SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN DIARE
A. PENGERTIAN.
Menurut Haroen N, S. Suraatmaja dan P.O Asdil (1998), diare adalah
defekasi encer lebih dari 3 kali sehari dengan atau tanpa darah atau lendir
dalam tinja.
Sedangkan menurut C.L Betz & L.A Sowden (1996) diare merupakan
suatu keadaan terjadinya inflamasi mukosa lambung atau usus.
Menurut Suradi & Rita (2001), diare diartikan sebagai suatu keadaan
dimana terjadinya kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang
terjadi karena frekuensi buang air besar satu kali atau lebih dengan bentuk
encer atau cair.
Jadi diare dapat diartikan suatu kondisi, buang air besar yang tidak
normal yaitu lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi tinja yang encer dapat
disertai atau tanpa disertai darah atau lendir sebagai akibat dari terjadinya
proses inflamasi pada lambung atau usus.
B. PENYEBAB
Menurut Haroen N.S, Suraatmaja dan P.O Asnil (1998), ditinjau dari
sudut patofisiologi, penyebab diare akut dapat dibagi dalam dua golongan
yaitu:
1. Diare sekresi (secretory diarrhoe), disebabkan oleh:
a) Infeksi virus, kuman-kuman patogen dan apatogen seperti shigella,
salmonela, E. Coli, golongan vibrio, B. Cereus, clostridium perfarings,
stapylococus aureus, comperastaltik usus halus yang disebabkan
bahan-bahan kimia makanan (misalnya keracunan makanan, makanan
yang pedas, terlalau asam), gangguan psikis (ketakutan, gugup),
gangguan saraf, hawa dingin, alergi dan sebagainya.
b) Defisiensi imum terutama SIGA (secretory imonol bulin A) yang
mengakibatkan terjadinya berlipat gandanya bakteri/flata usus dan
jamur terutama canalida.
1
2. Diare osmotik (osmotik diarrhoea) disebabkan oleh:
a) malabsorpsi makanan: karbohidrat, lemak (LCT), protein, vitamin dan
mineral.
b) Kurang kalori protein.
c) Bayi berat badan lahir rendah dan bayi baru lahir.
Sedangkan menurut Ngastiyah (1997), penyebab diare dapat dibagi
dalam beberapa faktor yaitu:
1. Faktor infeksi
a) Infeksi enteral
Merupakan penyebab utama diare pada anak, yang meliputi:
infeksi bakteri, infeksi virus (enteovirus, polimyelitis, virus echo
coxsackie). Adeno virus, rota virus, astrovirus, dll) dan infeksi parasit :
cacing (ascaris, trichuris, oxyuris, strongxloides) protozoa (entamoeba
histolytica, giardia lamblia, trichomonas homunis) jamur (canida
albicous).
b) Infeksi parenteral ialah infeksi diluar alat pencernaan makanan seperti
otitis media akut (OMA) tonsilitis/tonsilofaringits, bronkopeneumonia,
ensefalitis dan sebagainya. Keadaan ini terutama terdapat pada bayi
dan anak berumur dibawah dua (2) tahun.
2. Faktor malaborsi
Malaborsi karbohidrat, lemak dan protein.
3. Faktor makanan
4. Faktor psikologis
C. PATOFISIOLOGI
Mekanisme dasar yang menyebabkan diare ialah yang pertama
gangguan osmotik, akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat
diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi,
sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus, isi rongga
usus yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk mengeluarkannya
sehingga timbul diare.
2
Kedua akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus
akan terjadi peningkatan sekali air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan
selanjutnya diare timbul karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
Ketiga gangguan motalitas usus, terjadinya hiperperistaltik akan
mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan
sehingga timbul diare sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan
mengakibatkan bakteri timbul berlebihan yang selanjutnya dapat
menimbulkan diare pula.
Selain itu diare juga dapat terjadi, akibat masuknya mikroorganisme
hidup ke dalam usus setelah berhasil melewati rintangan asam lambung,
mikroorganisme tersebut berkembang biak, kemudian mengeluarkan toksin
dan akibat toksin tersebut terjadi hipersekresi yang selanjutnya akan
menimbulkan diare.
Sedangkan akibat dari diare akan terjadi beberapa hal sebagai berikut:
1. Kehilangan air (dehidrasi)
Dehidrasi terjadi karena kehilangan air (output) lebih banyak dari
pemasukan (input), merupakan penyebab terjadinya kematian pada diare.
2. Gangguan keseimbangan asam basa (metabik asidosis)
Hal ini terjadi karena kehilangan Na-bicarbonat bersama tinja.
Metabolisme lemak tidak sempurna sehingga benda kotor tertimbun dalam
tubuh, terjadinya penimbunan asam laktat karena adanya anorexia
jaringan. Produk metabolisme yang bersifat asam meningkat karena tidak
dapat dikeluarkan oleh ginjal (terjadi oliguria/anuria) dan terjadinya
pemindahan ion Na dari cairan ekstraseluler kedalam cairan intraseluler.
3. Hipoglikemia
Hipoglikemia terjadi pada 2-3% anak yang menderita diare, lebih sering
pada anak yang sebelumnya telah menderita KKP. Hal ini terjadi karena
adanya gangguan penyimpanan/penyediaan glikogen dalam hati dan
adanya gangguan absorbsi glukosa.Gejala hipoglikemia akan muncul jika
kadar glukosa darah menurun hingga 40 mg% pada bayi dan 50% pada
anak-anak.
3
4. Gangguan gizi
Terjadinya penurunan berat badan dalam waktu singkat, hal ini disebabkan
oleh:
- Makanan sering dihentikan oleh orang tua karena takut diare atau
muntah yang bertambah hebat.
- Walaupun susu diteruskan, sering diberikan dengan pengeluaran dan
susu yang encer ini diberikan terlalu lama.
- Makanan yang diberikan sering tidak dapat dicerna dan diabsorbsi
dengan baik karena adanya hiperperistaltik.
5. Gangguan sirkulasi
Sebagai akibat diare dapat terjadi renjatan (shock) hipovolemik,
akibatnya perfusi jaringan berkurang dan terjadi hipoksia, asidosis
bertambah berat, dapat mengakibatkan perdarahan otak, kesadaran
menurun dan bila tidak segera diatasi klien akan meninggal.
D. MANIFESTASI KLINIS DIARE
1. Mula-mula anak/bayi cengeng gelisah, suhu tubuh mungkin meningkat,
nafsu makan berkurang.
2. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer, kadang
disertai wial dan wiata.
3. Warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena bercampur empedu.
4. Anus dan sekitarnya lecet karena seringnya difekasi dan tinja menjadi
lebih asam akibat banyaknya asam laktat.
5. Terdapat tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelas (elistitas kulit
menurun), ubun-ubun dan mata cekung membran mukosa kering dan
disertai penurunan berat badan.
6. Perubahan tanda-tanda vital, nadi dan respirasi cepat tekan darah turun,
denyut jantung cepat, pasien sangat lemas, kesadaran menurun (apatis,
samnolen, sopora komatus) sebagai akibat hipovokanik.
7. Diuresis berkurang (oliguria sampai anuria).
8. Bila terjadi asidosis metabolik klien akan tampak pucat dan pernafasan
cepat dan dalam. (Kusmaul).
4
D. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan tinja
a) Makroskopis dan mikroskopis
b) PH dan kadar gula dalam tinja
c) Bila perlu diadakan uji bakteri
2. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah, dengan
menentukan PH dan cadangan alkali dan analisa gas darah.
3. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal.
4. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar Na, K, Kalsium dan Posfat.
E. KOMPLIKASI
1. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik atau hipertonik).
2. Renjatan hipovolemik.
3. Hipokalemia (dengan gejala mekorismus, hiptoni otot, lemah, bradikardi,
perubahan pada elektro kardiagram).
4. Hipoglikemia.
5. Introleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim laktase
karena kerusakan vili mukosa, usus halus.
6. Kejang terutama pada dehidrasi hipertonik.
7. Malnutrisi energi, protein, karena selain diare dan muntah, penderita juga
mengalami kelaparan.
F. DERAJAT DEHIDRASI
Menurut banyaknya cairan yang hilang, derajat dehidrasi dapat dibagi
berdasarkan:
a. Kehilangan berat badan
1) Tidak ada dehidrasi, bila terjadi penurunan berat badan 2,5%.
2) Dehidrasi ringan bila terjadi penurunan berat badan 2,5-5%.
3) Dehidrasi berat bila terjadi penurunan berat badan 5-10%
5
b. Skor Mavrice King
Bagian tubuh
Yang diperiksa
Nilai untuk gejala yang ditemukan
0 1 2
Keadaan umum
Kekenyalan kulit
Mata
Ubun-ubun besar
Mulut
Denyut nadi/mata
Sehat
Normal
Normal
Normal
Normal
Kuat <120
Gelisah, cengeng
Apatis, ngantuk
Sedikit kurang
Sedikit cekung
Sedikit cekung
Kering
Sedang (120-140)
Mengigau, koma,
atau syok
Sangat kurang
Sangat cekung
Sangat cekung
Kering & sianosis
Lemas >40
Keterangan
- Jika mendapat nilai 0-2 dehidrasi ringan
- Jika mendapat nilai 3-6 dehidrasi sedang
- Jika mendapat nilai 7-12 dehidrasi berat
c. Gejala klinis
Gejala klinis
Gejala klinis
Ringan Sedang Berat
Keadaan umum
Kesadaran
Rasa haus
Sirkulasi
Nadi
Respirasi
Pernapasan
Kulit
Uub
Baik (CM)
+
N (120)
Biasa
Agak cekung
Agak cekung
Biasa
Normal
Normal
Gelisah
++
Cepat
Agak cepat
Cekung
Cekung
Agak kurang
Oliguri
Agak kering
Apatis-koma
+++
Cepat sekali
Kusz maull
Cekung sekali
Cekung sekali
Kurang sekali
Anuri
Kering/asidosis
G. KEBUTUHAN CAIRAN ANAK
6
Tubuh dalam keadaan normal terdiri dari 60 % air dan 40 % zat padat
seperti protein, lemak dan mineral. Pada anak pemasukan dan pengeluaran
harus seimbang, bila terganmggu harus dilakukan koreksi mungkin dengan
cairan parentral, secara matematis keseimbangan cairan pada anak dapat di
gambarkan sebagai berikut :
Umur Berat Badan Total/24 jam
Kebutuhan
Cairan/Kg BB/24
jam
3 hari
10 hari
3 bulan
6bulan
9 bulan
1 tahun
2 tahun
4 tahun
6 tahun
10 tahun
14 tahun
18 tahun
3.0
3.2
5.4
7.3
8.6
9.5
11.8
16.2
20.0
28.7
45.0
54.0
250-300
400-500
750-850
950-1100
1100-1250
1150-1300
1350-1500
1600-1800
1800-2000
2000-2500
2000-2700
2200-2700
80-100
125-150
140-160
130-155
125-165
120-135
115-125
100-1100
90-100
70-85
50-60
40-50
Whaley and Wong (1997), Haroen N.S, Suraatmaja dan P.O Asnil 1998),
Suharyono, Aswitha, Halimun (1998) dan Bagian Ilmu Kesehatan anak FK UI
(1988), menyatakan bahwa jumlah cairan yang hilang menurut derajat
dehidrasi pada anak di bawah 2 tahun adalah sebagai berikut :
Derajat Dehidrasi PWL NWL CWL Jumlah
Ringan
Sedang
Berat
50
75
125
100
100
100
25
25
25
175
200
250
Keterangan :
PWL : Previous Water loss (ml/kg BB)
NWL : Normal Water losses (ml/kg BB)
7
CWL : Concomitant Water losses (ml/kg BB)
H. PATHWAYS
Faktor infeksi Faktor malabsorbsi Gangguan peristaltik
Endotoksin Tekanan osmotik ↑ Hiperperistaltik Hipoperistaltik
merusak mukosa
usus Pergeseran cairan Makanan tidak Pertumbuhan bakteri
dan elektrolit ke sempat diserap
lumen usus Endotoksin berlebih
Hipersekresi cairan
dan elektrolit
Isi lumen usus ↑
Rangsangan pengeluaran
Hiperperistaltik
Diare
Gangguan keseimbangan cairan Gangguan keseimbangan elektrolit
Kurang volume cairan (dehidrasi) Hiponatremia
Hipokalemia
Pusing, lemah, letih, sinkope, anoreksia, Penurunan klorida serum
mual, muntah, haus, oliguri, turgor kulit
kurang, mukosa mulut kering, mata dan Hipotensi postural, kulit dingin,
ubun-ubun cekung, peningkatan suhu tremor
tubuh, penurunan berat badan kejang, peka rangsang, denyut
jantung cepat dan lemah
(Horne & Swearingen, 2001; Smeltzer & Bare, 2002)
8
I. PENTALAKSANAAN
1. Medis
Dasar pengobatan diare adalah:
a. Pemberian cairan, jenis cairan, cara memberikan cairan, jumlah
pemberiannya.
1) Cairan per oral
Pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang diberikan
peroral berupa cairan yang bersifat NaCl dan NaHCO3 dan
glukosa. Untuk diare akut dan kolera pada anak diatas 6 bulan
kadar Natrium 90 mEg/l. Pada anak dibawah umur 6 bulan dengan
dehidrasi ringan-sedang kadar natrium 50-60 mEg/l. Formula
lengkap disebut oralit, sedangkan larutan gula garam dan tajin
disebut formula yang tidak lengkap karena banyak mengandung
NaCl dan sukrosa.
2) Cairan parentral
Diberikan pada klien yang mengalami dehidrasi berat,
dengan rincian sebagai berikut:
- Untuk anak umur 1 bl-2 tahun berat badan 3-10 kg
• 1 jam pertama : 40 ml/kgBB/menit= 3 tts/kgBB/mnt (infus
set berukuran 1 ml=15 tts atau 13 tts/kgBB/menit (set infus
1 ml=20 tetes).
• 7 jam berikutnya : 12 ml/kgBB/menit= 3 tts/kgBB/mnt
(infusset berukuran 1 ml=15 tts atau 4 tts/kgBB/menit (set
infus 1 ml=20 tetes).
• 16 jam berikutnya : 125 ml/kgBB/ oralit
- Untuk anak lebih dari 2-5 tahun dengan berat badan 10-15 kg
• 1 jam pertama : 30 ml/kgBB/jam atau 8 tts/kgBB/mnt (1 ml=15
tts atau 10 tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes).
- Untuk anak lebih dari 5-10 tahun dengan berat badan 15-25 kg
• 1 jam pertama : 20 ml/kgBB/jam atau 5 tts/kgBB/mnt (1 ml=15
tts atau 7 tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes).
9
• 7 jam berikut : 10 ml/kgBB/jam atau 2,5 tts/kgBB/mnt (1
ml=15 tts atau 3 tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes).
• 16 jam berikut : 105 ml/kgBB oralit per oral.
- Untuk bayi baru lahir dengan berat badan 2-3 kg
• Kebutuhan cairan: 125 ml + 100 ml + 25 ml = 250
ml/kg/BB/24 jam, jenis cairan 4:1 (4 bagian glukosa 5% + 1
bagian NaHCO3 1½ %.
Kecepatan : 4 jam pertama : 25 ml/kgBB/jam atau 6
tts/kgBB/menit (1 ml = 15 tts) 8 tts/kg/BB/mt (1mt=20 tts).
• Untuk bayi berat badan lahir rendah
Kebutuhan cairan: 250 ml/kg/BB/24 jam, jenis cairan 4:1 (4
bagian glukosa 10% + 1 bagian NaHCO3 1½ %).
b. Pengobatan dietetik
Untuk anak dibawah 1 tahun dan anak diatas 1 tahun dengan
berat badan kurang dari 7 kg, jenis makanan:
- Susu (ASI, susu formula yang mengandung laktosa rendah dan
lemak tak jenuh
- Makanan setengah padat (bubur atau makanan padat (nasi tim)
- Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan
misalnya susu yang tidak mengandung laktosa dan asam lemak
yang berantai sedang atau tak jenuh.
c. Obat-obatan
Prinsip pengobatan menggantikan cairan yang hilang dengan
cairan yang mengandung elektrolit dan glukosa atau karbohidrat lain.
2. Konsep Asuhan Keperawatan
Masalah klien diare yang perlu diperhatikan ialah resiko terjadinya
gangguan sirkulasi darah, kebutuhan nutrisi, resiko komplikasi, gangguan
rasa aman dan nyaman, kurangnya pengetahuan orang tua mengenai
proses penyakit.
Mengingat diare sebagian besar menular, maka perlu dilakukan
penataan lingkungan sehingga tidak terjadi penularan pada klien lain.
10
a. Data fokus
1) Hidrasi
- Turgor kulit
- Membran mukosa
- Asupan dan haluaran
2) Abdomen
- Nyeri
- Kekauan
- Bising usus
- Muntah-jumlah, frekuensi dan karakteristik
- Feses-jumlah, frekuensi, dan karakteristik
- Kram
- Tenesmus
b. Diagnosa keperawatan
- Gangguan kebutuhan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan intake tidak adekuat, penurunan penyerapan
nutrisi (muntah).
- Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpajan
informasi.
c. Intervensi
1. Gangguan kebutuhan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan intake tidak adekuat, penurunan penyerapan
nutrisi (muntah).
Tujuan : nutrisi terkontrol
Kriteria hasil :
− Ibu dapat mengulang anjuran yang diberikan
− Tidak terdapat tanda-tanda kekurangan nutrisi
− BB = 9,5 kg
Intervensi :
1) Observasi keadaan umum dan tanda-tanda vital
11
Rasional : member gambaran komplikasi dan menilai
terjadinya komplikasi.
2) Anjurkan meningkatkan istirahat
Rasional : menurunkan mobilitas usus dan meningkatkan
proses perbaikan jaringan.
3) Anjurkan ibu untuk tidak memberikan susu kaleng
Rasional : menurunkan invasi mikroorganisme dan reaksi
terhadap iritasi intestinal.
4) Kaji tanda-tanda kekurangan nutrisi
Rasional : member gambaran tingkat keparahan dan infeksi
selanjutnya.
5) Anjurkan untuk meningkatkan kebersihan diri anak dan
kebersihan alat-alat makan
Rasional : mengurangi resiko infeksi bakteri dari alat-alat yang
tidak bersih.
6) Kaji berat badan ideal anak
Rasional : menunjukkan adanya penurunan BB anak.
2. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpajan
informasi.
Tujuan : pengetahuan ibu bertambah
Kriteria hasil :
− Ibu dapat mengulang penjelasan yang diberikan
− Ibu memperhatikan penjelasan yang diberikan
− Ibu dapat mempraktekan apa yang diajarkan
Intervensi :
1) Anjurkan ibu untuk meningkatkan kebersihan anak dan alat-
alat makan yang digunakan
Rasional : mengurangi resiko infeksi bakteri melalui alat-alat
yang tidak bersih.
2) Anjurkan untuk menjaga kebersihan lingkungan
Rasional : mengurangi resiko infeksi bakteri.
12
3) Ajarkan ibu untuk membersihkan areola dan mulut anak
sebelum dan sesudah menyusui
Rasional : sisa makanan / sisa susu di mulut dapat menjadi
tempat berkembangnya bakteri.
4) Ajarkan memilih susu formula yang tepat
Rasional : susu yang tidak sesuai dengan alat pencernaan anak
dapat menyebabkan diare.
5) Ajarkan membuat, dan menyimpan susu formula yang baik
Rasional : cara menyiapkan, dan menyimpan susu yang baik
dapat menghindarkan dari diare.
13
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK “D” DENGAN DIAGNOSA
MEDIS GASTROENTERITIS DI PKM AMPENAN
TANGGAL 02 JUNI 2010
A. PENGKAJIAN
Tanggal pengkajian : 02 juni 2010
Tempat : PKM Ampenan
I. IDENTITAS DATA
Nama : An “D”
Umur : 10 bulan
Jenis kelamin : laki-laki
Nama Ibu : Ny “H”
Pekerjaan ayah : ojek
Pekerjaan ibu : IRT
Alamat : sukaraja timur
Pendidikan ibu : SMP
II. RIWAYAT KEPERAWATAN
a. Keluhan utama
b. Keluhan saat dikaji
c. Riwayat kehamilan dan kelahiran
d. Riwayat kesehatan dahulu
e. Riwayat kesehatan keluarga
f. Riwayat kesehatan lingkungan
III. RIWAYAT PSIKO-SOSIAL-SPIRITUAL
IV. KEBUTUHAN DASAR BIOLOGIS
1) Pernafasan
2) Pola nutrisi dan cairan
3) Pola istirahat / tidur
4) Pola kebersihan diri
5) Pola aktivitas bermain
14
6) Pola eliminasi
V. KEADAAN KESEHATAN SAAT INI
1. Diagnose medis : diare
2. Status nutrisi : kurang gizi
3. Obat-obatan : puyer (metoklor, kotrimoxazole)
4. Hasil laboratorium : _
VI. PAMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : baik
Tinggi : 60cm
BB : 7,5kg
Lingkar kepala : -
Tengkuk : kuat, dapat menegakan kepala
Telinga : bersih, tidak ada otorea
Mulut : bersih, mukosa bibir lembab, pucat(-)
Paru-paru : ekspansi paru baik, simetris
Perut : warna merata, tidak ada penonjolan umbilikus, bising usus
17x/menit, kembung (perkusi timpani), tidak teraba massa.
Genitalia : tidak ada lesi, hipospadia (-), atresia ani(-),
Kulit : warna coklat, lembab, tidak ada der,atitis, tekstn sekret
berwur halus
Mata : sklera putih, ikterus(-), strabismus(-), kornea jernih.
Hidung : tampak pengeluar sekret berwarna jernih.
Ekstrimitas : pergerakan aktif, tonus otot +4, kuku bersih.
Tanda-tanda vital : N= 120x/mnt S= 37,7˚C RR=34x/menit
VII. PEMERIKSAAN TINGKAT PERKEMBANGAN
• Kemandirian dan bergaul
Klien sudah bisa melambaikan tangan dan bermain ci-uk-ba
• Motorik halus
Klien sudah dapat memegang ibu jari dengan telunjuk
• Kognitif dan bahasa
Ibu mengatakan klien sudah bisa mengucapkan kata ma..ma
15
• Motorik kasar
Ibu klien mengatakan klien belum bisa belajar berdiri dan merangkak.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
• Analisa data
symtom etiologi problem
DS:
 Ibu mengatakan
setelah minum susu
kaleng anaknya
diare
 Ibu mengeluh sejak
pagi anaknya
muntah
 Ibu mengatakan
anaknya minum
ASI tapi Cuma
sebentar
DO:
 BB : 7,5kg
 BAB>3x
 Bising usus
17x/menit
 Tampak lemas
Invasi MO ke intestinal
dan gaster
Infiltrasi Endotoksik oleh
MO dan mengiritasi
jaringan
Reaksi inflamasi daerah
gaster dan intestinal
HCL meningkat , dan
rangsangan ke pleksus
miesemterikus
peningkatan motilitas usus
mual dan muntah
penurunan penyerapan
nutrisi
Perubahan nutrisi kuarang
dari kebutuhan
Perubahan
nutrisi kurang
dari kebutuhan
DS:
 Ibu mengatakan
anaknya belum
pernah diberi bubur
 Ibu mengatakan
memberi anaknya
susu kaleng
DO:
Kurang terpajan informasi
Penurunan pengetahuan
Penurunan pemahaman
tentang perawatn anak
yang tepat
Kurang
pengetahuan
16
 Ibu tampak bingung
saat ditanya
makanan
pendamping ASI
untuk anaknya
 Ibuu bertanya apa
seharusnya
makanan yang
harus diberikan
pada anaknya.
• Rumusan diagnosa
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d intake tidak adekuat,
penurunan penyerapan nutrisi; muntah
2. Kurang pengetahuan b/d kurang terpajan informasi
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
No
DX
Tujuan Intervensi Rasional
I Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan selama
3x30 menit, nutrisi
terpenuhi dengan
kriteria:
• Ibu dapat
mengulangi
anjuran yang
diberikan
• Tidak
terdapat
tanda-tanda
kekurangan
nutrisi
• BB: 9,5 kg
• Observasi
keadaan umum
dan TTV
• Kaji tanda-
tanda
kekurangan
nutrisi
• Kaji berat
badan ideal
anak
• Anjurkan
meningkatkan
istrahat
• Memberi
gambaran
vaskularisasidan
menilai
terjadinya
komplikasi
• Memberi
gambaran
tingkat
keparahan dan
intervensi
selanjutnya
• Menilai status
nutrisi klien
• Menurunkan
motilitas usus
dan
17
• Anjurkan ibu
untuk tidak
memberikan
susu kaleng
• Anjurkan
meningkatkan
kebersihan diri
anak dan
kebersihan
alat-alat makan
anak
meningkatkan
proses
perbaikan
jaringan
• Menurunkan
invasi
mikroorganisme
dan reaksi
terhadap iritasi
intestinal
• Mengurangi
resiko infeksi
bakteri dari alat-
alat yang tidak
bersih
II Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan selama
3x30 menit,
pengetahuan ibu
bertabah dengan
kriteria:
• Ibu dapat
mengulangi
penjelasan
yang
diberikan
• Ibu
memperhatik
an denhan
serius saat
penjelasan
yang
diberikan
• Ibu dapat
mempraktek
an apa yang
di ajarkan
• Anjurkan
meningkatkan
kebersihan diri
anak dan
kebersihan
alat-alat makan
anak
• Anjurkan
menjaga
kebersihan
lingkunagn
rumah
• Ajarkan
membersihkan
areola dan
mulut anak
setelah dan
sebelum
menyusui
• Ajarkan
memilih susu
formula yang
tepat
• Mengurangi
resiko infeksi
bakteri dari alat-
alat yang tidak
bersih
• Mengurangi
resik infeksi
• Sisa makanan
/susu di mulut
menjadi
reservoar yang
baik bagi
kuman
• Susu yang tidak
tidak sesuai
dengan
perkembangan
pencernaan
anak dapat
meningkatkan
reaksi tahanan
intestinal
sehingga
18
• Ajarkan cara
membuat,
menyimpan
susu formula
yang baik
menimbulkan
diare
• Mencegah
infiltrasi kuman
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
No
Dx
tanggal Jam Tindakan Respon hasil Paraf
I 2 juni
2010
08.3
0
08.4
0
08.4
2
08.4
5
08.4
9
• Mengobservasi
keadaan umum
dan TTV
• Mengkaji tanda-
tanda kekurangan
nutrisi(hidrasi,
warna rambut,
teksttur kulit)
• Kaji berat badan
ideal anak
• Menganjurkan ibu
untuk
meningkatkan
istrahat pada
anaknya
• menganjurkan ibu
untuk tidak
memberikan susu
kaleng
• menganjurkan
meningkatkan
kebersihan diri
anak dan
• Anak tampak
lemah, N:
120x/mnt RR:
34x/mnt
S:37,7˚C
• Tekstur kulit
lembut, lembab,
rambut hitam
• Usia: 10 bln
BB ideal: usia(bln)+9
2
 10+9/2
 9,5 kg
 BB saat ini 7,5
kg jadi Kurang
dari berat badan
ideal.
• Ibu mengatakan
” iya saya akan
melakukannya..”
• Ibu mengatakan
”iya saya akan
melakukannya...
saya takut kalau
anak saya sakit
lagi”
• Ibu mengatakan
terima ksih atas
informasi yang
di berikan dan
19
09.2
0
kebersihan alat-
alat makan anak
berjanji akna
melakukannya.
II 2 juni
2010
08.5
0
09.2
0
09.2
5
09.4
5
• menganjurkan
menjaga
kebersihan
lingkunagn rumah
• Menganjurkan
meningkatkan
kebersihan diri
anak dan
kebersihan alat-
alat makan anak
• Mengajarkan
membersihkan
areola dan mulut
anak setelah dan
sebelum menyusui
• Mengajarkan
memilih susu
formula yang tepat
• Mengajarkan cara
membuat,
menyimpan susu
formula yang baik
• Ibu mengatakan
iya akan
melakukannya
• Ibu mengatakan
terima ksih atas
informasi yang
di berikan dan
berjanji akna
melakukannya.
• Ibu dapat
mengulang
penjelasan yang
diberikan
• Ibu dapat
mengulang
penjelasan yang
diberikan
• Ibu
mengucapkan
terimakasih atas
20
09.5
0
penjelasan yang
diberikan dan
bisa mengulangi
penjelasan yang
diberikan
E. EVALUASI
No
Dx
Tanggal jam evaluasi paraf
I 2 juni
2010
10.00 S:
• Ibu mengatakan anak hanya
menyusui sebentar
O:
• Ibu dapat mengulang penjelasan
yang diberikan
• Tampak lemas
• Kulit lembab,tekstur halus ,
mukosa bibir lembab, rambut
hitam merata.
• BB: 7,5 kg
A: masalah belum teratasi
P: intervensi dilanjutkan di rumah
II 2 juni
2010
10.10 S:
• Ibu mengatakan mengerti dengan
penjelasan yang diberikan
O:
• Ibu dapat mengulang penjelasan
21
yang diberikan
• Ibu dapat mempraktekan kembali
hel yang di ajrkan
• Ibu tampak memperhatikan
dengan serius saat dijelaskan
A: masalah teratasi
P: intervensi dihentikan
22
DAFTAR PUSTAKA
1. Betz Cecily L, Sowden Linda A. 2002. Buku Saku Keperawatan
Pediatik, Jakarta, EGC
2. Sachasin Rosa M. 1996. Prinsip Keperawatan Pediatik. Alih bahasa :
Manulang R.F. Jakarta, EGC
4. Arjatmo T. 2001. Keadaan Gawat yang mengancam jiwa, Jakarta gaya baru
23

More Related Content

What's hot

What's hot (20)

4. askep diare akut dehidrasi sedang
4. askep diare akut dehidrasi sedang4. askep diare akut dehidrasi sedang
4. askep diare akut dehidrasi sedang
 
Askep hipertermi AKPER PEMDA MUNA
Askep hipertermi AKPER PEMDA MUNA Askep hipertermi AKPER PEMDA MUNA
Askep hipertermi AKPER PEMDA MUNA
 
Asuhan Keperawatan dengan Klien Anemia
Asuhan Keperawatan dengan Klien AnemiaAsuhan Keperawatan dengan Klien Anemia
Asuhan Keperawatan dengan Klien Anemia
 
Asuhan keperawatan pneumonia
Asuhan keperawatan pneumoniaAsuhan keperawatan pneumonia
Asuhan keperawatan pneumonia
 
134454836 lp-oksigenasi
134454836 lp-oksigenasi134454836 lp-oksigenasi
134454836 lp-oksigenasi
 
Askep diare
Askep diareAskep diare
Askep diare
 
Deni lp eliminasi
Deni lp eliminasiDeni lp eliminasi
Deni lp eliminasi
 
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdfImplementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
 
Klasifikasi data
Klasifikasi dataKlasifikasi data
Klasifikasi data
 
ASKEP HIPERTENSI
ASKEP HIPERTENSIASKEP HIPERTENSI
ASKEP HIPERTENSI
 
Laporan pendahuluan nyeri
Laporan pendahuluan nyeri Laporan pendahuluan nyeri
Laporan pendahuluan nyeri
 
LP CHF.doc
LP CHF.docLP CHF.doc
LP CHF.doc
 
Laporan pendahuluan gea
Laporan pendahuluan geaLaporan pendahuluan gea
Laporan pendahuluan gea
 
Pathways ggk
Pathways ggkPathways ggk
Pathways ggk
 
Askep diabetes mellitus
Askep diabetes mellitusAskep diabetes mellitus
Askep diabetes mellitus
 
Ii. askep hipertensi
Ii. askep hipertensiIi. askep hipertensi
Ii. askep hipertensi
 
Askep diabetes mellitus AKPER PEMDA MUNA
Askep diabetes mellitus AKPER PEMDA MUNA Askep diabetes mellitus AKPER PEMDA MUNA
Askep diabetes mellitus AKPER PEMDA MUNA
 
Asuhan Keperawatan pada Anak Dengan Hipospadia
Asuhan Keperawatan pada Anak Dengan HipospadiaAsuhan Keperawatan pada Anak Dengan Hipospadia
Asuhan Keperawatan pada Anak Dengan Hipospadia
 
Askep hipertensi
Askep hipertensiAskep hipertensi
Askep hipertensi
 
Asuhan keperawatan klien dengan faringitis shinttttta
Asuhan keperawatan klien dengan faringitis shintttttaAsuhan keperawatan klien dengan faringitis shinttttta
Asuhan keperawatan klien dengan faringitis shinttttta
 

Viewers also liked

Viewers also liked (6)

Askep nutrisi
Askep nutrisiAskep nutrisi
Askep nutrisi
 
Mekanisme muntah proyektil
Mekanisme muntah proyektilMekanisme muntah proyektil
Mekanisme muntah proyektil
 
Febris
FebrisFebris
Febris
 
Dokumen.tips lp dispepsiapdf
Dokumen.tips lp dispepsiapdfDokumen.tips lp dispepsiapdf
Dokumen.tips lp dispepsiapdf
 
Laporan pendahuluan kolelitiasis
Laporan pendahuluan kolelitiasisLaporan pendahuluan kolelitiasis
Laporan pendahuluan kolelitiasis
 
Askep kebutuhan nutrisi
Askep kebutuhan nutrisiAskep kebutuhan nutrisi
Askep kebutuhan nutrisi
 

Similar to Askep diare anak (20)

Askep pada anak dengan diare
Askep pada anak dengan diareAskep pada anak dengan diare
Askep pada anak dengan diare
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Diare
DiareDiare
Diare
 
Diare
DiareDiare
Diare
 
Asuhan keperawatan diare
Asuhan keperawatan diareAsuhan keperawatan diare
Asuhan keperawatan diare
 
Isi makalah diare.
Isi makalah diare.Isi makalah diare.
Isi makalah diare.
 
396610440-Ppt-Diare-Pada-Anak.pptx
396610440-Ppt-Diare-Pada-Anak.pptx396610440-Ppt-Diare-Pada-Anak.pptx
396610440-Ppt-Diare-Pada-Anak.pptx
 
DIARE_KRONIK.pptx
DIARE_KRONIK.pptxDIARE_KRONIK.pptx
DIARE_KRONIK.pptx
 
Askep-diare-anak-phatways
Askep-diare-anak-phatwaysAskep-diare-anak-phatways
Askep-diare-anak-phatways
 
Makalah diare pada neonatus dan bayi
Makalah diare pada neonatus dan bayi Makalah diare pada neonatus dan bayi
Makalah diare pada neonatus dan bayi
 
Diare & water related disease
Diare & water related diseaseDiare & water related disease
Diare & water related disease
 
Dehidrasi
DehidrasiDehidrasi
Dehidrasi
 
Askep diare
Askep diareAskep diare
Askep diare
 
Diare
DiareDiare
Diare
 
Askep klien diare AKPER PEMDA MUNA
Askep klien diare AKPER PEMDA MUNA Askep klien diare AKPER PEMDA MUNA
Askep klien diare AKPER PEMDA MUNA
 
Diare
DiareDiare
Diare
 
Diareeeeeeeeeee
DiareeeeeeeeeeeDiareeeeeeeeeee
Diareeeeeeeeeee
 
Patofisiologi diare pada anak
Patofisiologi diare pada anakPatofisiologi diare pada anak
Patofisiologi diare pada anak
 
Diare
DiareDiare
Diare
 
Pengertian penyakit diare dan kerangka teori nya
Pengertian penyakit diare dan kerangka teori nyaPengertian penyakit diare dan kerangka teori nya
Pengertian penyakit diare dan kerangka teori nya
 

More from f' yagami

Peranan Biologi di bidang pertanian
Peranan Biologi di bidang pertanianPeranan Biologi di bidang pertanian
Peranan Biologi di bidang pertanianf' yagami
 
Pengertian Tanaman Transgenik Lengkap
Pengertian Tanaman Transgenik LengkapPengertian Tanaman Transgenik Lengkap
Pengertian Tanaman Transgenik Lengkapf' yagami
 
Tanaman Transgenik
Tanaman TransgenikTanaman Transgenik
Tanaman Transgenikf' yagami
 
Nutrient of corn (nutrisi dari JAGUNG)
Nutrient of corn (nutrisi dari JAGUNG)Nutrient of corn (nutrisi dari JAGUNG)
Nutrient of corn (nutrisi dari JAGUNG)f' yagami
 
Jamur bersifat saprofit, parasit, simbions
Jamur bersifat saprofit, parasit, simbionsJamur bersifat saprofit, parasit, simbions
Jamur bersifat saprofit, parasit, simbionsf' yagami
 
Reproduksi Fungi
Reproduksi FungiReproduksi Fungi
Reproduksi Fungif' yagami
 
Materi kuliah microteaching
Materi kuliah microteachingMateri kuliah microteaching
Materi kuliah microteachingf' yagami
 
Askep hernia inguinalis
Askep hernia inguinalisAskep hernia inguinalis
Askep hernia inguinalisf' yagami
 
Askep trauma thorax
Askep trauma thoraxAskep trauma thorax
Askep trauma thoraxf' yagami
 
Askep gastritis
Askep gastritisAskep gastritis
Askep gastritisf' yagami
 
Askep hemorhoid
Askep hemorhoidAskep hemorhoid
Askep hemorhoidf' yagami
 
sistem alat gerak
sistem alat geraksistem alat gerak
sistem alat gerakf' yagami
 
Contoh Kurikulum Sma kelas X, XI, XII dan Perbedaan kbk dengan ktsp
Contoh Kurikulum Sma kelas X, XI, XII dan Perbedaan kbk dengan ktspContoh Kurikulum Sma kelas X, XI, XII dan Perbedaan kbk dengan ktsp
Contoh Kurikulum Sma kelas X, XI, XII dan Perbedaan kbk dengan ktspf' yagami
 
Larutan elektrolit dan larutan non elektrolit
Larutan elektrolit dan larutan non elektrolitLarutan elektrolit dan larutan non elektrolit
Larutan elektrolit dan larutan non elektrolitf' yagami
 
Sistem reproduksi vertebrata
Sistem reproduksi vertebrataSistem reproduksi vertebrata
Sistem reproduksi vertebrataf' yagami
 
Tutorial pembuatan media pembelajaran dengan menggunakan autoplay
Tutorial pembuatan media pembelajaran dengan menggunakan autoplayTutorial pembuatan media pembelajaran dengan menggunakan autoplay
Tutorial pembuatan media pembelajaran dengan menggunakan autoplayf' yagami
 
Reproduksi pada hewan vertebrata
Reproduksi pada hewan vertebrataReproduksi pada hewan vertebrata
Reproduksi pada hewan vertebrataf' yagami
 
Rencana pelaksanaan pembelajaran
Rencana pelaksanaan pembelajaranRencana pelaksanaan pembelajaran
Rencana pelaksanaan pembelajaranf' yagami
 

More from f' yagami (20)

Jamur
JamurJamur
Jamur
 
Peranan Biologi di bidang pertanian
Peranan Biologi di bidang pertanianPeranan Biologi di bidang pertanian
Peranan Biologi di bidang pertanian
 
Pengertian Tanaman Transgenik Lengkap
Pengertian Tanaman Transgenik LengkapPengertian Tanaman Transgenik Lengkap
Pengertian Tanaman Transgenik Lengkap
 
Tanaman Transgenik
Tanaman TransgenikTanaman Transgenik
Tanaman Transgenik
 
Nutrient of corn (nutrisi dari JAGUNG)
Nutrient of corn (nutrisi dari JAGUNG)Nutrient of corn (nutrisi dari JAGUNG)
Nutrient of corn (nutrisi dari JAGUNG)
 
Jamur bersifat saprofit, parasit, simbions
Jamur bersifat saprofit, parasit, simbionsJamur bersifat saprofit, parasit, simbions
Jamur bersifat saprofit, parasit, simbions
 
Reproduksi Fungi
Reproduksi FungiReproduksi Fungi
Reproduksi Fungi
 
Materi kuliah microteaching
Materi kuliah microteachingMateri kuliah microteaching
Materi kuliah microteaching
 
Askep hernia inguinalis
Askep hernia inguinalisAskep hernia inguinalis
Askep hernia inguinalis
 
Askep tbc
Askep tbcAskep tbc
Askep tbc
 
Askep trauma thorax
Askep trauma thoraxAskep trauma thorax
Askep trauma thorax
 
Askep gastritis
Askep gastritisAskep gastritis
Askep gastritis
 
Askep hemorhoid
Askep hemorhoidAskep hemorhoid
Askep hemorhoid
 
sistem alat gerak
sistem alat geraksistem alat gerak
sistem alat gerak
 
Contoh Kurikulum Sma kelas X, XI, XII dan Perbedaan kbk dengan ktsp
Contoh Kurikulum Sma kelas X, XI, XII dan Perbedaan kbk dengan ktspContoh Kurikulum Sma kelas X, XI, XII dan Perbedaan kbk dengan ktsp
Contoh Kurikulum Sma kelas X, XI, XII dan Perbedaan kbk dengan ktsp
 
Larutan elektrolit dan larutan non elektrolit
Larutan elektrolit dan larutan non elektrolitLarutan elektrolit dan larutan non elektrolit
Larutan elektrolit dan larutan non elektrolit
 
Sistem reproduksi vertebrata
Sistem reproduksi vertebrataSistem reproduksi vertebrata
Sistem reproduksi vertebrata
 
Tutorial pembuatan media pembelajaran dengan menggunakan autoplay
Tutorial pembuatan media pembelajaran dengan menggunakan autoplayTutorial pembuatan media pembelajaran dengan menggunakan autoplay
Tutorial pembuatan media pembelajaran dengan menggunakan autoplay
 
Reproduksi pada hewan vertebrata
Reproduksi pada hewan vertebrataReproduksi pada hewan vertebrata
Reproduksi pada hewan vertebrata
 
Rencana pelaksanaan pembelajaran
Rencana pelaksanaan pembelajaranRencana pelaksanaan pembelajaran
Rencana pelaksanaan pembelajaran
 

Recently uploaded

PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxnadiasariamd
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxLinaWinarti1
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionolivia371624
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisRachmandiarRaras
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxawaldarmawan3
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikSyarifahNurulMaulida1
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilancahyadewi17
 
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptxHidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptxJasaketikku
 
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfObat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfAdistriSafiraRosman
 
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxHIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxgastroupdate
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 

Recently uploaded (20)

PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung function
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
 
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptxHidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptx
 
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfObat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
 
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxHIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 

Askep diare anak

  • 1. ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN DIARE A. PENGERTIAN. Menurut Haroen N, S. Suraatmaja dan P.O Asdil (1998), diare adalah defekasi encer lebih dari 3 kali sehari dengan atau tanpa darah atau lendir dalam tinja. Sedangkan menurut C.L Betz & L.A Sowden (1996) diare merupakan suatu keadaan terjadinya inflamasi mukosa lambung atau usus. Menurut Suradi & Rita (2001), diare diartikan sebagai suatu keadaan dimana terjadinya kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi buang air besar satu kali atau lebih dengan bentuk encer atau cair. Jadi diare dapat diartikan suatu kondisi, buang air besar yang tidak normal yaitu lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi tinja yang encer dapat disertai atau tanpa disertai darah atau lendir sebagai akibat dari terjadinya proses inflamasi pada lambung atau usus. B. PENYEBAB Menurut Haroen N.S, Suraatmaja dan P.O Asnil (1998), ditinjau dari sudut patofisiologi, penyebab diare akut dapat dibagi dalam dua golongan yaitu: 1. Diare sekresi (secretory diarrhoe), disebabkan oleh: a) Infeksi virus, kuman-kuman patogen dan apatogen seperti shigella, salmonela, E. Coli, golongan vibrio, B. Cereus, clostridium perfarings, stapylococus aureus, comperastaltik usus halus yang disebabkan bahan-bahan kimia makanan (misalnya keracunan makanan, makanan yang pedas, terlalau asam), gangguan psikis (ketakutan, gugup), gangguan saraf, hawa dingin, alergi dan sebagainya. b) Defisiensi imum terutama SIGA (secretory imonol bulin A) yang mengakibatkan terjadinya berlipat gandanya bakteri/flata usus dan jamur terutama canalida. 1
  • 2. 2. Diare osmotik (osmotik diarrhoea) disebabkan oleh: a) malabsorpsi makanan: karbohidrat, lemak (LCT), protein, vitamin dan mineral. b) Kurang kalori protein. c) Bayi berat badan lahir rendah dan bayi baru lahir. Sedangkan menurut Ngastiyah (1997), penyebab diare dapat dibagi dalam beberapa faktor yaitu: 1. Faktor infeksi a) Infeksi enteral Merupakan penyebab utama diare pada anak, yang meliputi: infeksi bakteri, infeksi virus (enteovirus, polimyelitis, virus echo coxsackie). Adeno virus, rota virus, astrovirus, dll) dan infeksi parasit : cacing (ascaris, trichuris, oxyuris, strongxloides) protozoa (entamoeba histolytica, giardia lamblia, trichomonas homunis) jamur (canida albicous). b) Infeksi parenteral ialah infeksi diluar alat pencernaan makanan seperti otitis media akut (OMA) tonsilitis/tonsilofaringits, bronkopeneumonia, ensefalitis dan sebagainya. Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak berumur dibawah dua (2) tahun. 2. Faktor malaborsi Malaborsi karbohidrat, lemak dan protein. 3. Faktor makanan 4. Faktor psikologis C. PATOFISIOLOGI Mekanisme dasar yang menyebabkan diare ialah yang pertama gangguan osmotik, akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus, isi rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare. 2
  • 3. Kedua akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekali air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya diare timbul karena terdapat peningkatan isi rongga usus. Ketiga gangguan motalitas usus, terjadinya hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri timbul berlebihan yang selanjutnya dapat menimbulkan diare pula. Selain itu diare juga dapat terjadi, akibat masuknya mikroorganisme hidup ke dalam usus setelah berhasil melewati rintangan asam lambung, mikroorganisme tersebut berkembang biak, kemudian mengeluarkan toksin dan akibat toksin tersebut terjadi hipersekresi yang selanjutnya akan menimbulkan diare. Sedangkan akibat dari diare akan terjadi beberapa hal sebagai berikut: 1. Kehilangan air (dehidrasi) Dehidrasi terjadi karena kehilangan air (output) lebih banyak dari pemasukan (input), merupakan penyebab terjadinya kematian pada diare. 2. Gangguan keseimbangan asam basa (metabik asidosis) Hal ini terjadi karena kehilangan Na-bicarbonat bersama tinja. Metabolisme lemak tidak sempurna sehingga benda kotor tertimbun dalam tubuh, terjadinya penimbunan asam laktat karena adanya anorexia jaringan. Produk metabolisme yang bersifat asam meningkat karena tidak dapat dikeluarkan oleh ginjal (terjadi oliguria/anuria) dan terjadinya pemindahan ion Na dari cairan ekstraseluler kedalam cairan intraseluler. 3. Hipoglikemia Hipoglikemia terjadi pada 2-3% anak yang menderita diare, lebih sering pada anak yang sebelumnya telah menderita KKP. Hal ini terjadi karena adanya gangguan penyimpanan/penyediaan glikogen dalam hati dan adanya gangguan absorbsi glukosa.Gejala hipoglikemia akan muncul jika kadar glukosa darah menurun hingga 40 mg% pada bayi dan 50% pada anak-anak. 3
  • 4. 4. Gangguan gizi Terjadinya penurunan berat badan dalam waktu singkat, hal ini disebabkan oleh: - Makanan sering dihentikan oleh orang tua karena takut diare atau muntah yang bertambah hebat. - Walaupun susu diteruskan, sering diberikan dengan pengeluaran dan susu yang encer ini diberikan terlalu lama. - Makanan yang diberikan sering tidak dapat dicerna dan diabsorbsi dengan baik karena adanya hiperperistaltik. 5. Gangguan sirkulasi Sebagai akibat diare dapat terjadi renjatan (shock) hipovolemik, akibatnya perfusi jaringan berkurang dan terjadi hipoksia, asidosis bertambah berat, dapat mengakibatkan perdarahan otak, kesadaran menurun dan bila tidak segera diatasi klien akan meninggal. D. MANIFESTASI KLINIS DIARE 1. Mula-mula anak/bayi cengeng gelisah, suhu tubuh mungkin meningkat, nafsu makan berkurang. 2. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer, kadang disertai wial dan wiata. 3. Warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena bercampur empedu. 4. Anus dan sekitarnya lecet karena seringnya difekasi dan tinja menjadi lebih asam akibat banyaknya asam laktat. 5. Terdapat tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelas (elistitas kulit menurun), ubun-ubun dan mata cekung membran mukosa kering dan disertai penurunan berat badan. 6. Perubahan tanda-tanda vital, nadi dan respirasi cepat tekan darah turun, denyut jantung cepat, pasien sangat lemas, kesadaran menurun (apatis, samnolen, sopora komatus) sebagai akibat hipovokanik. 7. Diuresis berkurang (oliguria sampai anuria). 8. Bila terjadi asidosis metabolik klien akan tampak pucat dan pernafasan cepat dan dalam. (Kusmaul). 4
  • 5. D. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK 1. Pemeriksaan tinja a) Makroskopis dan mikroskopis b) PH dan kadar gula dalam tinja c) Bila perlu diadakan uji bakteri 2. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah, dengan menentukan PH dan cadangan alkali dan analisa gas darah. 3. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal. 4. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar Na, K, Kalsium dan Posfat. E. KOMPLIKASI 1. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik atau hipertonik). 2. Renjatan hipovolemik. 3. Hipokalemia (dengan gejala mekorismus, hiptoni otot, lemah, bradikardi, perubahan pada elektro kardiagram). 4. Hipoglikemia. 5. Introleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim laktase karena kerusakan vili mukosa, usus halus. 6. Kejang terutama pada dehidrasi hipertonik. 7. Malnutrisi energi, protein, karena selain diare dan muntah, penderita juga mengalami kelaparan. F. DERAJAT DEHIDRASI Menurut banyaknya cairan yang hilang, derajat dehidrasi dapat dibagi berdasarkan: a. Kehilangan berat badan 1) Tidak ada dehidrasi, bila terjadi penurunan berat badan 2,5%. 2) Dehidrasi ringan bila terjadi penurunan berat badan 2,5-5%. 3) Dehidrasi berat bila terjadi penurunan berat badan 5-10% 5
  • 6. b. Skor Mavrice King Bagian tubuh Yang diperiksa Nilai untuk gejala yang ditemukan 0 1 2 Keadaan umum Kekenyalan kulit Mata Ubun-ubun besar Mulut Denyut nadi/mata Sehat Normal Normal Normal Normal Kuat <120 Gelisah, cengeng Apatis, ngantuk Sedikit kurang Sedikit cekung Sedikit cekung Kering Sedang (120-140) Mengigau, koma, atau syok Sangat kurang Sangat cekung Sangat cekung Kering & sianosis Lemas >40 Keterangan - Jika mendapat nilai 0-2 dehidrasi ringan - Jika mendapat nilai 3-6 dehidrasi sedang - Jika mendapat nilai 7-12 dehidrasi berat c. Gejala klinis Gejala klinis Gejala klinis Ringan Sedang Berat Keadaan umum Kesadaran Rasa haus Sirkulasi Nadi Respirasi Pernapasan Kulit Uub Baik (CM) + N (120) Biasa Agak cekung Agak cekung Biasa Normal Normal Gelisah ++ Cepat Agak cepat Cekung Cekung Agak kurang Oliguri Agak kering Apatis-koma +++ Cepat sekali Kusz maull Cekung sekali Cekung sekali Kurang sekali Anuri Kering/asidosis G. KEBUTUHAN CAIRAN ANAK 6
  • 7. Tubuh dalam keadaan normal terdiri dari 60 % air dan 40 % zat padat seperti protein, lemak dan mineral. Pada anak pemasukan dan pengeluaran harus seimbang, bila terganmggu harus dilakukan koreksi mungkin dengan cairan parentral, secara matematis keseimbangan cairan pada anak dapat di gambarkan sebagai berikut : Umur Berat Badan Total/24 jam Kebutuhan Cairan/Kg BB/24 jam 3 hari 10 hari 3 bulan 6bulan 9 bulan 1 tahun 2 tahun 4 tahun 6 tahun 10 tahun 14 tahun 18 tahun 3.0 3.2 5.4 7.3 8.6 9.5 11.8 16.2 20.0 28.7 45.0 54.0 250-300 400-500 750-850 950-1100 1100-1250 1150-1300 1350-1500 1600-1800 1800-2000 2000-2500 2000-2700 2200-2700 80-100 125-150 140-160 130-155 125-165 120-135 115-125 100-1100 90-100 70-85 50-60 40-50 Whaley and Wong (1997), Haroen N.S, Suraatmaja dan P.O Asnil 1998), Suharyono, Aswitha, Halimun (1998) dan Bagian Ilmu Kesehatan anak FK UI (1988), menyatakan bahwa jumlah cairan yang hilang menurut derajat dehidrasi pada anak di bawah 2 tahun adalah sebagai berikut : Derajat Dehidrasi PWL NWL CWL Jumlah Ringan Sedang Berat 50 75 125 100 100 100 25 25 25 175 200 250 Keterangan : PWL : Previous Water loss (ml/kg BB) NWL : Normal Water losses (ml/kg BB) 7
  • 8. CWL : Concomitant Water losses (ml/kg BB) H. PATHWAYS Faktor infeksi Faktor malabsorbsi Gangguan peristaltik Endotoksin Tekanan osmotik ↑ Hiperperistaltik Hipoperistaltik merusak mukosa usus Pergeseran cairan Makanan tidak Pertumbuhan bakteri dan elektrolit ke sempat diserap lumen usus Endotoksin berlebih Hipersekresi cairan dan elektrolit Isi lumen usus ↑ Rangsangan pengeluaran Hiperperistaltik Diare Gangguan keseimbangan cairan Gangguan keseimbangan elektrolit Kurang volume cairan (dehidrasi) Hiponatremia Hipokalemia Pusing, lemah, letih, sinkope, anoreksia, Penurunan klorida serum mual, muntah, haus, oliguri, turgor kulit kurang, mukosa mulut kering, mata dan Hipotensi postural, kulit dingin, ubun-ubun cekung, peningkatan suhu tremor tubuh, penurunan berat badan kejang, peka rangsang, denyut jantung cepat dan lemah (Horne & Swearingen, 2001; Smeltzer & Bare, 2002) 8
  • 9. I. PENTALAKSANAAN 1. Medis Dasar pengobatan diare adalah: a. Pemberian cairan, jenis cairan, cara memberikan cairan, jumlah pemberiannya. 1) Cairan per oral Pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang diberikan peroral berupa cairan yang bersifat NaCl dan NaHCO3 dan glukosa. Untuk diare akut dan kolera pada anak diatas 6 bulan kadar Natrium 90 mEg/l. Pada anak dibawah umur 6 bulan dengan dehidrasi ringan-sedang kadar natrium 50-60 mEg/l. Formula lengkap disebut oralit, sedangkan larutan gula garam dan tajin disebut formula yang tidak lengkap karena banyak mengandung NaCl dan sukrosa. 2) Cairan parentral Diberikan pada klien yang mengalami dehidrasi berat, dengan rincian sebagai berikut: - Untuk anak umur 1 bl-2 tahun berat badan 3-10 kg • 1 jam pertama : 40 ml/kgBB/menit= 3 tts/kgBB/mnt (infus set berukuran 1 ml=15 tts atau 13 tts/kgBB/menit (set infus 1 ml=20 tetes). • 7 jam berikutnya : 12 ml/kgBB/menit= 3 tts/kgBB/mnt (infusset berukuran 1 ml=15 tts atau 4 tts/kgBB/menit (set infus 1 ml=20 tetes). • 16 jam berikutnya : 125 ml/kgBB/ oralit - Untuk anak lebih dari 2-5 tahun dengan berat badan 10-15 kg • 1 jam pertama : 30 ml/kgBB/jam atau 8 tts/kgBB/mnt (1 ml=15 tts atau 10 tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes). - Untuk anak lebih dari 5-10 tahun dengan berat badan 15-25 kg • 1 jam pertama : 20 ml/kgBB/jam atau 5 tts/kgBB/mnt (1 ml=15 tts atau 7 tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes). 9
  • 10. • 7 jam berikut : 10 ml/kgBB/jam atau 2,5 tts/kgBB/mnt (1 ml=15 tts atau 3 tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes). • 16 jam berikut : 105 ml/kgBB oralit per oral. - Untuk bayi baru lahir dengan berat badan 2-3 kg • Kebutuhan cairan: 125 ml + 100 ml + 25 ml = 250 ml/kg/BB/24 jam, jenis cairan 4:1 (4 bagian glukosa 5% + 1 bagian NaHCO3 1½ %. Kecepatan : 4 jam pertama : 25 ml/kgBB/jam atau 6 tts/kgBB/menit (1 ml = 15 tts) 8 tts/kg/BB/mt (1mt=20 tts). • Untuk bayi berat badan lahir rendah Kebutuhan cairan: 250 ml/kg/BB/24 jam, jenis cairan 4:1 (4 bagian glukosa 10% + 1 bagian NaHCO3 1½ %). b. Pengobatan dietetik Untuk anak dibawah 1 tahun dan anak diatas 1 tahun dengan berat badan kurang dari 7 kg, jenis makanan: - Susu (ASI, susu formula yang mengandung laktosa rendah dan lemak tak jenuh - Makanan setengah padat (bubur atau makanan padat (nasi tim) - Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan misalnya susu yang tidak mengandung laktosa dan asam lemak yang berantai sedang atau tak jenuh. c. Obat-obatan Prinsip pengobatan menggantikan cairan yang hilang dengan cairan yang mengandung elektrolit dan glukosa atau karbohidrat lain. 2. Konsep Asuhan Keperawatan Masalah klien diare yang perlu diperhatikan ialah resiko terjadinya gangguan sirkulasi darah, kebutuhan nutrisi, resiko komplikasi, gangguan rasa aman dan nyaman, kurangnya pengetahuan orang tua mengenai proses penyakit. Mengingat diare sebagian besar menular, maka perlu dilakukan penataan lingkungan sehingga tidak terjadi penularan pada klien lain. 10
  • 11. a. Data fokus 1) Hidrasi - Turgor kulit - Membran mukosa - Asupan dan haluaran 2) Abdomen - Nyeri - Kekauan - Bising usus - Muntah-jumlah, frekuensi dan karakteristik - Feses-jumlah, frekuensi, dan karakteristik - Kram - Tenesmus b. Diagnosa keperawatan - Gangguan kebutuhan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake tidak adekuat, penurunan penyerapan nutrisi (muntah). - Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpajan informasi. c. Intervensi 1. Gangguan kebutuhan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake tidak adekuat, penurunan penyerapan nutrisi (muntah). Tujuan : nutrisi terkontrol Kriteria hasil : − Ibu dapat mengulang anjuran yang diberikan − Tidak terdapat tanda-tanda kekurangan nutrisi − BB = 9,5 kg Intervensi : 1) Observasi keadaan umum dan tanda-tanda vital 11
  • 12. Rasional : member gambaran komplikasi dan menilai terjadinya komplikasi. 2) Anjurkan meningkatkan istirahat Rasional : menurunkan mobilitas usus dan meningkatkan proses perbaikan jaringan. 3) Anjurkan ibu untuk tidak memberikan susu kaleng Rasional : menurunkan invasi mikroorganisme dan reaksi terhadap iritasi intestinal. 4) Kaji tanda-tanda kekurangan nutrisi Rasional : member gambaran tingkat keparahan dan infeksi selanjutnya. 5) Anjurkan untuk meningkatkan kebersihan diri anak dan kebersihan alat-alat makan Rasional : mengurangi resiko infeksi bakteri dari alat-alat yang tidak bersih. 6) Kaji berat badan ideal anak Rasional : menunjukkan adanya penurunan BB anak. 2. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpajan informasi. Tujuan : pengetahuan ibu bertambah Kriteria hasil : − Ibu dapat mengulang penjelasan yang diberikan − Ibu memperhatikan penjelasan yang diberikan − Ibu dapat mempraktekan apa yang diajarkan Intervensi : 1) Anjurkan ibu untuk meningkatkan kebersihan anak dan alat- alat makan yang digunakan Rasional : mengurangi resiko infeksi bakteri melalui alat-alat yang tidak bersih. 2) Anjurkan untuk menjaga kebersihan lingkungan Rasional : mengurangi resiko infeksi bakteri. 12
  • 13. 3) Ajarkan ibu untuk membersihkan areola dan mulut anak sebelum dan sesudah menyusui Rasional : sisa makanan / sisa susu di mulut dapat menjadi tempat berkembangnya bakteri. 4) Ajarkan memilih susu formula yang tepat Rasional : susu yang tidak sesuai dengan alat pencernaan anak dapat menyebabkan diare. 5) Ajarkan membuat, dan menyimpan susu formula yang baik Rasional : cara menyiapkan, dan menyimpan susu yang baik dapat menghindarkan dari diare. 13
  • 14. ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK “D” DENGAN DIAGNOSA MEDIS GASTROENTERITIS DI PKM AMPENAN TANGGAL 02 JUNI 2010 A. PENGKAJIAN Tanggal pengkajian : 02 juni 2010 Tempat : PKM Ampenan I. IDENTITAS DATA Nama : An “D” Umur : 10 bulan Jenis kelamin : laki-laki Nama Ibu : Ny “H” Pekerjaan ayah : ojek Pekerjaan ibu : IRT Alamat : sukaraja timur Pendidikan ibu : SMP II. RIWAYAT KEPERAWATAN a. Keluhan utama b. Keluhan saat dikaji c. Riwayat kehamilan dan kelahiran d. Riwayat kesehatan dahulu e. Riwayat kesehatan keluarga f. Riwayat kesehatan lingkungan III. RIWAYAT PSIKO-SOSIAL-SPIRITUAL IV. KEBUTUHAN DASAR BIOLOGIS 1) Pernafasan 2) Pola nutrisi dan cairan 3) Pola istirahat / tidur 4) Pola kebersihan diri 5) Pola aktivitas bermain 14
  • 15. 6) Pola eliminasi V. KEADAAN KESEHATAN SAAT INI 1. Diagnose medis : diare 2. Status nutrisi : kurang gizi 3. Obat-obatan : puyer (metoklor, kotrimoxazole) 4. Hasil laboratorium : _ VI. PAMERIKSAAN FISIK Keadaan umum : baik Tinggi : 60cm BB : 7,5kg Lingkar kepala : - Tengkuk : kuat, dapat menegakan kepala Telinga : bersih, tidak ada otorea Mulut : bersih, mukosa bibir lembab, pucat(-) Paru-paru : ekspansi paru baik, simetris Perut : warna merata, tidak ada penonjolan umbilikus, bising usus 17x/menit, kembung (perkusi timpani), tidak teraba massa. Genitalia : tidak ada lesi, hipospadia (-), atresia ani(-), Kulit : warna coklat, lembab, tidak ada der,atitis, tekstn sekret berwur halus Mata : sklera putih, ikterus(-), strabismus(-), kornea jernih. Hidung : tampak pengeluar sekret berwarna jernih. Ekstrimitas : pergerakan aktif, tonus otot +4, kuku bersih. Tanda-tanda vital : N= 120x/mnt S= 37,7˚C RR=34x/menit VII. PEMERIKSAAN TINGKAT PERKEMBANGAN • Kemandirian dan bergaul Klien sudah bisa melambaikan tangan dan bermain ci-uk-ba • Motorik halus Klien sudah dapat memegang ibu jari dengan telunjuk • Kognitif dan bahasa Ibu mengatakan klien sudah bisa mengucapkan kata ma..ma 15
  • 16. • Motorik kasar Ibu klien mengatakan klien belum bisa belajar berdiri dan merangkak. B. DIAGNOSA KEPERAWATAN • Analisa data symtom etiologi problem DS:  Ibu mengatakan setelah minum susu kaleng anaknya diare  Ibu mengeluh sejak pagi anaknya muntah  Ibu mengatakan anaknya minum ASI tapi Cuma sebentar DO:  BB : 7,5kg  BAB>3x  Bising usus 17x/menit  Tampak lemas Invasi MO ke intestinal dan gaster Infiltrasi Endotoksik oleh MO dan mengiritasi jaringan Reaksi inflamasi daerah gaster dan intestinal HCL meningkat , dan rangsangan ke pleksus miesemterikus peningkatan motilitas usus mual dan muntah penurunan penyerapan nutrisi Perubahan nutrisi kuarang dari kebutuhan Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan DS:  Ibu mengatakan anaknya belum pernah diberi bubur  Ibu mengatakan memberi anaknya susu kaleng DO: Kurang terpajan informasi Penurunan pengetahuan Penurunan pemahaman tentang perawatn anak yang tepat Kurang pengetahuan 16
  • 17.  Ibu tampak bingung saat ditanya makanan pendamping ASI untuk anaknya  Ibuu bertanya apa seharusnya makanan yang harus diberikan pada anaknya. • Rumusan diagnosa 1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d intake tidak adekuat, penurunan penyerapan nutrisi; muntah 2. Kurang pengetahuan b/d kurang terpajan informasi C. INTERVENSI KEPERAWATAN No DX Tujuan Intervensi Rasional I Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x30 menit, nutrisi terpenuhi dengan kriteria: • Ibu dapat mengulangi anjuran yang diberikan • Tidak terdapat tanda-tanda kekurangan nutrisi • BB: 9,5 kg • Observasi keadaan umum dan TTV • Kaji tanda- tanda kekurangan nutrisi • Kaji berat badan ideal anak • Anjurkan meningkatkan istrahat • Memberi gambaran vaskularisasidan menilai terjadinya komplikasi • Memberi gambaran tingkat keparahan dan intervensi selanjutnya • Menilai status nutrisi klien • Menurunkan motilitas usus dan 17
  • 18. • Anjurkan ibu untuk tidak memberikan susu kaleng • Anjurkan meningkatkan kebersihan diri anak dan kebersihan alat-alat makan anak meningkatkan proses perbaikan jaringan • Menurunkan invasi mikroorganisme dan reaksi terhadap iritasi intestinal • Mengurangi resiko infeksi bakteri dari alat- alat yang tidak bersih II Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x30 menit, pengetahuan ibu bertabah dengan kriteria: • Ibu dapat mengulangi penjelasan yang diberikan • Ibu memperhatik an denhan serius saat penjelasan yang diberikan • Ibu dapat mempraktek an apa yang di ajarkan • Anjurkan meningkatkan kebersihan diri anak dan kebersihan alat-alat makan anak • Anjurkan menjaga kebersihan lingkunagn rumah • Ajarkan membersihkan areola dan mulut anak setelah dan sebelum menyusui • Ajarkan memilih susu formula yang tepat • Mengurangi resiko infeksi bakteri dari alat- alat yang tidak bersih • Mengurangi resik infeksi • Sisa makanan /susu di mulut menjadi reservoar yang baik bagi kuman • Susu yang tidak tidak sesuai dengan perkembangan pencernaan anak dapat meningkatkan reaksi tahanan intestinal sehingga 18
  • 19. • Ajarkan cara membuat, menyimpan susu formula yang baik menimbulkan diare • Mencegah infiltrasi kuman D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN No Dx tanggal Jam Tindakan Respon hasil Paraf I 2 juni 2010 08.3 0 08.4 0 08.4 2 08.4 5 08.4 9 • Mengobservasi keadaan umum dan TTV • Mengkaji tanda- tanda kekurangan nutrisi(hidrasi, warna rambut, teksttur kulit) • Kaji berat badan ideal anak • Menganjurkan ibu untuk meningkatkan istrahat pada anaknya • menganjurkan ibu untuk tidak memberikan susu kaleng • menganjurkan meningkatkan kebersihan diri anak dan • Anak tampak lemah, N: 120x/mnt RR: 34x/mnt S:37,7˚C • Tekstur kulit lembut, lembab, rambut hitam • Usia: 10 bln BB ideal: usia(bln)+9 2  10+9/2  9,5 kg  BB saat ini 7,5 kg jadi Kurang dari berat badan ideal. • Ibu mengatakan ” iya saya akan melakukannya..” • Ibu mengatakan ”iya saya akan melakukannya... saya takut kalau anak saya sakit lagi” • Ibu mengatakan terima ksih atas informasi yang di berikan dan 19
  • 20. 09.2 0 kebersihan alat- alat makan anak berjanji akna melakukannya. II 2 juni 2010 08.5 0 09.2 0 09.2 5 09.4 5 • menganjurkan menjaga kebersihan lingkunagn rumah • Menganjurkan meningkatkan kebersihan diri anak dan kebersihan alat- alat makan anak • Mengajarkan membersihkan areola dan mulut anak setelah dan sebelum menyusui • Mengajarkan memilih susu formula yang tepat • Mengajarkan cara membuat, menyimpan susu formula yang baik • Ibu mengatakan iya akan melakukannya • Ibu mengatakan terima ksih atas informasi yang di berikan dan berjanji akna melakukannya. • Ibu dapat mengulang penjelasan yang diberikan • Ibu dapat mengulang penjelasan yang diberikan • Ibu mengucapkan terimakasih atas 20
  • 21. 09.5 0 penjelasan yang diberikan dan bisa mengulangi penjelasan yang diberikan E. EVALUASI No Dx Tanggal jam evaluasi paraf I 2 juni 2010 10.00 S: • Ibu mengatakan anak hanya menyusui sebentar O: • Ibu dapat mengulang penjelasan yang diberikan • Tampak lemas • Kulit lembab,tekstur halus , mukosa bibir lembab, rambut hitam merata. • BB: 7,5 kg A: masalah belum teratasi P: intervensi dilanjutkan di rumah II 2 juni 2010 10.10 S: • Ibu mengatakan mengerti dengan penjelasan yang diberikan O: • Ibu dapat mengulang penjelasan 21
  • 22. yang diberikan • Ibu dapat mempraktekan kembali hel yang di ajrkan • Ibu tampak memperhatikan dengan serius saat dijelaskan A: masalah teratasi P: intervensi dihentikan 22
  • 23. DAFTAR PUSTAKA 1. Betz Cecily L, Sowden Linda A. 2002. Buku Saku Keperawatan Pediatik, Jakarta, EGC 2. Sachasin Rosa M. 1996. Prinsip Keperawatan Pediatik. Alih bahasa : Manulang R.F. Jakarta, EGC 4. Arjatmo T. 2001. Keadaan Gawat yang mengancam jiwa, Jakarta gaya baru 23