Thariqat Qadiriyah didirikan oleh Syaikh Abdul Qadir Jilani pada abad ke-12 Masehi. Thariqat ini menjadi pelopor munculnya berbagai cabang thariqat di dunia Islam. Syaikh Abdul Qadir Jilani lahir di Irak dan mendapat pencerahan spiritual sejak kecil. Beliau memiliki pengaruh besar dalam menyebarkan ajaran sufisme pada masanya.
1. THARIQAT QADIRIYAH
PELOPOR ALIRAN THARIQAT-THARIQAT DI
INDONESIA
Sumber : Mengenal dan Memahami Tarekat-tarekat
Muktabarah di Indonesia karya Dr. Hj. Sri Mulyati, MA
(et.al)
2. Pendirinya adalah Syaikh ‘Abdul Qadir Jilani al-ghawsts atau quthb al-
awliya’. Thariqah ini menempati posisi penting dalam sejarah spiritualitas
Islam karena tidak saja sebagai pelopor lahirnya organisasi thariqat, tapi juga
cikal bakal munculnya berbagai cabang thariqat di dunia Islam. Thariqat ini
muncul beberapa dekade setelah kematiannya. Sang syaikh sangat berpenga-
ruh pada masanya, merupakan sosok ideal yang unggul dalam pencerahan
spiritual.
Fathimah binti Abdullah ash-Shima’i Abu Shalih (ayah)
al-Husaini (ibu)
Syaikh Abdul Qadir Jilani
Syaikh Abdul Qadir Jilani lahir di desa Naif kota Gilan tahun 470 H/1077
M, yaitu wilayah yang terletak 150 km timur laut Baghdad. Ibunya
melahirkannnya ketika berumur 60 tahun, suatu kelahiran yang tidak lazim
bagi wanita seumurnya. Jauh sebelum kelahirannya, ayahnya bermimpi
bertemu Nabi Muhammad SAW yang diiringi oleh para sahabat, imam muja-
Pendiri dan Sejarah Thariqat Qadiriyah
3. hidin, dan wali. Nabi Muhammad berkata, “wahai Abu Shalih, Allah akan
memberi anak laki-laki, anak itu kelak akan mendapat pangkat yang tinggi
dalam kewalian sebagaimana halnya aku mendapat pangkat tertinggi dalam
kenabian dan kerasulan.” Ayahnya meninggal pada saat usianya masih
teramat belia, sehingga dia dibesarkan dan diasuh oleh kakeknya. Syaikh
Abdul Qadir meninggal di Baghdad pada tahun 561 H/1166 M.
Menurut Hujwiri, klasifikasi dan hierarki para penerima pencerahan Ilahi ada
enam tingkatan :
1. Tingkatan dasar adalah Akhyar berjumlah 300 orang
2. Tingkat Abdal berjumlah 40 orang
3. Tingkat Abrar berjumlah 7 orang
4. Tingkat Autad berjumlah 4 orang
5. Tingkat Nuqaba’ berjumlah 3 orang
6. Tingkat tertinggi adalah Quthb berjumlah 1 orang. Ibn al-’Arabi menyebut
Syaikh Abdul Qadir Jilani sebagai wali Quthb pada zamannya.
Lanjutan....
4. Abu Muhammad
‘Abdul Qadir Jilani
Abi Shalih
Musa ibn Janki Dusat
(Janka Dusat)
Abi AbdillahYahya az-Zahid
Muhammad ibn
Dawud
Musa ibn ‘Abdullah
al-Mahdi
Hasan al-Musanna Hasan as-Sibthi
‘Ali ibn Abi Thalib
dan Fathimah az-
Zahra
Rasulullah Saw
Silsilah Syaikh ‘Abdul Qadir Jailani
5. Keberadaan Islam pada masa Syaikh hidup
Wafatnya Sultan
Malikiyah
Perebutan
kekuasaan di Bani
Saljuk
Peperangan antar
kelompok Bani
Saljuk
memperlemah
kesultanan
Assasin (di bawah
pimpinan Hasan ibn
Sabbah)
memperparah
keadaan
Faktor lain adalah
Perang Salib I
Pasukan Kristen
berhasil menguasai
Jerussalem
Pengungsi
membanjiri
Baghdad yg
penduduknya juga
bermusuhan
Tak ada ketenangan
dan keamanan
Faktor utama yg
mempengaruhi :
pemujaan
berlebihan
terhadap materi
6. Empat kategori manusia menurut Syaikh
Orang tidak punya hati dan lidah, mayoritas masyarakat yang tidak peduli
pada kebenaran, hanya tunduk pada indra fisik
Punya lidah tapi tidak punya hati, mereka adalah kelompok terpelajar.
Memberi nasehat baik namun hatinya buruk
Punya hati dan tidak punya lidah, mereka adalah kelompok mukmin sejati
Punya hati dan lidah, mereka adalah kelompok tertinggi setelah kelompok
para Nabi. Mereka mendapat pengetahuan dan bimbingan dari Allah