6. • Semua cairan tubuh adalah air larutan
pelarut, substansi terlarut (zat terlarut):
• Air adalah senyawa utama dari tubuh
manusia.
• Rata-rata pria Dewasa hampir 60% dari berat
badannya adalah air dan rata-rata wanita
mengandung 55% air dari berat badannya.
CAIRAN
7. Solut (terlarut)
Selain air, cairan tubuh mengandung dua jenis
substansi terlarut (zat terlarut): elektrolit dan non-
elektrolit.
1. Elektrolit :Substansi yang berdiasosiasi
(terpisah) di dalam larutan dan akan
menghantarkan arus listrik.
Kation : ion-ion yang mambentuk muatan
positif dalam larutan.
Kation ekstraselular utama adalah
natrium (Na+), sedangkan kation
intraselular utama adalah kalium (K+).
8. Anion : ion-ion yang membentuk muatan
negatif dalam larutan.
Anion ekstraselular utama adalah klorida
( Clˉ ), sedangkan anion intraselular
utama adalah ion fosfat (PO4-).
2. Non-elektrolit : Substansi seperti
glokusa dan urea yang tidak
berdisosiasi dalam larutan.
Non-elektrolit lainnya yang secara klinis
penting mencakup kreatinin dan
bilirubin.
9. Insensible Loss (IWL)
❑ Merupakan Kehilangan cairan melalui kulit (difusi) & paru
❑ Untuk mengetahui “Insensible Loss (IWL)” dapat
menggunakan penghitungan sebagai berikut :
❑ DEWASA = 15 cc/kg BB/hari
❑ ANAK = (30 – usia (th)) cc/kg BB/hari
❑ Jika ada kenaikan suhu :
❑ IWL = 200 (suhu badan sekarang – 36.8C)
10. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan cairan dan elektrolit
1. Usia
2. Jenis kelamin
3. Sel-sel lemak
4. Stres
5. Sakit
6. Temperatur lingkungan
7. Diet
11. Faktor-faktor yang mempengaruhi gerakan air dan zat terlarut
1. Membran
Membran semipermeabel tubuh meliputi :
a. membran sel : memisahkan CIS dan CIT dan terdiri atas
lipid dan protein
b. membran kapiler : memisahkan CIV dari CIT
c. membran epitelial : memisahkan CIT dan CIV dari CTS.
Contoh :
epitelium mukosa dari lambung dan usus,
12. 2. Proses transpor
3. Konsentrasi cairan tubuh
❑ Osmolalitas
❑ Tonisitas
1). Larutan isotonik → NaCl 0,9%
larutan yang mempunyai konsentrasi zat terlarut yang sama (tekanan
osmotik yang sama) seperti larutan yang lain, sehingga tidak ada
pergerakan air.
2). Larutan hipotonik →NaCl 0.45%
larutan dengan konsentrasi zat terlarut lebih rendah (tekanan osmotik
lebih rendah) dari pada yang lain sehingga air bergerak ke dalam sel.
3). Larutan hipertonik →NaCL 3%, dekstrosa 50%
larutan dengan konsentrasi zat terlarut lebih tinggi (tekanan osmotik yang
lebih tinggi) dari pada yang lain sehingga air bergerak ke luar sel.
13. ELEKTROLIT
❑Elektrolit merupakan molekul terionisasi yang terdapat
di dalam darah, jaringan, dan sel tubuh.
❑Molekul tersebut, baik yang positif (kation) maupun
yang negatif (anion) menghantarkan arus listrik dan
membantu mempertahankan pH dan level asam basa
dalam tubuh.
❑Elektrolit juga memfasilitasi pergerakan cairan antar dan
dalam sel melalui suatu proses yang dikenal sebagai
osmosis dan memegang peraran dalam pengaturan
fungsi neuromuskular, endokrin, dan sistem ekskresi.
14. • Elektrolit merupakan zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel
bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan. Ion (+) disebut
Kation sedangkan Ion (-) disebut Anion.
Cairan intraseluler :
a. Kation : Kalium (K+)
Magnesium (Mg+)
b. Anion : Fosfat (PO4)
Sulfat
Protein
Cairan ekstraseluler :
a. Kation : Natrium (Na+)
b. Anion : Clorida (Cl-)
Bikarbonat (HCO3
-)
15. • Komposisi dari CIS bervariasi menurut fungsi suatu sel.
• Namun terdapat perbedaan umum antara CIS dan cairan
interstitial.
•
• CIS mempunyai kadar Na+, Cl- dan HCO3- yang lebih rendah
dibanding CES dan mengandung lebih banyak ion K+ dan
fosfat serta protein yang merupakan komponen utama intra
seluler
• Komposisi CIS ini dipertahankan oleh membran plasma sel
dalam keadaan stabil namun tetap ada pertukaran.
• Transpor membran terjadi melalui mekanisme pasif seperti
osmosis dan difusi, yang mana tidak membutuhkan energi
sebagaimana transport aktif
CIS
. . . .
. . . . . . .
. . . . . . .
. . .
..
. . . .
. . .
. . . .
. . .
. . . .
. . .
.
.
. .
.
. .
.
. .
.
.
ISF
INTERSTETIAL FLUID
Pembuluh
Darah
INTRA VASCULAR FLUID
IVF
INTRA VASCULAR FLUID
16. • Dua kompartemen terbesar dari cairan ekstrasluler adalah cairan
interstisiel, yang merupakan tiga perempat cairan ekstraseluler,
dan plasma, yaitu seperempat cairan ekstraseluler.
• Plasma adalah bagian darah nonselular dan terus menerus
berhubungan dengan cairan interstisiel melalui celah-celah
membran kapiler.
• Celah ini bersifat sangat permeabel terhadap hampir semua zat
terlarut dalam cairan ekstraseluler, kecuali protein.
• Karenanya, cairan ekstraseluler terus bercampur, sehingga plasma
dan interstisiel mempunyai komposisi yang sama kecuali untuk
protein, yang konsentrasinya lebih tinggi pada plasma.
CES
17. • Cairan transeluler merupakan cairan yang
disekresikan dalam tubuh terpisah dari plasma
oleh lapisan epithelial serta peranannya tidak
terlalu berarti dalam keseimbangan cairan tubuh,
akan tetapi pada beberapa keadaan dimana terjadi
pengeluaran jumlah cairan transeluler secara
berlebihan maka akan tetap mempengaruhi
keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh.
• Cairan yang termasuk cairan transseluler yaitu
:Cairan serebrospinal, cairan dalam kelenjar limfe,
cairan intra okular, cairan gastrointestinal dan
empedu, cairan pleura, peritoneal, dan perikardial.
CAIRAN TRANSELULER
21. Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Cairan
Penyebab peningkatan kebutuhan cairan harian
• Demam ( kebutuhan meningkat 12% setiap 10 C,
jika suhu > 370 C )
• Hiperventilasi
• Suhu lingkungan yang tinggi
• Aktivitas yang ekstrim / berlebihan
• Setiap kehilangan yang abnormal seperti diare atau
poliuria
22. Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Cairan
Penyebab penurunan kebutuhan cairan harian :
• Hipotermi ( kebutuhannya menurun 12% setiap 1
C, jika suhu <37 C )
• Kelembaban lingkungan yang sangat tinggi
• Oliguria atau anuria
• Hampir tidak ada aktivitas
• Retensi cairan misal gagal jantung
23. Proses Pergerakan Cairan Tubuh
Transpor pasif
Difusi dan osmosis
Transpor aktif
pompa Na-K yang memerlukan ATP
• CIS : K, ion Mg dan ion
fosfat
• CES : Na, Cl
• Air melintasi membran sel dengan mudah, tetapi
zat-zat lain sulit atau diperlukan proses khusus
supaya dapat melintasinya karena itu komposisi
elektrolit di dalam dan di luar sel berbeda.
24. a. Osmosis
• Osmosis adalah bergeraknya molekul (zat terlarut) melalui membran semipermeabel
(permeabel selektif dari larutan berkadar lebih rendah menuju larutan berkadar lebih
tinggi hingga kadarnya sama.
• Membran semipermeabel : membran yang dapat dilalui air (pelarut), namun tidak
dapat dilalui zat terlarut misalnya protein.
• Tekanan osmotik plasma darah ialah 285 ± 5 mOsm/L. Larutan dengan tekanan
osmotik kira-kira sama disebut isotonik (NaCl 0,96%, Dekstrosa 5%, Ringer-laktat),
lebih rendah disebut hipotonik (akuades) dan lebih tinggi disebut hipertonik.
25. b. Difusi
• Difusi ialah proses bergeraknya molekul lewat pori-pori.
• Larutan akan bergerak dari konsentrasi tinggi ke arah larutan berkonsentrasi rendah.
Tekanan hidrostatik pembuluh darah juga mendorong air masuk berdifusi melewati
pori-pori tersebut.
• Jadi difusi tergantung kepada perbedaan konsentrasi dan tekanan hidrostatik.
26. c. Pompa Natrium Kalium
• Pompa natrium kalium merupakan suatu proses
transport yang memompa ion natrium keluar
melalui membran sel dan pada saat bersamaan
memompa ion kalium dari luar ke dalam.
• Tujuan dari pompa natrium kalium adalah untuk
mencegah keadaan hiperosmolar di dalam sel.
27. Perubahan Cairan Tubuh
1. Volume
• Kekurangan : dehidrasi
• kelebihan : iatrogenik
2. Konsentrasi : deficit natrium, kalium, clorida
3. Komposisi.
• Perubahan komposisi itu dapat terjadi tersendiri tanpa
mempengaruhi osmolaritas cairan ekstraseluler.
• Ex : kenaikan konsentrasi K dalam darah dari 4 mEq
menjadi 8 mEq, tidak akan mempengaruhi osmolaritas
cairan ekstraseluler tetapi sudah cukup mengganggu otot
jantung
28. Gangguan Keseimbangan Air dan Elektrolit
• Gastroenteritis, demam tinggi ( DHF, tifoid )
• Kasus pembedahan ( appendektomi, splenektomi, section cesarea,
histerektomi )
• Penyakit lain yang menyebabkan pemasukan dan pengeluaran tidak
seimbang ( kehilangan cairan melalui muntah )
33. Pemilihan Cairan
Koloid
• Cairan koloid disebut juga sebagai cairan pengganti
plasma atau biasa disebut “plasma expander”.
• Di dalam cairan koloid terdapat zat/bahan yang
mempunyai berat molekul tinggi dengan aktivitas
osmotik yang menyebabkan cairan ini cenderung
bertahan agak lama dalam ruang intravaskuler.
34. 1. Albumin
Albumin merupakan larutan koloid murni yang
berasal dari plasma manusia. Albumin dibuat
dengan pasteurisasi pada suhu 600C dalam 10 jam
untuk meminimalisir resiko transmisi virus
hepatitis B atau C atau pun virus imunodefisiensi.
Waktu paruh albumin dalam plasma adalah sekitar
16 jam, dengan sekitar 90% tetap bertahan dalam
intravascular 2 jam setelah pemberian.
35. 2. Dekstran
• Dekstran 70 6 % digunakan pada syok hipovolemik dan
untuk profilaksis tromboembolisme dan mempunyai waktu
paruh intravaskular sekitar 6 jam.
• Pemakaian dekstran untuk mengganti volume darah atau
plasma hendaknya dibatasi sampai 1 liter (1,5 gr/kgBB)
karena risiko terjadi perdarahan abnormal.
• Disfungsi trombosit dan penurunan fibrinogen dan
faktor VIII
• Batas dosis dekstran yaitu 20 ml/kgBB/hari.
36. 3. Gelatin
Gelatin dapat diberikan pada pasien dengan
gangguan fungsi ginjal bahkan pada pasien yang
menjalani hemodialisis.
Indikasi gelatin : Penggantian volume primer pada
hipovolemia, stabilisasi sirkulasi perioperatif.
Sedangkan kontraindikasi adalah infark miokard
yang masih baru terjadi, gagal jantung kongestif
dan syok normovolemik.
Hati2 alergi
37. 4. Hydroxylethyl Starch (HES)
Indikasi pemberian HES :
• Terapi dan profilaksis defisiensi volume (hipovolemia)
• syok (terapi penggantian volume) berkaitan dengan
pembedahan (syok hemoragik), cedera (syok
traumatik), infeksi (syok septik), kombustio (syok
kombustio).
• kontra indikasi :
• Gagal jantung kongestif berat, Gagal ginjal (kreatinin
serum >2 mg/dL dan >177 mikromol/L)..