Pasien berusia 25 tahun masuk dengan keluhan ketuban pecah dini dan kontraksi janin lemah. Didiagnosis KPD dan diberi induksi oxytocin setelah pemberian misoprostol gagal. Persalinan berhasil dengan bantuan oxytocin dan lahir bayi laki-laki.
2. Pengertian
Ketuban pecah dini merupakan pecahnya ketuban sebelum
terdapat tanda mulai persalinan. Ketuban pecah dini dapat
berpengaruh terhadap kehamilan dan persalinan.
Jarak antara pecahnya ketuban dan permulaan persalinan
disebut periode laten atau dengan sebutan Lag Period. Bila periode
laten terlalu panjang dan ketuban sudah pecah, maka dapat terjadi
infeksi pada ibu dan juga bayi.
TINJAUAN TEORI
3. Etiologi
Adapun penyebab terjadinya ketuban pecah dini merurut (Manuaba, 2007)
yaitu sebagai berikut:
a. Multipara dan Grandemultipara
b. Hidramnion
c. Kelainan letak: sungsang atau lintang
d. Cephalo Pelvic Disproportion (CPD)
e. Kehamilan ganda
f. Pendular abdomen (perut gantung)
4. Tanda dan Gejala
Tanda yang terjadi adalah keluarnya cairan
ketuban merembes melalui vagina, aroma air
ketuban berbau manis dan tidak seperti bau
amoniak, berwarna jernih
5. Patofisiologi
Pecahnya selaput ketuban disebabkan oleh hilangnya elastisitas pada
daerah tepi robekan selaput ketuban. Hilangnya elastisitas selaput ketuban ini
sangat erat kaitannya dengan jaringan kolagen, yang dapat terjadi karena
penipisan oleh infeksi atau rendahnya kadar kolagen. Kolagen pada selaput
terdapat pada amnion di daerah lapisan kompakta, fibroblas serta pada korion
didaerah lapisan retikuler atau trofoblas (Mamede dkk, 2012).
7. IDENTITAS
Nama : Ny. Y.I
Umur : 25 Tahun
Status : Belum Menikah
Alamat : Oesapa
Agama : Katolik
MRS : 01 Juli 2023 (03:15)
Masuk VK : 01 Juli 2023 (04:10)
ISTRI SUAMI
Nama : Tn. Y.M
Umur : 24 Tahun
Status : Belum Menikah
Alamat : Oesapa
Agama : Kristen
KASUS
8. ANAMNESIS
RPS:
Pasien diantar keluarga ke IGD RSUDWZJ pada pukul 03.15 dengan keluhan
keluar air dari jalan lahir sedikit-sedikit sejak jam 00.15. Ibu mengatakan saat
ini hamil anak pertama, tidak pernah keguguran. HPHT 16-09-2022. Selama
hamil pasien melakukan pemeriksaan di Puskesmas Oesapa namun tidak
teratur.
Keluhan saat ini :
Nyeri perut tembus belakang (-), Perut terasa kencang-kencang (-), rasa ingin
BAB (-), keluar air-air (+) dan lendir darah (-), gerak janin dirasakan aktif (+)
9. Riwayat menstruasi
Menarche: 12 tahun
R. Haid : lama hari 3 hari
Banyak: 2x ganti pembalut
R. ANC : PKM Oesapa 2x.
R. Imunisasi : TT 1x
R. persalinan :
1. Hamil ini :
HPHT : 16-09-2022
TP : 23-06-2023
UK : 41-42 minggu
10. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis (GCS E4V5M6)
TTV : TD : 120/80 mmHg
N : 83x/m
S : 36.5 C
RR : 20 x/m
SpO2: 98 %
12. Status Obstetri
Leopold 1 : TFU 29 cm (tbj 2790 gram)
Leopold 2 : punggung kanan
Leopold 3 : Kepala belum masuk PAP
Leopold 4 : Letak kepala
DJJ : 157 x/mnt
His : tidak ada
VT : Tidak ada pembukaan, bagian terendah janin kepala, Ketuban jernih
merembes, masuk bidang hodge I.
14. RENCANA ASUHAN KEBIDANAN tanggal 01/07/2023 jam 08.00
S Pasien mengatakan hamil anak pertama, tidak pernah keguguran dan keluar air-air dari jalan lahir sedikit-sedikit sejak jam
00.15 warna jernih. Tidak ada nyeri perut dan kencang-kencang. Tidak ada lendir bercampur darah.
O KU
Kes
TTV
Baik
Compos Mentis
TD : 120/80mmHg
S : 36.5°C
N : 83x/m
RR : 20 x/m
SpO2 : 98 %
Pemeriksaan fisik • INSPEKSI : kepala sampai kaki tidak ada kelaian
• PALPASI : Leopold 1 : ,TFU 29 cm (TBJ : 2790 gram), Leopold 2 : punggung kanan,
Leopold 3 : Kepala sudah masuk PAP, Leopold 4 : Letak kepala
• AUSKULTASI : DJJ 157 x/mnt
• HIS : tidak ada
• VT: v/v tidak ada kelainan tampak keputiha, belum ada pembukaan, ketuban merembes
• Pemeriksaan lakmus positif
15. A G1P0A0 Uk 41-42 minggu JTHIU + KPD > 12 Jam
P Planning Implementasi Evaluasi
Beritahu hasil
pemeriksaan kepada
ibu dan kelurga
Obs. ku , ttv DAN DJJ
Obs .kemajuan
pesalinan
Obs. tanda tanda
infeksi
Anjurkan ibu untuk
tidur miring kiri
Penuhi nutrisi dan
hidrasi
Kolaborasi dokter:
cefotafim 2x1 gr iv
(skintes), IVFD RL 20
TPM
08.00 Mengkaji pasien, mengukur tanda vital : TD 120/80 mmhg,
nadi 83 x/mnt, RR : 20 x/mnt, Suhu : 36.5 C, SpO2 98%
Melakukan pemeriksaan dalam, VT : V/V tidak ada kelainan,
tidak ada pembukaan, ketuban merembes. His tidak ada
12.00 Mengevaluasi kemajuan persalinan,
VT : V/V tidak ada kelainan, pembukaan seujung jari, KK (-),
preskep TH I. His tidak ada
DJJ : 152 x/mnt
12. 20 Melapor dokter SPOG : advis terminasi sesuai
pilihan keluarga, kie untuk terminasi kehamilan, keluarga
masih berunding. Observasi DJJ.
15.30 Memberikan Misoprostol 25 mcg per vaginam.
16. 30 Melayani injeksi Cefotaxime 1 gr/iv.
21.15 Mengobservasi TTV Td : 120/70 mmhg, nadi : 86
x/mnt, suhu 36.5°C, SpO2 99 %.
21.30 VT : V/V tidak ada kelainan, pembukaan
seujung jari, KK (-), preskep TH I. His tidak ada
TTV dalam
batas normal
DJJ dalam
batas normal.
Tidak ada
kemajuan
persalinan
Kelurga masih
berunding
Belum ada
kemajuan
persalinan
16. Planning Implementasi Evaluasi
21.35 Melapor dokter SPOG : advis misoprostol 50 mcg ¼
tablet per oral. Observasi 6 jam, bila belum inpartu drip
oxytocin.
21.40 Mengobservasi DJJ : 158 x/mnt His 1x10’ 15 dtk
21.45 Melayani misoprostol 50 mcg ¼ tablet per oral.
23.00 Mengobservasi DJJ : 151 x/mnt His 3x10’ 20 dtk
23.30 Mengobservasi DJJ : 143 x/mnt His 3x10’ 20 dtk
Tanggal 2/07/2023
00. 30 Mengobservasi DJJ : 151 x/mnt His 3x10’ 25 dtk
01.30 Mengobservasi DJJ : 155 x/mnt His 3x10’ 25 dtk
02.00 Mengobservasi DJJ : 143 x/mnt His 3x10’ 35 dtk
02.30 Mengobservasi DJJ : 148 x/mnt His 3x10’ 35 dtk
03.00 Mengobservasi DJJ : 155 x/mnt His 3x10’ 35 dtk
03.30 Mengobservasi DJJ : 151 x/mnt His 3x10’ 35 dtk
Mengevaluasi kemajuan persalianan
V/V tidak ada kelainan, portio lunak, pembukaan 2 cm, KK
(-), preskep TH II.
Konsul Dr. SPOG advise : oxytocin drip 2 protap muali 8
tpm, jika HIS adekuat pertahankan.
His sudah mulai
adekuat
Djj masih dalam
batas normal
Sudah ada
pembukaan
17. Planning Implementasi Evaluasi
03.50 Mengganti cairan infus RL drip oxytocin 5 iu flas
Pertama 8 tpm
04.05 Mengobservasi DJJ : 145 x/mnt His 3x10’ 35 dtk
Menaikan tetesan infus 12 tpm.
04.20 Mengobservasi DJJ : 146 x/mnt His 3x10’ 35 dtk
Menaikan tetesan infus 16 tpm.
Melayani injeksi cefotaxime 1 gr/iv.
04.35 Mengobservasi DJJ : 125 x/mnt His 4x10’ 45 dtk
Menaikan tetesan infus 20 tpm, ibu ingin BAB rasa ingin
mengedan. VT : V/V tidak ada kelainan, pembukaan
lengkap kepala TH IV KK (-)
04.43 Partus spontan, lbk bantuan induksi oxy a/i KPD > 24
jam. Bayi laki-laki langsung menangis. Injeksi oxytocin 1
ampul IM.
04.48 Plasenta lahir lengkap, kontraksi uterus baik, TFU 2 jari
bawah pusat. Robekan perineum rupture gr II, hecting
dalam hecting luar jelujur.
05.20 Mengobservasi TTV : TD 110/70 mmhg, suhu 36.5,
nadi : 84, RR 20, SPo2 99 %
18. PEMBAHASAN KASUS
TEORI KASUS
Berdasarkan penyebab KPD antara lain
:
Multipara dan Grandemultipara
Hidramnion
Kelainan letak: sungsang atau
lintang
Cephalo Pelvic Disproportion (CPD)
Kehamilan ganda
Pendular abdomen (perut gantung)
Pada kasus, ditemukan ibu dengan
riwayat keputihan, pasien tidak
melakukan pemeriksaan secara rutin ke
puskesmas atau dokter kandungan
sehingga Riwayat kondisi kehamilan
tidak diketahui.
19. TEORI KASUS
KPD pada pasien dengan Kehamilan
Aterm diberikan antibiotika prafilaksis,
Ampisilin iv per 6 jam (pilihan I) dan
cefotaxime iv per 8 jam (pilihan II)
(Permenkes no 28 tahun 2021)
Pada kasus pasien dengan KPD
diberikan antibiotik cefotaxime 2 x 1
gram / iv.
Antibiotik spektrum luas diperlukan
untuk mengatasi infeksi
20. penutup
Pasien masuk dengan KPD>12
sudah partus spontan dengan induksi untuk membantu merangsang kontraksi
Pemberian antibiotic pada pasien dengan KPD untuk mencegah infeksi