2. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Siapa yang berwudhu seperti ini, Allah akan ampuni dosa
yang pernah ia lakukan dan sholat serta langkah kakinya -untuk sholat jama’ah-
adalah pahala tambahan baginya”
1. Arti Wudhu
Secara bahasa Wudhu berarti:
1. Wudhu’ (ٌءُوض ُ)و yang berarti: melakukan aktifitas wudhu’
2. Wadhu’ (ٌءُوض َ)و yang berarti: air yang digunakan untuk wudhu’
Wudhu berasal dari kata Wadho’ah ( َو
ٌةَءاَض ) yang berarti indah dan bersih, wudhu shalat
dinamakan demikian karena ia membersihkan.
Secara istilah Wudhu berarti:
Menggunakan air yang thahur (suci dan mensucikan) dari untuk bersuci dari hadats
dengan mencuci beberapa bagian tertentu yang telah dijelaskan oleh syari’at
Maksud hadats : keadaan yang menjadikan seseorang tidak layak untuk shalat atau
ibadah yang semacamnya.
Keadaan yang dimaksud adalah keadaan yang ditentukan syari’at: memakan daging unta,
tidur yang begitu nyenyak, buang angin, Wanita yang usai melahirkan, haid dan lain
sebagainya.
Macam-macam air:
1. Thahur (suci dan mensucikan) : yaitu air yang masih dalam kondisi asalnya, seperti air
hujan, sumur, laut, sungai, dan sebagainya.
2. Najis, yaitu air yang telah tercampur benda najis, kemudian berubah salah satu dari
tiga sifat air, bau, warna, atau rasanya.
1
3. 2. Syari’at Wudhu
Dalil dari Al-Qur’an
1. Firman Allah ta’ala:
"
ْام َو ِقِفا َرَمْال ىَلِإ ْمُكَيِدْيَأ َو ْمُكَهوُج ُو واُلِسْغاَف ِة َ
ﻼﱠصال ىَلِإ ْمُتْمُق اَذِإ واُنَمآ َِينذﱠال اَهﱡيَأ اَي
واُحَس
ْيَبْعَكْال ىَلِإ ْمُكَلُج ْرَأ َو ْمُكِسؤُوُرِب
"...ن
“Wahai orang yang beriman, apabila kalian ingin menegakkan shalat maka basuhlah wajah
kalian, tangan kalian hingga siku-siku, usaplah kepala kalian dan -basuhlah- kaki kalian
hingga mata kaki…” (Q.S. Al-Maidah: 6)
2. Rasulullah ﷺ bersabda:
ﱠأض ََوتَي ىﱠتَح َثَدْحَأ اَذِإ ْمُكِدَحَأ ُة َ
ﻼَص ُلَبْقُت َ
ﻻ
Artinya: “Tidak akan diterima shalat seorang diantara kalian jika ia berhadats hingga dia
berwudhu”.
3. Rasulullah ﷺ bersabda:
ِ
ْريَغِب ٌة َ
ﻼَص ُلَبْقُت َ
ﻻ
ٍلوُلُغ ْنِم ٌةَقَدَص َ
ﻻ َو ٍ
ورُهُط
“Tidak akan diterima shalat tanpa bersuci dan shadaqah yang didapatkan dari
kecurangan”.
4. Rasulullahﷺ juga bersabda:
ِيملْسﱠتال اَهُلِيلْحَت َو ُيرِبْكﱠتال اَهُمي ِ
رْحَت َو ُورُهﱡالط ِة َ
ﻼﱠصال ُحَاتْفِم
“Kunci shalat adalah bersuci, pengharamannya adalah takbir, penutupnya adalah salam”.
2
3. Keutamaan Wudhu
1. Sebab terhapusnya dosa dan diangkatnya derajat
Nabi ﷺ bersabda:
يا ىَلَب واُلقا ِ؟تجا َﱠردال به ُعَف ْرَيو ،َطاياخال به ُهﱠالل وُحْمَي ما ىَلع ْمُكﱡُلدأ ﻻَأ
ىَلع ُِوءض ُالو ُغْباسإ :َلقا ،ِهالل َلسو َر
ْعُش ِثديَح في َ
وليس .ُباط ِّالر ُمُكِلَذَف ،ِةﻼﱠصال َدْعَب ِةﻼﱠصال ُِظارتْنوا ،ِد ِساجَمال إلى طاُخال ُةَرَْثكو ،ِه ِ
كارَمال
.ِباط ِّالر ُرْكِذ َةَب
ا ُمُكِلَذَف ،ُباط ِّالر ُمُكِلَذَف ِْنيَتْنِث ٍِكلما ِثديَح وفي
.ُباط ِّلر
“Maukah kalian aku tunjukkan pada hal-hal yang dengannya Allah hapus dosa-dosa dan
mengangkat derajat. Para Sahabat berkata: Ya, wahai Rasulullah. Rasul bersabda:
menyempurnakan wudhu pada saat kesulitan, memperbanyak jalan menuju masjid,
menunggu sholat setelah sholat. Itu adalah ar-Ribaath 3x (bagaikan berjaga di perbatasan
dalam perang di jalan Allah).”
Nabi ﷺ bersabda:
ُلِسْغَي ِةَﻼﱠصال َدْعَب ةَﻼصﱠال ُارَظِتْنوا ِد ِاجَسَمال لىِإ ِامَدْقَﻷا ُلاَمْعِإو ِه ِ
َاركَمال َدْنِع ُوءض ُالو ُغَاْبسِإ
ًﻼْسَغ َايَاَطخال
“menyempurnakan wudhu dalam situasi yang tidak disukai, menggunakan kaki untuk
dilangkahkan menuju masjid, menunggu shalat seusai shalat, akan membersihkan dosa
sebersih-bersihnya”.
2. Air wudhu melunturkan dosa-dosa
Nabi ﷺ bersabda:
اَذِإ
َنْيَعب اَهْيَلِإ َرَظَن ٍةَئيَِطخ ﱡلُك ِهِهْج َو مِن َجََرخ ُهَهْج َو َلَسَغَف ،ُنِمْؤُمال ِوَأ ،ُمِلْسُمال ُدْبَعال َﱠأض ََوت
مع ْ
وَأ ،ِاءَمال مع ِهْي
اَدَي اَهْتَشَطَب َكان ٍةَئيَِطخ ﱡلُك ِهْيَدَي مِن َج ََرخ ِهْيَدَي َلَسَغ اَذِإَف ،ِاءَمال ِرْطَق ِ
ر ِآخ
،ِاءَمال ِ
رْطَق ِ
ر ِآخ مع ْوَأ ،ِاءَمال مع ُه
ُرْخَي ىﱠتح ،ِاءَمال ِ
رْطَق ِ
ر ِآخ مع ْ
وَأ ،ِاءَمال مع ُه َ
ﻼْج ِ
ر اَهْتَشَم ٍةَئَطِيخ ﱡلُك ْتَجََرخ ِهْيَلْج ِر َلَسَغ اَذِإَف
َنِم ِياقَن َج
.ِبوُنﱡذال
“Jika seorang hamba muslim atau mukmin berwudhu kemudian ia mencuci wajahnya,
keluarlah dari wajahnya seluruh dosa karena penglihatan kedua matanya bersamaan
dengan air atau akhir tetesan air. Jika ia mencuci kedua tangannya, keluarlah dari kedua
tangannya setiap dosa yang dilakukan tangannya bersamaan dengan air atau tetesan air
terakhir. Jika ia mencuci kedua tangannya keluarlah semua dosa yang dilakukan langkah
kakinya bersamaan dengan air atau tetesan air terakhir, hingga ia keluar (dari berwudhu)
dalam keadaan bersih dari dosa”.
3
4. 3. Cahaya wudhu adalah symbol umat Nabi Muhammad ﷺ
Nabi ﷺ bersabda:
ْإن اﱠنوإ ،َِيننِمْؤُم ٍم ْ
وَق َدار مُكْيَلع ُمﱠﻼسال :َلفقا ،َة َُربْقَمال َىتأ َمﱠوسل عليه ُهﱠالل ىﱠلَص ِهالل َلسوَر ﱠأن
ْمُكب ُهﱠالل َءشا
ْناسَل َأو :قالوا َنانواْإخ ْنايَأ َر ْدق اﱠنأ ُْتدِدو ،َونُق ِﻻح
ْمَل َِينذﱠال ناُنواْوإخ يِبحاْصأ ْمُتأن :َلقا ،ِهالل َلسوَر يا ؟ََكنواْإخ
ً
ﻼُجَر ﱠأن لو َْتيَأ َأر :َلفقا ،ِهالل َلسو َر يا ؟َِكتﱠمُأ نِم ُدْعَب ِتْأَي ْمَل نَم ُف ِرْعَت َكيف :فقالوا ُدْعَب واُتْأَي
ﱞرُغ ٌلْيَخ له
ْهُد ٍلْيَخ ْيَرْهَظ َْنيب ٌةَلﱠجَحُم
َنِم َِينلﱠجَحُم ارُغ َونُتْأَي ْمُهﱠنفإ :َلقا ،ِهالل َلسو َر يا ىَلَب :قالوا ُ؟هَلْيَخ ُف ِ
رْعَي أﻻ ٍمْهُب ٍم
ُلَه أﻻ ْمِهِيدناُأ ﱡلﱠاضال ُِيرعَبال ُدُذاي كما ي ِ
ض ْ
وَح عن ٌلجا ِ
ر ﱠنَدُذايَل أﻻ ِ
ض ْوَحال ىَلع ْمُهُطَرَف وأنا ،ُِوءض ُالو
:ُلُقايف ﱠم
ﱠنإ
ي ِ
ض ْ
وَح عن ٌلجا ِ
ر ﱠنَدُذايَلَف :رواية وفي .اًقُْحس اًقُْحس ُلوُقفأ ََكدْعَب واُلﱠدَب ْدق ْمُه
.
“Para Sahabat bertanya: Wahai Rasulullah shollallahu alaihi wasallam bagaimana engkau
mengetahui orang yang datang setelahmu bahwa ia adalah umatmu? Rasul menyatakan:
Bagaimana pendapatmu jika seseorang memiliki kuda yang putih pada bagian depan
kepala dan kaki-kakinya berada di sekumpulan kuda yang hitam legam, tidakkah ia bisa
mengenali kudanya? Para Sahabat berkata: Ya, wahai Rasulullah. Beliau bersabda:
Sesungguhnya mereka (umatku) akan datang pada hari kiamat dalam keadaan putih
(bersinar) pada bagian wajah, tangan dan kakinya karena wudhu”
4. Wudhu adalah bagian terpenting dalam shalat
Nabi ﷺ bersabda:
ُﻸَْمت ِهﱠِلل ُدْمَحْوال ،ِاﻹيمان ُرَْطش ُورُهﱡالط
ِن َ
ﻶْمَت ِهﱠِلل ُدْمَحْوال ِهالل َْحانبُسو ،َيزانِالم
-
ُﻸَْمت ْ
وَأ
-
ِتواَمﱠسال َْنيب ما
ِ
اسﱠنال ﱡلُك ،َْكيَلَع ْأو ،َكَل ٌﱠةجُح ُآن ْرُقْوال ،ٌءيا ِ
ض ُْربﱠصوال ،ٌهان ُْرب ُةَقَدﱠصوال ،ٌورُن ُةﻼﱠصوال ، ِ
ض ْواﻷر
ُهَسْفَن ٌعِيباَف ُودْغَي
هاُقِتْعُمَف
.هاُقِبوُم ْأو ،
“Thuhur (bersuci) adalah separuh dari keimanan, ‘Alhamdulillah’ memberatkan
timbangan, ‘Subhanallah’ dan ‘Alhamdulillah’ akan mengisi antara langit dan bumi,
Shalat adalah cahaya, Sedekah adalah bukti, Sabar adalah penerang, Al-qur’an
adalah pembelamu atau musuhmu, Setiap manusia akan berangkat di pagi hari ada
yang mengusahakan untuk memerdekakan dirinya dan ada yang membinasakan
dirinya”.
5. Wudhu adalah pelebur dosa (dosa yang berhubungan dengan hak Allah)
Nabi ﷺ bersabda:
ﱠأض ََوت ْنَم
.ةَلِفَان ِدْجسَمال ىَلِإ ُهُيْشَم َو ُهُتَﻼَص َْتنَاك َو ،ِهِبْنَذ ْمِن َﱠمدَقَت اَم ُهَل َِرفُغ ،اَذَكه
“Barangsiapa yang berwudhu seperti ini, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni,
dan sholatnya serta jalannya ia ke masjid adalah tambahan baginya”.
4
Nabi ﷺ bersabda:
ُهعن تمحو اليسرى هُلرج ْتزل ْمل ، ُةالصﻼ إﻻ ُهُع ِ
ينز ﻻ ِدالمسج إلى َجخر ﱠمث ، َءضو ُالو َفأحسن ُكمدأح َتوضأ إذا
ا ًْوبح ولو ﻷتوهما ِوالصبح ِةَمَتَعال في ما ُالناس ُميعل ولو ، َدالمسج َليدخ حتى ، ًحسنة اليمنى له ُوتكتب ، ًسيئة
“Apabila salah seorang dari kalian berwudhu, kemudian ia perbagus wudhunya, lalu ia
keluar menuju masjid tanpa ada niatan lain selain shalat, kaki kirinya akan terus
menghapus dosanya, dan kaki kanannya akan mencatatkan kebaikan sampai ia
memasuki masjid, dan jika orang-orang tau apa yang ada pada waktu malam dan subuh
maka mereka akan mendatanginya meskipun harus merangkak”.
Dalam hadits Humran bekas budaknya Utsman:
Rasulullah bersabda:
ﻻ ِْنيَتَعْكَر َعَكَرَف َقام ﱠمُث هذا ِيئُوض ُو َوْحَن َﱠأض ََوت نَم
ِهِبْنَذ مِن َﱠمدَقَت ما له َِرفُغ ُهَسْفَن ماِهِيف ُِثّدَحُي
.
Barangsiapa yang berwudhu seperti wudhuku ini kemudian bangkit sholat dua rokaat
dengan khusyu maka akan diampuni dosanya yang telah lalu.
6. Wudhu menyempurnakan pahala sholat
Nabi ﷺ bersabda:
من ُ
ينقص ﻻ هاَوحضر ها ﱠ
صﻼ نَم ِ
أجر َلمث هﱠالل أعطاه واﱠصل قد َ
اسﱠنال َدفوج راح ﱠمث ، وضوءه َفأحسن َﱠأضتو نَم
اًئشي ِمه ِ
أجور
“siapa yang memperbagus wudhunya kemudian ia berangkat lalu ia dapati orang- orang
sudah selesai dari sholat jama’ahnya, Allah akan memberikannya sama seperti pahala
mereka yang telah sholat secara jama’ah, tidak akan mengurangi pahala mereka
sedikitpun”.
7. Meraih syurga dengan wudhu
Nabi ﷺ bersabda:
ِيّلَصُيف ُموُقَي ﱠمُث ،ُهَءُوض ُو ُنِسْحُيف ُﱠأض ََوتَي ٍِملْسُم نِم ما
ُةﱠنَجال له ْتَبَجو ﱠ
إﻻ ،ِهِهْج َوو ِهِبْلَقب عليهما ٌلِبْقُم ،ِْنيَتَعْكَر
“Tidaklah seorang muslim berwudhu kemudian menyempurnakan wudhunya kemudian
bangkit melakukan sholat dua rokaat menghadapkan wajah dan hatinya (kepada Allah)
kecuali wajib baginya surga”.
5
5. 4. Sifat Wudhu Nabi ﷺ
Niat
"
َ
ة َ
ر ِ
خ
ْ
اﻵ
ُ
د
ُ
ي
ْ
ن َم ْ
م
ْ
ن ِ
م َ
و اَ ْ
ن
ﱡ
الد
ُ
د
ُ
ي
ْ
ن َم ْ
م
ْ
ن ِ
م
"
“diantara kalian ada yang menginginkan dunia, dan ada yang menginginkan akhirat”
Arti niat adalah: keinginan kuat dari hati untuk melakukan sesuatu
niat untuk berwudhu adalah keinginan kuat untuk berwudhu sebagai bentuk
ketaatan kepada perintah Allah dan rasul-Nya ﷺ
Syaikhul Islam Ibnu Taymiyyah rahimahullah berkata: “letak niat adalah di hati
dan bukan di lisan”
Beliau berkata: “kalau seandainya seseorang berkata sesuatu yang bertolak
belakang dengan niat hatinya, maka yang dianggap adalah apa yang ia niatkan bukan
apa yang ia ucapkan, jika ia mengucapkan niat tanpa adanya niat hati amalan itu tidak
sah sesuai kesepakatan ulama”.
Rasulullahﷺ bersabda:
َم
ﱠ
إن
َ
اﻷ ا
َم
ْ
ﻋ
ِ
ُال
َم
ﱠ
نو ، ِ
اتّ ﱢ
الن
َم ئر ْام ﱢل ِل ا
ى َ
و
َ
ن ا
“sesungguhnya setiap amalan itu ada niatnya, dan bagi setiap orang ganjaran sesuai
dengan apa yang ia niatkan…”
Beberapa masalah terkait niat
1. Diantara tugas niat adalah membedakan antara perbuatan satu dengan yang lain,
sebagai contoh: seseorang yang belum melaksanakan sholat dzuhur kemudian ia
mengikuti jama’ah sholat ashar, maka boleh baginya untuk melakukan sholat dzuhur
Bersama jama’ah yang sedang sholat ashar. Maka yang membedakan sholatnya
dengan sholat lainnya adalah niat.
Demikian pula niat seseorang Ketika mandi wajib, itulah yang membedakannya
dengan mandi biasa.
2. Niat hasanah mempengaruhi suatu ibadah, menambahkan pahala serta keutamaan
ibadah.
Niat sayyi-ah mengurangi nilai suatu ibadah, bahkan bisa menjadikan suatu ibadah
tidak bernilai disisi Allah
ٌ
معاذ قال
a
خاري ال رواه ( قومتي سب أح ما نومتي سب فأح ،وأقوم فأنام أنا ا ﱠأم ) :
.
6
Mu’adz a berkata: “ Adapun aku, maka aku tidur dan juga bangun, dan aku
mengharap pahala dari tidurku sebagaimana aku mengharapkannya Ketika aku
terjaga”.
3. Niat hasanah tidak akan merubah status kemaksiatan atau dalam ibadah yang tidak
ada ajarannya dari Nabi ﷺ
َلاَق
:
”
ﱡوادُعَف
ْمُكِتَائِّيَس
،
َانَأَف
ٌنِامَض
ْنَأ
َ
ﻻ
َعي ِ
ضَي
ْنِم
ْمُكِتَانَسَح
ٌءَْيش
،
ْمُكَحْي َو
اَي
َةﱠمُأ
ٍدﱠمَحُم
،
اَم
َع َْرسَأ
ْمُكَتَكَلَه
ِء َ
ﻻَُؤه
ُةَباَحَص
ْمُكِّيِبَن
ىﱠلَص
ُهالل
ِهْيَلَع
َمﱠلَس َو
َونُِرفا ََوتُم
،
ِهِذَه َو
ُهُباَيِث
ْمَل
َلْبَت
،
ُهُتَيِنآ َو
ْمَل
، ْرَسْكُت
َو
ِيذﱠال
ِيسْفَن
،ِهِدَيِب
ْمُكﱠنِإ
ىَلَعَل
ٍةﱠلِم
َِيه
ىَدْهَأ
ْنِم
ِةﱠلِم
ٍدﱠمَحُم
ىﱠلَص
ُهالل
ِهْيَلَع
َمﱠلَس َو
ْ
أو
وُحِتَتْفُم
ِباَب
ٍةَل َ
ﻼَض
”
،
واُلاَق
:
ِهﱠالل َو
اَي
اَبَأ
ِدْبَع
،ِنَمْح ﱠالر
اَم
َانْد َرَأ
ﱠ
ﻻِإ
َْريَخْال
.
َلاَق
” :
ْمَك َو
ْنِم
ٍدي ِ
رُم
ِ
ْريَخِْلل
ْنَل
ُهَبي ِ
ُصي
."
Ibnu Mas’ud berkata kepada mereka: “ hitunglah keburukan yang kalian lakukan, aku
jamin kebaikan kalian tidak akan hilang sedikitpun, celakalah kalian wahai umat
Muhammad! Cepat sekali kalian jatuh dalam kebinasaan, mereka sahabat- sahabat
Nabi kalian masih banyak tersebar, baju beliau y masih belum hancur, bejana beliau
belum pecah, demi Dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya, apakah kalian berada pada
agama yang lebih baik dari ajaran Muhammad? Atau kalian sedang membuka pintu
kesesatan?” Mereka berkata: “demi Allah wahai Abu Abdirrahman, yang kami
inginkan hanyalah kebaikan”. Beliau berkata: “berapa banyak yang menginginkan
kebaikan akan tetapi mereka tidak mendapatkannya”.
4. Maka, siapa yang ingin amalannya diterima disisi Allah, wajib baginya untuk
memenuhi dua syarat:
1. Ikhlas
2. Mutaba’ah (mengikut tata cara ibadahnya Rasulullah dan para Sahabatnya)
Allah ﷻ berfirman:
:هف ]ال (أحدا هر ادة ع شرك وﻻ صالحا
ً
ﻋم عمل فل هر لقاءيرجو ان )فمن
110
[
“maka siapa yang mengharap perjumpaan dengan Rabb-nya hendaknya ia beramal
shalih, serta tidak menyekutukan Rabb-nya dengan siapapun”. QS.Al-Kahfi:11
Tasmiyyah
Tasmiyyah dalam wudhu adalah suatu kewajiban.
1. Nabi ﷺ bersabda:
"
َ
ُ
و
ُ
ﺿ
ْ
ن َمِل َوء
ل
ْ
ﻢ
ْ
اسرك
ْ
ذَ
َ
ﻋ ِالله َ
ﻢ
ل
ْ
ه
"
“tidak sah wudhu siapapun yang tidak bertasmiyyah”
7
6. 2. Nabi ﷺ bersabda:
س أ ﻋن
-
ﻋنه الله رﺿي
-
النبي أصحاب عض طلب :قال
-
وسلﻢ ه ﻋل الله صلى
–
وﺿوءا
الله رسول فقال
y
:
ذلك قائلين أي "الله سﻢ "توﺿأوا :قال ثﻢ ،الماء ه ف الذي اﻹناء في ده فوﺿع ماء فأتي ،"ماء ﻢ من أحد مع "هل
.ه اﻻبتداء ﻋند
س أ قال
-
ﻋنه الله رﺿي
-
أي ـ آخرهﻢ ﻋن من توﺿأوا حتى ،عه أصا بين من فور الماء ت أرف :
عين س من نحوا انوا و ـ عهﻢ جم
"
توﺿؤوا
ا
الله سﻢ
"
Dari Anas bin Malik radiyallahu’anhu : sebagian sahabat Nabi mencari air
untuk berwudhu, kemudian Nabi bersabda: “apakah kalian menemukan air?”, maka
diberikan kepada beliau air kemudian beliau letakkan dengan tangannya ke dalam
bejana yang berisi air, kemudian beliau berkata: “wudhu’lah dengan nama Allah”,
maka Anas berkata: “aku melihat air keluar dari sela jari jemari beliau, semua sahabat
berwudhu seluruhnya, dan jumlah mereka 70 orang”.
Mencuci kedua telapak tangan
َ
ح
ِ
د
ْ
ُ
ﺚ
َ
ﻋ
ْ
ِ
د
ِ
الله
ْب
ن
َ
ز
ْ
ٍ
د
-
َ
ر
ِ
ﺿ
َ
ي
ُ
الله
َ
ﻋ
ْ
ن
ُ
ه
-
َ
و
َ
ق
ْ
د
ُ
س
ِﺌ
َل
َ
ﻋ
ْ
ن
ُ
و
ُ
ﺿ
ِ
وء
ﱠ
الن
ِب
ي
-
وسلﻢ ه ﻋل الله صلى
-
َ
ف ،
َ
د
َ
ﻋ
ِب ا
َ
ت
ْ
و
ر
ِ
م
ْ
ن
َم
ٍاء
،
َ
ف
َ
ت
َ
و
ﱠ
ﺿ
أ
ل
ُ
ه
ْ
ﻢ
ُ
و
ُ
ﺿ
َوء
ﱠ
الن
ِب
ي
-
وسلﻢ ه ﻋل الله صلى
-
َ
ف
أ
َ
ف
أ
َ
ﻋ
ل
َ ى
ِ
د
ِه
ِ
م
َ
ن
ﱠ
الت
ْ
و
ر
َ
ف ،
َ
ﻐ
َ
س
َل
َ
َ
د
ْ
ِ
ه
َ
ث
َ
ُ
ث ،ثا
ﱠ
ﻢ
أ
ْ
د
َ
خ
َل
َ
َ
د
ُه
ِف
َ
اﻹن ي
اء
... "
Hadits Abdullah bin Zaid a,Ketika beliau ditanya tentang wudhunya Nabi ﷺ, beliau
pun meminta sejumlah air, lalu beliau berwudhu sebagaimana wudhu Nabi ﷺ maka
beliau menuangkan ke kedua telapak tangannya air dari bejana, kemudia mencuci
keduanya tiga kali…
Dari Aus bin Abi Aus dari kakeknya radiyallahu’anhu beliau berkata:
الله ُل ْ
و ُ
س َ
ر
ُ
تْا َ
ر
ﷺ
اث
َ َ
ث َ
ف ْ
و
َ
ت ْ
سأ
َ
ف أ
ﱠ
ﺿ َ
و
َ
ت
“aku melihat Rasulullah berwudhu, lalu beliau istaukaf tiga kali” (istaukaf berarti mencuci
telapak tangan)
Madhmadhah dan Istinsyaq
- Madhmadah adalah mencuci mulut dengan berkumur kumur
- Istinsyaq adalah memasukkan air ke dalam hidung dan menariknya dengan nafas
hingga masuk ke pangkal hidung
- Istintsar adalah mengeluarkan air istinsyaq
8
Catatan :
1. Mengumpulkan ketiganya dalam sekali basuh
Wudhu sahabat Abdullah bin Zaid al-Anshori radiyallahu’anhu:
،
َ
ق
َ
ش واست َ
ض َفمضم ، ِاﻹناء في ه
َ
د َل
َ
أدخ ثﻢ ،اثﻼث همال َ
فﻐس ه د ﻋلى فكفأ ،لهﻢ أ
ﱠ
فتوﺿ ، ٍ
ماء من ور
َ
بت ا
َ
فدﻋ
ٍماء من ٍ
فاتَ
غر ِ
بثﻼث اثﻼث َ
ر
َ
نث واس
beliau pun meminta sejumlah air, lalu beliau berwudhu sebagaimana wudhu Nabiﷺ
maka beliau menuangkan ke kedua telapak tangannya lalu mencuci keduanya tiga kali,
kemudian beliau memasukkan tangannya ke dalam bejana, lalu ber madhmadah dan
istinsyaq kemudian istintsar tiga kali dengan tiga basuhan air…
2. Madhmadah dan istinsyaq dengan tangan kanan, istintsar dengan tangan kiri
"
َ
ق
َ
ش
ْ َ
ت ْ
واس َ
ض َم
ْ
ض َم
َ
ف
"ثا
َ َ
ث كِل
َ
ذ َل َع
َ
ف
َ
ف ٍة
َ
د ِ
واح ﱟ
فكن ِ
م
“maka beliau (Abdullah bin Zaid radiyallahu’anhu) ber madhmadah dan istinsyaq
dengan satu telapak tangan, beliau lakukan itu sebanyak tiga kali”.
َ
ﻋ
ُ
الله َ
ي ِ
ﺿَ
ر ﱟ
ﻋلي ﻋن
ْ
ن
ُ
ه
َ
))د :
َ
ﻋ
ِب ا
ُ
ﺿ َ
و
ْ
و
َ
ف ، ٍء
َ
ت
ْ
ض َم
َ
واست َ
ض َم
َ
ون ،
َ
ق
َ
ش
ْ
سُ ال ه ِ
دَ
ِب َ
ر
َ
ث
َ
ر
َ
ف ،ى
َ
ف
َع
َ
ه َل
َ
ذ
َ
ث ا
َ
ُ
ث ،اث
ﱠ
ﻢ
َ
ق
َال
َ
ه :
َ
ذ
ا
ُ
ه
ُ
ط
ْ
و
َ
ن ُ
ر
(( ﻢوسل ه ﻋل الله ىصل ِالله ﱢ
بي
Dari Abdu Khoir dari Ali a: beliau (Alia)) meminta air untuk berwudhu kemudian ber
madhmadah dan istinsyaq dan ber istintsar dengan tangan kirinya, ia lakukan itu
sebanyak tiga kali kemudain beliau berkata: “ inilah thuhur nya Nabi ”ﷺ.
3. Mubalaghah atau berlebih-lebihan dalam tiga hal ini, Nabi y bersabda:
"
اصائم
َ
تكون
ْ
أن
ﱠ
إ ِ
شاق اﻻست في
ْ
غِال و ،عِاﻷصاب َ
بين ْلوخل ،َﺿوء ُ
الو غِأسب
"
“sempurnakan wudhu-mu, seka dan basuhlah di sela-sela jemari-mu, dan ber
mubhalagah lah kamu Ketika ber istinsyaq kecuali jika engkau dalam kondisi berpuasa”.
4. Madhmadah hukumnya wajib bahkan menjadi rukun wudhu.
ﻢ الق ابن قال
–
الله رحمه
-
َ
"و :
ل
ْ
ﻢ
َي
َ
ت
َ
و
ﱠ
ﺿ
أ
-
وسلﻢ ه ﻋل الله صلى
-
ﱠ
إ
َ
ت
َم
ْ
ض
َم
َ
ض
َ
و
ْ
اس
َ
ت
ْ
َ
ش
َ
ق
َ
و ،
ل
ْ
ﻢ
ْ
حُ
َ
ف
ظ
َ
ﻋ
ْ
ن
ُ
ه
أ
ﱠ
ن
ُ
ه
أ
َ
خ
ﱠل
ِ
ِ
ه
َم
ﱠ
ر
ً
ة
َ
و
ِ
اح
َ
د
ً
ة
"
Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata: tidaklah Nabi berwudhu kecuali beliau ber-
madhmadah dan istinsyaq, dan tidak pernah beliau tinggalkan meskipun hanya sekali
5. Istinsyaq tatkala bangun dari tidur
"
النبي أن
-
وسلﻢ ه ﻋل الله صلى
-
:قال
َ
ان
َ
طْ ﱠ
الش
ﱠ
نِإ
َ
ف ، ٍ
اتﱠ
ر َم
َ
ث
َ َ
ث ْ
رِث
ْ
ن
َ ْ
سَ ل
َ
ف ِه ِ
ام
َ
ن َم ْ
ن ِ
م ْ
ﻢ
ُ
د َ
حأ ظ
َ
قْ َ ْ
اس ا
َ
ذِ"إ
ه ِ
م ِ
اشَ َ
خ ىل
َ
ﻋ
ُ
ت ِ
َي
"
“apabila salah seorang dari kalian bangun dari tidurnya, hendaklah ia istintsar tiga kali,
karena syaithan bermalam di pangkal hidungnya”.
9
7. Membasuh wajah
Batasan wajah: dari batas tumbuhnya rambut kepala sampai tempat tumbuhnya janggut,
dan dari telinga kanan ke telinga kiri.
Allah ﷻ berfirman:
}
ْ
ﻢ
َ
وه ُ
ج ُ
و وال ِ
س
ْ
اغ
َ
ف
{
:المائدة سورة
6
“cucilah muka kalian”.
Dalam praktek wudhu Nabib yang di contohkan Utsman :
"اث
َ َ
ث
ُ
ه َ
ه ْ
ج َ
و َل َ
س
َ
غ ﱠ
ﻢ
ُ
"ث
“Kemudian beliau mencuci wajahnya tiga kali”.
Catatan:
Wajibnya mencuci jenggot serta menyela-nyela jenggot yang tebal
س أ ﺚ حد
-
ﻋنه الله رﺿي
-
النبي أن
-
وسلﻢ ه ﻋل الله صلى
-
ُ
هل
َ
خ
ْ
دأ
َ
ف ، ٍاء َم ْ
ن ِ
م افك
َ
ذ
َ
خأ ،أ
ﱠ
ﺿ َ
و
َ
ت ا
َ
ذِإ
َ
ان
داود أبو أخرجه ،" ﱠل َ
ج َ
و ﱠ
ز
َ
ﻋ يﱢب َ
ر يِنَ
ر َمأ ا
َ
ذ
َ
"ه : َال
َ
ق َ
و ،
ُ
ه
َ
تَي ْ
حِل ِ
هِ
َلل
َ
خ
َ
ف ، ِ
ه ِ
َ
ن َ
ح
َ
ت ْ
ح
َ
ت
.
Dalam hadits yang diriwayatkan Anasz, bahwa Nabi ﷺ terbiasa Ketika beliau
berwudhu beliau ambil satu telapak tangan air kemudian beliau masukkan ke rahang
bawah beliau kemudian beliau menyela-nyela janggut, beliau berkata: “demikianlah yang
Rabb-ku azza wa jalla perintahkan kepadaku”.
Mencuci kedua tangan hingga siku-siku
وال ِ
س
ْ
فاغ ﴿
:المائدة ] ﴾ ِ
ق ِافَ
ر َمال ىلِإ ْ
ﻢ َ
ِ
دْأ َ
و ْ
ﻢ
َ
وه ُ
ج ُ
و
6
[
“dan cucilah wajah kalian dan tangan kalian hingga siku-siku…” QS.Al-Maidah:6
ﻋثمان ﺚ وحد
-
ﻋنه الله رﺿي
-
بي
ﱠ
الن وﺿوء صفة في
-
وسلﻢ ه ﻋل الله صلى
-
ِإ ِ
هْ َ
دَ َ
و اث
َ َ
ث
ُ
ه َ
ه ْ
ج َ
و َل َ
س
َ
غ ﱠ
ﻢ
ُ
ث ":
ىل
اث
َ َ
ث نْي
َ
ق
َ
فْ
ر ِ
مال
"
“ kemudian beliau mencuci wajahnya tiga kali dan kedua tangannya hingga siku-
siku”.
10
Catatan:
1. Siku-siku wajib di cuci bersamaan dengan mencuci kedua tangan
ﺚ حد
الله د ﻋ بنجابر
-
ﻋنه الله رﺿي
-
بي
ﱠ
الن أن ":
-
الله صلى
وسلﻢ ه ﻋل
-
ِهْ َ
ق
َ
فْ
ر ِ
م ىل
َ
ﻋ َاء َمال َ
ار
َ
دأ
"
“bahwasanya Nabi ﷺ membasuh kedua siku-sikunya”.
"
ِ
د
ُ
ض َعال ي ِف
َ
ع َ
ر
ْ
شأ ى
ﱠ
ت َ
ح ى
َ
ن ْمُ ال ُه
َ
دَ َل َ
س
َ
غ
ُ
ه
ﱠ
نأ
"
“bahwasanya Nabi ﷺ mencuci tangan kanannya hingga sampai di lengan”
2. Menyela jari
ﺚ حد
ةَ
رِب َ
ص بن ط لق
-
ﻋنه الله رﺿي
-
بي
ﱠ
الن أن
-
وسلﻢ ه ﻋل الله صلى
-
عِاب َ
ص
َ
اﻷ َ
نْيَب ْلل
َ
خ َ
و ..":قال
..".
“dan sela antara jari-jemari mu”
Mengusap kepala
:]المائدة ﴾ ْ
ﻢ ِ
وس
ُ
ؤ ُ
رِب وا ُ
ح َ
س ْام َ
و ﴿
6
.[
“Dan usaplah kepala kalian” QS.Al-Maidah:6
ﻋثمان ﺚ لحد
-
ﻋنه الله رﺿي
-
بي
ﱠ
الن وﺿوء صفة في
-
وسلﻢ ه ﻋل الله صلى
-
َ
ح َ
س َم ﱠ
ﻢ
ُ
ث اث
َ َ
ث نْي
َ
ق
َ
فْ
ر ِ
مال ىلِإ ِهْ َ
دَ َ
و ...":
ِه ِ
سأَ
رِب
”
“dan beliau mencuci kedua tangannya hingga siku tiga kali, kemudian beliau mengusap
kepalanya”.
Batasan mengusap kepala: dari tempat tumbuhnya rambut bagian depan (ubun-ubun)
hingga tempat tumbuhnya rambut di belakang kepala/ di tengkuk kepala.
Catatan:
1. Mengusap seluruh kepala dan tidak hanya sebagian saja.
Ada dua pendapat pada masalah ini:
a) Mengusap sebagian saja
"
أنه
َ
ح َ
س َم
ِتهَ
ِ
اص
َ
نِب
ىل
َ
ﻋ َ
و
ِ
ة َام َم ِ
الع
"
“bahwa Nabiﷺ mengusap di ubun-ubun kepala dan di atas serban beliau”.
b) Mengusap seluruh kepala
دز بن الله د ﻋ ﺚ حد
-
ﻋنه الله رﺿي
:
ىلِإ ا َم ِهِب َ
ب
َ
ه
َ
ذ ى
ﱠ
ت َ
ح ِ
ه ِ
سأَ
ر ِ
م
ﱠ
د
َ
ق ُمِ أ
َ
دَ "
ِ
ان َمال ىلِإ ا َم
ُ
ه
ﱠ
د َ
ر ﱠ
ﻢ
ُ
ث ُاه
َ
ف
َ
ق
ُ
ه
ْ
ن ِ
م أ
َ
دَ ي ِ
ذال
"
“beliau memulai dengan bagian depan kepalanya, kemudian menyapu dengan
kedua tangannya ke arah tengkuknya, lalu mengembalikkan ke tempat awal beliau
mengusap”.
11
8. Dan yang kuat adalah pendapat kedua, karena dalil yang dibawakan sesuai dan lebih
tepat.
2. Mengusap hanya sekali usapan.
"
ف
ً
ة
َ
د ِ
اح َ
و
ً
مرة ِه ِ
سأَ
رِب
َ
ح َ
س َم
"
“lalu beliau mengusap kepalanya sekali”
Dan di seluruh hadits wudhu-nya Nabi ﷺ tidak disebutkan beliau mengusap kepala
lebih dari satu kali.
3. Mengusap kedua telinga
Hukum mengusap kedua telinga sama dengan mengusap kepala, sebagaimana sabda
Nabi ﷺ:
"أسرال من "اﻷذنان
“kedua telinga adalah termasuk dari kepala”.
4. Bagaimana cara mengusap telinga?
جده ﻋن ه أب ﻋن ب شع بنﻋمرو
-
ﻋنهﻢ الله رﺿي
-
بي
ﱠ
الن وﺿوء صفة في
-
وسلﻢ ه ﻋل الله صلى
-
َ
ح َ
س َم ﱠ
ﻢ
ُ
ث ":
ِهْ َ
ن
ُ
ذأر ِ
اهظ ىل
َ
ﻋ ِهْ َام َ
هْبِ ِب
َ
ح َ
س َم َ
و ِهْ َ
ن
ُ
ذأ ي ِف نْي
َ
ت َ
احﱠ ﱠ
الس ِ
هْ َعَ ْ
صِإ َل
َ
خ
ْ
دأ
َ
ف ِه ِ
سأَ
رِب
".
“kemudian beliau mengusap kepalanya lalu memasukkan ujung jari telunjuk beliau ke
telinga, dan jari jempol beliau menyapu punggung telinga”.
5. Mengambil air baru untuk kepala dan telinga
berkata Syaikh al-Albani rahimahullah: “tidak ada dalam hadits mengambil air baru
khusus untuk menyapu telinga, maka menyapunya adalah dengan air yang digunakan
untuk kepala, sebagaimana boleh mengusap kepala dengan sisa air yang digunakan
untuk mencuci tangan, dan ini sesuai dengan hadits Rubayyi’ bintu Mu’awwaz:
ل َ
ص ﱠ
يِب
ﱠ
الن
ﱠ
نأ
َ
ﻢل َ
س َ
و ِهْ ل
َ
ﻋ
ُ
الله ى
َ
ح َ
س َم
ِه ِ
سأَ
رِب
ْ
ن ِ
م
ِ
ل
ْ
ض
َ
ف
ِه ِ
دَ ي ِف
َ
ان ٍاء َم
"
“bahwa Nabiﷺ mengusap kepalanya dengan sisa air yang ada di tangannya”
6. Mengusap di atas serban
Hadits ‘Amr bin Umayyah:
َ
ر
أ
ْ
ُ
ت
َ
ر
ُ
س
َول
ِالله
َ
ﻢل َ
س َ
و ِ
هْ ل
َ
ﻋ
ُ
الله ىل َ
ص
َ
ْم
َ
س
ُ
ح
َ
ﻋ
ل
ى
ِ
ﻋ
َم
َام
ِت
ه
َ
و
ُ
خ
ﱠ
ف
ْ
ِه
“aku melihat Rasulullahﷺ mengusap atas serbannya dan di atas khuf”.
Rincian masalah:
a. Jika serban menutupi seluruh kepala maka mengusapnya adalah menyeluruh di atas
kepala
12
b. Jika serban hanya menutupi sebagian besar kepala, mengusapnya di ubun-ubun
kepala kemudian mengusap di sisa kepala yang tertutup serban.
c. Untuk khimar/ jilbab Wanita, maka hukumnya boleh sebagaimana yang dilakukan istri
Nabi Ummu Salamah,1
dan sesuai dengan sabda Nabiﷺ:
"ار َم ِ
الخ َ
و نْي
ﱠ
ف
ُ
الخ ﻋلى وا ُ
ح َ
س ْ"ام
“usapkanlah di atas dua khuf dan khimar (pakaian yang menutup kepala).”
Mencuci kedua kaki hingga mata kaki
﴿
.
:المائدة ]سورة ﴾ ...ينَب ْع ال ىلِإ ْ
ﻢ ل ُ
ج ْ
رأ َ
و
6
[
“dan cucilah kaki kalian hingga mata kaki…” QS.Al-Maidah:6
)
َ
ت
َ
خ
ل
َ
ف
ﱠ
الن
ِب
ﱡ
ي
ﷺ
َ
ﻋ
ﱠ
ن
ِف ا
َ
س ي
َ
ف
َ
ر
ٍة
َ
س
َ
اف
ْ
ر
َ
ن
َ
ف ،اها
ْ
أد
َ
ر
َ
و نا
َ
ق
ْ
د
َ
أره
ْ
ق
َ
ن
َالع ا
ْ
ﺼ
َ
ر
َ
فﺠ ،
َع
ل
َ
نت نا
َ
و
ﱠ
ﺿ
َ
و أ
َ
ن
ْم
َ
س
ُ
ح
َ
ﻋ
ل
أ ى
ْ
ر
ُ
ج
ِل
َ
ن
َ
ف ،ا
َ
ن
َ
اد
ِ ى
ْ
أﻋ
ل
ى
َ
ص
ْ
و
ِت
َ
)و :ه
ْ
ٌل
ِل
ْ
ﻸ
ْ
ﻋ
َ
ق
ِ
اب
ِ
م
َ
ن
ﱠ
الن
ار
ثﻼثا أو مرتين .(
(
.
خاري ال أخرجه
Ibnu Umar berkata: kami mendahului Rasulullah di suatu perjalanan, lalu datang waktu
ashar dan berlalu waktu hingga hampir habis, kamipun berwudhu dan mengusap di atas
kaki kami, maka kemudian Nabi menyeru dengan suara yang lantang: “siksa neraka bagi
tumit kaki -yang tidak terkena air- ”, beliau mengulanginya dua atau tiga kali.
Catatan:
1. Wajib menyela jari kaki.
ﻋنه
ُ
الله َ
ي ِ
ﺿ َ
ر
َ
رةِب َ
ص بن ط ِ
قل ﻋن
أ ) :
ْ
س
ِب
ُ
الو غ
َ
و ،َﺿوء
َب ْلل
َ
خ
ْي
َ
ن
َ
اﻷص
عِاب
(
Nabi bersabda: “sempurnakanlah wudhu dan sela antara jari jemari mu”.
2. Mencuci mata kaki
ُ
ث
ﱠ
ﻢ
َ
غ
َ
س
َل
ر
ْ
ج
ل
ُ
ه
ُ ال
ْم
َ
ن
َ
ح ى
ﱠ
ت
أ ى
ْ
ش
َ
ر
َ
ع
ِف
ﱠ
الس ي
ِ
اق
“Kemudian beliau -Abu Hurairah- mencuci kakinya yang kanan sampai ke arah
betisnya”.
13
1
Al-Mughni (1/312) dan disebutkan pula oleh Ibnul Mundzir
9. 5. Diantara Sunnah dalam Wudhu
1. Siwak
a. Membersihkan gigi dengan kayu khusus atau dengan selainnya.
b. Siwak adalah kayu khusus yang didapat dari Pohon Arok, biasanya yang
digunakan sebagai siwak hanya batangnya atau akarnya.
Memakai siwak adalah sunnah di setiap waktu, Nabi terbiasa memakai siwak
setiap ingin shalat, membaca al-qur’an, Ketika ingin tidur, bangun dari tidur,
setiap bau mulut beliau berubah, dalam kondisi berpuasa maupun tidak, di pagi
dan sore hari.
c. Hukumnya adalah sunnah:
Nabi bersabda:
ْ
ﻢ ُ
ه
ُ
تْ
ر َم
َ َ
ﻷ يِت ﱠمأ ىل
َ
ﻋ
ﱠ
ق
ُ
شأ
ْ
نأ
َ ْ
ول
ٍوء
ُ
ﺿ ُ
و ﱢل َع َم ِ
اك َ
و ﱢ
السِ
“Kalaulah tidak memberatkan umatku, niscaya akan aku perintahkan mereka
untuk bersiwak bersamaan dengan wudhu’ “.(H.R Malik, Ahmad, anNasa’i).
14
d. Siwak mendatangkan keberkahan.
ٌ
اة
َ
ﺿ ْ
ر َم ﱢ
ﻢ
َ
فلِل
ٌ
ةَ
ر َ
ه
ْ
ط َم
َ
اك َ
و ﱢ
الس
(أحمد )رواه ﱢ
بﱠ
لرِل
“Siwak merupakan kebersihan bagi mulut dan keridhaan bagi Rabb“. [Hadits shahih riwayat
Ahmad, Irwaul Ghalil no 66)
2. Menggosok anggota wudhu
َ
ﻋ ﻋن
ْ
ِ
د
ِالله
ْب
ن
َ
ز
ْ
ٍ
د
-
َ
ر
ِ
ﺿ
َ
ي
ُ
الله
َ
ﻋ
ْ
ن
ُ
ه
-
ُ
ه
ّ
أن
َ
ق
َال
ِف
َ
و ي
ْ
ص
ِ
ف
ُ
و
ُ
ﺿ
ِوء
َ
ر
ُ
س
ِ
ول
ِالله
-
وسلﻢ ه ﻋل الله صلى
-
ُ
الله ىل َ
ص ﱠ
بي
ﱠ
الن
ﱠ
)أن :
(
ُ
كدلَ هكذا : ُقولَ َل َفﺠع ،أ
ﱠ
توﺿ َ
ﻢوسل ه ﻋل
.
Abdullah bin Zain berkata: “Nabi berwudhu kemudian beliau menggosok anggota wudhu
beliau”
3. Sesuai urutan
"
أ
َ
دْأ
ِ
َم
ِ
ُ
هالل أ
َ
دَ ا
ه
"
“mulailah dari apa yang Allah perintahkan”.
ﻋن
ث
َ َ
ث ِهْ ﱠ
فك َل َ
س
َ
ﻐ
َ
ف ، أ
ﱠ
ﺿ َ
و
َ
ت
َ
ف ٍوء
ُ
ﺿ َ
وِب ِالله ُول ُ
س َ
ر َ
يِتأ ": َال
َ
ق ﱠ
ى ِ
د
ْ
ن ِ ال َ
برك ِ
د ْع َم َ
نْب َ
ام
َ
د
ْ
ق ِ
مال
َل َ
س
َ
غ ﱠ
ﻢ
ُ
ث ، اث
َ َ
ث
ُ
ه َ
ه ْ
ج َ
و َل َ
س
َ
غ ﱠ
ﻢ
ُ
ث ا
َ
و َ
ض َم
ْ
ض َم ﱠ
ﻢ
ُ
ث اث
َ َ
ث اث
َ َ
ث ِهْ َ
اﻋ َ
ر ِذ
" اث
َ َ
ث اث
َ َ
ث ِهْ ل ْ
جر َل َ
س
َ
غ َ
و ا َم ِهِن ِ
اطَ َ
و ا َم ِ
هر ِ
اهظ ِ
هْ َ
ن
ُ
ذأ َ
و ِه ِ
سأَ
رِب
َ
ح َ
س َم ﱠ
ﻢ
ُ
ث اث
َ َ
ث
َ
ق
َ
ش
ْ َ
ت ْ
اس
Dari Miqdam bin Ma’dikarib, beliau berkata: diberikan kepada Nabi air untuk berwudhu, maka
beliau mencuci dua telapak tangannya tiga kali, lalu wajah beliau tiga kali, lalu tangan beliau
tiga kali, kemudian beliau berkumur-kumur dan memasukkan air ke dalam hidung tiga kali, lalu
mengusap kepala dan telinga bagian dalam dan luar, lalu beliau mencuci kaki tiga kali tiga
kali”.
Sangat dianjurkan sekali untuk urut dalam wudhu karena kebanyakan wudhu nabi, atau bisa
dikatakan hampir seluruhnya adalah dengan tata cara urut.
4. Runtun (tidak terputus terlalu lama)
َ
ر َم
ُ
ﻋ َ
نْب ِهالل
َ
دْ َ
ﻋ
ﱠ
نأ
)
َل َ
س
َ
ﻐ
َ
ف ،أ
ﱠ
ﺿ َ
و
َ
ت ﱠ
ﻢ
ُ
ث . ِ
وق ﱡ
الس ي ِف َالَ
ُ
ه َ
سأ َ
ر
َ
ح َ
س َم َ
و ، ِ
هْ َ
دَ َ
و ،
ُ
ه َ
ه ْ
ج َ
و
(
.
ﱠ
ﻢ
ُ
ث
َ
ي ِ
ﻋ
ُ
د
َ
ين ِ
ح ا َ
هْيل
َ
ﻋ َ
يل َ
ﺼُ
ِل ٍة
َ
از
َ
ن َ
ﺠِل
،
َ
د ِ
ﺠ ْ
س َمال َل
َ
خ
َ
د
)
ا َ
هْيل
َ
ﻋ ىل َ
ص ﱠ
ﻢ
ُ
ث ، ِهْ ﱠ
ف
ُ
خ ىل
َ
ﻋ
َ
ح َ
س َم
َ
ف
(
Ibnu Umar suatu Ketika buang air kecil, lalu kemudian beliau berwudhu, beliau cuci wajah
beliau, kedua tangan, dan mengusap kepala, lalu ada yang menyeru untuk memasukkan
jenazah untuk dishalatkan, lalu beliau melanjutkan wudhu beliau dengan mengusap di atas
khuf, kemudian beliau menyolatkan jenazah tersebut.
Jika terputus terlalu lama, ia harus mengulangi wudhunya dari awal.
َ
س َ
و ِهْ ل
َ
ﻋ
ُ
هالل ىل َ
ص ﱠ
يِب
ﱠ
الن
ﱠ
نأ َ
ﻢل َ
س َ
و ِهْ ل
َ
ﻋ
ُ
هالل ىل َ
ص ﱢ
يِب
ﱠ
الن ِ
اب َ
ح ْ
صأ ض ْعَ ْ
ن
َ
ﻋ ٍ
دِال
َ
خ ْ
ن
َ
ﻋ
ي ِف َ
و ﱢل َ
ﺼُ ً ُ
ج َ
ر ىأ َ
ر َ
ﻢل
ال ا َ
هْب ِ
ﺼُ ْ
ﻢل ِ
ﻢ
َ
ه ْ
ر
ﱢ
الد ُ
ر
ْ
د
َ
ق
ٌ
ة َع ْمل ِ
ه ِ
م
َ
د
َ
ق ر ْ
هظ
َ
ة
َ ﱠ
الﺼ َ
و َوء
ُ
ﺿ ُ
وال
َ
د ِ
عُ ْ
نأ َ
ﻢل َ
س َ
و ِهْ ل
َ
ﻋ
ُ
هالل ىل َ
ص ﱡ
يِب
ﱠ
الن ُهَ
ر َمأ
َ
ف ُاء َم
Dari Kholid dari sebagian Sahabat Nabi shollallaahu ‘alaihi wasallam bahwa Nabi shollallaahu
‘alaihi wasallam pernah melihat seseorang sholat sedangkan pada punggung telapak kakinya
terdapat (sedikit) kilauan putih seukuran dirham yang tidak terkena air. Maka kemudian
Rasulullah shollallaahu ‘alaihi wasallam menyuruhnya untuk mengulangi wudhu’ dan sholat
(H.R Ahmad dan Abu Dawud)
15
10. 5. Mendahulukan yang kanan
َ
و
: ْ
تال
َ
ق ا َ
ه
ْ
ن
َ
ﻋ
ُ
هللا َ
ي ِ
ﺿ َ
ر
َ
ة
َ
شِا
َ
ﻋ ْ
ن
َ
ﻋ
–
ﱡ
يِب
ﱠ
لنا
َ
ان
–
وسلﻢ ه ﻋل الله صلى
–
ي ِف َ
و ,ُهور ُ
ه
ُ
ط َ
و , ِهِل ﱡ
جَ
ر
َ
ت َ
و , ِ
هِل ﱡع
َ
ن
َ
ت ي ِف ُ
ن ﱡمَ ﱠ
لتا
ُ
هُ
ِ
ﺠ ْ
عُ
ِ
هل ِهِنأ
َ
ش
Dari Aisyah –radliyallaahu ‘anha- beliau berkata : Nabi shollallaahu ‘alaihi wasallam menyukai
mendahulukan yang kanan ketika memakai sandal, bersisir, bersuci, dan pada setiap urusan (yang
baik). (Muttafaqun ‘alaih)
6. Berhemat dalam menggunakan air
ِهللا ُول ُ
س َ
ر
َ
ان : ٍ
كِال َم نْب س
َ
أ ْ
ن
َ
ﻋ
–
وسلﻢ ه ﻋل الله صلى
–
ﱠ
ﺿ َ
و
َ
تَي
ٍ
اد
َ
د ْمأ ِة َ
س ْم
َ
خ ىلِإ اع ﱠ
الﺼِ
ُل ِ
س
َ ْ
ﻐَ َ
و ,
ﱢ
د ُمالِ أ
Dari Anas bin Malik radhiyallaahu ‘anhu beliau berkata: Rasulullah shollallaahu ‘alaihi wasallam
berwudhu’ dengan 1 mud dan mandi dengan 1 sha’ sampai 5 mud (Muttafaqun ‘alaih)
Ukuran 1 mud adalah sekitar 0,5 sampai 0,75 liter. Sedangkan 1 sha’ adalah 4 mud.
7. Berdoa setelahnya
1.
ُول
ُ
قَ ﱠ
ﻢ
ُ
ث َوء
ُ
ﺿ َ
وال
ُ
غِب ْ
سُ َ
ف ْ
وأ
ُ
غِلْ ُي
َ
ف أ
ﱠ
ﺿ َ
و
َ
تَي ٍ
د َ
حأ ْ
ن ِ
م ْ
ﻢ
ْ
ن ِ
م ا َم
ُ
س َ
ر َ
و ِهالل
ُ
دْ َ
ع اد ﱠم
َ
ح ُم
ﱠ
نأ َ
و
ُ
هالل
ﱠ
ِإ
َ
هلِإ
َ ْ
نأ
ُ
د
َ
ه
ْ
شأ
ُ
هول
ُ
هل
ْ
ت َ
حِت
ُ
ف
ﱠ
ِإ
َاء
َ
ش ا َ
هﱢيأ ْ
ن ِ
م ُل
ُ
خ
ْ
دَ ُ
ةَ
ِان َم
ﱠ
الث ِ
ة
ﱠ
ن َ
ﺠال ُ
اب َ
وْبأ
Dari Umar –radliyallaahu ‘anhu- beliau berkata: Rasulullah shollallaahu ‘alaihi wasallam bersabda :
Tidaklah seseorang berwudhu’ dan menyempurnakan wudhu’nya, kemudian berdoa : “Asy-hadu
an laa ilaaha illallaah wa anna muhammadan abdullahi wa rosuuluh “ kecuali akan dibukakan
untuknya pintu surga yang delapan, dan ia bisa masuk melalui pintu mana saja yang
dikehendakinya (H.R Muslim)
2.
َ
ن ِ
م ْ
يِنل َع
ْ
اج ﱠ
م
ُ
هللا
َ
ن
ْ ﱢ
ه
َ
ط
َ
ت ُمال
َ
ن ِ
م ْ
يِنل َع
ْ
اج َ
و ،
َ
نْيِاب ﱠ
و
ﱠ
الت
.
"Ya Allah jadikanlah aku termasuk orang-orang yang bertaubat dan jadikanlah aku termasuk
orang-orang yang menyucikan diri."
3.
أ
ﱠ
ِإ
َ
هٰلِإ
َ ْ
نأ
ُ
د
َ
ه
ْ
شأ ،
َ
ك ِ
د ْم
َ
حِ
َ
و ﱠ
م
ُ
هالل
َ
ك
َ
ان
َ
حْ ُ
س
َ
ك ُ
ر ِ
ف
ْ
غ
َ
ت ْ
سأ ،
َ
ت
ْ
ن
ﱠ
م
ُ
هالل
َ
كْ لِإ
ُ
ب ْ
و
ُ
تأ َ
و ،
-subhanaka All ahumma wa bihamdik, asyhadu alla Ilaha illa Anta, astaghfiruka Allahumma, wa
atuubu ilaik-
Ganjaran dalam do’a seusai berwudhu.
Maka dalam hadits tirmidzi dari Abu Sa’id al-Khudri, ganjarannya adalah:
كْ لِإ وب
ُ
تأ َ
و أستﻐفرك ت
ْ
نأ
ﱠ
ِإ هلِإ
َ
نأ أشهد ك ِ
د ْم َ
حِ
َ
و ﱠ
ﻢ ُ
هالل
َ
ك
َ
ان َ
حْ ُ
س َال
َ
ق
َ
ف أ
ﱠ
ﺿ َ
و
َ
ت من َ
و
كتب
ي ِ
ف
رق
ﱠ
ثﻢ
جعل
ي ِ
ف
ابع
َ
ط
ة َامَ
ِ
قال م ْ
وَي ىلِإ كسر لﻢ
َ
ف
Siapa yang berwudhu kemudian ia mengucapkan:
ا َ
حْ ُ
س
َ
كْ لِإ ُ
ب ْ
و
ُ
تأ َ
و ، ﱠ
ﻢ ُ
هالل
َ
كُ
ر ِ
ف
ْ
ﻐ
َ
ت ْ
سأ ،
َ
ت
ْ
نأ
ﱠ
ِإ
َ
هٰلِإ
َ ْ
نأ
ُ
د َ
ه
ْ
شأ ،
َ
ك ِ
د ْم َ
حِ
َ
و ﱠ
ﻢ ُ
هالل
َ
ك
َ
ن
Akan dicatat dalam suatu lembaran yang akan diberikan stemple, ia tidak akan pecah hingga hari
kiamat.
16
8. Berapa kali membasuh anggota wudhu?
1. Satu kali, satu kali, sesuai dengan hadits Ibnu Abbas:
ً
ةﱠ
ر َم
ً
ةﱠ
مر ﱡ
بي
ﱠ
الن أ
ﱠ
ﺿ َ
و
َ
ت
“Nabi ﷺ berwudhu sekali-sekali”.
2 . Dua kali, dua kali, sesuai dengan hadits Abdullah bin Zaid:
نْي
َ
تﱠ
ر َم نْتيﱠ
ر َم أ
ﱠ
ﺿ َ
تو
“Beliau ﷺ berwudhu dua kali-dua kali”
c) Tiga kali, dan ini yang biasanya dilakukan Nabi ﷺ
9. Disunnahkan mengulangi wudhu setiap ingin shalat
َ
ﻋ
ْ
ن
َ
ﻋ
ْم
ْبرو
ن
َ
ﻋ
ِ
ام
ر
َ
ﻋ
ْ
ن
أ
َ
س
ْب
ن
َم
ِال
ِ
ك
َ
ق
َال
:
َ
ان
ﱠ
الن
ِب
ﱡ
ي
َي وسلﻢ ه ﻋل الله صلى
َ
ت
َ
و
ﱠ
ﺿ
أ
ِ
ﻋ
َ
ند
ﱢل
َ
ص
َ
ٍة
ُ
ق .
ل
ُ
ت
ك:
ْ
َ
ف
ك
ْ
ن
ُ
ت
ْ
ﻢ
َ
ت
ْ
ﺼ
َ
ن
ُع
َ
ون
َ
أح
ُ
ﺠزئُ :قال ؟
ُ
د
َ
ن
ُ
الو ا
ُﺿوء
َم
ل ا
ْ
ﻢ
ث ِ
د ْ
حُ
.
Dari Amr bin Amir dari Anas bin Malik, ia berkata: Rasulullah terbiasa berwudhu di setiap
sholatnya.
Lalu Amr bin Amir bertanya kepada Anas bin Malik: bagaimana dahulu kalian berwudhu?
Cukup bagi kami satu wudhu selama belum berhadats”.
Bagaimana jika ragu-ragu sudah wudhu atau belum?
النبي ﻋن رة ه أبي ﻋن
b
أ وجد إذا
َ
ح
ُ
د
ِف ﻢ
ْ
ي
َ
ْ
ط
ِن
ِ
ه
َ
ش
ْ
َ
ف اﺌ
ْ
أش
َل
َ
ﻋ
ل
ْ
ِ
ه
أ :
َ
خ
َ
َ
ج
ِ
م
ْ
ن
ُ
ه
َ
ش
ْ
ي
ٌء
أ
ْ
م
َ
َ
ف ؟
َ
َ
ُ
خر
َ
ج
ِ
م ﱠ
ن
َ
ن
َالم
ْ
س
ِ
ﺠ
ِ
د
َ
ح
ﱠ
ت
َ ى
ْ
س
َم
َ
ع
َ
ص
ْ
و
أ ات
ْ
و
َ
ِ
ﺠ
َ
د
ر
اح
) .
مسلﻢ أخرجه
.
(
Dari Abu Hurairah, dari Nabi b : apabila salah seorang dari kalian mendapati di perutnya
sesuatu, kemudian ia ragu, apakah ada yang keluar atau tidak? Maka janganlah ia keluar
dari masjid sampai ia mendengar suara atau mendapati baunya”.
Maksud dari perkataan: “mendengar suara atau mendapati baunya” adalah ia benar-
benar yakin sudah berhadats.
10. Wudhu suami dan istri dari satu gayung/bejana
ﱢ
يِب
ﱠ
الن اج َ
و
ْ
زأ َ
ض ْعَ ﱠ
نأ :اسﱠ َ
ﻋ نْاب ن
َ
ﻋ
ﷺ
ﱡ
يِب
ﱠ
الن أ
ﱠ
ﺿ َ
و
َ
ت
َ
ف ، ِةَا
َ
ن َ
الﺠ َ
ن ِ
م
ْ
تل َ
س
َ ْ
اغ
ﷺ
ﱠ
نِإ : َال
َ
ق
َ
ف ،
ُ
هل
َ
كِل
َ
ذ
ْ
تَ
رك
َ
ذ
َ
ف ، ِ
هِل
ْ
ض
َ
فِ
ٌء ْ
ي
َ
ش
ُ
ه ُ
س ﱢ
ﺠ
َ
نُي
َ َاء َمال
.
Dari Ibnu Abbas: bahwa sebagian istri Nabi mandi junub, lalu Nabi pun berwudhu dengan
menggunakan air sisa mandi tersebut, maka istri beliau menjelaskan kalau air tersebut
adalah air bekas mandi janabah, maka beliau bersabda:
“sesungguhnya tidak ada yang bisa membuat air menjadi najis”.
17
11. 11. Memakan daging unta
ُ
س
ِﺌ
َل
ﱠ
الن
ِب
ﱡ
ي
وسل ه ﻋل الله صلى
أ ﻢ
َ
ن
َ
ت
َ
و
ﱠ
ﺿ
ِ
م أ
ْ
ن
ل
ُ
ح
ِ
وم
ِ
اﻹ
ِ
ِ
ل
َ
ق ؟
َال
َ
ن :
َع
ْ
ﻢ
َ
ق ،
َال
أ :
َ
ن
َ
ت
َ
و
ﱠ
ﺿ
أ
ِ
م
ل ن
ُ
ح
ِ
وم
َ
الﻐ
َ
ن
ِ
ﻢ
ْ
إن: قال ؟
ِ
ش
ْ
َ
ت
“Nabi sallallahu’alaihi wa sallam ditanya : Apakah kami berwudu dari (memakan) daging
onta?” Beliau menjawab: “Ya”. Orang itu bertanya (lagi): “Apakah kami berwudu dari
(memakan) daging kambing?” Beliau menjawab: “Jika anda mau.”
12. Mengeringkan sisa air wudhu setelah usai berwudhu
Tidak mengapa mengusap anggota wudhu yang basah seusai wudhu, bahkan dalam
beberapa Riwayat Nabi mengeringkan anggota wudhu sebagaimana dalam hadits:
Aisyah, beliau berkata:
َ
د ْعَ ا َ
هِب ُ
ف ِ
ش
ْ َي
ٌ
ة
َ
رق ِ
خ ِهالل ِ
ول ُ
سَ
رِل
َ
ان "
" ِوء
ُ
ﺿ ُ
الو
“Rasulullah memiliki kain yang beliau gunakan untuk mengeringkan badan seusai
berwudhu”.
Demikian pula yang disebutkan dalam Riwayat Salman al-Farisi: “bahwa beliau berwudhu
lalu membalikkan jubah wool yang beliau kenakan untuk mengusap wajahnya”.
18
6. Pembatal-pembatal wudhu
1. Keluarnya sesuatu dari dua jalan.
Nabi bersabda:
"ـحـــر ْ
وأ ٍ
وت َ
ص ْ
ن ِ
م
ﱠ
إ َﺿوء ُ
و
َ
"
“tidak perlu wudhu kecuali dari keluarnya suara atau mendapati keluarnya angin”.
Al-Imam an-Nawawi berkata2
: “ Adapun yang keluar dari dua jalur maka ia membatalkan
wudhu’,
Allah berfirman:
ِ
طِئا
َ
ﻐال َ
ن ﱢم ﻢ ن ﱢم
ٌ
د َ
حأ َاء َ
ج ْ
وأ
“… atau dalam perjalanan kembali dari tempat buang air (kakus)…” [Al-Maa-idah: 6].
…segala yang keluar dari kemaluan lelaki atau Wanita atau dari dubur keduanya, maka ia
membatalkan wudhu, BAB, BAK, keluarnya angin, nanah, darah atau yang lainnya, tidak ada
beda antara benda asing atau benda yang biasa keluar darinya.”
2. Tidur nyenyak
Dari Ali bin Abi Thalib ia berkata: Rasulullah bersabda: “
"أ
ﱠ
ﺿ َ
و
َ
تَلي
َ
ف ام
َ
ن ْ
ن َم
َ
ف ه ﱠ
الس ُاء و ُ
نْي َ"الع
“mata adalah pengikat dubur (penahan keluarnya angin dari dubur), jika tertidur maka wajib
baginya berwudhu’”.
Dalam Hadits dari sahabat Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Beliau menceritakan bahwa tidur
yang tidak nyenyak tidak membatalkan wudhu’:
ﺼلُ ثﻢ رؤوسهﻢ
َ
ق ِ
تخف حتى َ
ﻢل َ
وس ِهْ ل
َ
ﻋ
ُ
الله ىل َ
ص الله رسول ﻋهد ﻋلى شاء ِ
الع تظرون ي انوا ﻋنهﻢ الله رﺿي ة حا ﱠ
الﺼ أن
وﻻ ون
يتوﺿؤون
“Para sahabat Nabi shallallahu alaihi wa sallam pernah menunggu sholat jama’ah isya di zaman
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, sampai kepala mereka mematuk-matuk (karena
ngantuk). Lalu mereka sholat tanpa mengulang wudhu.”
3. Hilangnya akal (selain karena tidur)
Seperti seorang menjadi gila, pingsan, mabuk, karena dalam kondisi demikian ia tidak akan
tahu kapan wudhunya menjadi batal, dan ini adalah pendapat mayoritas ulama.
4. Menyentuh kemaluan dengan syahwat
Berdasarkan sabda beliau Shallallahu ‘alaihi wa salalm :
أ
ﱠ
ﺿ َ
و
َ
تَيل
َ
ف ُهَ
ر
َ
ذ ﱠ
س َم ْ
ن َم.
“Barangsiapa menyentuh kemaluannya, maka hendaklah berwudhu.”
19
2
Al-Majmu’ 2/3
12. Juga sabda beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam :
َ
ك
ْ
ن ِ
م
ٌ
ة َ
ع
ْ
ضِ
ﱠ
ِإ َ
و
ُ
ه ْل
َ
ه.
“Ia tidak lebih dari salah satu anggota tubuhmu.”
“Ia adalah salah satu bagian tubuh Anda”, jika tidak disertai syahwat saat menyentuhnya.
Karena dalam keadaan ini, dapat disamakan antara menyentuhkan satu bagian tubuh dengan
bagian tubuh yang lain. Lain halnya jika menyentuhnya disertai syahwat. Maka dalam keadaan
seperti itu tidak diserupakan antara menyentuh satu bagian tubuh dengan menyentuh bagian
tubuh lain yang biasanya tidak disertai dengan syahwat.
5. Menyentuh Wanita dengan syahwat.
Menyentuh Wanita pada asalnya tidaklah membatalkan wudhu, demikian pula sebaliknya,
Wanita yang menyentuh lelaki, sebagaimana yang dijelaskan oleh Aisyah:
-
ْ
ضَ َ
ق
َ
ف يِنَ
ز َم
َ
غ
َ
د َ
ﺠ َ
س ا
َ
ذِإ
َ
ف ِ
هِتلْ
ِق في َ
ي
َ ْ
جور َ
ﻢوسل ه ﻋل
ُ
هالل ىل َ
ص ِالله ِ
سول َ
ر ْ
ي
َ
دَ َ
نْبي ُ
ام
َ
أن
ُ
ت
ْ
نك
َ
ام
َ
ق ا
َ
ذو ، ﱠ
يل ْ
جر
ُ
ت
: ْ
تقال ما ُ
ه
ُ
ت
ْ
ط َ
سَ
ُ
يحِاب َ
ﺼ َم ا َ
يه ِف َ
س ل ٍ
ﺌذ َومَي
ُ
وتُيُبوال
.
“aku tidur di depan Rasulullah dan kedua kakiku di arah kiblatnya, apabila beliau sujud ia
menyentuhku dengan kakinya, lalu aku akan melipatnya, jika beliau berdiri aku ulurkan lagi
keduanya, ia berkata: dan rumah-rumah kami pada waktu itu tidak memiliki penerang”.
ْ َم
َ
د
َ
ق ن
ْ
طَ ىﻋل ي ِ
دَ ْ
ت َع
َ
ق َ
و
َ
ف
ُ
ه
ُ
ت ْ
س َم
َ
تال
َ
ف اشَ
ر ِ
الف َ
ن ِ
م
ً
ةلْ ل َ
ﻢوسل ه ﻋل
ُ
هالل ىل َ
ص ِالله َسول َ
ر
ُ
ت
ْ
د
َ
فق
ِ
د ِ
ﺠ ْ
س َالم في وهو ِ
ه
ُ
وذ
ُ
أﻋ ﱠ
ﻢ ُ
هالل : ُقول وهو ِ
ان
َ
تَ ُ
ﺼ
ْ
ن َم ما
ُ
وه
ي ِ
ﺼ ْ
حأ ﻻ
َ
ك
ْ
ن ِ
م
َ
ك
ُ
وذ
ُ
ﻋوأ ،
َ
كِتَ ُ
قُﻋ ن ِ
م
َ
كِات
َ
اف َ
ع ُمِ و ،
َ
ك ِ
ط
َ
خ َ
س ن ِ
م
َ
اك
َ
ﺿبر
َ
ك ِ
س
ْ
ف
َ
ن ىﻋل
َ
تْ َ ْ
أث ما
َ
ت
ْ
أن
َ
كْ ل
َ
ﻋ ًاء
َ
ن
َ
ث
.
“aku kehilangan Nabi di suatu malam dari kasurku, maka aku mencari beliau dan tanganku
mengenai telapak kaki beliau, saat itu beliau di masjid dan kedua telapak kakinya tegak (sujud)
beliau berkata:
“Ya Allah, aku berlindung dengan ridho-Mu dari kemurkaan-Mu, dengan ampunan-Mu dari
hukuman-Mu, dan aku berlindung dengan-Mu dari-Mu, aku tidak sanggup menghitung
pujian yang harus aku panjatkan pada-Mu (betapa aku tidak mungkin menunaikan
rasa syukurku pada-Mu), Engkau adalah seperti pujian-Mu pada diri-Mu.”
Maka, sebenarnya menyentuh Wanita tidaklah membatalkan wudhu, yang
diikhawatirkan adalah keluarnya madzi saat bersentuhan, dan salah satu penyebab
keluarnya adalah menyentuh dengan syahwat, Adapun jika seseorang memang
mampu menguasai dirinya dari syahwat yang berlebihan, maka tidaklah mengapa,
sebagaimana yang dilakukan Nabi kepada istri beliau, Aisyah, beliau mencumbu
‘Aisyah Ketika ingin sholat dan tidak mengulangi wudhunya.
Selesai dengan taufiq dan pertolongan Allah, Alhamdulillah
(1-Juni-2022/ 2-DzulQo’dah 1443H)
20