SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
Kitab Ucapan Salam
1. Pengendara sepatutnya mengucapkan salam kepada pejalan kaki dan
kelompok yang beranggota lebih sedikit mengucapkan salam kepada
kelompok yang beranggota lebih banyak
 Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Seorang pengendara hendaknya mengucapkan
salam kepada pejalan kaki dan pejalan kaki mengucapkan salam kepada
orang yang duduk dan jamaah yang beranggota lebih sedikit mengucapkan
salam kepada jamaah yang beranggota lebih banyak. (Shahih Muslim
No.4019)
2. Di antara hak muslim terhadap muslim lain adalah menjawab salam
 Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Ada lima kewajiban bagi seorang muslim terhadap
saudaranya yang muslim; menjawab salam, mendoakan orang yang bersin,
memenuhi undangan, menjenguk orang sakit dan mengiring jenazah. (Shahih
Muslim No.4022)
3. Larangan memulai salam kepada Ahli Kitab dan cara menjawab salam
mereka
 Hadis riwayat Anas bin Malik ra.:
Rasulullah saw. bersabda: Apabila Ahli Kitab mengucapkan salam kepadamu,
maka jawablah: Wa`alaikum. (Shahih Muslim No.4024)
 Hadis riwayat Ibnu Umar ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya orang Yahudi itu bila mengucapkan
salam kepada kalian mereka mengucapkan: "Assaamu `alaikum" (kematian
atas kalian), maka jawablah dengan: "Wa`alaka" (semoga menipa kamu).
(Shahih Muslim No.4026)
 Hadis riwayat Aisyah ra.:
Sekelompok orang Yahudi meminta izin untuk menemui Rasulullah saw. lalu
mereka mengucapkan: "Assaamu `alaikum" (kematian atas kalian). Aisyah
menyahut: "Bal `alaikumus saam" (sebaliknya semoga kalianlah yang
mendapatkan kematian). Rasulullah saw. menegur: Hai Aisyah,
Sesungguhnya Allah menyukai keramahan dalam segala hal. Aisyah berkata:
Tidakkah engkau mendengar apa yang mereka ucapkan? Rasulullah saw.
bersabda: Aku telah menjawab: "Wa `alakum" (semoga menimpa kalian).
(Shahih Muslim No.4027)
4. Mengucapkan salam kepada anak kecil
 Hadis riwayat Anas bin Malik ra.:
Rasulullah saw. pernah melewati anak-anak lalu beliau mengucapkan salam
kepada mereka. (Shahih Muslim No.4031)
5. Wanita boleh keluar untuk memenuhi kebutuhan manusia
 Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:
Saudah keluar setelah diwajibkan hijab atasnya untuk memenuhi suatu
keperluannya. Dia adalah seorang wanita yang bertubuh besar melebihi
wanita-wanita yang lain sehingga mudah dibedakan bagi orang mengenalnya.
Kemudian Umar bin Khathab melihatnya lalu berkata: Hai Saudah! Demi
Allah, bagaimanapun kamu pasti kami kenali maka perhatikanlah cara kamu
keluar rumah! Ia melanjutkan: Lalu berbaliklah Saudah untuk segera pulang
sementara Rasulullah saw. berada di rumahku sedang menyantap makan
malam dengan tulang yang masih di tangannya. Ketika itulah Saudah masuk
dan mengadu: Ya Rasulullah! Aku baru saja keluar. Lalu Umar bin Khathab
menegurku begini dan begini. Ia melanjutkan (Aisyah): Kemudian
diwahyukan kepada Rasulullah saw. (ayat ke 59 surat Al-Ahzab) pada saat
tulang masih berada di tangan beliau yang belum beliau letakkan. Kemudian
beliau bersabda: Sesungguhnya telah diizinkan bagi kalian, kaum wanita,
untuk keluar memenuhi keperluan kalian. (Shahih Muslim No.4034)
6. Haram berduaan dengan lawan jenis dan menemuinya
 Hadis riwayat Uqbah bin Amir ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Hindarkanlah diri kalian masuk menemui
wanita. Seorang sahabat Ansar bertanya: Ya Rasulullah, bagaimana kalau
ipar? Rasulullah saw. bersabda: Ipar itu maut (lebih mengkhawatirkan).
(Shahih Muslim No.4037)
7. Menerangkan bahwa bagi orang yang terlihat berduaan dengan seorang
perempuan sedangkan perempuan itu adalah istrinya atau muhrimnya
disunatkan mengatakan "ini Fulanah" untuk menghindari prasangka
buruk terhadapnya
 Hadis riwayat Shafiyah binti Huyaiy ra., ia berkata:
Suatu malam ketika Nabi saw. sedang beriktikaf, aku datang mengunjungi
beliau untuk mengajak bicara. Setelah itu aku pun bangkit berdiri untuk
pulang dan Rasulullah saw. ikut berdiri untuk mengantarkanku. Tempat
tinggal Shafiyah adalah di rumah Usamah bin Zaid. Tiba-tiba lewat dua orang
Ansar. Tatkala mereka melihat Nabi saw. mereka mempercepat jalan mereka
lalu Nabi saw. berseru: Tunggulah! Dia adalah Shafiyah binti Huyaiy. Mereka
berdua segera menyahut: Maha suci Allah, ya Rasulullah! Rasulullah saw.
bersabda: Sesungguhnya setan itu berada di dalam aliran darah tubuh
manusia dan aku khawatir akan menimbulkan prasangka buruk di hati kalian
atau mengatakan sesuatu. (Shahih Muslim No.4041)
8. Orang yang datang ke suatu majlis dan menemukan tempat kosong, dia
boleh duduk di sana, bila tidak maka hendaklah dia duduk di belakang
orang-orang yang sudah terlebih dahulu hadir
 Hadis riwayat Abu Waqid Al-Laitsi ra.:
Bahwa ketika Rasulullah saw. sedang duduk di mesjid bersama para sahabat,
tiba-tiba muncullah tiga orang. Yang dua orang datang menghampiri
Rasulullah saw. sedangkan yang satu lagi berlalu pergi. Ia berkata: Kemudian
keduanya berdiri di hadapan Rasulullah saw. lalu yang satu melihat tempat
kosong di antara lingkaran orang maka duduklah ia di sana. Adapun yang
seorang lagi duduk di belakang mereka. Sementara itu orang yang ketiga,
telah pergi. Setelah Rasulullah saw. selesai, beliau bersabda: Tidak inginkah
kalian aku beritahukan tentang ketiga orang tadi? Seorang di antara mereka
telah berlindung kepada Allah, maka Allah memberikan perlindungan
kepadanya. Sedangkan yang lain malu, maka Allah pun malu kepadanya.
Adapun orang yang ketiga ia telah berpaling, maka Allah pun berpaling
darinya. (Shahih Muslim No.4042)
9. Haram mengusir orang dari tempat duduknya untuk diambil alih
 Hadis riwayat Ibnu Umar ra.:
Dari Nabi saw. bahwa Beliau bersabda: Jangan sekali-kali seorang di antara
kalian membuat orang lain berdiri dari tempat duduknya kemudian dia duduk
di tempat itu. (Shahih Muslim No.4043)
10. Larangan bagi lelaki banci (waria) masuk menemui wanita lain
 Hadis riwayat Ummu Salamah ra.:
Bahwa seorang lelaki banci berada di rumah (rumah Ummu Salamah) ketika
Rasulullah saw. sedang di rumah. Orang itu berkata kepada saudara Ummu
Salamah: Hai Abdullah bin Abu Umayah! Jika Allah menolong kalian
menaklukan Thaif besok, maka akan kutunjukkan kepadamu anak perempuan
Ghailan. Dia menghadap dengan empat lipatan perut dan mundur dengan
delapan lipatan perut (sangat gemuk). Ketika Rasulullah saw. mendengar
ucapan itu, beliau bersabda: Janganlah mereka itu masuk ke tempat kalian.
(Shahih Muslim No.4048)
11. Boleh memboncengkan wanita lain yang kepayahan di jalan
 Hadis riwayat Asma binti Abu Bakar ra., ia berkata:
Zubair mengawiniku sedangkan ia tidak memiliki harta atau hamba sahaya
atau apapun kecuali kudanya. Akulah yang memberi makan kudanya,
mencukupi bahan makanannya, mengurusnya, menumbukkan biji bagi hewan
penyiramnya, memberinya makan, memberi minum, menjahitkan timbanya
dan membuatkan adonan rotinya. Tetapi, aku tidak pandai membuat roti
karena itu wanita Ansar tetanggakulah yang membuatkan roti untukku.
Mereka adalah para wanita yang jujur. Ia berkata: Aku biasa memindahkan
biji kurma dari tanah Zubair yang diberikan Rasulullah saw. dengan
memanggulnya di atas kepalaku yang berjarak kira-kira duapertiga farsakh (1
farsakh = 3 mil). Ia berkata lagi: Suatu hari aku datang membawa biji kurma
di atas kepalaku lalu bertemu dengan Rasulullah saw. beserta beberapa orang
sahabat. Beliau memanggilku, kemudian mengucap: Ikh, ikh (ucapan untuk
menderumkan untanya). Beliau bermaksud memboncengku di belakangnya.
Asma berkata: Aku merasa malu dan aku tahu kecemburuanmu. Zubair
berkata: Demi Allah! Engkau memanggul biji kurma di atas kepala adalah
lebih berat daripada engkau menunggang bersama beliau. Ia berkata: Sampai
Abu Bakar ra. mengirimkan seorang pembantu yang mengambil alih
pengurusan kuda, seakan-akan ia telah membebaskanku. (Shahih Muslim
No.4050)
12. Haram dua orang berbisik-bisik tanpa menyertakan orang ketiga
dengan tidak mendapatkan ridhanya
 Hadis riwayat Ibnu Umar ra.:
Rasulullah saw. bersabda: Apabila terdapat tiga orang, maka janganlah dua
orang (di antara mereka) berbisik-bisik tanpa menyertakan yang lain. (Shahih
Muslim No.4052)
 Hadis riwayat Abdullah bin Masud ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Apabila kalian bertiga orang, maka janganlah dua
orang berbisik-bisik tanpa menyertakan seorang yang lain sehingga kamu
dapat bergaul dengan manusia, karena dapat membuatnya sedih. (Shahih
Muslim No.4053)
13. Berobat, sakit dan menjampi
 Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Pandangan mata yang hasut itu adalah hak
(benar). (Shahih Muslim No.4057)
14. Sihir
 Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:
Seorang Yahudi Bani Zuraiq yang bernama Labied bin Al-A`sham pernah
menyihir Rasulullah saw. Ia berkata: Sehingga Rasulullah saw.
membayangkan seolah-olah melakukan sesuatu padahal beliau tidak
melakukannya. Sampai pada suatu hari atau suatu malam, Rasulullah saw.
berdoa dan terus berdoa, kemudian berkata: Hai Aisyah, apakah engkau
merasa bahwa Allah memberiku petunjuk mengenai apa yang aku tanyakan
kepada-Nya? Dua malaikat telah datang kepadaku. Salah satu di antaranya
duduk di samping kepalaku, sedangkan yang lain di dekat kakiku. Malaikat
yang berada di samping kepalaku berkata kepada malaikat yang berada di
dekat kakiku atau sebaliknya: Sakit apa orang ini? Yang ditanya menjawab:
Tersihir. Yang satu bertanya lagi: Siapakah yang menyihirnya? Yang lain
menjawab: Labied bin Al-A`sham. Yang satunya bertanya: Di mana sihir itu
ditempatkan? Yang lain menjawab: Pada sisir dan rontokan rambut yang
berada di sisir itu serta kantong mayang kurma jantan. Yang satu bertanya:
Di mana benda itu diletakkan? Yang lain menjawab: Di dalam sumur Dzu
Arwan. Aisyah melanjutkan: Lalu Rasulullah saw. datang ke sumur itu
bersama beberapa orang sahabat beliau kemudian beliau bersabda: Hai
Aisyah, demi Allah, air sumur itu laksana perasan inai (yakni berwarna kuning
kemerah-merahan), sedangkan pohon kurma yang ada di sana bagaikan
kepala-kepala setan. Aku (Aisyah) bertanya: Ya Rasulullah, apakah engkau
tidak membakar saja benda itu? Rasulullah saw. menjawab: Tidak. Mengenai
diriku, Allah telah berkenan menyembuhkanku. Dan aku tidak suka membuat
masyarakat menjadi resah. Karena itu, aku menyuruh memendamnya.
(Shahih Muslim No.4059)
15. Racun
 Hadis riwayat Anas ra.:
Bahwa seorang perempuan Yahudi datang kepada Rasulullah saw. dengan
membawa hidangan daging kambing yang telah diracuni kemudian Rasulullah
saw. memakan sebagiannya. Lalu perempuan itu dihadapkan kepada
Rasulullah saw. dan ditanyakan tentang perbuatannya tersebut, dia
menjawab: Aku memang bermaksud hendak membunuhmu. Rasulullah saw.
bersabda: Allah tidak akan memberikan kekuasaan kepadamu untuk
melakukan hal itu. Menurut satu riwayat, ada tambahan kalimat terhadapku.
Para sahabat bertanya: Bolehkah kami membunuh perempuan ini? Rasulullah
saw. bersabda: Jangan! Anas berkata: Aku masih tetap mengenalinya (wanita
itu) karena hendak mencelakakan Rasulullah saw. tersebut. (Shahih Muslim
No.4060)
16. Anjuran menjampi orang sakit
 Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:
Biasanya apabila ada seorang di antara kami menderita sakit, Rasulullah saw.
mengusapnya dengan tangan kanan beliau, kemudian beliau berdoa:
Hilangkanlah penyakitnya, wahai Tuhan manusia! Berilah kesembuhan karena
Engkaulah Penyembuh (segala penyakit). Tiada kesembuhan kecuali
kesembuhan-Mu, yaitu kesembuhan yang tidak meninggalkan penyakit.
Ketika Rasulullah saw. menderita sakit dan semakin parah, aku pegang
tangan beliau untuk melakukan seperti yang biasa beliau lakukan. Namun
beliau menarik tangan beliau dari tanganku kemudian berdoa: "Ya Allah!
Ampunilah aku dan jadikanlah aku bersama Rafiq A`la (Tuhan)." Aku
bergegas untuk melihat, ternyata beliau telah wafat. (Shahih Muslim
No.4061)
17. Menjampi orang sakit dengan bacaan jampi yang disyariatkan dan
dengan meniupkannya
 Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:
Apabila ada salah seorang anggota keluarga beliau yang sakit, beliau
meniupkan kepadanya dengan membacakan "muawwizat". Ketika beliau
menderita sakit yang menyebabkan beliau wafat, aku juga meniupkan kepada
beliau dan mengusapkan dengan tangan beliau sendiri. Karena tangan beliau
tentu lebih besar berkahnya daripada tanganku. (Shahih Muslim No.4065)
18. Diizinkan menjampi sakit mata, luka di lambung, terkena racun dan
sakit akibat dihipnotis orang
 Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. memberikan keringanan kepada satu keluarga dari golongan
Ansar untuk menjampi dari sesuatu yang beracun. (Shahih Muslim No.4067)
 Hadis riwayat Aisyah ra.:
Rasulullah saw. biasanya bila ada seseorang yang mengeluh sakit atau
terkena luka, Nabi saw. berdoa sambil jari tangannya seperti ini, lalu Sufyan
meletakkan jari telunjuknya ke tanah dan mengangkatnya kembali
(mencontohkan perbuatan Nabi): "Dengan nama Allah, debu tanah kami dan
dengan ludah sebagian kami semoga orang yang sakit di antara kami dapat
sembuh dengan seizin Tuhan kami". (Shahih Muslim No.4069)
 Hadis riwayat Aisyah ra.:
Bahwa Rasulullah saw. pernah menyuruhnya untuk meminta dijampikan dari
pandangan mata yang hasut. (Shahih Muslim No.4070)
 Hadis riwayat Ummu Salamah ra.:
Bahwa Rasulullah saw. pernah berkata tentang budak perempuan yang
berada di rumah Ummu Salamah ra., istri Nabi saw. yang di wajahnya beliau
lihat terdapat bercak hitam sisa perubahan warna kulit lalu bersabda: Dia
terkena penyakit karena pandangan mata hasut maka mintakanlah bacaan
jampi baginya. Beliau bermaksud agar kulit wajahnya kuning kembali. (Shahih
Muslim No.4074)
19. Boleh mengambil bayaran atas jampian dengan Alquran dan bacaan
zikir
 Hadis riwayat Abu Said Al-Khudri ra.:
Bahwa beberapa orang di antara sahabat Rasulullah saw. sedang berada
dalam perjalanan melewati salah satu dari perkampungan Arab. Mereka
berharap dapat menjadi tamu penduduk kampung tersebut. Namun ternyata
penduduk kampung itu tidak mau menerima mereka. Tetapi ada yang
menanyakan: Apakah di antara kalian ada yang dapat menjampi? Karena
kepala kampung terkena sengatan atau terluka. Seorang dari para sahabat itu
menjawab: Ya, ada. Orang itu lalu mendatangi kepala kampung dan
menjampinya dengan surat Al-Fatihah. Ternyata kepala kampung itu sembuh
dan diberikanlah kepadanya beberapa ekor kambing. Sahabat itu menolak
untuk menerimanya dan berkata: Aku akan menanyakannya dahulu kepada
kepada Nabi saw. Dia pun pulang menemui Nabi saw. dan menuturkan
peristiwa tersebut. Dia berkata: Ya Rasulullah! Demi Allah, aku hanya
menjampi dengan surat Al-Fatihah. Mendengar penuturan itu: Rasulullah saw.
tersenyum dan bersabda: Tahukah engkau bahwa Al-Fatihah itu merupakan
jampi? Kemudian beliau melanjutkan: Ambillah imbalan dari mereka dan
sisihkan bagianku bersama kalian. (Shahih Muslim No.4080)
20. Setiap penyakit ada obatnya dan anjuran untuk berobat
 Hadis riwayat Jabir bin Abdullah ra.:
Dari Ashim bin Umar bin Qatadah bahwa Jabir bin Abdullah menjenguk
Muqanna`, kemudian berkata: Aku tidak akan pulang sebelum engkau mau
berbekam sebab saya pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda:
Sesungguhnya di dalam berbekam itu terdapat pengobatan. (Shahih Muslim
No.4085)
 Hadis riwayat Ibnu Umar ra.:
Dari Nabi saw., beliau bersabda: Panas demam itu berasal dari didihan api
neraka Jahanam. Karena itu dinginkanlah derajat panasnya dengan air!.
(Shahih Muslim No.4093)
 Hadis riwayat Asma ra.:
Bahwa ia pernah didatangkan seorang perempuan gelisah yang menderita
demam lalu ia meminta diambilkan air untuk disiramkan ke dalam kerah baju
perempuan itu dan berkata: Sesungguhnya Rasulullah saw. pernah bersabda:
Turunkanlah panas demam itu dengan air. Beliau juga bersabda:
Sesungguhnya panasnya itu berasal dari didihan api neraka Jahanam. (Shahih
Muslim No.4098)
 Hadis riwayat Rafi` bin Khadij ra., ia berkata:
Aku pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya panas
demam itu adalah panas yang berasal dari api neraka Jahanam. Karena itu
dinginkanlah panas itu dengan air. (Shahih Muslim No.4099)
21. Makruh berobat dengan ladud (obat yang diletakkan pada salah satu
sisi mulut seseorang)
 Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:
Kami memberikan ladud kepada Rasulullah saw. ketika beliau sakit. Lalu
beliau memberi isyarat janganlah kamu mengobati dengan cara meladudiku.
Kemudian di dalam hati kami berkata itu merupakan ketidaksukaan orang
sakit terhadap obat. Tatkala sadar, beliau bersabda: Setiap orang dari kalian
pasti pernah diobati dengan cara ladud kecuali Abbas ra. karena dia tidak
sempat menyaksikan kalian. (Shahih Muslim No.4101)
22. Berobat dengan jintan hitam
 Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya pada jintan hitam itu terdapat obat
untuk segala macam penyakit kecuali kematian. (Shahih Muslim No.4104)
23. Bubur talbinah itu dapat menguatkan hati orang yang sakit
 Hadis riwayat Aisyah ra., istri Nabi saw.:
Bahwa apabila salah seorang anggota keluarganya meninggal dunia maka
berkumpullah para wanita kemudian mereka berpisah lagi kecuali keluarga
dan kerabat dekatnya lalu ia menyuruh diambilkan seperiuk sup terigu
kemudian dimasak untuk dijadikan bubur talbinah tersebut lalu dituangkan ke
atas periuk tadi, ia pun berkata: Makanlah bubur ini! Sesungguhnya, aku
pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda: Bubur Talbinah itu dapat
menyegarkan hati orang yang sakit dan dapat mengurangi sebagian rasa
sedih. (Shahih Muslim No.4106)
24. Berobat dengan cara meminum madu
 Hadis riwayat Abu Said Al-Khudri ra., ia berkata:
Ada seorang lelaki datang kepada Nabi saw. lalu berkata: Saudaraku merasa
mual-mual perutnya. Rasulullah saw. bersabda: Minumkanlah madu! Setelah
orang itu memberi minum madu kepada saudaranya, dia datang lagi kepada
Nabi saw. dan melapor: Aku telah meminumkannya madu tetapi dia malah
bertambah mulas. Kejadian itu berulang sampai tiga kali. Pada kali yang
keempat Rasulullah saw. tetap bersabda: Minumkanlah madu! Orang itupun
masih saja melapor: Aku benar-benar telah meminumkannya madu tetapi dia
malah bertambah mulas, maka Rasulullah saw. bersabda: Maha benar Allah
(dalam firman-Nya, surat An-Nahl ayat 69) dan ada yang tidak beres dengan
perut saudaramu itu. Akhirnya Rasulullah saw. sendiri yang meminumkannya
madu dan saudara orang itupun sembuh. (Shahih Muslim No.4107)
25. Wabah penyakit, pesimisme, perdukunan dan sebagainya
 Hadis riwayat Usamah bin Zaid ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Sampar itu siksa yang dikirimkan kepada Bani
Israel atau orang-orang yang hidup sebelum kalian. Apa bila kalian
mendengar adanya sampar itu di suatu daerah, maka janganlah kalian datang
ke sana. Dan kalau sampar itu berjangkit di suatu daerah, sedangkan kalian
berada di sana, maka janganlah kalian keluar untuk melarikan diri darinya.
(Shahih Muslim No.4108)
 Hadis riwayat Abdullah bin Abbas ra.:
Bahwa Umar bin Khathab pergi ke Syam dan ketika telah tiba di sebuah
dusun bernama Sarghi, beliau bertemu dengan penduduk Syam yaitu Abu
Ubaidah bin Jarrah ra. dan para pengikutnya. Mereka memberitahukan bahwa
telah berjangkit di Syam suatu wabah penyakit. Ibnu Abbas ra. berkata: Maka
Umar berkata: Coba panggilkan sahabat muhajirin yang pertama. Maka aku
panggil mereka lantas beliau meminta saran mereka dan memberitahukan
kepada mereka bahwa wabah telah berjangkit di Syam. Ternyata mereka
berselisih pendapat menanggapi berita itu. Sebagian di antara mereka
berkata: Engkau pergi untuk suatu urusan besar dan kami tidak setuju jika
engkau kembali. Sedangkan sebagian yang lain berkata: Bersama engkau
masih banyak rakyat dan para sahabat dan kami tidak setuju bila engkau
mengajak mereka menuju ke wabah tersebut. Umar berkata: Tinggalkan aku
dan tolong panggilkan sahabat Ansar! Aku pun memanggil mereka. Ketika
dimintai pertimbangan, mereka juga bersikap dan berbeda pendapat seperti
halnya orang-orang Muhajirin. Umar berkata: Tinggalkan aku! Lalu ia berkata
lagi: Tolong panggilkan sesepuh Quraisy yang dahulu hijrah pada waktu
penaklukan dan sekarang berada di sini. Aku memanggil mereka. Ternyata
mereka saling bersepakat dan berkata: Menurut kami sebaiknya engkau
kembali bersama orang-orang dan tidak mengajak mereka mendatangi wabah
ini. Umar lalu berseru di tengah-tengah orang banyak: Aku akan mengendarai
tungganganku untuk pulang esok pagi. Lalu mereka pun mengikutinya. Abu
Ubaidah bin Jarrah ra. bertanya: Apakah untuk menghindari takdir Allah?
Umar menjawab: Kalau saja bukan engkau yang mengatakan itu, hai Abu
Ubaidah! Umar memang tidak suka berselisih dengan Abu Ubaidah. Ya, kita
lari dari satu takdir Allah ke takdir Allah yang lain. Apa pendapatmu
seandainya engkau mempunyai seekor unta yang turun di suatu lembah yang
memiliki dua lereng, yang satu subur dan yang satu lagi tandus, apakah jika
engkau menggembalakannya di tempat yang subur itu bukan berarti engkau
menggembalakanya karena takdir Allah? Begitu pun sebaliknya, kalau engkau
menggembalakannya di tempat yang tandus, bukankah engkau
menggembalakanya karena takdir Allah juga? Lalu datanglah Abdurrahman
bin Auf yang absen karena suatu keperluannya lalu berkata: Sungguh aku
mempunyai pengetahuan tentang masalah ini, aku pernah mendengar
Rasulullah saw. bersabda: Apabila kalian mendengar ada suatu wabah di
suatu daerah, maka janganlah kalian mendatanginya. Sebaliknya, kalau
wabah tersebut berjangkit di suatu daerah sedangkan kalian berada di sana,
maka janganlah kalian keluar melarikan diri daripadanya. Ibnu Abbas berkata:
Mendengar itu Umar bin Khathab memuji Allah kemudian pergi berlalu.
(Shahih Muslim No.4114)
26. Tidak ada penularan tanpa kehendak Allah, tidak ada nasib sial, tidak
ada reinkarnasi sebagai burung, tidak ada kematian karena cacing perut,
tidak ada bintang tertentu yang dapat menurunkan hujan, tidak benar
hantu itu dapat menjelma ke berbagai rupa dan menyesatkan manusia,
dan juga tidak benar orang dapat memindahkan penyakit unta
 Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Tidak ada (kepercayaan) penularan tanpa
kehendak Allah, tidak benar kematian karena cacing perut dan tidak benar
reinkarnasi menjadi burung. Lalu seorang arab badui bertanya: Ya Rasulullah!
Lalu bagaimana dengan unta yang berada di padang penggembalaan yang
semula bagaikan kijang kemudian didatangi oleh unta berkudis dan setelah
bergabung, maka semua unta menjadi ketularan berkudis? Rasulullah saw.
bersabda: Lalu yang manakah yang menularkan pertama kali. (Shahih Muslim
No.4116)
27. Tanda kenahasan dan optimisme dan perkara yang menimbulkan
pesimisme
 Hadis riwayat Anas ra.:
Bahwa Nabi saw. bersabda: Tidak ada penularan (tanpa kehendak Allah) dan
tidak ada tanda kenahasan dan yang membuatku terkagum adalah optimisme
yaitu kalimat yang baik, kalimat yang bagus. (Shahih Muslim No.4123)
 Hadis riwayat Abdullah bin Umar ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Kenahasan itu ada pada rumah, pada
perempuan dan pada kuda (kendaraan). (Shahih Muslim No.4127)
 Hadis riwayat Sahal bin Saad ra. dia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Kalau memang kesialan itu ada, maka ia ada pada
perempuan, pada kuda (kendaraan) dan pada tempat tinggal. (Shahih Muslim
No.4131)
28. Pengharaman pedukunan dan mendatangi seorang dukun
 Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:
Aku berkata: Wahai Rasulullah, sesungguhnya beberapa dukun pernah
menceritakan sesuatu kepada kami dan kami mendapati apa yang mereka
ceritakan itu benar. Rasulullah saw. bersabda: Itu adalah kalimat benar yang
disambar oleh jin lalu dengan cepat dilemparkan ke telinga walinya tetapi di
dalamnya sudah dia tambahi dengan seratus kedustaan. (Shahih Muslim
No.4134)
29. Membunuh ular dan lainnya
 Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. menyuruh untuk membunuh ular berbelang dua karena
binatang tersebut dapat membutakan mata dan mencelakakan kandungan.
(Shahih Muslim No.4139)
 Hadis riwayat Ibnu Umar ra.:
Dari Rasulullah saw., beliau bersabda: Bunuhlah ular-ular berbisa, ular-ular
berbelang dua dan ular yang ekornya terputus karena keduanya dapat
menggugurkan kandungan dan membutakan mata. (Shahih Muslim No.4140)
 Hadis riwayat Abdullah bin Masud ra., ia berkata:
Kami pernah bersama Nabi saw. di dalam sebuah gua dan ketika telah
diturunkan kepada beliau surat Al-Mursalat di mana kami langsung hafalnya
dari mulut beliau yang masih basah tiba-tiba muncullah seekor ular sehingga
bersabdalah beliau: Bunuhlah ular itu! Kami segera berlomba untuk
membunuhnya namun ular tersebut telah mendahului kami berlalu
menghilang. Rasulullah saw. kemudian bersabda: Rupanya Allah telah
melindunginya dari kejahatan kamu sebagaimana Allah pun telah melindungi
kamu dari kejahatannya. (Shahih Muslim No.4148)
30. Anjuran membunuh cecak
 Hadis riwayat Ummu Syarik ra.:
Bahwa Nabi saw. menyuruhnya untuk membunuh cecak. Dan dalam hadis
Ibnu Abu Syaibah: Dia menyuruh. (Shahih Muslim No.4152)
 Hadis riwayat Aisyah ra.:
Bahwa Rasulullah saw. menamakan binatang cecak dengan sebutan fuwaisik.
(Shahih Muslim No.4155)
31. Larangan membunuh semut
 Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Dari Rasulullah saw. bahwa seekor seekor semut pernah menggigit salah
seorang nabi. Nabi tersebut lalu memerintahkan untuk mendatangi sarang
semut dan membakarnya. Tetapi kemudian Allah menurunkan wahyu
kepadanya: Apakah hanya karena seekor semut menggigitmu lantas kamu
membinasakan satu umat yang selalu bertasbih. (Shahih Muslim No.4157)
32. Haram membunuh kucing
 Hadis riwayat Abdullah bin Umar ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Seorang wanita disiksa karena mengurung
seekor kucing sampai mati. Kemudian wanita itu masuk neraka karenanya,
yaitu karena ketika mengurungnya ia tidak memberinya makan dan tidak pula
memberinya minum sebagaimana ia tidak juga melepasnya mencari makan
dari serangga-serangga tanah. (Shahih Muslim No.4160)
 Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Seorang wanita disiksa karena seekor
kucing yang tidak diberi makan dan minum serta tidak pula ia melepasnya
mencari makanan dari serangga-serangga tanah. (Shahih Muslim No.4161)
33. Keutamaan memberi makan dan minum kepada binatang ternak yang
mulia
 Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Tatkala seorang lelaki sedang berjalan pada
sebuah jalan terasalah olehnya dahaga yang sangat. Lalu ia mendapati
sebuah sumur dan bersegeralah ia meneruninya untuk minum. Ketika keluar,
tiba-tiba dia melihat seekor anjing menjulurkan lidah sambil menjilat-jilati
debu karena sangat haus. Lelaki itu berkata: Anjing ini sedang kehausan
seperti aku tadi lalu turunlah dia kembali ke dalam sumur untuk memenuhi
sepatu kulitnya dengan air lalu digigit agar dapat naik kembali. Kemudian ia
meminumkan air itu kepada anjing tersebut. Allah berterima kasih kepadanya
lalu mengampuninya. Para sahabat bertanya: Wahai Rasulullah! Apakah kami
akan mendapatkan pahala karena binatang-binatang seperti ini? Rasulullah
saw. menjawab: Pada setiap yang bernyawa (mahluk hidup) ada pahalanya.
(Shahih Muslim No.4162)
 Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Dari Nabi saw. bahwa pada suatu hari yang sangat panas seorang wanita
pelacur melihat seekor anjing sedang mengelilingi sebuah sumur sambil
menjulurkan lidahnya karena kehausan. Ia kemudian melepas sepatu kulitnya
(untuk mengambil air sumur yang akan diminumkan kepada anjing), lalu
wanita itu diampuni dosanya. (Shahih Muslim No.4163)

More Related Content

What's hot

Bab 3 lanjutan hadits-hadits ttg Sabar riyadus shalihin ppt
Bab 3 lanjutan hadits-hadits ttg Sabar riyadus shalihin pptBab 3 lanjutan hadits-hadits ttg Sabar riyadus shalihin ppt
Bab 3 lanjutan hadits-hadits ttg Sabar riyadus shalihin pptsoleh solehudin
 
Haid, nifas dan istihadhah
Haid, nifas dan istihadhahHaid, nifas dan istihadhah
Haid, nifas dan istihadhahsutanhasbullah
 
Sholat dhuha
Sholat dhuhaSholat dhuha
Sholat dhuhaKang Aniq
 
01. kitab permulaan wahyu
01. kitab permulaan wahyu01. kitab permulaan wahyu
01. kitab permulaan wahyuArifuddin Ali.
 
Riyadhus Shalihin Bab 1 -3 ppt
Riyadhus Shalihin Bab 1 -3 pptRiyadhus Shalihin Bab 1 -3 ppt
Riyadhus Shalihin Bab 1 -3 pptsoleh solehudin
 
Fiqh sholat Dalam Berbagai Madzhab
Fiqh sholat Dalam Berbagai MadzhabFiqh sholat Dalam Berbagai Madzhab
Fiqh sholat Dalam Berbagai MadzhabHermanBudianto4
 
Hadits hadits qudsi - muwaththa malik
Hadits hadits qudsi - muwaththa malikHadits hadits qudsi - muwaththa malik
Hadits hadits qudsi - muwaththa malikArifuddin Ali.
 
tata cara shalat tarawih dan witir
tata cara shalat tarawih dan witirtata cara shalat tarawih dan witir
tata cara shalat tarawih dan witirTeguh Prasetyo
 
25 Fatwa Ulama Ahlus Sunnah Seri 2
25 Fatwa Ulama Ahlus Sunnah Seri 225 Fatwa Ulama Ahlus Sunnah Seri 2
25 Fatwa Ulama Ahlus Sunnah Seri 2Happy Islam
 
Pengertian SHOLAT DHUHA dan Keutamaannya
Pengertian SHOLAT DHUHA dan KeutamaannyaPengertian SHOLAT DHUHA dan Keutamaannya
Pengertian SHOLAT DHUHA dan KeutamaannyaHanif Prihambudi
 
Sholat 5 waktu
Sholat 5 waktuSholat 5 waktu
Sholat 5 waktunadia
 
10 pertanyaan yang menyadarkan
10 pertanyaan yang menyadarkan10 pertanyaan yang menyadarkan
10 pertanyaan yang menyadarkanloevera
 
Bab 3 hadits 2 Riyadhus Shalihin ppt
Bab 3 hadits 2 Riyadhus Shalihin pptBab 3 hadits 2 Riyadhus Shalihin ppt
Bab 3 hadits 2 Riyadhus Shalihin pptsoleh solehudin
 
Sholat pendahuluan, isi, penutup, daftar pustaka
Sholat pendahuluan, isi, penutup, daftar pustakaSholat pendahuluan, isi, penutup, daftar pustaka
Sholat pendahuluan, isi, penutup, daftar pustakaJae Aya
 

What's hot (17)

Rahasia sholat duha
Rahasia sholat duhaRahasia sholat duha
Rahasia sholat duha
 
Bab 3 lanjutan hadits-hadits ttg Sabar riyadus shalihin ppt
Bab 3 lanjutan hadits-hadits ttg Sabar riyadus shalihin pptBab 3 lanjutan hadits-hadits ttg Sabar riyadus shalihin ppt
Bab 3 lanjutan hadits-hadits ttg Sabar riyadus shalihin ppt
 
Tatacara Shalat
Tatacara ShalatTatacara Shalat
Tatacara Shalat
 
Haid, nifas dan istihadhah
Haid, nifas dan istihadhahHaid, nifas dan istihadhah
Haid, nifas dan istihadhah
 
Sholat dhuha
Sholat dhuhaSholat dhuha
Sholat dhuha
 
01. kitab permulaan wahyu
01. kitab permulaan wahyu01. kitab permulaan wahyu
01. kitab permulaan wahyu
 
Riyadhus Shalihin Bab 1 -3 ppt
Riyadhus Shalihin Bab 1 -3 pptRiyadhus Shalihin Bab 1 -3 ppt
Riyadhus Shalihin Bab 1 -3 ppt
 
Fiqh sholat Dalam Berbagai Madzhab
Fiqh sholat Dalam Berbagai MadzhabFiqh sholat Dalam Berbagai Madzhab
Fiqh sholat Dalam Berbagai Madzhab
 
Hadits hadits qudsi - muwaththa malik
Hadits hadits qudsi - muwaththa malikHadits hadits qudsi - muwaththa malik
Hadits hadits qudsi - muwaththa malik
 
tata cara shalat tarawih dan witir
tata cara shalat tarawih dan witirtata cara shalat tarawih dan witir
tata cara shalat tarawih dan witir
 
25 Fatwa Ulama Ahlus Sunnah Seri 2
25 Fatwa Ulama Ahlus Sunnah Seri 225 Fatwa Ulama Ahlus Sunnah Seri 2
25 Fatwa Ulama Ahlus Sunnah Seri 2
 
Pengertian SHOLAT DHUHA dan Keutamaannya
Pengertian SHOLAT DHUHA dan KeutamaannyaPengertian SHOLAT DHUHA dan Keutamaannya
Pengertian SHOLAT DHUHA dan Keutamaannya
 
Hukum suara wanita
Hukum suara wanitaHukum suara wanita
Hukum suara wanita
 
Sholat 5 waktu
Sholat 5 waktuSholat 5 waktu
Sholat 5 waktu
 
10 pertanyaan yang menyadarkan
10 pertanyaan yang menyadarkan10 pertanyaan yang menyadarkan
10 pertanyaan yang menyadarkan
 
Bab 3 hadits 2 Riyadhus Shalihin ppt
Bab 3 hadits 2 Riyadhus Shalihin pptBab 3 hadits 2 Riyadhus Shalihin ppt
Bab 3 hadits 2 Riyadhus Shalihin ppt
 
Sholat pendahuluan, isi, penutup, daftar pustaka
Sholat pendahuluan, isi, penutup, daftar pustakaSholat pendahuluan, isi, penutup, daftar pustaka
Sholat pendahuluan, isi, penutup, daftar pustaka
 

Similar to Tanya jawab ucapan salam

Anta tas’al nahnu nujib-farid nu'man
Anta tas’al nahnu nujib-farid nu'manAnta tas’al nahnu nujib-farid nu'man
Anta tas’al nahnu nujib-farid nu'manEdi Awaludin
 
Terjemah Shahih Muslim.doc
Terjemah Shahih Muslim.docTerjemah Shahih Muslim.doc
Terjemah Shahih Muslim.docVikaOktavia3
 
Kitab kebajikan, silaturahmi dan adab sopan santun
Kitab kebajikan, silaturahmi dan adab sopan santunKitab kebajikan, silaturahmi dan adab sopan santun
Kitab kebajikan, silaturahmi dan adab sopan santunOperator Warnet Vast Raha
 
Kitab kebajikan, silaturahmi dan adab sopan santun
Kitab kebajikan, silaturahmi dan adab sopan santunKitab kebajikan, silaturahmi dan adab sopan santun
Kitab kebajikan, silaturahmi dan adab sopan santunSeptian Muna Barakati
 
Kitab kebajikan, silaturahmi dan adab sopan santun
Kitab kebajikan, silaturahmi dan adab sopan santunKitab kebajikan, silaturahmi dan adab sopan santun
Kitab kebajikan, silaturahmi dan adab sopan santunSeptian Muna Barakati
 
Kumpulan beberapa hadits shahih
Kumpulan beberapa hadits shahihKumpulan beberapa hadits shahih
Kumpulan beberapa hadits shahihWarnet Raha
 
Khutbah rasulullah saaw di ghadir khum (pengangkatan imam ali as)
Khutbah rasulullah saaw di ghadir khum (pengangkatan imam ali as)Khutbah rasulullah saaw di ghadir khum (pengangkatan imam ali as)
Khutbah rasulullah saaw di ghadir khum (pengangkatan imam ali as)Toto Dwiarso
 
Hadist bukhari muslim
Hadist bukhari muslimHadist bukhari muslim
Hadist bukhari muslimahmadafrii
 

Similar to Tanya jawab ucapan salam (20)

Hadits keselamatan
Hadits keselamatanHadits keselamatan
Hadits keselamatan
 
Tanya jawab keutamaan sahabat
Tanya jawab  keutamaan sahabatTanya jawab  keutamaan sahabat
Tanya jawab keutamaan sahabat
 
Tanya jawab keutamaan sahabat
Tanya jawab  keutamaan sahabatTanya jawab  keutamaan sahabat
Tanya jawab keutamaan sahabat
 
Orang Asing Akhir Zaman
Orang Asing Akhir ZamanOrang Asing Akhir Zaman
Orang Asing Akhir Zaman
 
Kitab tafsir
Kitab tafsirKitab tafsir
Kitab tafsir
 
Kitab tafsir
Kitab tafsirKitab tafsir
Kitab tafsir
 
Anta tas’al nahnu nujib-farid nu'man
Anta tas’al nahnu nujib-farid nu'manAnta tas’al nahnu nujib-farid nu'man
Anta tas’al nahnu nujib-farid nu'man
 
Terjemah Shahih Muslim.doc
Terjemah Shahih Muslim.docTerjemah Shahih Muslim.doc
Terjemah Shahih Muslim.doc
 
Kitab kebajikan, silaturahmi dan adab sopan santun
Kitab kebajikan, silaturahmi dan adab sopan santunKitab kebajikan, silaturahmi dan adab sopan santun
Kitab kebajikan, silaturahmi dan adab sopan santun
 
Kitab kebajikan, silaturahmi dan adab sopan santun
Kitab kebajikan, silaturahmi dan adab sopan santunKitab kebajikan, silaturahmi dan adab sopan santun
Kitab kebajikan, silaturahmi dan adab sopan santun
 
Kitab kebajikan, silaturahmi dan adab sopan santun
Kitab kebajikan, silaturahmi dan adab sopan santunKitab kebajikan, silaturahmi dan adab sopan santun
Kitab kebajikan, silaturahmi dan adab sopan santun
 
Kumpulan beberapa hadits shahih
Kumpulan beberapa hadits shahihKumpulan beberapa hadits shahih
Kumpulan beberapa hadits shahih
 
Kitab haid
Kitab haidKitab haid
Kitab haid
 
Kitab haid
Kitab haidKitab haid
Kitab haid
 
Kitab jenazah
Kitab jenazahKitab jenazah
Kitab jenazah
 
Kitab jenazah
Kitab jenazahKitab jenazah
Kitab jenazah
 
Kitab jenazah
Kitab jenazahKitab jenazah
Kitab jenazah
 
Khutbah rasulullah saaw di ghadir khum (pengangkatan imam ali as)
Khutbah rasulullah saaw di ghadir khum (pengangkatan imam ali as)Khutbah rasulullah saaw di ghadir khum (pengangkatan imam ali as)
Khutbah rasulullah saaw di ghadir khum (pengangkatan imam ali as)
 
Adab dalam Islam
Adab dalam IslamAdab dalam Islam
Adab dalam Islam
 
Hadist bukhari muslim
Hadist bukhari muslimHadist bukhari muslim
Hadist bukhari muslim
 

More from Septian Muna Barakati (20)

Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
 
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
 
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
 
Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA
 
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
 
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
 
Dokomen polisi
Dokomen polisiDokomen polisi
Dokomen polisi
 
Dokumen perusahaan
Dokumen perusahaanDokumen perusahaan
Dokumen perusahaan
 
Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3
 
Dosa besar
Dosa besarDosa besar
Dosa besar
 
Ekosistem padang lamun
Ekosistem padang lamunEkosistem padang lamun
Ekosistem padang lamun
 
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi pendudukFaktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
 
E
EE
E
 
Faktor
FaktorFaktor
Faktor
 
Fho...................
Fho...................Fho...................
Fho...................
 
555555555555555 (2)
555555555555555 (2)555555555555555 (2)
555555555555555 (2)
 
99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya
 
10 impact of global warming
10 impact of global warming10 impact of global warming
10 impact of global warming
 
10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global
 
5 w 1h penyakit hiv
5 w 1h  penyakit hiv5 w 1h  penyakit hiv
5 w 1h penyakit hiv
 

Tanya jawab ucapan salam

  • 1. Kitab Ucapan Salam 1. Pengendara sepatutnya mengucapkan salam kepada pejalan kaki dan kelompok yang beranggota lebih sedikit mengucapkan salam kepada kelompok yang beranggota lebih banyak  Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: Seorang pengendara hendaknya mengucapkan salam kepada pejalan kaki dan pejalan kaki mengucapkan salam kepada orang yang duduk dan jamaah yang beranggota lebih sedikit mengucapkan salam kepada jamaah yang beranggota lebih banyak. (Shahih Muslim No.4019) 2. Di antara hak muslim terhadap muslim lain adalah menjawab salam  Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: Ada lima kewajiban bagi seorang muslim terhadap saudaranya yang muslim; menjawab salam, mendoakan orang yang bersin, memenuhi undangan, menjenguk orang sakit dan mengiring jenazah. (Shahih Muslim No.4022) 3. Larangan memulai salam kepada Ahli Kitab dan cara menjawab salam mereka  Hadis riwayat Anas bin Malik ra.: Rasulullah saw. bersabda: Apabila Ahli Kitab mengucapkan salam kepadamu, maka jawablah: Wa`alaikum. (Shahih Muslim No.4024)  Hadis riwayat Ibnu Umar ra., ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya orang Yahudi itu bila mengucapkan salam kepada kalian mereka mengucapkan: "Assaamu `alaikum" (kematian atas kalian), maka jawablah dengan: "Wa`alaka" (semoga menipa kamu). (Shahih Muslim No.4026)
  • 2.  Hadis riwayat Aisyah ra.: Sekelompok orang Yahudi meminta izin untuk menemui Rasulullah saw. lalu mereka mengucapkan: "Assaamu `alaikum" (kematian atas kalian). Aisyah menyahut: "Bal `alaikumus saam" (sebaliknya semoga kalianlah yang mendapatkan kematian). Rasulullah saw. menegur: Hai Aisyah, Sesungguhnya Allah menyukai keramahan dalam segala hal. Aisyah berkata: Tidakkah engkau mendengar apa yang mereka ucapkan? Rasulullah saw. bersabda: Aku telah menjawab: "Wa `alakum" (semoga menimpa kalian). (Shahih Muslim No.4027) 4. Mengucapkan salam kepada anak kecil  Hadis riwayat Anas bin Malik ra.: Rasulullah saw. pernah melewati anak-anak lalu beliau mengucapkan salam kepada mereka. (Shahih Muslim No.4031) 5. Wanita boleh keluar untuk memenuhi kebutuhan manusia  Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata: Saudah keluar setelah diwajibkan hijab atasnya untuk memenuhi suatu keperluannya. Dia adalah seorang wanita yang bertubuh besar melebihi wanita-wanita yang lain sehingga mudah dibedakan bagi orang mengenalnya. Kemudian Umar bin Khathab melihatnya lalu berkata: Hai Saudah! Demi Allah, bagaimanapun kamu pasti kami kenali maka perhatikanlah cara kamu keluar rumah! Ia melanjutkan: Lalu berbaliklah Saudah untuk segera pulang sementara Rasulullah saw. berada di rumahku sedang menyantap makan malam dengan tulang yang masih di tangannya. Ketika itulah Saudah masuk dan mengadu: Ya Rasulullah! Aku baru saja keluar. Lalu Umar bin Khathab menegurku begini dan begini. Ia melanjutkan (Aisyah): Kemudian diwahyukan kepada Rasulullah saw. (ayat ke 59 surat Al-Ahzab) pada saat tulang masih berada di tangan beliau yang belum beliau letakkan. Kemudian beliau bersabda: Sesungguhnya telah diizinkan bagi kalian, kaum wanita, untuk keluar memenuhi keperluan kalian. (Shahih Muslim No.4034)
  • 3. 6. Haram berduaan dengan lawan jenis dan menemuinya  Hadis riwayat Uqbah bin Amir ra.: Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Hindarkanlah diri kalian masuk menemui wanita. Seorang sahabat Ansar bertanya: Ya Rasulullah, bagaimana kalau ipar? Rasulullah saw. bersabda: Ipar itu maut (lebih mengkhawatirkan). (Shahih Muslim No.4037) 7. Menerangkan bahwa bagi orang yang terlihat berduaan dengan seorang perempuan sedangkan perempuan itu adalah istrinya atau muhrimnya disunatkan mengatakan "ini Fulanah" untuk menghindari prasangka buruk terhadapnya  Hadis riwayat Shafiyah binti Huyaiy ra., ia berkata: Suatu malam ketika Nabi saw. sedang beriktikaf, aku datang mengunjungi beliau untuk mengajak bicara. Setelah itu aku pun bangkit berdiri untuk pulang dan Rasulullah saw. ikut berdiri untuk mengantarkanku. Tempat tinggal Shafiyah adalah di rumah Usamah bin Zaid. Tiba-tiba lewat dua orang Ansar. Tatkala mereka melihat Nabi saw. mereka mempercepat jalan mereka lalu Nabi saw. berseru: Tunggulah! Dia adalah Shafiyah binti Huyaiy. Mereka berdua segera menyahut: Maha suci Allah, ya Rasulullah! Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya setan itu berada di dalam aliran darah tubuh manusia dan aku khawatir akan menimbulkan prasangka buruk di hati kalian atau mengatakan sesuatu. (Shahih Muslim No.4041) 8. Orang yang datang ke suatu majlis dan menemukan tempat kosong, dia boleh duduk di sana, bila tidak maka hendaklah dia duduk di belakang orang-orang yang sudah terlebih dahulu hadir  Hadis riwayat Abu Waqid Al-Laitsi ra.: Bahwa ketika Rasulullah saw. sedang duduk di mesjid bersama para sahabat, tiba-tiba muncullah tiga orang. Yang dua orang datang menghampiri Rasulullah saw. sedangkan yang satu lagi berlalu pergi. Ia berkata: Kemudian keduanya berdiri di hadapan Rasulullah saw. lalu yang satu melihat tempat
  • 4. kosong di antara lingkaran orang maka duduklah ia di sana. Adapun yang seorang lagi duduk di belakang mereka. Sementara itu orang yang ketiga, telah pergi. Setelah Rasulullah saw. selesai, beliau bersabda: Tidak inginkah kalian aku beritahukan tentang ketiga orang tadi? Seorang di antara mereka telah berlindung kepada Allah, maka Allah memberikan perlindungan kepadanya. Sedangkan yang lain malu, maka Allah pun malu kepadanya. Adapun orang yang ketiga ia telah berpaling, maka Allah pun berpaling darinya. (Shahih Muslim No.4042) 9. Haram mengusir orang dari tempat duduknya untuk diambil alih  Hadis riwayat Ibnu Umar ra.: Dari Nabi saw. bahwa Beliau bersabda: Jangan sekali-kali seorang di antara kalian membuat orang lain berdiri dari tempat duduknya kemudian dia duduk di tempat itu. (Shahih Muslim No.4043) 10. Larangan bagi lelaki banci (waria) masuk menemui wanita lain  Hadis riwayat Ummu Salamah ra.: Bahwa seorang lelaki banci berada di rumah (rumah Ummu Salamah) ketika Rasulullah saw. sedang di rumah. Orang itu berkata kepada saudara Ummu Salamah: Hai Abdullah bin Abu Umayah! Jika Allah menolong kalian menaklukan Thaif besok, maka akan kutunjukkan kepadamu anak perempuan Ghailan. Dia menghadap dengan empat lipatan perut dan mundur dengan delapan lipatan perut (sangat gemuk). Ketika Rasulullah saw. mendengar ucapan itu, beliau bersabda: Janganlah mereka itu masuk ke tempat kalian. (Shahih Muslim No.4048) 11. Boleh memboncengkan wanita lain yang kepayahan di jalan  Hadis riwayat Asma binti Abu Bakar ra., ia berkata: Zubair mengawiniku sedangkan ia tidak memiliki harta atau hamba sahaya atau apapun kecuali kudanya. Akulah yang memberi makan kudanya, mencukupi bahan makanannya, mengurusnya, menumbukkan biji bagi hewan
  • 5. penyiramnya, memberinya makan, memberi minum, menjahitkan timbanya dan membuatkan adonan rotinya. Tetapi, aku tidak pandai membuat roti karena itu wanita Ansar tetanggakulah yang membuatkan roti untukku. Mereka adalah para wanita yang jujur. Ia berkata: Aku biasa memindahkan biji kurma dari tanah Zubair yang diberikan Rasulullah saw. dengan memanggulnya di atas kepalaku yang berjarak kira-kira duapertiga farsakh (1 farsakh = 3 mil). Ia berkata lagi: Suatu hari aku datang membawa biji kurma di atas kepalaku lalu bertemu dengan Rasulullah saw. beserta beberapa orang sahabat. Beliau memanggilku, kemudian mengucap: Ikh, ikh (ucapan untuk menderumkan untanya). Beliau bermaksud memboncengku di belakangnya. Asma berkata: Aku merasa malu dan aku tahu kecemburuanmu. Zubair berkata: Demi Allah! Engkau memanggul biji kurma di atas kepala adalah lebih berat daripada engkau menunggang bersama beliau. Ia berkata: Sampai Abu Bakar ra. mengirimkan seorang pembantu yang mengambil alih pengurusan kuda, seakan-akan ia telah membebaskanku. (Shahih Muslim No.4050) 12. Haram dua orang berbisik-bisik tanpa menyertakan orang ketiga dengan tidak mendapatkan ridhanya  Hadis riwayat Ibnu Umar ra.: Rasulullah saw. bersabda: Apabila terdapat tiga orang, maka janganlah dua orang (di antara mereka) berbisik-bisik tanpa menyertakan yang lain. (Shahih Muslim No.4052)  Hadis riwayat Abdullah bin Masud ra., ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: Apabila kalian bertiga orang, maka janganlah dua orang berbisik-bisik tanpa menyertakan seorang yang lain sehingga kamu dapat bergaul dengan manusia, karena dapat membuatnya sedih. (Shahih Muslim No.4053)
  • 6. 13. Berobat, sakit dan menjampi  Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: Pandangan mata yang hasut itu adalah hak (benar). (Shahih Muslim No.4057) 14. Sihir  Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata: Seorang Yahudi Bani Zuraiq yang bernama Labied bin Al-A`sham pernah menyihir Rasulullah saw. Ia berkata: Sehingga Rasulullah saw. membayangkan seolah-olah melakukan sesuatu padahal beliau tidak melakukannya. Sampai pada suatu hari atau suatu malam, Rasulullah saw. berdoa dan terus berdoa, kemudian berkata: Hai Aisyah, apakah engkau merasa bahwa Allah memberiku petunjuk mengenai apa yang aku tanyakan kepada-Nya? Dua malaikat telah datang kepadaku. Salah satu di antaranya duduk di samping kepalaku, sedangkan yang lain di dekat kakiku. Malaikat yang berada di samping kepalaku berkata kepada malaikat yang berada di dekat kakiku atau sebaliknya: Sakit apa orang ini? Yang ditanya menjawab: Tersihir. Yang satu bertanya lagi: Siapakah yang menyihirnya? Yang lain menjawab: Labied bin Al-A`sham. Yang satunya bertanya: Di mana sihir itu ditempatkan? Yang lain menjawab: Pada sisir dan rontokan rambut yang berada di sisir itu serta kantong mayang kurma jantan. Yang satu bertanya: Di mana benda itu diletakkan? Yang lain menjawab: Di dalam sumur Dzu Arwan. Aisyah melanjutkan: Lalu Rasulullah saw. datang ke sumur itu bersama beberapa orang sahabat beliau kemudian beliau bersabda: Hai Aisyah, demi Allah, air sumur itu laksana perasan inai (yakni berwarna kuning kemerah-merahan), sedangkan pohon kurma yang ada di sana bagaikan kepala-kepala setan. Aku (Aisyah) bertanya: Ya Rasulullah, apakah engkau tidak membakar saja benda itu? Rasulullah saw. menjawab: Tidak. Mengenai diriku, Allah telah berkenan menyembuhkanku. Dan aku tidak suka membuat masyarakat menjadi resah. Karena itu, aku menyuruh memendamnya. (Shahih Muslim No.4059)
  • 7. 15. Racun  Hadis riwayat Anas ra.: Bahwa seorang perempuan Yahudi datang kepada Rasulullah saw. dengan membawa hidangan daging kambing yang telah diracuni kemudian Rasulullah saw. memakan sebagiannya. Lalu perempuan itu dihadapkan kepada Rasulullah saw. dan ditanyakan tentang perbuatannya tersebut, dia menjawab: Aku memang bermaksud hendak membunuhmu. Rasulullah saw. bersabda: Allah tidak akan memberikan kekuasaan kepadamu untuk melakukan hal itu. Menurut satu riwayat, ada tambahan kalimat terhadapku. Para sahabat bertanya: Bolehkah kami membunuh perempuan ini? Rasulullah saw. bersabda: Jangan! Anas berkata: Aku masih tetap mengenalinya (wanita itu) karena hendak mencelakakan Rasulullah saw. tersebut. (Shahih Muslim No.4060) 16. Anjuran menjampi orang sakit  Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata: Biasanya apabila ada seorang di antara kami menderita sakit, Rasulullah saw. mengusapnya dengan tangan kanan beliau, kemudian beliau berdoa: Hilangkanlah penyakitnya, wahai Tuhan manusia! Berilah kesembuhan karena Engkaulah Penyembuh (segala penyakit). Tiada kesembuhan kecuali kesembuhan-Mu, yaitu kesembuhan yang tidak meninggalkan penyakit. Ketika Rasulullah saw. menderita sakit dan semakin parah, aku pegang tangan beliau untuk melakukan seperti yang biasa beliau lakukan. Namun beliau menarik tangan beliau dari tanganku kemudian berdoa: "Ya Allah! Ampunilah aku dan jadikanlah aku bersama Rafiq A`la (Tuhan)." Aku bergegas untuk melihat, ternyata beliau telah wafat. (Shahih Muslim No.4061)
  • 8. 17. Menjampi orang sakit dengan bacaan jampi yang disyariatkan dan dengan meniupkannya  Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata: Apabila ada salah seorang anggota keluarga beliau yang sakit, beliau meniupkan kepadanya dengan membacakan "muawwizat". Ketika beliau menderita sakit yang menyebabkan beliau wafat, aku juga meniupkan kepada beliau dan mengusapkan dengan tangan beliau sendiri. Karena tangan beliau tentu lebih besar berkahnya daripada tanganku. (Shahih Muslim No.4065) 18. Diizinkan menjampi sakit mata, luka di lambung, terkena racun dan sakit akibat dihipnotis orang  Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata: Rasulullah saw. memberikan keringanan kepada satu keluarga dari golongan Ansar untuk menjampi dari sesuatu yang beracun. (Shahih Muslim No.4067)  Hadis riwayat Aisyah ra.: Rasulullah saw. biasanya bila ada seseorang yang mengeluh sakit atau terkena luka, Nabi saw. berdoa sambil jari tangannya seperti ini, lalu Sufyan meletakkan jari telunjuknya ke tanah dan mengangkatnya kembali (mencontohkan perbuatan Nabi): "Dengan nama Allah, debu tanah kami dan dengan ludah sebagian kami semoga orang yang sakit di antara kami dapat sembuh dengan seizin Tuhan kami". (Shahih Muslim No.4069)  Hadis riwayat Aisyah ra.: Bahwa Rasulullah saw. pernah menyuruhnya untuk meminta dijampikan dari pandangan mata yang hasut. (Shahih Muslim No.4070)  Hadis riwayat Ummu Salamah ra.: Bahwa Rasulullah saw. pernah berkata tentang budak perempuan yang berada di rumah Ummu Salamah ra., istri Nabi saw. yang di wajahnya beliau lihat terdapat bercak hitam sisa perubahan warna kulit lalu bersabda: Dia terkena penyakit karena pandangan mata hasut maka mintakanlah bacaan jampi baginya. Beliau bermaksud agar kulit wajahnya kuning kembali. (Shahih Muslim No.4074)
  • 9. 19. Boleh mengambil bayaran atas jampian dengan Alquran dan bacaan zikir  Hadis riwayat Abu Said Al-Khudri ra.: Bahwa beberapa orang di antara sahabat Rasulullah saw. sedang berada dalam perjalanan melewati salah satu dari perkampungan Arab. Mereka berharap dapat menjadi tamu penduduk kampung tersebut. Namun ternyata penduduk kampung itu tidak mau menerima mereka. Tetapi ada yang menanyakan: Apakah di antara kalian ada yang dapat menjampi? Karena kepala kampung terkena sengatan atau terluka. Seorang dari para sahabat itu menjawab: Ya, ada. Orang itu lalu mendatangi kepala kampung dan menjampinya dengan surat Al-Fatihah. Ternyata kepala kampung itu sembuh dan diberikanlah kepadanya beberapa ekor kambing. Sahabat itu menolak untuk menerimanya dan berkata: Aku akan menanyakannya dahulu kepada kepada Nabi saw. Dia pun pulang menemui Nabi saw. dan menuturkan peristiwa tersebut. Dia berkata: Ya Rasulullah! Demi Allah, aku hanya menjampi dengan surat Al-Fatihah. Mendengar penuturan itu: Rasulullah saw. tersenyum dan bersabda: Tahukah engkau bahwa Al-Fatihah itu merupakan jampi? Kemudian beliau melanjutkan: Ambillah imbalan dari mereka dan sisihkan bagianku bersama kalian. (Shahih Muslim No.4080) 20. Setiap penyakit ada obatnya dan anjuran untuk berobat  Hadis riwayat Jabir bin Abdullah ra.: Dari Ashim bin Umar bin Qatadah bahwa Jabir bin Abdullah menjenguk Muqanna`, kemudian berkata: Aku tidak akan pulang sebelum engkau mau berbekam sebab saya pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya di dalam berbekam itu terdapat pengobatan. (Shahih Muslim No.4085)  Hadis riwayat Ibnu Umar ra.: Dari Nabi saw., beliau bersabda: Panas demam itu berasal dari didihan api neraka Jahanam. Karena itu dinginkanlah derajat panasnya dengan air!. (Shahih Muslim No.4093)
  • 10.  Hadis riwayat Asma ra.: Bahwa ia pernah didatangkan seorang perempuan gelisah yang menderita demam lalu ia meminta diambilkan air untuk disiramkan ke dalam kerah baju perempuan itu dan berkata: Sesungguhnya Rasulullah saw. pernah bersabda: Turunkanlah panas demam itu dengan air. Beliau juga bersabda: Sesungguhnya panasnya itu berasal dari didihan api neraka Jahanam. (Shahih Muslim No.4098)  Hadis riwayat Rafi` bin Khadij ra., ia berkata: Aku pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya panas demam itu adalah panas yang berasal dari api neraka Jahanam. Karena itu dinginkanlah panas itu dengan air. (Shahih Muslim No.4099) 21. Makruh berobat dengan ladud (obat yang diletakkan pada salah satu sisi mulut seseorang)  Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata: Kami memberikan ladud kepada Rasulullah saw. ketika beliau sakit. Lalu beliau memberi isyarat janganlah kamu mengobati dengan cara meladudiku. Kemudian di dalam hati kami berkata itu merupakan ketidaksukaan orang sakit terhadap obat. Tatkala sadar, beliau bersabda: Setiap orang dari kalian pasti pernah diobati dengan cara ladud kecuali Abbas ra. karena dia tidak sempat menyaksikan kalian. (Shahih Muslim No.4101) 22. Berobat dengan jintan hitam  Hadis riwayat Abu Hurairah ra.: Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya pada jintan hitam itu terdapat obat untuk segala macam penyakit kecuali kematian. (Shahih Muslim No.4104) 23. Bubur talbinah itu dapat menguatkan hati orang yang sakit  Hadis riwayat Aisyah ra., istri Nabi saw.: Bahwa apabila salah seorang anggota keluarganya meninggal dunia maka berkumpullah para wanita kemudian mereka berpisah lagi kecuali keluarga
  • 11. dan kerabat dekatnya lalu ia menyuruh diambilkan seperiuk sup terigu kemudian dimasak untuk dijadikan bubur talbinah tersebut lalu dituangkan ke atas periuk tadi, ia pun berkata: Makanlah bubur ini! Sesungguhnya, aku pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda: Bubur Talbinah itu dapat menyegarkan hati orang yang sakit dan dapat mengurangi sebagian rasa sedih. (Shahih Muslim No.4106) 24. Berobat dengan cara meminum madu  Hadis riwayat Abu Said Al-Khudri ra., ia berkata: Ada seorang lelaki datang kepada Nabi saw. lalu berkata: Saudaraku merasa mual-mual perutnya. Rasulullah saw. bersabda: Minumkanlah madu! Setelah orang itu memberi minum madu kepada saudaranya, dia datang lagi kepada Nabi saw. dan melapor: Aku telah meminumkannya madu tetapi dia malah bertambah mulas. Kejadian itu berulang sampai tiga kali. Pada kali yang keempat Rasulullah saw. tetap bersabda: Minumkanlah madu! Orang itupun masih saja melapor: Aku benar-benar telah meminumkannya madu tetapi dia malah bertambah mulas, maka Rasulullah saw. bersabda: Maha benar Allah (dalam firman-Nya, surat An-Nahl ayat 69) dan ada yang tidak beres dengan perut saudaramu itu. Akhirnya Rasulullah saw. sendiri yang meminumkannya madu dan saudara orang itupun sembuh. (Shahih Muslim No.4107) 25. Wabah penyakit, pesimisme, perdukunan dan sebagainya  Hadis riwayat Usamah bin Zaid ra., ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: Sampar itu siksa yang dikirimkan kepada Bani Israel atau orang-orang yang hidup sebelum kalian. Apa bila kalian mendengar adanya sampar itu di suatu daerah, maka janganlah kalian datang ke sana. Dan kalau sampar itu berjangkit di suatu daerah, sedangkan kalian berada di sana, maka janganlah kalian keluar untuk melarikan diri darinya. (Shahih Muslim No.4108)  Hadis riwayat Abdullah bin Abbas ra.: Bahwa Umar bin Khathab pergi ke Syam dan ketika telah tiba di sebuah
  • 12. dusun bernama Sarghi, beliau bertemu dengan penduduk Syam yaitu Abu Ubaidah bin Jarrah ra. dan para pengikutnya. Mereka memberitahukan bahwa telah berjangkit di Syam suatu wabah penyakit. Ibnu Abbas ra. berkata: Maka Umar berkata: Coba panggilkan sahabat muhajirin yang pertama. Maka aku panggil mereka lantas beliau meminta saran mereka dan memberitahukan kepada mereka bahwa wabah telah berjangkit di Syam. Ternyata mereka berselisih pendapat menanggapi berita itu. Sebagian di antara mereka berkata: Engkau pergi untuk suatu urusan besar dan kami tidak setuju jika engkau kembali. Sedangkan sebagian yang lain berkata: Bersama engkau masih banyak rakyat dan para sahabat dan kami tidak setuju bila engkau mengajak mereka menuju ke wabah tersebut. Umar berkata: Tinggalkan aku dan tolong panggilkan sahabat Ansar! Aku pun memanggil mereka. Ketika dimintai pertimbangan, mereka juga bersikap dan berbeda pendapat seperti halnya orang-orang Muhajirin. Umar berkata: Tinggalkan aku! Lalu ia berkata lagi: Tolong panggilkan sesepuh Quraisy yang dahulu hijrah pada waktu penaklukan dan sekarang berada di sini. Aku memanggil mereka. Ternyata mereka saling bersepakat dan berkata: Menurut kami sebaiknya engkau kembali bersama orang-orang dan tidak mengajak mereka mendatangi wabah ini. Umar lalu berseru di tengah-tengah orang banyak: Aku akan mengendarai tungganganku untuk pulang esok pagi. Lalu mereka pun mengikutinya. Abu Ubaidah bin Jarrah ra. bertanya: Apakah untuk menghindari takdir Allah? Umar menjawab: Kalau saja bukan engkau yang mengatakan itu, hai Abu Ubaidah! Umar memang tidak suka berselisih dengan Abu Ubaidah. Ya, kita lari dari satu takdir Allah ke takdir Allah yang lain. Apa pendapatmu seandainya engkau mempunyai seekor unta yang turun di suatu lembah yang memiliki dua lereng, yang satu subur dan yang satu lagi tandus, apakah jika engkau menggembalakannya di tempat yang subur itu bukan berarti engkau menggembalakanya karena takdir Allah? Begitu pun sebaliknya, kalau engkau menggembalakannya di tempat yang tandus, bukankah engkau menggembalakanya karena takdir Allah juga? Lalu datanglah Abdurrahman bin Auf yang absen karena suatu keperluannya lalu berkata: Sungguh aku mempunyai pengetahuan tentang masalah ini, aku pernah mendengar
  • 13. Rasulullah saw. bersabda: Apabila kalian mendengar ada suatu wabah di suatu daerah, maka janganlah kalian mendatanginya. Sebaliknya, kalau wabah tersebut berjangkit di suatu daerah sedangkan kalian berada di sana, maka janganlah kalian keluar melarikan diri daripadanya. Ibnu Abbas berkata: Mendengar itu Umar bin Khathab memuji Allah kemudian pergi berlalu. (Shahih Muslim No.4114) 26. Tidak ada penularan tanpa kehendak Allah, tidak ada nasib sial, tidak ada reinkarnasi sebagai burung, tidak ada kematian karena cacing perut, tidak ada bintang tertentu yang dapat menurunkan hujan, tidak benar hantu itu dapat menjelma ke berbagai rupa dan menyesatkan manusia, dan juga tidak benar orang dapat memindahkan penyakit unta  Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: Tidak ada (kepercayaan) penularan tanpa kehendak Allah, tidak benar kematian karena cacing perut dan tidak benar reinkarnasi menjadi burung. Lalu seorang arab badui bertanya: Ya Rasulullah! Lalu bagaimana dengan unta yang berada di padang penggembalaan yang semula bagaikan kijang kemudian didatangi oleh unta berkudis dan setelah bergabung, maka semua unta menjadi ketularan berkudis? Rasulullah saw. bersabda: Lalu yang manakah yang menularkan pertama kali. (Shahih Muslim No.4116) 27. Tanda kenahasan dan optimisme dan perkara yang menimbulkan pesimisme  Hadis riwayat Anas ra.: Bahwa Nabi saw. bersabda: Tidak ada penularan (tanpa kehendak Allah) dan tidak ada tanda kenahasan dan yang membuatku terkagum adalah optimisme yaitu kalimat yang baik, kalimat yang bagus. (Shahih Muslim No.4123)  Hadis riwayat Abdullah bin Umar ra.: Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Kenahasan itu ada pada rumah, pada perempuan dan pada kuda (kendaraan). (Shahih Muslim No.4127)
  • 14.  Hadis riwayat Sahal bin Saad ra. dia berkata: Rasulullah saw. bersabda: Kalau memang kesialan itu ada, maka ia ada pada perempuan, pada kuda (kendaraan) dan pada tempat tinggal. (Shahih Muslim No.4131) 28. Pengharaman pedukunan dan mendatangi seorang dukun  Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata: Aku berkata: Wahai Rasulullah, sesungguhnya beberapa dukun pernah menceritakan sesuatu kepada kami dan kami mendapati apa yang mereka ceritakan itu benar. Rasulullah saw. bersabda: Itu adalah kalimat benar yang disambar oleh jin lalu dengan cepat dilemparkan ke telinga walinya tetapi di dalamnya sudah dia tambahi dengan seratus kedustaan. (Shahih Muslim No.4134) 29. Membunuh ular dan lainnya  Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata: Rasulullah saw. menyuruh untuk membunuh ular berbelang dua karena binatang tersebut dapat membutakan mata dan mencelakakan kandungan. (Shahih Muslim No.4139)  Hadis riwayat Ibnu Umar ra.: Dari Rasulullah saw., beliau bersabda: Bunuhlah ular-ular berbisa, ular-ular berbelang dua dan ular yang ekornya terputus karena keduanya dapat menggugurkan kandungan dan membutakan mata. (Shahih Muslim No.4140)  Hadis riwayat Abdullah bin Masud ra., ia berkata: Kami pernah bersama Nabi saw. di dalam sebuah gua dan ketika telah diturunkan kepada beliau surat Al-Mursalat di mana kami langsung hafalnya dari mulut beliau yang masih basah tiba-tiba muncullah seekor ular sehingga bersabdalah beliau: Bunuhlah ular itu! Kami segera berlomba untuk membunuhnya namun ular tersebut telah mendahului kami berlalu menghilang. Rasulullah saw. kemudian bersabda: Rupanya Allah telah
  • 15. melindunginya dari kejahatan kamu sebagaimana Allah pun telah melindungi kamu dari kejahatannya. (Shahih Muslim No.4148) 30. Anjuran membunuh cecak  Hadis riwayat Ummu Syarik ra.: Bahwa Nabi saw. menyuruhnya untuk membunuh cecak. Dan dalam hadis Ibnu Abu Syaibah: Dia menyuruh. (Shahih Muslim No.4152)  Hadis riwayat Aisyah ra.: Bahwa Rasulullah saw. menamakan binatang cecak dengan sebutan fuwaisik. (Shahih Muslim No.4155) 31. Larangan membunuh semut  Hadis riwayat Abu Hurairah ra.: Dari Rasulullah saw. bahwa seekor seekor semut pernah menggigit salah seorang nabi. Nabi tersebut lalu memerintahkan untuk mendatangi sarang semut dan membakarnya. Tetapi kemudian Allah menurunkan wahyu kepadanya: Apakah hanya karena seekor semut menggigitmu lantas kamu membinasakan satu umat yang selalu bertasbih. (Shahih Muslim No.4157) 32. Haram membunuh kucing  Hadis riwayat Abdullah bin Umar ra.: Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Seorang wanita disiksa karena mengurung seekor kucing sampai mati. Kemudian wanita itu masuk neraka karenanya, yaitu karena ketika mengurungnya ia tidak memberinya makan dan tidak pula memberinya minum sebagaimana ia tidak juga melepasnya mencari makan dari serangga-serangga tanah. (Shahih Muslim No.4160)  Hadis riwayat Abu Hurairah ra.: Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Seorang wanita disiksa karena seekor kucing yang tidak diberi makan dan minum serta tidak pula ia melepasnya mencari makanan dari serangga-serangga tanah. (Shahih Muslim No.4161)
  • 16. 33. Keutamaan memberi makan dan minum kepada binatang ternak yang mulia  Hadis riwayat Abu Hurairah ra.: Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Tatkala seorang lelaki sedang berjalan pada sebuah jalan terasalah olehnya dahaga yang sangat. Lalu ia mendapati sebuah sumur dan bersegeralah ia meneruninya untuk minum. Ketika keluar, tiba-tiba dia melihat seekor anjing menjulurkan lidah sambil menjilat-jilati debu karena sangat haus. Lelaki itu berkata: Anjing ini sedang kehausan seperti aku tadi lalu turunlah dia kembali ke dalam sumur untuk memenuhi sepatu kulitnya dengan air lalu digigit agar dapat naik kembali. Kemudian ia meminumkan air itu kepada anjing tersebut. Allah berterima kasih kepadanya lalu mengampuninya. Para sahabat bertanya: Wahai Rasulullah! Apakah kami akan mendapatkan pahala karena binatang-binatang seperti ini? Rasulullah saw. menjawab: Pada setiap yang bernyawa (mahluk hidup) ada pahalanya. (Shahih Muslim No.4162)  Hadis riwayat Abu Hurairah ra.: Dari Nabi saw. bahwa pada suatu hari yang sangat panas seorang wanita pelacur melihat seekor anjing sedang mengelilingi sebuah sumur sambil menjulurkan lidahnya karena kehausan. Ia kemudian melepas sepatu kulitnya (untuk mengambil air sumur yang akan diminumkan kepada anjing), lalu wanita itu diampuni dosanya. (Shahih Muslim No.4163)