6. Faktor Resiko :
A. Tinggi
Operasi tuba 21,9%
Sterilisasi 9,3%
Bekas KE 8,3%
Pemakaian DES 5,6%
IUD 4-45%
Kelainan tuba 3,8-21%
B. Sedang
Infertilitas 2,5-21%
Infeksi genital 2,5-3,7%
Multipel Sexual 2,1%
7. C. Rendah
Bekas Operasi Abdomen 0,9-3,8%
Perokok 2,3-2,5%
Vaginal Douching 1,1-3,1%
Coitus pertama kali <18thn 1,6%
14. Penatalaksanaan
A. Atasi keadaan umum
B. Pembedahan laparoskopi (pada
K.E.belum terganggu)
laparotomi (pada K.E.T.)
C. Medical : Ǿ gestasi sac < 3-4 cm :
MTX : - 0,5 mg / kgBB ( 5 hari)
- 12,5 mg dengan laparoskopi
D. Pengobatan lanjutan :
Konsultasi teratur & Cek HCG teratur
15. Prognosis kemungkinan hamil lagi
Setelah operasi & pembukaan saluran telur 55-60%
Salah satu saluran tidak aktif / tersumbat 45 %
Dua/lebih kehamilan ektopik & op. konservatif 30%
16. KEHAMILAN ABDOMEN
• Pembagian :
1. Primer : dari awal implantasi terjadi di
rongga perut
2. Sekunder : asal kehamilan di tubae
ruptur implantasi (terbanyak)
• Insiden 1 : 1500
• Nasib janin :
Pernanahan
Kalsifikasi litopedion
Perlemakan adipocere
17. Keluhan :
• Perangsangan peritoneum
• Pernah mengeluh nyeri perut hebat (pusing,
pingsan)
• Braxton hicks (-)
• Pergerakan anak > nyeri
• BJA lebih keras
• Bagian anak lebih mudah diraba
• Teraba tumor di samping anak
• Pembukaan tidak maju (bila inpartu)
18. Pemeriksaan penunjang :
• Test piton
• Sondage Foto Rontgen
• Foto Rontgen rangka anak tinggi dalam
letak paksa (patognomonis) rangka janin
memotong vertebra ibu
• USG
• Histerografi
19. Penatalaksanaan
1. Konseling
2. Setelah diagnosis dibuat laparotomi
(prinsip mengeluarkan janin saja
sedangkan plasenta ditinggalkan)
3. Sedia donor perdarahan >
BACK