Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada kehamilan ektopik. Terdapat definisi, etiologi, gejala, pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan, dan konsep dasar askep pada kehamilan ektopik yang mencakup pengkajian, pemeriksaan fisik, diagnosa keperawatan, intervensi rasional, implementasi, dan evaluasi.
2. Definisi
KET adalah setiap implantasi yang telah dibuahi
diluar cavum uterus.Implantasi dapat terjadi dituba
falopo , ovarium, servik dan abdomen.kemamilan
ektopik terbanyak adalah tuba falopi (murria, 2002)
3. ETIOLOGI
1.Gangguan pada lumen tuba (infeksi, hypoplasia, operasi
plastic pada tuba)
2.Gangguan diluar tuba
Terdapat endometriosis tuba sehingga memeperbesar
kemungkinan implantasi
Terdapat divertikel pada lumen tuba
Terdapat perlekatan sekitar tuba sehingga memperkecil
lumen tuba
4. Gejala
1.Pada umumnya ibu menunjukan gejala gejala
kehamilan muda dan merasa nyeri diperut bagian
bawah
2.Pendarahan per vagina
3.Amenore
4.Gejala KET sangat berbeda beda dari pendarahan
banyaksamapi terdapat gejala yang tidak jelas
5. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang
Penangan kehamilaPemeriksaan Laboratorium
• Pemeriksaan darah lengkap
• Pemeriksaan kadar hormone progesterone
• Pemeriksaan kadar HCG serum
• Pemeriksaan golongan darah
Kuldosentesis (Pengambilan cairan peritoneal dari extra vasio rektou terina (ruang Douglas),
melalui tindakan fungsi melalui dinding vagina.
Ultrasonografi (USG)
7. Konsep dasar askep pada KET
Pengkajian
1.Keluhan utama
Keluhan utama yang seringmuncul adalah perdarahan pervaginam dan atau
intraperitoneal serta nyeri di bagian abdomen kiri/kanan bawah jika telah terjadi
rupture tuba.
2.Riwayat kesehatan sekarang
Awalnya wanita mengalami ammenorrhoe beberapa minggu kemudian disusul dengan
adanya nyeri hebat seperti disayat-sayat pada mulanya nyeri hanya satu sisi ke sisi
berikutnya disertai adanya perdarahan pervagina
8. 3.Riwayat obsterti dan ginekologi
Meliputi: jenis alat kontrasepsi yang digunakan sebelum hamil, waktu
dan lamanya penggunaan alat kontrasepsi, apakah ada masalah
dengan cara tersebut, jenis yang direncanakan setelah persalinan
sekarang dan berapa jumlah anak yang direncanakan
9. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum
Tergantung banyaknya darah yang keluar dan tuba, keadaan umum ialah kurang lebih normal
sampai gawat dengan shock berat dan anemi
Pemeriksaan kepala dan leher
Muka dan mata pucat, conjungtiva anemis
Pemeriksaan abdomen
Pada abortus tuba terdapat nyeri tekan di perut bagian bawah disisiuterus, dan pada
pemeriksaan luar atau pemeriksaan bimanual ditemukan tumor yang tidak begitu padat, nyeri
tekan dan dengan batas-batas yang tidak rata disamping uterus.Hematokel retrouterina dapat
ditemukan. Pada repture tuba perutmenegagang
10. Pemeriksaan genetalia
Sebelum dilakukan tindakan operasi pada pemeriksa genetalia eksterna dapat itemukan adanya
perdarahan pervagina. Perdarahan dari uterus biasanya sedikit- sedikit, berwarna merah kehitaman.
Pemeriksaan ekstremitas
Pada ekstrimitas atas dan bawah biasanya ditemukan adanya akraldingin akibat syok serta
tanda-tanda cyanosis perifer pada tangandan kaki.
11. Diagnosa keperawatan
1. defisit volume cairan yang berhubungan dengan ruptur lokasi implantasi sebagai
efek dari pembedahan.
Kriteria hasil: ibu menunjukkan kestabilan /perbaikan keseimbangan
cairan yang dibuktikan oleh tanda-tanda vital yang stabil, pengisian
kapiler cepat, sensorium tepat, serta frekuensi dan berat jenis urine
adekuat
12. INTERVENSI RASIONAL
1.Evaluasi, laporkan, serta catat jumlah dan sifat
kehilangan darah, lakukan perhitungan pembalut,
kemudian timbang pembalut.
2.Lakukan tirah baring, intruksikan ibu untuk
menghindari valsava manuver dan koitus.
3. Posisikan ibu dengan tepat, telentang dengan
panggul ditinggikan atau posisi semi fowler
4. Catat tanda-tanda vital, pengisian kapiler pada
dasar pupu, warna membran mukosa atau kulit dan
suhu. Ukur tekanan vena sentral bila ada.
5. Pantau aktifitas uterus, status janin, dan adanya
nyeri tekan pada abdomen
6. Hindari pemeriksaan rektal atau vagina
7. Pantau masukan atau keluaran cairan. Dapatkan
sampel urin setiap jam, ukur berat jenis
8. Auskultasi bunyi nafas
1. Perkirakan kehilangan darah membantu membedakan
diagnosis. Setiap gram peningkatan berat pembalut sama
dengan kehilangan kira-kira 1 ml darah
2. Perdarahan dapat berhenti dengan reduksi ktifitas.
Peningkatan tekanan abdomen atau orgasme dapat
merangsang perdarahan
3. Menjamin kedekuatan darah yang tersedia untuk otak,
peninggian panggul menghindari kompresi vena kaya.
Posisi semi fowler memungkinkan janin betindak sebagai
tampon
4. Membantu menentukan beratnya kehilangan darah,
meskipun sianosis dan perubahan pada tekanan darah dan
nadi adalah tanda-tanda lanjut dari kehilangan volume
sirkulasi
5.Membantu menentukan sifat hemoragi dan
kemungkinan akibat dari peristiwa hemoragi
6. Dapat meningkatkan hemoragi
7. Menentukan luasnya kehilangan cairan dan
menunjukkan perfusi ginjal
8. Bunyi nafas adventitus menunjukkan ketidaktepatan
atau kelebihan pergantian
13. Diagnosa keperawatan
Diagnosa 2: nyeri yang berhubungan dengan ruptur tuba falopi, perdarahan intraperitoneal.
Kriteria hasil: ibu dapat mendemonstrasikan teknik relaksasi, tanda-tanda vital dalam batas
normal, dan ibu tidak meringis.
14. intervensi rasional
1.Tentukan sifat, lokasi dan durasi nyeri, kaji kontraksi
uterus hemoragi atau nyeri tekan abdomen
2.Kaji stress psikologi ibu/pasangan dari respons
emosional terhadap kejadian
3.Berikan lingkungan yang terang dan aktivitas untuk
mnurunkan rasa nyeri, instruksikan klien untuk
menggunakan metode relaksasi, misalnya, nafas dalam,
visualisasi distraksi, dan jelaskan prosedurnya
1. Membantu dalam mendiagnosis dan menentukan
tindakan yang akan
dilakukan.
2.Ketidaknyamanan dihubungkan dengan aborsi spontan
dan molahidatidosa karena kontraksi uterus yang
mungkin diprberat oleh infuse oksotoksin. Rupture
kehamilan ektopik mengakibatkan nyeri hebat, karena
hemorogy tersembunyi saat tuba fallupi rupture ke
dalam abdomen.
3. Ansietas sebagai respons terhadap situasi darurat
dapat memperberat ketidaknyamanan karena sindrom
ketegangan, katakutan, dan nyeri
Dapat membantu dalam menurunkan tingkat ansietas
dan karenanya mereduksi ketidaknyamanan
15. Diagnosa keperawatan
Diagnosa ke 3
Kurangnya pengetahuan yang berhubungan dengan kurang pemahaman dan tidak mengenal
sumber-sumber informasi.
Tujuan : ibu berpartisipasi dalam proses belajar, mengungkapkan dalam istilah sederhana,
mengenai patofisiologi dan implikassi linik
16. intervensi rasional
1. Menjelaskan tindakan dan rasional yang
ditentukan untuk kondisi hemoragia
2.Berikan kesempatan bagi ibu untuk mengajukan
pertanyaan dan mengungkapkan kesalahan konsep
3.Diskusikan kemungkinan implikasi jangka pendek
pada ibu/janin dari keadaan perdarahan
4. Tinjau ulang implikasi jangka pangjang terhadap
situasi yang memerlukan evaluasi dan tindakan
tambahan
1.Memberikan informasi, menjelaskan kesalahan
konsep pemikiran ibu mengenai prosedur yang akan
dilakukan, dan menurunkan sters yang
berhubungan dengan prosedur yang diberikan
2.Memberikan klarifikasi dari konsep yang salah,
identifikasi masalah-masalah dan kesempatan
untuk memulai mengembangkan ketrampilan
penyesuaian
3.Memberikan informasi tentang kemungkinan
komplikasi dan meningkatkan harapan realitas dan
kerjasama dengan aturan tindakan
4.Ibu dengan kehamilan ektopik dapat memahami
kesulitan mempertahankan setelah pegangkatan
tuba/ovarium yang sakit
17. implementasi
implementasi merupakan tindakan yang sesuai dengan yang telah direncanakan, mencangkup tindakan mandiri
dan kolaborasi.
Tindakan mandiri adalah tindakan keperawatan berdasarkan analisis dan kesimpulan perawat. Dan bukan atas
petunjuk data petugas kesehatan lain.
Tindakan kolaborasi adalah tindakan keperawatan yang didasarkan didasarkan oleh hasil keputusan bersama
seperti dokter atau petugas kesehatan lain.