2. PENGANTAR
Manusia adalah makhluk sosial.
Manusia beinteraksi menggunakan
identitas personal or sosial.
Identitas merupakan simbol atau atribut
yang memainkan peran penting dalam
kehidupan manusia.
Identitas membantu manusia untuk
bersikap, berpikir dan berperilaku.
3. KONSEP DIRI (SELF)
Bagimana Anda memahami diri
Anda?
Siapakah saya?menjadi apakahsaya?
Konsep diri: central dan perifer.
Skema diri adalah rangkuman dari
semua yang dapat dingat oleh
seseorang, pengetahuannya dan
imajinasi tentang dirinya (baron &
Byrne, 2003)
Individu cenderung memperhatikan
informasi yang relevan dengan dirinya
(efek self reference)
4. KONSEP DIRI
Konsep diri: personal dan sosial
Cara bagimana kita berpikit tentang diri
kita ditentukan oleh identitas kolektif.
Identitas kolektif= kelompok
Konsep diri sosial: terdiri dari 1) hubungan
in terpersonal dan keanggotaan dari
kelompok yg besar (ras, etnis, budaya).
5. PENGERTIAN
Identitas : bagaimana kita mengonseptual
dan mengevaluasi diri sendiri (Deux,
1993)
Identitas: defenisi seseorang tentang
siapa dirinya, termasuk di dalamnya
atribut pribadi dan atribut yang dibaginya
dengan orang lain (Baron & Byrne, 2003).
6. PENGERTIAN
Identitas mengacu pada tata cara di mana
individu dan kolektif dibedakan di (dalam)
hubungan sosial mereka dengan individu lain
atau kolektif
Hogg & Vaughan, (2002) menyatakan bahwa
identitas adalah konsep diri individu, yang
diperoleh dari persepsi keanggotanya pada
kelompok sosial (Sehingga sering disebut
sebagai Identitas Sosial).
7. IDENTITAS SOSIAL
identitas social terdapat dua komponen, yaitu:
- kepercayaan dalam memiliki kelompok (saya
adalah orang jawa) dan
- pentingnya keanggotaan kelompok pada diri sendiri
(saya bangga menjadi orang jawa, karena jumlah
nya mayoritas di Indonesia)
Menurut Jacobson (2003) teori identitas sosial
fokus terhadap individu dalam mempersepsikan
dan menggolongkan diri mereka berdasarkan
identitas personal dan sosial mereka
8. FUNGSI
Sebagai nilai dan menjaga kedekatan secara
emosional pada setiap anggota kelompok.
Indentitas social positif sangat penting dalam
performance dan produktivitas kelompok .
Ada persamaan dengan anggota lain
Lebih mudah diajak kerjasama
Lebih konformitas terhadap perilaku dan sikap
kelompok
11. Teori Identitas Sosial
Eksperimen Tajfel dkk. (1971) membuktikan
“paradigma kelompok minimal” hanya dengan
memberi label “X” dan “Y” otomatis terjadi identitas
sosial.
Melahirkan teori “Identitas Sosial” (Tajfel & Turner,
1979; Abrams & Hogg, 1990)
Asumsi dasarnya: masyarakat terstruktur secara hirarkis
dan terbagi-bagi dalam kategori-kategori sosial yang
saling terhubungkan berdasarkan satus dan power (AS:
hitam-putih, Irlandia: Katolik-Protesan, Malaysia dan
Indonesia: Pribumi/Bumiputera – non-pri dll)
Premisnya: kategori sosial menyebabkan idenitas
sosial a definition of who one is and a description
and evaluation of what this entails.
12.
13. Perbedaan antara identitas sosial dan
identitas pribadi:
Identitas sosial adalah bagian dari konsep diri yang
ditarik dari keanggotaan dalam suatu kelompok
Identitas pribadi dari sifat pribadi (personal traits) dan
ciri khas hubungan pribadi dengan orang-orang lain
(Turner, 1982).
Teori Identitas Sosial diperlukan untuk menghindari
penjelasan perilaku kelompok atau antar kelompok
dengan menggunakan teori identitas pribadi atau
personal traits (authoritarian personality, frustration-
aggression dll).
Dengan perkataan lain: untuk hindari masalah
“reduksionisme”
14. Identitas Sosial diasosiasikan dengan
perilaku kelompok:
Ethnocentrism
Ingroup favoritism
Intergroup differentiation
Stereotypes (Allpor, 1954; Erlich, 1973)
potensial menimbulkan konflik antar kelompok
(Doise, 1978), tetapi tidak selalu, karena ada
unsur satu lagi yaitu:
Positive self esteem: untuk itu kelompok
membutuhkan hubungan yang positif dengan
kelompok lain (Festinger, 1954; Suls & Wheeler,
2000)
15. Meningkatkan hubungan antar kelompok
(mengurangi prasangka/stereotip) menurut
berbagai teori:
Teori Personality (kepribadian otoriter): Ubah
kepribadian melalui pendidikan/ asuhan orangtua.
Teori FA (Frustrasi-Agresi) dan RD (Deprivasi Relatif):
kurangi frustrasi/ deprivasi, alihkan perhatian dari F dan
D, kendalikan harapan yg terlalu melambung.
Teori Aggressive Clue: cegah weapons effect, tingkatkan
stimulus non-kekerasan (gambar anak-anak, wajah
tertawa dll)
Teori Realistic Conflict: ciptakan superordinate goals
yang harus dicapai bersama
Teori Identitas Sosial: kembangkan bentuk kompetisi
yang sah (legal) dan non-violent.