SlideShare a Scribd company logo
1 of 55
KELOMPOK 2
Asfiyah 201310410311067
Amalia Rachmayanti 201310410311071
Abdul Mahmud Yumasik 201310410311138
Lucyana Cinta Dewi 201310410311139
Farihatus Sholihatin Z 201410410311030
Iin Sasmita 201410410311036
Sahrini Putri 201410410311174
Rikafebriani 201410410311221
Mahmudah Eka Ariyanti 201410410311252
Anggie Dwie Wahyuni 201410410311253
ISPA?
 Menurut Depkes (2004) infeksi Saluran Pernafasan Akut
(ISPA) merupakan istilah yang diadaptasi dari istilah
bahasa inggris Acute Respiratory Infections (ARI).
 Berdasarkan pengertian diatas, maka ISPA adalah
infeksi saluran pernafasan yang berlangsung selama 14
hari. Saluran nafas yang dimaksud adalah organ mulai
dari hidung sampai alveoli paru beserta organ
adneksanya seperti sinus, ruang telinga tengah, dan
pleura (Habeahan, 2009).
ETIOLOGI
 Penyakit ISPA merupakan suatu penyakit infeksi saluran
pernafasan akut yang mengandung tiga unsur yaitu
infeksi, saluran pernafasan dan infeksi akut ( Depkes RI
2007).
 Penyakit ISPA adalah beberapa golongan besar kuman
yang jumlahnya dari 300 virus dan bakteri. Virus
penyebab ISPA antara lain golongan miksovirus (
termasuk didalamnya virus influenza dan campak )
adenovirus, koronavirus, mikoplasma, herpesvirus dan
lain-lain).
Patofisiologi ISPA
ISPA Terjadinya infeksi antara bakteri dan flora normal di
saluran nafas. Infeksi oleh bakteri, virus dan jamur dapat
merubah pola kolonisasi bakteri. Timbul mekanisme
pertahanan pada jalan nafas seperti filtrasi udara inspirasi di
rongga hidung, refleksi batuk, refleksi epiglotis, pembersihan
mukosilier dan fagositosis. Karena menurunnya daya tahan
tubuh penderita maka bakteri pathogen dapat melewati
mekanisme sistem pertahanan tersebut akibatnya terjadi invasi
di daerahdaerah saluran pernafasan atas maupun bawah (Fuad,
2008).
PATOFISIOLOGI
 Program Pemberantasan Penyakit (P2) ISPA membagi penyakit ISPA dalam 2
golongan :
ISPA
Pneumona
Pneumonia
Berat
Pneumonia
tidak berat
Bukan
Pneumonia
Batuk pilek,
rinitis,
faringitis,
tosilitis
Tanda dan Gejala
ISPA
Gejala ISPA ringan
 Batuk
 Serak (bersuara parau pada waktu mengeluarkan suara)
 Pilek (mengeluarkan lendir atau ingus dari hidung)
 Panas atau deman, suhu badan lebih dari 370C
Gejala ISPA sedang
 Pernapasan lebih dari 50 kali/menit pada anak umur kurang dari satu tahun atau lebih
dari 40 kali/menit pada anak satu tahun atau lebih
 Suhu lebih dari 390C
 Tenggorokan berwarna merah
 Timbul bercak-bercak pada kulit menyerupai bercak campak
 Telinga sakit atau mengeluarkan nanah dari lubang telinga
 Pernapasan berbunyi seperti mendengkur
 Pernapasan berbunyi seperti mencuit-cuit
Gejala ISPA berat
 Bibir atau kulit membiru
 Lubang hidup kembang kempis pada waktu bernapas
 Pernapasan berbunyi mengorok dan tampak gelisah
 Pernapasan menciut
 Sela iga tertarik ke dalam pada waktu bernapas
 Nadi cepat lebih dari 60 kali/menit atau tidak teraba
 Tenggorokan berwarna merah
TERAPI NON FARMAKOLOGI
1. Kompres Air Hangat
2. Hindari Polusi Udara
3. istirahat yang cukup
4. Pastikan Memperbanyak Minum
AMOXICILIN
PARACETAMOL
PHENOBARBITAL
GLYCERIN GUAIACOLAT (GG)
Informasi Obat
Informasi Obat Codein
Komposisi
Indikasi Bantuan nyeri ringan sampai sedang; batuk penindasan. (A to Z drug facts )
Analgesik ringan sampai sedang, penekan batuk
(antitusive) (A to Z drug 2008).
Dosis ANALGESIK
DEWASA: IN / lambat IV / PO / SC 15-60 mg q 4-6 jam (maksimum 360 mg / hari).
ANAK-ANAK (³ 1 YR): IM / PO / SC 0,5 mg / kg q 4-6 jam.
ANTITUSIF
DEWASA PO 10-20 mg q 4-6 jam (maksimum 120 mg / hari).
ANAK (6-12 YR): PO 5-10 mg q 4-6 jam (maksimum 60 mg / hari).
ANAK (2-6 YR): PO 2,5-5 mg q 4-6 jam (maksimum 30 mg / hari). (A to Z drug fact)
Kontra Indikasi Hipersensitivitas terhadap opiat; obstruksi jalan napas atas; kompromi pernapasan; asma akut;
diare yang disebabkan oleh keracunan atau racun. ( A to Z drug facts)
Hipersensitivitas terhadap opiat, obstruksi jalan napas atas, kompromi pernapasan, asma akut,
diare yang disebabkan oleh keracunan atau racun ( A to Z drug 2008).
Efek Samping CV : Hipotensi; hipotensi ortostatik; bradikardia; takikardia; syok.
SSP: ringan; pusing; sedasi; disorientasi; ketiadaan koordinasi; euforia; igauan.
Derm: Berkeringat; pruritus; urtikaria.
PERGI: Meiosis.
GI: Mual; muntah; sembelit; sakit perut; anoreksia; empedu saluran kejang.
GU: Retensi urin atau keraguan.
RESP: Laringospasme; depresi refleks batuk; depresi pernafasan.
LAIN: Toleransi; ketergantungan psikologis dan fisik dengan penggunaan kronis. ( A to Z drug
facts)
Sedatif ( A to Z drug facts)
Interaksi obat SSP depresan, (misalnya, obat penenang, obat penenang dan alkohol): Penyebab aditif
depresi SSP.
Perhatian Kehamilan: Kategori C. Terapi dosis kodein telah meningkatkan durasi kerja.
Laktasi: diekskresikan dalam ASI. Anak-anak: Jangan memberikan IV untuk
anak-anak <12 tahun. Anak-anak lebih sensitif terhadap efek obat. pasien usia
lanjut: Lebih sensitif terhadap efek obat. pasien risiko khusus: Gunakan
dengan hati-hati pada pasien dengan myxedema, alkoholisme akut, riwayat
potensi penyalahgunaan obat, kondisi perut akut, ulcerative colitis, penurunan
cadangan pernapasan, cedera kepala atau peningkatan tekanan intrakranial,
hipoksia, takikardia supraventricular, habis volume darah, shock peredaran
darah , masalah hipotiroidisme, dan kemih / usus eliminasi. Ketergantungan:
Codeine memiliki potensi penyalahgunaan. gangguan ginjal atau hati: Durasi
kerja dapat diperpanjang; mungkin perlu untuk mengurangi dosis. ( A to Z
drug fact )
DEXTROMETHORPHAN
Informasi Obat : Dextrometorfan Hbr 15 mg /tablet dan 10 mg /sirup
Indikasi : Meringankan batuk tidak berdahak atau yang menimbulkan rasa sakit
Managemen batuk nonproduktif ( A to Z drug fact
Dosis : Tablet dws dan anak >12 thn [sehari 3 x 1tablet]
Anak 6-12 th sehari 3x 1/2-1 sendok teh
Kontraindikasi : Bayi baru lahir, ibu menyusui, hipertiroidisme, hipersensitif, glau
koma, asma bronkial, kegagalan pernafasan, hipertensi, penyakit koroner
Kontraindikasi : MAO Inhibitor ( contohnya : isocarboxazid), Dextromethorphan de
ngan MAO Inhibitor, pernah dilaporkan dapat menyebabkan mual, koma, hipotensi hipe
rpireksia) (A to Z drug fact).
 Efek Samping : Rasa kantuk, mual, pusing, konstipasi, pada dosis tinggi d
apat terjadi kegagalan pernafasan.
Ringan dan terbatas pada rasa mengantuk, termang
u-mangu, pusing, nyeri kepala dan gangguan lambung ser ta usus
Obatt-Obat Penting Hal-663
Perhatian : Tidak dianjurkan untuk batuk berdahak, pertusis dan asma br
onkial
: Tidak dianjurkan untuk anak dibawah 2 th kecuali atas perha
tian dokter
: Hati hati pada penderita gangguan fungsi hati, sedasi, debil d
an hipoksik
Interaksi Obat : dengan MAO inhibitor pernah dilaoprkan dapat menyebab
kan nausea, koma, hipotensi dan hiperpireksia
Penyimpanan : Simpan ditempat sejuk dan kering, terlindung dari cahaya
Komposisi Guaiafenesin 50mg/ml (Syrup Woods peppermint Child)
(ISO Indonesia Vol 47)
Dosis dan Aturan
Pakai
>12 tahun:200-400 mg sebagai persiapan konvensional
setiap 4 jam, tidak melebihi 2,4 g sehari
atau 600mg atau 1,2 g setiap 6 jam tablet extended-
release. Tidak boleh lebih dr 2,4 gram sehari.
6-12tahun: 100-200mg konvensional setiap 4 jam, tidak
melebihi 1,2 g sehari konvensional setiap 4 jam, tidak
melebihi 1,2 g sehari.
2-6 tahun: 50-100 mg sebagai persiapan konvensional
setiap 4 jam, tidak melebihi 600 mg setiap hari. Atau, anak
2-6 tahun dapat menerima 300 mg sebagai persiapan
extended-release yang sesuai setiap 12 jam, tidak melebihi
600 mg setiap hari.
(Drug Information Handbook 17 Ed, Martindale 36th Ed)
Indikasi Guaifenesin digunakan sebagai ekspektoran dalam
pengelolaan gejala batuk yang berhubungan dengan flu
biasa, bronchitis, radang tenggorokan, faringitis, pertusis,
influenza, dan campak, dan batuk diprovokasi oleh sinusitis
paranasal kronis (Drug Information Handbook Edisi 17)
Kontraindikasi Efek depresan CNS, Ibu hamil (Faktor
C), Ibu menyusui, Hipotensi,
Hipersensitivitas terhadap Guafesine,
Kodein,, dll. penderita asma
(Drug Information Handbook Ed 17,
Martindale 36th Ed, A to Z 2008)
Efek samping Efek sedasi berlebihan (Drug Informtion
Handbook 17th Edition)
sefadroksil
indikasi
pengobatan faringitis dan tonsilitis
akibat strain rentan mikroorganisme
tertentu (A to Z drug fact)
Pengobatan untuk infeksi yang rentan
bakteri , termasuk yang disebabkan oleh
grup A Streptococcus beta – hemolitik
(DIH 17th Ed)
Kontraindikasi Hypersensitifitas terhadap sefalosporin (
A to Z drug fact)
Efek samping cefadroxil Monitoring untuk pasien
GI, GERM, dan efek
samping terhadap tubuh
bagian general, dan
tanda superinfeksi,
kadang-kadang diare
A to Z drug Facts, page
247
Obat Dosis Pustaka
Cefadroxil Dewasa : PO 1-2 g/ hari sebagai single
dose
Anak” : PO 30mg/kg/hari sbg single
dose
A to Z drug fact
Codein Dewasa : PO 10-20mg tiap 4-6 jam (max
120 / hari)
Anak “ (6-12 th) PO 5-10 mg tiap 4-6
jam (max 60 mg/hari.
Anak” (2-6 th) PO 2.5-5 mg tiap 4-6 jam
(max 30 mg /hari)
A to Z drug fact
guaifenesin Dewasa dan anak” (12 th) : PO 200-400
mg q 4 jam (max2.4 g / hari)
Anak” (6-12 th) PO 100-200mg q 4 jam
(max1.2 g/hari). (2-6 th) : PO 50-100
mg q 4 jam (max600mg/hari)
A to Z drug fact
DMP Dws : 10-20 mg tiap 4 jam atau 30 mg
tiap 6-8 jam (max 120 mg/hari)
Ank” : 1 mg /kg/hari dlm 3-4 dosis
IONI hal 125
Mekanisme Obat
Cefadroxil
Menghambat sintesis dinding sel bakteri dengan berikatan
dengan satu atau lebih ikatan protein - penisilin (penicillin-
binding proteins-PBPs) yang selanjutnya akan menghambat
tahap transpeptidasi sintesis peptidoglikan dinding sel
bakteri sehingga menghambat biosintesis dinding sel.
Bakteri akan mengalami lisis karena aktivitas enzim
autolitik (autolisin dan murein hidrolase) saat dinding sel
bakteri terhambat.
(drug information handbook)
Farmakokinetik
Diabsorbsi dari usus bervariasi secara luas
setelah pemberian dosis 500 mg per oral
kadar dalma serum adalah 15 -20
mikrog/ml. konsentrasi dalam urin biasa
yang sangat tinggi, tetpi banyak kadar
jaringan yang bervariasi dan biasanya lebih
rendah daripada dalam serum. Cefadroxil
dengan dosi 0.5 – 1 gram 2 kali sehari.
Ekskresi terutama melalui filtrasi
glomerulus dan sekresi tubular ke dalam
urin. Obat penghambat tubulus sekretori
misalnya probenesid dapat meningkatkan
kadar dalam serum dengan banyak sekali.
Pada pasien dengan kelainan fungsi ginjal,
dosis harus dikurangi untuk bersihan
kreatinin 20-50 ml/ menit diberikan setelah
dosis untuk bersihan kreatinin kurang dari
20 ml/ menit diberikan ¼ dosisnya. (
katzung 714)
Farmakodinamik
Menghambat sintesis dinding sel bakteri
dengan menghambat transpeptidasi
peptidoglikan dan mengaktifkan enzim
autolitik dalam dinding sel yang
menyebabkan ruda paksa sehingga bakteri
mati. (Katzung hal 714)
Farmakodinamik
Menghambat sintesis dinding sel bakteri
dengan menghambat transpeptidasi
peptidoglikan dan mengaktifkan enzim
autolitik dalam dinding sel yang
menyebabkan ruda paksa sehingga bakteri
mati. (Katzung hal 714)
Codeine
Mekanisme kerja
Kodein merangsang reseptor
susunan saraf pusat (SSP) yang
dapat menyebabkan depresi
pernafasan, vasodilatasi perifer,
inhibisi gerak perilistatik usus,
stimulasi kremoreseptor dan
penekanan reflek batuk.
Merangsang reseptor opiat di SSP;
juga menyebabkan depresi
pernafasan, vasodilatasi perifer,
penghambatan peristaltik usus,
stimulasi kemoreseptor yang
menyebabkan muntah,
peningkatan nada kandung kemih
dan penindasan refleks batuk. (A
to Z)
Farmakokinetik
Codeine dan garamnya diabsorbsi dari saluran pencernaan. Penyerapan
codein fosfat dari rectum telah dilaporkan. Konsentrasi puncak plasma
codein dihasilkan setelah 1 jam. Codein dimetabolisme oleh O dan N-
demethylation pada hati menjadi morfin , norcodein, dan metabolisme
lainnya termasuk normorphine dan hydrocodone. Metabolisme menjadi
morfin dimediator oleh CYP 450 isoenzim CYP 2D6. Codein dan
metabolitny hampir seluruhny dikeluarkan oleh ginjal, utamanya
sebagai konjugasi dengan asam glucoronic.
T 1/2 antara 3 sampai 4 jam setelah pemakaian oral atau intramuscular.
Codein melewati plasenta dan didistribusikan melalui ASI.
Farmakodinamik
MK : menstimulasi reseptor opiate pada CNS sehingga menyebabkan
penghambatan jalur nyeri, mengubah tangkapan dan respon nyeri,
menyebabkan penahanan batuk dengan pusat aksi langsung pada medulla,
memproduksi CNS depression umum.
Dextromertophan
Menekan batuk dengan tindakan pusat di pusat batuk di medula (a to z)
hidrobromida dekstrometorfan adalah penekan batuk digunakan untuk menghilangkan batuk non-
produktif; memiliki tindakan pusat di pusat batuk di medula. ini juga antagonis N-metil-D-aspartat
(NMDA) reseptor. Meskipun secara struktural terkait dengan morfin, dextromethorphan tidak memiliki
sifat analgesik klasik (Tapi lihat Nyeri di bawah) dan aktivitas obat penenang sedikit
(martindale 36th)
Farmakokinetik
Diserap dari saluran pencernaan. Di
metabolism dalam hati dan diekskresikan
lewat urin dalam bentuk dextrometorphan
yang tidak berubah dan metabolit
demethylated termasuk dextrorphan, yang
juga mempunyai aktivitas suppresan batuk.
Onset of action antitusive 15-30 menit
Durasi 6 jam.
Farmakodinamik
DMP adalah suppressant yang digunakan untuk
mengurangi batuk yang nonproductive.
Mempunyai aksi pusat pada pusat batuk di
medulla. Ini juga termasuk antagonis dari N-
methyl-D- aspartate (NMDA) reseptor.
Meskipun secara sturuktur mirip dengan
morphin, DMP tidak mempunyai properties
analgesic dan sedikit aktivitas sedative.
Guaifenesin
Dapat meningkatkan produksi cairan saluran pernapasan dengan
mengurangi kelengketan dan tegangan permukaan, sehingga
memfasilitasi penghapusan lendir kental dan membuat batuk
produktif lebih produktif dan kurang sering. Khasiat tidak
terdokumentasi dengan baik. (a to z)
Guaifenesin dilaporkan untuk meningkatkan volume dan mengurangi
viskositas sputum ulet dan digunakan sebagai ekspektoran untuk
batuk produktif.
(martindale 36)
Mekanisme kerja
Mekanisme ActionInhibits :
 bakteri sintesis dinding sel dengan cara mengikat satu
atau lebih dari penisilin mengikat protein (PBP)
 Kemudian menghambat transpeptidasi langkah terakhir
dari sintesis peptidoglikan di dinding sel bakteri,
sehingga menghambat biosintesis dinding sel.
 Bakteri akhirnya melisiskan akibat aktivitas yang sedang
berlangsung enzim autolytic dinding sel (autolysins and
murein hydrolases) sementara perakitan dinding sel
ditangkap.
(Drug information handbook 17th Edition).
Amoxicillin
farmakokinetik
 Absorpsi sebagian besar penisilin oral (kecuali
amoksisilin) terganggu oleh makanan sehingga obat
tersebut harus diberikan setidaknya 1-2 jam sebelum
atau sesudah makan.
 Dikloksasilin, ampisilin, dan amoksisilin relatif stabil
terhadap asam dan diabsopsi dengan baik,
menghasilkan konsentrasinya dalam serum sekitar 4-8
mcg/mL pada dosis oral 500 mg.
 Konsentrasi dalam serum dalam 30 menit paska injeksi
intravena 1 gram penisilin (setara dengan sekitar 1,6
juta unit penisilin G) adalah 20-50 mcg/mL.
(Farmakologi dasar & klinik, Betram G. Katzung)
Amoxicillin
Mekanisme kerja
Mekanisme ActionInhibits :
Dengan sintesis prostaglandin dalam sistem saraf pusat dan
perifer blok nyeri generasi impuls; menghasilkan antipyresis
dari penghambatan hipotalamus pusat panas-mengatur
(Drug information handbook 17th Edition).
Paracetamol
Farmakokinetik
 Paracetamol mudah diserap pada GI tract dengan
konsentrasi puncak plasma terjadi sekitar 10 sampai 60
menit setelah diminum (oral dose).
 Paracetamol didistribusikan paling banyak di jaringan tubuh
melewati plasenta dan ada dalam ASI.
 Protein plasma yang mengikat pada dosis terapi diabaikan
tetapi akan meningkat jika konsentrasi juga meningkat.
 Waktu paruh eliminasi dari paracetamol bervariasi sekitar 1
sampai 3 jam.
 Paracetamol dimetabolisme terutama di hati dan di
ekskresikan dalam urin terutama sebagai glukoronida dan
konjugat sulfat. Kurang dari 5% diekskresikan tidak berubah
sebagai paracetamol.
Paracetamol
Mekanisme kerja
Meningkatkan ambilan oleh interaksi reseptor GABA untuk
memfasilitasi dari fungsi channel klorida, dengan cara
memblok aktivitas tegangan tinggi dari kalsium channel,
dan dengan cara memblok amino-3-hydroxy-5-
methylisoxazole-4-propionic (AMPA) dan reseptor kainite.
(Pharmacotherapy: A Pathophysiologic Approach,
8e > Section 6. Neurologic Disorders > Chapter 65.
Epilepsy >)
phenobarbital
Farmakokinetik
 Fenobarbital memiliki absorbsi saluran cerna dan
metabolisme yang berjalan lambat, menjadi p-
hidrosilenobarbital, akibatnya 30% dosis dikeluarkan
lewat urin.
 Ekskresi dipengaruhi oleh pH urin, yaitu pH basa.
Keadaan basa dapat meningkatkan presentasi ionisasi
fenobarbital.
 Sukar larut dalam lemak sehingga tidak diabsorpsi pada
tubulus dan mengakibatkan peningkatan ekskresi
fenobarbital.
 Kelarutan lemak sangat rendah dibandingkan dengan
sekobarbital atau tiopental.
phenobarbital
Mekanisme kerja
Guaifenesin (Glyceryl Guaiacolate):
Memperbanyak produksi dahak (yang encer) dan dengan
demikan mengurangi kekentalannya, sehingga
mempermudah pengeluarannya dengan batuk.
Mekanisme kerjanya adalah Merangsang reseptor-
reseptor di mukosa lambung yang kemudian
meningkatkan kegiatan kelenjar-sekresi dari saluran
lambung-usus & sebagai refleks memperbanyak sekresi
dari kelenjar yang berada disaluran napas (Tjay, 2007)
(sumber: Obat-Obat Penting Ed. VI hal 660)
GG
Farmakokinetika &
Farmakodinamika
 Absorbsi : Diserap baik dalam GIT.
 Waktu Paruh : ~1 jam;
 Ekskresi : Urine (as unchanged drug and
metabolites)
(sumber : Drug Information Handbook Ed. 17th)
GG
Analisis kesesuaian dosis
Nama obat Dosis dalam resep Dosis literatur Kesesuaian
Amoxicillin 125/5 ml 500 mg tiap 8 jam sesuai
paracetamol 250 mg Dewasa : 250 – 500 mg tiap
4 – 6 jam
sesuai
phenobarbital 30 mg 30 – 120 mg/hari dibagi
tiap 8 jam
sesuai
GG 200 mg 200 mg – 400 mg setiap 4
jam
sesuai
DRP
NO. Jenis DRP DRPs yang
ditemukan
Penyelesa
ian
1. Interaksi Obat - -
2. Penyakit yang tidak diterapi - -
3. Pemberian obat tanpa indikasi GG merupakan ekspektoran
sedangkan pasien menderita
batuk tidak berdahak. Jika GG
tetap diberikan maka akan
meningkatkan efektivitas terapi
dari Codein dan DMP
Konfirmasi
dokter untuk
mengeliminasi
GG
4. Pemilihan obat yang tidak tepat - -
5. Over dosis - -
6. Under dosis Dosis GG tidak masuk kedalam
rentang dosis literatur untuk
orang dewasa
Konfirmasi
dokter agar
dosis
ditingkatkan
sesuai rentang
dosis dalam
literatur
7. Reaksi obatyang tidak diiinginkan Codei menyebabkan konstipasi Minum air putih
lebih banyak
8. Reaksi obatyang tidak diiinginkan - -
MENERIMA &
MENGINTERPRETASIKAN RESEP
 Tanggal penulisan resep : 2 maret 2017
 Sediaan yang diminta : kapsul
 sefadroksil sejumlah : ( 10 tablet )
 guafenesin sejumlah : ( 6 tablet )
 Codein sejumlah : ( 3 tablet )
 Data penulisan copy resep : 3 maret 2017
 Aturan pakai :
 sefadroksil : 2 x 1 hari
 guafenesin : 3 x 1 hari
 Codein : 3 x 1 hari
 Tanda tangan penulis resep/ copy resep :
 Catatan lain :
PASIEN ASSESMENT
 Alamat pasien? Jln. Bandung
 Keluhan apa yang diderita? Batuk berdahak
 Apa yang dilakukan untuk mengatasi keluhan sebelum
ke dokter? Tidak ada
 Informasi apa yang diberikan oleh dokter? Bertanya
kepada apoteker.
 Riwayat alergi? Tidak alergi
 Riwayat penyakit? Sakit gigi
 Riwayat pengobatan? Tidak ada
 Nama: Tn. Ade Putra
Umur: 30 tahun
Tanggal pergi kedokter: 02 Maret 2017
Alamat dan Nomor Telepon: jln. Raya jetis/085777
Keluhan pasien: batuk tidak berdahak dan pilek
Informasi dari dokter: -
Pola hidup: makan teratur
Riwayat sebelum sakit: makanan teratur
Penyakit lain yang diderita:-
Obat yang sedang dipakai saat ini: -
Alergi yang diderita: -
MENERIMA DAN
MENGINTERPRETASIKAN PASIEN
Tanggal penulisan resep/copyresep 03 Maret 2017
Sediaan yang diminta
Kedunya yang diminta berupa
kapsul
Data penulisan resep/copyresep
Aturan pakai
Resep pertama  dua kali sehari 1
kapsul
Resep kedua  tiga kali sehari satu
kapsul
Tanggal pembuatan
Resep/Copyresep
03 Maret 2017
Catatan lain
Data pasien Ade Putra (30 tahun)
ANALISIS ASPEK LEGAL
Validitas Pasien
Nama pasien Tn. Ade Putra
Umur/BB 30 tahun
Alamat
Jl. Sigura-gura
No. 2
TELP 8344
Validitas Prescribe
Nama Dokter
Alamat Praktek
SIP
TELP
Paraf
Tanggal penulisan
resep
03 Maret 2017
Kesesuaian
ETIKET DAN LABEL
Untuk Sefadroksil
 Etiket putih, No. Resep : , tanggal : 3 maret 2017
 Nama pasien : Tn. Ade Putra
 Aturan pakai : tiga kali sehari
 Label : tidak boleh diulang tanpa resep
dokter
Untuk Guafenesin
 Etiket putih, No. Resep : , tanggal : 3 maret 2017
 Nama pasien : Tn. Ade Putra ( 30 Tahun )
 Aturan pakai :
 Label : tidak boleh diulang tanpa resep
dokter
ANALISIS ASPEK LEGAL
 Validitas prescriber : valid
 Validitas pasien : valid
Untuk Codein
 Etiket putih, No. Resep : ... , tanggal : 3 Maret 2017
 Nama pasien : Tn. Ade Putra ( 30 tahun )
 Aturan pakai :
 Label : tidak boleh diulang tanpa resep dokter
TURUNAN RESEP
 Perlu / tidak : perlu
 Alasan : karena yand diambil biotiknya semua
dan racikannya yang diambil 6
KIE OBAT SEFADROKSIL (Martindale page 36, 218)
 Indikasi terhadap bakteri gram positif dan gram negatif
 Disampaikan kepada pasien bahwa obat sefadroksil termasuk obat
antibiotik, dimana yang pemakaiannya dianjurkan untuk dihabiskan sesuai
dengan resep dokter agar tidak terjadi resistensi.
 Tidak boleh diberikan kepada pasien yang hipersensitifitas terhadap
sefalosporin
 Efek samping obat yang dapat terjadi diare, kolitis (pada penggunaan dosis
tinggi), mual dan muntah, rasa tidak enak pada saluran cerna, sakit
kepala,reaksi alergi berupa ruam, pruritus, urtikaria, demam,
atalgia,anafilaksis, eritemia, multiforme, nekrolisis epidermal toksis.
 Efek samping dari Cefadroxil bisa menyebabkan gangguan pada GIT :
Diminum setelah makan.
 Aturan pakai : Diminum 2x sehari 1 capsul
 Berat badan > 40 kg/ dewasa 0.5 g – 1 g 2x sehari.
 Beri tahu pasien bahwa obat ini mungkin dapat menyebabkan alergi pada
kulit, bila terjadi hentikan pengobatan.
 Cara penyimpanan disimpan dalam wadah tertutup rapat pada suhu kamar
(15-30c).
 Sampakan kepada pasien untuk
 Istirahat yang cukup istirahat,
 Hindari stres,
 Melakukan olahraga secara teratur,
 Cuci tangan sesering mungkin dengan menggunakan sabun untuk
mencegah kuman.
 Hindari merokok dan asap rokok
 Gunakan masker
KIE OBAT GUAFENESIN
 Indikasi Sebagai mukolitik dan ekspektoran untuk
meredakan batuk berdahak dan mempermudah
pengeluaran dahak.
 Kontraindikas Hipersensitif terhadap Bromhexin HCl,
Guaifenesin
 Penyimpanan Simpan pada suhu kamar (25 - 30 derajat
Celsius).
 Aturan pakai
 Efek samping yang sering terjadi yakni mual muntah.
 Interaksi obat Pemberian bersamaan dengan antibiotika
(amoksisilin, sefuroksim, doksisiklin) akan meningkatkan
konsentrasi antibiotik.
KIE OBAT CODEIN
 Obat ini dapat menurunkan rasa sakit dan meredakan batuk.
 Untuk meredakan sakit, diminum empat kali sehari satu tablet.
 Codein memiliki efek samping seperti euphoria (perasaan senang &
bahagia), urtikaria, mual, muntah, konstipasi, pusing, sedasi,
inkoordinasi dan keringat. Sehingga beritahukan kepada pasien agar tidak
mengendarai kendaraan untuk sementara waktu.
 Informasikan kepada pasien untuk banyak meminum air untuk mengurangi
konstipasi.
 Informasikan kepada pasien untuk meminum obat disertai makanan jika
terjadi gangguan pada saluran pencernaan dan menghindari iritasi pada
saluran pencernaan.
 Jelaskan kepada pasien bahwa codein dapat membentuk ketergantungan
pada pasien jika digunakan dalam jangka panjang.
 Instruksikan kepada pasien untk tidak meminum codein disertai dengan
CNS depressan.
 Instruksikan kepada pasien untuk tidak meminum obat tanpa bantuan
tenaga kesehatan.
 Beritahukan kepada pasien untuk menyimpan obat di tempat yang kering,
tidak lembab dan jauh dari sinar matahari langsung.
Terimakasih....

More Related Content

What's hot

What's hot (20)

Stilah untuk suara nafas
Stilah untuk suara nafasStilah untuk suara nafas
Stilah untuk suara nafas
 
PENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBAT
PENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBATPENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBAT
PENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBAT
 
Antihistamin
AntihistaminAntihistamin
Antihistamin
 
Tuberkulosis ppt
Tuberkulosis pptTuberkulosis ppt
Tuberkulosis ppt
 
Askep diare
Askep diareAskep diare
Askep diare
 
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang pptCase Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
 
Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011
Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011
Buku Saku Lintas Diare, edisi-2011
 
91722104 case-dr-andi-fajar
91722104 case-dr-andi-fajar91722104 case-dr-andi-fajar
91722104 case-dr-andi-fajar
 
Nilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vitalNilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vital
 
Penyuluhan hipertensi dr.endang
Penyuluhan hipertensi dr.endangPenyuluhan hipertensi dr.endang
Penyuluhan hipertensi dr.endang
 
Tanda tanda infeksi
Tanda tanda infeksiTanda tanda infeksi
Tanda tanda infeksi
 
Isk
IskIsk
Isk
 
Pemeriksaan fisik thorax
Pemeriksaan fisik thoraxPemeriksaan fisik thorax
Pemeriksaan fisik thorax
 
Dermatitis
Dermatitis Dermatitis
Dermatitis
 
Muntah pada Anak
Muntah pada AnakMuntah pada Anak
Muntah pada Anak
 
Tuberculosis
Tuberculosis Tuberculosis
Tuberculosis
 
Resusitasi cairan
Resusitasi cairanResusitasi cairan
Resusitasi cairan
 
Ppt gastroenterintis
Ppt gastroenterintisPpt gastroenterintis
Ppt gastroenterintis
 
Patofisiologi hipertensi
Patofisiologi hipertensiPatofisiologi hipertensi
Patofisiologi hipertensi
 
Hipertensi
HipertensiHipertensi
Hipertensi
 

Similar to ISPA KEL2

Obat saluran pernafasan
Obat saluran pernafasan Obat saluran pernafasan
Obat saluran pernafasan Dedi Kun
 
,.,,.,.,.,.,.,.,.,.,.,.,Swamedikasi.pptx
,.,,.,.,.,.,.,.,.,.,.,.,Swamedikasi.pptx,.,,.,.,.,.,.,.,.,.,.,.,Swamedikasi.pptx
,.,,.,.,.,.,.,.,.,.,.,.,Swamedikasi.pptxfurqanridha
 
Pemakaian Antihistamin secara Rasional
Pemakaian Antihistamin secara RasionalPemakaian Antihistamin secara Rasional
Pemakaian Antihistamin secara Rasionalmataharitimoer MT
 
Program ispa di puskesmas
Program ispa di puskesmasProgram ispa di puskesmas
Program ispa di puskesmasJoni Iswanto
 
Farmakoterapi Pada Gangguan Kejiwaan (Acara Lampung - Indonesian Medical Cent...
Farmakoterapi Pada Gangguan Kejiwaan (Acara Lampung - Indonesian Medical Cent...Farmakoterapi Pada Gangguan Kejiwaan (Acara Lampung - Indonesian Medical Cent...
Farmakoterapi Pada Gangguan Kejiwaan (Acara Lampung - Indonesian Medical Cent...AlexFabrigaz Apt
 
F4_DEMAM TYFOID_Literatur 5.pptx
F4_DEMAM TYFOID_Literatur 5.pptxF4_DEMAM TYFOID_Literatur 5.pptx
F4_DEMAM TYFOID_Literatur 5.pptxJeniSelomita
 
Piridoksin pada wanita hamil dan menyusui
Piridoksin pada wanita hamil dan menyusuiPiridoksin pada wanita hamil dan menyusui
Piridoksin pada wanita hamil dan menyusuiElizabeth Pandiangan
 
Tugas erzita yuliana 1
Tugas erzita yuliana 1Tugas erzita yuliana 1
Tugas erzita yuliana 1EsterDame
 
Gangguan Pernafasan
Gangguan PernafasanGangguan Pernafasan
Gangguan PernafasanWinda48
 
Obat yang lazim digunakan.pptx
Obat yang lazim digunakan.pptxObat yang lazim digunakan.pptx
Obat yang lazim digunakan.pptxrahmansetiawan9
 

Similar to ISPA KEL2 (20)

Obat saluran pernafasan
Obat saluran pernafasan Obat saluran pernafasan
Obat saluran pernafasan
 
OBAT PADA BAYI DAN ANAK.pptx
OBAT PADA BAYI DAN ANAK.pptxOBAT PADA BAYI DAN ANAK.pptx
OBAT PADA BAYI DAN ANAK.pptx
 
Preskripsi alergi
Preskripsi  alergiPreskripsi  alergi
Preskripsi alergi
 
,.,,.,.,.,.,.,.,.,.,.,.,Swamedikasi.pptx
,.,,.,.,.,.,.,.,.,.,.,.,Swamedikasi.pptx,.,,.,.,.,.,.,.,.,.,.,.,Swamedikasi.pptx
,.,,.,.,.,.,.,.,.,.,.,.,Swamedikasi.pptx
 
Pemakaian Antihistamin secara Rasional
Pemakaian Antihistamin secara RasionalPemakaian Antihistamin secara Rasional
Pemakaian Antihistamin secara Rasional
 
Persentasi
PersentasiPersentasi
Persentasi
 
pertusis.pptx
pertusis.pptxpertusis.pptx
pertusis.pptx
 
Program ispa di puskesmas
Program ispa di puskesmasProgram ispa di puskesmas
Program ispa di puskesmas
 
Farmakoterapi Pada Gangguan Kejiwaan (Acara Lampung - Indonesian Medical Cent...
Farmakoterapi Pada Gangguan Kejiwaan (Acara Lampung - Indonesian Medical Cent...Farmakoterapi Pada Gangguan Kejiwaan (Acara Lampung - Indonesian Medical Cent...
Farmakoterapi Pada Gangguan Kejiwaan (Acara Lampung - Indonesian Medical Cent...
 
F4_DEMAM TYFOID_Literatur 5.pptx
F4_DEMAM TYFOID_Literatur 5.pptxF4_DEMAM TYFOID_Literatur 5.pptx
F4_DEMAM TYFOID_Literatur 5.pptx
 
Piridoksin pada wanita hamil dan menyusui
Piridoksin pada wanita hamil dan menyusuiPiridoksin pada wanita hamil dan menyusui
Piridoksin pada wanita hamil dan menyusui
 
obat ISPA.ppt
obat ISPA.pptobat ISPA.ppt
obat ISPA.ppt
 
Tugas erzita yuliana 1
Tugas erzita yuliana 1Tugas erzita yuliana 1
Tugas erzita yuliana 1
 
2 swamedikasi sal pernafasan
2 swamedikasi sal pernafasan2 swamedikasi sal pernafasan
2 swamedikasi sal pernafasan
 
Farmakologi Anti tusiv akper pemkot tegal
Farmakologi Anti tusiv akper pemkot tegalFarmakologi Anti tusiv akper pemkot tegal
Farmakologi Anti tusiv akper pemkot tegal
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
Gangguan Pernafasan
Gangguan PernafasanGangguan Pernafasan
Gangguan Pernafasan
 
Leaflet ispa
Leaflet ispaLeaflet ispa
Leaflet ispa
 
Obat yang lazim digunakan.pptx
Obat yang lazim digunakan.pptxObat yang lazim digunakan.pptx
Obat yang lazim digunakan.pptx
 
Tugas ninir
Tugas ninirTugas ninir
Tugas ninir
 

More from university of muhammadiyah malang (12)

Kelompok 06 home visit UMM
Kelompok 06 home visit  UMMKelompok 06 home visit  UMM
Kelompok 06 home visit UMM
 
Komunikasi interprofesional (IPE)
Komunikasi interprofesional (IPE) Komunikasi interprofesional (IPE)
Komunikasi interprofesional (IPE)
 
ipe pancaindra skenario 1
ipe pancaindra skenario 1ipe pancaindra skenario 1
ipe pancaindra skenario 1
 
IPE pancaindra dvt (Deep Vein Thrombosis) / skenario 2
IPE pancaindra dvt (Deep Vein Thrombosis) / skenario 2IPE pancaindra dvt (Deep Vein Thrombosis) / skenario 2
IPE pancaindra dvt (Deep Vein Thrombosis) / skenario 2
 
IPE Pancaindra otalgia (skenario 3)
IPE Pancaindra otalgia (skenario 3)IPE Pancaindra otalgia (skenario 3)
IPE Pancaindra otalgia (skenario 3)
 
latihan soal farter 2 umm
latihan soal farter 2 ummlatihan soal farter 2 umm
latihan soal farter 2 umm
 
latihan soal uas farmasi klinik UMM
latihan soal uas farmasi klinik UMM latihan soal uas farmasi klinik UMM
latihan soal uas farmasi klinik UMM
 
preskripsi gastritis
preskripsi gastritis preskripsi gastritis
preskripsi gastritis
 
KIMOR 2 : asam karboksilat
KIMOR 2 : asam karboksilatKIMOR 2 : asam karboksilat
KIMOR 2 : asam karboksilat
 
Fenomena antarmuka
Fenomena antarmuka Fenomena antarmuka
Fenomena antarmuka
 
kimia Farmasi Analisis Spektroskopi
kimia Farmasi Analisis Spektroskopikimia Farmasi Analisis Spektroskopi
kimia Farmasi Analisis Spektroskopi
 
kimia Farmasi Analisis spektro UV Vis
kimia Farmasi Analisis spektro UV Viskimia Farmasi Analisis spektro UV Vis
kimia Farmasi Analisis spektro UV Vis
 

Recently uploaded

Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 

Recently uploaded (20)

Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 

ISPA KEL2

  • 1. KELOMPOK 2 Asfiyah 201310410311067 Amalia Rachmayanti 201310410311071 Abdul Mahmud Yumasik 201310410311138 Lucyana Cinta Dewi 201310410311139 Farihatus Sholihatin Z 201410410311030 Iin Sasmita 201410410311036 Sahrini Putri 201410410311174 Rikafebriani 201410410311221 Mahmudah Eka Ariyanti 201410410311252 Anggie Dwie Wahyuni 201410410311253
  • 2. ISPA?  Menurut Depkes (2004) infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan istilah yang diadaptasi dari istilah bahasa inggris Acute Respiratory Infections (ARI).  Berdasarkan pengertian diatas, maka ISPA adalah infeksi saluran pernafasan yang berlangsung selama 14 hari. Saluran nafas yang dimaksud adalah organ mulai dari hidung sampai alveoli paru beserta organ adneksanya seperti sinus, ruang telinga tengah, dan pleura (Habeahan, 2009).
  • 3. ETIOLOGI  Penyakit ISPA merupakan suatu penyakit infeksi saluran pernafasan akut yang mengandung tiga unsur yaitu infeksi, saluran pernafasan dan infeksi akut ( Depkes RI 2007).  Penyakit ISPA adalah beberapa golongan besar kuman yang jumlahnya dari 300 virus dan bakteri. Virus penyebab ISPA antara lain golongan miksovirus ( termasuk didalamnya virus influenza dan campak ) adenovirus, koronavirus, mikoplasma, herpesvirus dan lain-lain).
  • 4. Patofisiologi ISPA ISPA Terjadinya infeksi antara bakteri dan flora normal di saluran nafas. Infeksi oleh bakteri, virus dan jamur dapat merubah pola kolonisasi bakteri. Timbul mekanisme pertahanan pada jalan nafas seperti filtrasi udara inspirasi di rongga hidung, refleksi batuk, refleksi epiglotis, pembersihan mukosilier dan fagositosis. Karena menurunnya daya tahan tubuh penderita maka bakteri pathogen dapat melewati mekanisme sistem pertahanan tersebut akibatnya terjadi invasi di daerahdaerah saluran pernafasan atas maupun bawah (Fuad, 2008).
  • 6.  Program Pemberantasan Penyakit (P2) ISPA membagi penyakit ISPA dalam 2 golongan : ISPA Pneumona Pneumonia Berat Pneumonia tidak berat Bukan Pneumonia Batuk pilek, rinitis, faringitis, tosilitis
  • 8. Gejala ISPA ringan  Batuk  Serak (bersuara parau pada waktu mengeluarkan suara)  Pilek (mengeluarkan lendir atau ingus dari hidung)  Panas atau deman, suhu badan lebih dari 370C
  • 9. Gejala ISPA sedang  Pernapasan lebih dari 50 kali/menit pada anak umur kurang dari satu tahun atau lebih dari 40 kali/menit pada anak satu tahun atau lebih  Suhu lebih dari 390C  Tenggorokan berwarna merah  Timbul bercak-bercak pada kulit menyerupai bercak campak  Telinga sakit atau mengeluarkan nanah dari lubang telinga  Pernapasan berbunyi seperti mendengkur  Pernapasan berbunyi seperti mencuit-cuit
  • 10. Gejala ISPA berat  Bibir atau kulit membiru  Lubang hidup kembang kempis pada waktu bernapas  Pernapasan berbunyi mengorok dan tampak gelisah  Pernapasan menciut  Sela iga tertarik ke dalam pada waktu bernapas  Nadi cepat lebih dari 60 kali/menit atau tidak teraba  Tenggorokan berwarna merah
  • 11. TERAPI NON FARMAKOLOGI 1. Kompres Air Hangat 2. Hindari Polusi Udara 3. istirahat yang cukup 4. Pastikan Memperbanyak Minum
  • 17. Informasi Obat Codein Komposisi Indikasi Bantuan nyeri ringan sampai sedang; batuk penindasan. (A to Z drug facts ) Analgesik ringan sampai sedang, penekan batuk (antitusive) (A to Z drug 2008). Dosis ANALGESIK DEWASA: IN / lambat IV / PO / SC 15-60 mg q 4-6 jam (maksimum 360 mg / hari). ANAK-ANAK (³ 1 YR): IM / PO / SC 0,5 mg / kg q 4-6 jam. ANTITUSIF DEWASA PO 10-20 mg q 4-6 jam (maksimum 120 mg / hari). ANAK (6-12 YR): PO 5-10 mg q 4-6 jam (maksimum 60 mg / hari). ANAK (2-6 YR): PO 2,5-5 mg q 4-6 jam (maksimum 30 mg / hari). (A to Z drug fact) Kontra Indikasi Hipersensitivitas terhadap opiat; obstruksi jalan napas atas; kompromi pernapasan; asma akut; diare yang disebabkan oleh keracunan atau racun. ( A to Z drug facts) Hipersensitivitas terhadap opiat, obstruksi jalan napas atas, kompromi pernapasan, asma akut, diare yang disebabkan oleh keracunan atau racun ( A to Z drug 2008). Efek Samping CV : Hipotensi; hipotensi ortostatik; bradikardia; takikardia; syok. SSP: ringan; pusing; sedasi; disorientasi; ketiadaan koordinasi; euforia; igauan. Derm: Berkeringat; pruritus; urtikaria. PERGI: Meiosis. GI: Mual; muntah; sembelit; sakit perut; anoreksia; empedu saluran kejang. GU: Retensi urin atau keraguan. RESP: Laringospasme; depresi refleks batuk; depresi pernafasan. LAIN: Toleransi; ketergantungan psikologis dan fisik dengan penggunaan kronis. ( A to Z drug facts) Sedatif ( A to Z drug facts)
  • 18. Interaksi obat SSP depresan, (misalnya, obat penenang, obat penenang dan alkohol): Penyebab aditif depresi SSP. Perhatian Kehamilan: Kategori C. Terapi dosis kodein telah meningkatkan durasi kerja. Laktasi: diekskresikan dalam ASI. Anak-anak: Jangan memberikan IV untuk anak-anak <12 tahun. Anak-anak lebih sensitif terhadap efek obat. pasien usia lanjut: Lebih sensitif terhadap efek obat. pasien risiko khusus: Gunakan dengan hati-hati pada pasien dengan myxedema, alkoholisme akut, riwayat potensi penyalahgunaan obat, kondisi perut akut, ulcerative colitis, penurunan cadangan pernapasan, cedera kepala atau peningkatan tekanan intrakranial, hipoksia, takikardia supraventricular, habis volume darah, shock peredaran darah , masalah hipotiroidisme, dan kemih / usus eliminasi. Ketergantungan: Codeine memiliki potensi penyalahgunaan. gangguan ginjal atau hati: Durasi kerja dapat diperpanjang; mungkin perlu untuk mengurangi dosis. ( A to Z drug fact )
  • 19. DEXTROMETHORPHAN Informasi Obat : Dextrometorfan Hbr 15 mg /tablet dan 10 mg /sirup Indikasi : Meringankan batuk tidak berdahak atau yang menimbulkan rasa sakit Managemen batuk nonproduktif ( A to Z drug fact Dosis : Tablet dws dan anak >12 thn [sehari 3 x 1tablet] Anak 6-12 th sehari 3x 1/2-1 sendok teh Kontraindikasi : Bayi baru lahir, ibu menyusui, hipertiroidisme, hipersensitif, glau koma, asma bronkial, kegagalan pernafasan, hipertensi, penyakit koroner Kontraindikasi : MAO Inhibitor ( contohnya : isocarboxazid), Dextromethorphan de ngan MAO Inhibitor, pernah dilaporkan dapat menyebabkan mual, koma, hipotensi hipe rpireksia) (A to Z drug fact).
  • 20.  Efek Samping : Rasa kantuk, mual, pusing, konstipasi, pada dosis tinggi d apat terjadi kegagalan pernafasan. Ringan dan terbatas pada rasa mengantuk, termang u-mangu, pusing, nyeri kepala dan gangguan lambung ser ta usus Obatt-Obat Penting Hal-663 Perhatian : Tidak dianjurkan untuk batuk berdahak, pertusis dan asma br onkial : Tidak dianjurkan untuk anak dibawah 2 th kecuali atas perha tian dokter : Hati hati pada penderita gangguan fungsi hati, sedasi, debil d an hipoksik Interaksi Obat : dengan MAO inhibitor pernah dilaoprkan dapat menyebab kan nausea, koma, hipotensi dan hiperpireksia Penyimpanan : Simpan ditempat sejuk dan kering, terlindung dari cahaya
  • 21. Komposisi Guaiafenesin 50mg/ml (Syrup Woods peppermint Child) (ISO Indonesia Vol 47) Dosis dan Aturan Pakai >12 tahun:200-400 mg sebagai persiapan konvensional setiap 4 jam, tidak melebihi 2,4 g sehari atau 600mg atau 1,2 g setiap 6 jam tablet extended- release. Tidak boleh lebih dr 2,4 gram sehari. 6-12tahun: 100-200mg konvensional setiap 4 jam, tidak melebihi 1,2 g sehari konvensional setiap 4 jam, tidak melebihi 1,2 g sehari. 2-6 tahun: 50-100 mg sebagai persiapan konvensional setiap 4 jam, tidak melebihi 600 mg setiap hari. Atau, anak 2-6 tahun dapat menerima 300 mg sebagai persiapan extended-release yang sesuai setiap 12 jam, tidak melebihi 600 mg setiap hari. (Drug Information Handbook 17 Ed, Martindale 36th Ed) Indikasi Guaifenesin digunakan sebagai ekspektoran dalam pengelolaan gejala batuk yang berhubungan dengan flu biasa, bronchitis, radang tenggorokan, faringitis, pertusis, influenza, dan campak, dan batuk diprovokasi oleh sinusitis paranasal kronis (Drug Information Handbook Edisi 17)
  • 22. Kontraindikasi Efek depresan CNS, Ibu hamil (Faktor C), Ibu menyusui, Hipotensi, Hipersensitivitas terhadap Guafesine, Kodein,, dll. penderita asma (Drug Information Handbook Ed 17, Martindale 36th Ed, A to Z 2008) Efek samping Efek sedasi berlebihan (Drug Informtion Handbook 17th Edition)
  • 23. sefadroksil indikasi pengobatan faringitis dan tonsilitis akibat strain rentan mikroorganisme tertentu (A to Z drug fact) Pengobatan untuk infeksi yang rentan bakteri , termasuk yang disebabkan oleh grup A Streptococcus beta – hemolitik (DIH 17th Ed) Kontraindikasi Hypersensitifitas terhadap sefalosporin ( A to Z drug fact)
  • 24. Efek samping cefadroxil Monitoring untuk pasien GI, GERM, dan efek samping terhadap tubuh bagian general, dan tanda superinfeksi, kadang-kadang diare A to Z drug Facts, page 247
  • 25. Obat Dosis Pustaka Cefadroxil Dewasa : PO 1-2 g/ hari sebagai single dose Anak” : PO 30mg/kg/hari sbg single dose A to Z drug fact Codein Dewasa : PO 10-20mg tiap 4-6 jam (max 120 / hari) Anak “ (6-12 th) PO 5-10 mg tiap 4-6 jam (max 60 mg/hari. Anak” (2-6 th) PO 2.5-5 mg tiap 4-6 jam (max 30 mg /hari) A to Z drug fact guaifenesin Dewasa dan anak” (12 th) : PO 200-400 mg q 4 jam (max2.4 g / hari) Anak” (6-12 th) PO 100-200mg q 4 jam (max1.2 g/hari). (2-6 th) : PO 50-100 mg q 4 jam (max600mg/hari) A to Z drug fact DMP Dws : 10-20 mg tiap 4 jam atau 30 mg tiap 6-8 jam (max 120 mg/hari) Ank” : 1 mg /kg/hari dlm 3-4 dosis IONI hal 125
  • 27. Cefadroxil Menghambat sintesis dinding sel bakteri dengan berikatan dengan satu atau lebih ikatan protein - penisilin (penicillin- binding proteins-PBPs) yang selanjutnya akan menghambat tahap transpeptidasi sintesis peptidoglikan dinding sel bakteri sehingga menghambat biosintesis dinding sel. Bakteri akan mengalami lisis karena aktivitas enzim autolitik (autolisin dan murein hidrolase) saat dinding sel bakteri terhambat. (drug information handbook)
  • 28. Farmakokinetik Diabsorbsi dari usus bervariasi secara luas setelah pemberian dosis 500 mg per oral kadar dalma serum adalah 15 -20 mikrog/ml. konsentrasi dalam urin biasa yang sangat tinggi, tetpi banyak kadar jaringan yang bervariasi dan biasanya lebih rendah daripada dalam serum. Cefadroxil dengan dosi 0.5 – 1 gram 2 kali sehari. Ekskresi terutama melalui filtrasi glomerulus dan sekresi tubular ke dalam urin. Obat penghambat tubulus sekretori misalnya probenesid dapat meningkatkan kadar dalam serum dengan banyak sekali. Pada pasien dengan kelainan fungsi ginjal, dosis harus dikurangi untuk bersihan kreatinin 20-50 ml/ menit diberikan setelah dosis untuk bersihan kreatinin kurang dari 20 ml/ menit diberikan ¼ dosisnya. ( katzung 714) Farmakodinamik Menghambat sintesis dinding sel bakteri dengan menghambat transpeptidasi peptidoglikan dan mengaktifkan enzim autolitik dalam dinding sel yang menyebabkan ruda paksa sehingga bakteri mati. (Katzung hal 714) Farmakodinamik Menghambat sintesis dinding sel bakteri dengan menghambat transpeptidasi peptidoglikan dan mengaktifkan enzim autolitik dalam dinding sel yang menyebabkan ruda paksa sehingga bakteri mati. (Katzung hal 714)
  • 29. Codeine Mekanisme kerja Kodein merangsang reseptor susunan saraf pusat (SSP) yang dapat menyebabkan depresi pernafasan, vasodilatasi perifer, inhibisi gerak perilistatik usus, stimulasi kremoreseptor dan penekanan reflek batuk. Merangsang reseptor opiat di SSP; juga menyebabkan depresi pernafasan, vasodilatasi perifer, penghambatan peristaltik usus, stimulasi kemoreseptor yang menyebabkan muntah, peningkatan nada kandung kemih dan penindasan refleks batuk. (A to Z) Farmakokinetik Codeine dan garamnya diabsorbsi dari saluran pencernaan. Penyerapan codein fosfat dari rectum telah dilaporkan. Konsentrasi puncak plasma codein dihasilkan setelah 1 jam. Codein dimetabolisme oleh O dan N- demethylation pada hati menjadi morfin , norcodein, dan metabolisme lainnya termasuk normorphine dan hydrocodone. Metabolisme menjadi morfin dimediator oleh CYP 450 isoenzim CYP 2D6. Codein dan metabolitny hampir seluruhny dikeluarkan oleh ginjal, utamanya sebagai konjugasi dengan asam glucoronic. T 1/2 antara 3 sampai 4 jam setelah pemakaian oral atau intramuscular. Codein melewati plasenta dan didistribusikan melalui ASI. Farmakodinamik MK : menstimulasi reseptor opiate pada CNS sehingga menyebabkan penghambatan jalur nyeri, mengubah tangkapan dan respon nyeri, menyebabkan penahanan batuk dengan pusat aksi langsung pada medulla, memproduksi CNS depression umum.
  • 30. Dextromertophan Menekan batuk dengan tindakan pusat di pusat batuk di medula (a to z) hidrobromida dekstrometorfan adalah penekan batuk digunakan untuk menghilangkan batuk non- produktif; memiliki tindakan pusat di pusat batuk di medula. ini juga antagonis N-metil-D-aspartat (NMDA) reseptor. Meskipun secara struktural terkait dengan morfin, dextromethorphan tidak memiliki sifat analgesik klasik (Tapi lihat Nyeri di bawah) dan aktivitas obat penenang sedikit (martindale 36th) Farmakokinetik Diserap dari saluran pencernaan. Di metabolism dalam hati dan diekskresikan lewat urin dalam bentuk dextrometorphan yang tidak berubah dan metabolit demethylated termasuk dextrorphan, yang juga mempunyai aktivitas suppresan batuk. Onset of action antitusive 15-30 menit Durasi 6 jam. Farmakodinamik DMP adalah suppressant yang digunakan untuk mengurangi batuk yang nonproductive. Mempunyai aksi pusat pada pusat batuk di medulla. Ini juga termasuk antagonis dari N- methyl-D- aspartate (NMDA) reseptor. Meskipun secara sturuktur mirip dengan morphin, DMP tidak mempunyai properties analgesic dan sedikit aktivitas sedative.
  • 31. Guaifenesin Dapat meningkatkan produksi cairan saluran pernapasan dengan mengurangi kelengketan dan tegangan permukaan, sehingga memfasilitasi penghapusan lendir kental dan membuat batuk produktif lebih produktif dan kurang sering. Khasiat tidak terdokumentasi dengan baik. (a to z) Guaifenesin dilaporkan untuk meningkatkan volume dan mengurangi viskositas sputum ulet dan digunakan sebagai ekspektoran untuk batuk produktif. (martindale 36)
  • 32. Mekanisme kerja Mekanisme ActionInhibits :  bakteri sintesis dinding sel dengan cara mengikat satu atau lebih dari penisilin mengikat protein (PBP)  Kemudian menghambat transpeptidasi langkah terakhir dari sintesis peptidoglikan di dinding sel bakteri, sehingga menghambat biosintesis dinding sel.  Bakteri akhirnya melisiskan akibat aktivitas yang sedang berlangsung enzim autolytic dinding sel (autolysins and murein hydrolases) sementara perakitan dinding sel ditangkap. (Drug information handbook 17th Edition). Amoxicillin
  • 33. farmakokinetik  Absorpsi sebagian besar penisilin oral (kecuali amoksisilin) terganggu oleh makanan sehingga obat tersebut harus diberikan setidaknya 1-2 jam sebelum atau sesudah makan.  Dikloksasilin, ampisilin, dan amoksisilin relatif stabil terhadap asam dan diabsopsi dengan baik, menghasilkan konsentrasinya dalam serum sekitar 4-8 mcg/mL pada dosis oral 500 mg.  Konsentrasi dalam serum dalam 30 menit paska injeksi intravena 1 gram penisilin (setara dengan sekitar 1,6 juta unit penisilin G) adalah 20-50 mcg/mL. (Farmakologi dasar & klinik, Betram G. Katzung) Amoxicillin
  • 34. Mekanisme kerja Mekanisme ActionInhibits : Dengan sintesis prostaglandin dalam sistem saraf pusat dan perifer blok nyeri generasi impuls; menghasilkan antipyresis dari penghambatan hipotalamus pusat panas-mengatur (Drug information handbook 17th Edition). Paracetamol
  • 35. Farmakokinetik  Paracetamol mudah diserap pada GI tract dengan konsentrasi puncak plasma terjadi sekitar 10 sampai 60 menit setelah diminum (oral dose).  Paracetamol didistribusikan paling banyak di jaringan tubuh melewati plasenta dan ada dalam ASI.  Protein plasma yang mengikat pada dosis terapi diabaikan tetapi akan meningkat jika konsentrasi juga meningkat.  Waktu paruh eliminasi dari paracetamol bervariasi sekitar 1 sampai 3 jam.  Paracetamol dimetabolisme terutama di hati dan di ekskresikan dalam urin terutama sebagai glukoronida dan konjugat sulfat. Kurang dari 5% diekskresikan tidak berubah sebagai paracetamol. Paracetamol
  • 36. Mekanisme kerja Meningkatkan ambilan oleh interaksi reseptor GABA untuk memfasilitasi dari fungsi channel klorida, dengan cara memblok aktivitas tegangan tinggi dari kalsium channel, dan dengan cara memblok amino-3-hydroxy-5- methylisoxazole-4-propionic (AMPA) dan reseptor kainite. (Pharmacotherapy: A Pathophysiologic Approach, 8e > Section 6. Neurologic Disorders > Chapter 65. Epilepsy >) phenobarbital
  • 37. Farmakokinetik  Fenobarbital memiliki absorbsi saluran cerna dan metabolisme yang berjalan lambat, menjadi p- hidrosilenobarbital, akibatnya 30% dosis dikeluarkan lewat urin.  Ekskresi dipengaruhi oleh pH urin, yaitu pH basa. Keadaan basa dapat meningkatkan presentasi ionisasi fenobarbital.  Sukar larut dalam lemak sehingga tidak diabsorpsi pada tubulus dan mengakibatkan peningkatan ekskresi fenobarbital.  Kelarutan lemak sangat rendah dibandingkan dengan sekobarbital atau tiopental. phenobarbital
  • 38. Mekanisme kerja Guaifenesin (Glyceryl Guaiacolate): Memperbanyak produksi dahak (yang encer) dan dengan demikan mengurangi kekentalannya, sehingga mempermudah pengeluarannya dengan batuk. Mekanisme kerjanya adalah Merangsang reseptor- reseptor di mukosa lambung yang kemudian meningkatkan kegiatan kelenjar-sekresi dari saluran lambung-usus & sebagai refleks memperbanyak sekresi dari kelenjar yang berada disaluran napas (Tjay, 2007) (sumber: Obat-Obat Penting Ed. VI hal 660) GG
  • 39. Farmakokinetika & Farmakodinamika  Absorbsi : Diserap baik dalam GIT.  Waktu Paruh : ~1 jam;  Ekskresi : Urine (as unchanged drug and metabolites) (sumber : Drug Information Handbook Ed. 17th) GG
  • 40. Analisis kesesuaian dosis Nama obat Dosis dalam resep Dosis literatur Kesesuaian Amoxicillin 125/5 ml 500 mg tiap 8 jam sesuai paracetamol 250 mg Dewasa : 250 – 500 mg tiap 4 – 6 jam sesuai phenobarbital 30 mg 30 – 120 mg/hari dibagi tiap 8 jam sesuai GG 200 mg 200 mg – 400 mg setiap 4 jam sesuai
  • 41. DRP NO. Jenis DRP DRPs yang ditemukan Penyelesa ian 1. Interaksi Obat - - 2. Penyakit yang tidak diterapi - - 3. Pemberian obat tanpa indikasi GG merupakan ekspektoran sedangkan pasien menderita batuk tidak berdahak. Jika GG tetap diberikan maka akan meningkatkan efektivitas terapi dari Codein dan DMP Konfirmasi dokter untuk mengeliminasi GG 4. Pemilihan obat yang tidak tepat - - 5. Over dosis - - 6. Under dosis Dosis GG tidak masuk kedalam rentang dosis literatur untuk orang dewasa Konfirmasi dokter agar dosis ditingkatkan sesuai rentang dosis dalam literatur 7. Reaksi obatyang tidak diiinginkan Codei menyebabkan konstipasi Minum air putih lebih banyak 8. Reaksi obatyang tidak diiinginkan - -
  • 42. MENERIMA & MENGINTERPRETASIKAN RESEP  Tanggal penulisan resep : 2 maret 2017  Sediaan yang diminta : kapsul  sefadroksil sejumlah : ( 10 tablet )  guafenesin sejumlah : ( 6 tablet )  Codein sejumlah : ( 3 tablet )  Data penulisan copy resep : 3 maret 2017  Aturan pakai :  sefadroksil : 2 x 1 hari  guafenesin : 3 x 1 hari  Codein : 3 x 1 hari  Tanda tangan penulis resep/ copy resep :  Catatan lain :
  • 43. PASIEN ASSESMENT  Alamat pasien? Jln. Bandung  Keluhan apa yang diderita? Batuk berdahak  Apa yang dilakukan untuk mengatasi keluhan sebelum ke dokter? Tidak ada  Informasi apa yang diberikan oleh dokter? Bertanya kepada apoteker.  Riwayat alergi? Tidak alergi  Riwayat penyakit? Sakit gigi  Riwayat pengobatan? Tidak ada
  • 44.  Nama: Tn. Ade Putra Umur: 30 tahun Tanggal pergi kedokter: 02 Maret 2017 Alamat dan Nomor Telepon: jln. Raya jetis/085777 Keluhan pasien: batuk tidak berdahak dan pilek Informasi dari dokter: - Pola hidup: makan teratur Riwayat sebelum sakit: makanan teratur Penyakit lain yang diderita:- Obat yang sedang dipakai saat ini: - Alergi yang diderita: -
  • 45. MENERIMA DAN MENGINTERPRETASIKAN PASIEN Tanggal penulisan resep/copyresep 03 Maret 2017 Sediaan yang diminta Kedunya yang diminta berupa kapsul Data penulisan resep/copyresep Aturan pakai Resep pertama  dua kali sehari 1 kapsul Resep kedua  tiga kali sehari satu kapsul Tanggal pembuatan Resep/Copyresep 03 Maret 2017 Catatan lain Data pasien Ade Putra (30 tahun)
  • 46. ANALISIS ASPEK LEGAL Validitas Pasien Nama pasien Tn. Ade Putra Umur/BB 30 tahun Alamat Jl. Sigura-gura No. 2 TELP 8344 Validitas Prescribe Nama Dokter Alamat Praktek SIP TELP Paraf Tanggal penulisan resep 03 Maret 2017 Kesesuaian
  • 47. ETIKET DAN LABEL Untuk Sefadroksil  Etiket putih, No. Resep : , tanggal : 3 maret 2017  Nama pasien : Tn. Ade Putra  Aturan pakai : tiga kali sehari  Label : tidak boleh diulang tanpa resep dokter Untuk Guafenesin  Etiket putih, No. Resep : , tanggal : 3 maret 2017  Nama pasien : Tn. Ade Putra ( 30 Tahun )  Aturan pakai :  Label : tidak boleh diulang tanpa resep dokter
  • 48. ANALISIS ASPEK LEGAL  Validitas prescriber : valid  Validitas pasien : valid
  • 49. Untuk Codein  Etiket putih, No. Resep : ... , tanggal : 3 Maret 2017  Nama pasien : Tn. Ade Putra ( 30 tahun )  Aturan pakai :  Label : tidak boleh diulang tanpa resep dokter
  • 50. TURUNAN RESEP  Perlu / tidak : perlu  Alasan : karena yand diambil biotiknya semua dan racikannya yang diambil 6
  • 51. KIE OBAT SEFADROKSIL (Martindale page 36, 218)  Indikasi terhadap bakteri gram positif dan gram negatif  Disampaikan kepada pasien bahwa obat sefadroksil termasuk obat antibiotik, dimana yang pemakaiannya dianjurkan untuk dihabiskan sesuai dengan resep dokter agar tidak terjadi resistensi.  Tidak boleh diberikan kepada pasien yang hipersensitifitas terhadap sefalosporin  Efek samping obat yang dapat terjadi diare, kolitis (pada penggunaan dosis tinggi), mual dan muntah, rasa tidak enak pada saluran cerna, sakit kepala,reaksi alergi berupa ruam, pruritus, urtikaria, demam, atalgia,anafilaksis, eritemia, multiforme, nekrolisis epidermal toksis.  Efek samping dari Cefadroxil bisa menyebabkan gangguan pada GIT : Diminum setelah makan.  Aturan pakai : Diminum 2x sehari 1 capsul  Berat badan > 40 kg/ dewasa 0.5 g – 1 g 2x sehari.  Beri tahu pasien bahwa obat ini mungkin dapat menyebabkan alergi pada kulit, bila terjadi hentikan pengobatan.  Cara penyimpanan disimpan dalam wadah tertutup rapat pada suhu kamar (15-30c).
  • 52.  Sampakan kepada pasien untuk  Istirahat yang cukup istirahat,  Hindari stres,  Melakukan olahraga secara teratur,  Cuci tangan sesering mungkin dengan menggunakan sabun untuk mencegah kuman.  Hindari merokok dan asap rokok  Gunakan masker
  • 53. KIE OBAT GUAFENESIN  Indikasi Sebagai mukolitik dan ekspektoran untuk meredakan batuk berdahak dan mempermudah pengeluaran dahak.  Kontraindikas Hipersensitif terhadap Bromhexin HCl, Guaifenesin  Penyimpanan Simpan pada suhu kamar (25 - 30 derajat Celsius).  Aturan pakai  Efek samping yang sering terjadi yakni mual muntah.  Interaksi obat Pemberian bersamaan dengan antibiotika (amoksisilin, sefuroksim, doksisiklin) akan meningkatkan konsentrasi antibiotik.
  • 54. KIE OBAT CODEIN  Obat ini dapat menurunkan rasa sakit dan meredakan batuk.  Untuk meredakan sakit, diminum empat kali sehari satu tablet.  Codein memiliki efek samping seperti euphoria (perasaan senang & bahagia), urtikaria, mual, muntah, konstipasi, pusing, sedasi, inkoordinasi dan keringat. Sehingga beritahukan kepada pasien agar tidak mengendarai kendaraan untuk sementara waktu.  Informasikan kepada pasien untuk banyak meminum air untuk mengurangi konstipasi.  Informasikan kepada pasien untuk meminum obat disertai makanan jika terjadi gangguan pada saluran pencernaan dan menghindari iritasi pada saluran pencernaan.  Jelaskan kepada pasien bahwa codein dapat membentuk ketergantungan pada pasien jika digunakan dalam jangka panjang.  Instruksikan kepada pasien untk tidak meminum codein disertai dengan CNS depressan.  Instruksikan kepada pasien untuk tidak meminum obat tanpa bantuan tenaga kesehatan.  Beritahukan kepada pasien untuk menyimpan obat di tempat yang kering, tidak lembab dan jauh dari sinar matahari langsung.