SlideShare a Scribd company logo
1 of 26
244

LAMPIRAN 6. PENGUJIAN HIPOTESIS DENGAN REGRESI DAN
KORELASI
Lembar Kerja untuk Uji Linearitas Persamaan Regresi Y atas X1
No. Resp.

X1

Kelompok

n

Y

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31

82
80
80
84
90
90
90
90
91
91
92
93
93
94
96
96
96
97
98
99
99
99
99
100
100
101
102
103
103
104
104

1
2

1
2

3
4

1
4

5

3

6

2

7
8

1
3

9
10
11

1
1
4

12

2

13
14
15

1
1
2

16

5

79
97
61
89
68
68
89
84
63
95
55
76
95
84
55
79
71
79
82
66
89
76
55
92
66
87
63
53
71
53
63

Σ 2sy
yk 2

648
117.729

436.288
169.668
145.429

217.007

343.496

169.668
123.254
245

32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51

104
104
104
107
108
108
109
110
111
111
111
112
113
113
113
114
114
121
122
123

Jumlah

5168

17
18

1
2

19
20
21

1
1
3

22
23

1
3

24

2

25
26
27

1
1
1

378

51

79
79
66
71
82
63
55
71
84
79
79
79
76
66
84
84
63
97
68
71
3802.3
2

172.589

9.234

85.411
217.197

2854.968
246

Lembar Kerja untuk Uji Linearitas Persamaan Regresi Y atas X2
No. Resp.
X2
Kelompok
n
Y
Σ 2sy
yk 2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33

99
99
100
102
109
109
109
110
110
112
115
115
115
117
118
118
119
120
121
121
122
122
122
123
123
124
124
126
126
126
127
127
128

1

2

2
3
4

1
1
3

5

2

6
7

1
3

8
9

1
2

10
11
12

1
1
2

13

3

14

2

15

2

16

3

17

2

18

2

89
95
63
87
71
76
95
97
55
79
53
71
79
84
55
79
63
68
79
63
53
55
84
89
79
71
66
79
66
92
66
82
68

13.850

154.663
882.000
182.364

280.471

125.486
302.861
55.402
13.850
173.130
124.654
221.607
247

34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51

128
129
129
130
130
131
132
134
134
135
135
135
138
143
143
146
147
147

Jumlah

6304

19

2

20

2

21
22
23

1
1
2

24

3

25
26

1
2

27
28

1
2

406

51

89
76
84
79
97
79
63
84
71
63
68
76
71
82
66
61
84
55
3801.8947
4

31.163
162.949

86.565
43.860

131.391
426.627
3412.893
248

Pengujian Hipotesis
1. Pengujian Hipotesis Pertama
a. Mencari Persamaan Regresi Sederhana X1 dengan Y
Nilai-nilai yang diperlukan untuk analisis regresi adalah:
ΣX1 = 5168;

ΣX12 = 529126;

ΣY2 = 290994;

3803;
639419;

X

1

= 101.33;

10.43; SDx2 = 12.06;
Dengan

Rumus:

ΣX2 = 6304;

ΣX1Y = 386542;
X

2

= 123.61;

ΣX22 = 786494;
ΣX2Y = 468871;

ΣY =
ΣX1X2 =

= 74.56;

n = 51; SD x1 =

( ΣY ) (ΣX 2 ) − (ΣX ) (ΣXY )

maka persamaan

Y

SDy = 12.21
a =

nΣX 2 − (ΣX ) 2

regresi X1 dengan Y dapat dihitung sebagai berikut:

( 3803) ( 529126) − (5168) (386542)

a =

(51) (529126) − (5168) 2

= 52,73093989
b=

=

14617122
277202

= 52,73

51(386542) − (5168) (3803)
nΣXY − (ΣX ) (ΣY )
=
2
2
51(529126) − (5168) 2
nΣX − (ΣX )

=

59738
= 0,215503496 = 0,22
277202

Dengan demikian persamaan Regresi sederhana X1 dengan Y adalah
ˆ
Y

= 52,73 + 0,22X1
249

b. Uji Keberartian Regrasi dan Linearitas Y atas X1
Untuk uji keberartian regresi dan linearitas, diperlukan nilai-nilai jumlah
kuadrat (JK) dan derajat kebebasan (dk) sebagai berikut:

Jumlah Kuadrat (JK)
JK(T) = ΣY2 = 290994
JK(a) =

(ΣY ) 2
(3803) 2
=
= 283584,49
51
n


JK (b/a) = b ΣXY −


(ΣX )(ΣY ) 
(5168)(3803) 

 = 0,22 386542 −

51
n




= 0,22 (386542 – 383057,67) = 0,22 (3484,33) = 766,55
JK (S)

= JK (T) – JK (a) – JK (b/a)
= 290994 – 283584,49 – 766,55 = 6642,96

Jumlah Kuadrat Galat
Untuk keperluan JK (G), maka skor variabel X1 diurutkan dari skor
terkecil keskor terbesar seperti disajikan di atas. Dari tabel tersebut diperoleh
27 kelompok data X1.
komputer dengan rumus:
JK (G) = Σ

2 2

 2  ΣYi  

ΣYi − 
 ni  



 



JK (G) dihitung dengan menggunakan bantuan
250

= 4652,91. Jadi jumlah kuadrat Galat : JK (G) = 4652,19

Jumlah Kuadrat Tuna Cocok:
JK (TC) = JK(S) – JK(G) = 6642,96 – 4652,19 = 1990,77
Nilai-nilai jumlah kuadrat (JK) di atas disusun dalam daftar uji
keberartian regresi (signifikansi) seperti pada tabel berikut:
Tabel 23. ANAVA Uji keberartian untuk Regresi Linear
Sumber

Dk JK

Varians
Total

51

290994

Regresi (a)

1

283584,49

Regresi (b/a)

1

Sisa

49

6642,96

Tuna Cocok

26

1990,77

76,57

23

766,55

4652,19

Keterangan:
Dk (S) = n – 2 = 51 – 2 = 49
dk (TC) = k – 2 = 28 – 2 = 26
dk (G) = n – k = 51 – 28 = 23
* = signifikan

Fhitung

= a + bX1

135,57

Galat

RJK

ˆ
Y

5705,76

-

283584,49

Ftabel
α = 0,05 α= 0,01

-

766,55

202,27

5,70**

0,38ns

2,40

1,96

3,41

2,62
251

ns = non signifikan

1) Uji Keberartian Regresi
Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai F hitung sebesar 5,70 lebih besar
dari nilai Ftabel dengan dk pembilang 1 dan dk penyebut 49 yaitu sebesar 2,40
pada α = 0,05 dan 3,41 pada α = 0,01. Dengan kriteria pengujian terima H 0
jika Fhitung ≤ Ftabel dan tolak H0 jika Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak artinya
persamaan regresi sederhana

ˆ
Y

= 52,73 + 0,22X1 adalah sangat berarti

(sangat signifikan) karena teruji pada α = 0,01 dimana Fhitung > Ftabel (5,70 >
3,41).

2) Uji Linearitas
Dari Tabel ANAVA, diperoleh nilai Fhitung sebesar 0,38 lebih kecil dari
nilai Ftabel dengan dk pembilang 26 dan dk penyebut 23 yaitu sebesar 1,96 pada
α = 0,05 dan 2,62 pada α = 0,01. Dengan kriteria pengujian terima H 0 jika
Fhitung ≤ Ftabel dan tolak H0 jika Fhitung > Ftabel maka H0 diterima artinya model
regresi

ˆ
Y

= 52,73 + 0,22X1 adalah non-signifikan atau linear karena tidak

teruji baik pada α = 0,05 maupun pada α = 0,01.
252

c. Pengujian Korelasi Sederhana
Hipotesis : H0 : ρy1 = 0
H1 : ρy1 > 0
Dimana ρy1 adalah koefisien korelasi skor motivasi belajar (X 1) dengan
hasil

belajar

siswa

(Y).

Perhitungan

koefisien

korelasi

Sederhana

menggunakan rumus Product Moment dari Pearson .
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan bantuan program komputer
seperti disajikan di atas diperoleh nilai-nilai sebagai berikut.
ΣX1 = 5168;

ΣX12 = 529126;

ΣY2 = 290994;

3803;
639419;

X

1

ΣX1Y = 386542;

= 101.33;

10.43; SDx2 = 12.06;

ΣX2 = 6304;

X

2

= 123.61;

ΣX22 = 786494;
ΣX2Y = 468871;
= 74.56;

Y

ΣY =
ΣX1X2 =

n = 51; SD x1 =

SDy = 12.21

Berdasarkan nilai-nilai tersebut maka dapat dihitung koefisien korelasi
sebagai berikut:
rxy1 =

rxy1 =

nΣX iY − (ΣX i )(ΣYi )

{ nΣ X

2
i

− ( X i ) 2 }{nΣYi 2 − (ΣYi ) 2 }
(51) (386542) − (5168) (3803)

{51(529126) − (5168) }{51(290994) − (3803) }

rxy1 =

2

59738
=
( 277202)(377732)

2

59738
59738
=
102326,96
10470806586
253

= 0,583795316 = 0,584
Jadi koefisien korelasi motivasi belajar siswa (X 1) dengan hasil belajar
siswa (Y) adalah sebesar 0,584 dengan Koefisien derminasi (r 2) Sebesar
0,341
Uji keberartian koefisien korelasi menggunakan rumus uji t sebagai

berikut:

t=

r n −2

Dari hasil perhitungan berdasarkan kebutuhan rumus

1−r2

maka diperoleh:
t hitung =

0,584 51 − 2
1 −0,584

2

=

(0,584)(7)
0,659

=

4,088
0,812

= 5,034482759

= 5,034
Dari hasil perhitungan di atas diperoleh nilai t

hitung

sebesar 5,034 lebih

besar dari t tabel yaitu sebesar 1,684 pada α = 0,05 dengan dk 49, dan 2,423
pada α = 0,01 dengan dk 49. Dengan kriteria pengujian terima H 0 jika
hitung

≤ t

tabel

dan tolak H0 jika t

hitung

> t

tabel

t

maka H0 ditolak artinya

koefisien korelasi X1 dengan Y adalah sangat signifikan karena teruji pada
α = 0,01.
254

2. Pengujian Hipotesis Kedua
a.

Mencari Persamaan Regresi Sederhana X2 dengan Y

Nilai-nilai yang diperlukan untuk analisis regresi adalah: X 1 = 5168;
ΣX12 = 529126;
290994;
101.33;
12.06;

ΣX2 = 6304;

ΣX1Y = 386542;
X

2

= 123.61;

ΣX22 = 786494;

ΣX2Y = 468817;
= 74.56;

Y

ΣY = 3803;

ΣX1X2 = 639419;

ΣY2 =
X

1

=

n = 51; SD x1 = 10.43; SDx2 =

SDy = 12.21
Dengan

Rumus:

a =

( ΣY ) (ΣX 2 ) − (ΣX )(ΣXY )
nΣX 2 − (ΣX ) 2

maka persamaan

regresi X1 dengan Y dapat dihitung sebagai berikut:
a =
b=

=

( 3803)( 786494 ) − (6034)(468817)
(51)(786494) − (6034) 2

=

162194904
= 95,13481922 = 43,39
3738233

nΣXY − (ΣX )(ΣY )
nΣX 2 − (ΣX ) 2

51( 468817) − (6034)(3803)
51(786494) − (6034) 2

=

965119
= 0,258175186
3738233

= 0,26
Dengan demikian persamaan Regresi sederhana X2 dengan Y adalah
ˆ
Y

= 43,39 + 0,26X2

Uji keberartian Regrasi dan Linearitas Y atas X2
255

Untuk uji keberartian regresi dan linearitas, diperlukan nilai-nilai
jumlah kuadrat (JK) dan derajat kebebasan (dk). Nilai-nilai yang diperlukan
untuk analisis regresi adalah:
ΣX12 = 529126;

X1 = 5168;

ΣY2 = 290994;

3803;
639419;

X

1

= 101.33;

10.43; SDx2 = 12.06;

ΣX2 = 6034;

ΣX1Y = 386542;
X

2

= 123.61;

ΣX22 = 786494;
ΣX2Y = 468817;

Y

= 74.56;

ΣY =
ΣX1X2 =

n = 51; SD x1 =

SDy = 12.21

Jumlah Kuadrat (JK):
JK(T) = ΣY2 = 290994
JK(a) =

(ΣY ) 2
(3803) 2
=
= 283584,49
51
n


JK (b/a) = b ΣXY −


(ΣX )(ΣY ) 
(6034)(3803) 

 = 0,26 468817 −

51
n




= 0,26 (468817 – 449947,10) = 0,26 (18869,90) = 4906,17
JK (S)

= JK (T) – JK (a) – JK (b/a)
= 290994 – 283584,49 – 4906,17 = 2503,34

Jumlah Kuadrat Galat
Untuk keperluan JK (G), maka skor variabel X2 diurutkan dari skor
terbesar ke skor terkecil seperti disajikan pada tabel di atas. Dari tabel tersebut
256

diperoleh 28 kelompok data X2.

JK (G) dihitung dengan menggunakan

bantuan komputer dengan rumus:
JK (G) = Σ

2

 2  ΣYi
ΣYi − 
 ni









2



.



= 2030,13. Jadi jumlah kuadrat Galat : JK (G) =

2030,13
Jumlah Kuadrat Tuna Cocok:
JK (TC) = JK(S) – JK(G) = 2503,34 – 2030,13 = 473,18
Nilai-nilai jumlah kuadrat (JK) di atas disusun dalam daftar uji
keberartian regresi (signifikansi) seperti pada tabel berikut:
Tabel 24. ANAVA Uji keberartian untuk Regresi Linear
Sumber
Varians
Total

dk

JK

RJK

51

290994

Regresi (a)

1

283584,49 283584,49

Regresi (b/a)

1

4906,17

Sisa

49

Tuna Cocok

26

Galat

23

2503,34
473,18
2030,13

Keterangan:
Dk (S) = n – 2 = 51 – 2 = 49
dk (TC) = k – 2 = 28 – 2 = 26
dk (G) = n – k = 51 – 28 = 23

5705,76
4906,17

Fhitung

ˆ
Y

= a + bX2

Ftabel
α = 0,05 α= 0,01

96,09**

2,40

3,41

51,09
18,20
88,27

0,21ns

2,00

2,70
257

** = sangat signifikan
ns = non signifikan

Uji Keberartian Regresi
Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai Fhitung sebesar 96,09 lebih besar
dari nilai Ftabel dengan dk pembilang 1 dan dk penyebut 49 yaitu sebesar 2,40
pada α = 0,05 dan 3,41 pada α = 0,01 Dengan kriteria pengujian terima H0
jika Fhitung ≤ Ftabel dan tolak H0 jika Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak artinya
persamaan regresi

ˆ
Y

= 95,05 + 0,26X2 adalah sangat signifikan karena teruji

pada α = 0,01.
Uji Linearitas
Dari Tabel ANAVA, diperoleh nilai Fhitung sebesar 0,21 lebih kecil dari
nilai Ftabel dengan dk pembilang 26 dan dk penyebut 23 yaitu sebesar 2,00 pada
α = 0,05 dan 2,70 pada α = 0,01. Dengan kriteria pengujian terima H 0 jika
Fhitung ≤ Ftabel dan tolak H0 jika Fhitung > Ftabel maka H0 diterima artinya model
regresi

ˆ
Y

= 95,05 + 0,26X2 adalah non-signifikan atau linear karena tidak

teruji baik pada α = 0,05 maupun pada α = 0,01 .
258

b.

Pengujian Koefisien Korelasi Sederhana
Hipotesis : H0 : ρy2 = 0
H1 : ρy2 > 0
Dimana ρy2 adalah koefisien korelasi lingkungan belajar (X 2) dengan

hasil relajar siswa (Y). Perhitungan koefisien korelasi Sederhana menggunakan
rumus Product Moment dari Pearson.
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan bantuan program
komputer seperti disajikan di atas diperoleh nilai-nilai sebagai berikut
ΣX12 = 529126;

X1 = 5168;

ΣY2 = 290994;

3803;
639419;

X

1

ΣX1Y = 386542;

= 101.33;

10.43; SDx2 = 12.06;

ΣX2 = 6034;

X

2

= 123.61;

ΣX22 = 786494;
ΣX2Y = 468817;
= 74.56;

Y

ΣY =
ΣX1X2 =

n = 51; SD x1 =

SDy = 12.21

Berdasarkan rumus dan nilai-nilai tersebut maka dapat dihitung
koefisien korelasi sebagai berikut:
rxy1 =

nΣX iY − (ΣX i )(ΣYi )

{ nΣ X

2
i

− ( X i ) 2 }{nΣYi 2 − (ΣYi ) 2 }
51(468817) − (6034)(3803)

rxy 2 =

{51(786494) − (6034) }{51(290994) − (3803) }
2

=

965119
( 3702038)( 377732)

2

=

965119
1398378217816

=

965119
1812530
259

= 0, 532470635 = 0,532
Jadi koefisien korelasi antara lingkungan belajar (X 2) dengan hasil belajar
siswa (ry2) adalah sebesar 0,532 dengan koefisien determinasi (r 2y2) adalah
sebesar 0,283
c.

Uji keberartian koefisien korelasi menggunakan rumus uji t

sebagai berikut:

t=

r n −2
1−r 2

Hasil perhitungan berdasarkan kebutuhan rumus maka diperoleh:
t hitung =

0,532 51 − 2
1 −0,532

2

=

(0,532)(7)
0,717

=

3,724
0,867

= 4,29527105 = 4,295

Dari hasil perhitungan di atas diperoleh nilai t

hitung

sebesar 5,034 lebih

besar dari t tabel yaitu sebesar 1,684 pada α = 0,05 dengan dk 49, dan 2,423
pada α = 0,01 dengan dk 49. Dengan kriteria pengujian terima H 0 jika
hitung

≤ t

tabel

dan tolak H0 jika t

hitung

> t

tabel

t

maka H0 ditolak artinya

koefisien korelasi X2 dengan Y adalah sangat signifikan karena teruji pada
α = 0,01.
260

3.

Mencari Koefisien Korelasi Sederhana antara Motivasi Belajar (X 1)
dengan Lingkungan Belajar (X2).
Pengujian korelasi antara variabel motivasi belajar (X1) dengan variabel

bebas lingkungan belajar (X2) menggunakan rumus korelasi Product Moment
dari Pearson. Dari hasil pengolahan data penelitian seperti disajikan di atas di
peroleh nilai-nilai sebagai berikut.
ΣX12 = 529126;

X1 = 5168;

ΣY2 = 290994;

3803;
639419;

X

1

= 101.33;

10.43; SDx2 = 12.06;

ΣX2 = 6034;

ΣX1Y = 386542;
X

2

= 123.61;

ΣX22 = 786494;
ΣX2Y = 468817;

Y

= 74.56;

ΣY =
ΣX1X2 =

n = 51; SD x1 =

SDy = 12.21

Untuk menghitung korelasi antara motivasi belajar (X1) dengan
lingkungan belajar (X2) digunakan rumus:
rxy12 =

r12 =

=

nΣX 1 X 2 − (ΣX 1 )(ΣX 2 )

{ n ΣX

2
1

− ( X 1 ) 2 }{nΣX 22 − (ΣX 2 ) 2 }
(51× 639419) − (5163)(6034)

{51(529126) − (5163) } {51(786494) − (6034) }
2

1456827
( 328857 )( 3702038)

= 0,416377274 = 0,416

2

1456827

1456827

= 1217441105660 = 3498814,87
261

Dengan demikian maka koefisien korelasi antara motivasi belajar
dengan lingkungan belajar (r12) adalah 0,416 dengan koefisien determinasi
0,173.
Uji keberartian koefisien korelasi antara motivasi belajar dengan

lingkungan belajar (r12) adalah menggunakan rumus uji:

t=

r n −2
1−r 2

.

Berdasarkan nilai koefisien korelasi antara motivasi belajar dengan
lingkungan belajar maka uji keberartian koefisien korelasi antara motivasi
belajar dengan lingkungan belajar adalah
t hitung =

0,416 51 − 2
1 − 0,416

2

=

(0,416)(7)
0,827

=

2,912
0,909

= 3,204

Dari hasil perhitungan di atas diperoleh nilai t

hitung

sebesar 5,204 lebih

besar dari t tabel yaitu sebesar 1,684 pada α = 0,05 dengan dk 49, dan 2,423
pada α = 0,01 dengan dk 49. Dengan kriteria pengujian terima H 0 jika
hitung

≤ t

tabel

dan tolak H0 jika t

hitung

> t

tabel

t

maka H0 ditolak artinya

koefisien korelasi X1 dengan X2 adalah sangat signifikan karena teruji pada
α = 0,01.
262

4.

Pengujian Hipotesis Ke Tiga.
a.

Menghitung Regresi Ganda antara Variabel Motivasi Belajar dan
Lingkungan Belajar Secara Bersama-sama dengan Hasil Belajar Siswa.

Persamaan regresi ganda dihitung dengan menggunakan rumus:

ˆ
Y

=

a +

b1x1 + b2x2. Untuk menghitung regresi ganda diperlukan nilai-nilai sebagai
ΣX12 = 529126;

berikut. X1 = 5168;
ΣY = 3803;

ΣY2 = 290994;

ΣX1X2 = 639419;

X

1

ΣX1Y

= 101.33;

X

51; SDx1 = 10.43; SDx2 = 12.06;
1)

ΣX2 = 6034;

2

ΣX22 = 786494;

= 386542;

ΣX2Y = 468817;

= 123.61;

Y

= 74.56;

SDy = 12.21

Menghitung beta satu (b1) dengan rumus:
b1 =

=

2
(ΣX 2 ) (ΣX 1Y ) − ( X 1 X 2 ) ( X 2 y )

( ΣX ) ( ΣX ) − ( ΣX
2
1

2
2

1

X2)

2

(786496) (386542) − (639419) (468817)
4243239509
=
=
2
( 529126) ( 786496) − ( 639419)
7298824936

= 0,581359266 = 0,58
Jadi koefisien b1 adalah 0,44

n=
263

2) Menghitung beta dua (b2) dengan rumus
b2 =

(ΣX 12 ) (ΣX 2Y ) − ( X 1 X 2 ) ( X 1 y )

(ΣX ) ( ΣX ) − ( ΣX
2
1

2
2

1

X2)

2

=

(529126) (468817) − (639419) (386542)
( 529126) ( 786494) − ( 639419) 2

=

990064844
7297766683

= 0,135666826 = 0,14

3) Menghitung konstan (a) dengan rumus
a = Y −(b1 )( X 1) −(b2 )( X 2)

= 74,56 −(0,44)(101,33) −(0,14)(123,61)
=74,56 – 27,28 = 47,28
Jadi nilai konstan (a) adalah 47,28
Dengan demikian maka persamaan regresi ganda antara variabel
motivasi belajar dan lingkungan belajar secara bersama-sama dengan hasil
belajar siswa adalah:
ˆ
Y = 47,28 + 0,44 X 1 + 0,14 X 2

Persamaan regresi tersebut menunjukkan bahwa setiap kenaikan atau
penurunan satu unit skor motivasi belajar dan lingkungan belajar secara
bersama-sama, maka akan menaikan skor hasil belajar siswa sebesar 0,58 pada
konstan 47,28.
264

4) Uji Keberartian Persamaan Regresi Ganda
Pengujian kebnerartian regresi ganda menggunakan rumus:
F=

JK ( reg ) / k
untuk kepentingan humus tersebut, maka dibutuhkan
JK ( S ) /( n − k −1)

nilai-nilai berikut.
ΣX12 = 529126;

X1 = 5168;
3803;

ΣY2 = 290994;

639419;

X

1

= 101.33;

10.43; SDx2 = 12.06;

ΣX2 = 6034;

ΣX1Y = 386542;
X

2

= 123.61;

ΣX22 = 786494;
ΣX2Y = 468817;

Y

= 74.56;

ΣY =
ΣX1X2 =

n = 51; SDx1 =

SDy = 12.21

JK (reg) = b1 ΣX1Y +b2 ΣX2Y
= 0,44 (386542) +0,14(468817) = 170078,48 + 65634,30

= 235712,86

JK(s) = ΣY2 - JK (reg) = 290994 – 235712,86 = 55281,14
F=

JK ( reg ) / k
235712,86 : 2
11786,43
= 55281,14 : 48 = 1151,69 = 10,23402999
JK ( S ) /( n − k −1)

= 10,23
Tabel 25. Anava Hasil Pengujian Regresi Ganda
Sumber
Variansi
Regresi (reg)

Dk
2

Regresi (res) 48

JK

RJK

235712,86 11786,86
55281,14 1151,69

F hitung
10,23**

F tabel
α = 0,05 α = 0,01
3,19

5,08
265

Dari hasil perhitungan diperoleh nilai F

hitung

sebesar 10,23 sedangkan

harga F tabel 3,19 pada α = 0,05 dengan dk penyebut 2 dan dk pembilang 48 dan
harga F

tabel

Ternyata F

5,08 pada α = 0,01 dengan dk penyebut 2 dan dk pembilang 48.
hitung

lebih besar dari F

tabel

(10,23 > 5,08) sehingga persamaan

ˆ
Y = 47,28 + 0,44 X 1 + 0,14 X 2 adalah

regresi ganda

sangat berarti karena teruji

pada α = 0,01.

b.

Uji Korelasi Ganda
Menghitung koefisien korelasi ganda antara motivasi belajar (X1) dan

lingkungan belajar (X2) secara bersama-sama dengan hasil belajar (Y). Rumus
yang dapat digunakan untuk menghitung korelasi ganda adalah:
R y −12 =

ry21 + ry22 − 2( ry1 )(ry 2 )(r12 )
2
1 − r12

Dari perhitungan korelasi di atas diketahui bahwa r y1 = 0,584;

ry2 =

0,532; dan r12 = 0,416 maka koefisien korelasi gandanya adalah:
R y −12 =

0,584 2 + 0,532 2 − 2(0,584)(0,532)(0,416)
1 − (0,416) 2

R y −12 =

0,624 −0,258
1 −0,173

= 0,665582451

=

0,366
0,827

=

0,443

= 0,666

Jadi koefisien korelasi ganda antara motivasi belajar

(X1) dan

lingkungan belajar (X2) secara besama-sama dengan hasil belajar siswa adalah
266

sebesar 0,666. Untuk mengetahui apakah koefisien korelasi ganda tersebut
berarti atau tidak serta dapat digunakan sebagai bahan pengambilan keputusan
maka dilakukan uji keberartian koefisien korelasi ganda dengan menggunakan
rumus:
F=

R /k
(1 − R 2 ) /( n − k −1)

diketahui bahwa R = 0,666; n = 51; dan k = 2 maka uji

keberartian koefisien korelasi ganda dilakukan sebagai berikut.
F=

0,666 / 2
(1 − 0,666 2 ) /(51 − 2 −1)

F=

0,333
(0,444) /( 48)

=

F=

0,333
0,009

0,333
(1 − 0,556) /( 48)

= 37

Dari hasil perhitungan diperoleh nilai F

hitung

sebesar 37 sedangkan nilai

F tabel pada α = 0,05 dengan dk penyebut 2 dan dk pembilang 48 adalah sebesar
3,19 dan sebesar 5,08 pada α = 0,01 dengan dk penyebut 2 dan dk pembilang
48. Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa nilai F

hitung

lebih besar dari F

tabel

(37 > 5,08) yang berarti koefisien korelasi ganda antara motivasi belajar (X1)
dan lingkungan belajar secara bersama-sama dengan hasil belajar siswa (Y)
sebesar 0,666 adalah sangat signifikan karena teruji pada α = 0,01.

5.

Korelasi Parsial.
267

a. Korelasi Parsial Antara Motivasi Belajar (X1) dengan Hasil Belajar
(Y) dengan Mengontrol Lingkungan Belajar (X2)
Korelasi parsial antara motivasi belajar (X1) dengan hasil belajar siswa
(Y)

dengan

mengontrol

lingkungan

belajar

(X2)

dihitung

dengan

menggunakan rumus korelasi Poduct Moment. Untuk kepentingan rumus maka
diperlukan nilai-nilai: ry1 = 0,584; ry2 = 0,532; dan r12 = 0,416.
ry1.2 =

=

ry1 − (ry 2 )(r12 )
2
(1 − ry22 )(1 − r12 )

0,584 − (0,532)(0,416)

=
(1 − 0,532 )(1 − 0,416 )
2

2

0,584 − 0,221
(0,717)(0,827)

=

0,363
0,593

=

0.363
0,770

= 0,471428571 = 0,471
Jadi koefisien korelasi antara motivasi berprestasi (X1) dengan hasil
belajar siswa (Y) dengan mengontrol lingklungan belajar (X2) adalah
0,471. Uji keberartian koefisien korelasi parsial antara motivasi belajar
(X1) dengan hasil belajar siswa (Y) dengan mengontrol lingkungan belajar
(X2) adalah menggunakan rumus uji t sebagai berikut:
t=

=

ry1.2 n − 3
1−r

2
y1.2

3,264
0,471

=

0,471 51 −3
1 −0,471

2

=

0,471 48
0,222

= 6,929936306 = 6,930

=

(0,471)(6,93)
0,471
268

Dari hasil perhitungan di atas diperoleh nilai t hitung sebesar 6,93
lebih besar dari t tabel 1,684 pada α = 0,05 dengan dk 48, dan 2,423 pada α
= 0,01 dengan dk 48. Dengan kriteria pengujian terima H0 jika t hitung
lebih kecil atau sama dengan t tabel dan tolak H0 jika t hitung lebih besar
dari t tabel, maka dalam pengujian ini H0 ditolak, artinya koefisien korelasi
antara motivasi belajar (X1) dengan hasil belajar siswa (Y) dengan
mengontrol lingkungan belajar (X2) adalah sangat signifikan karena teruji
pada α = 0,01.
b. Korelasi Parsial Antara Lingkungan Belajar (X2) dengan Hasil
Belajar Siswa (Y) dengan Mengontrol Motivasi Belajar (X1)
Pengujian korelasi parsial antara lingkungan belajar (X2) dengan hasil
belajar siswa (Y) dimana variabel motivasi belajar (X1) dikontrol dihitung
dengan menggunakan rumus korelasi Poduct Moment. Untuk kepentingan
rumus maka diperlukan nilai-nilai: ry1 = 0,584; ry2 = 0,532; dan r12 = 0,416
ry 2.1 =

=

ry 2 − ( ry1 )(r12 )
2
(1 − ry2 )(1 − r12 )
1

0,532 − (0,584)(0,416)

=
(1 − 0,584 )(1 − 0,416 )
2

= 0,392130257 = 0,392

2

0,532 − 0,243
(0,656)(0,827)

=

0,289
0,543

=

0,289
0,737
269

Jadi koefisien korelasi antara lingkungan belajar (X2) dengan hasil
belajar siswa (Y) dimana variabel motivasi belajar (X1) dikontrol adalah
0,392. Uji keberartian koefisien korelasi parsial antara lingkungan belajar
(X2) dengan hasil belajar siswa (Y) dimana variabel motivasi belajar (X1)
dikontrol adalah menggunakan rumus uji t sebagai berikut:
t =

=

ry1.2

n −3

1 −r

2
y1.2

2,717
0,920

=

0,392 51 −3
1 −0,392

2

=

0,392 48
0,846

=

(0,392)(6,93)
0,920

= 2,953

Dari hasil perhitungan di atas diperoleh nilai t hitung sebesar 2,953
lebih besar dari t tabel 1,684 pada α = 0,05 dengan dk 48, dan 2,423 pada α
= 0,01 dengan dk 48. Dengan kriteria pengujian terima H0 jika t hitung
lebih kecil atau sama dengan t tabel dan tolak H0 jika t hitung lebih besar
dari t tabel, maka dalam pengujian ini H0 ditolak, artinya koefisien korelasi
antara lingkungan belajar (X2) dengan hasil belajar siswa (Y) dengan
mengontrol motivasi belajar (X1) adalah sangat signifikan karena teruji
pada α = 0,01.

More Related Content

What's hot

Tugas statistik penelitian
Tugas statistik penelitianTugas statistik penelitian
Tugas statistik penelitianWenni Wewex
 
Modul 1 bilangan real dan grafik revisi
Modul 1 bilangan real dan grafik revisiModul 1 bilangan real dan grafik revisi
Modul 1 bilangan real dan grafik revisiPrayudi MT
 
Materi Pengayaan UN Matematika SMP/MTs Direktorat PSMP Kemendikbud
Materi Pengayaan UN Matematika SMP/MTs Direktorat PSMP KemendikbudMateri Pengayaan UN Matematika SMP/MTs Direktorat PSMP Kemendikbud
Materi Pengayaan UN Matematika SMP/MTs Direktorat PSMP KemendikbudAbdul Jamil
 
Modul SMK Kurikulum 2013. KD.3.19.Persamaan Fungsi Kuadrat
Modul SMK Kurikulum 2013. KD.3.19.Persamaan Fungsi KuadratModul SMK Kurikulum 2013. KD.3.19.Persamaan Fungsi Kuadrat
Modul SMK Kurikulum 2013. KD.3.19.Persamaan Fungsi KuadratAbdullah Banjary
 
LTM Statistika Deskriptif Pertemuan 4
LTM Statistika Deskriptif Pertemuan 4LTM Statistika Deskriptif Pertemuan 4
LTM Statistika Deskriptif Pertemuan 4Dwi Mardianti
 
Statistics II (Regression and Correlation)
Statistics II (Regression and Correlation) Statistics II (Regression and Correlation)
Statistics II (Regression and Correlation) Winda667540
 
Kalkulus modul 2 fungsi dan limit fungsi revisi
Kalkulus modul 2 fungsi dan limit fungsi revisiKalkulus modul 2 fungsi dan limit fungsi revisi
Kalkulus modul 2 fungsi dan limit fungsi revisiPrayudi MT
 
Operasional bentuk aljabar
Operasional bentuk aljabarOperasional bentuk aljabar
Operasional bentuk aljabarMuhammad Yuswani
 
Eksponen dan logaritma
Eksponen dan logaritmaEksponen dan logaritma
Eksponen dan logaritmayulika usman
 
Pembahasan soal kalkulus pada buku karangan edwin j. purcell dan dale varberg...
Pembahasan soal kalkulus pada buku karangan edwin j. purcell dan dale varberg...Pembahasan soal kalkulus pada buku karangan edwin j. purcell dan dale varberg...
Pembahasan soal kalkulus pada buku karangan edwin j. purcell dan dale varberg...Faris Audah
 
LTM Statistika Deskriptif Pertemuan 3
LTM Statistika Deskriptif Pertemuan 3LTM Statistika Deskriptif Pertemuan 3
LTM Statistika Deskriptif Pertemuan 3Dwi Mardianti
 
Trial pahang 2014 spm add math k1 dan skema [scan]
Trial pahang 2014 spm add math k1 dan skema [scan]Trial pahang 2014 spm add math k1 dan skema [scan]
Trial pahang 2014 spm add math k1 dan skema [scan]Cikgu Pejal
 
Persamaan dan Pertidaksamaan Eksponen
Persamaan dan Pertidaksamaan EksponenPersamaan dan Pertidaksamaan Eksponen
Persamaan dan Pertidaksamaan EksponenEman Mendrofa
 
Matematika teknik modul 1 b pd eksak dan linier
Matematika teknik modul 1 b pd eksak dan linierMatematika teknik modul 1 b pd eksak dan linier
Matematika teknik modul 1 b pd eksak dan linierPrayudi MT
 
236900466 3472-1-mt-trial-spm-sbp-2014
236900466 3472-1-mt-trial-spm-sbp-2014236900466 3472-1-mt-trial-spm-sbp-2014
236900466 3472-1-mt-trial-spm-sbp-2014Aly Hamdy
 
Kegiatan Belajar Mengajar Matematika Dasar 3
Kegiatan Belajar Mengajar Matematika Dasar 3Kegiatan Belajar Mengajar Matematika Dasar 3
Kegiatan Belajar Mengajar Matematika Dasar 3Amphie Yuurisman
 

What's hot (20)

Tugas statistik penelitian
Tugas statistik penelitianTugas statistik penelitian
Tugas statistik penelitian
 
Modul 1 bilangan real dan grafik revisi
Modul 1 bilangan real dan grafik revisiModul 1 bilangan real dan grafik revisi
Modul 1 bilangan real dan grafik revisi
 
Materi Pengayaan UN Matematika SMP/MTs Direktorat PSMP Kemendikbud
Materi Pengayaan UN Matematika SMP/MTs Direktorat PSMP KemendikbudMateri Pengayaan UN Matematika SMP/MTs Direktorat PSMP Kemendikbud
Materi Pengayaan UN Matematika SMP/MTs Direktorat PSMP Kemendikbud
 
Modul kd.3.24
Modul kd.3.24Modul kd.3.24
Modul kd.3.24
 
Modul SMK Kurikulum 2013. KD.3.19.Persamaan Fungsi Kuadrat
Modul SMK Kurikulum 2013. KD.3.19.Persamaan Fungsi KuadratModul SMK Kurikulum 2013. KD.3.19.Persamaan Fungsi Kuadrat
Modul SMK Kurikulum 2013. KD.3.19.Persamaan Fungsi Kuadrat
 
LTM Statistika Deskriptif Pertemuan 4
LTM Statistika Deskriptif Pertemuan 4LTM Statistika Deskriptif Pertemuan 4
LTM Statistika Deskriptif Pertemuan 4
 
Statistics II (Regression and Correlation)
Statistics II (Regression and Correlation) Statistics II (Regression and Correlation)
Statistics II (Regression and Correlation)
 
Kalkulus modul 2 fungsi dan limit fungsi revisi
Kalkulus modul 2 fungsi dan limit fungsi revisiKalkulus modul 2 fungsi dan limit fungsi revisi
Kalkulus modul 2 fungsi dan limit fungsi revisi
 
CERAMAH TEKNIK MENJAWAB MATEMATIK SPM
CERAMAH TEKNIK MENJAWAB MATEMATIK SPMCERAMAH TEKNIK MENJAWAB MATEMATIK SPM
CERAMAH TEKNIK MENJAWAB MATEMATIK SPM
 
Operasional bentuk aljabar
Operasional bentuk aljabarOperasional bentuk aljabar
Operasional bentuk aljabar
 
Eksponen dan logaritma
Eksponen dan logaritmaEksponen dan logaritma
Eksponen dan logaritma
 
Runge kutta new
Runge kutta newRunge kutta new
Runge kutta new
 
Pembahasan soal kalkulus pada buku karangan edwin j. purcell dan dale varberg...
Pembahasan soal kalkulus pada buku karangan edwin j. purcell dan dale varberg...Pembahasan soal kalkulus pada buku karangan edwin j. purcell dan dale varberg...
Pembahasan soal kalkulus pada buku karangan edwin j. purcell dan dale varberg...
 
LTM Statistika Deskriptif Pertemuan 3
LTM Statistika Deskriptif Pertemuan 3LTM Statistika Deskriptif Pertemuan 3
LTM Statistika Deskriptif Pertemuan 3
 
Trial pahang 2014 spm add math k1 dan skema [scan]
Trial pahang 2014 spm add math k1 dan skema [scan]Trial pahang 2014 spm add math k1 dan skema [scan]
Trial pahang 2014 spm add math k1 dan skema [scan]
 
Persamaan dan Pertidaksamaan Eksponen
Persamaan dan Pertidaksamaan EksponenPersamaan dan Pertidaksamaan Eksponen
Persamaan dan Pertidaksamaan Eksponen
 
Matematika teknik modul 1 b pd eksak dan linier
Matematika teknik modul 1 b pd eksak dan linierMatematika teknik modul 1 b pd eksak dan linier
Matematika teknik modul 1 b pd eksak dan linier
 
236900466 3472-1-mt-trial-spm-sbp-2014
236900466 3472-1-mt-trial-spm-sbp-2014236900466 3472-1-mt-trial-spm-sbp-2014
236900466 3472-1-mt-trial-spm-sbp-2014
 
Notasi sigma
Notasi sigmaNotasi sigma
Notasi sigma
 
Kegiatan Belajar Mengajar Matematika Dasar 3
Kegiatan Belajar Mengajar Matematika Dasar 3Kegiatan Belajar Mengajar Matematika Dasar 3
Kegiatan Belajar Mengajar Matematika Dasar 3
 

Similar to REGRESI X2

ANALISIS KORELASI DAN REGRESI LINEAR SEDERHANA
ANALISIS KORELASI DAN REGRESI LINEAR SEDERHANAANALISIS KORELASI DAN REGRESI LINEAR SEDERHANA
ANALISIS KORELASI DAN REGRESI LINEAR SEDERHANALucky Maharani Safitri
 
Uji persyaratan
Uji persyaratanUji persyaratan
Uji persyaratanT. Astari
 
Kasus analisis regresi dan kolerasi linier
Kasus analisis regresi dan kolerasi linierKasus analisis regresi dan kolerasi linier
Kasus analisis regresi dan kolerasi linierIU Mb
 
Statistik Regresi-Linier-Bergandaaa.pptx
Statistik Regresi-Linier-Bergandaaa.pptxStatistik Regresi-Linier-Bergandaaa.pptx
Statistik Regresi-Linier-Bergandaaa.pptxmarhadi10
 
SIMPLE LINEAR REGRESSION MODEL/Abshor.Marantika/Shelica Nur Rizka
SIMPLE LINEAR REGRESSION MODEL/Abshor.Marantika/Shelica Nur RizkaSIMPLE LINEAR REGRESSION MODEL/Abshor.Marantika/Shelica Nur Rizka
SIMPLE LINEAR REGRESSION MODEL/Abshor.Marantika/Shelica Nur Rizkashelicanurr
 
Contoh analisis uji beda nonparamaetrik wilcoxon
Contoh analisis uji beda nonparamaetrik wilcoxonContoh analisis uji beda nonparamaetrik wilcoxon
Contoh analisis uji beda nonparamaetrik wilcoxonEDI RIADI
 
Statistik Inferensial dan Analisis Kualitatif
Statistik Inferensial dan Analisis Kualitatif Statistik Inferensial dan Analisis Kualitatif
Statistik Inferensial dan Analisis Kualitatif Angga Debby Frayudha
 
Hendra Bastian, Hapzi Ali, Analisis Regresi Linear Sederhana & Berganda, UT-T...
Hendra Bastian, Hapzi Ali, Analisis Regresi Linear Sederhana & Berganda, UT-T...Hendra Bastian, Hapzi Ali, Analisis Regresi Linear Sederhana & Berganda, UT-T...
Hendra Bastian, Hapzi Ali, Analisis Regresi Linear Sederhana & Berganda, UT-T...hendra_bastian
 
Contoh hitung perataan lanjut teknik geodesi
Contoh hitung perataan lanjut teknik geodesiContoh hitung perataan lanjut teknik geodesi
Contoh hitung perataan lanjut teknik geodesiMega Yasma Adha
 
Hukum linear
Hukum linearHukum linear
Hukum linearnjusohtan
 
Presentasi method secant group 1
Presentasi method secant group 1Presentasi method secant group 1
Presentasi method secant group 1Arthur Putra
 
PPT Regresi Berganda
PPT Regresi BergandaPPT Regresi Berganda
PPT Regresi BergandaLusi Kurnia
 
Regegresi sederhana ayda tri_valen_virdya
Regegresi sederhana ayda tri_valen_virdyaRegegresi sederhana ayda tri_valen_virdya
Regegresi sederhana ayda tri_valen_virdyaAyda Fitriani
 

Similar to REGRESI X2 (20)

ANALISIS KORELASI DAN REGRESI LINEAR SEDERHANA
ANALISIS KORELASI DAN REGRESI LINEAR SEDERHANAANALISIS KORELASI DAN REGRESI LINEAR SEDERHANA
ANALISIS KORELASI DAN REGRESI LINEAR SEDERHANA
 
Uji persyaratan
Uji persyaratanUji persyaratan
Uji persyaratan
 
uji linieritas
uji linieritasuji linieritas
uji linieritas
 
uji linieritas
uji linieritasuji linieritas
uji linieritas
 
Kasus analisis regresi dan kolerasi linier
Kasus analisis regresi dan kolerasi linierKasus analisis regresi dan kolerasi linier
Kasus analisis regresi dan kolerasi linier
 
ANALISI REGRESI LINIER UNTUK STABILITAS OBAT
ANALISI REGRESI LINIER UNTUK STABILITAS OBATANALISI REGRESI LINIER UNTUK STABILITAS OBAT
ANALISI REGRESI LINIER UNTUK STABILITAS OBAT
 
Statistik Regresi-Linier-Bergandaaa.pptx
Statistik Regresi-Linier-Bergandaaa.pptxStatistik Regresi-Linier-Bergandaaa.pptx
Statistik Regresi-Linier-Bergandaaa.pptx
 
SIMPLE LINEAR REGRESSION MODEL/Abshor.Marantika/Shelica Nur Rizka
SIMPLE LINEAR REGRESSION MODEL/Abshor.Marantika/Shelica Nur RizkaSIMPLE LINEAR REGRESSION MODEL/Abshor.Marantika/Shelica Nur Rizka
SIMPLE LINEAR REGRESSION MODEL/Abshor.Marantika/Shelica Nur Rizka
 
Vle 0987.pdf
Vle 0987.pdfVle 0987.pdf
Vle 0987.pdf
 
Contoh analisis uji beda nonparamaetrik wilcoxon
Contoh analisis uji beda nonparamaetrik wilcoxonContoh analisis uji beda nonparamaetrik wilcoxon
Contoh analisis uji beda nonparamaetrik wilcoxon
 
Statistik Inferensial dan Analisis Kualitatif
Statistik Inferensial dan Analisis Kualitatif Statistik Inferensial dan Analisis Kualitatif
Statistik Inferensial dan Analisis Kualitatif
 
006 elips kesalahan
006 elips kesalahan006 elips kesalahan
006 elips kesalahan
 
Hendra Bastian, Hapzi Ali, Analisis Regresi Linear Sederhana & Berganda, UT-T...
Hendra Bastian, Hapzi Ali, Analisis Regresi Linear Sederhana & Berganda, UT-T...Hendra Bastian, Hapzi Ali, Analisis Regresi Linear Sederhana & Berganda, UT-T...
Hendra Bastian, Hapzi Ali, Analisis Regresi Linear Sederhana & Berganda, UT-T...
 
Regresi linier
Regresi linierRegresi linier
Regresi linier
 
Contoh hitung perataan lanjut teknik geodesi
Contoh hitung perataan lanjut teknik geodesiContoh hitung perataan lanjut teknik geodesi
Contoh hitung perataan lanjut teknik geodesi
 
Hukum linear
Hukum linearHukum linear
Hukum linear
 
Hukum linear
Hukum linearHukum linear
Hukum linear
 
Presentasi method secant group 1
Presentasi method secant group 1Presentasi method secant group 1
Presentasi method secant group 1
 
PPT Regresi Berganda
PPT Regresi BergandaPPT Regresi Berganda
PPT Regresi Berganda
 
Regegresi sederhana ayda tri_valen_virdya
Regegresi sederhana ayda tri_valen_virdyaRegegresi sederhana ayda tri_valen_virdya
Regegresi sederhana ayda tri_valen_virdya
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

REGRESI X2

  • 1. 244 LAMPIRAN 6. PENGUJIAN HIPOTESIS DENGAN REGRESI DAN KORELASI Lembar Kerja untuk Uji Linearitas Persamaan Regresi Y atas X1 No. Resp. X1 Kelompok n Y 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 82 80 80 84 90 90 90 90 91 91 92 93 93 94 96 96 96 97 98 99 99 99 99 100 100 101 102 103 103 104 104 1 2 1 2 3 4 1 4 5 3 6 2 7 8 1 3 9 10 11 1 1 4 12 2 13 14 15 1 1 2 16 5 79 97 61 89 68 68 89 84 63 95 55 76 95 84 55 79 71 79 82 66 89 76 55 92 66 87 63 53 71 53 63 Σ 2sy yk 2 648 117.729 436.288 169.668 145.429 217.007 343.496 169.668 123.254
  • 3. 246 Lembar Kerja untuk Uji Linearitas Persamaan Regresi Y atas X2 No. Resp. X2 Kelompok n Y Σ 2sy yk 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 99 99 100 102 109 109 109 110 110 112 115 115 115 117 118 118 119 120 121 121 122 122 122 123 123 124 124 126 126 126 127 127 128 1 2 2 3 4 1 1 3 5 2 6 7 1 3 8 9 1 2 10 11 12 1 1 2 13 3 14 2 15 2 16 3 17 2 18 2 89 95 63 87 71 76 95 97 55 79 53 71 79 84 55 79 63 68 79 63 53 55 84 89 79 71 66 79 66 92 66 82 68 13.850 154.663 882.000 182.364 280.471 125.486 302.861 55.402 13.850 173.130 124.654 221.607
  • 5. 248 Pengujian Hipotesis 1. Pengujian Hipotesis Pertama a. Mencari Persamaan Regresi Sederhana X1 dengan Y Nilai-nilai yang diperlukan untuk analisis regresi adalah: ΣX1 = 5168; ΣX12 = 529126; ΣY2 = 290994; 3803; 639419; X 1 = 101.33; 10.43; SDx2 = 12.06; Dengan Rumus: ΣX2 = 6304; ΣX1Y = 386542; X 2 = 123.61; ΣX22 = 786494; ΣX2Y = 468871; ΣY = ΣX1X2 = = 74.56; n = 51; SD x1 = ( ΣY ) (ΣX 2 ) − (ΣX ) (ΣXY ) maka persamaan Y SDy = 12.21 a = nΣX 2 − (ΣX ) 2 regresi X1 dengan Y dapat dihitung sebagai berikut: ( 3803) ( 529126) − (5168) (386542) a = (51) (529126) − (5168) 2 = 52,73093989 b= = 14617122 277202 = 52,73 51(386542) − (5168) (3803) nΣXY − (ΣX ) (ΣY ) = 2 2 51(529126) − (5168) 2 nΣX − (ΣX ) = 59738 = 0,215503496 = 0,22 277202 Dengan demikian persamaan Regresi sederhana X1 dengan Y adalah ˆ Y = 52,73 + 0,22X1
  • 6. 249 b. Uji Keberartian Regrasi dan Linearitas Y atas X1 Untuk uji keberartian regresi dan linearitas, diperlukan nilai-nilai jumlah kuadrat (JK) dan derajat kebebasan (dk) sebagai berikut: Jumlah Kuadrat (JK) JK(T) = ΣY2 = 290994 JK(a) = (ΣY ) 2 (3803) 2 = = 283584,49 51 n  JK (b/a) = b ΣXY −  (ΣX )(ΣY )  (5168)(3803)    = 0,22 386542 −  51 n    = 0,22 (386542 – 383057,67) = 0,22 (3484,33) = 766,55 JK (S) = JK (T) – JK (a) – JK (b/a) = 290994 – 283584,49 – 766,55 = 6642,96 Jumlah Kuadrat Galat Untuk keperluan JK (G), maka skor variabel X1 diurutkan dari skor terkecil keskor terbesar seperti disajikan di atas. Dari tabel tersebut diperoleh 27 kelompok data X1. komputer dengan rumus: JK (G) = Σ 2 2   2  ΣYi    ΣYi −   ni          JK (G) dihitung dengan menggunakan bantuan
  • 7. 250 = 4652,91. Jadi jumlah kuadrat Galat : JK (G) = 4652,19 Jumlah Kuadrat Tuna Cocok: JK (TC) = JK(S) – JK(G) = 6642,96 – 4652,19 = 1990,77 Nilai-nilai jumlah kuadrat (JK) di atas disusun dalam daftar uji keberartian regresi (signifikansi) seperti pada tabel berikut: Tabel 23. ANAVA Uji keberartian untuk Regresi Linear Sumber Dk JK Varians Total 51 290994 Regresi (a) 1 283584,49 Regresi (b/a) 1 Sisa 49 6642,96 Tuna Cocok 26 1990,77 76,57 23 766,55 4652,19 Keterangan: Dk (S) = n – 2 = 51 – 2 = 49 dk (TC) = k – 2 = 28 – 2 = 26 dk (G) = n – k = 51 – 28 = 23 * = signifikan Fhitung = a + bX1 135,57 Galat RJK ˆ Y 5705,76 - 283584,49 Ftabel α = 0,05 α= 0,01 - 766,55 202,27 5,70** 0,38ns 2,40 1,96 3,41 2,62
  • 8. 251 ns = non signifikan 1) Uji Keberartian Regresi Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai F hitung sebesar 5,70 lebih besar dari nilai Ftabel dengan dk pembilang 1 dan dk penyebut 49 yaitu sebesar 2,40 pada α = 0,05 dan 3,41 pada α = 0,01. Dengan kriteria pengujian terima H 0 jika Fhitung ≤ Ftabel dan tolak H0 jika Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak artinya persamaan regresi sederhana ˆ Y = 52,73 + 0,22X1 adalah sangat berarti (sangat signifikan) karena teruji pada α = 0,01 dimana Fhitung > Ftabel (5,70 > 3,41). 2) Uji Linearitas Dari Tabel ANAVA, diperoleh nilai Fhitung sebesar 0,38 lebih kecil dari nilai Ftabel dengan dk pembilang 26 dan dk penyebut 23 yaitu sebesar 1,96 pada α = 0,05 dan 2,62 pada α = 0,01. Dengan kriteria pengujian terima H 0 jika Fhitung ≤ Ftabel dan tolak H0 jika Fhitung > Ftabel maka H0 diterima artinya model regresi ˆ Y = 52,73 + 0,22X1 adalah non-signifikan atau linear karena tidak teruji baik pada α = 0,05 maupun pada α = 0,01.
  • 9. 252 c. Pengujian Korelasi Sederhana Hipotesis : H0 : ρy1 = 0 H1 : ρy1 > 0 Dimana ρy1 adalah koefisien korelasi skor motivasi belajar (X 1) dengan hasil belajar siswa (Y). Perhitungan koefisien korelasi Sederhana menggunakan rumus Product Moment dari Pearson . Dari hasil perhitungan dengan menggunakan bantuan program komputer seperti disajikan di atas diperoleh nilai-nilai sebagai berikut. ΣX1 = 5168; ΣX12 = 529126; ΣY2 = 290994; 3803; 639419; X 1 ΣX1Y = 386542; = 101.33; 10.43; SDx2 = 12.06; ΣX2 = 6304; X 2 = 123.61; ΣX22 = 786494; ΣX2Y = 468871; = 74.56; Y ΣY = ΣX1X2 = n = 51; SD x1 = SDy = 12.21 Berdasarkan nilai-nilai tersebut maka dapat dihitung koefisien korelasi sebagai berikut: rxy1 = rxy1 = nΣX iY − (ΣX i )(ΣYi ) { nΣ X 2 i − ( X i ) 2 }{nΣYi 2 − (ΣYi ) 2 } (51) (386542) − (5168) (3803) {51(529126) − (5168) }{51(290994) − (3803) } rxy1 = 2 59738 = ( 277202)(377732) 2 59738 59738 = 102326,96 10470806586
  • 10. 253 = 0,583795316 = 0,584 Jadi koefisien korelasi motivasi belajar siswa (X 1) dengan hasil belajar siswa (Y) adalah sebesar 0,584 dengan Koefisien derminasi (r 2) Sebesar 0,341 Uji keberartian koefisien korelasi menggunakan rumus uji t sebagai berikut: t= r n −2 Dari hasil perhitungan berdasarkan kebutuhan rumus 1−r2 maka diperoleh: t hitung = 0,584 51 − 2 1 −0,584 2 = (0,584)(7) 0,659 = 4,088 0,812 = 5,034482759 = 5,034 Dari hasil perhitungan di atas diperoleh nilai t hitung sebesar 5,034 lebih besar dari t tabel yaitu sebesar 1,684 pada α = 0,05 dengan dk 49, dan 2,423 pada α = 0,01 dengan dk 49. Dengan kriteria pengujian terima H 0 jika hitung ≤ t tabel dan tolak H0 jika t hitung > t tabel t maka H0 ditolak artinya koefisien korelasi X1 dengan Y adalah sangat signifikan karena teruji pada α = 0,01.
  • 11. 254 2. Pengujian Hipotesis Kedua a. Mencari Persamaan Regresi Sederhana X2 dengan Y Nilai-nilai yang diperlukan untuk analisis regresi adalah: X 1 = 5168; ΣX12 = 529126; 290994; 101.33; 12.06; ΣX2 = 6304; ΣX1Y = 386542; X 2 = 123.61; ΣX22 = 786494; ΣX2Y = 468817; = 74.56; Y ΣY = 3803; ΣX1X2 = 639419; ΣY2 = X 1 = n = 51; SD x1 = 10.43; SDx2 = SDy = 12.21 Dengan Rumus: a = ( ΣY ) (ΣX 2 ) − (ΣX )(ΣXY ) nΣX 2 − (ΣX ) 2 maka persamaan regresi X1 dengan Y dapat dihitung sebagai berikut: a = b= = ( 3803)( 786494 ) − (6034)(468817) (51)(786494) − (6034) 2 = 162194904 = 95,13481922 = 43,39 3738233 nΣXY − (ΣX )(ΣY ) nΣX 2 − (ΣX ) 2 51( 468817) − (6034)(3803) 51(786494) − (6034) 2 = 965119 = 0,258175186 3738233 = 0,26 Dengan demikian persamaan Regresi sederhana X2 dengan Y adalah ˆ Y = 43,39 + 0,26X2 Uji keberartian Regrasi dan Linearitas Y atas X2
  • 12. 255 Untuk uji keberartian regresi dan linearitas, diperlukan nilai-nilai jumlah kuadrat (JK) dan derajat kebebasan (dk). Nilai-nilai yang diperlukan untuk analisis regresi adalah: ΣX12 = 529126; X1 = 5168; ΣY2 = 290994; 3803; 639419; X 1 = 101.33; 10.43; SDx2 = 12.06; ΣX2 = 6034; ΣX1Y = 386542; X 2 = 123.61; ΣX22 = 786494; ΣX2Y = 468817; Y = 74.56; ΣY = ΣX1X2 = n = 51; SD x1 = SDy = 12.21 Jumlah Kuadrat (JK): JK(T) = ΣY2 = 290994 JK(a) = (ΣY ) 2 (3803) 2 = = 283584,49 51 n  JK (b/a) = b ΣXY −  (ΣX )(ΣY )  (6034)(3803)    = 0,26 468817 −  51 n    = 0,26 (468817 – 449947,10) = 0,26 (18869,90) = 4906,17 JK (S) = JK (T) – JK (a) – JK (b/a) = 290994 – 283584,49 – 4906,17 = 2503,34 Jumlah Kuadrat Galat Untuk keperluan JK (G), maka skor variabel X2 diurutkan dari skor terbesar ke skor terkecil seperti disajikan pada tabel di atas. Dari tabel tersebut
  • 13. 256 diperoleh 28 kelompok data X2. JK (G) dihitung dengan menggunakan bantuan komputer dengan rumus: JK (G) = Σ 2   2  ΣYi ΣYi −   ni        2   .   = 2030,13. Jadi jumlah kuadrat Galat : JK (G) = 2030,13 Jumlah Kuadrat Tuna Cocok: JK (TC) = JK(S) – JK(G) = 2503,34 – 2030,13 = 473,18 Nilai-nilai jumlah kuadrat (JK) di atas disusun dalam daftar uji keberartian regresi (signifikansi) seperti pada tabel berikut: Tabel 24. ANAVA Uji keberartian untuk Regresi Linear Sumber Varians Total dk JK RJK 51 290994 Regresi (a) 1 283584,49 283584,49 Regresi (b/a) 1 4906,17 Sisa 49 Tuna Cocok 26 Galat 23 2503,34 473,18 2030,13 Keterangan: Dk (S) = n – 2 = 51 – 2 = 49 dk (TC) = k – 2 = 28 – 2 = 26 dk (G) = n – k = 51 – 28 = 23 5705,76 4906,17 Fhitung ˆ Y = a + bX2 Ftabel α = 0,05 α= 0,01 96,09** 2,40 3,41 51,09 18,20 88,27 0,21ns 2,00 2,70
  • 14. 257 ** = sangat signifikan ns = non signifikan Uji Keberartian Regresi Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai Fhitung sebesar 96,09 lebih besar dari nilai Ftabel dengan dk pembilang 1 dan dk penyebut 49 yaitu sebesar 2,40 pada α = 0,05 dan 3,41 pada α = 0,01 Dengan kriteria pengujian terima H0 jika Fhitung ≤ Ftabel dan tolak H0 jika Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak artinya persamaan regresi ˆ Y = 95,05 + 0,26X2 adalah sangat signifikan karena teruji pada α = 0,01. Uji Linearitas Dari Tabel ANAVA, diperoleh nilai Fhitung sebesar 0,21 lebih kecil dari nilai Ftabel dengan dk pembilang 26 dan dk penyebut 23 yaitu sebesar 2,00 pada α = 0,05 dan 2,70 pada α = 0,01. Dengan kriteria pengujian terima H 0 jika Fhitung ≤ Ftabel dan tolak H0 jika Fhitung > Ftabel maka H0 diterima artinya model regresi ˆ Y = 95,05 + 0,26X2 adalah non-signifikan atau linear karena tidak teruji baik pada α = 0,05 maupun pada α = 0,01 .
  • 15. 258 b. Pengujian Koefisien Korelasi Sederhana Hipotesis : H0 : ρy2 = 0 H1 : ρy2 > 0 Dimana ρy2 adalah koefisien korelasi lingkungan belajar (X 2) dengan hasil relajar siswa (Y). Perhitungan koefisien korelasi Sederhana menggunakan rumus Product Moment dari Pearson. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan bantuan program komputer seperti disajikan di atas diperoleh nilai-nilai sebagai berikut ΣX12 = 529126; X1 = 5168; ΣY2 = 290994; 3803; 639419; X 1 ΣX1Y = 386542; = 101.33; 10.43; SDx2 = 12.06; ΣX2 = 6034; X 2 = 123.61; ΣX22 = 786494; ΣX2Y = 468817; = 74.56; Y ΣY = ΣX1X2 = n = 51; SD x1 = SDy = 12.21 Berdasarkan rumus dan nilai-nilai tersebut maka dapat dihitung koefisien korelasi sebagai berikut: rxy1 = nΣX iY − (ΣX i )(ΣYi ) { nΣ X 2 i − ( X i ) 2 }{nΣYi 2 − (ΣYi ) 2 } 51(468817) − (6034)(3803) rxy 2 = {51(786494) − (6034) }{51(290994) − (3803) } 2 = 965119 ( 3702038)( 377732) 2 = 965119 1398378217816 = 965119 1812530
  • 16. 259 = 0, 532470635 = 0,532 Jadi koefisien korelasi antara lingkungan belajar (X 2) dengan hasil belajar siswa (ry2) adalah sebesar 0,532 dengan koefisien determinasi (r 2y2) adalah sebesar 0,283 c. Uji keberartian koefisien korelasi menggunakan rumus uji t sebagai berikut: t= r n −2 1−r 2 Hasil perhitungan berdasarkan kebutuhan rumus maka diperoleh: t hitung = 0,532 51 − 2 1 −0,532 2 = (0,532)(7) 0,717 = 3,724 0,867 = 4,29527105 = 4,295 Dari hasil perhitungan di atas diperoleh nilai t hitung sebesar 5,034 lebih besar dari t tabel yaitu sebesar 1,684 pada α = 0,05 dengan dk 49, dan 2,423 pada α = 0,01 dengan dk 49. Dengan kriteria pengujian terima H 0 jika hitung ≤ t tabel dan tolak H0 jika t hitung > t tabel t maka H0 ditolak artinya koefisien korelasi X2 dengan Y adalah sangat signifikan karena teruji pada α = 0,01.
  • 17. 260 3. Mencari Koefisien Korelasi Sederhana antara Motivasi Belajar (X 1) dengan Lingkungan Belajar (X2). Pengujian korelasi antara variabel motivasi belajar (X1) dengan variabel bebas lingkungan belajar (X2) menggunakan rumus korelasi Product Moment dari Pearson. Dari hasil pengolahan data penelitian seperti disajikan di atas di peroleh nilai-nilai sebagai berikut. ΣX12 = 529126; X1 = 5168; ΣY2 = 290994; 3803; 639419; X 1 = 101.33; 10.43; SDx2 = 12.06; ΣX2 = 6034; ΣX1Y = 386542; X 2 = 123.61; ΣX22 = 786494; ΣX2Y = 468817; Y = 74.56; ΣY = ΣX1X2 = n = 51; SD x1 = SDy = 12.21 Untuk menghitung korelasi antara motivasi belajar (X1) dengan lingkungan belajar (X2) digunakan rumus: rxy12 = r12 = = nΣX 1 X 2 − (ΣX 1 )(ΣX 2 ) { n ΣX 2 1 − ( X 1 ) 2 }{nΣX 22 − (ΣX 2 ) 2 } (51× 639419) − (5163)(6034) {51(529126) − (5163) } {51(786494) − (6034) } 2 1456827 ( 328857 )( 3702038) = 0,416377274 = 0,416 2 1456827 1456827 = 1217441105660 = 3498814,87
  • 18. 261 Dengan demikian maka koefisien korelasi antara motivasi belajar dengan lingkungan belajar (r12) adalah 0,416 dengan koefisien determinasi 0,173. Uji keberartian koefisien korelasi antara motivasi belajar dengan lingkungan belajar (r12) adalah menggunakan rumus uji: t= r n −2 1−r 2 . Berdasarkan nilai koefisien korelasi antara motivasi belajar dengan lingkungan belajar maka uji keberartian koefisien korelasi antara motivasi belajar dengan lingkungan belajar adalah t hitung = 0,416 51 − 2 1 − 0,416 2 = (0,416)(7) 0,827 = 2,912 0,909 = 3,204 Dari hasil perhitungan di atas diperoleh nilai t hitung sebesar 5,204 lebih besar dari t tabel yaitu sebesar 1,684 pada α = 0,05 dengan dk 49, dan 2,423 pada α = 0,01 dengan dk 49. Dengan kriteria pengujian terima H 0 jika hitung ≤ t tabel dan tolak H0 jika t hitung > t tabel t maka H0 ditolak artinya koefisien korelasi X1 dengan X2 adalah sangat signifikan karena teruji pada α = 0,01.
  • 19. 262 4. Pengujian Hipotesis Ke Tiga. a. Menghitung Regresi Ganda antara Variabel Motivasi Belajar dan Lingkungan Belajar Secara Bersama-sama dengan Hasil Belajar Siswa. Persamaan regresi ganda dihitung dengan menggunakan rumus: ˆ Y = a + b1x1 + b2x2. Untuk menghitung regresi ganda diperlukan nilai-nilai sebagai ΣX12 = 529126; berikut. X1 = 5168; ΣY = 3803; ΣY2 = 290994; ΣX1X2 = 639419; X 1 ΣX1Y = 101.33; X 51; SDx1 = 10.43; SDx2 = 12.06; 1) ΣX2 = 6034; 2 ΣX22 = 786494; = 386542; ΣX2Y = 468817; = 123.61; Y = 74.56; SDy = 12.21 Menghitung beta satu (b1) dengan rumus: b1 = = 2 (ΣX 2 ) (ΣX 1Y ) − ( X 1 X 2 ) ( X 2 y ) ( ΣX ) ( ΣX ) − ( ΣX 2 1 2 2 1 X2) 2 (786496) (386542) − (639419) (468817) 4243239509 = = 2 ( 529126) ( 786496) − ( 639419) 7298824936 = 0,581359266 = 0,58 Jadi koefisien b1 adalah 0,44 n=
  • 20. 263 2) Menghitung beta dua (b2) dengan rumus b2 = (ΣX 12 ) (ΣX 2Y ) − ( X 1 X 2 ) ( X 1 y ) (ΣX ) ( ΣX ) − ( ΣX 2 1 2 2 1 X2) 2 = (529126) (468817) − (639419) (386542) ( 529126) ( 786494) − ( 639419) 2 = 990064844 7297766683 = 0,135666826 = 0,14 3) Menghitung konstan (a) dengan rumus a = Y −(b1 )( X 1) −(b2 )( X 2) = 74,56 −(0,44)(101,33) −(0,14)(123,61) =74,56 – 27,28 = 47,28 Jadi nilai konstan (a) adalah 47,28 Dengan demikian maka persamaan regresi ganda antara variabel motivasi belajar dan lingkungan belajar secara bersama-sama dengan hasil belajar siswa adalah: ˆ Y = 47,28 + 0,44 X 1 + 0,14 X 2 Persamaan regresi tersebut menunjukkan bahwa setiap kenaikan atau penurunan satu unit skor motivasi belajar dan lingkungan belajar secara bersama-sama, maka akan menaikan skor hasil belajar siswa sebesar 0,58 pada konstan 47,28.
  • 21. 264 4) Uji Keberartian Persamaan Regresi Ganda Pengujian kebnerartian regresi ganda menggunakan rumus: F= JK ( reg ) / k untuk kepentingan humus tersebut, maka dibutuhkan JK ( S ) /( n − k −1) nilai-nilai berikut. ΣX12 = 529126; X1 = 5168; 3803; ΣY2 = 290994; 639419; X 1 = 101.33; 10.43; SDx2 = 12.06; ΣX2 = 6034; ΣX1Y = 386542; X 2 = 123.61; ΣX22 = 786494; ΣX2Y = 468817; Y = 74.56; ΣY = ΣX1X2 = n = 51; SDx1 = SDy = 12.21 JK (reg) = b1 ΣX1Y +b2 ΣX2Y = 0,44 (386542) +0,14(468817) = 170078,48 + 65634,30 = 235712,86 JK(s) = ΣY2 - JK (reg) = 290994 – 235712,86 = 55281,14 F= JK ( reg ) / k 235712,86 : 2 11786,43 = 55281,14 : 48 = 1151,69 = 10,23402999 JK ( S ) /( n − k −1) = 10,23 Tabel 25. Anava Hasil Pengujian Regresi Ganda Sumber Variansi Regresi (reg) Dk 2 Regresi (res) 48 JK RJK 235712,86 11786,86 55281,14 1151,69 F hitung 10,23** F tabel α = 0,05 α = 0,01 3,19 5,08
  • 22. 265 Dari hasil perhitungan diperoleh nilai F hitung sebesar 10,23 sedangkan harga F tabel 3,19 pada α = 0,05 dengan dk penyebut 2 dan dk pembilang 48 dan harga F tabel Ternyata F 5,08 pada α = 0,01 dengan dk penyebut 2 dan dk pembilang 48. hitung lebih besar dari F tabel (10,23 > 5,08) sehingga persamaan ˆ Y = 47,28 + 0,44 X 1 + 0,14 X 2 adalah regresi ganda sangat berarti karena teruji pada α = 0,01. b. Uji Korelasi Ganda Menghitung koefisien korelasi ganda antara motivasi belajar (X1) dan lingkungan belajar (X2) secara bersama-sama dengan hasil belajar (Y). Rumus yang dapat digunakan untuk menghitung korelasi ganda adalah: R y −12 = ry21 + ry22 − 2( ry1 )(ry 2 )(r12 ) 2 1 − r12 Dari perhitungan korelasi di atas diketahui bahwa r y1 = 0,584; ry2 = 0,532; dan r12 = 0,416 maka koefisien korelasi gandanya adalah: R y −12 = 0,584 2 + 0,532 2 − 2(0,584)(0,532)(0,416) 1 − (0,416) 2 R y −12 = 0,624 −0,258 1 −0,173 = 0,665582451 = 0,366 0,827 = 0,443 = 0,666 Jadi koefisien korelasi ganda antara motivasi belajar (X1) dan lingkungan belajar (X2) secara besama-sama dengan hasil belajar siswa adalah
  • 23. 266 sebesar 0,666. Untuk mengetahui apakah koefisien korelasi ganda tersebut berarti atau tidak serta dapat digunakan sebagai bahan pengambilan keputusan maka dilakukan uji keberartian koefisien korelasi ganda dengan menggunakan rumus: F= R /k (1 − R 2 ) /( n − k −1) diketahui bahwa R = 0,666; n = 51; dan k = 2 maka uji keberartian koefisien korelasi ganda dilakukan sebagai berikut. F= 0,666 / 2 (1 − 0,666 2 ) /(51 − 2 −1) F= 0,333 (0,444) /( 48) = F= 0,333 0,009 0,333 (1 − 0,556) /( 48) = 37 Dari hasil perhitungan diperoleh nilai F hitung sebesar 37 sedangkan nilai F tabel pada α = 0,05 dengan dk penyebut 2 dan dk pembilang 48 adalah sebesar 3,19 dan sebesar 5,08 pada α = 0,01 dengan dk penyebut 2 dan dk pembilang 48. Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa nilai F hitung lebih besar dari F tabel (37 > 5,08) yang berarti koefisien korelasi ganda antara motivasi belajar (X1) dan lingkungan belajar secara bersama-sama dengan hasil belajar siswa (Y) sebesar 0,666 adalah sangat signifikan karena teruji pada α = 0,01. 5. Korelasi Parsial.
  • 24. 267 a. Korelasi Parsial Antara Motivasi Belajar (X1) dengan Hasil Belajar (Y) dengan Mengontrol Lingkungan Belajar (X2) Korelasi parsial antara motivasi belajar (X1) dengan hasil belajar siswa (Y) dengan mengontrol lingkungan belajar (X2) dihitung dengan menggunakan rumus korelasi Poduct Moment. Untuk kepentingan rumus maka diperlukan nilai-nilai: ry1 = 0,584; ry2 = 0,532; dan r12 = 0,416. ry1.2 = = ry1 − (ry 2 )(r12 ) 2 (1 − ry22 )(1 − r12 ) 0,584 − (0,532)(0,416) = (1 − 0,532 )(1 − 0,416 ) 2 2 0,584 − 0,221 (0,717)(0,827) = 0,363 0,593 = 0.363 0,770 = 0,471428571 = 0,471 Jadi koefisien korelasi antara motivasi berprestasi (X1) dengan hasil belajar siswa (Y) dengan mengontrol lingklungan belajar (X2) adalah 0,471. Uji keberartian koefisien korelasi parsial antara motivasi belajar (X1) dengan hasil belajar siswa (Y) dengan mengontrol lingkungan belajar (X2) adalah menggunakan rumus uji t sebagai berikut: t= = ry1.2 n − 3 1−r 2 y1.2 3,264 0,471 = 0,471 51 −3 1 −0,471 2 = 0,471 48 0,222 = 6,929936306 = 6,930 = (0,471)(6,93) 0,471
  • 25. 268 Dari hasil perhitungan di atas diperoleh nilai t hitung sebesar 6,93 lebih besar dari t tabel 1,684 pada α = 0,05 dengan dk 48, dan 2,423 pada α = 0,01 dengan dk 48. Dengan kriteria pengujian terima H0 jika t hitung lebih kecil atau sama dengan t tabel dan tolak H0 jika t hitung lebih besar dari t tabel, maka dalam pengujian ini H0 ditolak, artinya koefisien korelasi antara motivasi belajar (X1) dengan hasil belajar siswa (Y) dengan mengontrol lingkungan belajar (X2) adalah sangat signifikan karena teruji pada α = 0,01. b. Korelasi Parsial Antara Lingkungan Belajar (X2) dengan Hasil Belajar Siswa (Y) dengan Mengontrol Motivasi Belajar (X1) Pengujian korelasi parsial antara lingkungan belajar (X2) dengan hasil belajar siswa (Y) dimana variabel motivasi belajar (X1) dikontrol dihitung dengan menggunakan rumus korelasi Poduct Moment. Untuk kepentingan rumus maka diperlukan nilai-nilai: ry1 = 0,584; ry2 = 0,532; dan r12 = 0,416 ry 2.1 = = ry 2 − ( ry1 )(r12 ) 2 (1 − ry2 )(1 − r12 ) 1 0,532 − (0,584)(0,416) = (1 − 0,584 )(1 − 0,416 ) 2 = 0,392130257 = 0,392 2 0,532 − 0,243 (0,656)(0,827) = 0,289 0,543 = 0,289 0,737
  • 26. 269 Jadi koefisien korelasi antara lingkungan belajar (X2) dengan hasil belajar siswa (Y) dimana variabel motivasi belajar (X1) dikontrol adalah 0,392. Uji keberartian koefisien korelasi parsial antara lingkungan belajar (X2) dengan hasil belajar siswa (Y) dimana variabel motivasi belajar (X1) dikontrol adalah menggunakan rumus uji t sebagai berikut: t = = ry1.2 n −3 1 −r 2 y1.2 2,717 0,920 = 0,392 51 −3 1 −0,392 2 = 0,392 48 0,846 = (0,392)(6,93) 0,920 = 2,953 Dari hasil perhitungan di atas diperoleh nilai t hitung sebesar 2,953 lebih besar dari t tabel 1,684 pada α = 0,05 dengan dk 48, dan 2,423 pada α = 0,01 dengan dk 48. Dengan kriteria pengujian terima H0 jika t hitung lebih kecil atau sama dengan t tabel dan tolak H0 jika t hitung lebih besar dari t tabel, maka dalam pengujian ini H0 ditolak, artinya koefisien korelasi antara lingkungan belajar (X2) dengan hasil belajar siswa (Y) dengan mengontrol motivasi belajar (X1) adalah sangat signifikan karena teruji pada α = 0,01.