1. Stroke atau cedera vaskular serebral adalah kehilangan fungsi otak yang disebabkan berhentinya suplai darah ke bagian otak. Gejala umumnya meliputi gangguan motorik, komunikasi, dan persepsi.
2. Diagnosa meliputi perubahan perfusi jaringan serebral, gangguan mobilitas, perubahan persepsi sensori, dan kurangnya perawatan diri. Rencana perawatan mencakup memantau status neurologis, melakukan latihan mobilisasi
1. ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN STROKE
Pengertian
Stroke atau cedera vaskular (CVA) adalah kehilangan fungsi otak yang
diakibatkan oleh berhentinya suplai darah kebagian otak.
Etiologi
1. Trombosis (bekuan darah didalam pembuluh darah otak atau leher)
2. Embolisme serebral ( bekuan darah atau material lain yang dibawa ke otak
dari bagian tubuh yang lain)
3. Iskemia (penurunan aliran darah ke otak)
4. Hemoragi serebral (pecahnya pembuluh darah serebral dengan perdarahan
kedalam jaringan otak atau sekitar otak)
Tanda dan gejala
1. Kehilangan motorik
- Hemiplegi
- Hemiparesis
2. Kehilangan komunikasi
- Disartria (kesulitan berbicara)
- Disfasia atau afasia (bicara defektif atau kehilangan bicara)
- Apraksia (ketidakmampuan untuk melakukan tindakan yang dipelajari
sebelumnya)
3. Gangguan persepsi
- Homonimus hemianopsia (kehilangan setengah lapang pandang)
4. Kerusakan fungsi kognitf dan efek psikologi
Lapang perhatian terbatas
5. Disfungsi kandung kemih
Pemeriksaan diagnostik / penunjang
1. Okulopletismografi (OPG)
Mengukur pulsasi aliran darah melalui arteri oftalmik
2. Fonoangiografi karotis
Memberikan auskultasi, visualisasi langsung dan fotografik yang mencatat
bruit karotis
3. Angiografi karotis
Menunjukkan pembuluh intrakranial dan servikal
4. Angiografi substraksi digital
Memastikan obstruksi arteri karotis dan memberi informasi pada pola aliran
darah serebral
Pengobatan
1. Diuretik
Untuk menurunkan edema serebral yang mrncapai tingkat maksimum 3 – 5
hari setelah infar serebral
2. Antikoagulan
Untuk mencegah terjadi atau memberatnya trombosis atau embolisasi
1
2. RENCANA KEPERAWATAN
No Diagnosa keperawatan Tujuan / kriteria Rencana keperawatan
1
2
Perubahan perfusi
jaringan serebral
berhubungan dengan
gangguan aliran darah,
oklusif, edema serebral
ditandai dengan
DS :
- Klien
mengungkapkan
sulit untuk
mengingat kejadian
lalu
DO :
- Perubahan dalam
respon motorik /
sensorik
- Perubahan tanda
tanda vital
Gangguan mobilitas fisik
berhubungan dengan
kelemahan, parastesia
flaksid/paralisis
hipotonik ditandai
dengan
Mempertahankan
tingkat kesadaran,
fungsi kognitif dan
motorik / sensorik
dengan kriteria
- Menunjukkan
tidak ada tanda
tanda
peningkatan
TIK
- Tanda tanda
vital dalam
keadaan stabil
Mempertahankan/
meningkatkan
kekuatan dan fungsi
bagian tubuh yang
terkena dengan
kriteria
1. Tentukan faktor
yang
berhubungan
dengan keadaan
penyebab khusus
selama koma/
penurunan
perfusi serebral
dan potensial
terjadinya
peningkatan TIK
2. Pantau status
neurologis
sesering mungkin
dan bandingkan
dengan keadaan
normalnya
3. Pantau tanda
tanda vital
4. Evaluasi pupil,
catat, ukuran,
bentuk, kesamaan
dan reaksinya
terhadap cahaya
5. Catat perubahan
dalam
penglihatan,spt
kebutaan,
gangguan lapang
pandang/kedalam
an persepsi
6. Letakkan kepala
dengan posisi
agak ditinggikan
dan dalam posisi
anatomis (netral)
1. Kaji kemampuan
secara
fungsional/luas
nya kerusakan
awal dan dengan
cara yang teratur
2. Ubah posisi
minimal setiap 2
jam , dan jika
2
3. 3
DS :
- Klien
mengungkapkan
lemah
DO :
- Keterbatasan ruang
gerak
- Penurunan
kekuatan / kontrol
Perubahan persepsi
sensori berhubungan
dengan defisit neurologis
ditandai dengan
DS :
- Mengungkapkan
disorientasi terhadap
waktu, tempat, orang
- Mengungkapkan
susah untuk
berbicara
- Tida
k adanya
kontraktur
- Akti
fitas dapat
dilakukan
secara bertahap
Mempertahankan
tingkat kesadaran
dan fungsi
perseptual dengan
kiteria :
- Dapat
mengenali
suatu obyek
tertentu
- Dapat
berbicara
sedikit demi
sedikit
memungkinkan
lebih sering
diletakkan posisi
bagian yang
terganggu
3. Letakkan pada
posisi telungkup
satu kali atau dua
kali sehari jika
klien dapat
mentoleransinya
4. Lakukan latihan
rentang gerak
aktif dan pasif
pada semua
ekstremitas saat
masuk
5. Sokong
ekstremitas
dalam posisi
fungsionalnya,
gunakan papan
kaki (foot board)
selama periode
paralisis
6. Tempatkan
bantal dibawah
aksila untuk
melakukan
abduksi pada
lengan
7. tinggikan tangan
dan kepaka
1. Evaluasi adanya
gangguan
penglihatan
2. Dekati pasien
dari daerah
penglihatan yang
normal, biarkan
lampu menyala,
letakkan benda
dalam jangkauan
yang dapat
dilihat normal,
tutup mata yang
sakit jika perlu
3. Ciptakan
3
4. 4
DO :
- Ketidakmampuan
untuk menyebutkan
posisi bagian tubuh
- Ketidakmampuan
mengenal/
mendekati makna
terhadap objaek
Kurang perawatan diri
berhubungan dengan
kerusakan
neuromuskuler,
penurunan kekuatan dan
ketahanan ditandai
dengan
DS :
- Mengungkapkan
ketidaknyamanan
DO :
- Tidak mampu
membawa sendok
kemulut
- Tidak mampu
membersihkan diri
sendiri
Mendemonstrasika
n tehnik perubahan
gaya hidup dengan
kriteria
- Klien dapat
melakukan
perawatan diri
sendiri secara
bertahap
lingkungan yang
sederhana,
pindahkan
perabot yang
membahayakan
4. Kaji kesadaran
sensorik, spt
membedakan
panas/dingin,
tajam tumpul dll
5. Bicara dengan
tenang, perlahan
dengan
menggunakan
kalimat yang
pendek.
Pertahankan
kontak mata
1. Kaji kemampuan
dan tingkat
kekurangan
(dengan
menggunakan
skala 0-4) untuk
melakukan
kebutuhan sehari
hari
2. Hindari
melakukan
sesuatu untuk
klien, yang dapat
dilakukan klien
sendiri, tetapi
berikan bantuan
sesuai kebutuhan
3. Sadari prilaku/
aktifitas impulsif
karena gangguan
dalam mengambil
keputusan
4. Pertahankan
dukungan, sikap
yang tegas. Beri
klien waktu yang
cukup untuk
mengerjakan
tugasnya
4