DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
WUDU DAN SUCI BADAN
1. Kitab Bersuci
1. Kewajiban bersuci ketika salat
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Dari Rasulullah saw. beliau bersabda: Salat salah seorang di antara kalian
tidak akan diterima apabila ia berhadas hingga ia berwudu. (Shahih Muslim
No.330)
2. Cara wudu dan kesempurnaannya
Hadis riwayat Usman bin Affan ra.:
Bahwa Ia (Usman ra.) minta air lalu berwudu. Beliau membasuh kedua
telapak tangannya tiga kali lalu berkumur dan mengeluarkan air dari hidung.
Kemudian membasuh wajahnya tiga kali, lantas membasuh tangan kanannya
sampai siku tiga kali, tangan kirinya juga begitu. Setelah itu mengusap
kepalanya, kemudian membasuh kaki kanannya sampai mata kaki tiga kali,
begitu juga kaki kirinya. Kemudian berkata: Aku pernah melihat Rasulullah
saw. berwudu seperti wuduku ini, lalu beliau bersabda: Barang siapa yang
berwudu seperti cara wuduku ini, lalu salat dua rakaat, di mana dalam dua
rakaat itu ia tidak berbicara dengan hatinya sendiri, maka dosanya yang telah
lalu akan diampuni. (Shahih Muslim No.331)
3. Keutamaan wudu dan salat sunat wudu
Hadis riwayat Usman ra.:
Dari Abu Anas bahwa Usman ra. berwudu di kedai dan berkata: Maukah aku
tunjukkan cara wudu Rasulullah saw.? Kemudian ia berwudu tiga kali tiga kali.
(Shahih Muslim No.337)
4. Wudu Nabi saw.
2. Hadis riwayat Abdullah bin Zaid bin Ashim Al-Anshari ra.:
Dia pernah diminta berwudu seperti wudu Rasulullah saw., Lalu ia minta air
sebejana, kemudian menuangkannya pada kedua tangannya dan
membasuhnya tiga kali. Setelah itu ia masukkan tangannya lalu
mengeluarkannya, berkumur dan menghirup air ke hidung dari satu telapak
tangan. Ia mengerjakannya tiga kali. Sesudah itu ia memasukkan tangannya
lalu mengeluarkannya, kemudian membasuh wajahnya tiga kali. Setelah itu
memasukkan tangannya lalu mengeluarkannya, kemudian membasuh kedua
tangannya sampai siku masing-masing dua kali. Lalu memasukkan tangan lalu
mengeluarkannya, kemudian mengusap kepala. Ia mengusapkan kedua
tangannya ke depan lalu ke belakang. Setelah itu membasuh kedua kakinya
sampai mata kaki, dan berkata: Demikianlah wudu Rasulullah saw.. (Shahih
Muslim No.346)
5. Hitungan ganjil dalam hal menghirup air ke hidung dan beristinja
dengan batu
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa Nabi saw. bersabda: Apabila salah seorang di antara engkau beristinja
dengan batu, hendaklah beristinja dengan hitungan ganjil dan apabila
berwudu lalu memasukkan air ke hidung, hendaklah mengeluarkannya.
(Shahih Muslim No.348)
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa Nabi saw. bersabda: Apabila salah seorang di antara engkau bangun
tidur, hendaklah mengeluarkan air dari hidungnya (istintsar) tiga kali, karena
setan itu menginap di batang hidungnya. (Shahih Muslim No.351)
6. Wajib membasuh kedua kaki dengan sempurna
Hadis riwayat Abdullah bin Umru ra., ia berkata:
Bersama Rasulullah saw. kami kembali dari Mekah menuju Madinah. Ketika
kami berada pada sebuah oase di tengah jalan, beberapa orang tergesa-gesa
menunaikan salat Asar. Mereka berwudu dengan tergesa-gesa. Lalu kami
3. dekati mereka, tampak tumit mereka tidak terkena air, maka Rasulullah saw.
bersabda: Siksa neraka bagi (pemilik) tumit itu. Sempurnakanlah wudu kalian.
(Shahih Muslim No.354)
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa Nabi saw. melihat seorang lelaki tidak membasuh kedua tumitnya,
beliau bersabda: Siksa neraka, bagi para pemilik tumit. (Shahih Muslim
No.356)
7. Sunat memperluas basuhan dari yang wajib, seperti membasuh muka
lebih luas, tangan, kaki
Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Kalian adalah orang-orang yang memiliki cahaya
muka, cahaya tangan dan cahaya kaki pada hari kiamat, karena
penyempurnaan wudu. Maka barang siapa di antara kalian yang mampu,
hendaklah ia memanjangkan cahaya putih tersebut. (Shahih Muslim No.362)
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa Rasulullah saw. menziarahi kuburan. Beliau berdoa: "Semoga
keselamatan tetap dilimpahkan kepadamu, hai kaum yang mukmin dan kami,
insya Allah akan menyusulmu". Aku senang apabila aku dapat bertemu
dengan saudara-saudaraku. Para sahabat bertanya: Bukankah kami saudara-
saudaramu, wahai Rasulullah? Beliau menjawab: Engkau adalah sahabat-
sahabatku, sedang saudaraku adalah orang-orang yang belum datang
setelahku. Mereka bertanya lagi: Bagaimana engkau dapat mengenal umatmu
yang belum datang di masa ini? Beliau bersabda: Tahukah engkau,
seandainya ada seorang lelaki memiliki kuda yang bersinar muka, kaki dan
tangannya kemudian kuda itu berada di antara kuda-kuda hitam legam,
dapatkah ia mengenali kudanya? Mereka menjawab: Tentu saja dapat, wahai
Rasulullah. Beliau bersabda: Sesungguhnya umatku akan datang dengan
wajah, kaki dan tangan yang bersinar, bekas wudu. Aku mendahului mereka
datang ke telaga. Ingat! Beberapa orang akan dihalang-halangi mendatangi
telagaku, sebagaimana unta hilang yang dihalang-halangi. Aku berseru
kepada mereka: Kemarilah! Lalu dikatakan: Sesungguhnya mereka telah
4. mengganti (ajaranmu) sesudahmu. Aku berkata: Semoga Allah menjauhkan
mereka. (Shahih Muslim No.367)
8. Siwak
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Dari Nabi saw., beliau bersabda: Seandainya aku tidak khawatir akan
memberatkan orang-orang beriman (dalam hadis riwayat Zuhair, umatku),
niscaya aku perintahkan mereka bersiwak setiap kali akan salat. (Shahih
Muslim No.370)
Hadis riwayat Abu Musa ra., ia berkata:
Aku mendatangi Nabi saw. sementara ujung siwak berada di mulut beliau.
(Shahih Muslim No.373)
Hadis riwayat Hudzaifah ra., ia berkata:
Apabila Rasulullah saw. bangun untuk melakukan salat tahajjud, beliau
menggosok giginya dengan siwak. (Shahih Muslim No.374)
9. Karakter fitrah alami
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Dari Nabi saw., beliau bersabda: Fitrah itu ada lima, atau ada lima perkara
yang termasuk fitrah; berkhitan; mencukur rambut kemaluan; memotong
kuku; mencabut bulu ketiak dan menggunting kumis. (Shahih Muslim No.377)
Hadis riwayat Ibnu Umar ra.:
Dari Nabi saw., beliau bersabda: Potonglah kumis dan panjangkanlah jenggot.
(Shahih Muslim No.380)
10. Cebok dan adab buang air
Dari Abu Ayyub Al-Anshari ra.:
Bahwa Nabi saw. bersabda: Apabila engkau ke WC, janganlah menghadap
kiblat atau membelakanginya ketika kencing atau buang air besar, tetapi
menghadaplah ke timur atau ke barat. (Shahih Muslim No.388)
5. Hadis riwayat Abdullah bin Umar ra. bahwa ia berkata:
Banyak orang berkata: Apabila engkau duduk buang hajatmu, janganlah
menghadap kiblat atau Baitulmakdis. Abdullah berkata: Aku pernah naik ke
loteng rumah, aku melihat Rasulullah saw. duduk berjongkok buang hajat di
atas dua buah batu dengan menghadap ke Baitulmakdis. (Shahih Muslim
No.390)
11. Larangan beristinja dengan tangan kanan
Hadis riwayat Abdullah bin Abu Qatadah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Janganlah seorang di antara kalian memegang
kemaluannya dengan tangan kanan saat kencing. Jangan beristinja dengan
tangan kanan. Dan janganlah bernafas dalam wadah (minuman). (Shahih
Muslim No.392)
12. Menggunakan tangan kanan dalam bersuci atau lainnya
Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. suka memulai dengan yang kanan saat bersuci, menyisir
rambut dan memakai sandal. (Shahih Muslim No.395)
13. Beristinja dengan air dari buang hajat
Hadis riwayat Anas bin Malik ra.:
Bahwa Rasulullah saw. pernah memasuki kebun, diikuti seorang anak muda
yang membawa kendi, ia paling muda di antara kami, lalu anak muda itu
meletakkan kendinya dekat pohon bidara. Setelah Rasulullah saw.
menyelesaikan hajat beliau menemui kami lagi. Tadi beliau beristinja dengan
air. (Shahih Muslim No.398)
14. Mengusap sepasang khuf (sepatu kulit)
Hadis riwayat Jarir bin Abdullah ra.:
Dari Hammam, ia berkata: Jarir pernah buang air kecil, kemudian berwudu
dan mengusap sepasang khufnya. Lalu ia ditanya: Engkau melakukan hal itu?
6. Dia menjawab: Ya, aku pernah melihat Rasulullah saw. buang air kecil,
kemudian berwudu dan mengusap sepasang khuf beliau. (Shahih Muslim
No.401)
Hadis riwayat Hudzaifah ra., ia berkata:
Aku pernah bersama Nabi saw. tiba di suatu tempat pembuangan sampah
milik suatu kaum. Beliau kencing dengan berdiri, lalu aku menjauh. Beliau
bersabda: Mendekatlah, maka aku mendekat sampai berdiri di dekat tumit
beliau. Kemudian beliau berwudu dan mengusap sepasang khuf beliau.
(Shahih Muslim No.402)
Hadis riwayat Mughirah bin Syu`bah ra.:
Dari Rasulullah saw. bahwa beliau keluar untuk buang hajat dan Mughirah
mengikutinya dengan membawa sekantung air. Setelah Nabi selesai ia
menuangkan airnya. Beliau berwudu dan mengusap kedua khuf beliau.
(Shahih Muslim No.404)
15. Orang yang akan wudu makruh mencelupkan tangannya yang
diragukan kenajisannya ke dalam wadah (air) sebelum dibasuh tiga kali
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa Nabi saw. pernah bersabda: Apabila salah seorang di antara engkau
bangun tidur, janganlah mencelupkan tangannya ke dalam bejana air
sebelum membasuhnya tiga kali, karena ia tidak tahu dimanakah tangannya
menginap. (Shahih Muslim No.416)
16. Hukum jilatan anjing
Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Apabila anjing minum (dengan ujung lidahnya)
dalam wadah milik salah seorang di antara kalian, hendaklah ia membuang
airnya kemudian membasuh wadah itu tujuh kali. (Shahih Muslim No.418)
17. Larangan kencing pada air tergenang
7. Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Dari Nabi saw., beliau bersabda: Janganlah salah seorang di antara kalian
kencing dalam air yang diam tergenang lalu mandi dengan air tersebut.
(Shahih Muslim No.424)
18. Wajib membasuh air kencing dan najis-najis lain yang ada di mesjid
dan bahwa tanah dapat disucikan dengan air tanpa harus menggalinya
Hadis riwayat Anas ra.:
Bahwa seorang badui kencing di mesjid, lalu sebagian sahabat
menghampirinya. Rasulullah saw. bersabda: Biarkan, jangan engkau
hentikan. Anas berkata: Ketika orang itu telah selesai, Nabi saw. meminta
seember air, lalu menyiramkannya pada tempat kencing itu. (Shahih Muslim
No.427)
19. Hukum air kencing bayi yang masih menyusu dan cara membasuhnya
Hadis riwayat Aisyah istri Nabi ra.:
Bahwa Nabi saw. pernah didatangi orang-orang yang membawa beberapa
bayi, kemudian beliau mendoakan dan menyuapi mereka. Lalu seorang anak
kencing dan mengenai beliau. Lantas beliau meminta air dan menuangkannya
pada air kencing tadi dan tidak mencucinya. (Shahih Muslim No.430)
Hadis riwayat Ummu Qais binti Mihshan ra.:
Bahwa ia datang kepada Rasulullah saw. dengan membawa putranya yang
belum pernah makan makanan, kemudian meletakkannya di pangkuan beliau,
lalu bayi tersebut kencing. Beliau hanya menyiramnya dengan air. (Shahih
Muslim No.432)
20. Hukum mani (sperma)
Hadis riwayat Aisyah ra.:
Dari Alqamah bahwa seseorang datang kepada Aisyah, kemudian Aisyah
berkata: Seandainya engkau melihat mani, maka engkau cukup mencuci
tempatnya saja, kalau engkau tidak melihatnya, engkau siram air di
8. sekitarnya. Aku pernah mengerik mani pada pakaian Rasulullah saw. dengan
sekali kerik, kemudian beliau memakainya untuk salat. (Shahih Muslim
No.434)
21. Najisnya darah dan cara membasuhnya
Hadis riwayat Asma ra., ia berkata:
Seorang wanita datang kepada Nabi saw., ia berkata: Salah seorang di antara
kami, pakaiannya terkena darah haid. Apa yang harus dilakukannya? Beliau
bersabda: Mengerik darah itu, lalu menggosoknya dengan air, kemudian
dibasuh. Setelah itu ia boleh salat dengan pakaian tersebut. (Shahih Muslim
No.438)
22. Dalil najisnya air kencing dan kewajiban membersihkannya
Hadis riwayat Ibnu Abbas ra., ia berkata:
Rasulullah saw. pernah melewati dua buah kuburan, lalu beliau bersabda:
Ingat, sesungguhnya dua mayit ini sedang disiksa, namun bukan karena dosa
besar. Yang satu disiksa karena ia dahulu suka mengadu domba, sedang
yang lainnya disiksa karena tidak membersihkan dirinya dari air kencingnya.
Kemudian beliau meminta pelepah daun kurma dan dipotongnya menjadi
dua. Setelah itu beliau menancapkan salah satunya pada sebuah kuburan dan
yang satunya lagi pada kuburan yang lain seraya bersabda: Semoga pelepah
itu dapat meringankan siksanya, selama belum kering. (Shahih Muslim
No.439)