Dokumen tersebut membahas tentang potensi pariwisata di Kabupaten Rembang khususnya di Kecamatan Lasem yang dapat mendukung pengembangan sentra industri kreatif batik Lasem. Dokumen juga menjelaskan metode penelitian untuk menganalisis potensi dan sejarah batik Lasem serta faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan industri kreatif batik di daerah tersebut.
1. PENDAHULUAN
Batik tulis Lasem merupakan produk unggulan Kabupaten
Rembang yang memiliki nilai sejarah dan nilai seni tinggi,
dapat meningkatkan taraf perekonomian masyarakat di
Kabupaten Rembang.
Usaha yang dilakukan pemerintah Kabupaten Rembang
agar batik tulis Lasem tetap eksis adalah membuat
shoowroom, seminar, pelatihan dan mengkonsep kampung
batik.
Kampung batik yang direncanakan terdiri dari 5000 orang
pengrajin dan 59 pengusaha, yang tersebar di beberapa
desa antara lain Babagan, Dorokandang, Ngemplak,
Karangturi, Soditan, Sumbergirang, Karasgede, Sendangasri
dan beberapa desa di kecamatan Pancur ( Observasi Awal ).
2. FOKUS PENELITIAN
○ Bagaimanakah potensi di kabupaten
Rembang khususnya Pariwisata ?
○Bagaimana wujud pengembangan konsep
kampung batik Lasem sebagai Sentra
Industri Kreatif untuk meningkatkan
ekonomi masyarakat sekitar melalui
potensi pariwisata budaya di Kabupaten
Rembang ?
3. TUJUAN PENELITIAN
○ Untuk mendeskripsikan dan menganalisis
potensi yang mungkin terlibat dalam
pengembangan perencanaan sentra
Industri kreatif di Kabupaten Rembang
termasuk di dalamnya potensi pariwisata.
○ Untuk menciptakan pengembangan
konsep Sentra Industri Kreatif batik Lasem
di Kabupaten Rembang.
4. MANFAAT PENELITIAN
○ Menjaga dan melestarikan kekayaan seni batik tradisional yang
merupakan bagian dari budaya masyarakat di daerah setempat.
○ Menciptakan alternatif lapangan kerja bagi usia produktif
masyarakat setempat berdasarkan potensi yang sudah ada secara
turun temurun.
○ Memberi peluang pengembangan daerah tujuan wisata,
terutama wisata kerajinan (Craft Tourism) di Jawa tengah,
khususnya Kabupaten Rembang.
○ Berkembangnya batik di Lasem Kabupaten Rembang melalui
Sentra Industri Kreatif ( kampung batik yang produknya mampu
mengambil peran aktif dalam Sapta Pesona Pariwisata).
5. Sistematika Penulisan
Bab I (Pendahuluan):berisikan latar belakang permasalahan, rumusan masalah,
tujuan penulisan, manfaat penulisan, dan sistematika penulisan.
Bab II (Landasan Teori):berupa teori-teori yang melandasi/berkaitan dengan
permasalahan yang penulis angkat.
Bab III (Metode Penelitian):berisikan tempat dan waktu penelitian, metodelogi
pengumpulan data.
Bab IV Pembahasan masalah
Deskripsi Kabupaten Rembang termasuk potensi pariwisata di Kabupaten
Rembang yang mendukung perencanaan sentra industri kreatif.
Menyusun konsep sentra industri kreatif batik Lasem, model jaringan bisnis di
tingkat pengusaha dan di tingkat pengrajin dan di antara pengusaha dan
pengrajin sendiri. (Pertama menganalisis kebutuhan pengrajin, Kedua
penyusunan konsep Sentra Industri Kreatif Batik Lasem).
Bab V (Penutup) berisikan simpulan dan saran.
6. STUDI PUSTAKA/ HASIL YANG SUDAH
DICAPAI
DARI STUDI PENDAHULUAN YANG
SUDAH DILAKSANAKAN
Sentra Industri Kecil Meningkatkan Ekonomi
Rakyat
Industri kecil merupakan salah satu komponen penting dalam
struktur perekonomian nasional, karena mampu menyerap
banyak tenaga kerja dan memanfaatkan potensi sumberdaya
alam yang demikian melimpah di Indonesia.
Sentra industri kecil adalah sekelompok usaha sejenis dengan
sejumlah pengrajin sebagai tenaga kerja bekerja ditempatnya
masing-masing yang dapat dibina secara efektif dan
dipertanggungjawabkan oleh Aparat Pembina (Sunardi,
1995:12).
7. STUDI PUSTAKA/ HASIL YANG SUDAH
DICAPAI
DARI STUDI PENDAHULUAN YANG SUDAH
DILAKSANAKAN
○ Industri Kreatif Menciptakan Kesejahteraan
Istilah industri kreatif sebagai unit usaha yang berasal dari
pemanfaatan kreatifitas, ketrampilan serta bakat individu untuk
menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan.
○ Model Sektor Pembangunan Industri Kreatif
Keuntungan model kebijakan sektor industri kreatif:
• Sektor industri manufaktur dengan sektor ekonomi yang lain.
• Memberi gambaran terhadap pengembangan industri kreatif
berbasis kandungan lokal.
• Menguasai pasar domestik dan ekspor / menjadi pemasok
utama kebutuhan pasar domestik.
• Memiliki produk unggulan.
• Memiliki daya tahan terhadap gejolak perekonomian.
8. STUDI PUSTAKA/ HASIL YANG SUDAH
DICAPAI
DARI STUDI PENDAHULUAN YANG SUDAH
DILAKSANAKAN
UKM Memacu Industri Kreatif
UKM dan sektor informal merupakan salah
satu laju kekuatan pendorong terdepan dan
pembangunan ekonomi. Gerak sektor UKM
dan sektor informal amat vital untuk
menciptakan pertumbuhan dan lapangan
pekerjaan. UKM dan sektor informal cukup
fleksibel dan dapat dengan mudah beradaptasi
dengan pasang surut dan arah permintaan
pasar.
9. STUDI PUSTAKA/ HASIL YANG SUDAH
DICAPAI
DARI STUDI PENDAHULUAN YANG SUDAH
DILAKSANAKAN
Manajemen Dunia Usaha
Manajemen adalah suatu proses
perencanaan, pengorganisasian,
kepemimpinan, dan pengendalian upaya
dari anggota organisasi serta
penggunaan semua sumber daya yang
ada pada organisasi untuk mencapai
tujuan organisasi yang telah ditetapkan
sebelumnya.
10. Secara bersamaan dengan faktor internal dan
eksternal dengan faktor lingkungan
mempengaruhi kondisi dunia usaha :
Variabel Sosial: Faktor demografik/demografis seperti
jumlah, komposisi, dan pertumbuhan penduduk suatu
wilayah atau area;1) Faktor gaya hidup : selera
masyarakat, trend yang sedang digandrungi, dan lain
sebagainya,2) Faktor nilai sosial : adat-istiadat, norma
yang berlaku, kebiasaan, dan lain-lain.
Variabel Ekonomi : Berkaitan erat dengan indikator
ekonomi yang bersifat umum mengukur tabungan,
investasi, produktivitas, lapangan kerja, kegiatan
pemerintah, transaksi perdagangan internasional,
pendapatan, produk nasional dan lain sebagainya.
11. Secara bersamaan dengan faktor internal dan
eksternal dengan faktor lingkungan
mempengaruhi kondisi dunia usaha :
Variabel Politik : Faktor-faktor yang terkait
dengan kondisi perpolitikan di suatu daerah.
Variabel Teknologi : Kemajuan di bidang teknologi
yang berubah-ubah dari waktu ke waktu yang
terkadang sangat cepat sangat mempengaruhi
dunia usaha. Perusahaan yang statis dan tidak
mengikuti perkembangan teknologi cenderung
tertinggal dibandingkan dengan perusahaan yang
terus menerus melakukan adaptasi teknologi
untuk membuat operasional usah menjadi lebih
efektif dan efisien.
12. STUDI PUSTAKA/ HASIL YANG SUDAH DICAPAI
DARI STUDI PENDAHULUAN YANG SUDAH
DILAKSANAKAN
Pengaruh Kawasan pada Perekonomian
Perkembangan kawasan sangat dipengaruhi tingkat
pemusatan (aglomerasi) kegiatan sosial ekonomi kota.
Wilayah belakang (hinterland) dikatakan sebagai
wilayah pengaruh sebuah kota apabila dalam
memenuhi kebutuhannya atau menjual hasil
produksinya cenderung bergantung kepada kota
tersebut, termasuk kebutuhanhidup, pendidikan,
kesehatan, atau rekreasi.
13. STUDI PUSTAKA/ HASIL YANG SUDAH DICAPAI
DARI STUDI PENDAHULUAN YANG SUDAH
DILAKSANAKAN
Batik Warisan Budaya
Kata batik berasal dari sebuah kata dalam bahasa
Jawa yaitu ambatik yang artinya kurang lebih yaitu
menuliskan atau menorehkan titik-titik.
Kata batik konon berasal mula dari kata 'tik'. Kata
ini berarti titik. Mengapa batik ada hubungannya
dengan titik? Hal ini dikarenakan dalam proses
pembuatan batik melalui tahapan penetesan lilin ke
kain putih yang akan dijadikan batik nantinya.
14. STUDI PUSTAKA/ HASIL YANG SUDAH
DICAPAI
DARI STUDI PENDAHULUAN YANG SUDAH
DILAKSANAKAN
Revitalisasi Industri Batik Dibutuhkan untuk Meningkatkan Ekonomi
Rakyat
Dilihat dari aspek bisnis industri kreatif batik saat ini mengalami
kemunduran. Kemunduran usaha kerajinan batik diasumsikan penyebabnya
adalah; 1) adanya perubahan selera konsumen, (2) Kurangnya minat
generasi muda untuk menekuni seni batik, (3) statisnya pengrajin dalam
mengembangkan motif-motif baru dalam produk mereka, (4) rendahnya
sistem managemen usaha mereka, (5) kurangnya promosi dan informasi
keberadaan usaha mereka, (banyak yang beralih usaha lain yang lebih
menguntungkan).
Strategi yang jitu dalam bidang pemasaran yang dapat ditempuh untuk
mengatasi yaitu (1) menyusun system informasi yang dapat menemukan
produk mana yang benar-benar mengalami masa kemunduran, (2)
membangkitkan lagi produk tersebut dapat dengan cara meningkatkan usaha
pada variable marketing MIX (produk, harga, promosi, distribusi) guna
menghasilkan laba, mengalihkan produk tersebut ke segmen pasar baru,
mendapatkan dan memprosikan penggunaan baru dari produk tersebut (3)
meninggalkan produk tersebut dengan membiarkan saja menunggu sampai
tidak ada pembelinya, menjual p.roduk ke perusahaan dengan cara lisensi.
15. STUDI PUSTAKA/ HASIL YANG SUDAH
DICAPAI
DARI STUDI PENDAHULUAN YANG SUDAH
DILAKSANAKAN
Potensi Pariwisata Sepanjang Pantura di Kabupaten Rembang
yang Memberi Pertimbangan Perancangan Sentra Industri Kreatif
di Lasem
Potensi Pariwisata adalah segala hal dan keadaan
baik yang nyata dan dapat diraba, maupun yang
tidak teraba ,yang digarap,diatur dan disediakan
sedemikian rupa sehingga dapat bermanfaat/
dimanfaatkan atau diwujudkan sebagai
kemampuan, faktor dan unsur yang diperlukan/
menentukan bagi usaha dan pengembangan
kepariwisataan, baik itu berupa suasana, kejadian
benda maupun layanan/ jasa-jasa.
16. Berikut ini Pariwisata di sepanjang Pantura yang mendukung
Perencanaan Sentra di Lasem kabupaten Rembang.( sumber dari
Dinas Pariwisata Kabupaten Rembang ) :
Museum Kartini: Museum RA kartini merupakan museum salah satu tokoh
nasional kebanggaan masyarakat Rembang, di lingkungan rumah Dinas Bupati
Rembang, Berada di jalan pantura kota Rembang.
TRP Kartini /Dampo Awang Beach: TRP/Taman Rekreasi Pantai Kartini/Dampo
Awang Beach berada di kawasan kota pada jalur jalan raya Semarang – Surabaya,
yang merupakan tempat menarik dengan latar belakang pemandangan laut.
Kolam Renang Putri Duyung : Kolam Renang Putri Duyung sebagai tempat yang
sangat indah dan nyaman ini, berada ditepi pantai laut jawa tepatnya disebelah
timur dalam TRP Kartini.
Binangun Indah : Pantai yang berada di desa Bonang- Binangun (18 km ) dari
kota Rembang ke timur jurusan Surabaya, berada di wilayah Lasem. disebut
“Watu Layar” yang legendaris. Kawasan Pantai Binangun bergandengan dengan
obyek wisata petilasan Sunan Bonang, sentra belanja ikan kering /hasil laut
lainnya.
17. Berikut ini Pariwisata di sepanjang Pantura yang mendukung
Perencanaan Sentra di Lasem kabupaten Rembang.( sumber dari
Dinas Pariwisata Kabupaten Rembang ) :
Pantai Pasir Putih Tasikharjo : Pantai Pasir putih Tasikharjo ini berlokasi di sepanjang
pantai Kecamatan Kaliori. tepatnya di desa Tasikharjo 5 km dari kota Rembang ke arah
barat.
Makam Dan Petilasan/Pasujudan : Terletak 17 Km dari kota Rembang ke arah timur
jurusan Suirabaya, tepatnya di desa Bonang kec Lasem.Sedangkan Petilasan /pa-sujudan
Sunan Bonang berada disebuah bukit desa Bonang Kec. Lasem
Klenteng Makco Dasun Lasem : Terletak di desa dasun kec. Lasem, kurang lebih 12
Km dari Kota Rembang.
Wisata Alam Kajar : Merupakan obyek wisata alam, obyek ini teerletak di desa Kajar
kecamatan Lasem, 14 Km dari Rembang yang mudah dijangkau dengan kendaraan
umum.
Kapal Kuno Situs Punjulharjo : Tepatnya di pantura di desa punjulharjo kecamatan
Rembang
18. METODE PENELITIAN
• Metode Penelitian Tahap I
Pada tahapan pertama penelitian dilakukan untuk (1) menggali dan
menganalisis potensi dan menelusuri sejarah latar belakang
perkembangan industri batik Lasem termasuk di dalamnya potensi
pariwisata, (2) mengidentifikasi kemampuan awal para perajin, (3)
mengidentifikasi latar belakang ekonomi dan sosial-budaya para
perajin dan pengusaha batik, (4) mengidentifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi masyarakat setempat belum memanfaatkan potensi
kerajinan batik sebagai aset pariwisata, (5) menemukan bagaimana
upaya mengembangkan kampung batik menjadi sebuah sentra
kreatif, pemberdayaan seni batik tersebut dalam pengembangan
pariwisata budaya.
Metode penelitian tahap pertama lebih bersifat penjelajahan
(eksploratif) terhadap berbagai informasi yang mampu mengungkap
kedalaman mengenai keberadaan kerajinan batik Lasem Kabupaten
Rembang.
19. METODE PENELITIAN
• Metode Penelitian Tahap I
o Subyek penelitian dipilih para pengrajin.
o Sumber tempat dan peristiwa yang digunakan
sebagai fokus observasi meliputi beberapa tempat
seperti perusahaan besar maupun kecil yang
didalamnya terdapat para perajin batik di Lasem.
o Sumber lain yang akan dikaji adalah dokumentasi
ataupun arsip-arsip yang terkait dengan lokasi
pariwisata dan kampung batik.
o Dilakukan dengan pengamatan langsung, juga
menggunakan teknik wawancara mendalam.
20. METODE PENELITIAN
• Metode Penelitian Tahap I
Pengolahan data hasil penelitian akan dilakukan dengan
teknik analisis meliputi komponen (1) pengumpulan data,
(2) reduksi data, (3) sajian data dan (4) penarikan
kesimpulan (verifikasi).
Target yang diharapkan pada tahun pertama adalah data
dasar secara mendalam atau potret keberadaan batik Lasem,
potensi pariwisata dan kampung batik Kabupaten Rembang,
selanjutnya digunakan sebagai landasan utama, bagi
pengembangan pada penelitian tahun berikutnya (Tahap ke
II).
21. METODE PENELITIAN
Metode Penelitian pada Tahap II
Tujuan penelitian yang ingin dicapai pada tahap ke
II adalah menganalisis kampung batik yang ada dan
menganalisis kebutuhan pengrajin untuk
memdapatkan gambaran yang riil tentang
perencanaan sentra yang dilakukan melalui
kuesioner.
Penelitian melalui kuesioner dibagikan kepada 10
orang pengusaha dan 10 pengrajin selanjutnya
dianalisis dan dasar penemuan digunakan untuk
membuat konsep sentra industri kreatif.
22. METODE PENELITIAN
Metode Penelitian pada Tahap III
Tahap Sintesis yaitu menggabungkan hasil analisa dan
mentransformasikan ke bentuk konsep Sentra Industri Kreatif.
Untuk mencapai tujuan tersebut ditempuh dengan metode,
antara lain :
Dialog tentang strategi kampung batik serta pemberdayaan
batik tradisional Lasem bagi para pengrajin dan pengusaha
batik berkenaan dengan pengembangan pariwisata budaya.
Menetapkan model panduan yang bisa digunakan sebagai
sarana untuk meningkatkan ekonomi masyarakat.
23. HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
• Potensi Pariwisata Sepanjang Pantura di Kabupaten
Rembang yang Memberi Pertimbangan Perancangan
Sentra Industri Kreatif di Lasem:
MUSEUM KARTINI
Museum RA kartini merupakan museum salah satu tokoh nasional kebanggaan masyarakat Rembang, di
lingkungan rumah Dinas Bupati Rembang, Berada di jalan pantura kota Rembang.
TRP/ TAMAN PANTAI KARTINI
TRP/Taman Rekreasi Pantai Kartini/Dampo Awang Beach berada di kawasan kota pada jalur jalan raya
Semarang – Surabaya, yang merupakan tempat menarik dengan latar belakang pemandangan laut.
KOLAM RENANG PUTRI DUYUNG
Kolam Renang Putri Duyung sebagai tempat yang sangat indah dan nyaman ini, berada ditepi pantai laut
jawa tepatnya disebelah timur dalam TRP Kartini.
BINANGUN INDAH
Pantai yang berada di desa Bonang- Binangun (18 km ) dari kota Rembang ke timur jurusan Surabaya,
berada di wilayah Lasem. disebut “Watu Layar” yang legendaris. Kawasan Pantai Binangun bergandengan
dengan obyek wisata petilasan Sunan Bonang, sentra belanja ikan kering /hasil laut lainnya.
24. HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Potensi Pariwisata Sepanjang Pantura di Kabupaten Rembang yang
Memberi Pertimbangan Perancangan Sentra Industri Kreatif di
Lasem:
PANTAI PASIR PUTIH TASIKHARJO
Pantai Pasir putih Tasikharjo ini berlokasi di sepanjang pantai Kecamatan Kaliori. tepatnya
di desa Tasikharjo 5 km dari kota Rembang ke arah barat.
PASUJUDAN BONANG
Terletak 17 Km dari kota Rembang ke arah timur jurusan Suirabaya, tepatnya di desa
Bonang.
KLENTENG MAKCO DASUN
Terletak di desa dasun kec. Lasem, kurang lebih 12 Km dari Kota Rembang.
WISATA KAJAR
Merupakan obyek wisata alam, obyek ini teerletak di desa Kajar kecamatan Lasem, 14 Km
dari Rembang yang mudah dijangkau dengan kendaraan umum.
PERAHU KUNO
Tepatnya di desa punjulharjo kecamatan Rembang, pada Tgl. 26 juli 2008 telah ditemukan
bukti sejarah bangsa indonesia, berupa penemuan kapal kuno, yang diberi nama ”Kapal
kuno situs Punjulharjo”
25. HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Kecamatan Lasem terletak di Kabupaten
Rembang, tepatnya di sebelah Timur dari
Kecamatan Rembang dan dilalui jalan pantai
Utara (jalur Pantura). Secara administratif,
Kecamatan Lasem terdiri dari 20 Desa yang
seluruhnya termasuk dalam klasifikasi
desa/kelurahan swasembada, dimana 8 desa
bersifat kekotaan yang merupakan Ibu Kota
Kecamatan Lasem dan 12 desa yang masih
bersifat pedesaan.
26. HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Gambaran Umum Lokasi Penelitian
o Kecamatan Lasem terdiri dari 20 desa antara lain : 1)
Karasgede,2) Jolotundo ,3) Sumber girang ,4) Karangturi ,5)
Babagan ,6) Dorokandang,7) Gedongmulyo, 8) Dasun,9)
Soditan, ,10) Ngemplak,11) Selopuro,12) Sendangcoyo, 13)
Ngargomulyo, 14) Kajar 15) Gowak, 16) Sendangasri, 17)
Tasiksono ,18)Sriombo, 19) Bonang,20) Binangun.
o Luas wilayah Kecamatan Lasem ± 4.503,796 Ha.
o Penggunaan tanah di Kota Lasem sebagian besar
diperuntukkan untuk pekarangan/bangunan seluas 202,205
Ha, sawah seluas 486,331 Ha, dan tanah kering seluas
179,561 Ha. Wilayah lainnya adalah berupa tegalan/kebun,
jalan, dan tambak.
27. Analisis Konsep
Kampung Batik
Kampung batik yang direncanakan oleh Pemerintah Daerah,
tersebar di beberapa desa antara lain Babagan, Dorokandang,
Ngemplak, Karangturi, Soditan, Sumbergirang, Karasgede,
Sendangasri dan beberapa desa di kecamatan Pancur. Namun
kampung dan sanggar batik yang direncanakan belum memenuhi
syarat sebagai kampung dan obyek wisata yang ideal , masih
banyak yang harus dilakukan.
Kelemahan konsep kampung batik yang dimaksud adalah :
o Jarak antara pengusaha/pengrajin satu dengan yang lain jauh.
o Pengusaha cenderung ada di dalam tembok besar.
o Pengrajin tidak dapat mengembangkan diri atau berkreasi.
o Medan kampung batik tidak fokus.
o Manajemennya perorangan.
28. Analisis Konsep
Kampung Batik
Keunggulan kampung batik :
o Kualitas batik dari masing-masing produksi
kampung terjaga.
o Motif paten dari perusahaan tidak dapat
ditiru oleh pengrajin lainnya.
o Pengrajin di kampung batik masing-masing
mempunyai perusahaan/counter sendiri.
o Pengrajin dapat membatik di rumah masing
–masing.
29. Wujud Pengembangan Sentra
Industri Kreatif
Keunggulan konsep sentra industri kreatif ini antara lain :
Tidak membedakan pengrajin/pengusaha baik kelas kecil, menengah,
dan besar.
Tempat pemasaran produksi saling berdekatan, sehingga
mempermudah pengunjung dalam berbelanja.
Menarik wisata untuk berbelanja dan menikmati potensi pariwisata.
Memungkinkan kerajinan kreatif kecuali batik untuk ikut promosi di
sentra.
Membuka pekerjaan baru bagi yang lain : transportasi, rumah
makan, hotel ,pasar seni dan lain-lain.
Batik yang dibuat dalam berbagai fungsi di sentra dapat menekan
harga batik yang mahal.
30. Wujud Pengembangan Sentra
Industri Kreatif
Wujud Pengembangan Sentra Industri Kreatif :
Wujud Pengembangan Sentra Industri
Kreatif Kesulitan dalam menyatukan
pengrajin/pengusaha baik kelas kecil,
menengah, dan besar.
Kesejahteraan belum tentu tercapai karena
adanya biaya pajak yang harus dikeluarkan
dari masing-masing industri.
31. KONSEP SENTRA
INDUSTRI KREATIF
Letak lokasi
Letak di jalur Pantura memberikan
keuntungan pada pariwisata di Rembang
dan khususnya Lasem.
34. KONSEP SENTRA
INDUSTRI KREATIF
Model sentra industri Kreatif
perlu diarahkan kepada
beberapa hal sebagai berikut :o Pembentukan sentra industri harus dilakukan dengan membangun kolaborasi dan komitmen dan seluruh elemen pemangku kepentingan (stakeholders) Batik
Lasem.
o Pengembangan sentra batik Lasem meliputi, pasar seni, show room, museum, tempat produksi/ kampung batik , tempat pelatihan, tempat wisata dan tempat
oleh-oleh khas Lasem dan Rembang.
o Pengembangan pasar Seni Kreatif batik Lasem, merupakan pengembangan pasar induk. Hal ini dilakukan mengingat potensi kawasan sesuai dengan promosi
wisata di kabupaten Rembang.
Diimbangi dengan menjajakan hasil industri kecil khas Rembang seperti : trasi, sirup kawista, kacang anggrek, ikanasin kerajinan bukur, anyaman dan
lainnya.
o Pengembangan sarana prasarana
Pengembangan Sentra Industri Batik Tulis Lasem, meliputi :
Pembuatan gapura di pintu masuk Sentra Industri Kreatif Desa Kiringan Kecamatan Lasem dan pembuatan gapura kampung batik di pintu masuk
desa Babagan (dijelaskan diatas )
Pengembangan showroom/ pasar seni terletak di desa Kiringan bersebelahan dengan pasar induk dan terminal.
o Mengubah showroom menjadi museum batik Lasem
o Pembuatan sanggar batik (berdekatan dengan museum ) untuk pelatihan batik.
o Penataan kampung batik yang telah ada.
38. KONSEP SENTRA
INDUSTRI KREATIF
Peruntukan tata ruang Sentra Industri Kreatif Batik
Tulis Lasem disesuaikan dengan Perda Rencana Tata
Ruang dan Wilayah untuk kawasan industri.
Pengembangan sarana prasarana penunjang, meliputi :
Pembuatan Lapak pasar seni
Perbaikan akses jalan.
Pembuatan papan petunjuk jalan.
Penataan parkir dan penyediaan angkutan wisata
(minibus, becak, dokar, sepeda ontel, ojek, dan
sebagainya).
Pembuatan drainase dan sanitasi lingkungan.
Penyediaan air bersih.
Pembuatan outlet kuliner.
39. KONSEP SENTRA
INDUSTRI KREATIF
Keunggulan Konsep Sentra Industri Kreatif
Tidak membedakan pengrajin/pengusaha baik kelas
kecil, menengah, dan besar.
Tempat pemasaran produksi saling berdekatan, sehingga
mempermudah pengunjung dalam berbelanja.
Kelemahan Konsep Sentra Industri Kreatif
‒ Kesulitan dalam menyatukan pengrajin/pengusaha baik
kelas kecil, menengah, dan besar.
‒ Kesejahteraan belum tentu tercapai karena adanya biaya
pajak yang harus dikeluarkan dari masing-masing
industri.
40. KESIMPULAN DAN
SARAN
Kesimpulan
Kabupaten Rembang sebenarnya memiliki potensi pariwisata yang dapat dikembangkan. Posisi geografis,
budaya yang hidup di masyarakat, memungkinkan dapat dikembangkan menjadi objek wisata yang
potensi.
Aspek keberadaan Batik Lasem tidak terlepas dari budaya masyarakat Tionghoa , yang membatik harus
berada di dalam rumah yang bertembok besar agar tidak ditiru dorang luar.
Batik Lasem yang memiliki ciri khas dan sudah terkenal sejak lama belum diolah sebagai produk yang
mampu sebagai pengisi atraksi wisata budaya yang menarik. Demikian juga sebaliknya kampung batik
Lasem belum diolah menjadi kampung Wisata budaya dalam bidang seni batik yang mampu menyedot
wisatawan domestik maupun Mancanegara.
Kampung dan sanggar batik di desa Ngropoh Kecamatan Pancur, yang direncanakan sebagai kampung
batik belum memenuhi syarat obyek wisata yang baik, masih banyak yang harus dilakukan, perlu uluran
modal baik dari swasta maupun pemerintah.
Jaringan bisnis yang ada merupakan jaringan tradisional sejak pengadaan bahan baku hingga
pasar.Koperasi belum dapat mengatasi masalah produksi dan pasar.
Langkah yang tepat untuk mengembangkan dan menjaga kelestarian agar industri batik tetap ada di
Lasem, maka perlu dibentuk Sentra Industri Batik Lasem.
Perencanaan Sentra industri Kreatif berpotensi wisata diupayakan untukmeningkatkan kesejahteraan
masyarakat sekitar untuk itu perlu panduan konsep program sentra industri kreatif batik tulis Lasem
kabupaten Rembang.
41. KESIMPULAN DAN
SARAN
• Saran
Pengusaha Batik :
Bersedia menerima perubahan baik yang berkaitan dengan
pengetahuan dan teknologi maupun menajemen yang
selama ini telah mereka miliki. Dan ternyata tidak dapat
mengikuti perkembangan pasar.
Lebih proaktif dalam melakukan promosi dengan berbagai
media promosi.
Meningkatkan kontrol kualitas untuk meminimalisir cacat
produk.
Memperbaiki sistem manajemen yang ada.
42. KESIMPULAN DAN
SARAN
• Saran
Pemerintah :
Membuat Sentra Industri Kreatif dan Pusat Informasi Pariwisata yang selama ini belum
ada.
Perlu langkah-langkah pembenahan yang lebih kongkrit dan kerja keras dari berbagai
pihak, baik dari unsur pemerintah maupun swasta untuk mempromosikan batik Lasem,
dengan cara membuat media promosi/ sentra yang lebih agresif dan provokatif serta
permanen.
Meningkatkan himbauan terhadap hotel dan restauran agar mau menggunakan produk
batik Lasem sebagai bagian dan performance mereka.
Memberi prioritas dan kemudahan bagi pihak-pihak yang akan membuka tempat usaha
dan promosi yang berkaitan dengan industri batik Lasem, terutama di ruang-ruang yang
dikelola oleh pemda Rembang.
Mengusahakan agar batik menjadi mata pelajaran di sekolah dan dimasukkan dalam
kurikulum berbasis Satuan Pelajaran, bukan extra kurikuler. Terutama untuk sekolah yang
berada di sekitar sentra Industri Batik Lasem dan Pancur.