SlideShare a Scribd company logo
1 of 80
Download to read offline
KESEIMBANGAN
CAIRAN DAN
ELEKTROLIT
Oleh : Moh. Wildan, SST, MPd, MM.(Kes.)
Pendahuluan
• Cairan tubuh manusia terdiri dari air dan
zat yang terlarut seperti elektrolit, yang
berperan penting dalam fungsi tubuh kita
• Fungsi cairan tubuh :
- Berperan dalam termoregulasi
- Sebagai pelindung dan lubrikan
- Berperan dalam termoregulasi
- Sebagai pelindung dan lubrikan
- Sebagai pelarut
- Sebagai media transport
- Sebagai reactan
17/10/20142 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
KOMPARTEMEN CAIRAN
• Seluruh cairan tubuh didistribusikan
diantara dua kompartemen utama, yaitu :
1. Cairan intraselular (CIS)
2. Cairan ekstra selular (CES)2. Cairan ekstra selular (CES)
3. Pada orang dewasa 60% dari berat badan
adalah air (cairan dan elektrolit).
17/10/20143 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
VOLUME CAIRAN TUBUH
Body fluid
60% water
Intracelluler
2/3(40%)
extracelluler
1/3(20%)2/3(40%)
(28 lt in 70 kg
young adult)
Plasma
5% (3.5 lt in
70 kg young adult)
Transcelluler
1-3%
(Cerebrospinal)
(aqueous humor)
Interstitial
15% (10.5 lt in 70 kg
young adult)
1/3(20%)
(14 lt in 70 kg
young adult)
17/10/20144 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
Massa Tubuh Total
45%
Solids
40%
Solids
ICF = Intra cellular fluid = CIS = cairan intra
selular
ECF = extra cellular fluid = CES = cairan
ekstra selular
Perempuan Laki-laki
55%
Fluids
60%
Fluids
2/3 ICF
1/3 ECF
80%
20%
Cairan
interstisia
lPlasma
17/10/20145 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
PORSI CAIRAN TUBUH ORANG
DEWASA ( 70 kg )
Total Body Water 49 L 70 % X BB
Ekstra sel 14 L 16-23 % X BB
1. Intravaskuler 3 L 4 – 5 % X BB1. Intravaskuler 3 L 4 – 5 % X BB
2. Ekstravaskuler 11 L 12 –18% X
BB
Intra sel 35 L 50 % X BB
17/10/20146 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
Fungsi :
• Kehidupan sel
• Melarutkan makanan, ion ( Na – K )
• Metabolisme
Distribusi cairan tubuh dipengaruhi oleh :
• Sist sal Limfe
• Tekanan darah
• Permeabilitas kapiler
• Protein plasma
• Retensi air dan garam 17/10/20147 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
Eksresi cairan dalam tubuh melalui :
Urin Paru
Keringat Feces
Rata kehilangan cairan / hari :
• Kulit/paru
(insensible water loss) : 800 - 1200 cc
• Urine : 1500 cc
• Feces : 100 – 1200 cc
17/10/20148 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
CES: - Plasma
- Cairan interstisial :
- Cairan limfe - Aqueous humor & vitreous body
- Cairan serebrospinal - Endolimfe, Perilimfe
- Cairan synovial - Cairan pleura, pericardium,
SUMBER-SUMBER CAIRAN TUBUH
- Cairan synovial - Cairan pleura, pericardium,
peritoneum
17/10/20149 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
SUMBER-SUMBER CAIRAN (INPUT & OUTPUT)
2500
2000
1500
Metabolik 200 ml
Makanan
700 ml Kulit 600 ml
Paru 300 ml
GIT 100 ml
1000
500
0
Minum
1600 ml
Ginjal
1500 ml
• Metabolik  respirasi seluler aerobik (produksi ATP)
 sintesis dehidrasi
(glukosa + fruktosa  sukrosa + H2O)
Input
Output
17/10/201410 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
PROSENTASE TOTAL CAIRAN TUBUH
DIBANDINGKAN BERAT BADAN
UmurUmur TotalTotal cairancairan tubuhtubuh (%)(%)
terhadapterhadap BBBB
Bayi BLBayi BL 7777
6 Bulan6 Bulan 7272
2 Tahun2 Tahun 6060
16 Tahun16 Tahun 6060
2020--39 Tahun:39 Tahun:
Pria/WanitaPria/Wanita 60/5060/50
4040--59 Tahun:59 Tahun:
Pria/WanitaPria/Wanita 55/4755/47
17/10/201411 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
Electrolyte Composition of Body Fluid
ElectolyteElectolyte Plasma(Plasma(mEqmEq//
LL
InterstetielInterstetiel
(mEq/KgH(mEq/KgH22o)o)
IntracellulerIntracelluler
(mEq/KgH(mEq/KgH22o)o)
CationCation::
NaNa++ 142142 145145 1010
KK++ 44 44 159159
CaCa2+2+ 55 33 11
MgMg2+2+ 22 22 4040
TotalTotal 153153 154154 210210
Anion:Anion:
ClCl-- 103103 117117 33
HCO3HCO3-- 2525 2828 77
ProteinProtein 1717 -- 4545
OthersOthers 88 99 155155
TotalTotal 153153 154154 210210
17/10/201412 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
KOMPOSISI CAIRAN
TUBUH
• Semua cairan tubuh adalah air
larutan pelarut, substansi terlarut (zat
terlarut):
1. Air adalah senyawa utama dari1. Air adalah senyawa utama dari
tubuh manusia. Rata-rata pria
Dewasa hampir 60% dari berat
badannya adalah air dan
rata-rata wanita mengandung
55% air dari berat badannya.
17/10/201413 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
2. Solut (terlarut)
• Selain air, cairan tubuh mengandung
dua jenis substansi terlarut (zat
terlarut): elektrolit dan non-elektrolit.
• (a) Elektrolit :Substansi yang
berdiasosiasi (terpisah) di dalam
larutan dan akan menghantarkan
arus listrik.
larutan dan akan menghantarkan
arus listrik.
Kation : ion-ion yang mambentuk
muatan positif dalam larutan.
Kation ekstraselular utama adalah
natrium (Na+), sedangkan kation
intraselular utama adalah kalium
(K+).
17/10/201414 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
• Anion : ion-ion yang membentuk
muatan negatif dalam larutan.
Anion ekstraselular utama adalah
klorida ( Cl ), sedangkan anion
intraselular utama adalah ion fosfat
(PO4-).
• (b).Non-elektrolit : Substansi seperti
glokusa dan urea yang tidakglokusa dan urea yang tidak
berdisosiasi dalam larutan. Non-
elektrolit lainnya yang secara
klinis penting mencakup kreatinin
dan bilirubin.
17/10/201415 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
FUNGSI CAIRAN TUBUH
 Sarana untuk mengangkut zat-zat makanan
ke sel-sel
 Mengeluarkan buangan-buangan sel
 Mmbentu dalam metabolisme sel
 Sebagai pelarut untuk elektrolit dan non
elektrolit
Sebagai pelarut untuk elektrolit dan non
elektrolit
 Membantu memelihara suhu tubuh
 Membantu pencernaan
 Mempemudah eliminasi
 Mengangkut zat-zat seperti (hormon, enzim,
SDP, SDM)
17/10/201416 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
INTAKE DAN OUTPUT RATA-RATA HARIAN
DARI UNSUR TUBUH YANG UTAMA
Intake (Range) Output (range)
AIR (ml)
Air minum = 1400 – 1800
Air dalam makanan = 700 – 1000
Air hasil oksidasi = 300 - 400
1.Urine = 1400 – 1800
2.Faeces = 100
3.Kulit = 300 - 500
4.Paru-paru = 600 - 800Air hasil oksidasi = 300 - 400 4.Paru-paru = 600 - 800
TOTAL = 2400 -3200 TOTAL = 2400 – 3200
17/10/201417 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
Intake (range) Output (range)
Natrium (mEq)=70 (50-100) q Urine = 65 (50-100)
q Faeces = 5 (2-20)
Kalium (mEq) = 100 (50-120) Urine = 90 (50-120)
 Faeces = 10 (2-40)
Magnesium (mEq) = 30 (5-60) q Urine = 10 (2-20)
INTAKE DAN OUTPUT RATA-RATA HARIAN
DARI UNSUR ELEKTROLIT
Magnesium (mEq) = 30 (5-60) q Urine = 10 (2-20)
q Faeces = 20 (2-50)
Kalsium (mEq) = 15 (2-50) q Urine = 3(0-10)
q Faeces = 12 (2-30)
Protein (g) = 55 (30-80)
Nitrogen (g) = 8 (4-12)
Kalori = 1800-3000
17/10/201418 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
Insensible Loss (IWL)
 Merupakan Kehilangan cairan melalui kulit
(difusi) & paru
 Untuk mengetahui “Insensible Loss (IWL)”
dapat menggunakan penghitungan sebagai
berikut :
o DEWASA = 15 cc/kg BB/hario DEWASA = 15 cc/kg BB/hari
o ANAK = (30 – usia (th)) cc/kg
BB/hari
Jika ada kenaikan suhu :
o IWL = 200 (suhu badan sekarang –
36.8C)
17/10/201419 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
Faktor-faktor yang mempengaruhi
kebutuhan cairan dan elektrolit
1. Usia
2. Jenis kelamin
3. Sel-sel lemak
4. Stres
5. Sakit
6. Temperatur lingkungan
7. Diet
17/10/201420 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
Pertukaran cairan dan
elektrolit dalam TUBUH :
• Difusi
• Filtrasi
• Reabsorbsi• Reabsorbsi
• Osmosis
17/10/2014Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan21
PROSES PERGERAKAN /
TRANSPOR CAIRAN TUBUH
1. Difusi
Difusi adalah proses dimana partikel yang
terdapat dalam cairan bergerak dari
konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah
sampai terjadi keseimbangan.
konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah
sampai terjadi keseimbangan.
Faktor-faktor yang meningkatkan difusi
1. Peningkatan suhu
2. Peningkatan konsentrasi partikel
17/10/201422 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
3. Penurunan ukuran atau berat molekul
dari partikel
4.Peningkatan area permukaan yang
tersedia untuk difusi
5.Penurunan jarak lintas dimana massa5.Penurunan jarak lintas dimana massa
partikel harus berdifusi
17/10/201423 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
2. Transport Aktif
1) Transport Aktif adalah bahan bergerak dari
konsentrasi rendah ke tinggi.
2) adanya daya aktif dari tubuh seperti pompa
jantung.
3) diperlukan Energi.
4) Banyak zat terlarut penting ditransport4) Banyak zat terlarut penting ditransport
secara aktif melewati membran sel
meliputi: natrium, kalium, hidrogen,
glukosa dan asam amino.
5) Tarnsport aktif adalah vital untuk
mempertahankan keunikan komposisi baik
CES dan CIS.
17/10/201424 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
3. Filtrasi (penyaringan)
1) Filtrasi adalah adalah merembesnya suatu
cairan melalui selaput permeable.
2) Arah perembesan adalah dari daerah
dengan tekanan yang lebih tinggi ke daerah
dengan tekanan yang yang lebih rendah.dengan tekanan yang yang lebih rendah.
17/10/201425 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
4. Osmosis
Osmosis adalah bergeraknya pelarut bersih
seperti air, melalui membran semipermeabel
dari larutan yang berkonsentrasi lebih
rendah ke konsentrasi yang lebih tinggi yang
sifatnya menarik.
rendah ke konsentrasi yang lebih tinggi yang
sifatnya menarik.
17/10/201426 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
Faktor-faktor yang mempengaruhi
gerakan air dan zat terlarut
1. Membran
Membran semipermeabel tubuh meliputi :
a. Membran sel : memisahkan CIS dan CIT
dan terdiri atas lipid dan proteindan terdiri atas lipid dan protein
b. membran kapiler : memisahkan CIV dari CIT
c. membran epitelial : memisahkan CIT dan
CIV dari CTS.
Contoh :
epitelium mukosa dari lambung dan usus,
membran sinovial dan tubulus ginjal.
17/10/201427 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
2. Proses transpor
3. Konsentrasi cairan tubuh
 Osmolalitas
 Tonisitas
1). Larutan isotonik  NaCl 0,9%
2). Larutan hipotonik NaCl 0.45%2). Larutan hipotonik NaCl 0.45%
3). Larutan hipertonik NaCL 3%,
dekstrosa 50%
17/10/201428 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
Pengaturan keseimbangan / volume
vaskular dan osmolalitas cairan
ekstraselular (CES)
1. Rasa Dahaga
2. Anti Diuretik Hormon (ADH)
3. Aldosteron3. Aldosteron
4. Prostaglandin
5. Glukokortikoid
17/10/201429 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
Dehidrasi
Saliva Volume darahOsmolaritas darah
Mulut & pharynx
kering
Stimulasi osmoreseptor
hypothalamus
Tekanan darah
Produksi renin oleh
Sel2 juxtaglomeral
ginjalginjal
Angiotensin II
Stimulasi pusat
Haus hypothalamus
Rasa haus Minum Cairan tubuh
Regulasi Pemasukan Cairan
17/10/201430 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
Asupan NaCl Konsentrasi plasma Na+
& Cl-
Osmosis air dari CIS
 Interstisial  plasma
Volume darah
Regangan atrium jantung Produksi renin
Atrial Natriuretic Peptide (ANP) Angiotensin IIAtrial Natriuretic Peptide (ANP) Angiotensin II
GFR Aldosterone
Reabsorbsi NaCl oleh ginjalNa+ & Cl- via urine (Natriuresis)
Kehilangan air di urine via osmosis Volume darah
Regulasi Hormonal Na+ & Cl- Renal
17/10/201431 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
• Osmolaritas cairan tubuh  ADH  protein aquoporin 2 
membran apical sel  permeabilitas terhadap air  osmosis ke
darah
• Volume darah
• Dehidrasi
• Hiperventilasi• Hiperventilasi
• Vomitus ADH
• Diare
• Demam
• Keringat banyak
• Combustio (luka bakar)
17/10/201432 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
KESEIMBANGAN AIR DAN ELEKTROLIT
DIPERTAHANKAN MELALUI INTEGRASI
DARI FUNGSI :
• GINJAL
• HORMONAL• HORMONAL
• SARAF
17/10/201433 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
CARA PENGELUARAN CAIRAN
a. Ginjal
b. Kulit
c. Paru –paruc. Paru –paru
d. Gastrointestinal
17/10/201434 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
17/10/201435 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
Pengaturan Elektrolit
Natrium
• Terbanyak di Extra sel
• Mempengaruhi keseimbangan air,
hantaran infuls dan kontraksi otot
• Mempengaruhi keseimbangan air,
hantaran infuls dan kontraksi otot
• Diatur oleh intake garam, aldosteron, dan
pengeluaran urine
• Normal: 135-148 mEq/lt
17/10/201436 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
Kalium
• Kation utama intra seluler
• Berfungsi sebagai exitabiliy neuromuskuler
dan kontraksi otot
• Untuk pembentukan glikogen, sintesa• Untuk pembentukan glikogen, sintesa
protein, pengaturan keseimbangan asam
basa
• Normal: 3,5-5,5 mEq/lt
17/10/201437 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
Kalsium
• Berguna untuk integritas kulit, struktur
sel, konduksi jantung, pe,beuan darah,
pembentukan tulang dan gigi.
• Diatur oleh parathyroid dan thyroid
MagnisiumMagnisium
 Kation terbanyak kedua di CIS
 Penting untuk aktifitas enzim,
neurochemia, muskular excibility
 Normal: 1,5-2,5 mEq/lt
17/10/201438 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
Clorida
• Terdapat pada CIS dan CES
• Normal: 95-105 Eq/lt
Bicarbonat
• Sebagai buffer
Teradapat pada CIS dan CES• Teradapat pada CIS dan CES
Fosfat
• Anion buffer pada CIS dan CES
• Fungsi untuk meningkatkan kegiatan
neuromuskuler, metab. KH, pengatur As-Bs
17/10/201439 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
KESEIMBANGAN
ASAM BASAASAM BASA
Konsentrasi Elektrolit & Anion Protein di Plasma, Cairan
Interstisial, dan Cairan Intrasel
mEq/L
175
150
Plasma
Cairan interstisial
Cairan intra sel
142 145 140
100 117 3
125
100
75
50
25
Na+ K+ Ca+2 Mg+2 Cl- HCO3
- HPO4
2- SO4
2- Anion
Protein
10
4 4
5 3 0.2
2 2 35
24 27 15
2 2 100
1 1 20
20 2 50
17/10/201441 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
• Fungsi ion dari elektrolit:
1. Kontrol osmosis air
2. Keseimbangan asam – basa
3. Aliran listrik  potensial aksi (pada neuron)
4. Kofaktor enzim
• Cairan interstisial >< plasma  protein  tekanan koloid
osmotik plasma
• Cairan ekstra sel: Na+ & Cl-
• Cairan intra sel: K+, protein, HPO4
2-
17/10/201442 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
• Natrium
- Pengaruhi ½ osmolaritas CES (142 mOsm/L dari 300 mOsm/L)
- Aldosteron  reabsorbsi Na+ meningkat
- Hyponatremia  ADH  ekskresi air meningkat
- Hormon ANP  ekskresi Na+ meningkat
- Gagal ginjal retensi Na+  volume darah ,
- Hiperaldosteronisme edema
- Insufisiensi adrenal  aldosteron
- Diuretik  ekskresi Na+  hipovolemia
17/10/201443 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
• Chlorida
- Mudah keluar masuk antara CES & CIS
- Untuk keseimbangan anion
O2 + HbH  HbO2 + H+
H+ + HbO2  HbH + O2
17/10/201444 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
• Kalium
- Resting membrane potential & repolarisasi
- Aldosterone  sekresi K+
• Bicarbonate (HCO3
-)
- Ginjal: pengatur utama HCO3
-
• Kalsium
- 98%  skeleton & gigi
- Pembekuan darah, neurotransmiter, tonus otot, eksitabilitas
saraf & otot
- Hormon parathyroid & calcitriol  Ca2+
17/10/201445 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
- Ca2+ plasma  PTH  stimulasi osteoclasts
lepas Ca2+  darah (resorbsi )
reabsorbsi Ca2+ (ginjal)
Calcitriol  absorbsi Ca2+ (GIT)
17/10/201446 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
• Fosfat (H2PO4
-, HPO4
2-, PO4
3-)
- 85% kalsium fosfat (tulang)
- HPO4
2-  buffer H+, molekul organik, asam nukleat, ATP
- PTH  resorbsi HPO4
2-  darah
 inhibisi reabsorbsi HPO4
2-
- Calcitriol  absorbsi fosfat & Ca+2
• Magnesium• Magnesium
- Kofaktor enzim
- Pompa Na+ – K+
- Aktivitas neuromuskular
- Transmisi sinaps
- Fungsi myokardium
17/10/201447 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
MEKANISME KESEIMBANGAN ASAM BASA
17/10/201448 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
• Mekanisme eliminasi H+
1. Sistem buffer
2. Ekshalasi CO2
3. Ekskresi H+ via ginjal
• Sistem buffer• Sistem buffer
- Kebanyakan: asam lemah & garamnya
- Konversi asam/ basa kuat  lemah
17/10/201449 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
• Sistem Buffer Protein
- Protein Hb & Albumin
R R
NH2 – C – COOH  NH2 – C – COO- + H+
H H
(sebagai asam, ketika pH meningkat)
R R
NH2 – C – COOH + H+  +NH3 – C – COOH
H H
(sebagai basa, ketika pH turun)
17/10/201450 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
• Darah di kapiler sistemik:
CO2 + H2O  H2CO3
H2CO3  H+ + HCO3
-
Hb-O2 + H+  Hb-H + O2
O2 + HbH  HbO2 + H+
17/10/201451 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
• Sistem Buffer Asam Karbonat – Bikarbonat
- Ginjal mensintesis & reabsorbsi HCO3
-
pH turun  H+ + HCO3
-  H2O + CO2  paru
(basa lemah)(basa lemah)
pH naik  H2CO3  H+ + HCO3
-
(asam lemah)
- Tak dapat mengkoreksi pH gangguan respirasi (CO2)
17/10/201452 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
• Sistem Buffer Fosfat
- H2PO4
- = dihydrogen fosfat (asam lemah)
- HPO4
2- = monohydrogen fosfat (basa lemah)
- OH- + H2PO4
-  H2O + HPO4
2-
- H+ + HPO4
2-  H2PO4
-
• Ekshalasi CO2
- CO2  H+  pH
CO2 + H2O  H2CO3  H+ + HCO3
-
- Ventilasi  CO2  H+  pH
17/10/201453 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
Stimulus
pH ( [H+] )
Reseptor – kemoreseptor sentral & perifer
(medulla oblongata, aorta, & a. karotis)
Area inspirasi medulla oblongata
Diafragma kontraksi
Ekshalasi CO2
H2CO3 , pH
Umpan Balik Negatif pH Darah oleh Sistem Respirasi
17/10/201454 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
• Ketidak Seimbangan Asam – Basa
- pH darah normal 7,35 – 7,45
- Asidosis & alkalosis
- Asidosis: Depresi sistem saraf pusat, koma, mati
- Alkalosis: Eksitabilitas saraf meningkat, spasme otot,
kejang, mati
- Kompensasi: sempurna/ parsial- Kompensasi: sempurna/ parsial
- pH berubah (metabolik)  kompensasi respiratorik (jam)
- pH berubah (respiratorik)  kompensasi renal (berhari-hari)
- Asidosis/ alkalosis respiratorik  pCO2
- Asidosis/ alkalosis metabolik  HCO3
-
17/10/201455 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
• Asidosis respiratorik
- CO2 exhalation  pH
- Emphysema, edema paru, obstruksi jalan nafas, gangguan
otot respirasi, kerusakan pusat respirasi di medulla oblongata.
- Kompensasi oleh ginjal: - Ekskresi oleh H+
- Reabsorbsi HCO3
-
- Terapi ventilasi, HCO3
- intra vena- Terapi ventilasi, HCO3
- intra vena
• Alkalosis respiratorik
- pCO2 < 35 mmHg
- Hiperventilasi, defisiensi O2 (ketinggian), rangsangan pada
area inspirasi batang otak, penyakit paru, stroke, cemas
- Kompensasi renal: - Ekskresi H+
- Reabsorbsi HCO3
- 17/10/201456 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
• Asidosis metabolik
- HCO3
- < 22 mEq/ L
- Diare, disfungsi renal, ketosis, kegagalan ginjal mengeluarkan H
(protein)
- Terapi: hiperventilasi (kompensasi respiratorik), NaHCO3 intra
vena
• Alkalosis metabolik
- HCO3
- > 26 mEq/ L
- Vomitus, gastric suctioning, diuretik, penyakit-penyakit endokrin,
obat alkalin (antasida), dehidrasi
- Terapi: hipoventilasi, cairan koreksi defisiensi Cl-, K+
17/10/201457 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
• Diagnosis Gangguan Asam – Basa
pH – HCO3
- - pCO2
1. pH  Alkalosis/ asidosis?
2. pCO2/ HCO3
-?
3. pCO  respiratorik; HCO  metabolik3. pCO2  respiratorik; HCO3
-  metabolik
17/10/201458 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
PROSES TERJADINYA OEDEMA
17/10/201459 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
Odema Pitting
• +1: Setelah dipalpasi oleh pemeriksa (dengan
jari telunjuk) maka daerah yang odema
akan menampakkan/memperlihatkan
cekungan sedalam 2 mm
• +2: Setelah dipalpasi oleh pemeriksa (dengan jari
telunjuk) maka daerah yang odema akan
menampakkan/memperlihatkan cekungan
sedalam 4 mm
+3: Setelah dipalpasi oleh pemeriksa (dengan jari• +3: Setelah dipalpasi oleh pemeriksa (dengan jari
telunjuk) maka daerah yang odema akan
menampakkan/memperlihatkan cekungan
sedalam 6 mm
• +4: Setelah dipalpasi oleh pemeriksa (dengan jari
telunjuk) maka daerah yang odema akan
menampakkan/memperlihatkan cekungan
sedalam 8 mm
17/10/201460 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
Usia & Keseimbangan Cairan/ Asam - Basa
Bayi Dewasa
Proporsi air 75% - 90%
CES > CIS (2x)
55% - 60%
CIS > CES
(2x)
Rate input – output 7x >
Metabolic rate 2x >
Perkembangan ginjal Bayi ½ x efisiensi dewasa
Rasio luas permukaan :
volume
3x >
Frequensi nafas 30 – 80x/ menit
Konsentrasi ion K+, Cl- >
17/10/201461 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
MASALAH KESEIMBANGAN CAIRAN
DAN ELEKTROLIT
1. Hipovolemia
Hipovolemia adalah suatu kondisi akibat kekurangan
volume cairan ekstraseluler (CES).
Hipovolemia adalah penipisan volume cairanHipovolemia adalah penipisan volume cairan
ekstraseluler (CES)
QHipovolemia adalah kekurangan cairan
di dalam bagian-bagian ekstraseluler
(CES).
17/10/201462 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
Penyebab
(1) Penurunan masukan
(2) Kehilangan cairan yang
abnormal melalui :
kulit, gastro
abnormal melalui :
kulit, gastro
intestinal, ginjal
abnormal, dll.
(3) Perdarahan
17/10/201463 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
Tanda-gejala Klinis
• Pusing, kelemahan, Keletihan
• Sinkope
• anoreksia,mual, muntah, haus,
• kekacauan mentalkekacauan mental
• Konstipasi dan oliguria.
• HR meningkat, suhu meningkat, turgor kulit
menurun, lidah kering, mukosa mulut kering,
mata cekung.
17/10/201464 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
Pengkajian Fisik
• Penurunan tekanan darah (TD), khususnya
bila berdiri (hipotensi ortostatik); peningkatan
frekwensi jantung (FJ); turgor kulit buruk;
lidah kering dan kasar; mata cekung; vena
leher kempes; peningkatan suhu dan
penurunan berat badan akut. Bayi dan anak-
anak : penurunan air mata, depresi fontanel
penurunan berat badan akut. Bayi dan anak-
anak : penurunan air mata, depresi fontanel
anterior.
• Pada pasien syok akan tampak pucat dan
diaforetik dengan nadi cepat dan haus;
hipotensi terlentang dan oliguria.
17/10/201465 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
Indikator Penurunan berat
badan
No Penurunan
Berat Badan Akut
Keparahan Defisit
1 2 – 5 % Ringan1 2 – 5 % Ringan
2 5 – 10 % Sedang
3 10 – 15 % Berat
4 15 – 20 % Fatal
17/10/201466 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
Perubahan pada hipovolemia
Hipovolemia Ringan
• Anoreksia
• Keletihan
• Kelemahan
Hipovolemia SedangHipovolemia Sedang
 Hipotensi ortostatik
 Takikardia
 Penurunan CVP
 Penurunan haluaran urine
17/10/201467 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
Hipovolemia Berat
• Hipotensi berbaring
• Nadi cepat dan lemah
• Dingin, kulit kusam
• Oliguria• Oliguria
• Kacau mental, stupor, koma
17/10/201468 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
Tindakan
 Pemulihan volume cairan normal dan
koreksi gangguan penyerta asam- basa
dan elektrolit
 Perbaikan perfusi jaringan pada syok
hipovolemikhipovolemik
 Rehidrasi oral pada diare pediatrik
 Tindakan terhadap penyebab dasar
17/10/201469 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
Riwayat dan faktor-faktor
resiko
 Kehilangan GI abnormal : muntah, penghisapan NG, diare,
drainase intestinal
 Kehilangan kulit abnormal : diaforesis berlebihan sekunder
terhadap demam atau latihan, luka bakar, fibrosis sistik
 Kehilangan ginjal abnormal : terapi diuretik, diabetes insipidus,
diuresis osmotik (bentuk poliurik), insufisiensi adrenal, diuresis
 Kehilangan ginjal abnormal : terapi diuretik, diabetes insipidus,
diuresis osmotik (bentuk poliurik), insufisiensi adrenal, diuresis
osmotik (DM takterkontrol, pasca penggunaan zat kontras
 Spasium ketiga atau perpindahan cairan plasma ke interstisial :
peritonitis, obtruksi usus, luka bakar, acites
 Hemorragia
 Perubahan masukan : koma, kekurangan cairan.
17/10/201470 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
Pedoman Penyuluhan pasien-
keluarga
• Beri pasien dan orang terdekat instruksi
verbal dan tertulis tentang hal berikut :
(1) Tanda dan gejala hipovolemia
(2) Pentingnya mempertahankan
masukan adekuat, khususnya padamasukan adekuat, khususnya pada
anak kecil dan lansia, yang lebih
mungkin untuk terjadi dehidrasi
(3) Obat-obatan : nama, dosis,
frekwensi, kewaspadaan dan
potensial efek samping
17/10/201471 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
2. Hipervolemia
q Hipervolemia adalah penambahan / kelebihan volume (CES)
q Hipervolemia adalah kelebihan cairan di dalam bagian-
bagian ekstraseluler (CES).
Penyebab
1. Stimulus kronis pada ginjal untuk menahan natrium
dan air
2. Fungsi ginjal abnormal, dengan penurunan ekskresi2. Fungsi ginjal abnormal, dengan penurunan ekskresi
natrium & air
3. Kelebihan pemberian cairan intra vena
4. Perpindahan cairan interstisial ke plasma
17/10/201472 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
Tanda-gejala Klinis
 sesak nafas, ortopnea, odema
Penyebab edema extraselular
1. peningkatan tekanan kapiler
 kelebihan retensi ginjal
 tekanan vena yang tinggi tekanan vena yang tinggi
 penurunan resistensi arteriol
2. penurunan protein plasma
 hilangnya protein melalui hidung
 hilangnya protein melalui kulit yang lepas
 kagagalan roduksi protein
17/10/201473 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
3. Peningkatan permiabilitas kapiler
 reaksi imun
 toksin
 infeksi bakteri
4. Blockage of lymph return
 Cancer Cancer
 Pembuluh limphatik yang abnormal atau
kelainan konginital
17/10/201474 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
Pengkajian Fisik
• Oedema, peningkatan berat badan,
peningkatan TD (penurunan TD saat
jantung gagal) nadi kuat, asites, krekles
(rales). Ronkhi, mengi, distensi vena
leher, kulit lembab, takikardia, irama galopleher, kulit lembab, takikardia, irama galop
17/10/201475 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
Tindakan
• Pembatasan natrium dan air
• Diuretik
• Dialisi atau hemofiltrasi arteriovena
kontinue : pada gagal ginjal atau kelebihankontinue : pada gagal ginjal atau kelebihan
beban cairan yang mengancam hidup
17/10/201476 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
Tanggung jawab
• Memantau haluaran urine dengan cermat
• Mempertahankan pembatasan pemberian
cairan
• Mempertahankan masukan dan haluaran
cairan akurat
• Mempertahankan masukan dan haluaran
cairan akurat
• Memantau tanda-tanda gagal jantung
kongestif (GJK) dan oedema pulmoner
17/10/201477 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
Riwayat dan faktor-faktor resiko
• Retensi natrium dan air : gagal jantung,
sirosis, sindrom nefrotik, kelebihan
pemberian glukokortikosteroid
• Fungsi ginjal abnormal : gagal ginjal akut
atau kronis dengan oliguriaatau kronis dengan oliguria
• Kelebihan pemberian cairan intravena (IV)
• Perpindahan cairan intertisial ke plasma :
remobilisasi cairan setelah pengobatan luka
bakar, kelebihan pemberian larutan
hipertonik (mis; manitol, salin hipertonik)
atau larutan onkotik kolid (mis; albumin)
17/10/201478 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
Pedoman Penyuluhan pasien-keluarga
• Beri pasien dan orang terdekat instruksi verbal dan
tertulis tentang hal berikut:
• Tanda dan gejala hipervolemia
• Gejala-gejala yang memerlukan pemberitahuan
dokter setelah pulang dari rumah sakit; sesak nafas,
nyeri dada, ketidakteraturan nadi baru.
• Diet rendah garam, bila diprogramkan; gunakan
pengganti garam; dan hindari makanan yang
mengandung natrium tinggimengandung natrium tinggi
• Obat-obatan : termasuk nama, tujuan, dosis,
frekwensi, kewaspadaan dan potensial efek samping;
tanda dan gejala hipokalemia bila pasien mnggunakan
diuretik.
• Pentingnya pembatasan cairan bila hipervolemia
berlanjut
• Pentingnya penimbangan berat badan setiap hari
17/10/201479 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
TERIMA &
KASIHKASIH

More Related Content

What's hot (20)

Anatomi fisiologi sistem hematologi
Anatomi fisiologi sistem hematologiAnatomi fisiologi sistem hematologi
Anatomi fisiologi sistem hematologi
 
Anatomi fisiologi dalam sistem hematologi
Anatomi fisiologi dalam sistem hematologiAnatomi fisiologi dalam sistem hematologi
Anatomi fisiologi dalam sistem hematologi
 
Sistem Muskuloskeletal full
Sistem Muskuloskeletal fullSistem Muskuloskeletal full
Sistem Muskuloskeletal full
 
keseimbangan asam-basa dan gas darah
keseimbangan asam-basa dan gas darahkeseimbangan asam-basa dan gas darah
keseimbangan asam-basa dan gas darah
 
Makalah cairan tubuh
Makalah cairan tubuhMakalah cairan tubuh
Makalah cairan tubuh
 
Laporan pendahuluan nyeri
Laporan pendahuluan nyeri Laporan pendahuluan nyeri
Laporan pendahuluan nyeri
 
Pathways ggk
Pathways ggkPathways ggk
Pathways ggk
 
Makalah hematologi
Makalah hematologiMakalah hematologi
Makalah hematologi
 
Askep diare
Askep diareAskep diare
Askep diare
 
Anatomi Fisiologi Sistem Perkemihan
Anatomi Fisiologi Sistem PerkemihanAnatomi Fisiologi Sistem Perkemihan
Anatomi Fisiologi Sistem Perkemihan
 
Sistem Perkemihan
Sistem PerkemihanSistem Perkemihan
Sistem Perkemihan
 
Analisa data gagal jantung
Analisa data gagal jantungAnalisa data gagal jantung
Analisa data gagal jantung
 
PPT KARDIOVASKULER
PPT KARDIOVASKULERPPT KARDIOVASKULER
PPT KARDIOVASKULER
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
Anatomi & fisiologi sistem imunologi
Anatomi & fisiologi sistem imunologiAnatomi & fisiologi sistem imunologi
Anatomi & fisiologi sistem imunologi
 
Adaptasi sel
Adaptasi selAdaptasi sel
Adaptasi sel
 
4 pencegahan-penyakit
4 pencegahan-penyakit4 pencegahan-penyakit
4 pencegahan-penyakit
 
Sistem endokrin
Sistem endokrinSistem endokrin
Sistem endokrin
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Konsep Luka dan Asuhan Keperawatan pada Luka
Konsep Luka dan Asuhan Keperawatan pada LukaKonsep Luka dan Asuhan Keperawatan pada Luka
Konsep Luka dan Asuhan Keperawatan pada Luka
 

Viewers also liked

Konsep dasar fisiologi, patologi, dan patofisiologis
Konsep dasar fisiologi, patologi, dan patofisiologisKonsep dasar fisiologi, patologi, dan patofisiologis
Konsep dasar fisiologi, patologi, dan patofisiologisanisya nana
 
Anatomi fisiologi mata dr.Adhita Dwi A
Anatomi fisiologi mata dr.Adhita Dwi AAnatomi fisiologi mata dr.Adhita Dwi A
Anatomi fisiologi mata dr.Adhita Dwi AAdhita Dwi Aryanti
 
Darah anatomi fisiologi edit3
Darah anatomi fisiologi edit3Darah anatomi fisiologi edit3
Darah anatomi fisiologi edit3Az Xie
 
Anatomi mata
Anatomi mataAnatomi mata
Anatomi matamateri-x2
 
Anatomi dan fisiologi sel
Anatomi dan fisiologi selAnatomi dan fisiologi sel
Anatomi dan fisiologi selHetty Astri
 
Antomi Fisiologi Sistem Endokrin
Antomi Fisiologi Sistem EndokrinAntomi Fisiologi Sistem Endokrin
Antomi Fisiologi Sistem EndokrinHetty Astri
 
STRUKTUR & FUNGSI - SISTEM LIMFATIKA
STRUKTUR & FUNGSI - SISTEM LIMFATIKASTRUKTUR & FUNGSI - SISTEM LIMFATIKA
STRUKTUR & FUNGSI - SISTEM LIMFATIKAMuhammad Nasrullah
 
Sistem endokrin
Sistem endokrinSistem endokrin
Sistem endokrinmothy
 

Viewers also liked (10)

Konsep dasar fisiologi, patologi, dan patofisiologis
Konsep dasar fisiologi, patologi, dan patofisiologisKonsep dasar fisiologi, patologi, dan patofisiologis
Konsep dasar fisiologi, patologi, dan patofisiologis
 
Sistem endokrin
Sistem endokrinSistem endokrin
Sistem endokrin
 
Anatomi fisiologi mata dr.Adhita Dwi A
Anatomi fisiologi mata dr.Adhita Dwi AAnatomi fisiologi mata dr.Adhita Dwi A
Anatomi fisiologi mata dr.Adhita Dwi A
 
Darah anatomi fisiologi edit3
Darah anatomi fisiologi edit3Darah anatomi fisiologi edit3
Darah anatomi fisiologi edit3
 
Anatomi mata
Anatomi mataAnatomi mata
Anatomi mata
 
Anatomi dan fisiologi sel
Anatomi dan fisiologi selAnatomi dan fisiologi sel
Anatomi dan fisiologi sel
 
Antomi Fisiologi Sistem Endokrin
Antomi Fisiologi Sistem EndokrinAntomi Fisiologi Sistem Endokrin
Antomi Fisiologi Sistem Endokrin
 
Usia Lanjut
Usia LanjutUsia Lanjut
Usia Lanjut
 
STRUKTUR & FUNGSI - SISTEM LIMFATIKA
STRUKTUR & FUNGSI - SISTEM LIMFATIKASTRUKTUR & FUNGSI - SISTEM LIMFATIKA
STRUKTUR & FUNGSI - SISTEM LIMFATIKA
 
Sistem endokrin
Sistem endokrinSistem endokrin
Sistem endokrin
 

Similar to KESEIMBANGAN ELEKTROLIT

cairan-dan-elektrolit-slide.ppt
cairan-dan-elektrolit-slide.pptcairan-dan-elektrolit-slide.ppt
cairan-dan-elektrolit-slide.pptalik_septian
 
Tugas patofisiologi materi 6 tentang keseimbangan elektrolit
Tugas patofisiologi materi 6 tentang keseimbangan elektrolitTugas patofisiologi materi 6 tentang keseimbangan elektrolit
Tugas patofisiologi materi 6 tentang keseimbangan elektrolitPutriWulandari97
 
Fisiologi Cairan Tubuh.ppt
Fisiologi Cairan Tubuh.pptFisiologi Cairan Tubuh.ppt
Fisiologi Cairan Tubuh.pptDeziIlham2
 
Homeostasis , cairan, asam basa
Homeostasis , cairan, asam basaHomeostasis , cairan, asam basa
Homeostasis , cairan, asam basaSAPRIL1
 
Cairan dan elektrolit
Cairan dan elektrolitCairan dan elektrolit
Cairan dan elektrolitsiakadurban
 
Keseimbangan Cairan dan Elektrolit 1
Keseimbangan Cairan dan Elektrolit 1Keseimbangan Cairan dan Elektrolit 1
Keseimbangan Cairan dan Elektrolit 1pjj_kemenkes
 
Metabolisme Air dan Elektrolit
Metabolisme Air dan ElektrolitMetabolisme Air dan Elektrolit
Metabolisme Air dan ElektrolitDedi Kun
 
Air Minum Yang Aman, Sehat dan Fungsional
Air Minum Yang Aman, Sehat dan FungsionalAir Minum Yang Aman, Sehat dan Fungsional
Air Minum Yang Aman, Sehat dan FungsionalSony Suwasono
 
Keseimbangan cairan kebidanan
Keseimbangan cairan kebidananKeseimbangan cairan kebidanan
Keseimbangan cairan kebidananSinggih Singgih
 
Kebutuhan dasar manusia (ibu mekar)
Kebutuhan dasar manusia (ibu mekar)Kebutuhan dasar manusia (ibu mekar)
Kebutuhan dasar manusia (ibu mekar)stikesby kebidanan
 
Air Minum Yang Aman, Sehat dan Fungsional
Air Minum Yang Aman, Sehat dan FungsionalAir Minum Yang Aman, Sehat dan Fungsional
Air Minum Yang Aman, Sehat dan FungsionalSony Suwasono
 
Kompartemen-Dan-Komposisi-Cairan-Tubuh (kelompok1).pptx
Kompartemen-Dan-Komposisi-Cairan-Tubuh (kelompok1).pptxKompartemen-Dan-Komposisi-Cairan-Tubuh (kelompok1).pptx
Kompartemen-Dan-Komposisi-Cairan-Tubuh (kelompok1).pptxFikryFirmansyah3
 
KONSEP KEBUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT
KONSEP KEBUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLITKONSEP KEBUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT
KONSEP KEBUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLITSulistia Rini
 
Pemenuhan Kebutuhan Cairan dan Elektrolit
Pemenuhan Kebutuhan Cairan dan ElektrolitPemenuhan Kebutuhan Cairan dan Elektrolit
Pemenuhan Kebutuhan Cairan dan Elektrolitpjj_kemenkes
 

Similar to KESEIMBANGAN ELEKTROLIT (20)

cairan-dan-elektrolit-slide.ppt
cairan-dan-elektrolit-slide.pptcairan-dan-elektrolit-slide.ppt
cairan-dan-elektrolit-slide.ppt
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Tugas patofisiologi materi 6 tentang keseimbangan elektrolit
Tugas patofisiologi materi 6 tentang keseimbangan elektrolitTugas patofisiologi materi 6 tentang keseimbangan elektrolit
Tugas patofisiologi materi 6 tentang keseimbangan elektrolit
 
Fisiologi Cairan Tubuh.ppt
Fisiologi Cairan Tubuh.pptFisiologi Cairan Tubuh.ppt
Fisiologi Cairan Tubuh.ppt
 
Homeostasis , cairan, asam basa
Homeostasis , cairan, asam basaHomeostasis , cairan, asam basa
Homeostasis , cairan, asam basa
 
Cairan dan elektrolit
Cairan dan elektrolitCairan dan elektrolit
Cairan dan elektrolit
 
Keseimbangan Cairan dan Elektrolit 1
Keseimbangan Cairan dan Elektrolit 1Keseimbangan Cairan dan Elektrolit 1
Keseimbangan Cairan dan Elektrolit 1
 
Metabolisme Air dan Elektrolit
Metabolisme Air dan ElektrolitMetabolisme Air dan Elektrolit
Metabolisme Air dan Elektrolit
 
Air Minum Yang Aman, Sehat dan Fungsional
Air Minum Yang Aman, Sehat dan FungsionalAir Minum Yang Aman, Sehat dan Fungsional
Air Minum Yang Aman, Sehat dan Fungsional
 
Keseimbangan cairan kebidanan
Keseimbangan cairan kebidananKeseimbangan cairan kebidanan
Keseimbangan cairan kebidanan
 
Kb 3(1)
Kb 3(1)Kb 3(1)
Kb 3(1)
 
Kebutuhan dasar manusia (ibu mekar)
Kebutuhan dasar manusia (ibu mekar)Kebutuhan dasar manusia (ibu mekar)
Kebutuhan dasar manusia (ibu mekar)
 
Kdm
KdmKdm
Kdm
 
Air Minum Yang Aman, Sehat dan Fungsional
Air Minum Yang Aman, Sehat dan FungsionalAir Minum Yang Aman, Sehat dan Fungsional
Air Minum Yang Aman, Sehat dan Fungsional
 
Kompartemen-Dan-Komposisi-Cairan-Tubuh (kelompok1).pptx
Kompartemen-Dan-Komposisi-Cairan-Tubuh (kelompok1).pptxKompartemen-Dan-Komposisi-Cairan-Tubuh (kelompok1).pptx
Kompartemen-Dan-Komposisi-Cairan-Tubuh (kelompok1).pptx
 
Dinamika cairan
Dinamika cairanDinamika cairan
Dinamika cairan
 
KONSEP KEBUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT
KONSEP KEBUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLITKONSEP KEBUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT
KONSEP KEBUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT
 
.13184877.ppt
.13184877.ppt.13184877.ppt
.13184877.ppt
 
Pemenuhan Kebutuhan Cairan dan Elektrolit
Pemenuhan Kebutuhan Cairan dan ElektrolitPemenuhan Kebutuhan Cairan dan Elektrolit
Pemenuhan Kebutuhan Cairan dan Elektrolit
 
Materi cairan dan elektrolit
Materi cairan dan elektrolitMateri cairan dan elektrolit
Materi cairan dan elektrolit
 

Recently uploaded

BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiAviyudaPrabowo1
 
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxStabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxdrrheinz
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxLinaWinarti1
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxawaldarmawan3
 
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxRENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxrobert531746
 
HUBUNGAN KEPERAWATAN PROFESIONAL ANTAR PROFESI
HUBUNGAN KEPERAWATAN PROFESIONAL ANTAR PROFESIHUBUNGAN KEPERAWATAN PROFESIONAL ANTAR PROFESI
HUBUNGAN KEPERAWATAN PROFESIONAL ANTAR PROFESINeliHusniawati2
 
SNI pelayanan kesehatan hewan, klinik hewan
SNI pelayanan  kesehatan hewan, klinik hewanSNI pelayanan  kesehatan hewan, klinik hewan
SNI pelayanan kesehatan hewan, klinik hewanintan588925
 
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxHIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxgastroupdate
 
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfObat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfAdistriSafiraRosman
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionolivia371624
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxnadiasariamd
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppticha582186
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikSyarifahNurulMaulida1
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisRachmandiarRaras
 

Recently uploaded (20)

BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
 
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxStabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
 
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxRENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
 
HUBUNGAN KEPERAWATAN PROFESIONAL ANTAR PROFESI
HUBUNGAN KEPERAWATAN PROFESIONAL ANTAR PROFESIHUBUNGAN KEPERAWATAN PROFESIONAL ANTAR PROFESI
HUBUNGAN KEPERAWATAN PROFESIONAL ANTAR PROFESI
 
SNI pelayanan kesehatan hewan, klinik hewan
SNI pelayanan  kesehatan hewan, klinik hewanSNI pelayanan  kesehatan hewan, klinik hewan
SNI pelayanan kesehatan hewan, klinik hewan
 
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxHIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
 
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfObat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung function
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
 

KESEIMBANGAN ELEKTROLIT

  • 1. KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT Oleh : Moh. Wildan, SST, MPd, MM.(Kes.)
  • 2. Pendahuluan • Cairan tubuh manusia terdiri dari air dan zat yang terlarut seperti elektrolit, yang berperan penting dalam fungsi tubuh kita • Fungsi cairan tubuh : - Berperan dalam termoregulasi - Sebagai pelindung dan lubrikan - Berperan dalam termoregulasi - Sebagai pelindung dan lubrikan - Sebagai pelarut - Sebagai media transport - Sebagai reactan 17/10/20142 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
  • 3. KOMPARTEMEN CAIRAN • Seluruh cairan tubuh didistribusikan diantara dua kompartemen utama, yaitu : 1. Cairan intraselular (CIS) 2. Cairan ekstra selular (CES)2. Cairan ekstra selular (CES) 3. Pada orang dewasa 60% dari berat badan adalah air (cairan dan elektrolit). 17/10/20143 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
  • 4. VOLUME CAIRAN TUBUH Body fluid 60% water Intracelluler 2/3(40%) extracelluler 1/3(20%)2/3(40%) (28 lt in 70 kg young adult) Plasma 5% (3.5 lt in 70 kg young adult) Transcelluler 1-3% (Cerebrospinal) (aqueous humor) Interstitial 15% (10.5 lt in 70 kg young adult) 1/3(20%) (14 lt in 70 kg young adult) 17/10/20144 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
  • 5. Massa Tubuh Total 45% Solids 40% Solids ICF = Intra cellular fluid = CIS = cairan intra selular ECF = extra cellular fluid = CES = cairan ekstra selular Perempuan Laki-laki 55% Fluids 60% Fluids 2/3 ICF 1/3 ECF 80% 20% Cairan interstisia lPlasma 17/10/20145 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
  • 6. PORSI CAIRAN TUBUH ORANG DEWASA ( 70 kg ) Total Body Water 49 L 70 % X BB Ekstra sel 14 L 16-23 % X BB 1. Intravaskuler 3 L 4 – 5 % X BB1. Intravaskuler 3 L 4 – 5 % X BB 2. Ekstravaskuler 11 L 12 –18% X BB Intra sel 35 L 50 % X BB 17/10/20146 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
  • 7. Fungsi : • Kehidupan sel • Melarutkan makanan, ion ( Na – K ) • Metabolisme Distribusi cairan tubuh dipengaruhi oleh : • Sist sal Limfe • Tekanan darah • Permeabilitas kapiler • Protein plasma • Retensi air dan garam 17/10/20147 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
  • 8. Eksresi cairan dalam tubuh melalui : Urin Paru Keringat Feces Rata kehilangan cairan / hari : • Kulit/paru (insensible water loss) : 800 - 1200 cc • Urine : 1500 cc • Feces : 100 – 1200 cc 17/10/20148 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
  • 9. CES: - Plasma - Cairan interstisial : - Cairan limfe - Aqueous humor & vitreous body - Cairan serebrospinal - Endolimfe, Perilimfe - Cairan synovial - Cairan pleura, pericardium, SUMBER-SUMBER CAIRAN TUBUH - Cairan synovial - Cairan pleura, pericardium, peritoneum 17/10/20149 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
  • 10. SUMBER-SUMBER CAIRAN (INPUT & OUTPUT) 2500 2000 1500 Metabolik 200 ml Makanan 700 ml Kulit 600 ml Paru 300 ml GIT 100 ml 1000 500 0 Minum 1600 ml Ginjal 1500 ml • Metabolik  respirasi seluler aerobik (produksi ATP)  sintesis dehidrasi (glukosa + fruktosa  sukrosa + H2O) Input Output 17/10/201410 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
  • 11. PROSENTASE TOTAL CAIRAN TUBUH DIBANDINGKAN BERAT BADAN UmurUmur TotalTotal cairancairan tubuhtubuh (%)(%) terhadapterhadap BBBB Bayi BLBayi BL 7777 6 Bulan6 Bulan 7272 2 Tahun2 Tahun 6060 16 Tahun16 Tahun 6060 2020--39 Tahun:39 Tahun: Pria/WanitaPria/Wanita 60/5060/50 4040--59 Tahun:59 Tahun: Pria/WanitaPria/Wanita 55/4755/47 17/10/201411 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
  • 12. Electrolyte Composition of Body Fluid ElectolyteElectolyte Plasma(Plasma(mEqmEq// LL InterstetielInterstetiel (mEq/KgH(mEq/KgH22o)o) IntracellulerIntracelluler (mEq/KgH(mEq/KgH22o)o) CationCation:: NaNa++ 142142 145145 1010 KK++ 44 44 159159 CaCa2+2+ 55 33 11 MgMg2+2+ 22 22 4040 TotalTotal 153153 154154 210210 Anion:Anion: ClCl-- 103103 117117 33 HCO3HCO3-- 2525 2828 77 ProteinProtein 1717 -- 4545 OthersOthers 88 99 155155 TotalTotal 153153 154154 210210 17/10/201412 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
  • 13. KOMPOSISI CAIRAN TUBUH • Semua cairan tubuh adalah air larutan pelarut, substansi terlarut (zat terlarut): 1. Air adalah senyawa utama dari1. Air adalah senyawa utama dari tubuh manusia. Rata-rata pria Dewasa hampir 60% dari berat badannya adalah air dan rata-rata wanita mengandung 55% air dari berat badannya. 17/10/201413 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
  • 14. 2. Solut (terlarut) • Selain air, cairan tubuh mengandung dua jenis substansi terlarut (zat terlarut): elektrolit dan non-elektrolit. • (a) Elektrolit :Substansi yang berdiasosiasi (terpisah) di dalam larutan dan akan menghantarkan arus listrik. larutan dan akan menghantarkan arus listrik. Kation : ion-ion yang mambentuk muatan positif dalam larutan. Kation ekstraselular utama adalah natrium (Na+), sedangkan kation intraselular utama adalah kalium (K+). 17/10/201414 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
  • 15. • Anion : ion-ion yang membentuk muatan negatif dalam larutan. Anion ekstraselular utama adalah klorida ( Cl ), sedangkan anion intraselular utama adalah ion fosfat (PO4-). • (b).Non-elektrolit : Substansi seperti glokusa dan urea yang tidakglokusa dan urea yang tidak berdisosiasi dalam larutan. Non- elektrolit lainnya yang secara klinis penting mencakup kreatinin dan bilirubin. 17/10/201415 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
  • 16. FUNGSI CAIRAN TUBUH  Sarana untuk mengangkut zat-zat makanan ke sel-sel  Mengeluarkan buangan-buangan sel  Mmbentu dalam metabolisme sel  Sebagai pelarut untuk elektrolit dan non elektrolit Sebagai pelarut untuk elektrolit dan non elektrolit  Membantu memelihara suhu tubuh  Membantu pencernaan  Mempemudah eliminasi  Mengangkut zat-zat seperti (hormon, enzim, SDP, SDM) 17/10/201416 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
  • 17. INTAKE DAN OUTPUT RATA-RATA HARIAN DARI UNSUR TUBUH YANG UTAMA Intake (Range) Output (range) AIR (ml) Air minum = 1400 – 1800 Air dalam makanan = 700 – 1000 Air hasil oksidasi = 300 - 400 1.Urine = 1400 – 1800 2.Faeces = 100 3.Kulit = 300 - 500 4.Paru-paru = 600 - 800Air hasil oksidasi = 300 - 400 4.Paru-paru = 600 - 800 TOTAL = 2400 -3200 TOTAL = 2400 – 3200 17/10/201417 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
  • 18. Intake (range) Output (range) Natrium (mEq)=70 (50-100) q Urine = 65 (50-100) q Faeces = 5 (2-20) Kalium (mEq) = 100 (50-120) Urine = 90 (50-120)  Faeces = 10 (2-40) Magnesium (mEq) = 30 (5-60) q Urine = 10 (2-20) INTAKE DAN OUTPUT RATA-RATA HARIAN DARI UNSUR ELEKTROLIT Magnesium (mEq) = 30 (5-60) q Urine = 10 (2-20) q Faeces = 20 (2-50) Kalsium (mEq) = 15 (2-50) q Urine = 3(0-10) q Faeces = 12 (2-30) Protein (g) = 55 (30-80) Nitrogen (g) = 8 (4-12) Kalori = 1800-3000 17/10/201418 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
  • 19. Insensible Loss (IWL)  Merupakan Kehilangan cairan melalui kulit (difusi) & paru  Untuk mengetahui “Insensible Loss (IWL)” dapat menggunakan penghitungan sebagai berikut : o DEWASA = 15 cc/kg BB/hario DEWASA = 15 cc/kg BB/hari o ANAK = (30 – usia (th)) cc/kg BB/hari Jika ada kenaikan suhu : o IWL = 200 (suhu badan sekarang – 36.8C) 17/10/201419 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
  • 20. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan cairan dan elektrolit 1. Usia 2. Jenis kelamin 3. Sel-sel lemak 4. Stres 5. Sakit 6. Temperatur lingkungan 7. Diet 17/10/201420 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
  • 21. Pertukaran cairan dan elektrolit dalam TUBUH : • Difusi • Filtrasi • Reabsorbsi• Reabsorbsi • Osmosis 17/10/2014Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan21
  • 22. PROSES PERGERAKAN / TRANSPOR CAIRAN TUBUH 1. Difusi Difusi adalah proses dimana partikel yang terdapat dalam cairan bergerak dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah sampai terjadi keseimbangan. konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah sampai terjadi keseimbangan. Faktor-faktor yang meningkatkan difusi 1. Peningkatan suhu 2. Peningkatan konsentrasi partikel 17/10/201422 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
  • 23. 3. Penurunan ukuran atau berat molekul dari partikel 4.Peningkatan area permukaan yang tersedia untuk difusi 5.Penurunan jarak lintas dimana massa5.Penurunan jarak lintas dimana massa partikel harus berdifusi 17/10/201423 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
  • 24. 2. Transport Aktif 1) Transport Aktif adalah bahan bergerak dari konsentrasi rendah ke tinggi. 2) adanya daya aktif dari tubuh seperti pompa jantung. 3) diperlukan Energi. 4) Banyak zat terlarut penting ditransport4) Banyak zat terlarut penting ditransport secara aktif melewati membran sel meliputi: natrium, kalium, hidrogen, glukosa dan asam amino. 5) Tarnsport aktif adalah vital untuk mempertahankan keunikan komposisi baik CES dan CIS. 17/10/201424 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
  • 25. 3. Filtrasi (penyaringan) 1) Filtrasi adalah adalah merembesnya suatu cairan melalui selaput permeable. 2) Arah perembesan adalah dari daerah dengan tekanan yang lebih tinggi ke daerah dengan tekanan yang yang lebih rendah.dengan tekanan yang yang lebih rendah. 17/10/201425 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
  • 26. 4. Osmosis Osmosis adalah bergeraknya pelarut bersih seperti air, melalui membran semipermeabel dari larutan yang berkonsentrasi lebih rendah ke konsentrasi yang lebih tinggi yang sifatnya menarik. rendah ke konsentrasi yang lebih tinggi yang sifatnya menarik. 17/10/201426 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
  • 27. Faktor-faktor yang mempengaruhi gerakan air dan zat terlarut 1. Membran Membran semipermeabel tubuh meliputi : a. Membran sel : memisahkan CIS dan CIT dan terdiri atas lipid dan proteindan terdiri atas lipid dan protein b. membran kapiler : memisahkan CIV dari CIT c. membran epitelial : memisahkan CIT dan CIV dari CTS. Contoh : epitelium mukosa dari lambung dan usus, membran sinovial dan tubulus ginjal. 17/10/201427 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
  • 28. 2. Proses transpor 3. Konsentrasi cairan tubuh  Osmolalitas  Tonisitas 1). Larutan isotonik  NaCl 0,9% 2). Larutan hipotonik NaCl 0.45%2). Larutan hipotonik NaCl 0.45% 3). Larutan hipertonik NaCL 3%, dekstrosa 50% 17/10/201428 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
  • 29. Pengaturan keseimbangan / volume vaskular dan osmolalitas cairan ekstraselular (CES) 1. Rasa Dahaga 2. Anti Diuretik Hormon (ADH) 3. Aldosteron3. Aldosteron 4. Prostaglandin 5. Glukokortikoid 17/10/201429 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
  • 30. Dehidrasi Saliva Volume darahOsmolaritas darah Mulut & pharynx kering Stimulasi osmoreseptor hypothalamus Tekanan darah Produksi renin oleh Sel2 juxtaglomeral ginjalginjal Angiotensin II Stimulasi pusat Haus hypothalamus Rasa haus Minum Cairan tubuh Regulasi Pemasukan Cairan 17/10/201430 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
  • 31. Asupan NaCl Konsentrasi plasma Na+ & Cl- Osmosis air dari CIS  Interstisial  plasma Volume darah Regangan atrium jantung Produksi renin Atrial Natriuretic Peptide (ANP) Angiotensin IIAtrial Natriuretic Peptide (ANP) Angiotensin II GFR Aldosterone Reabsorbsi NaCl oleh ginjalNa+ & Cl- via urine (Natriuresis) Kehilangan air di urine via osmosis Volume darah Regulasi Hormonal Na+ & Cl- Renal 17/10/201431 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
  • 32. • Osmolaritas cairan tubuh  ADH  protein aquoporin 2  membran apical sel  permeabilitas terhadap air  osmosis ke darah • Volume darah • Dehidrasi • Hiperventilasi• Hiperventilasi • Vomitus ADH • Diare • Demam • Keringat banyak • Combustio (luka bakar) 17/10/201432 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
  • 33. KESEIMBANGAN AIR DAN ELEKTROLIT DIPERTAHANKAN MELALUI INTEGRASI DARI FUNGSI : • GINJAL • HORMONAL• HORMONAL • SARAF 17/10/201433 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
  • 34. CARA PENGELUARAN CAIRAN a. Ginjal b. Kulit c. Paru –paruc. Paru –paru d. Gastrointestinal 17/10/201434 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
  • 35. 17/10/201435 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
  • 36. Pengaturan Elektrolit Natrium • Terbanyak di Extra sel • Mempengaruhi keseimbangan air, hantaran infuls dan kontraksi otot • Mempengaruhi keseimbangan air, hantaran infuls dan kontraksi otot • Diatur oleh intake garam, aldosteron, dan pengeluaran urine • Normal: 135-148 mEq/lt 17/10/201436 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
  • 37. Kalium • Kation utama intra seluler • Berfungsi sebagai exitabiliy neuromuskuler dan kontraksi otot • Untuk pembentukan glikogen, sintesa• Untuk pembentukan glikogen, sintesa protein, pengaturan keseimbangan asam basa • Normal: 3,5-5,5 mEq/lt 17/10/201437 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
  • 38. Kalsium • Berguna untuk integritas kulit, struktur sel, konduksi jantung, pe,beuan darah, pembentukan tulang dan gigi. • Diatur oleh parathyroid dan thyroid MagnisiumMagnisium  Kation terbanyak kedua di CIS  Penting untuk aktifitas enzim, neurochemia, muskular excibility  Normal: 1,5-2,5 mEq/lt 17/10/201438 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
  • 39. Clorida • Terdapat pada CIS dan CES • Normal: 95-105 Eq/lt Bicarbonat • Sebagai buffer Teradapat pada CIS dan CES• Teradapat pada CIS dan CES Fosfat • Anion buffer pada CIS dan CES • Fungsi untuk meningkatkan kegiatan neuromuskuler, metab. KH, pengatur As-Bs 17/10/201439 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
  • 41. Konsentrasi Elektrolit & Anion Protein di Plasma, Cairan Interstisial, dan Cairan Intrasel mEq/L 175 150 Plasma Cairan interstisial Cairan intra sel 142 145 140 100 117 3 125 100 75 50 25 Na+ K+ Ca+2 Mg+2 Cl- HCO3 - HPO4 2- SO4 2- Anion Protein 10 4 4 5 3 0.2 2 2 35 24 27 15 2 2 100 1 1 20 20 2 50 17/10/201441 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
  • 42. • Fungsi ion dari elektrolit: 1. Kontrol osmosis air 2. Keseimbangan asam – basa 3. Aliran listrik  potensial aksi (pada neuron) 4. Kofaktor enzim • Cairan interstisial >< plasma  protein  tekanan koloid osmotik plasma • Cairan ekstra sel: Na+ & Cl- • Cairan intra sel: K+, protein, HPO4 2- 17/10/201442 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
  • 43. • Natrium - Pengaruhi ½ osmolaritas CES (142 mOsm/L dari 300 mOsm/L) - Aldosteron  reabsorbsi Na+ meningkat - Hyponatremia  ADH  ekskresi air meningkat - Hormon ANP  ekskresi Na+ meningkat - Gagal ginjal retensi Na+  volume darah , - Hiperaldosteronisme edema - Insufisiensi adrenal  aldosteron - Diuretik  ekskresi Na+  hipovolemia 17/10/201443 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
  • 44. • Chlorida - Mudah keluar masuk antara CES & CIS - Untuk keseimbangan anion O2 + HbH  HbO2 + H+ H+ + HbO2  HbH + O2 17/10/201444 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
  • 45. • Kalium - Resting membrane potential & repolarisasi - Aldosterone  sekresi K+ • Bicarbonate (HCO3 -) - Ginjal: pengatur utama HCO3 - • Kalsium - 98%  skeleton & gigi - Pembekuan darah, neurotransmiter, tonus otot, eksitabilitas saraf & otot - Hormon parathyroid & calcitriol  Ca2+ 17/10/201445 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
  • 46. - Ca2+ plasma  PTH  stimulasi osteoclasts lepas Ca2+  darah (resorbsi ) reabsorbsi Ca2+ (ginjal) Calcitriol  absorbsi Ca2+ (GIT) 17/10/201446 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
  • 47. • Fosfat (H2PO4 -, HPO4 2-, PO4 3-) - 85% kalsium fosfat (tulang) - HPO4 2-  buffer H+, molekul organik, asam nukleat, ATP - PTH  resorbsi HPO4 2-  darah  inhibisi reabsorbsi HPO4 2- - Calcitriol  absorbsi fosfat & Ca+2 • Magnesium• Magnesium - Kofaktor enzim - Pompa Na+ – K+ - Aktivitas neuromuskular - Transmisi sinaps - Fungsi myokardium 17/10/201447 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
  • 48. MEKANISME KESEIMBANGAN ASAM BASA 17/10/201448 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
  • 49. • Mekanisme eliminasi H+ 1. Sistem buffer 2. Ekshalasi CO2 3. Ekskresi H+ via ginjal • Sistem buffer• Sistem buffer - Kebanyakan: asam lemah & garamnya - Konversi asam/ basa kuat  lemah 17/10/201449 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
  • 50. • Sistem Buffer Protein - Protein Hb & Albumin R R NH2 – C – COOH  NH2 – C – COO- + H+ H H (sebagai asam, ketika pH meningkat) R R NH2 – C – COOH + H+  +NH3 – C – COOH H H (sebagai basa, ketika pH turun) 17/10/201450 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
  • 51. • Darah di kapiler sistemik: CO2 + H2O  H2CO3 H2CO3  H+ + HCO3 - Hb-O2 + H+  Hb-H + O2 O2 + HbH  HbO2 + H+ 17/10/201451 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
  • 52. • Sistem Buffer Asam Karbonat – Bikarbonat - Ginjal mensintesis & reabsorbsi HCO3 - pH turun  H+ + HCO3 -  H2O + CO2  paru (basa lemah)(basa lemah) pH naik  H2CO3  H+ + HCO3 - (asam lemah) - Tak dapat mengkoreksi pH gangguan respirasi (CO2) 17/10/201452 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
  • 53. • Sistem Buffer Fosfat - H2PO4 - = dihydrogen fosfat (asam lemah) - HPO4 2- = monohydrogen fosfat (basa lemah) - OH- + H2PO4 -  H2O + HPO4 2- - H+ + HPO4 2-  H2PO4 - • Ekshalasi CO2 - CO2  H+  pH CO2 + H2O  H2CO3  H+ + HCO3 - - Ventilasi  CO2  H+  pH 17/10/201453 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
  • 54. Stimulus pH ( [H+] ) Reseptor – kemoreseptor sentral & perifer (medulla oblongata, aorta, & a. karotis) Area inspirasi medulla oblongata Diafragma kontraksi Ekshalasi CO2 H2CO3 , pH Umpan Balik Negatif pH Darah oleh Sistem Respirasi 17/10/201454 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
  • 55. • Ketidak Seimbangan Asam – Basa - pH darah normal 7,35 – 7,45 - Asidosis & alkalosis - Asidosis: Depresi sistem saraf pusat, koma, mati - Alkalosis: Eksitabilitas saraf meningkat, spasme otot, kejang, mati - Kompensasi: sempurna/ parsial- Kompensasi: sempurna/ parsial - pH berubah (metabolik)  kompensasi respiratorik (jam) - pH berubah (respiratorik)  kompensasi renal (berhari-hari) - Asidosis/ alkalosis respiratorik  pCO2 - Asidosis/ alkalosis metabolik  HCO3 - 17/10/201455 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
  • 56. • Asidosis respiratorik - CO2 exhalation  pH - Emphysema, edema paru, obstruksi jalan nafas, gangguan otot respirasi, kerusakan pusat respirasi di medulla oblongata. - Kompensasi oleh ginjal: - Ekskresi oleh H+ - Reabsorbsi HCO3 - - Terapi ventilasi, HCO3 - intra vena- Terapi ventilasi, HCO3 - intra vena • Alkalosis respiratorik - pCO2 < 35 mmHg - Hiperventilasi, defisiensi O2 (ketinggian), rangsangan pada area inspirasi batang otak, penyakit paru, stroke, cemas - Kompensasi renal: - Ekskresi H+ - Reabsorbsi HCO3 - 17/10/201456 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
  • 57. • Asidosis metabolik - HCO3 - < 22 mEq/ L - Diare, disfungsi renal, ketosis, kegagalan ginjal mengeluarkan H (protein) - Terapi: hiperventilasi (kompensasi respiratorik), NaHCO3 intra vena • Alkalosis metabolik - HCO3 - > 26 mEq/ L - Vomitus, gastric suctioning, diuretik, penyakit-penyakit endokrin, obat alkalin (antasida), dehidrasi - Terapi: hipoventilasi, cairan koreksi defisiensi Cl-, K+ 17/10/201457 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
  • 58. • Diagnosis Gangguan Asam – Basa pH – HCO3 - - pCO2 1. pH  Alkalosis/ asidosis? 2. pCO2/ HCO3 -? 3. pCO  respiratorik; HCO  metabolik3. pCO2  respiratorik; HCO3 -  metabolik 17/10/201458 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
  • 59. PROSES TERJADINYA OEDEMA 17/10/201459 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
  • 60. Odema Pitting • +1: Setelah dipalpasi oleh pemeriksa (dengan jari telunjuk) maka daerah yang odema akan menampakkan/memperlihatkan cekungan sedalam 2 mm • +2: Setelah dipalpasi oleh pemeriksa (dengan jari telunjuk) maka daerah yang odema akan menampakkan/memperlihatkan cekungan sedalam 4 mm +3: Setelah dipalpasi oleh pemeriksa (dengan jari• +3: Setelah dipalpasi oleh pemeriksa (dengan jari telunjuk) maka daerah yang odema akan menampakkan/memperlihatkan cekungan sedalam 6 mm • +4: Setelah dipalpasi oleh pemeriksa (dengan jari telunjuk) maka daerah yang odema akan menampakkan/memperlihatkan cekungan sedalam 8 mm 17/10/201460 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
  • 61. Usia & Keseimbangan Cairan/ Asam - Basa Bayi Dewasa Proporsi air 75% - 90% CES > CIS (2x) 55% - 60% CIS > CES (2x) Rate input – output 7x > Metabolic rate 2x > Perkembangan ginjal Bayi ½ x efisiensi dewasa Rasio luas permukaan : volume 3x > Frequensi nafas 30 – 80x/ menit Konsentrasi ion K+, Cl- > 17/10/201461 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
  • 62. MASALAH KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT 1. Hipovolemia Hipovolemia adalah suatu kondisi akibat kekurangan volume cairan ekstraseluler (CES). Hipovolemia adalah penipisan volume cairanHipovolemia adalah penipisan volume cairan ekstraseluler (CES) QHipovolemia adalah kekurangan cairan di dalam bagian-bagian ekstraseluler (CES). 17/10/201462 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
  • 63. Penyebab (1) Penurunan masukan (2) Kehilangan cairan yang abnormal melalui : kulit, gastro abnormal melalui : kulit, gastro intestinal, ginjal abnormal, dll. (3) Perdarahan 17/10/201463 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
  • 64. Tanda-gejala Klinis • Pusing, kelemahan, Keletihan • Sinkope • anoreksia,mual, muntah, haus, • kekacauan mentalkekacauan mental • Konstipasi dan oliguria. • HR meningkat, suhu meningkat, turgor kulit menurun, lidah kering, mukosa mulut kering, mata cekung. 17/10/201464 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
  • 65. Pengkajian Fisik • Penurunan tekanan darah (TD), khususnya bila berdiri (hipotensi ortostatik); peningkatan frekwensi jantung (FJ); turgor kulit buruk; lidah kering dan kasar; mata cekung; vena leher kempes; peningkatan suhu dan penurunan berat badan akut. Bayi dan anak- anak : penurunan air mata, depresi fontanel penurunan berat badan akut. Bayi dan anak- anak : penurunan air mata, depresi fontanel anterior. • Pada pasien syok akan tampak pucat dan diaforetik dengan nadi cepat dan haus; hipotensi terlentang dan oliguria. 17/10/201465 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
  • 66. Indikator Penurunan berat badan No Penurunan Berat Badan Akut Keparahan Defisit 1 2 – 5 % Ringan1 2 – 5 % Ringan 2 5 – 10 % Sedang 3 10 – 15 % Berat 4 15 – 20 % Fatal 17/10/201466 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
  • 67. Perubahan pada hipovolemia Hipovolemia Ringan • Anoreksia • Keletihan • Kelemahan Hipovolemia SedangHipovolemia Sedang  Hipotensi ortostatik  Takikardia  Penurunan CVP  Penurunan haluaran urine 17/10/201467 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
  • 68. Hipovolemia Berat • Hipotensi berbaring • Nadi cepat dan lemah • Dingin, kulit kusam • Oliguria• Oliguria • Kacau mental, stupor, koma 17/10/201468 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
  • 69. Tindakan  Pemulihan volume cairan normal dan koreksi gangguan penyerta asam- basa dan elektrolit  Perbaikan perfusi jaringan pada syok hipovolemikhipovolemik  Rehidrasi oral pada diare pediatrik  Tindakan terhadap penyebab dasar 17/10/201469 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
  • 70. Riwayat dan faktor-faktor resiko  Kehilangan GI abnormal : muntah, penghisapan NG, diare, drainase intestinal  Kehilangan kulit abnormal : diaforesis berlebihan sekunder terhadap demam atau latihan, luka bakar, fibrosis sistik  Kehilangan ginjal abnormal : terapi diuretik, diabetes insipidus, diuresis osmotik (bentuk poliurik), insufisiensi adrenal, diuresis  Kehilangan ginjal abnormal : terapi diuretik, diabetes insipidus, diuresis osmotik (bentuk poliurik), insufisiensi adrenal, diuresis osmotik (DM takterkontrol, pasca penggunaan zat kontras  Spasium ketiga atau perpindahan cairan plasma ke interstisial : peritonitis, obtruksi usus, luka bakar, acites  Hemorragia  Perubahan masukan : koma, kekurangan cairan. 17/10/201470 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
  • 71. Pedoman Penyuluhan pasien- keluarga • Beri pasien dan orang terdekat instruksi verbal dan tertulis tentang hal berikut : (1) Tanda dan gejala hipovolemia (2) Pentingnya mempertahankan masukan adekuat, khususnya padamasukan adekuat, khususnya pada anak kecil dan lansia, yang lebih mungkin untuk terjadi dehidrasi (3) Obat-obatan : nama, dosis, frekwensi, kewaspadaan dan potensial efek samping 17/10/201471 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
  • 72. 2. Hipervolemia q Hipervolemia adalah penambahan / kelebihan volume (CES) q Hipervolemia adalah kelebihan cairan di dalam bagian- bagian ekstraseluler (CES). Penyebab 1. Stimulus kronis pada ginjal untuk menahan natrium dan air 2. Fungsi ginjal abnormal, dengan penurunan ekskresi2. Fungsi ginjal abnormal, dengan penurunan ekskresi natrium & air 3. Kelebihan pemberian cairan intra vena 4. Perpindahan cairan interstisial ke plasma 17/10/201472 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
  • 73. Tanda-gejala Klinis  sesak nafas, ortopnea, odema Penyebab edema extraselular 1. peningkatan tekanan kapiler  kelebihan retensi ginjal  tekanan vena yang tinggi tekanan vena yang tinggi  penurunan resistensi arteriol 2. penurunan protein plasma  hilangnya protein melalui hidung  hilangnya protein melalui kulit yang lepas  kagagalan roduksi protein 17/10/201473 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
  • 74. 3. Peningkatan permiabilitas kapiler  reaksi imun  toksin  infeksi bakteri 4. Blockage of lymph return  Cancer Cancer  Pembuluh limphatik yang abnormal atau kelainan konginital 17/10/201474 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
  • 75. Pengkajian Fisik • Oedema, peningkatan berat badan, peningkatan TD (penurunan TD saat jantung gagal) nadi kuat, asites, krekles (rales). Ronkhi, mengi, distensi vena leher, kulit lembab, takikardia, irama galopleher, kulit lembab, takikardia, irama galop 17/10/201475 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
  • 76. Tindakan • Pembatasan natrium dan air • Diuretik • Dialisi atau hemofiltrasi arteriovena kontinue : pada gagal ginjal atau kelebihankontinue : pada gagal ginjal atau kelebihan beban cairan yang mengancam hidup 17/10/201476 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
  • 77. Tanggung jawab • Memantau haluaran urine dengan cermat • Mempertahankan pembatasan pemberian cairan • Mempertahankan masukan dan haluaran cairan akurat • Mempertahankan masukan dan haluaran cairan akurat • Memantau tanda-tanda gagal jantung kongestif (GJK) dan oedema pulmoner 17/10/201477 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
  • 78. Riwayat dan faktor-faktor resiko • Retensi natrium dan air : gagal jantung, sirosis, sindrom nefrotik, kelebihan pemberian glukokortikosteroid • Fungsi ginjal abnormal : gagal ginjal akut atau kronis dengan oliguriaatau kronis dengan oliguria • Kelebihan pemberian cairan intravena (IV) • Perpindahan cairan intertisial ke plasma : remobilisasi cairan setelah pengobatan luka bakar, kelebihan pemberian larutan hipertonik (mis; manitol, salin hipertonik) atau larutan onkotik kolid (mis; albumin) 17/10/201478 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan
  • 79. Pedoman Penyuluhan pasien-keluarga • Beri pasien dan orang terdekat instruksi verbal dan tertulis tentang hal berikut: • Tanda dan gejala hipervolemia • Gejala-gejala yang memerlukan pemberitahuan dokter setelah pulang dari rumah sakit; sesak nafas, nyeri dada, ketidakteraturan nadi baru. • Diet rendah garam, bila diprogramkan; gunakan pengganti garam; dan hindari makanan yang mengandung natrium tinggimengandung natrium tinggi • Obat-obatan : termasuk nama, tujuan, dosis, frekwensi, kewaspadaan dan potensial efek samping; tanda dan gejala hipokalemia bila pasien mnggunakan diuretik. • Pentingnya pembatasan cairan bila hipervolemia berlanjut • Pentingnya penimbangan berat badan setiap hari 17/10/201479 Kulian Anatomi & Fisiologi Stikes dr. Soebandi Jember Oleh : Moh. Wildan