SlideShare a Scribd company logo
1 of 39
NURSING MANAGEMENT
BRAIN INJURY
NS. AWAL DARMAWAN, M.KEP
LOBUS OTAK
FUNGSIONAL OTAK
PENGERTIAN
• Traumatic yang terjadi pada otak yang mampu menghasilkan
perubahan pada phisik, intelektual, emosional, sosial, dan vocational.
• Trauma atau cedera kepala (Brain Injury) adalah salah satu bentuk
trauma yang dapat mengubah kemampuan otak dalam menghasilkan
keseimbangan fisik, intelektual, emosional, sosial dan pekerjaan atau
dapat dikatakan sebagai bagian dari gangguan traumatik yang dapat
menimbulkan perubahan – perubahan fungsi otak (Black, 2005)
• Menurut konsensus PERDOSI (2006), cedera kepala yang sinonimnya
adalah trauma kapitis/ head injury/ trauma kranioserebral/ traumatic
brain injury merupakan trauma mekanik terhadap kepala baik secara
langsung ataupun tidak langsung yang menyebabkan gangguan fungsi
neurologis yaitu gangguan fisik, kognitif, fungsi psikososial baik
bersifat temporer maupun permanen.
ETIOLOGI
• Dikelompokan berdasarkan mekanisme injury:
1. Trauma tumpul.
2. Trauma tajam (penetrasi)
• Jenis/tipe cedera:
1. Focal.
2. Diffuse.
3. Frakture
• Kepala dengan bangunan intrakranial dapat
mengalami jejas oleh: tenaga percepatan
(akselerasi), tenaga perlambatan (deselerasi),
rotasi, Penetrasi
• Jejas: karena perbedaan gerakan pada tulang dan
otak.
 Dasar lobus frontal: permukaan kasar fossa
anterior
 Lobus temporal: pinggiran tulang sfenoid
 Korpus kallosum: pinggiran falks serebri
 Tentorium serebelli: Permukaan superior
serebellum batang otak.
• Hantaman.
1. Deselerasi mendadak
2. Deformitas tengkorak
3. Volume kranial
4. Tekanan cairan serebrospinal
5. Hantaman awal: contercoup, robekan jaringan
6. Rotasi. Robekan pada otak, akson difus, pembuluh
darah, selaput otak
• Hantaman traumatik
Hematoma intrakranial, H. epidural, H. subdural,
perdarahan subarakhnoid, perdarahan intrakranial,
perdarahan intraserebelar, rinore, otorea.
4/23/2024
Cidera Kep_SUnardi 11
4/23/2024
Cidera Kep_SUnardi 12
PENGOLONGAN BERDASARKAN AKIBAT JEJAS
Jejas kepala.
 Lesi primer.
 Hantaman langsung pada kepala.
 Akselerasi, deselerasi, rotasi.
 Fraktur tulang tengkorak, sel neuron rusak, pembuluh darah
robek.
 Lesi sekunder.
 Proses patologik dinamis, komplikasi intrakranial
 Hematoma intrakranial: epidural, subdural, subarakhnoid,
intraserebral, intraserebelar.
 Pembengkakan otak, edema otak  TIK meningkat, aliran
darah setempat menurun, spasme pemb. darah, infark.
KLASIFIKASI CEDERA KEPALA
• Cedera kepala ringan (GCS : 13 – 15 )
Cedera kepala sedang (GCS : 9 - 12 )
Cedera kepala berat (GCS : =< 8 )
• Jejas kepala tertutup . Komosio serebri
kontusio serebri
• Fraktur depresi tulang tengkorak
• Fraktur komplikata tulang tengkorak
PEMERIKSAAN
• Keadaan umum.
jejas ringan : keadaan sadar-siaga
• Jalan nafas, respirasi, tekanan darah,
keadaan jantung.
• Kesadaran.
• Fungsi mental
• Saraf otak
• Sistem motorik,
• Sistem sensorik, otonom, refleks-refleks.
4/23/2024
GLASCOW COMA SCALE
Used to document assessment in three areas
• Eyes
• Verbal response
• Motor response
Normal is 15 and less than 8 indicates coma
OTHER ASSESSMENT
• Assess bodily function including respiratory,
circulatory and elimination
• Pupil checks – are pupils equal and how they react
to light
• Extremity strength
• Corneal reflex test
DIAGNOSTIC TESTS
• CT
• MRI
• Cerebral angiography
• EEG
• PET
• No lumbar puncture if there is ICP because
sudden release of pressure can cause brain
to herniate
• ABG’s – keep O2 at 100% (Lewis 1615) and
PCO2 as related to ICP (25-35)
PENATALAKSANAAN CEDERA KEPALA
• Penanganan harus ditangani sejak dari tempat kecelakaan,
selama transportasi, diruang gawat darurat, kamar Ro,
sampai ruang operasi, ruang perawatan/ ICU
• Monitor: derajat kesadaran, vital sign, kemunduran motorik,
reflek batang otak, monitor tekanan intrakranial.
• Monitor tekanan intrakranial diperlukan pada:
1. Koma dengan perdarahan intrakranial atau kontusio otak
2. Skala Koma Glasgow <6 (motorik < 4)
3. Hilangnya bayangan ventrikel III dan sisterne basalis pada CT
skan otak
4. “Tight brain” setelah evakuasi hematom
5. Trauma multipel sehingga memerlukan ventilasi tekanan
positif intermitten (IPPV)
PENATALAKSANAAN CEDERA KEPALA
• Indikasi CT san:
1. Skala Koma Glasgow (GCS) ≤ 14
2. GCS 15 dengan:
a. Adanya riwayat penurunan kesadaran
b. Traumatik Amnesia
c. Defisit neurologi fokal
d. Tanda dari fraktur basis kranii atau tulang kepala.
TINDAKAN RESUSITASI ABC (KEGAWATAN)
a.Jalan nafas (airway)
Jalan nafas dibebaskan dari lidah yang turun
kebelakang dengan posisi kepala ekstensi, kalau perlu
pasang pipa oropharing (OPA)/ endotrakheal, bersihkan
sisa muntah, darah ,lendir, atau gigi palsu. Isi lambung
dikosongkan melalui pipa NGT untuk menghindari
aspirasi muntahan dan kalau ada stress ulcer
b. Pernafasan (breathing)
1. Ggn sentral: lesi medula oblongata, nafas cheyne
stokes, dan central neurogenik hiperventilasi
2. Ggn perifer: aspirasi, trauma dada, edema paru, DIC,
emboli paru, infeksi.
3. Tindakan Oksigen, cari dan atasi faktor penyebab,
kalau perlu ventilator
KEGAWATAN
3. Sirkulasi (circulation)
 Hipotensi – iskemik — kerusakan sekunder otak. Hipotensi
jarang akibat kelainan intrakranial, sering ekstrakranial, akibat
hipovolemi, perdarahan luar, ruptur organ dalam, trauma dada
disertai tamponade jantung atau pneumotorak, shock septik.
 Tindakan: hentikan sumber perdarahan, perbaiki fungsi
jantung, mengganti darah yang hilang dengan plasma darah
KEGAWATAN
• Tekanan Intra Kranial meninggi
 Terjadi akibat vasodilatasi, oedem otak, hematom
 Untuk mengukurnya sebaiknya dipasang monitor
TIK. TIK normal adalah 0-15 mmHg. Diatas 20
mmHg sudah harus diturunkan dengan:
1. Hiperventilasi
2. Setelah resusitasi ABC lakukan hiperventilasi
terkontrol dengan pCO2 27-30 mmHg.
Dipertahankan selama 48-72 jam lalu dicoba
dilepas, bila TIK naik lagi diteruskan selama 24-48
jam. Bila tidak turun periksa AGD dan CT scan
untuk menyingkirkan hematom
LANJUTAN PENATALAKSANAAN
• Pasien dalam keadaan sadar (GCS 15)
1. Simple head injury
Pasien tanpa diikuti ggn kesadaran,
amnesia, maupun gejala serebral lain hanya
perawatan luka, Ro hanya atas indikasi,
keluarga diminta observasi kesadaran
2. Kesadaran terganggu sesaat.
Riwayat penurunan kesadaran sesaat
setelah trauma tetapi saat diperiksa sudah
sadar kembali : Ro kepala, penatalaksanaan
selanjutnya seperti simple head injury
LANJUTAN PENATALAKSANAAN
• Pasien dalam keadaan menurun
1. Cedera kepala ringan (GCS 15-13)
Kesadaran disorientasi, atau not obey
command, tanpa defisit neurologi fokal:
Peratan luka, Ro kepala
CT scan: bila dicurigai adanya lucid interval
(hematom intrakranial), follow up kesadaran
semakin menurun, timbul lateralisasi
Observasi: keadaran (GCS), tanda vital, pupil,
gejala fokal serebral
LANJUTAN PENATALAKSANAAN
2. Cedera kepala sedang GCS 9-12
Biasanya mengalami ggn kardiopulmoner
a. Periksa dan atasi ggn jalan nafas, pernafasan,
sirkulasi
b. Pemeriksaan kesadaran, pupil, tanda fokal serebral,
dan cedera organ lain
c. Fiksasi leher dan patah tulang ekstremitas jika ada.
d. Ro kepala, bila perlu bagian tubuh yang lain
e. CT scan bila dicurigai hematom intrakranial
f. Observasi tanda vital, kesadaran, pupil, defisit fokal
serebral
LANJUTAN PENATALAKSANAAN
3. Cedera kepala berat GCS 3-8
Biasanya disertai cedera multipel, disamping
kelainan serebral juga ada kelainan sistemik
a. Resusitasi jantung paru (airway, breathing,
circulation/ ABC). Pasien CK berat sering
dalam keadaan hipotensi, hipoksia,
hiperkapnea akibat ggn pulmoner. Tindakan
resusitasi ABC
LANJUTAN PENATALAKSANAAN
• Keseimbangan elektrolit
 Pada saat awal masuk dikurangi untuk mencegah oedem otak,
1500-2000 ml/hari parenteral dengan cairan koloid , kristaloid
Nacl 0,9%, ringer laktat. Jangan diberikan yang mengandung
glukosa, hiperglikemi menambah oedem otak
 Pantau keseimbangan cairan, elektrolit darah.
• Profilaksis: diberikan pada CK berat dengan fraktur impresi,
hematom intrakranial, PTA yang panjang
• Komplikasi sistemik
Demam, Kelainan gastrointestinal, kelainan hematologis perlu
ditanggulangi segera.
• Obat Neuroprotektor
Manfaat obat pada CK berat masih diteliti manfaatnya seperti
lazaroid, antagonis kalsium, glutamat, citikolin
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resti tidak efektifnya bersihan jalan nafas b.d akumulasi skret.
2. Perubahan perfusi jaringan cerebral b.d perdarahan dan edema cerebral
3. Resiko peningkatan TIK b.d proses desak ruang akibat edema cerebral
4. Resti gangguan pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit kurang dari
kebutuhan tubuh b.d intake tidak adekuat: penurunan kesadaran
(soporokoma)
5. Resti gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
b.d intake tidak adekuat: penurunan kesadaran (soporokoma)
6. Kerusakan integritas kulit b.d adanya luka laserasi
7. Deficit perawatan diri b.d kelemahan/keterbatasan gerak
8. Resti terbatasnya pengetahuan (kebutuhan belajar) keluarga mengenai
proses penyakit, prognosis dan penatalaksanaannya b.d terbatasnya
informasi
IMPLEMENTASI
1.Resti tidak efektifnya bersihan jalan nafas b.d
akumulasi sekret.
Intervensi keperawatan
Mandiri:
 Memonitor suara paru tiap 8 jam dan observasi adanya
roncki/penumpukan sekret
 Memberikan posisi semi atau elevasi kepala 30 derajat dan kepala miring 1
sisi bergantian
 Mempertahankan hidrasi cairan 2-3 liter/hari, melalui asupan parenteral
yang diberikan.
 Memonitor dan melakukan karakterisitik sekret, warna, jumlah, dan
konsistensinya bila terdapat sekret yang keluar melalui hidung/mulut.
Kolaborasi :
 Memberikan obat Antibiotik: (Cefriaxon 2 x 2 g (tiap 12 jam) IV)
2. Perubahan perfusi jaringan cerebral dan resiko peningkatan TIK
b.d perdarahan dan edema cerebral
Intervensi keperawatan
Mandiri :
 Memonitor/obs tanda vital tiap 4 jam dan memonitor/obs kesadaran / GCS setiap 4 jam
 Memberikan posisi Elevasi kepala 30 derajat setiap 4 jam
 Menentukan faktor2 penyebab penurunan perfusi jaringan otak/resiko TIK meningkat.
 Memantau/mencatat status neurologis secara teratur dan membandingkan dg nilai
normal
 Mempertahankan tirah baring miring kiri/kanan dengan posisi kepala netral
 Mengkaji kondisi vaskular (suhu, warna, pulsasi dan capillary refill) tiap 8 jam
 mencatat intake dan output.
 menurunkan stimulasi eksternal yang dapat meningkatkan TIK dan berikan kenyamanan
dengan menciptakan lingkungan tenang dan suhu ruangan dalam kondisi normal
(mengatur suhu ruangan menyalakan AC). Memasang pagar pengaman tempat tidur dan
memasang retrain pada daerah ekstermitas
 Penkes pada keluarga dan selalu bicara dan komunikasi dengan pasien.
Kolaborasi :
 Memberikan O2 kanul 4 l/mnt
 Memberi pertimbangan pemeriksaan AGD, LED, Leukosit setelah 3 hari perawatan
 Pemasangan cairan IV NaCl 0,9% /12 jam
 Memberikan obat-obatan injeksi :
 - Citicolin 2 x 500 mg - Ranitidin 2 x 1 ampl
 - Vit C 1 x 400 mg - Kaltropen 3 x 1 ampl
 - Dexametason 4 x 1 ampl - Cefriaxon 2 x 2 g
3. Resti gangguan pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit kurang dari
kebutuhan tubuh b.d intake tidak adequate: penurunan kesadaran
(soporokoma).
Intervensi keperawatan
Mandiri:
• Monitor tanda-tanda vital, termasuk Mengukur JVP setiap 8 jam
• Mencatat peningkatan suhu dan durasi demam.
• Memberikan kompres hangat saat temperatur meningkat (Demam), dan
mempertahankan pakaian tetap kering
• Mempertahankan suhu ruangan yang nyaman (mengatur suhu ruangan dengan
AC).
• Mengkaji turgor kulit, membran mukosa bibir
• Mengukur intake dan output cairan dan menghitung balance cairan setiap hari
selama 24 jam.
• Memberikan cairan minimal 2.5 lt/hari dengan pemberian sedikit-dikit dan
melibatkan keluarga saat pasien sudah dapat minum per oral.
Kolaborasi :
• Memberikan cairan infus NaCl 0,9% /12 jam
• Memberikan manitol 20% (bila kondisi TD sudah normal dan stabil)
4. Resti gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake
tidak adequate: penurunan kesadaran (soporokoma)
Intervensi keperawatan
Mandiri:
• Mengkaji status nutrisi saat masuk rumah sakit/ruangan dengan menimbang
BB/mengukur LL.
• Mengkaji kemampuan menelan; refleks menelan, gerakan lidah dan bibir dan
kesulitan-kesulitan asupan nutrisi dan mendengarkan bising usus, catat adanya
penurunan/hilangnya/suara yang hiperaktif
• Melatih makan peroral dikit-demi sedikit dengan melibatkan keluarga
• Memberikan makan dalam jumlah kecil dan dalam waktu yang sering dan teratur
dalam bentuk cair
• Menjaga keamanan saat memberikan makan; tinggikan kepala tempat tidur selama
makan peroral.
• Mengkaji pola BAB dan feses, cairan lambung, muntahan darah dan lainnya lalu
mencatat hasil.
Kolaborasi :
• Memberikan pertimbangan untuk konsultasi dengan ahli gizi
• Memberikan nutrisi parenteral: Triofusin 500 ml/24 jam
• Memberi pertimbangan dan memantau hasil pemeriksaan laboratorium: albumin,
transferin, asam amino, zat besi, ureum/kreatinin, glukosa, elektrolit setelah 3 hari
perawatan.
PEN-KES
Keluarga diberikan penkes tentang perawatan pasien dengan masalah cedera
kepala, diantara yaitu :
• Penjelasan tentang pengertian, penyebab, pengobatan dan komplikasi
cidera kepala termasuk gangguan fungsi luhur dari pasien, oleh karena itu
perlu control dan berobat secara teratur dan lanjut.
• Mengajarkan bagaimana cara pemenuhan nutrisi dan cairan selama
dirawat dan dirumah nantinya
• Mengajarkan pada keluarga dan melibatkan keluarga dalam pemenuhan
kebutuhan sehari-hari pasien
• Mengajarkan melatih mobilisasi fisik secara bertahap dan terencana agar
tidak terjadi cidera pada neuromuskuler
• Mempersiapkan keluarga untuk perawatan pasien dirumah bila saatnya
pulang, kapan harus istirahat, aktifitas dan kontrol selama kondisi masih
belum optimal terhadap dampak dari cidera kepala pasien dan sering
pasien akan mengalami gangguan memori maka mengajarkan pada
keluarga bagaimana mengorientasikan kembali pada realita pasien.
REHABILITASI
 Berbaring lama dan inaktiviti bisa menimbulkan
komplikasi gerakan seperti kontraktur, osteoporosis,
dekubitus, edema, infeksi, trombophlebitis, infeksi
saluran kencing.
 Goal jangka pendek
1. Meningkatkan spesifik area seperti kekuatan,
koordinasi, ROM, balans, dan posture untuk
mobilitas dan keamanan.
2. Pengobatan tergantung kondisi pasien kestabilan
kardiopulmoner, fungsi musculoskletal, defisit
neurologi
REHABILITASI
• Rehabilitasi dini pada fase akut terutama untuk menghindari
komplikasi seperti kontraktur dengan terapi fisik pengaturan
posisi, melakukan gerakan ROM (pergerakan sendi) dan
mobilisasi dini
• Terapi ini kemudian dilanjutkan dengan home program terapi
yang melibatkan lingkungan dirumah
• Pada pasien tidak sadar dilakukan dengan strategi terapi coma
management dan program sensory stimulation
• Penanganan dilakukan oleh tim secara terpadu dan terorganisir:
dokter ,terapis, ahli gizi, perawat, pasien dan keluarga.
• Melakukan mobilisasi dini, rehabilitasi termasuk stimulasi,
suport nutrisi yang adekuat, edukasi keluarga.
NURSING MANAGEMENT BRAIN INJURY FOR PATIEN.ppt
NURSING MANAGEMENT BRAIN INJURY FOR PATIEN.ppt

More Related Content

Similar to NURSING MANAGEMENT BRAIN INJURY FOR PATIEN.ppt

doku.pub_trauma-kepala-ppt-presentasi-fixpptx.pdf
doku.pub_trauma-kepala-ppt-presentasi-fixpptx.pdfdoku.pub_trauma-kepala-ppt-presentasi-fixpptx.pdf
doku.pub_trauma-kepala-ppt-presentasi-fixpptx.pdf
ikhsan1611
 
Askep cedera otak berat
Askep cedera otak beratAskep cedera otak berat
Askep cedera otak berat
f' yagami
 
Ways the brain is injured (autosaved)
Ways the brain is injured (autosaved)Ways the brain is injured (autosaved)
Ways the brain is injured (autosaved)
ami223
 

Similar to NURSING MANAGEMENT BRAIN INJURY FOR PATIEN.ppt (20)

Cidera kepala
Cidera kepalaCidera kepala
Cidera kepala
 
laporan kasus 20 maret 2023.pptx
laporan kasus 20 maret 2023.pptxlaporan kasus 20 maret 2023.pptx
laporan kasus 20 maret 2023.pptx
 
ASKEP CEDERA OTAK BERAT.doc
ASKEP CEDERA OTAK BERAT.docASKEP CEDERA OTAK BERAT.doc
ASKEP CEDERA OTAK BERAT.doc
 
68839012 hemiparese
68839012 hemiparese68839012 hemiparese
68839012 hemiparese
 
Askep strok
Askep strokAskep strok
Askep strok
 
Askep strok
Askep strokAskep strok
Askep strok
 
Asuhan Keperawatan pada pasien Stroke
Asuhan Keperawatan pada pasien StrokeAsuhan Keperawatan pada pasien Stroke
Asuhan Keperawatan pada pasien Stroke
 
doku.pub_trauma-kepala-ppt-presentasi-fixpptx.pdf
doku.pub_trauma-kepala-ppt-presentasi-fixpptx.pdfdoku.pub_trauma-kepala-ppt-presentasi-fixpptx.pdf
doku.pub_trauma-kepala-ppt-presentasi-fixpptx.pdf
 
Mkla trauma in
Mkla trauma inMkla trauma in
Mkla trauma in
 
Askep cedera otak berat
Askep cedera otak beratAskep cedera otak berat
Askep cedera otak berat
 
Tia
TiaTia
Tia
 
Stroke (Hemoragik)
Stroke (Hemoragik)Stroke (Hemoragik)
Stroke (Hemoragik)
 
Makalah trauma kapitis
Makalah  trauma kapitisMakalah  trauma kapitis
Makalah trauma kapitis
 
Makalah trauma kapitis
Makalah  trauma kapitisMakalah  trauma kapitis
Makalah trauma kapitis
 
Asuhan Keperawatan Stroke
Asuhan Keperawatan StrokeAsuhan Keperawatan Stroke
Asuhan Keperawatan Stroke
 
Laporan pendahulua1
Laporan pendahulua1Laporan pendahulua1
Laporan pendahulua1
 
Makalah asuhan keperawatan stroke
Makalah asuhan keperawatan strokeMakalah asuhan keperawatan stroke
Makalah asuhan keperawatan stroke
 
Modul Kesadaran Menurun (word)
Modul Kesadaran Menurun (word)Modul Kesadaran Menurun (word)
Modul Kesadaran Menurun (word)
 
Presentasi Tekanan Intrakranial
Presentasi Tekanan IntrakranialPresentasi Tekanan Intrakranial
Presentasi Tekanan Intrakranial
 
Ways the brain is injured (autosaved)
Ways the brain is injured (autosaved)Ways the brain is injured (autosaved)
Ways the brain is injured (autosaved)
 

More from awaldarmawan3

More from awaldarmawan3 (9)

ELEMEN KOLABORASI DALAM HOME CARE NURSING.pptx
ELEMEN KOLABORASI DALAM HOME CARE NURSING.pptxELEMEN KOLABORASI DALAM HOME CARE NURSING.pptx
ELEMEN KOLABORASI DALAM HOME CARE NURSING.pptx
 
KONSEP PEMENUHAN KEBUTUHAN MOBILISASI DAN IMMOBILISASI.pptx
KONSEP PEMENUHAN KEBUTUHAN MOBILISASI DAN IMMOBILISASI.pptxKONSEP PEMENUHAN KEBUTUHAN MOBILISASI DAN IMMOBILISASI.pptx
KONSEP PEMENUHAN KEBUTUHAN MOBILISASI DAN IMMOBILISASI.pptx
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
 
ASUHAN PRE DAN PASCA BEDAH KEBIDANAN.pptx
ASUHAN PRE DAN PASCA BEDAH KEBIDANAN.pptxASUHAN PRE DAN PASCA BEDAH KEBIDANAN.pptx
ASUHAN PRE DAN PASCA BEDAH KEBIDANAN.pptx
 
PEMBERIAN OBAT -OBATAN SESUAI STANDAR OPERASIONAL PROSEDURE.pptx
PEMBERIAN OBAT -OBATAN SESUAI STANDAR OPERASIONAL PROSEDURE.pptxPEMBERIAN OBAT -OBATAN SESUAI STANDAR OPERASIONAL PROSEDURE.pptx
PEMBERIAN OBAT -OBATAN SESUAI STANDAR OPERASIONAL PROSEDURE.pptx
 
THERAPY OKSIGENASI PADA PASIEN SESAK.ppt
THERAPY OKSIGENASI PADA PASIEN SESAK.pptTHERAPY OKSIGENASI PADA PASIEN SESAK.ppt
THERAPY OKSIGENASI PADA PASIEN SESAK.ppt
 
KONSEP DASAR PEMBERIAN OBAT PADA PASIEN.pptx
KONSEP DASAR PEMBERIAN OBAT PADA PASIEN.pptxKONSEP DASAR PEMBERIAN OBAT PADA PASIEN.pptx
KONSEP DASAR PEMBERIAN OBAT PADA PASIEN.pptx
 
MAKP Rumah Sakit Umum Daerah Abdoel Wahab Sjahranie Samarindax
MAKP Rumah Sakit Umum Daerah Abdoel Wahab Sjahranie SamarindaxMAKP Rumah Sakit Umum Daerah Abdoel Wahab Sjahranie Samarindax
MAKP Rumah Sakit Umum Daerah Abdoel Wahab Sjahranie Samarindax
 

Recently uploaded

Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan BandungObat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Halo Docter
 
Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899
Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899
Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptxTren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
cheatingw995
 
materi tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbarumateri tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbaru
PrajaPratama4
 
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptxPPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
DwiDamayantiJonathan1
 
Presentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptx
Presentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptxPresentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptx
Presentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptx
PeniMSaptoargo2
 

Recently uploaded (20)

pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptx
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptxpemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptx
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptx
 
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
 
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan BandungObat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
 
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
 
Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899
Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899
Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899
 
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOSTHEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
 
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptxTren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
 
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiHigh Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
 
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacyChapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
 
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitapower point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
 
Tata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptx
Tata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptxTata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptx
Tata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptx
 
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.pptepidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
 
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptxAsuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
 
materi tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbarumateri tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbaru
 
KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3
KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3
KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3
 
Prosedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptx
Prosedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptxProsedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptx
Prosedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptx
 
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptxPPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
 
PPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptx
PPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptxPPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptx
PPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptx
 
Presentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptx
Presentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptxPresentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptx
Presentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptx
 
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptxPenyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
 

NURSING MANAGEMENT BRAIN INJURY FOR PATIEN.ppt

  • 1. NURSING MANAGEMENT BRAIN INJURY NS. AWAL DARMAWAN, M.KEP
  • 2.
  • 5. PENGERTIAN • Traumatic yang terjadi pada otak yang mampu menghasilkan perubahan pada phisik, intelektual, emosional, sosial, dan vocational. • Trauma atau cedera kepala (Brain Injury) adalah salah satu bentuk trauma yang dapat mengubah kemampuan otak dalam menghasilkan keseimbangan fisik, intelektual, emosional, sosial dan pekerjaan atau dapat dikatakan sebagai bagian dari gangguan traumatik yang dapat menimbulkan perubahan – perubahan fungsi otak (Black, 2005) • Menurut konsensus PERDOSI (2006), cedera kepala yang sinonimnya adalah trauma kapitis/ head injury/ trauma kranioserebral/ traumatic brain injury merupakan trauma mekanik terhadap kepala baik secara langsung ataupun tidak langsung yang menyebabkan gangguan fungsi neurologis yaitu gangguan fisik, kognitif, fungsi psikososial baik bersifat temporer maupun permanen.
  • 6. ETIOLOGI • Dikelompokan berdasarkan mekanisme injury: 1. Trauma tumpul. 2. Trauma tajam (penetrasi) • Jenis/tipe cedera: 1. Focal. 2. Diffuse. 3. Frakture
  • 7.
  • 8.
  • 9. • Kepala dengan bangunan intrakranial dapat mengalami jejas oleh: tenaga percepatan (akselerasi), tenaga perlambatan (deselerasi), rotasi, Penetrasi • Jejas: karena perbedaan gerakan pada tulang dan otak.  Dasar lobus frontal: permukaan kasar fossa anterior  Lobus temporal: pinggiran tulang sfenoid  Korpus kallosum: pinggiran falks serebri  Tentorium serebelli: Permukaan superior serebellum batang otak.
  • 10. • Hantaman. 1. Deselerasi mendadak 2. Deformitas tengkorak 3. Volume kranial 4. Tekanan cairan serebrospinal 5. Hantaman awal: contercoup, robekan jaringan 6. Rotasi. Robekan pada otak, akson difus, pembuluh darah, selaput otak • Hantaman traumatik Hematoma intrakranial, H. epidural, H. subdural, perdarahan subarakhnoid, perdarahan intrakranial, perdarahan intraserebelar, rinore, otorea.
  • 13. PENGOLONGAN BERDASARKAN AKIBAT JEJAS Jejas kepala.  Lesi primer.  Hantaman langsung pada kepala.  Akselerasi, deselerasi, rotasi.  Fraktur tulang tengkorak, sel neuron rusak, pembuluh darah robek.  Lesi sekunder.  Proses patologik dinamis, komplikasi intrakranial  Hematoma intrakranial: epidural, subdural, subarakhnoid, intraserebral, intraserebelar.  Pembengkakan otak, edema otak  TIK meningkat, aliran darah setempat menurun, spasme pemb. darah, infark.
  • 14. KLASIFIKASI CEDERA KEPALA • Cedera kepala ringan (GCS : 13 – 15 ) Cedera kepala sedang (GCS : 9 - 12 ) Cedera kepala berat (GCS : =< 8 ) • Jejas kepala tertutup . Komosio serebri kontusio serebri • Fraktur depresi tulang tengkorak • Fraktur komplikata tulang tengkorak
  • 15. PEMERIKSAAN • Keadaan umum. jejas ringan : keadaan sadar-siaga • Jalan nafas, respirasi, tekanan darah, keadaan jantung. • Kesadaran. • Fungsi mental • Saraf otak • Sistem motorik, • Sistem sensorik, otonom, refleks-refleks. 4/23/2024
  • 16. GLASCOW COMA SCALE Used to document assessment in three areas • Eyes • Verbal response • Motor response Normal is 15 and less than 8 indicates coma
  • 17.
  • 18. OTHER ASSESSMENT • Assess bodily function including respiratory, circulatory and elimination • Pupil checks – are pupils equal and how they react to light • Extremity strength • Corneal reflex test
  • 19. DIAGNOSTIC TESTS • CT • MRI • Cerebral angiography • EEG • PET • No lumbar puncture if there is ICP because sudden release of pressure can cause brain to herniate • ABG’s – keep O2 at 100% (Lewis 1615) and PCO2 as related to ICP (25-35)
  • 20. PENATALAKSANAAN CEDERA KEPALA • Penanganan harus ditangani sejak dari tempat kecelakaan, selama transportasi, diruang gawat darurat, kamar Ro, sampai ruang operasi, ruang perawatan/ ICU • Monitor: derajat kesadaran, vital sign, kemunduran motorik, reflek batang otak, monitor tekanan intrakranial. • Monitor tekanan intrakranial diperlukan pada: 1. Koma dengan perdarahan intrakranial atau kontusio otak 2. Skala Koma Glasgow <6 (motorik < 4) 3. Hilangnya bayangan ventrikel III dan sisterne basalis pada CT skan otak 4. “Tight brain” setelah evakuasi hematom 5. Trauma multipel sehingga memerlukan ventilasi tekanan positif intermitten (IPPV)
  • 21. PENATALAKSANAAN CEDERA KEPALA • Indikasi CT san: 1. Skala Koma Glasgow (GCS) ≤ 14 2. GCS 15 dengan: a. Adanya riwayat penurunan kesadaran b. Traumatik Amnesia c. Defisit neurologi fokal d. Tanda dari fraktur basis kranii atau tulang kepala.
  • 22. TINDAKAN RESUSITASI ABC (KEGAWATAN) a.Jalan nafas (airway) Jalan nafas dibebaskan dari lidah yang turun kebelakang dengan posisi kepala ekstensi, kalau perlu pasang pipa oropharing (OPA)/ endotrakheal, bersihkan sisa muntah, darah ,lendir, atau gigi palsu. Isi lambung dikosongkan melalui pipa NGT untuk menghindari aspirasi muntahan dan kalau ada stress ulcer b. Pernafasan (breathing) 1. Ggn sentral: lesi medula oblongata, nafas cheyne stokes, dan central neurogenik hiperventilasi 2. Ggn perifer: aspirasi, trauma dada, edema paru, DIC, emboli paru, infeksi. 3. Tindakan Oksigen, cari dan atasi faktor penyebab, kalau perlu ventilator
  • 23. KEGAWATAN 3. Sirkulasi (circulation)  Hipotensi – iskemik — kerusakan sekunder otak. Hipotensi jarang akibat kelainan intrakranial, sering ekstrakranial, akibat hipovolemi, perdarahan luar, ruptur organ dalam, trauma dada disertai tamponade jantung atau pneumotorak, shock septik.  Tindakan: hentikan sumber perdarahan, perbaiki fungsi jantung, mengganti darah yang hilang dengan plasma darah
  • 24. KEGAWATAN • Tekanan Intra Kranial meninggi  Terjadi akibat vasodilatasi, oedem otak, hematom  Untuk mengukurnya sebaiknya dipasang monitor TIK. TIK normal adalah 0-15 mmHg. Diatas 20 mmHg sudah harus diturunkan dengan: 1. Hiperventilasi 2. Setelah resusitasi ABC lakukan hiperventilasi terkontrol dengan pCO2 27-30 mmHg. Dipertahankan selama 48-72 jam lalu dicoba dilepas, bila TIK naik lagi diteruskan selama 24-48 jam. Bila tidak turun periksa AGD dan CT scan untuk menyingkirkan hematom
  • 25. LANJUTAN PENATALAKSANAAN • Pasien dalam keadaan sadar (GCS 15) 1. Simple head injury Pasien tanpa diikuti ggn kesadaran, amnesia, maupun gejala serebral lain hanya perawatan luka, Ro hanya atas indikasi, keluarga diminta observasi kesadaran 2. Kesadaran terganggu sesaat. Riwayat penurunan kesadaran sesaat setelah trauma tetapi saat diperiksa sudah sadar kembali : Ro kepala, penatalaksanaan selanjutnya seperti simple head injury
  • 26. LANJUTAN PENATALAKSANAAN • Pasien dalam keadaan menurun 1. Cedera kepala ringan (GCS 15-13) Kesadaran disorientasi, atau not obey command, tanpa defisit neurologi fokal: Peratan luka, Ro kepala CT scan: bila dicurigai adanya lucid interval (hematom intrakranial), follow up kesadaran semakin menurun, timbul lateralisasi Observasi: keadaran (GCS), tanda vital, pupil, gejala fokal serebral
  • 27. LANJUTAN PENATALAKSANAAN 2. Cedera kepala sedang GCS 9-12 Biasanya mengalami ggn kardiopulmoner a. Periksa dan atasi ggn jalan nafas, pernafasan, sirkulasi b. Pemeriksaan kesadaran, pupil, tanda fokal serebral, dan cedera organ lain c. Fiksasi leher dan patah tulang ekstremitas jika ada. d. Ro kepala, bila perlu bagian tubuh yang lain e. CT scan bila dicurigai hematom intrakranial f. Observasi tanda vital, kesadaran, pupil, defisit fokal serebral
  • 28. LANJUTAN PENATALAKSANAAN 3. Cedera kepala berat GCS 3-8 Biasanya disertai cedera multipel, disamping kelainan serebral juga ada kelainan sistemik a. Resusitasi jantung paru (airway, breathing, circulation/ ABC). Pasien CK berat sering dalam keadaan hipotensi, hipoksia, hiperkapnea akibat ggn pulmoner. Tindakan resusitasi ABC
  • 29. LANJUTAN PENATALAKSANAAN • Keseimbangan elektrolit  Pada saat awal masuk dikurangi untuk mencegah oedem otak, 1500-2000 ml/hari parenteral dengan cairan koloid , kristaloid Nacl 0,9%, ringer laktat. Jangan diberikan yang mengandung glukosa, hiperglikemi menambah oedem otak  Pantau keseimbangan cairan, elektrolit darah. • Profilaksis: diberikan pada CK berat dengan fraktur impresi, hematom intrakranial, PTA yang panjang • Komplikasi sistemik Demam, Kelainan gastrointestinal, kelainan hematologis perlu ditanggulangi segera. • Obat Neuroprotektor Manfaat obat pada CK berat masih diteliti manfaatnya seperti lazaroid, antagonis kalsium, glutamat, citikolin
  • 30. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Resti tidak efektifnya bersihan jalan nafas b.d akumulasi skret. 2. Perubahan perfusi jaringan cerebral b.d perdarahan dan edema cerebral 3. Resiko peningkatan TIK b.d proses desak ruang akibat edema cerebral 4. Resti gangguan pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake tidak adekuat: penurunan kesadaran (soporokoma) 5. Resti gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake tidak adekuat: penurunan kesadaran (soporokoma) 6. Kerusakan integritas kulit b.d adanya luka laserasi 7. Deficit perawatan diri b.d kelemahan/keterbatasan gerak 8. Resti terbatasnya pengetahuan (kebutuhan belajar) keluarga mengenai proses penyakit, prognosis dan penatalaksanaannya b.d terbatasnya informasi
  • 31. IMPLEMENTASI 1.Resti tidak efektifnya bersihan jalan nafas b.d akumulasi sekret. Intervensi keperawatan Mandiri:  Memonitor suara paru tiap 8 jam dan observasi adanya roncki/penumpukan sekret  Memberikan posisi semi atau elevasi kepala 30 derajat dan kepala miring 1 sisi bergantian  Mempertahankan hidrasi cairan 2-3 liter/hari, melalui asupan parenteral yang diberikan.  Memonitor dan melakukan karakterisitik sekret, warna, jumlah, dan konsistensinya bila terdapat sekret yang keluar melalui hidung/mulut. Kolaborasi :  Memberikan obat Antibiotik: (Cefriaxon 2 x 2 g (tiap 12 jam) IV)
  • 32. 2. Perubahan perfusi jaringan cerebral dan resiko peningkatan TIK b.d perdarahan dan edema cerebral Intervensi keperawatan Mandiri :  Memonitor/obs tanda vital tiap 4 jam dan memonitor/obs kesadaran / GCS setiap 4 jam  Memberikan posisi Elevasi kepala 30 derajat setiap 4 jam  Menentukan faktor2 penyebab penurunan perfusi jaringan otak/resiko TIK meningkat.  Memantau/mencatat status neurologis secara teratur dan membandingkan dg nilai normal  Mempertahankan tirah baring miring kiri/kanan dengan posisi kepala netral  Mengkaji kondisi vaskular (suhu, warna, pulsasi dan capillary refill) tiap 8 jam  mencatat intake dan output.  menurunkan stimulasi eksternal yang dapat meningkatkan TIK dan berikan kenyamanan dengan menciptakan lingkungan tenang dan suhu ruangan dalam kondisi normal (mengatur suhu ruangan menyalakan AC). Memasang pagar pengaman tempat tidur dan memasang retrain pada daerah ekstermitas  Penkes pada keluarga dan selalu bicara dan komunikasi dengan pasien. Kolaborasi :  Memberikan O2 kanul 4 l/mnt  Memberi pertimbangan pemeriksaan AGD, LED, Leukosit setelah 3 hari perawatan  Pemasangan cairan IV NaCl 0,9% /12 jam  Memberikan obat-obatan injeksi :  - Citicolin 2 x 500 mg - Ranitidin 2 x 1 ampl  - Vit C 1 x 400 mg - Kaltropen 3 x 1 ampl  - Dexametason 4 x 1 ampl - Cefriaxon 2 x 2 g
  • 33. 3. Resti gangguan pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake tidak adequate: penurunan kesadaran (soporokoma). Intervensi keperawatan Mandiri: • Monitor tanda-tanda vital, termasuk Mengukur JVP setiap 8 jam • Mencatat peningkatan suhu dan durasi demam. • Memberikan kompres hangat saat temperatur meningkat (Demam), dan mempertahankan pakaian tetap kering • Mempertahankan suhu ruangan yang nyaman (mengatur suhu ruangan dengan AC). • Mengkaji turgor kulit, membran mukosa bibir • Mengukur intake dan output cairan dan menghitung balance cairan setiap hari selama 24 jam. • Memberikan cairan minimal 2.5 lt/hari dengan pemberian sedikit-dikit dan melibatkan keluarga saat pasien sudah dapat minum per oral. Kolaborasi : • Memberikan cairan infus NaCl 0,9% /12 jam • Memberikan manitol 20% (bila kondisi TD sudah normal dan stabil)
  • 34. 4. Resti gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake tidak adequate: penurunan kesadaran (soporokoma) Intervensi keperawatan Mandiri: • Mengkaji status nutrisi saat masuk rumah sakit/ruangan dengan menimbang BB/mengukur LL. • Mengkaji kemampuan menelan; refleks menelan, gerakan lidah dan bibir dan kesulitan-kesulitan asupan nutrisi dan mendengarkan bising usus, catat adanya penurunan/hilangnya/suara yang hiperaktif • Melatih makan peroral dikit-demi sedikit dengan melibatkan keluarga • Memberikan makan dalam jumlah kecil dan dalam waktu yang sering dan teratur dalam bentuk cair • Menjaga keamanan saat memberikan makan; tinggikan kepala tempat tidur selama makan peroral. • Mengkaji pola BAB dan feses, cairan lambung, muntahan darah dan lainnya lalu mencatat hasil. Kolaborasi : • Memberikan pertimbangan untuk konsultasi dengan ahli gizi • Memberikan nutrisi parenteral: Triofusin 500 ml/24 jam • Memberi pertimbangan dan memantau hasil pemeriksaan laboratorium: albumin, transferin, asam amino, zat besi, ureum/kreatinin, glukosa, elektrolit setelah 3 hari perawatan.
  • 35. PEN-KES Keluarga diberikan penkes tentang perawatan pasien dengan masalah cedera kepala, diantara yaitu : • Penjelasan tentang pengertian, penyebab, pengobatan dan komplikasi cidera kepala termasuk gangguan fungsi luhur dari pasien, oleh karena itu perlu control dan berobat secara teratur dan lanjut. • Mengajarkan bagaimana cara pemenuhan nutrisi dan cairan selama dirawat dan dirumah nantinya • Mengajarkan pada keluarga dan melibatkan keluarga dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari pasien • Mengajarkan melatih mobilisasi fisik secara bertahap dan terencana agar tidak terjadi cidera pada neuromuskuler • Mempersiapkan keluarga untuk perawatan pasien dirumah bila saatnya pulang, kapan harus istirahat, aktifitas dan kontrol selama kondisi masih belum optimal terhadap dampak dari cidera kepala pasien dan sering pasien akan mengalami gangguan memori maka mengajarkan pada keluarga bagaimana mengorientasikan kembali pada realita pasien.
  • 36. REHABILITASI  Berbaring lama dan inaktiviti bisa menimbulkan komplikasi gerakan seperti kontraktur, osteoporosis, dekubitus, edema, infeksi, trombophlebitis, infeksi saluran kencing.  Goal jangka pendek 1. Meningkatkan spesifik area seperti kekuatan, koordinasi, ROM, balans, dan posture untuk mobilitas dan keamanan. 2. Pengobatan tergantung kondisi pasien kestabilan kardiopulmoner, fungsi musculoskletal, defisit neurologi
  • 37. REHABILITASI • Rehabilitasi dini pada fase akut terutama untuk menghindari komplikasi seperti kontraktur dengan terapi fisik pengaturan posisi, melakukan gerakan ROM (pergerakan sendi) dan mobilisasi dini • Terapi ini kemudian dilanjutkan dengan home program terapi yang melibatkan lingkungan dirumah • Pada pasien tidak sadar dilakukan dengan strategi terapi coma management dan program sensory stimulation • Penanganan dilakukan oleh tim secara terpadu dan terorganisir: dokter ,terapis, ahli gizi, perawat, pasien dan keluarga. • Melakukan mobilisasi dini, rehabilitasi termasuk stimulasi, suport nutrisi yang adekuat, edukasi keluarga.