Dokumen tersebut membahas periode Jawa pra-Islam, meliputi masa pra-sejarah, Jawa/Kejawen, Hindu/Budha. Masa pra-sejarah dimulai sejak 3000 SM dan mata pencaharian penduduknya adalah pertanian dan peternakan. Pada masa Jawa/Kejawen berkembang kepercayaan animisme dan dinamisme. Kemudian masuk pengaruh Hindu dan Budha sejak abad ke-1 M, diikuti berdirinya keraja
2. PERIODESASI JAWA
Periodisasi Jawa dibagi dalam 4 tahapan,
dari aspek kebudayaan, Kepercayaan dan
Sistem sosial:
Pra-Sejarah Jawa
Jawa/ Kejawen
Hindu/ Budha
Islam
3. MASA PRA-SEJARAH JAWA
Dimulai dari 0 tahun sampai ditemukannya Jawa
atau pulau Jawa. Tahun pastinya sulit ditetapkan.
Kira-kira dimulai sejak 3000 SM (Suseno:21).
Secara bergelombang, para Imigran Melayu dari
China mulai mengenal pulau Jawa.
Belum kenal baca tulis.
Mata pencaharian: pertanian, peternakan.
Sistem sosial: sederhana
Agama/ kepercayaan: primitif (berdasarkan teori
evolusionis Herbert Spencer [1820-1904] yg
membagi keagamaan mns menjadi 5 horison;
primitif, animisme, pertanian, tingkatan kebudayaan,
berkeadaban.
4.
5.
6. MASA JAWA / KEJAWEN
Masa ini dimulai sejak berakhirnya pra-sejarah atau sejak
dikenalnya Jawa dan berakhir ketika pengaruh/ kerajaan
Hindu/ Budha mulai berdiri.
Mata pencaharian: pertanian, peternakan.
Belum kenal baca tulis
Sistem sosial dan budaya: sederhana.
Agama/ kepercayaan: animisme/ dinamisme.
Animist Theory dari E.B. Taylor dlm Primitive Culture =
adanya mimpi, sakit dll, org primitif sampai pada pengertian
ttg roh atau jiwa (anima).
Kepercayaan terendah disebut MANA = memuja benda-benda
yg menarik perhatian & penuh tanda tanya atau disebut
fetichism atau pre-animisme.
Fetichism suatu roh atau kekuatan mungkin saja terdapat
pd benda kecil yg dpt dibawa dan sbg tempat berlindung.
7. LANJUTAN
Menurut Freud, perkembangan pemikiran
mns mengalami tiga tahap: animisme,
agama dan ilmiah.
Animisme= kepercayaan terhadap adanya
roh-roh yang berkuasa.
Dinamisme (dunamos, dynamic)=
kepercayaan terhadap benda-benda yang
dianggap memiliki kekuatan. Lahir karena
rasa ketergantungan dan ketidakberdayaan
manusia.
8. MASA HINDU/ BUDHA
Persinggungan Jawa dan Hindu-Budha,
dibuktikan dg 3 petunjuk. (Lombad:Nusa Jawa, 7).
Disebut dengan teori mutasi (Indianisasi).
Pertama, putra Brahmana bernama Ajisaka datng
ke Jawa dan mendapati negeri Medangkamulan
(Grobogan). Kemenangannya melawan
Dewatacengkar, daerah itu diserahkan
kepadanya thn 78 M.
Kedua, ditemukan pertapaan Hindu di Jawa di
Gunung Dieng.
Ketiga, banyak tempat menggunakan bahasa
sansekerta, termasuk nama pulau Jawa.
Anjuran: baca Thomas Stamford Raffles (gub.
Jenderal, 1811-1816), The History of Java. Sudah
diterjemahkan ke Indonesia.
9.
10. LANJUTAN
Pada masa ini Jawa mengalami kemajuan
pesat.
AJisaka mengenalkan baca dan tulis.
Termasuk penanggalan jawa.
Berdiri kerajaan-kerajaan Hindu dan Budha,
Kalingga (6 M) di Jepara, Kahuripan di Jawa
Timur, Mataram Kuno di Magelang (732 m),
Kanjuruhan di Malang, Majapahit di Jawa
Timur, (mojokerto) dll.
Seni pahat, sastra, dll mulai maju.
Agama: Hindu Budha
11. LANJUTAN
Setelah agama Asli Jawa, Animisme dan
dinamisme, berkembang pula agama Hindu dan
Budha di Jawa.
Secara kosmologis, Hindu-Syiwa mengenal 3
hirarki realitas: SWARLOKA (tempat dewa-2 dan
para pendampingnya); BHUWARLOKA (tempat
manusia hidup); BHURLOKA (alam terbawah).
12. LANJUTAN
Ritual Hindu yang paling banyak berpengaruh dan
dianut di Jawa adalah VEDANTA dan YOGA. Praktik
tersebut sejalan dg TAPA BRATA dan SEMEDI. Tapa
brata adalah bentuk pendisiplinan diri secara keras
dengan berbagai bentuk kegiatan yang sulit. Semedi
merupakan cara pemusatan konsentrasi pada
kekuatan adikodrati untuk mencapai penyatuan.
Jawa = LAKU PRIHATIN (Perih Ing Batin), dg cara:
CEGA DHAHAR LAWAN GULING (Tdk makan & tidur)
PASA MUTIH/ NGASREP (tawar),
PATI GENI.
Keyakinan: dinamisme/ animisme berubah menjadi keyakinan
kepada dewa-dewa.
13. LANJUTAN
Agama Hindu dan Budha banyak dianut oleh
kerajaan, rakyat biasa tidak semua.
Inti ajarannya: Setiap orang ingin bebas dari
Samsara (rangkain lahir-mati dan tidak putus-
putusnya).
Salah satu jalannya: memisahkan prakreti dari
purusa (memisahkan badan halus dari badan
wadag, dg cara Yoga.
DI jawa mengenal rajayoga: menarik napas,
menahan napas, menghembuskan napas.
Dg demikian: terjadi manunggaling kawula gusti.
14. PENGARUH HINDU / BUDA DI JAWA:
Bahasa/ nama: Wijoyo, Soekarno, Soeharto, grha/ graha/
bhineka tunggal ika, santri, dll.
Teologis/ mistis: pengenalan dewa-dewa.
Ritual : slametan/ wilujengan, nyadran/ sradda, siradan.
Mandalapesantren, arsitektur, dll.
Prof. Dr. Timbul Haryono, MSc. Dalam sarasehan budaya
yang diselenggarakan Yayasan Sekar Jagad di PPG
Kesenian Yogyakarta, 3 September 2005:
“Penerimaan Jawa terhadap nilai-nilai Hindu dan Buddha
diposisikan sebagai ‘baju’, isinya tetap utuh Jawa. Maka ada
perbedaan signifikan antara Hindu Jawa dan Buddha Jawa
dengan yang asli di India”.
15. MASUKNYA ISLAM DI JAWA
Para ahli berbeda pendapat ttg 3 hal:
KAPAN PERSISNYA ISLAM MASUK;
BAGAIMANA ISLAM MASUK & DISEBARKAN;
SIAPA & DARI MANA PENYEBAR ISLAM;
Perbedaan itu disebabkan krn (Abdullah:1979,208);
Minimnya bukti-bukti, bahan, data sejarah otentik.
Konsep yg membingungkan & kabur;
Islam datang; terdapat & ditemukannya bekas-bekas
kedatangan.
Islam berkembang; penemuan situs-situs peribadatan;
Islam sbg kekuatan politik; munculnya kerajaan Islam
seperti Mataram, Demak, Pasai, dll.
16. KAPAN ISLAM MASUK;
ISLAM MASUK ABAD 7/8 M.
Argumen/ bukti-bukti:
Jalur perdagangan Persia, India dan Cina telah terjalin sejak abad
IV. Jaraknya sangat panjang, sehingga butuh pelabuhan
persinggahan di Malabar (India), Perlak (Sumatera), Kedah
(Malaysia). Ada kampung di sini.
Pada 962 M, K. Sriwijaya mengirim utusan dg nama arab ke Cina.
Bukti epigrasi (tulisan) pada nisan Fatimah binti Maemun (1082) di
Leran Jawa Timur
ISLAM MASUK ABAD XIII M.
Islam telah berkembang secara pesat (adanya masyarakat Islam), terbukti dari
adanya gelar Sultan pada Malik Salih di Sumatera (1297 M).
Ibnu Batuthah pernah singgah di Sumatera yang dijamu dg meriah oleh Sultan
Malik Dzahir (1326 M).
Di Gresik ditemukan makam Malik Ibrahim (1429 M).
Raden Rahmat (SUnan Ampel) datang di Jawa pada masa Majapahit.
17. BAGAIMANA ISLAM MASUK & DISEBARKAN;
Menurut Noorduyn (1972; 10)
1) de komst (datang); motif ekonomi;
2) receptie (masuk dan diterima)
3) uitbreiding; dikembangkan dg motif politik.
ISLAM DISEBARKAN dg DAMAI;
1). Kontak dagang;
2). Perkawinan;
3). Akulturasi budaya
18. SIAPA & BAGAIMANA ISLAM DATANG;
Islam datang, ketika masyarakat Jawa sudah
memiliki keyakinan tertentu;
Penyebar Islam dari Tanah Arab; (ciri khas Islam
tekstual-normatif).
Penyebar Islam dari Gujarat (india); (mistik).
Penyebar Islam dari Persia (mistik).
19. ISLAM MUDAH DIPELUK DI JAWA
Dengan cara damai;
Sifat mistik Islam cocok dg masyarakat Jawa yg
Hindu-Budha;
JAWANISASI ISLAM atau ISLAMISASI JAWA.
20. Pada masa kerajaan Islam Demak (1472-1546), Islam
menyebar lebih mantap di Jawa khususnya di Pesisir
Utara.
Walisongo dianggap tokoh sentral penyebar Islam di
Jawa. Karakter utamanya; “menyerap elemen lokal
namun tetap memegang prinsip Islam.”
Hubungan Raja dan penyebar Islam berjalan
harmonis. Dakwah Islam dibebaskan. Pusat-pusat
penyebaran Islam (Masjid) didirikan, masjid Demak
(1476), masjid di Jepara (1559), Tembayat Klaten
(1555), dll.
DINAMIKA ISLAM DAN JAWA PADA MASA
KERAJAAN DEMAK
21. Para Wali mengajarkan fiqh sehari-hari, selain juga
tasawuf. Media dakwahnya, selain ceramah, juga
pemanfaatan kesenian seperti seni pertunjukan
wayang, gamelan dan tembang macapat.
Pengajaran tasawuf utk kalangan terbatas, lebih
disebabkan sbg respon merebaknya pantheisme
(manunggaling kawula gusti) di kalangan orang Jawa.
Contoh: legenda Siti Jenar.
Hukum Islam yang berlaku baru masalah perkawinan
dan masalah ibadah, disebabkan pengaruh adat
Jawa dan Hindu masih kuat bertahan.
Masalah-masalah keagamaan diserahkan kepada
para wali.
Wali merupakan tokoh agama dan politik yang bisa
menguasai raja dan bangsawan lokal.
LANJUTAN
22. Hubungan baik kerajaan dan penyebar Islam;
Islam tdk dianggap sbg ancaman politik.
Aqidah Islam meyakinkan orang Jawa bahwa Allah
Swt ada di mana saja, meski ia jauh dari asalnya.
Pada keyakinan lama, mereka takut pergi jauh
(dagang) krn merasa terputus dg arwah yg diyakini.
Menjadi muslim akan membuat mereka jadi kaya.
Gengsi politik, karena rajanya juga Islam.
Pengajaran kitab suci bagi semu lapisan, bukan
hanya kalangan elit saja.
FAKTOR-2 KEBERHASILAN;
23. Interaksi Islam dengan budaya Jawa pada masa
Walisongo dan murid-muridnya, dikawal dengan
sangat ketat oleh mereka.
Penyimpangan akidah dibenarkan. Ritus yang
menjurus syirik juga berusaha ditiadakan, seperti
praktek semedi atau yoga Hindu, tasawuf yang
menjurus syirik, kasekten, tapa, dst.
DI TENGAH KEPUNGAN ADAT JAWA DAN
AGAMA HINDU, WALISANGA BERUSAHA
MENJAGA UMAT DARI PRAKTEK AJARAN ISLAM
YG MENYIMPANG.
LANJUTAN