2. Pendahuluan
• Cairan tubuh manusia terdiri dari air dan
zat yang terlarut seperti elektrolit, yang
berperan penting dalam fungsi tubuh kita
• Fungsi cairan tubuh :
- Berperan dalam termoregulasi
- Sebagai pelindung dan lubrikan
- Berperan dalam termoregulasi
- Sebagai pelindung dan lubrikan
- Sebagai pelarut
- Sebagai media transport
- Sebagai reactan
17/10/20142 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
3. KOMPARTEMEN CAIRAN
• Seluruh cairan tubuh didistribusikan
diantara dua kompartemen utama, yaitu :
1. Cairan intraselular (CIS)
2. Cairan ekstra selular (CES)2. Cairan ekstra selular (CES)
3. Pada orang dewasa 60% dari berat badan
adalah air (cairan dan elektrolit).
17/10/20143 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
4. VOLUME CAIRAN TUBUH
Body fluid
60% water
Intracelluler
2/3(40%)
extracelluler
1/3(20%)2/3(40%)
(28 lt in 70 kg
young adult)
Plasma
5% (3.5 lt in
70 kg young adult)
Transcelluler
1-3%
(Cerebrospinal)
(aqueous humor)
Interstitial
15% (10.5 lt in 70 kg
young adult)
1/3(20%)
(14 lt in 70 kg
young adult)
17/10/20144 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
5. Massa Tubuh Total
45%
Solids
40%
Solids
ICF = Intra cellular fluid = CIS = cairan intra
selular
ECF = extra cellular fluid = CES = cairan
ekstra selular
Perempuan Laki-laki
55%
Fluids
60%
Fluids
2/3 ICF
1/3 ECF
80%
20%
Cairan
interstisia
lPlasma
17/10/20145 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
6. PORSI CAIRAN TUBUH ORANG
DEWASA ( 70 kg )
Total Body Water 49 L 70 % X BB
Ekstra sel 14 L 16-23 % X BB
1. Intravaskuler 3 L 4 – 5 % X BB1. Intravaskuler 3 L 4 – 5 % X BB
2. Ekstravaskuler 11 L 12 –18% X
BB
Intra sel 35 L 50 % X BB
17/10/20146 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
7. Fungsi :
• Kehidupan sel
• Melarutkan makanan, ion ( Na – K )
• Metabolisme
Distribusi cairan tubuh dipengaruhi oleh :
• Sist sal Limfe
• Tekanan darah
• Permeabilitas kapiler
• Protein plasma
• Retensi air dan garam 17/10/20147 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
8. Eksresi cairan dalam tubuh melalui :
Urin Paru
Keringat Feces
Rata kehilangan cairan / hari :
• Kulit/paru
(insensible water loss) : 800 - 1200 cc
• Urine : 1500 cc
• Feces : 100 – 1200 cc
17/10/20148 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
13. KOMPOSISI CAIRAN
TUBUH
• Semua cairan tubuh adalah air
larutan pelarut, substansi terlarut (zat
terlarut):
1. Air adalah senyawa utama dari1. Air adalah senyawa utama dari
tubuh manusia. Rata-rata pria
Dewasa hampir 60% dari berat
badannya adalah air dan
rata-rata wanita mengandung
55% air dari berat badannya.
17/10/201413 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
14. 2. Solut (terlarut)
• Selain air, cairan tubuh mengandung
dua jenis substansi terlarut (zat
terlarut): elektrolit dan non-elektrolit.
• (a) Elektrolit :Substansi yang
berdiasosiasi (terpisah) di dalam
larutan dan akan menghantarkan
arus listrik.
larutan dan akan menghantarkan
arus listrik.
Kation : ion-ion yang mambentuk
muatan positif dalam larutan.
Kation ekstraselular utama adalah
natrium (Na+), sedangkan kation
intraselular utama adalah kalium
(K+).
17/10/201414 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
15. • Anion : ion-ion yang membentuk
muatan negatif dalam larutan.
Anion ekstraselular utama adalah
klorida ( Cl ), sedangkan anion
intraselular utama adalah ion fosfat
(PO4-).
• (b).Non-elektrolit : Substansi seperti
glokusa dan urea yang tidakglokusa dan urea yang tidak
berdisosiasi dalam larutan. Non-
elektrolit lainnya yang secara
klinis penting mencakup kreatinin
dan bilirubin.
17/10/201415 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
16. FUNGSI CAIRAN TUBUH
Sarana untuk mengangkut zat-zat makanan
ke sel-sel
Mengeluarkan buangan-buangan sel
Mmbentu dalam metabolisme sel
Sebagai pelarut untuk elektrolit dan non
elektrolit
Sebagai pelarut untuk elektrolit dan non
elektrolit
Membantu memelihara suhu tubuh
Membantu pencernaan
Mempemudah eliminasi
Mengangkut zat-zat seperti (hormon, enzim,
SDP, SDM)
17/10/201416 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
17. INTAKE DAN OUTPUT RATA-RATA HARIAN
DARI UNSUR TUBUH YANG UTAMA
Intake (Range) Output (range)
AIR (ml)
Air minum = 1400 – 1800
Air dalam makanan = 700 – 1000
Air hasil oksidasi = 300 - 400
1.Urine = 1400 – 1800
2.Faeces = 100
3.Kulit = 300 - 500
4.Paru-paru = 600 - 800Air hasil oksidasi = 300 - 400 4.Paru-paru = 600 - 800
TOTAL = 2400 -3200 TOTAL = 2400 – 3200
17/10/201417 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
19. Insensible Loss (IWL)
Merupakan Kehilangan cairan melalui kulit
(difusi) & paru
Untuk mengetahui “Insensible Loss (IWL)”
dapat menggunakan penghitungan sebagai
berikut :
o DEWASA = 15 cc/kg BB/hario DEWASA = 15 cc/kg BB/hari
o ANAK = (30 – usia (th)) cc/kg
BB/hari
Jika ada kenaikan suhu :
o IWL = 200 (suhu badan sekarang –
36.8C)
17/10/201419 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
20. Faktor-faktor yang mempengaruhi
kebutuhan cairan dan elektrolit
1. Usia
2. Jenis kelamin
3. Sel-sel lemak
4. Stres
5. Sakit
6. Temperatur lingkungan
7. Diet
17/10/201420 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
21. Pertukaran cairan dan
elektrolit dalam TUBUH :
• Difusi
• Filtrasi
• Reabsorbsi• Reabsorbsi
• Osmosis
17/10/2014Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan21
22. PROSES PERGERAKAN /
TRANSPOR CAIRAN TUBUH
1. Difusi
Difusi adalah proses dimana partikel yang
terdapat dalam cairan bergerak dari
konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah
sampai terjadi keseimbangan.
konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah
sampai terjadi keseimbangan.
Faktor-faktor yang meningkatkan difusi
1. Peningkatan suhu
2. Peningkatan konsentrasi partikel
17/10/201422 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
23. 3. Penurunan ukuran atau berat molekul
dari partikel
4.Peningkatan area permukaan yang
tersedia untuk difusi
5.Penurunan jarak lintas dimana massa5.Penurunan jarak lintas dimana massa
partikel harus berdifusi
17/10/201423 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
24. 2. Transport Aktif
1) Transport Aktif adalah bahan bergerak dari
konsentrasi rendah ke tinggi.
2) adanya daya aktif dari tubuh seperti pompa
jantung.
3) diperlukan Energi.
4) Banyak zat terlarut penting ditransport4) Banyak zat terlarut penting ditransport
secara aktif melewati membran sel
meliputi: natrium, kalium, hidrogen,
glukosa dan asam amino.
5) Tarnsport aktif adalah vital untuk
mempertahankan keunikan komposisi baik
CES dan CIS.
17/10/201424 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
25. 3. Filtrasi (penyaringan)
1) Filtrasi adalah adalah merembesnya suatu
cairan melalui selaput permeable.
2) Arah perembesan adalah dari daerah
dengan tekanan yang lebih tinggi ke daerah
dengan tekanan yang yang lebih rendah.dengan tekanan yang yang lebih rendah.
17/10/201425 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
26. 4. Osmosis
Osmosis adalah bergeraknya pelarut bersih
seperti air, melalui membran semipermeabel
dari larutan yang berkonsentrasi lebih
rendah ke konsentrasi yang lebih tinggi yang
sifatnya menarik.
rendah ke konsentrasi yang lebih tinggi yang
sifatnya menarik.
17/10/201426 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
27. Faktor-faktor yang mempengaruhi
gerakan air dan zat terlarut
1. Membran
Membran semipermeabel tubuh meliputi :
a. Membran sel : memisahkan CIS dan CIT
dan terdiri atas lipid dan proteindan terdiri atas lipid dan protein
b. membran kapiler : memisahkan CIV dari CIT
c. membran epitelial : memisahkan CIT dan
CIV dari CTS.
Contoh :
epitelium mukosa dari lambung dan usus,
membran sinovial dan tubulus ginjal.
17/10/201427 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
29. Pengaturan keseimbangan / volume
vaskular dan osmolalitas cairan
ekstraselular (CES)
1. Rasa Dahaga
2. Anti Diuretik Hormon (ADH)
3. Aldosteron3. Aldosteron
4. Prostaglandin
5. Glukokortikoid
17/10/201429 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
30. Dehidrasi
Saliva Volume darahOsmolaritas darah
Mulut & pharynx
kering
Stimulasi osmoreseptor
hypothalamus
Tekanan darah
Produksi renin oleh
Sel2 juxtaglomeral
ginjalginjal
Angiotensin II
Stimulasi pusat
Haus hypothalamus
Rasa haus Minum Cairan tubuh
Regulasi Pemasukan Cairan
17/10/201430 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
31. Asupan NaCl Konsentrasi plasma Na+
& Cl-
Osmosis air dari CIS
Interstisial plasma
Volume darah
Regangan atrium jantung Produksi renin
Atrial Natriuretic Peptide (ANP) Angiotensin IIAtrial Natriuretic Peptide (ANP) Angiotensin II
GFR Aldosterone
Reabsorbsi NaCl oleh ginjalNa+ & Cl- via urine (Natriuresis)
Kehilangan air di urine via osmosis Volume darah
Regulasi Hormonal Na+ & Cl- Renal
17/10/201431 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
32. • Osmolaritas cairan tubuh ADH protein aquoporin 2
membran apical sel permeabilitas terhadap air osmosis ke
darah
• Volume darah
• Dehidrasi
• Hiperventilasi• Hiperventilasi
• Vomitus ADH
• Diare
• Demam
• Keringat banyak
• Combustio (luka bakar)
17/10/201432 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
33. KESEIMBANGAN AIR DAN ELEKTROLIT
DIPERTAHANKAN MELALUI INTEGRASI
DARI FUNGSI :
• GINJAL
• HORMONAL• HORMONAL
• SARAF
17/10/201433 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
34. CARA PENGELUARAN CAIRAN
a. Ginjal
b. Kulit
c. Paru –paruc. Paru –paru
d. Gastrointestinal
17/10/201434 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
36. Pengaturan Elektrolit
Natrium
• Terbanyak di Extra sel
• Mempengaruhi keseimbangan air,
hantaran infuls dan kontraksi otot
• Mempengaruhi keseimbangan air,
hantaran infuls dan kontraksi otot
• Diatur oleh intake garam, aldosteron, dan
pengeluaran urine
• Normal: 135-148 mEq/lt
17/10/201436 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
37. Kalium
• Kation utama intra seluler
• Berfungsi sebagai exitabiliy neuromuskuler
dan kontraksi otot
• Untuk pembentukan glikogen, sintesa• Untuk pembentukan glikogen, sintesa
protein, pengaturan keseimbangan asam
basa
• Normal: 3,5-5,5 mEq/lt
17/10/201437 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
38. Kalsium
• Berguna untuk integritas kulit, struktur
sel, konduksi jantung, pe,beuan darah,
pembentukan tulang dan gigi.
• Diatur oleh parathyroid dan thyroid
MagnisiumMagnisium
Kation terbanyak kedua di CIS
Penting untuk aktifitas enzim,
neurochemia, muskular excibility
Normal: 1,5-2,5 mEq/lt
17/10/201438 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
39. Clorida
• Terdapat pada CIS dan CES
• Normal: 95-105 Eq/lt
Bicarbonat
• Sebagai buffer
Teradapat pada CIS dan CES• Teradapat pada CIS dan CES
Fosfat
• Anion buffer pada CIS dan CES
• Fungsi untuk meningkatkan kegiatan
neuromuskuler, metab. KH, pengatur As-Bs
17/10/201439 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
48. MEKANISME KESEIMBANGAN ASAM BASA
17/10/201448 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
49. • Mekanisme eliminasi H+
1. Sistem buffer
2. Ekshalasi CO2
3. Ekskresi H+ via ginjal
• Sistem buffer• Sistem buffer
- Kebanyakan: asam lemah & garamnya
- Konversi asam/ basa kuat lemah
17/10/201449 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
50. • Sistem Buffer Protein
- Protein Hb & Albumin
R R
NH2 – C – COOH NH2 – C – COO- + H+
H H
(sebagai asam, ketika pH meningkat)
R R
NH2 – C – COOH + H+ +NH3 – C – COOH
H H
(sebagai basa, ketika pH turun)
17/10/201450 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
51. • Darah di kapiler sistemik:
CO2 + H2O H2CO3
H2CO3 H+ + HCO3
-
Hb-O2 + H+ Hb-H + O2
O2 + HbH HbO2 + H+
17/10/201451 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
52. • Sistem Buffer Asam Karbonat – Bikarbonat
- Ginjal mensintesis & reabsorbsi HCO3
-
pH turun H+ + HCO3
- H2O + CO2 paru
(basa lemah)(basa lemah)
pH naik H2CO3 H+ + HCO3
-
(asam lemah)
- Tak dapat mengkoreksi pH gangguan respirasi (CO2)
17/10/201452 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
53. • Sistem Buffer Fosfat
- H2PO4
- = dihydrogen fosfat (asam lemah)
- HPO4
2- = monohydrogen fosfat (basa lemah)
- OH- + H2PO4
- H2O + HPO4
2-
- H+ + HPO4
2- H2PO4
-
• Ekshalasi CO2
- CO2 H+ pH
CO2 + H2O H2CO3 H+ + HCO3
-
- Ventilasi CO2 H+ pH
17/10/201453 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
54. Stimulus
pH ( [H+] )
Reseptor – kemoreseptor sentral & perifer
(medulla oblongata, aorta, & a. karotis)
Area inspirasi medulla oblongata
Diafragma kontraksi
Ekshalasi CO2
H2CO3 , pH
Umpan Balik Negatif pH Darah oleh Sistem Respirasi
17/10/201454 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
55. • Ketidak Seimbangan Asam – Basa
- pH darah normal 7,35 – 7,45
- Asidosis & alkalosis
- Asidosis: Depresi sistem saraf pusat, koma, mati
- Alkalosis: Eksitabilitas saraf meningkat, spasme otot,
kejang, mati
- Kompensasi: sempurna/ parsial- Kompensasi: sempurna/ parsial
- pH berubah (metabolik) kompensasi respiratorik (jam)
- pH berubah (respiratorik) kompensasi renal (berhari-hari)
- Asidosis/ alkalosis respiratorik pCO2
- Asidosis/ alkalosis metabolik HCO3
-
17/10/201455 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
56. • Asidosis respiratorik
- CO2 exhalation pH
- Emphysema, edema paru, obstruksi jalan nafas, gangguan
otot respirasi, kerusakan pusat respirasi di medulla oblongata.
- Kompensasi oleh ginjal: - Ekskresi oleh H+
- Reabsorbsi HCO3
-
- Terapi ventilasi, HCO3
- intra vena- Terapi ventilasi, HCO3
- intra vena
• Alkalosis respiratorik
- pCO2 < 35 mmHg
- Hiperventilasi, defisiensi O2 (ketinggian), rangsangan pada
area inspirasi batang otak, penyakit paru, stroke, cemas
- Kompensasi renal: - Ekskresi H+
- Reabsorbsi HCO3
- 17/10/201456 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
60. Odema Pitting
• +1: Setelah dipalpasi oleh pemeriksa (dengan
jari telunjuk) maka daerah yang odema
akan menampakkan/memperlihatkan
cekungan sedalam 2 mm
• +2: Setelah dipalpasi oleh pemeriksa (dengan jari
telunjuk) maka daerah yang odema akan
menampakkan/memperlihatkan cekungan
sedalam 4 mm
+3: Setelah dipalpasi oleh pemeriksa (dengan jari• +3: Setelah dipalpasi oleh pemeriksa (dengan jari
telunjuk) maka daerah yang odema akan
menampakkan/memperlihatkan cekungan
sedalam 6 mm
• +4: Setelah dipalpasi oleh pemeriksa (dengan jari
telunjuk) maka daerah yang odema akan
menampakkan/memperlihatkan cekungan
sedalam 8 mm
17/10/201460 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
61. Usia & Keseimbangan Cairan/ Asam - Basa
Bayi Dewasa
Proporsi air 75% - 90%
CES > CIS (2x)
55% - 60%
CIS > CES
(2x)
Rate input – output 7x >
Metabolic rate 2x >
Perkembangan ginjal Bayi ½ x efisiensi dewasa
Rasio luas permukaan :
volume
3x >
Frequensi nafas 30 – 80x/ menit
Konsentrasi ion K+, Cl- >
17/10/201461 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
62. MASALAH KESEIMBANGAN CAIRAN
DAN ELEKTROLIT
1. Hipovolemia
Hipovolemia adalah suatu kondisi akibat kekurangan
volume cairan ekstraseluler (CES).
Hipovolemia adalah penipisan volume cairanHipovolemia adalah penipisan volume cairan
ekstraseluler (CES)
QHipovolemia adalah kekurangan cairan
di dalam bagian-bagian ekstraseluler
(CES).
17/10/201462 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
63. Penyebab
(1) Penurunan masukan
(2) Kehilangan cairan yang
abnormal melalui :
kulit, gastro
abnormal melalui :
kulit, gastro
intestinal, ginjal
abnormal, dll.
(3) Perdarahan
17/10/201463 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
64. Tanda-gejala Klinis
• Pusing, kelemahan, Keletihan
• Sinkope
• anoreksia,mual, muntah, haus,
• kekacauan mentalkekacauan mental
• Konstipasi dan oliguria.
• HR meningkat, suhu meningkat, turgor kulit
menurun, lidah kering, mukosa mulut kering,
mata cekung.
17/10/201464 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
65. Pengkajian Fisik
• Penurunan tekanan darah (TD), khususnya
bila berdiri (hipotensi ortostatik); peningkatan
frekwensi jantung (FJ); turgor kulit buruk;
lidah kering dan kasar; mata cekung; vena
leher kempes; peningkatan suhu dan
penurunan berat badan akut. Bayi dan anak-
anak : penurunan air mata, depresi fontanel
penurunan berat badan akut. Bayi dan anak-
anak : penurunan air mata, depresi fontanel
anterior.
• Pada pasien syok akan tampak pucat dan
diaforetik dengan nadi cepat dan haus;
hipotensi terlentang dan oliguria.
17/10/201465 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
66. Indikator Penurunan berat
badan
No Penurunan
Berat Badan Akut
Keparahan Defisit
1 2 – 5 % Ringan1 2 – 5 % Ringan
2 5 – 10 % Sedang
3 10 – 15 % Berat
4 15 – 20 % Fatal
17/10/201466 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
67. Perubahan pada hipovolemia
Hipovolemia Ringan
• Anoreksia
• Keletihan
• Kelemahan
Hipovolemia SedangHipovolemia Sedang
Hipotensi ortostatik
Takikardia
Penurunan CVP
Penurunan haluaran urine
17/10/201467 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
68. Hipovolemia Berat
• Hipotensi berbaring
• Nadi cepat dan lemah
• Dingin, kulit kusam
• Oliguria• Oliguria
• Kacau mental, stupor, koma
17/10/201468 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
69. Tindakan
Pemulihan volume cairan normal dan
koreksi gangguan penyerta asam- basa
dan elektrolit
Perbaikan perfusi jaringan pada syok
hipovolemikhipovolemik
Rehidrasi oral pada diare pediatrik
Tindakan terhadap penyebab dasar
17/10/201469 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
70. Riwayat dan faktor-faktor
resiko
Kehilangan GI abnormal : muntah, penghisapan NG, diare,
drainase intestinal
Kehilangan kulit abnormal : diaforesis berlebihan sekunder
terhadap demam atau latihan, luka bakar, fibrosis sistik
Kehilangan ginjal abnormal : terapi diuretik, diabetes insipidus,
diuresis osmotik (bentuk poliurik), insufisiensi adrenal, diuresis
Kehilangan ginjal abnormal : terapi diuretik, diabetes insipidus,
diuresis osmotik (bentuk poliurik), insufisiensi adrenal, diuresis
osmotik (DM takterkontrol, pasca penggunaan zat kontras
Spasium ketiga atau perpindahan cairan plasma ke interstisial :
peritonitis, obtruksi usus, luka bakar, acites
Hemorragia
Perubahan masukan : koma, kekurangan cairan.
17/10/201470 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
71. Pedoman Penyuluhan pasien-
keluarga
• Beri pasien dan orang terdekat instruksi
verbal dan tertulis tentang hal berikut :
(1) Tanda dan gejala hipovolemia
(2) Pentingnya mempertahankan
masukan adekuat, khususnya padamasukan adekuat, khususnya pada
anak kecil dan lansia, yang lebih
mungkin untuk terjadi dehidrasi
(3) Obat-obatan : nama, dosis,
frekwensi, kewaspadaan dan
potensial efek samping
17/10/201471 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
72. 2. Hipervolemia
q Hipervolemia adalah penambahan / kelebihan volume (CES)
q Hipervolemia adalah kelebihan cairan di dalam bagian-
bagian ekstraseluler (CES).
Penyebab
1. Stimulus kronis pada ginjal untuk menahan natrium
dan air
2. Fungsi ginjal abnormal, dengan penurunan ekskresi2. Fungsi ginjal abnormal, dengan penurunan ekskresi
natrium & air
3. Kelebihan pemberian cairan intra vena
4. Perpindahan cairan interstisial ke plasma
17/10/201472 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
73. Tanda-gejala Klinis
sesak nafas, ortopnea, odema
Penyebab edema extraselular
1. peningkatan tekanan kapiler
kelebihan retensi ginjal
tekanan vena yang tinggi tekanan vena yang tinggi
penurunan resistensi arteriol
2. penurunan protein plasma
hilangnya protein melalui hidung
hilangnya protein melalui kulit yang lepas
kagagalan roduksi protein
17/10/201473 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
74. 3. Peningkatan permiabilitas kapiler
reaksi imun
toksin
infeksi bakteri
4. Blockage of lymph return
Cancer Cancer
Pembuluh limphatik yang abnormal atau
kelainan konginital
17/10/201474 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
75. Pengkajian Fisik
• Oedema, peningkatan berat badan,
peningkatan TD (penurunan TD saat
jantung gagal) nadi kuat, asites, krekles
(rales). Ronkhi, mengi, distensi vena
leher, kulit lembab, takikardia, irama galopleher, kulit lembab, takikardia, irama galop
17/10/201475 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
76. Tindakan
• Pembatasan natrium dan air
• Diuretik
• Dialisi atau hemofiltrasi arteriovena
kontinue : pada gagal ginjal atau kelebihankontinue : pada gagal ginjal atau kelebihan
beban cairan yang mengancam hidup
17/10/201476 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
77. Tanggung jawab
• Memantau haluaran urine dengan cermat
• Mempertahankan pembatasan pemberian
cairan
• Mempertahankan masukan dan haluaran
cairan akurat
• Mempertahankan masukan dan haluaran
cairan akurat
• Memantau tanda-tanda gagal jantung
kongestif (GJK) dan oedema pulmoner
17/10/201477 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
78. Riwayat dan faktor-faktor resiko
• Retensi natrium dan air : gagal jantung,
sirosis, sindrom nefrotik, kelebihan
pemberian glukokortikosteroid
• Fungsi ginjal abnormal : gagal ginjal akut
atau kronis dengan oliguriaatau kronis dengan oliguria
• Kelebihan pemberian cairan intravena (IV)
• Perpindahan cairan intertisial ke plasma :
remobilisasi cairan setelah pengobatan luka
bakar, kelebihan pemberian larutan
hipertonik (mis; manitol, salin hipertonik)
atau larutan onkotik kolid (mis; albumin)
17/10/201478 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
79. Pedoman Penyuluhan pasien-keluarga
• Beri pasien dan orang terdekat instruksi verbal dan
tertulis tentang hal berikut:
• Tanda dan gejala hipervolemia
• Gejala-gejala yang memerlukan pemberitahuan
dokter setelah pulang dari rumah sakit; sesak nafas,
nyeri dada, ketidakteraturan nadi baru.
• Diet rendah garam, bila diprogramkan; gunakan
pengganti garam; dan hindari makanan yang
mengandung natrium tinggimengandung natrium tinggi
• Obat-obatan : termasuk nama, tujuan, dosis,
frekwensi, kewaspadaan dan potensial efek samping;
tanda dan gejala hipokalemia bila pasien mnggunakan
diuretik.
• Pentingnya pembatasan cairan bila hipervolemia
berlanjut
• Pentingnya penimbangan berat badan setiap hari
17/10/201479 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan