIANPENYELESAIAN MASALAH PENUGASAN DENGAN METODE HUNGARIAN
PENYELESAIAN MASALAH PENUGASAN DENGAN METODE HUNGARIAN
 
6. interpolasi polynomial newton
6. interpolasi polynomial newton6. interpolasi polynomial newton
6. interpolasi polynomial newton
 
Variabel acak dan nilai harapan (Statistik Ekonomi II)
Variabel acak dan nilai harapan (Statistik Ekonomi II)Variabel acak dan nilai harapan (Statistik Ekonomi II)
Variabel acak dan nilai harapan (Statistik Ekonomi II)
 
contoh soal program linear
contoh soal program linearcontoh soal program linear
contoh soal program linear
 
Statistika-Uji Hipotesis
Statistika-Uji HipotesisStatistika-Uji Hipotesis
Statistika-Uji Hipotesis
 
Makalah Tentang Database
Makalah Tentang DatabaseMakalah Tentang Database
Makalah Tentang Database
 
Materi P3_Distribusi Normal
Materi P3_Distribusi NormalMateri P3_Distribusi Normal
Materi P3_Distribusi Normal
 
Makalah kelompok 4 metode simpleks
Makalah kelompok 4 metode simpleksMakalah kelompok 4 metode simpleks
Makalah kelompok 4 metode simpleks
 

Similar to 07 analisis frekuensi-kategori-1

Bahan ajar analisis regresi
Bahan ajar analisis regresiBahan ajar analisis regresi
Bahan ajar analisis regresiIan Sang Awam
 
Statistika x
Statistika xStatistika x
Statistika xlitaap
 
Bab 2 data deskripsi dan inferensial
Bab 2 data deskripsi dan inferensialBab 2 data deskripsi dan inferensial
Bab 2 data deskripsi dan inferensialKalbin Salim
 
Regresi Linear Berganda
Regresi Linear BergandaRegresi Linear Berganda
Regresi Linear BergandaDian Arisona
 
Materi SMA X - Statistika
Materi SMA X - StatistikaMateri SMA X - Statistika
Materi SMA X - StatistikaAna Sugiyarti
 
1101 Pertemuan 11 Hipotesis Asosiatif (NonParametrik).pptx
1101 Pertemuan 11 Hipotesis Asosiatif (NonParametrik).pptx1101 Pertemuan 11 Hipotesis Asosiatif (NonParametrik).pptx
1101 Pertemuan 11 Hipotesis Asosiatif (NonParametrik).pptxazkhaka123
 
Korelasi parsial dan ganda
Korelasi parsial dan gandaKorelasi parsial dan ganda
Korelasi parsial dan gandaindahnuur
 
Modul 8-statistika--.pptx
Modul 8-statistika--.pptxModul 8-statistika--.pptx
Modul 8-statistika--.pptxRentaArioz1
 
6. analisa regresi dan korelasi sederhana rs
6. analisa regresi dan korelasi sederhana rs6. analisa regresi dan korelasi sederhana rs
6. analisa regresi dan korelasi sederhana rsRizkisetiawan13
 
Menginterpretasi distribusi peluang_kontinu(10)
Menginterpretasi distribusi peluang_kontinu(10)Menginterpretasi distribusi peluang_kontinu(10)
Menginterpretasi distribusi peluang_kontinu(10)rizka_safa
 
Apa saja penyakit yang perlu dilakukan surveilans di indonesia pada tingkat p...
Apa saja penyakit yang perlu dilakukan surveilans di indonesia pada tingkat p...Apa saja penyakit yang perlu dilakukan surveilans di indonesia pada tingkat p...
Apa saja penyakit yang perlu dilakukan surveilans di indonesia pada tingkat p...Arief Budiman
 
Metodologi Penelitian - Statistik Deskriptif
Metodologi Penelitian - Statistik DeskriptifMetodologi Penelitian - Statistik Deskriptif
Metodologi Penelitian - Statistik DeskriptifDeady Rizky Yunanto
 
APG Pertemuan 7 : Manova and Repeated Measures
APG Pertemuan 7 : Manova and Repeated MeasuresAPG Pertemuan 7 : Manova and Repeated Measures
APG Pertemuan 7 : Manova and Repeated MeasuresRani Nooraeni
 

Similar to 07 analisis frekuensi-kategori-1 (20)

Bahan ajar analisis regresi
Bahan ajar analisis regresiBahan ajar analisis regresi
Bahan ajar analisis regresi
 
STATISTIK DESKRIPTIF.pdf
STATISTIK DESKRIPTIF.pdfSTATISTIK DESKRIPTIF.pdf
STATISTIK DESKRIPTIF.pdf
 
Statistika x
Statistika xStatistika x
Statistika x
 
Teori peluang
Teori peluangTeori peluang
Teori peluang
 
Bab 2 data deskripsi dan inferensial
Bab 2 data deskripsi dan inferensialBab 2 data deskripsi dan inferensial
Bab 2 data deskripsi dan inferensial
 
Regresi Linear Berganda
Regresi Linear BergandaRegresi Linear Berganda
Regresi Linear Berganda
 
Statistik 2
Statistik 2Statistik 2
Statistik 2
 
Materi SMA X - Statistika
Materi SMA X - StatistikaMateri SMA X - Statistika
Materi SMA X - Statistika
 
1101 Pertemuan 11 Hipotesis Asosiatif (NonParametrik).pptx
1101 Pertemuan 11 Hipotesis Asosiatif (NonParametrik).pptx1101 Pertemuan 11 Hipotesis Asosiatif (NonParametrik).pptx
1101 Pertemuan 11 Hipotesis Asosiatif (NonParametrik).pptx
 
Korelasi parsial dan ganda
Korelasi parsial dan gandaKorelasi parsial dan ganda
Korelasi parsial dan ganda
 
Modul 8-statistika--.pptx
Modul 8-statistika--.pptxModul 8-statistika--.pptx
Modul 8-statistika--.pptx
 
6. analisa regresi dan korelasi sederhana rs
6. analisa regresi dan korelasi sederhana rs6. analisa regresi dan korelasi sederhana rs
6. analisa regresi dan korelasi sederhana rs
 
Menginterpretasi distribusi peluang_kontinu(10)
Menginterpretasi distribusi peluang_kontinu(10)Menginterpretasi distribusi peluang_kontinu(10)
Menginterpretasi distribusi peluang_kontinu(10)
 
Apa saja penyakit yang perlu dilakukan surveilans di indonesia pada tingkat p...
Apa saja penyakit yang perlu dilakukan surveilans di indonesia pada tingkat p...Apa saja penyakit yang perlu dilakukan surveilans di indonesia pada tingkat p...
Apa saja penyakit yang perlu dilakukan surveilans di indonesia pada tingkat p...
 
Chi Kuadrat
Chi KuadratChi Kuadrat
Chi Kuadrat
 
Bab2 penyajian data
Bab2 penyajian dataBab2 penyajian data
Bab2 penyajian data
 
Tugas RESUME UAS.pdf
Tugas RESUME UAS.pdfTugas RESUME UAS.pdf
Tugas RESUME UAS.pdf
 
Metodologi Penelitian - Statistik Deskriptif
Metodologi Penelitian - Statistik DeskriptifMetodologi Penelitian - Statistik Deskriptif
Metodologi Penelitian - Statistik Deskriptif
 
APG Pertemuan 7 : Manova and Repeated Measures
APG Pertemuan 7 : Manova and Repeated MeasuresAPG Pertemuan 7 : Manova and Repeated Measures
APG Pertemuan 7 : Manova and Repeated Measures
 
Penyajian data
Penyajian dataPenyajian data
Penyajian data
 

Recently uploaded

Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 

Recently uploaded (20)

Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 

07 analisis frekuensi-kategori-1

  • 1. Materi 6: ANALISIS FREKUENSI KATEGORI A. Analisis untuk Variabel Tunggal Seringkali kita meringkas atau menyajikan data dalam bentuk frekuensi. Lazimnya hal ini dilakukan karena skala (pengukuran) data variabel yang diamati bersifat kategorik, misalnya warna, agama, suku, bidang usaha, tingkat pendidikan, ukuran (size) pakaian, peringkat kinerja/kualitas, dan sebagainya. Data frekuensi variabel tunggal dianalisis dengan Tabel Frekuensi. Tabel ini meliputi jumlah (frekuensi) dan distribusi frekuensi (persen) untuk setiap kategorinya. Contoh 1: Tabel Frekuensi Misalkan Y menyatakan respons setuju (1) atau tidak setuju (0) terhadap suatu kebijakan ekonomi yang diajukan. Misalkan prediktor x menyatakan usia dikelompokkan dalam dua kelompok usia: (0): 50-59, dan (1): 60-69. Diberikan data tersebut pada Tabel 1 berikut: Tabel 1 Data respons Y biner, X biner Respon den X Y Responden X Y 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 Tabel frekuensi untuk variabel X dan Y masing-masing adalah pada Tabel 2 dan Tabel 3 di bawah ini. Tabel tersebut dapat diperoleh secara komputasi (misalnya melalui program SPSS) atau dapat juga dihitung manual. Pada Tabel 2 terlihat responden didominasi usia 50-59 (63%). Sementara itu pada Tabel 3 terlihat hanya 77% responden setuju kebijakan ekonomi yang diajukan. Tabel 2 dan 3 adalah contoh output tabel frekuensi dari program SPSS.
  • 2. Tabel 2: Tabel frekuensi X (usia responden) X Frequency Percent Cumulative Percent Valid 0 17 63,0 63,0 1 10 37,0 100,0 Total 27 100,0 Tabel 3: Tabel frekuensi Y (respon terhadap kebijakan ekonomi) Y Frequency Percent Cumulative Percent Valid 0 6 22,2 22,2 1 21 77,8 100,0 Total 27 100,0 B. Tabel Frekuensi untuk Dua Variabel Berpasangan Penyajian data untuk dua variabel yang berpasangan juga dapat disajikan melalui tabel frekuensi yang disebut Tabulasi Silang (crosstabulation). Tabel ini tetap mengandung tabel-tabel frekuensi masing-masing variabel yaitu pada bagian kolom total dan baris total. Hanya saja, analisis untuk crosstab ini lebih kompleks karena kita ingin menguji apakah dua variabel tersebut menunjukkan adanya hubungan/asosiasi atau tidak. Contoh 2: Tabel frekuensi tabulasi silang Perhatikan kembali kasus pada Contoh 1 dan data pada Tabel 1. Cosstab yang dihasilkan disajikan pada Tabel 4, dan lebih detil pada Tabel 5. Perhatikan bahwa kolom terkahir dan baris terakhir merupakan tabel-tabel frekuensi masing-masing variabel Y dan X. Sedangkan pada sel-sel yang ditengah merupakan frekuensi (distribusi) Y untuk suatu kategori X atau sebaliknya frekuensi (distribusi) X untuk suatu kategori Y. Tabel 4 : Tabulasi-silang respons Y terhadap X Y X = 0 X = 1 Σ Y = 0 Y = 1 Σ 4 13 17 2 8 10 6 21 27
  • 3. Tabel 5 : Distribusi Y * X Crosstabulation X 0 1 Total Y 0 Count 4 2 6 % within Y 66,7% 33,3% 100,0% % within X 23,5% 20,0% 22,2% % of Total 14,8% 7,4% 22,2% 1 Count 13 8 21 % within Y 61,9% 38,1% 100,0% % within X 76,5% 80,0% 77,8% % of Total 48,1% 29,6% 77,8% Total Count 17 10 27 % within Y 63,0% 37,0% 100,0% % within X 100,0% 100,0% 100,0% % of Total 63,0% 37,0% 100,0% Bisa diamati bahwa: Pada Y=0 perbandingan usia muda: tua, X(0) : X(1), adalah 67 : 33 persen, sementara pada Y=1 perbandingannya 62 : 38 persen. Atau, pada X=0 perbandingan Y(0) : Y(1) adalah 24 : 76 persen, sementara pada X=1 perbandingannya 20 : 80 persen. Jadi, distribusi (proporsi) usia tua-muda relatif sama antara mereka yang setuju dengan yang tidak. Atau, juga, kelompok tua atau muda mempunyai perbandingan sikap yang sama terhadap isu kebijakan ekonomi yang diajukan. Artinya, tidak ada indikasi bagi mereka usia kelompok tua atau muda untuk cenderung progresif atau apatis terhadap kebijakan ekonomi yang diajukan, tidak ada indikasi hubungan X dengan Y. Contoh 3. Frekuensi yang diharapkan Seandainya X dan Y tidak ada hubungan, bebas, maka frekuensi pada sel-sel tabulasi silangnya dapat disusun sesuai dengan frekuensi masing-masing variabel (Tabel 2 dan 3). Frekuensi ini disebut frekuensi yang diharapkan. Frekuensi harapan untuk data pada Tabel 4 adalah Tabel 6: Frekuensi Observasi dan Frekuensi Diharapkan X Total 0 1 0 Y 0 Count 4 2 6 Expected Count 3,8 2,2 1 Count 13 8 21 Expected Count 13,2 7,8 Total Count 17 10 27 Terlihat nilai-nilai frekuensi observasi dengan frekuensi yang diharapkan tidak berbeda jauh, menunjukkan tidak ada indikasi hubungan X dengan Y.
  • 4. Frekuensi yang diharapkan untuk sel-ij dihitung sebagai totalkolomke-i totalbariske-j ij x E N = [1] Misalnya untuk sel Y=0, X=0,  00 17 6 3.8 27 x E = = . Dst. C. Analisis Hubungan dan Uji statistik data Tabulasi Silang Apakah X dan Y berhubungan? Signifikansi hubungan dua variabel berpasangan dalam analisis cosstab dapat diuji secara statistik. Hipotesis hubungan tersebut dapat disusun sebagai berikut: H0 : Tidak ada hubungan antara variabel I dengan variabel II H1 : Ada hubungan Untuk data tabulasi silang (variabel I dan II yang bersifat kategorik), salah satu metode yang digunakan untuk uji hipotesis ini adalah uji khi-kuadrat ( 2 χ ). Statistik ujinya adalah: ( ) 2 2 , k ij ij i j ij f E E χ − = ∑ [2] fij = frekuensi data pada sel-ij (baris ke-i dan kolom ke-j), i = 1, 2, ..., r., j = 1, 2, ..., c. Eij = frekuensi yang diharapkan (seandainya tidak ada hubungan) pada sel-ij. k = banyaknya sel = (r-1)(c-1). Nilai 2 χ ini dibandingkan dengan nilan 2 χ tabel pada tingkat signifikansi α dan derajat bebas k. Jika 2 2 tabelχ χ> maka tolak H0 dan dinyatakan bahwa ada hubungan variabel I dengan variabel II. Contoh 4: Uji 2 χ cosstabulation 2x2 Untuk data pada Tabel 4, dihitung 2 2 2 2 2 (4 3.8) (2 2.2) (13 13.2) (8 7.8) 0.045 3.8 2.2 13.2 7.8 χ − − − − = + + + = 2 tabelχ untuk α = 5% dan derajat bebas k=1 adalah 3.84. Jadi 2 χ tidak lebih besar dari 2 tabelχ (tidak signifikan), maka kesimpulan: tidak cukup fakta untuk menyatakan X berhubungan dengan Y.
  • 5. Contoh 5: Koefisien kontingensi Derajat hubungan X dan Y disebut koefisien kontingensi yang dihitung sebagai berikut 2 2 C N χ χ = + [3] Untuk kasus ini adalah 0.045 0.041 0.045 27 C = = + Nilai koefisien tersebut kecil, hal ini bisa dipahami karena memang hubungan X dan Y tidak signifikan. LATIHAN 1. Misal respons Y = 1 menyatakan menderita kanker paru-paru dan Y = 0 menyatakan tidak menderita kanker paru-paru, dan X = 1 menyatakan merokok, dan X = 0 menyatakan tidak merokok. Tabel 7 memperlihatkan tabulasi silang antara respons Y dengan prediktor X. Tabel 7 Tabulasi silang antara respons Y dan dengan prediktor X Y x = 1 x = 0 Σ Y=1 Y=0 Σ 21 6 27 22 51 73 43 57 100 Analisis apakah ada hubungan antara X dan Y, hitung koefisien kontingensi! 2. Berikut ini adalah output SPSS untuk pasangan data frekuensi kategori tingkat pendidikan dengan daya adaptasi dalam perkawinan dari 400 orang yang sudah menikah. Berdasarkan output tersebut tentukan: (a) Proporsi tingkat pendidikan yang dominan (b) Proporsi daya adaptasi yang berhasil (tinggi dan sangat tinggi) (c) Apakah daya adaptasi dipengaruhi (berhubungan) dengan tingkat pendidikan (d) Derajat asosiasinya
  • 6. Frequency Table Pendidikan 232 58,0 58,0 58,0 116 29,0 29,0 87,0 52 13,0 13,0 100,0 400 100,0 100,0 ST SM SD Total Valid Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Daya adaptasi 46 11,5 11,5 11,5 67 16,8 16,8 28,3 111 27,8 27,8 56,0 176 44,0 44,0 100,0 400 100,0 100,0 Sangat Rendah Rendah Tinggi Sangat Tinggi Total Valid Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Crosstabs Pendidikan * Daya adaptasi Crosstabulation Count 18 29 70 115 232 17 28 30 41 116 11 10 11 20 52 46 67 111 176 400 ST SM SD Pendidikan Total Sangat Rendah Rendah Tinggi Sangat Tinggi Daya adaptasi Total Chi-Square Tests 19,943a 6 ,003 19,319 6 ,004 13,620 1 ,000 400 Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases Value df Asymp. Sig. (2-sided) 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,98. a. Symmetric Measures ,218 ,003 400 Contingency CoefficientNominal by Nominal N of Valid Cases Value Approx. Sig. Not assuming the null hypothesis.a. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.b. ***
  • 7. Frequency Table Pendidikan 232 58,0 58,0 58,0 116 29,0 29,0 87,0 52 13,0 13,0 100,0 400 100,0 100,0 ST SM SD Total Valid Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Daya adaptasi 46 11,5 11,5 11,5 67 16,8 16,8 28,3 111 27,8 27,8 56,0 176 44,0 44,0 100,0 400 100,0 100,0 Sangat Rendah Rendah Tinggi Sangat Tinggi Total Valid Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Crosstabs Pendidikan * Daya adaptasi Crosstabulation Count 18 29 70 115 232 17 28 30 41 116 11 10 11 20 52 46 67 111 176 400 ST SM SD Pendidikan Total Sangat Rendah Rendah Tinggi Sangat Tinggi Daya adaptasi Total Chi-Square Tests 19,943a 6 ,003 19,319 6 ,004 13,620 1 ,000 400 Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases Value df Asymp. Sig. (2-sided) 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,98. a. Symmetric Measures ,218 ,003 400 Contingency CoefficientNominal by Nominal N of Valid Cases Value Approx. Sig. Not assuming the null hypothesis.a. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.b. ***